PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 11 TAHUN 2017
TENTANG MANAJEMEN PNS
POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN
(PNS)
UU No. 8
Tahun 1974
UU No. 43
Tahun 1999
UU No. 5
Tahun 2014
APARATUR
SIPIL
NEGARA
(PNS + PPPK)
19 Desember 2013
Ditandatangani
DPR
15 Januari 2014
Diundangkan
J A B A T A N A S N
J A B A T A N
P I M P I N A N T I N G G I
J A B A T A N
A D M I N I S T R A S I
J A B A T A N
F U N G S I O N A L
UU No. 5
Tahun 2014
PP No. 21
Tahun 2014
PP No. 70
Tahun 2015
PEMBERHENTIAN PNS
YANG MENCAPAI BATAS
USIA PENSIUN BAGI
PEJABAT FUNGSIONAL
19 Maret 2014
Diundangkan
dalam Lembaran
Negara
PERATURAN PELAKSANAAN YANG SUDAH TERBIT
JAMINAN
KECELAKAAN KERJA
DAN JAMINAN
KEMATIAN BAGI
PEGAWAI ASN
17 September 2015
Diundangkan dalam
Lembaran Negara
15 Januari 2014
Diundangkan
19 RPP
1. Pemberhentian, Pemberhentian Sementara, dan Pengaktifan Kembali PNS 2. PNS Yang Diangkat Sebagai Pejabat Negara
3. Pengisian Jabatan ASN tertentu yg berasal dari prajurit TNI dan anggota POLRI
4. Manajemen PPPK
5. Tata Cara Penyusunan dan Penetapan Kebutuhan Jumlah dan Jenis Jabatan
6. Pengadaan dan Tata Cara Sumpah/Janji PNS dan Pengangkatan ASN dalam Jabatan ASN
7. Pangkat dan Jabatan ASN
8. Gaji, Tunjangan Kinerja, Tunjangan Kemahalan dan Fasilitas Lain
9. Pengembangan Karier, Pengembangan Kompetensi, Pola Karier, Promosi & Mutasi
10. Jabatan Administrasi 11. Jabatan Pimpinan Tinggi 12. Jabatan Fungsional
13. Hak dan Kewajiban Pegawai ASN 14. Disiplin
15. Upaya Administratif dan Badan Pertimbangan ASN 16. Korps Pegawai ASN
17. Pengelolaan Program Jaminan Pensiun & Jaminan Hari Tua
18. Perlindungan (Jaminan Kesehatan, Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian dan Bantuan Hukum)
19. Penilaian Kinerja
4 RPERPRES
1. R-PERPRES KASN (Sekretariat, Tata Kerja, Sistem & Manajemen SDM, Tanggung Jawab &
Pengelolaan Keuangan KASN) 2. R-PERPRES BKN
3. R-PERPRES LAN
4. R-Perpres tentang Jenis Jabatan Yang Dapat Diisi PPPK
OPERASIONALISASI KEBIJAKAN UU NO. 5
TAHUN 2014
1 PERMENPANRB
SISTEMATIKA PP MANAJEMEN PNS
BAB I
KETENTUAN UMUM
BAB II
PENYUSUNAN DAN PENETAPAN KEBUTUHAN
BAB III
PENGADAAN
BAB IV
PANGKAT DAN JABATAN
BAB V
PENGEMBANGAN KARIER, PENGEMBANGAN
KOMPETENSI, DAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KARIER
BAB VI
PENILAIAN KINERJA DAN DISIPLIN
BAB VII
PENGHARGAAN
BAB VIII
PEMBERHENTIAN
BAB IX
PENGGAJIAN, TUNJANGAN DAN FASILITAS
BAB X
JAMINAN PENSIUN DAN JAMINAN HARI TUA
BAB XI
PERLINDUNGAN
BAB XII
CUTI
BAB XIII
KETENTUAN LAIN-LAIN
BAB XIV
KETENTUAN PERALIHAN
BAB XV
KETENTUAN PENUTUP
PENYUSUNAN KEBUTUHAN (Pasal 5 s.d Pasal 11)
Setiap
Instansi
Pemerintah
menyusun kebutuhan jenis jabatan
dan jumlah PNS berdasarkan
Anjab
dan
ABK
,
peta
jabatan,
dan
ketersediaan pegawai
6
ANALISIS
JABATAN
PETA JABATANANALISIS
BEBAN
KERJA
KEBUTUHAN
ASN
ya
Jam Kerja Efektif
Pegawai:
1250 Jam/tahun
5 Tahun Dirinci
per tahun
KEKURANGAN
FORMASI
PNS
Permenpan
No. 33/2011
Permenpan
No. 26/2011
Menggunakan
aplikasi
bersifat
elektronik (e-formasi)
PENETAPAN KEBUTUHAN (Pasal 12 s.d Pasal 14)
Penetapan kebutuhan PNS secara nasional
setiap tahun
anggaran ditetapkan oleh Menteri, setelah memperhatikan
pendapat Menteri Keuangan dan pertimbangan teknis Kepala
BKN
Pertimbangan
Teknis Kepala
BKN
Pendapat Menteri
Keuangan
Penetapan
Kebutuhan oleh
Menteri PANRB
Paling
lambat
akhir
bulan
Juli
tahun
sebelumnya (T-1)
Pendapat
disusun
Bulan
April
Tahun
Berikutnya,
Disampaikan
ke
MenPANRB
paling
lambat akhir Mei Tahun
Berikutnya
PERENCANAAN
PENGUMUMAN
LOWONGAN
PELAMARAN
SELEKSI DAN
PENGUMUMAN
HASIL SELEKSI
PENGANGKATAN
DAN MASA
PERCOBAAN CPNS
1
2
3
4
5
Panitia Seleksi Nasional Pengadaan Calon PNS.
