12/02
/17
Transi
1
Suwardjono
Bab 13
12/02
/17
Transi
2
Suwardjono
• Menjelaskan pengertian perubahan harga dan jenisnya.
• Menunjukkan implikasi perubahan harga terhadap rerangka
akuntansi pokok.
• Menyebut dan menjelaskan masalah akuntansi yang berkaitan
dengan perubahan harga.
• Menjelaskan dan memberi contoh berbagai model untuk
mengatasi implikasi perubahan harga.
• Menunjukkan kelemahan dan keunggulan berbagai model
akuntansi perubahan harga.
• Menjelaskan perkembangan standar akuntansi perubahan harga
di Amerika dan kemungkinan penerapannya di Indonesia.
Tujuan Pembelajaran
12/02
/17
Transi
3
Suwardjono
Perubahan Harga
Perbedaan jumlah rupiah yang dapat digunakan untuk
memperoleh barang yang sama pada waktu berbeda.
12/02
/17
Transi
4
Suwardjono
Masalah Akuntansi
Rerangka akuntansi pokok dilandasi asumsi bahwa
daya beli uang stabil sepanjang masa atau manfaat
ekonomik barang tidak berubah.
Bila perubahan harga cukup mencolok, akuntansi
menghadapi masalah:
1. Penilaian
2. Unit pengukur
12/02
/17
Transi
5
Suwardjono
Cara Mengatasi Masalah
Penilaian
Unit pengukur
Pemertahanan
kapital
Akuntansi kos sekarang,
current cost
accounting, current value accounting,
exit price accounting
Akuntansi daya beli konstan,
constant
dollar accounting, inflation accounting,
stabilized accounting, constant
purchasing power accounting, GPLA
Kombinasi keduanya,
hybrid
12/02
/17
Transi
6
Suwardjono
Perubahan Harga
Perbedaan jumlah rupiah yang dapat digunakan untuk
memperoleh barang yang sama pada waktu berbeda.
Pada umumnya, harga barang-barang cenderung
menaik sehingga diperlukan lebih banyak jumlah
rupiah untuk membeli barang yang sama di waktu
kemudian.
12/02
/17
Transi
7
Suwardjono
Konsekuensi Perubahan Harga
Kos historis tetap terandalkan tetapi keberpautannya
dengan keputusan menjadi berkurang.
Angka penjumlahan dalam akuntansi menjadi kurang
bermakna karena merupakan penjumlahan unit
pengukur yang berbeda. Analogi dengan
“Adding
oranges and apples”
Perlu upaya untuk tetap mempertahankan
12/02
/17
Transi
8
Suwardjono
Harga umum
Harga spesifik
Harga relatif
Perubahan karena inflasi atau daya beli.
Terjadi perubahan meskipun manfaat
atau daya tukar barang sama.
Perubahan karena persepsi terhadap
manfaat barang atau perubahan
teknologi. Terjadi perubahan meskipun
tidak terjadi perubahan daya beli.
Perubahan harga spesifik setelah
pengaruh perubahan daya beli
dipisahkan atau diperhitungkan.
12/02
/17
Transi
9
Suwardjono
Pos-pos Moneter dan Nonmoneter
Pembedaan dalam rangka akuntansi perubahan harga.
Berbeda dengan lancar dan taklancar. Pos moneter
tidak sama dengan pos lancar.
Pos moneter
berkaitan dengan
untung/rugi daya beli.
Pos nonmoneter
berkaitan dengan
untung/rugi
penahanan.
12/02
/17
Transi
10
Suwardjono
Makna Perubahan Harga Umum
Barang
A
B
C
D
E
Harga dulu
Nominal
Rp2.200
Rp4.000
Rp6.000
Rp12.000
Rp 8.500
Persen
100%
100%
100%
100%
100%
Harga sekarang
Nominal
Rp3.522
Rp6.400
Rp9.600
Rp19.200
Rp13.600
Persen
160%
160%
160%
160%
160%
Perubahan
Nominal
Rp1.320
Rp2.400
Rp3.600
Rp 7.200
Rp 5.100
Persen
60%
60%
60%
60%
60%
Untuk menghomogenuskan unit pengukur diperlukan indeks harga umum
12/02
/17
Transi
11
Suwardjono
Implikasi Akuntansi Perubahan Harga Umum
Pembelian fasilitas fisis pada waktu yang berbeda-beda
mengakibatkan penjumlahan kos menghasilkan angka yang
kurang bermakna.
