• Tidak ada hasil yang ditemukan

Slide ACC 308 Slide TAK 13

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Slide ACC 308 Slide TAK 13"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

12/02

/17

Transi

1

Suwardjono

Bab 13

(2)

12/02

/17

Transi

2

Suwardjono

• Menjelaskan pengertian perubahan harga dan jenisnya.

• Menunjukkan implikasi perubahan harga terhadap rerangka

akuntansi pokok.

• Menyebut dan menjelaskan masalah akuntansi yang berkaitan

dengan perubahan harga.

• Menjelaskan dan memberi contoh berbagai model untuk

mengatasi implikasi perubahan harga.

• Menunjukkan kelemahan dan keunggulan berbagai model

akuntansi perubahan harga.

• Menjelaskan perkembangan standar akuntansi perubahan harga

di Amerika dan kemungkinan penerapannya di Indonesia.

Tujuan Pembelajaran

(3)

12/02

/17

Transi

3

Suwardjono

Perubahan Harga

Perbedaan jumlah rupiah yang dapat digunakan untuk

memperoleh barang yang sama pada waktu berbeda.

(4)

12/02

/17

Transi

4

Suwardjono

Masalah Akuntansi

Rerangka akuntansi pokok dilandasi asumsi bahwa

daya beli uang stabil sepanjang masa atau manfaat

ekonomik barang tidak berubah.

Bila perubahan harga cukup mencolok, akuntansi

menghadapi masalah:

1. Penilaian

2. Unit pengukur

(5)

12/02

/17

Transi

5

Suwardjono

Cara Mengatasi Masalah

Penilaian

Unit pengukur

Pemertahanan

kapital

Akuntansi kos sekarang,

current cost

accounting, current value accounting,

exit price accounting

Akuntansi daya beli konstan,

constant

dollar accounting, inflation accounting,

stabilized accounting, constant

purchasing power accounting, GPLA

Kombinasi keduanya,

hybrid

(6)

12/02

/17

Transi

6

Suwardjono

Perubahan Harga

Perbedaan jumlah rupiah yang dapat digunakan untuk

memperoleh barang yang sama pada waktu berbeda.

Pada umumnya, harga barang-barang cenderung

menaik sehingga diperlukan lebih banyak jumlah

rupiah untuk membeli barang yang sama di waktu

kemudian.

(7)

12/02

/17

Transi

7

Suwardjono

Konsekuensi Perubahan Harga

Kos historis tetap terandalkan tetapi keberpautannya

dengan keputusan menjadi berkurang.

Angka penjumlahan dalam akuntansi menjadi kurang

bermakna karena merupakan penjumlahan unit

pengukur yang berbeda. Analogi dengan

“Adding

oranges and apples”

Perlu upaya untuk tetap mempertahankan

(8)

12/02

/17

Transi

8

Suwardjono

Harga umum

Harga spesifik

Harga relatif

Perubahan karena inflasi atau daya beli.

Terjadi perubahan meskipun manfaat

atau daya tukar barang sama.

Perubahan karena persepsi terhadap

manfaat barang atau perubahan

teknologi. Terjadi perubahan meskipun

tidak terjadi perubahan daya beli.

Perubahan harga spesifik setelah

pengaruh perubahan daya beli

dipisahkan atau diperhitungkan.

(9)

12/02

/17

Transi

9

Suwardjono

Pos-pos Moneter dan Nonmoneter

Pembedaan dalam rangka akuntansi perubahan harga.

Berbeda dengan lancar dan taklancar. Pos moneter

tidak sama dengan pos lancar.

Pos moneter

berkaitan dengan

untung/rugi daya beli.

Pos nonmoneter

berkaitan dengan

untung/rugi

penahanan.

(10)

12/02

/17

Transi

10

Suwardjono

Makna Perubahan Harga Umum

Barang

A

B

C

D

E

Harga dulu

Nominal

Rp2.200

Rp4.000

Rp6.000

Rp12.000

Rp 8.500

Persen

100%

100%

100%

100%

100%

Harga sekarang

Nominal

Rp3.522

Rp6.400

Rp9.600

Rp19.200

Rp13.600

Persen

160%

160%

160%

160%

160%

Perubahan

Nominal

Rp1.320

Rp2.400

Rp3.600

Rp 7.200

Rp 5.100

Persen

60%

60%

60%

60%

60%

Untuk menghomogenuskan unit pengukur diperlukan indeks harga umum

(11)

12/02

/17

Transi

11

Suwardjono

Implikasi Akuntansi Perubahan Harga Umum

Pembelian fasilitas fisis pada waktu yang berbeda-beda

mengakibatkan penjumlahan kos menghasilkan angka yang

kurang bermakna.