Untuk JA Pelaksana, JF Ahli Pertama, JF Ahli
Muda, JF Pemula, JF Terampil
Diumumkan secara terbuka paling lambat 15
hari kalender sblm tgl penerimaan lamaran
Harus memenuhi persyaratan administrasi
•
Pengangkatan Calon PNS oleh PPK setelah
mendapat persetujuan teknis dari Kepala BKN
•
Calon PNS wajib menjalani masa percobaan
selama 1 tahun
•
Seleksi administrasi, seleksi kompetensi dasar
dan seleksi kompetensi bidang
•
Pengumuman hasil seleksi secara terbuka
PENGADAAN (Pasal 15 s.d Pasal 45)
PANITIA SELEKSI NASIONAL
Untuk menjamin obyektivitas, Menteri membentuk
Panitia Seleksi Nasional.
Diketuai oleh Kepala BKN.
Terdiri atas unsur : Kementerian PANRB, Kemendagri,
Kementerian
Keuangan,
Kemenristek
Dikti,
Kemendikbud,
BKN,
BPKP
dan
instansi
sesuai
kebutuhan.
PANITIA SELEKSI INSTANSI
Diketuai oleh Pejabat Yang Berwenang.
Terdiri
atas
unsur
:
kepegawaian,
inspektorat,
Pangkat merupakan kedudukan yang
menunjukan tingkatan jabatan yang
digunakan
sebagai dasar penggajian
JPT di lingkungan Instansi Pemerintah
tertentu dapat diisi oleh Prajurit TNI dan
Anggota Polri.
Jabatan PNS terdiri atas Jabatan
Administrasi; Jabatan Fungsional; dan
Jabatan Pimpinan Tinggi.
Pengangkatan Jabatan Adminitrasi
melalui pengadaan PNS bagi pelaksana
dan melalui rekrutmen dan seleksi bagi
administrator dan pengawas
Pengangkatan Jabatan Fungsional melalui
pengangkatan pertama, perpindahan dari
jabatan,
penyesuaian
(inpassing),
dan
promosi.
JPT dilakukan secara terbuka dan kompetitif
dan dapat diisi dari kalangan non-PNS (JPT
utama dan Madya).
JPT
di
lingkungan
Instansi
Pemerintah
tertentu dapat diisi oleh Prajurit TNI dan
Anggota Polri.
Aparatur Sipil
Negara (ASN)
profesi
bagi :
1. Pegawai Negeri Sipil
2. Pegawai
Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja
1. Jabatan Pimpinan Tinggi
2. Jabatan Administrasi
3. Jabatan Fungsional
Jafung keahlian:
a) ahli utama;
b) ahli madya;
c) ahli muda;
d) ahli pertama.