Kos
Aset
Indeks
Nominal
Awal
Tengah
Akhir
Mesin 1
120
Rp30.000.000
KRp30.000.000 KRp37.500.000
KRp40.000.000
150
Mesin 2
160
40.000.000
KRp30.000.000 KRp37.500.000
KRp40.000.000
Saldo
Rp70.000.000
KRp60.000.000 KRp75.000.000
KRp80.000.000
Kos dalam Daya Beli
12/02
/17
Transi
12
Suwardjono
Implikasi Akuntansi Perubahan Harga Umum
Penahanan pos moneter menimbulkan untung atau rugi daya beli.
Penahanan aset moneter:
Penundaan pelunasan utang moneter:
Daya beli kas awal yang ditahan: 160/100 X Rp1.000.000
KRp1.600.000
Daya beli kas yang dipegang akhir tahun: 160/200 X Rp1.000.000
KRp 800.000
Rugi daya beli menahan aset moneter
KRp 800.000
Daya beli utang yang ditunda: 160/100 X Rp1.500.000
KRp2.400.000
Daya beli pelunasan saat pelunasan: 160/160 X Rp1.500.000
KRp1.500.000
Untung daya beli penundaan pelunasan utang moneter
KRp 900.000
12/02
/17
Transi
13
Suwardjono
Makna Perubahan Harga Spesifik
Barang
A
B
C
D
E
Harga dulu
Nominal
Rp2.200
Rp4.000
Rp6.000
Rp12.000
Rp 8.500
Persen
100%
100%
100%
100%
100%
Harga sekarang
Nominal
Rp2.750
Rp4.000
Rp8.400
Rp12.000
Rp 8.500
Persen
125%
100%
140%
100%
100%
Perubahan
Nominal
Rp 550
Rp 0
Rp2.400
Rp 0
Rp 0
12/02
/17
Transi
14
Suwardjono
Implikasi Akuntansi Perubahan Harga Spesifik
Menimbulkan untung/rugi penahanan baik terrealisasi maupun
belum yang tidak tampak dalam statemen laba-rugi kos historis.
Lihat interpretasi makna untung atau rugi penahanan di
halaman 633-634.
Kos Historis
Kos Sekarang
Penjualan
Rp2.500.000
Rp2.500.000
Kos barang terjual
1.500.000
2.100.000
Laba kos historis (operasi)
Rp1.000.000
Laba kos sekarang (operasi)
Rp 400.000
Untung penahanan terrealisasi
600.000
12/02
/17
Transi
15
Suwardjono
Makna Perubahan Harga Relatif
Barang
Harga dulu
Nominal
Rp2.200
Rp4.000
Rp6.000
Rp12.000
Rp 8.500
Persen
100%
100%
100%
100%
100%
Harga sekarang
Nominal
Rp2.420
Rp4.400
Rp8.400
Rp13.200
Rp 9.350
Persen
110%
110%
140%
110%
110%
Perubahan
Nominal
Rp 220
Rp 400
Rp2.400
Rp1.200
Rp 850
Persen
10%
10%
40%
10%
10%
Perubahan relatif
Nominal
Rp 0
Rp 0
Rp1.800
Rp 0
Rp 0
Persen
0%
0%
30%
0%
0%
E
12/02
/17
Transi
16
Suwardjono
Implikasi Akuntansi Perubahan Harga Relatif
Pos
Nonmoneter
Moneter
Penahanan real
Penahanan moneter
Untung/rugi penahanan moneter
(monetary holding gains/losses)
Untung/rugi penahanan real
(real holding gains/losses)
Untung/rugi daya beli
(purchasing power gains/losses)
Terrefleksi dalam Model 4
12/02
/17
Transi
17
Suwardjono
Implikasi Akuntansi Perubahan Harga Relatif
Terhadap Pos Nonmoneter
(hlm. 636)
Untung
Kos sekarang
Rp60.000
Rp50.000
Kos historis
Kos dalam
daya beli
Rp56.000
12/02
/17
Transi
18
Suwardjono
Akuntansi Daya Beli Konstan
Mengatasi perubahan harga akibat perubahan daya beli.