Kos

Aset

Indeks

Nominal

Awal

Tengah

Akhir

Mesin 1

120

Rp30.000.000

KRp30.000.000 KRp37.500.000

KRp40.000.000

150

Mesin 2

160

40.000.000

KRp30.000.000 KRp37.500.000

KRp40.000.000

Saldo

Rp70.000.000

KRp60.000.000 KRp75.000.000

KRp80.000.000

Kos dalam Daya Beli

(12)

12/02

/17

Transi

12

Suwardjono

Implikasi Akuntansi Perubahan Harga Umum

Penahanan pos moneter menimbulkan untung atau rugi daya beli.

Penahanan aset moneter:

Penundaan pelunasan utang moneter:

Daya beli kas awal yang ditahan: 160/100 X Rp1.000.000

KRp1.600.000

Daya beli kas yang dipegang akhir tahun: 160/200 X Rp1.000.000

KRp 800.000

Rugi daya beli menahan aset moneter

KRp 800.000

Daya beli utang yang ditunda: 160/100 X Rp1.500.000

KRp2.400.000

Daya beli pelunasan saat pelunasan: 160/160 X Rp1.500.000

KRp1.500.000

Untung daya beli penundaan pelunasan utang moneter

KRp 900.000

(13)

12/02

/17

Transi

13

Suwardjono

Makna Perubahan Harga Spesifik

Barang

A

B

C

D

E

Harga dulu

Nominal

Rp2.200

Rp4.000

Rp6.000

Rp12.000

Rp 8.500

Persen

100%

100%

100%

100%

100%

Harga sekarang

Nominal

Rp2.750

Rp4.000

Rp8.400

Rp12.000

Rp 8.500

Persen

125%

100%

140%

100%

100%

Perubahan

Nominal

Rp 550

Rp 0

Rp2.400

Rp 0

Rp 0

(14)

12/02

/17

Transi

14

Suwardjono

Implikasi Akuntansi Perubahan Harga Spesifik

Menimbulkan untung/rugi penahanan baik terrealisasi maupun

belum yang tidak tampak dalam statemen laba-rugi kos historis.

Lihat interpretasi makna untung atau rugi penahanan di

halaman 633-634.

Kos Historis

Kos Sekarang

Penjualan

Rp2.500.000

Rp2.500.000

Kos barang terjual

1.500.000

2.100.000

Laba kos historis (operasi)

Rp1.000.000

Laba kos sekarang (operasi)

Rp 400.000

Untung penahanan terrealisasi

600.000

(15)

12/02

/17

Transi

15

Suwardjono

Makna Perubahan Harga Relatif

Barang

Harga dulu

Nominal

Rp2.200

Rp4.000

Rp6.000

Rp12.000

Rp 8.500

Persen

100%

100%

100%

100%

100%

Harga sekarang

Nominal

Rp2.420

Rp4.400

Rp8.400

Rp13.200

Rp 9.350

Persen

110%

110%

140%

110%

110%

Perubahan

Nominal

Rp 220

Rp 400

Rp2.400

Rp1.200

Rp 850

Persen

10%

10%

40%

10%

10%

Perubahan relatif

Nominal

Rp 0

Rp 0

Rp1.800

Rp 0

Rp 0

Persen

0%

0%

30%

0%

0%

E

(16)

12/02

/17

Transi

16

Suwardjono

Implikasi Akuntansi Perubahan Harga Relatif

Pos

Nonmoneter

Moneter

Penahanan real

Penahanan moneter

Untung/rugi penahanan moneter

(monetary holding gains/losses)

Untung/rugi penahanan real

(real holding gains/losses)

Untung/rugi daya beli

(purchasing power gains/losses)

Terrefleksi dalam Model 4

(17)

12/02

/17

Transi

17

Suwardjono

Implikasi Akuntansi Perubahan Harga Relatif

Terhadap Pos Nonmoneter

(hlm. 636)

Untung

Kos sekarang

Rp60.000

Rp50.000

Kos historis

Kos dalam

daya beli

Rp56.000

(18)

12/02

/17

Transi

18

Suwardjono

Akuntansi Daya Beli Konstan

Mengatasi perubahan harga akibat perubahan daya beli.

Aspek teoretis:

1. Pemilihan indeks harga dan tahun dasar

2. Pro dan kontra

3. Daya beli sebagai jenis kapital

4. Status terhadap statemen keuangan dasar

(19)

12/02

/17

Transi

19

Suwardjono

Pemilihan Indeks Konversi

Lihat Gambar 13.7

FASB menyarankan penggunaan indeks harga konsumer perkotaan rata-rata

(Consumer Price Index for All Urban Consumer)

• Indeks awal tidak intuitif.