Jafung keterampilan:
a) penyelia;
b) mahir;
c) terampil;
d) pemula
Jabatan Administrasi:
a) Administrator (es.III)
b) Pengawas (es.IV)
c) Pelaksana (es.V & JFU
)
Jabatan Pimpinan Tinggi:
a) Utama (es.I Pim LPNK)
b) Madya (es.I)
JABATAN ASN
(Pasal 47)
MADYA
KETRAMPILAN
PPPK
PNS
PPPK
PRATAMA
PELAKSANA
PENGAWAS
JABATAN
PIMPINAN
TINGGI
JABATAN
ADMINISTRASI
ADMINISTRATOR
KEAHLIAN
JABATAN FUNGSIONAL
a. berstatus PNS;
b. memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan paling rendah sarjana atau
diploma IV;
c. memiliki integritas dan moralitas yang baik;
d. memiliki pengalaman pada Jabatan pengawas paling singkat
3 thn
atau JF yang setingkat dengan Jabatan pengawas sesuai dengan
bidang tugas Jabatan yang akan diduduki;
e. setiap unsur penilaian prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalam
2 thn
terakhir;
f.
memiliki Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi
Sosial
Kultural
sesuai
standar
kompetensi
yang
dibuktikan
berdasarkan
hasil
evaluasi
oleh
tim
penilai
kinerja
PNS
di
instansinya; dan
g. sehat jasmani dan rohani
Persyaratan untuk dapat diangkat dalam Jabatan
Pengawas (Pasal 54 ayat 3)
a. berstatus PNS;
b. memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan paling rendah diploma III atau
yang setara;
c. memiliki integritas dan moralitas yang baik;
d. memiliki pengalaman pada Jabatan pengawas paling singkat
4 thn
atau JF
yang setingkat dengan Jabatan pengawas sesuai dengan bidang tugas
Jabatan yang akan diduduki;
e. setiap unsur penilaian prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalam
2
thn
terakhir;
f.
memiliki Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi
Sosial Kultural sesuai standar kompetensi yang dibuktikan berdasarkan
hasil evaluasi oleh tim penilai kinerja PNS di instansinya; dan
A. berstatus PNS;
B. memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan paling
rendah sekolah lanjutan tingkat atas atau yang
setara;
C. telah
mengikuti
dan
lulus
pelatihan
terkait
dengan bidang tugas dan/atau lulus pendidikan
dan pelatihan terintegrasi;
D.memiliki integritas dan moralitas yang baik;
E. memiliki
Kompetensi
Teknis,
Kompetensi
Manajerial, dan Kompetensi Sosial Kultural sesuai
dengan standar kompetensi yang ditetapkan; dan
F. Sehat jasmani dan rohani.
JENJANG
TANGGUNG
JAWAB
AKUNTABILITAS
PERSYARATAN
DAN
PENGANGKATAN
PEMBERHENTIAN
1
2
3
4
5
Keahlian dan Keterampilan
Pelayanan fungsional berdasarkan kehalian dan
keterampilan tertentu
Setiap pejabat administrasi harus menjamin akuntabilitas
jabatan
•
Mengundurkan diri, diberhentikan sementara dari PNS, ctln, tugas
belajar > 6 bulan, ditugaskan diluar JF, tidak memenuhi
persyaratan
• Status PNS/PPPK, D-IV/S-1 (ahli) SLTA (terampil), memiliki integritas dan moralitas, memiliki pengalaman, memiliki kompetensi, berkinerja baik 2 tahun terakhir, batas usia pengangkatan
• Pyb usul kepada PPK
PENGANGKATAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL
(Pasal 67s.d Pasal 101)
JABATAN PIMPINAN TINGGI
Jabatan Pimpinan Tinggi adalah sekelompok jabatan tinggi pada Instansi Pemerintah
•
JPT utama;
•
JPT madya;
•
JPT pratama.
Kepala lembaga pemerintah non kementerian
Sekretaris
jenderal
kementerian,
sekretaris
kementerian,
sekretaris utama, sekretaris jenderal kesekretariatan lembaga
negara, sekretaris jenderal lembaga nonstruktural, direktur
jenderal, deputi, inpektur jenderal, inpektur utama, kepala
badan, staf ahli mentari,kepala sekretariat presiden, kepala
sekretariat wakil presiden, sekretaris militer presiden, kepala
sekretariat Dewan Pertimbangan Presiden, sekretaris daerah
provinsi dan jabatan lain yg setara.
18
JABATAN PIMPINAN TINGGI (Pasal 104)
Harus menjamin akuntabilitas jabatan
•
JPT utama;
•
JPT madya;
•
JPT pratama.