Aspek teoretis:
1. Pemilihan indeks harga dan tahun dasar
2. Pro dan kontra
3. Daya beli sebagai jenis kapital
4. Status terhadap statemen keuangan dasar
12/02
/17
Transi
19
Suwardjono
Pemilihan Indeks Konversi
Lihat Gambar 13.7
FASB menyarankan penggunaan indeks harga konsumer perkotaan rata-rata
(Consumer Price Index for All Urban Consumer)
• Indeks awal tidak intuitif.
• Indeks akhir mengharuskan pos-pos operasi
dikonversi.
• Indeks rata-rata (tengah) menghasilkan rupiah
konversian pos-pos operasi yang mendekati rupiah
nominal bila transaksi terjadi secara merata
12/02
/17
Transi
20
Suwardjono
Akuntansi Kos Sekarang
Mengatasi perubahan harga akibat perubahan daya tukar
barang
(dicontohkan dalam Model 3).
Aspek teoretis:
1. Dasar pengukuran
2. Bagaimana kapital dipertahankan
3. Sumber dan teknik pengukuran kos sekarang
4. Pro dan kontra
5. Pemecahan laba menjadi komponen operasi
dan komponen penahanan
12/02
/17
Transi
21
Suwardjono
Akuntansi Kos Sekarang
Dasar pengukuran:
1. Kos pengganti
2. Nilai jual sekarang
3. Nilai terrealisasi harapan
Konsep terkait:
1. Jumlah rupiah terperoleh kembali (PSAK No. 48, pasal 05)
2. Nilai penggunaan
(PSAK No. 48, pasal 05)
3. Nilai pasar sekarang
12/02
/17
Transi
22
Suwardjono
Teknik Pengukuran Kos Sekarang
1. Pengindeksan
2. Penghargaan langsung
3. Pengkosan unit
12/02
/17
Transi
23
Suwardjono
Akuntansi Hibrida
Menggabungkan keunggulan akuntansi daya beli dan
akuntansi kos sekarang.
Lihat
Gambar 13.9
untuk perbedaan.
Disebut akuntansi kos sekarang daya beli konstan
(current cost/constant purchasing power accounting).
12/02
/17
Transi
24
Suwardjono
SFAS No. 33
SFAS No. 82
SFAS No. 89
Pelaporan berbasis kos sekarang dan
daya beli konstan diwajibkan untuk
perusahaan yang memenuhi kriteria.
Hanya pelaporan berbasis kos sekarang
diwajibkan.
Pelaporan pengaruh perubahan harga
hanya bersifat anjuran.
12/02
/17
Transi
25
Suwardjono
Contoh Penyajian Pengaruh Perubahan Harga versi SFAS No. 33
Format Statemen
Kos barang terjual (Skedul 1) Laba kotor
Biaya operasi (taktermasuk depresiasi) Depresiasi (Skedul 2)
Taksiran Pajak Penghasilan Laba dari operasi berlanjut Rugi daya beli (Skedul 3)
III
Pengaruh kenaikan harga spesifik sediaan dan fasilitas fisis yang ditahan selama tahun berjalan (Skedul 4 dan 5)
Pengaruh kenaikan tingkat harga umum (Skedul 4 dan 5)
Kelebihan pengaruh kenaikan tingkat harga umum di atas kenaikan harga spesifik
Rp 126.924 (194.820)
Rp (67.896)
I Dilaporkan dalam statemen keuangan utama.
II Disesuaikan terhadap perubahan tingkat harga umum.