• Indeks akhir mengharuskan pos-pos operasi

dikonversi.

• Indeks rata-rata (tengah) menghasilkan rupiah

konversian pos-pos operasi yang mendekati rupiah

nominal bila transaksi terjadi secara merata

(20)

12/02

/17

Transi

20

Suwardjono

Akuntansi Kos Sekarang

Mengatasi perubahan harga akibat perubahan daya tukar

barang

(dicontohkan dalam Model 3).

Aspek teoretis:

1. Dasar pengukuran

2. Bagaimana kapital dipertahankan

3. Sumber dan teknik pengukuran kos sekarang

4. Pro dan kontra

5. Pemecahan laba menjadi komponen operasi

dan komponen penahanan

(21)

12/02

/17

Transi

21

Suwardjono

Akuntansi Kos Sekarang

Dasar pengukuran:

1. Kos pengganti

2. Nilai jual sekarang

3. Nilai terrealisasi harapan

Konsep terkait:

1. Jumlah rupiah terperoleh kembali (PSAK No. 48, pasal 05)

2. Nilai penggunaan

(PSAK No. 48, pasal 05)

3. Nilai pasar sekarang

(22)

12/02

/17

Transi

22

Suwardjono

Teknik Pengukuran Kos Sekarang

1. Pengindeksan

2. Penghargaan langsung

3. Pengkosan unit

(23)

12/02

/17

Transi

23

Suwardjono

Akuntansi Hibrida

Menggabungkan keunggulan akuntansi daya beli dan

akuntansi kos sekarang.

Lihat

Gambar 13.9

untuk perbedaan.

Disebut akuntansi kos sekarang daya beli konstan

(current cost/constant purchasing power accounting).

(24)

12/02

/17

Transi

24

Suwardjono

SFAS No. 33

SFAS No. 82

SFAS No. 89

Pelaporan berbasis kos sekarang dan

daya beli konstan diwajibkan untuk

perusahaan yang memenuhi kriteria.

Hanya pelaporan berbasis kos sekarang

diwajibkan.

Pelaporan pengaruh perubahan harga

hanya bersifat anjuran.

(25)

12/02

/17

Transi

25

Suwardjono

Contoh Penyajian Pengaruh Perubahan Harga versi SFAS No. 33

Format Statemen

Kos barang terjual (Skedul 1) Laba kotor

Biaya operasi (taktermasuk depresiasi) Depresiasi (Skedul 2)

Taksiran Pajak Penghasilan Laba dari operasi berlanjut Rugi daya beli (Skedul 3)

III

Pengaruh kenaikan harga spesifik sediaan dan fasilitas fisis yang ditahan selama tahun berjalan (Skedul 4 dan 5)

Pengaruh kenaikan tingkat harga umum (Skedul 4 dan 5)

Kelebihan pengaruh kenaikan tingkat harga umum di atas kenaikan harga spesifik

Rp 126.924 (194.820)

Rp (67.896)

I Dilaporkan dalam statemen keuangan utama.

II Disesuaikan terhadap perubahan tingkat harga umum.

(26)

12/02

/17

Transi

26

Suwardjono

Contoh Penyajian Pengaruh Perubahan Harga versi SFAS No. 33

Format Rekonsiliasi

Rugi daya beli (Skedul 3)

Pengaruh kenaikan harga spesifik sediaan dan fasilitas fisis yang ditahan selama tahun berjalan (Skedul 4 dan 5)

Pengaruh kenaikan tingkat harga umum (Skedul 4 dan 5)

Kelebihan pengaruh kenaikan tingkat harga umum di atas kenaikan harga spesifik

Rp (32.570)

Rp 126.924 (194.820)

Rp (67.896)

Laba dari operasi berlanjut

Penyesuaian untuk merevisi kos akibat perubahan harga umum: Kos barang terjual

Depresiasi

Laba dari operasi berlanjut disesuaikan terhadap pengaruh perubahan tingkat harga umum

Penyesuaian untuk merefleksi perubahan harga relatif: Kos barang terjual

Depresiasi

Laba dari operasi berlanjut disesuaikan terhadap pengaruh perubahan harga spesifik

(27)

12/02

/17

Transi

27

Suwardjono

Model Akuntansi Perubahan Harga

Suatu model akuntansi perubahan harga ditentukan oleh

kombinasi tiga faktor:

1. Dasar penilaian

• Kos historis

• Kos sekarang

• Nilai keluaran

2. Skala pengukuran

• Nominal versus daya beli

3. Jenis kapital

(28)