1. Tersusunnya kebijakan yang mendukung pelaksanaan pembangunan 2. Peningkatan kapabilitas organisasi
3. Terwujudnya sinergi antar instansi
4. Terselesaikannya masalah yang memiliki kompleksitas dan risiko tinggi yang berdampak politis
1. Terwujudnya perumusan kebijakan yang memberikan solusi
2. Terlaksananya pendayagunaan sumber daya untuk menjamin produktivitas unit kerja
3. Terlaksananya penerapan kebijakan dengan resiko minimal
4. Tersusunnya program yang dapat menjamin pencapaian tujuan organisasi
5. Terlaksananya penerapan program organisasi yang berkesinambungan; dan
6. Terwujudnya sinergi antar pimpinan di dalam dan antar organisasi
1. Tersusunnya rumusan alternatifkebijakan yang memberikan solusi 2. Tercapainya hasil kerja unit selaras dengan tujuan organisasi
3. Terwujudnya pengembangan strategi yang terintegrasi
19
JABATAN PIMPINAN TINGGI
JPT Utama dan JPT Madya tertentu dapat diisi dari kalangan non-PNS dengan
persetujuan Presiden
•
pengisian;
•
Penetapan dan
pengangkatan
•
Pengisian JPT
krn penataan
organisasi
1. Terbuka dan kompetitif;
2. Dilakukan melalui tahapan perencanaan, pengumuman lowongan, seleksi, pengumuman hasil seleksi, dan penetapan
3. Selain melalui pelamaran Pansel dapat mengundang PNS yang memenuhi syarat untuk diikutsertakan dalam seleksi
1. Dilakukan Presiden atau PPK sesuai kewenangannya
2. Pansel menyampaikan 3 calon pejabat pimp tinggi madya di instansi daerah prov kpd PPK
3. PPK mengusulkan 3 calon kpd Presiden melalui mendagri
4. Presiden milih 1 calon utk ditetapkan dengan memperhatikan pertimbangan PPK
5. Dalam memilih Presiden dapat dibantu tim
6. PPK dilarang mengisi jabatan yang lowong dari calon pejabat pimpinan tinggi yang lulus seleksi pada JPT lain
1. Menyebabkan pengurangan JPT, pengisian dilakukan melalui uji kompetensi
2. Apabila tidak diperoleh maka dilakukan seleksi terbuka
3. Pengisian JPT yang lowong melalui mutasi dari satu JPT ke JPT yang lain dapat dilakukan melalui uji kompetensi dari pejabat yang ada 4. Syarat: satu klasifikasi jabatan, memenuhi standar kompetensi, telah
PERSYARATAN JABATAN PIMPINAN TINGGI
Dari Kalangan
PNS (Pasal 107)
•
utama
•
madya
•
pratama
1. Minimal D-IV/S-1
2. Memiliki kompetensi yang diperlukan
3. Memiliki pengalaman di bidang jabatan secara kumulatif min 10 thn
4. Sedang atau pernah menduduki JPT Madya/JF Ahli Utama min 2 thn 5. Memiliki rekam jejak dan integritas yg baik
6. Usia max 58 thn
7. Sehat jasmani dan rohani
1. Minimal D-IV/S-1
2. Memiliki kompetensi yang diperlukan
3. Memiliki pengalaman di bidang jabatan secara kumulatif min 7 thn
4. Sedang /pernah menduduki JPT Pratama/JF Ahli Utama min 2 thn 5. Memiliki rekam jejak dan integritas yg baik
6. Usia max 58 thn
7. Sehat jasmani dan rohani
1. Minimal D-IV/S-1
2. Memiliki kompetensi yang diperlukan
3. Memiliki pengalaman di bidang jabatan secara kumulatif min 5 thn
4. Sedang /pernah menduduki Administrator/JF Ahli Madyamin 2 thn 5. Memiliki rekam jejak dan integritas yg baik
6. Usia max 56 thn
PERSYARATAN JABATAN PIMPINAN TINGGI
Dari Kalangan
Non-PNS (Pasal 108)