12/02
/17
Transi
26
Suwardjono
Contoh Penyajian Pengaruh Perubahan Harga versi SFAS No. 33
Format Rekonsiliasi
Rugi daya beli (Skedul 3)
Pengaruh kenaikan harga spesifik sediaan dan fasilitas fisis yang ditahan selama tahun berjalan (Skedul 4 dan 5)
Pengaruh kenaikan tingkat harga umum (Skedul 4 dan 5)
Kelebihan pengaruh kenaikan tingkat harga umum di atas kenaikan harga spesifik
Rp (32.570)
Rp 126.924 (194.820)
Rp (67.896)
Laba dari operasi berlanjut
Penyesuaian untuk merevisi kos akibat perubahan harga umum: Kos barang terjual
Depresiasi
Laba dari operasi berlanjut disesuaikan terhadap pengaruh perubahan tingkat harga umum
Penyesuaian untuk merefleksi perubahan harga relatif: Kos barang terjual
Depresiasi
Laba dari operasi berlanjut disesuaikan terhadap pengaruh perubahan harga spesifik
12/02
/17
Transi
27
Suwardjono
Model Akuntansi Perubahan Harga
Suatu model akuntansi perubahan harga ditentukan oleh
kombinasi tiga faktor:
1. Dasar penilaian
• Kos historis
• Kos sekarang
• Nilai keluaran
2. Skala pengukuran
• Nominal versus daya beli
3. Jenis kapital
12/02
/17
Transi
28
Suwardjono
Berbagai Kemungkinan Model
Skala Pengukuran
Nominal
Daya beli
12/02
/17
Transi
29
Suwardjono
Model 1:
Kos historis
Penjualan 870 X 22.500 Rp 19.575.000
Kos barang terjual (MPKP):
350 X 6.100 = Rp 2.135.000
520 X 6.300 = 3.276.000 5.411.000
Laba kotor penjualan Rp 14.164.000
Biaya operasi
Depresiasi mesin lama Rp 1.800.000
Depresiasi mesin baru 1.464.000
Lain-lain 7.564.000 10.828.000
12/02
/17
Transi
30
Suwardjono
Model 2:
Daya beli konstan
Penjualan
Rp 19.575.000 X 127 / 127
KRp 19.575.000
Kos barang terjual:
2.135.000 X 127 / 122
= KRp 2.222.500
3.276.000 X 127 / 126
3.302.000
5.524.500
Laba kotor penjualan
KRp 14.050.500
Biaya operasi:
Depresiasi mesin lama
1.800.000 X 127 / 100
= KRp 2.286.000
Depresiasi mesin baru
1.464.000 X 127 / 122
1.524.000
12/02
/17
Transi
31
Suwardjono
Aset moneter bersih:
K a s 28.180.000 Piutang usaha 21.600.000 49.780.000 Utang usaha 14.400.000
Saldo awal 35.380.000 X 127 / 122 = KRp 36.830.000
Penambahan:
Penjualan 19.575.000 X 127 / 127 = 19.575.000 Total 54.955.000 KRp 56.405.000
Pengurangan:
Pembelian perlengkapan 14.640.000 X 127 / 122 = 15.240.000 Bembelian sediaan 2.135.000 X 127 / 122 = 2.222.500 3.276.000 X 127 / 126 = 3.302.000 5.760.000 X 127 / 128 = 5.715.000 Biaya 7.564.000 X 127 / 127 = 7.564.000 Penggunaan total 33.375.000 KRp 34.043.500 Saldo akhir 21.580.000 KRp 22.361.500 Saldo akhir dalam daya beli rata-rata
21.580.000 X 127 / 130 = 21.082.000 Rugi daya beli KRp 1.279.500
12/02
/17
Transi
32
Suwardjono
Model 3:
Kos sekarang
Penjualan SRp 19.575.000
Kos barang terjual 870 X 6.350 5.524.500 Laba kotor penjualan SRp 14.050.500 Biaya operasi:
Lain-lain 7.564.000 11.302.500 Laba operasi SRp 2.748.000
Untung penahanan terrealisasi:
