• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kedaulatan Teritorial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kedaulatan Teritorial"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

KEDAULATAN TERITORIAL

Cession (Cessi)

Pengalihan wilayah secara damai dari suatu negara ke negara lain

Biasanya berlangsung dalam rangka suatu perjanjian setelah usai

perang

Contoh:

 Treaty of Nanking (1842), Inggris – Cina: penyerahan Hongkong

sebagai koloni Inggris

 Treaty of Utrecht (1713), Inggris – Spanyol: penyerahan Gibraltar

kepada Inggris

Annexation (Aneksasi)/ Conquest/ Subjugation

Merupakan bentuk pemilikan suatu wilayah berdasarkan

kekerasan (penaklukan)

Larangan penggunaan kekerasan

 Briand-Kellogg Pact  Piagam PBB 1945

Dewasa ini penggunaan kekerasan hanya boleh dilakukan untuk

(2)

2

KEDAULATAN TERITORIAL

Accretion (Akresi)

 Cara perolehan suatu wilayah baru melalui proses alam (geografis)

 Misalnya: pembentukan pulau di mulut sungai, avulsion (akibat dari letusan

vulkanik)

 Contoh: Iwo Jima 

Plebicite (Plebisit)

 Pengalihan suatu wilayah melalui pilihan penduduknya  Dilaksanakan lewat pemilihan umum/ referendum

 Merupakan pencerminan dari prinsip self-determination (the East Timor

Case, Portugal v. Australia, 1995)

Kedaulatan negara atas wilayah darat

Mencakup segala kekayaan yang berada di bawah/ di atas tanah

tersebut

Termasuk di dalamnya:

(3)

3

KEDAULATAN TERITORIAL

Kedaulatan Negara atas Wilayah Laut

Sejarah perkembangan hukum laut internasional

Runtuhnya Kerajaan Romawi

Mare Liberum (Grotius) v. Mare Clausum (Selden)

Pendapat Pontanus

Konferensi Kodifikasi Den Haag, 1930

 Laut Teritorial  Hak lintas damai

 Jurisdiksi negara pantai di laut teritorial  Pengejaran seketika (hot pursuit)

Konferensi Hukum Laut I

menghasilkan 4 Konvensi Jenewa 1958

 Konvensi tentang Laut Teritorial dan Jalur Tambahan; Konvensi tentang

Laut Lepas; Konvensi tentang Landas Kontinen; Konvensi tentang Perikanan dan Perlindungan Sumber Kekayaan Hayati di Laut Lepas

(4)

4

KEDAULATAN TERITORIAL

Konferensi Hukum Laut III

Diwarnai oleh Perubahan peta bumi politik, kemajuan

teknologi, dan ketergantungan terhadap sumber daya alam

Konsep dasar laut dalam sebagai “common heritage of

mankind” (Dr. Avid Pardo)

Lahirnya Declaration of Principles, 1970

Menghasilkan Konvensi Hukum Laut (UN Convention on the

Law of the Sea) 1982

Menyangkut pengaturan di berbagai zona maritim, termasuk:

 Perairan Pedalaman  Laut Teritorial

 Selat

 Jalur Tambahan  Landas Kontinen

 Zona Ekonomi Eksklusif  Laut Lepas

(5)

5

KEDAULATAN TERITORIAL

Kedaulatan Negara atas Wilayah Udara

“Cujus est solum, ejus est usque ad coelum”

Konvensi Paris 1919:

“The High Contracting States recognize that every Power

has complete and exclusive sovereignty over the air space

above its territory … and the territorial waters adjacent

thereto.”

Konvensi Chicago 1944 (Convention on International

Civil Aviation)

Jurisdiksi eksklusif dan wewenang negara atas ruang udara

di atas wilayahnya

Five freedoms of the air

(6)

6

KEDAULATAN TERITORIAL

Five freedoms of the air meliputi:

Terbang melintasi wilayah negara asing tanpa mendarat (fly

across foreign territory without landing)

Mendarat untuk tujuan-tujuan komersial (land for non-traffic

purposes)

Menurunkan penumpang di wilayah negara asing yang

berasal dari negara asal pesawat udara (disembark in a

foreign country traffic originating in the state of the origin of

the aircraft)

Mengangkut penumpang pada lalu lintas negara asing yang

bertujuan ke negara asal pesawat udara (pick-up in a foreign

country traffic destined for the state of origin of the aircraft)

Melakukan pengangkutan antara dua negara asing (carry

Referensi

Dokumen terkait

 Perairan yang berada di sisi darat garis pangkal  Negara lain lidak dapat menikmati hak lintas damai  Penarikan garis pangkal lurus  hak lintas damai..

misalnya mendirikan dan membentuk angkatan bersenjata, menyatakan damai dan perang, menyatakan negara atau sebagian wilayah negara dalam keadaan bahaya, membangun dan

Agus Pramono, Wilayah Kedaulatan Negara Atas Ruang Udara Dalam Perspektif Hukum Internasional, Jurnal, Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, 2012. Pusat Pembinaan dan

“ Pada pertengahan tahun 1951, Amerika Serikat memprakarsai suatu pertemuan di San Francisco untuk merundingkan Perjanjian Damai dan Pampasan Perang dengan Jepang

bahwa dalam rangka mengakomodir ketentuan mengenai pengalihan harta Wajib Pajak selain berupa dana ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, pengalihan harta berupa dana

Bilamana penanaman modal oleh penanam modal suatu Pihak di wilayah Pihak lain mengalami kerugian karena perang atau konflik bersenjata lainnya, revolusi,

Sekalipun Indonesia telah terikat dalam suatu perjanjian internasional, namun sebagai sebuah negara yang berdaulat Negara Indonesia tetap mempunyai hak secara

oleh pesawat atau kapal perang negara lain. Potensi ancaman dari luar lebih berbentuk ancaman nonmiliter yaitu ancaman terhadap ideologi, politik, ekonomi, dan sosial