•
utama
•
madya
1. Minimal S-2
2. Memiliki kompetensi yang diperlukan
3. Memiliki pengalaman di bidang jabatan secara kumulatif min 15 thn
4. Tidak menjadi pengurus atau anggota partai politik min 5 thn sebelum pendaftaran
5. Tidak pernah dipidana penjara
6. Memiliki rekam jejak dan integritas yg baik 7. Usia max 58 thn
8. Sehat jasmani dan rohani
9. Tidak pernah diberhentikan tidak dengan hormat dari PNS, anggota Polri, atau prajurit TNI.
1. Minimal S-2
2. Memiliki kompetensi yang diperlukan
3. Memiliki pengalaman di bidang jabatan secara kumulatif min 10 thn
4. Tidak menjadi pengurus atau anggota partai politik min 5 thn sebelum pendaftaran
5. Tidak pernah dipidana penjara
6. Memiliki rekam jejak dan integritas yg baik 7. Usia max 58 thn
8. Sehat jasmani dan rohani
22
PERSYARATAN JABATAN PIMPINAN TINGGI
Dari Kalangan
TNI/Polri (Pasal 159)
•
utama
•
madya
•
pratama
1. Minimal S-2
2. Memiliki kompetensi yang diperlukan
3. Memiliki pengalaman di bidang jabatan secara kumulatif min 10 thn
4. Memiliki rekam jejak dan integritas yg baik 5. Usia max 55 thn
6. Sehat jasmani dan rohani
1. Minimal S-2
2. Memiliki kompetensi yang diperlukan
3. Memiliki pengalaman di bidang jabatan secara kumulatif min 7 thn
4. Memiliki rekam jejak dan integritas yg baik 5. Usia max 58 thn
6. Sehat jasmani dan rohani
1. Minimal D-IV/S-1
2. Memiliki kompetensi yang diperlukan
3. Memiliki pengalaman di bidang jabatan secara kumulatif min 5 thn
4. Memiliki rekam jejak dan integritas yg baik 5. Usia max 53 thn
PENGEMBANGAN KARIER, PENGEMBANGAN KOMPETENSI,
POLA KARIER, PROMOSI DAN MUTASI
(
Pasal 162 s.d Pasal 227)
•
Dilakukan dengan menerapkan prinsip sistem merit untuk meningkatkan
kompetensi, kinerja dan profesionalitas PNS.
•
Setiap instansi wajib memiliki Sistem Informasi Manajemen Karier yg
merupakan bagian terintegrasi dari Sistem Informasi ASN
PENGEMBANGAN KARIER
•kejelasan dan kepastian karier kepada PNS
•berdasarkan kualifikasi, kompetensi, penilaian kinerja, dan kebutuhan instansi pemerintah
•Dilakukan melalui mutasi dan/atau promosi
PENGEMBANGAN KOMPETENSI
•PPK wajib menetapkan kebutuhan, menyusun rencana, melaksanakan, dan pemantauan serta evaluasi
•Diklat, seminar, kursus, penataran,
sekolah/pelatihan kader dan magang
• Prinsip Dasar: PNS memiliki hak dan
kesempatan yang sama didasarkan pada penilaian kinerja dan penilaian
kompetensi
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KARIER
•Instansi pemerintah wajib memiliki
•Berisi rencana dan
pelaksanaan manajemen karier
PENGEMBANGAN KARIER
MANAJEMEN KARIER PNS
•Standar Kompetensi Jabatan
•Profil PNS
•PENGEMBANGAN KARIER
•Diselenggarakan tingkat instansi dan nasional
•PPK wajib
menetapkan rencana, melaksanakan, dan pemantauan
POLA KARIER
•Merupakan pola dasar urutan penempatan dan/atau
perpindahan PNS dalam dan antar posisi di setiap jenis jabatan secara berkesinambungan
•Pola karier nasional dan instansi.
•Berbentuk horizontal, vertikal dan diagonal
•Prinsip Dasar: untuk menjamin
keselarasan potensi PNS dengan
penyelenggaraan tugas-nya
MUTASI dan PROMOSI
•Mutasi : menyusun rencana dan
dilakukan paling singkat 2 tahun dan paling lama 5 tahun
•Atas dasar
kesesuaian antara kompetensi PNS dengan persyaratan jabatan, klasifikasi jabatan dan pola karier
•Promosi merupakan bentuk pola karier yang vertikal atau diagonal
•PPK menetapkan kelompok rencana suksesi setiap tahun dan mengumumkan melalui Sistem Informasi ASN
Rencana Suksesi dan Penugasan Khusus
•Kelompok rencana suksesi adalah kelompok PNS yang memiliki kompetensi sesuai jabatan; telah melaksanakan
kewajiban pengembangan
kompetensi; memiliki penilaian kinerja paling kurang bernilai baik dalam 2 tahun terakhir
•Penugasan khusus merupakan
penugasan PNS untuk melaksanakan
jabatan secara khusus di luar instansi
Kompetensi
Teknis
yang
diukur
dari
tingkat
dan
spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis fungsional,
dan pengalaman bekerja secara teknis;
Kompetensi Manajerial yang diukur dari tingkat
pendidikan, pelatihan struktural atau manajemen,
dan pengalaman kepemimpinan
Kompetensi
Sosial
Kultural
yang
diukur
dari
pengalaman
kerja
berkaitan
dengan
masyarakat
majemuk dalam hal agama, suku, dan budaya sehingga
memiliki wawasan kebangsaan.