Atas sediaan barang terjual (Hitungan 1) SRp 113.500
Atas depresiasi perlengkapan (Hitungan 2) 474.500 588.000 Laba terrealisasi SRp 3.336.000
Untung penahanan belum terrealisasi:
Atas sediaan barang akhir (Hitungan 3) SRp 90.000 Atas perlengkapan lama (Hitungan 4) 678.000
12/02
/17
Transi
33
Suwardjono
Model 4:
Kos sekarang/daya beli konstan
Penjualan 19.575.000 X 127 / 127 KSRp 19.575.000 Kos barang terjual: 5.524.500 X 127 / 127 5.524.500 Laba kotor penjualan KSRp 14.050.500 Biaya operasi:
Depresiasi mesin lama 2.142.000 X 127 / 127 = KSRp 2.142.000 Depresiasi mesin baru 1.596.500 X 127 / 127 1.596.500
Lain-lain 7.564.000 X 127 / 127 7.564.000 11.302.500 Laba operasi KSRp 2.748.000
Untung penahanan terrealisasi:
Atas sediaan barang terjual (Hitungan 1) KSRp 0
Atas depresiasi perlengkapan (Hitungan 2) (71.500) (71.500) Laba terrealisasi sebelum untung/rugi daya beli KSRp 2.676.500
Rugi Daya Beli (lihat dalam Model 2) 1.279.500
Laba terrealisasi setelah untung/rugi daya beli KSRp 1.397.000
Untung (rugi) penahanan belum terrealisasi:
Atas sediaan barang akhir (Hitungan 3) KSRp 0 Atas perlengkapan lama (Hitungan 4) 127.000
12/02
/17
Transi
34
Suwardjono
Model 5:
Kos sekarang/fisis
Penjualan SRp 19.575.000
Kos barang terjual 870 X 6.350 5.524.500 Laba kotor penjualan SRp 14.050.500 Biaya operasi:
Lain-lain 7.564.000 11.302.500
Laba tersedia untuk dividen SRp 2.748.000
Penyesuaian untuk mempertahankan kapital fisis (lihat hitungan dalam Model 3): Sediaan barang:
Perubahan harga terrealisasi melalui penjualan SRp 113.500
Perubahaan harga melekat pada sediaan akhir 90.000 SRp 203.500 Perlengkapan:
Perubahan harga terrealisasi melalui depresiasi SRp 474.500 Melekat pada perlengkapan lama 678.000
12/02
/17
Transi
35
Suwardjono
Model 6:
Kos sekarang/daya beli konstan/fisis
Penjualan 19.575.000 X 127 / 127 KSRp 19.575.000 Kos barang terjual: 5.524.500 X 127 / 127 5.524.500 Laba kotor penjualan KSRp 14.050.500 Biaya operasi:
Depresiasi mesin lama 2.142.000 X 127 / 127 = KSRp 2.142.000 Depresiasi mesin baru 1.596.500 X 127 / 127 1.596.500
Lain-lain 7.564.000 X 127 / 127 7.564.000 11.302.500 Laba operasi sebelum rugi daya beli KSRp 2.748.000 Rugi daya beli (lihat hitungan dalam Model 2) 1.279.500 Laba operasi bersih (tersedia untuk dividen) KSRp 1.468.500
Penyesuaian untuk mempertahankan kapital fisis (lihat hitungan dalam Model 4): Sediaan barang:
Perubahan harga terrealisasi melalui penjualan KSRp 0
Perubahaan harga melekat pada sediaan akhir 0 KSRp 0 Perlengkapan:
Perubahan harga terrealisasi melalui depresiasi KSRp (71.500) Melekat pada perlengkapan lama 127.000
12/02
/17
Transi
36
Suwardjono
Model 7:
Harga jual sekarang
Penjualan 870 X 22.500 JRp 19.575.000 Kos historis barang terjual, MPKP 350 X 6.100 Rp 2.135.000
520 X 6.300 3.276.000 5.411.000 Laba kotor penjualan (terrealisasi) JRp 14.164.000