KONSEP KOMPETENSI ASN MENURUT JABATAN
TEKNIS
SOSIAL
KULTURAL
MANAJERIAL
JPT
JA
JF
2. Seminar
5. Praktik Kerja
Di Instansi Pusat
dan Daerah
selama 1 tahun
4. Penataran
1. Pendidikan
dan Pelatihan
6. Pertukaran
PNS dan
Swasta
INSTANSI PEMERINTAH WAJIB MENYUSUN RENCANA PENGEMBANGAN KOMPETENSI & TERTUANG DALAM RENCANA KERJA ANGGARAN TAHUNAN INSTANSI
Pengembangan Kompetensi bagi setiap PNS dilakukan paling sedikit 20 (dua puluh) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun.
PENGEMBANGAN KARIER PEGAWAI
DALAM PNS
1. Kualifikasi
2. Kompetensi
3. Penilaian kinerja, dan;
4. Kebutuhan Instansi
Pemerintah
1. Integritas dan;
2. Moralitas
BERDASARKAN
PENILAIAN KINERJA DAN DISIPLIN
(Pasal 228 s.d Pasal 230)
Menjamin objektivitas pembinaan PNS yang
didasarkan pada sistem prestasi dan sistem karier
Berdasarkan perencanaan kinerja pada tingkat
individu dan tingkat unit atau organisasi,
dengan Memperhatikan target, capaian, hasil,
manfaat yang dicapai, dan perilaku PNS
Dilakukan secara obyektif, terukur, akuntabel,
partisipatif, dan transparan
Menjamin terpeliharanya tata tertib dalam
kelancaran pelaksanaan tugas
Pelanggaran disiplin dijatuhin hukuman disiplin
PENILAIA
N KINERJA
DIS
PENGHARGAAN
(Pasal 231)
•
Kenaikan pangkat istimewa diberikan kepada PNS berdasarkan pada
penilaian kinerja dan keahlian yang luar biasa dalam menjalankan tugas
jabatannya
•
Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi diberikan kepada
PNS yang mempunyai nilai prestasi kerja yang sangat baik, memiliki dedikasi
dan loyalitas yang tinggi pada organisasi
Penghargaan berupa :
a.
Tanda Kehormatan
b. Kenaikan pangkat istimewa
c. kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi
d. kesempatan menghadiri acara resmi dan/atau acara kenegaraan
PEMBERHENTIAN
(Pasal 238 s.d Pasal 302)
•
Pemberhentian Atas Permintaan Sendiri
•
Pemberhentian Karena Mencapai Batas Usia
Pensiun; Perampingan Organisasi Pemerintah;
Tidak Cakap Jasmani atau Rohani; Meninggal
Dunia, Tewas, atau Hilang; Melakukan Tindak
Pidana/Penyelewengan; Pelanggaran Disiplin;
Mencalonkan diri atau dicalonkan menjadi Pejabat
Negara; Menjadi Anggota dan/atau Pengurus
Partai Politik; Tidak Memenuhi Target Kinerja;
Tidak Menjabat Lagi Sebagai Pejabat Negara;
Hal-hal Lain.
•
Presiden atau PPK sesuai dengan kewenangannya dalam menetapkan pemberhentian PNS
terlebih dahulu mendapatkan pertimbangan teknis dari Kepala BKN.
•
Presiden atau Pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan kewenangannya menetapkan
pemberhentian sementara PNS.
DIANGKAT MENJADI PEJABAT NEGARA
DIANGKAT MENJADI KOMISIONER/ANGGOTA
LNS
DITAHAN KARENA MENJADI TERSANGKA
TINDAK PIDANA
PENGGAJIAN DAN TUNJANGAN
(Pasal 303 s.d pasal 307)
•
Gaji dibayarkan berdasarkan beban kerja,
tanggung
jawab
jabatan,
dan
resiko
pekerjaan
•
PNS
juga
menerima
tunjangan
dan
fasilitas
•
Tunjangan: tunjangan kinerja dan
tunjangan kemahalan
•
dibebankan pada APBN untuk PNS di
PERLINDUNGAN
(Pasal 308)
Jaminan kesehatan
Jaminan kecelakaan kerja
Jaminan kematian
Bantuan hukum
dalam perkara yang dihadapi
di pengadilan terkait
pelaksanaan tugasnya
diberikan on top
dari program
jaminan sosial
CUTI (Pasal 309 s.d pasal 341)
•
Cuti Sakit, Cuti Melahirkan, Cuti Karena Alasan Penting, dan Cuti Bersama berlaku pula untuk
Calon Pegawai Negeri Sipil
•
Cuti Pegawai Negeri Sipil yang menjabat sebagai Pejabat Negara, Jaksa Agung dan Pimpinan
Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang dijabat oleh bukan Pegawai Negeri diatur dalam
peraturan tersendiri.