Biaya operasi 7.564.000
Aliran dana masuk JRp 6.600.000 Perubahan harga sediaan (margin pembelian)
Awal: 0
Akhir: Harga jual 900 X 25.025 JRp 22.522.500
Kos historis 900 X 6.400 Rp 5.760.000 16.762.500
Perubahan harga keluaran perlengkapan (Hitungan 5 dalam Model 3): Perlengkapan lama
Harga jual akhir JRp 15.470.000 Harga jual awal 16.592.000 Kenaikan (penurunan) harga JRp (1.122.000) Perlengkapan baru
Harga jual akhir JRp 15.561.000 Harga jual awal 14.640.000 Kenaikan (penurunan) harga JRp 921.000
Perubahan harga keluaran perlengkapan (201.000) Laba bersih JRp 23.161.500
12/02
/17
Transi
37
Suwardjono
Penjualan 870 X 22.500 JRp 19.575.000 Pembelian barang 350 X 6.100 Rp 2.135.000
520 X 6.300 3.276.000 900 X 6.400 5.760.000 Rp 11.171.000
Biaya operasi 7.564.000 18.735.000 Aliran kas berasal dari operasi JRp 840.000 Aliran kas masuk harapan
Dari sediaan akhir 900 X 25.025 JRp 22.522.500
Penurunan nilai/harga aset fisis (lihat Format 1) (201.000) 22.321.500 Laba harga jual sekarang JRp 23.161.500
12/02
/17
Transi
38
Suwardjono
Model 8:
Harga jual sekarang/daya beli konstan
Penjualan 19.575.000 X 127 / 127 KIRp 19.575.000 Kos barang terjual 2.135.000 X 127 / 122 KJRp 2.222.500
3.276.000 X 127 / 126 3.302.000 5.524.500 Laba kotor penjualan (terrealisasi) KJRp 14.050.500
Perubahan harga sediaan akhir:
Harga jual sekarang 22.522.500 X 127 / 130 KJRp 22.002.750
Kos historis 5.760.000 X 127 / 128 5.715.000 16.287.750 Laba kotor setelah penyesuaian harga sediaan KJRp 30.338.250
Perubahan harga keluaran perlengkapan: Perlengkapan lama
Harga jual akhir 15.470.000 X 127 / 130 KJRp 15.113.000 Harga jual awal 16.592.000 X 127 / 122 17.272.000 Kenaikan (penurunan) harga JRp (2.159.000) Perlengkapan baru
Harga jual akhir 15.561.000 X 127 / 130 KJRp 15.201.900 Harga jual awal 14.640.000 X 127 / 122 15.240.000 Kenaikan (penurunan) harga JRp (38.100)
Perubahan harga keluaran perlengkapan (2.197.100) Laba setelah penyesuaian fasilitas fisis KJRp 28.141.150 Biaya operasi 7.564.000 X 127 / 127 7.564.000 Laba sebelum rugi daya beli KJRp 20.577.150 Rugi daya beli (dari Model 2) KRp 1.279.500 Laba bersih dalam daya beli konstan KJRp 19.297.650
12/02
/17
Transi
39
Suwardjono
Penjualan 19.575.000 X 127 / 127 KJRp 19.575.000 Pembelian barang 2.135.000 X 127 / 122 KJRp 2.222.500
3.276.000 X 127 / 126 3.302.000 5.760.000 X 127 / 128 5.715.000 Rp 11.239.500
Biaya operasi 7.564.000 X 127 / 127 7.564.000 18.803.500 Aliran kas berasal dari operasi KJRp 771.500 Aliran kas masuk harapan
Dari sediaan akhir 22.522.500 X 127 / 130 = KJRp 22.002.750
Penurunan nilai/harga aset fisis (lihat Format 1) (2.197.100) 19.805.650 Laba sebelum rugi daya beli KJRp 20.577.150 Rugi daya beli (lihat Model 2) 1.279.500 Laba bersih dalam daya beli konstan KJRp 19.297.650
12/02
/17
Transi
40
Suwardjono