• Lamanya hak atas cuti tahunan adalah 12 hari kerja
• Hak atas cuti tahunan yang tidak digunakan dalam tahun yang bersangkutan, dapat digunakan dalam tahun berikutnya untuk paling lama 18 hari kerja
• Hak atas cuti tahunan yang tidak digunakan lebih dari 2 (dua) tahun atau lebih berturut-turut, dapat digunakan dalam tahun berikutnya untuk paling lama 24 hari kerja
• guru dan dosen yang mendapat liburan disamakan dengan PNS yang telah menggunakan hak cuti tahunan
cuti tahunan
• PNS yang telah bekerja sekurang-kurangnya 5 tahun secara terus menerus berhak atas cuti besar paling lama 3 bulan
cuti besar
• PNS yang sakit lebih dari 1 hari sampai dengan 14 hari berhak atas cuti sakit
• Hak atas cuti sakit dapat diberikan paling lama 1 tahun & dapat ditambah untuk paling lama 6 bulan • PNS yang mengalami gugur kandungan berhak atas cuti sakit untuk paling lama 1 1/2 (satu setengah) bulan
cuti sakit
• Untuk kelahiran anak pertama sampai dengan kelahiran anak ketiga pada saat menjadi PNS berhak atas cuti melahirkan selama 3 bulan
cuti melahirkan
• Pegawai Negeri Sipil berhak atas cuti karena alasan penting paling lama 1 bulan
cuti karena alasan
penting
• Cuti bersama tidak mengurangi hak cuti tahunan;
• PNS yang karena jabatannya tidak diberikan hak atas cuti bersama, hak cuti tahunannya ditambah sesuai dengan jumlah cuti bersama yang tidak diberikan
cuti bersama
• PNS yang telah bekerja paling kurang 5 (lima) tahun secara terus-menerus karena alasan pribadi dan mendesak dapat diberikan cuti di luar tanggungan negara paling lama 3 (tiga) tahun
•
Presiden dan Wakil Presiden,
•
Ketua, Wakil Ketua, dan
Anggota DPR, DPD;
•
Gubernur dan Wakil
Gubernur;
•
Bupati/Walikota dan Wakil
Bupati/Wakil Walikota.
PNS YANG DIANGKAT MENJADI PEJABAT NEGARA DAN
PIMPINAN ATAU ANGGOTA LEMBAGA NONSTRUKTURAL
(Pasal 342 s.d pasal 349)
• Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota MA, MK, BPK, KY, KPK
• Menteri dan jabatan setingkat menteri,
• Kepala perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri yang berkedudukan sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh
PNS sebagai Pejabat Negara dan
Pimpinan atau anggota Lembaga
Nonstruktural:
Diberhentikan sementara
sebagai PNS dan diaktifkan kembali
sebagai PNS bila sudah tidak menjabat
lagi yg ditetapkan oleh Presiden (JPT
Utama, Madya dan Jafung Ahli Utama)
atau PPK
Pejabat Negara:
Wajib mengundurkan diri
Masa Persiapan Pensiun
(Pasal 350)
PNS yang akan mencapai BUP, sebelum diberhentikan
dengan hormat sebagai PNS dengan hak pensiun, dapat
mengambil MPP dan dibebaskan dari Jabatan ASN.
MPP
→
paling lama 1 thn.
Selama MPP, PNS ybs mendapat uang MPP setiap bulan
sebesar 1 (satu) kali penghasilan PNS terakhir yang
diterima.
CPNS dengan masa kerja lebih dari 1 (satu) tahun dan belum
mengikuti pelatihan prajabatan sampai dengan PP ini ditetapkan,
wajib mengikuti pelatihan prajabatan berdasarkan PP ini dalam
jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal
PP ini diundangkan.
Pangkat dan golongan ruang PNS yang sudah ada pada saat PP ini
mulai berlaku, tetap berlaku sampai dengan diberlakukannya
ketentuan mengenai gaji dan tunjangan
PNS yang berusia di atas 60 tahun dan sedang menduduki JF ahli
madya, yang sebelum Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku
BUP-nya ditetapkan 65 tahun, BUP nya tetap 65 tahun.
PNS yang berusia di atas 58 tahun dan sedang menduduki JF ahli
pertama, JF ahli muda, dan JF penyelia, yang sebelum Peraturan
Pemerintah ini mulai berlaku Batas Usia Pensiunnya ditetapkan
60 tahun, Batas Usia Pensiunnya tetap tahun.
PNS yang diangkat dalam JF ahli muda, JF ahli pertama, dan JF
penyelia setelah berlakunya PP 21/2014 tentang Pemberhentian
PNS yang Mencapai BUP bagi Pejabat Fungsional, Batas Usia
PNS yang menduduki JA dan JPT yang telah melaksanakan
tugas-tugas JF sebelum Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku dapat
diangkat dalam JF melalui penyesuaian yang dilaksanakan 1 (satu)
kali secara nasional untuk paling lama:
a.
2 (dua) tahun untuk masa persiapan; dan
b.2 (dua) tahun untuk masa pelaksanaan,
Terhitung
sejak
tanggal
PP
ini
mulai
berlaku,
dengan
mempertimbangkan
kebutuhan
instansi,
kualifikasi,
dan
kompetensi serta dilaksanakan sesuai pedoman yang ditetapkan
oleh Menteri.
Pada saat PP ini mulai berlaku, PNS yang sedang
menjalani pemberhentian sementara yang ditahan
karena
menjadi
tersangka
atau
terdakwa
tetap
menerima penghasilan PNS sesuai dengan ketentuan
peraturan
perundang-undangan
sampai
dengan
selesainya masa pemberhentian sementara.
NO
URAIAN
KET
1
Tata cara pelaksanaan analisis jabatan dan analisis beban
kerja
Pasal 6
2
Tata cara pelaksanaan penyusunan kebutuhan yang bersifat
elektronik
Pasal 10
3
Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan dan mekanisme
kerja Panitia Seleksi Nasional Pengadaan calon PNS
Pasal 17
4
Tata cara pemberian kuasa dalam pemberhentian dari JA
Pasal 66
5
Pedoman penyusunan kompetensi manajerial, kompetensi
teknis dan kompetensi sosial kultural
Pasal 55
6
Klasifikasi jabatan
Pasal 72
7Tata cara pengusulan dan penetapan Jabatan Fungsional
Pasal 73
8Tata cara pemberian kuasa pengangkatan dalam JF
Pasal 86
9
Tata cara pemberhentian dari JF
Pasal 97
10Penyelenggaraan uji kompetensi JF
Pasal 99
11
Syarat dan tata cara pembentukan organisasi profesi JF dan
hubungan kerja instansi pembina dengan organisasi profesi
JF
Pasal 102
No
Pasal
Nama Perka
1
Pasal 11
Tata Cara Pelaksanaan Penyusunan Kebutuhan PNS
2
Pasal 45
Petunjuk Teknis Pengadaan PNS
3
Pasal 63
Tata Cara Pelantikan dan Pengambilan Sumpah/Janji Jabatan
Administrator dan Jabatan Pengawas
4
Pasal 93
Tata Cara Pelantikan dan Pengambilan Sumpah/Janji JF
5
Pasal 141
Tata Cara Pelantikan dan Pengambilan Sumpah/Janji Jabatan
Pejabat Pimpinan Tinggi
6
Pasal 197
Tata Cara Pelaksanaan Mutasi
7
Pasal 260 ayat (5)
Sistem Informasi Manajemen Pemberhentian dan Pensiun
8
Pasal 341
Tata Cara Pemberian Cuti
9
Pasal 350 ayat (5)
Tata Cara Masa Persiapan Pensiun
10
Kewenangan Atribusi
Tata Cara Pemberhentian PNS
11
Kewenangan Atribusi
Pengangkatan Dalam Jabatan Administrasi
{
NO
URAIAN
KET
1
Ketentuan mengenai Pelatihan Prajabatan
Pasal 34
2
Pedoman teknis perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pengembangan kompetensi
{
NO
URAIAN
KET
1
Sekolah Kader
Pasal 55
2
Jenis JF tertentu dapat dilakukan melalui
pengangkatan PPPK.
Pasal 74
3
JPT utama dan JPT madya dari kalangan non-PNS
di bidang rahasia negara, pertahanan, keamanan,
pengelolaan aparatur negara, kesekretariatan
negara, pengelolaan sumber daya alam, dan bidang
lain
Pasal 106
4
Pelaksanaan mutasi pada tingkat nasional
Pasal 131
5
Pemberian tugas belajar
Pasal 211
{
NO
URAIAN
KET
1
Ketentuan mengenai tata cara dan persyaratan
Prajurit Tentara Nasional Indonesia dan Anggota
Kepolisian Negara Republik Indonesia yang akan
mengisi jabatan pimpinan tingi tertentu pada
instansi
Oleh
Menteri
yang
membidangi
urusan
pemerintahan di bidang pertahanan dan Kepala
Kepolisian Negara Republik Indonesia