12/02

/17

Transi

28

Suwardjono

Berbagai Kemungkinan Model

Skala Pengukuran

Nominal

Daya beli

(29)

12/02

/17

Transi

29

Suwardjono

Model 1:

Kos historis

Penjualan 870 X 22.500 Rp 19.575.000

Kos barang terjual (MPKP):

350 X 6.100 = Rp 2.135.000

520 X 6.300 = 3.276.000 5.411.000

Laba kotor penjualan Rp 14.164.000

Biaya operasi

Depresiasi mesin lama Rp 1.800.000

Depresiasi mesin baru 1.464.000

Lain-lain 7.564.000 10.828.000

(30)

12/02

/17

Transi

30

Suwardjono

Model 2:

Daya beli konstan

Penjualan

Rp 19.575.000 X 127 / 127

KRp 19.575.000

Kos barang terjual:

2.135.000 X 127 / 122

= KRp 2.222.500

3.276.000 X 127 / 126

3.302.000

5.524.500

Laba kotor penjualan

KRp 14.050.500

Biaya operasi:

Depresiasi mesin lama

1.800.000 X 127 / 100

= KRp 2.286.000

Depresiasi mesin baru

1.464.000 X 127 / 122

1.524.000

(31)

12/02

/17

Transi

31

Suwardjono

Aset moneter bersih:

K a s 28.180.000 Piutang usaha 21.600.000 49.780.000 Utang usaha 14.400.000

Saldo awal 35.380.000 X 127 / 122 = KRp 36.830.000

Penambahan:

Penjualan 19.575.000 X 127 / 127 = 19.575.000 Total 54.955.000 KRp 56.405.000

Pengurangan:

Pembelian perlengkapan 14.640.000 X 127 / 122 = 15.240.000 Bembelian sediaan 2.135.000 X 127 / 122 = 2.222.500 3.276.000 X 127 / 126 = 3.302.000 5.760.000 X 127 / 128 = 5.715.000 Biaya 7.564.000 X 127 / 127 = 7.564.000 Penggunaan total 33.375.000 KRp 34.043.500 Saldo akhir 21.580.000 KRp 22.361.500 Saldo akhir dalam daya beli rata-rata

21.580.000 X 127 / 130 = 21.082.000 Rugi daya beli KRp 1.279.500

(32)

12/02

/17

Transi

32

Suwardjono

Model 3:

Kos sekarang

Penjualan SRp 19.575.000

Kos barang terjual 870 X 6.350 5.524.500 Laba kotor penjualan SRp 14.050.500 Biaya operasi:

Lain-lain 7.564.000 11.302.500 Laba operasi SRp 2.748.000

Untung penahanan terrealisasi:

Atas sediaan barang terjual (Hitungan 1) SRp 113.500

Atas depresiasi perlengkapan (Hitungan 2) 474.500 588.000 Laba terrealisasi SRp 3.336.000

Untung penahanan belum terrealisasi:

Atas sediaan barang akhir (Hitungan 3) SRp 90.000 Atas perlengkapan lama (Hitungan 4) 678.000

(33)

12/02

/17

Transi

33

Suwardjono

Model 4:

Kos sekarang/daya beli konstan

Penjualan 19.575.000 X 127 / 127 KSRp 19.575.000 Kos barang terjual: 5.524.500 X 127 / 127 5.524.500 Laba kotor penjualan KSRp 14.050.500 Biaya operasi:

Depresiasi mesin lama 2.142.000 X 127 / 127 = KSRp 2.142.000 Depresiasi mesin baru 1.596.500 X 127 / 127 1.596.500

Lain-lain 7.564.000 X 127 / 127 7.564.000 11.302.500 Laba operasi KSRp 2.748.000

Untung penahanan terrealisasi:

Atas sediaan barang terjual (Hitungan 1) KSRp 0

Atas depresiasi perlengkapan (Hitungan 2) (71.500) (71.500) Laba terrealisasi sebelum untung/rugi daya beli KSRp 2.676.500

Rugi Daya Beli (lihat dalam Model 2) 1.279.500

Laba terrealisasi setelah untung/rugi daya beli KSRp 1.397.000

Untung (rugi) penahanan belum terrealisasi:

Atas sediaan barang akhir (Hitungan 3) KSRp 0 Atas perlengkapan lama (Hitungan 4) 127.000

(34)

12/02

/17

Transi

34

Suwardjono

Model 5:

Kos sekarang/fisis

Penjualan SRp 19.575.000

Kos barang terjual 870 X 6.350 5.524.500 Laba kotor penjualan SRp 14.050.500 Biaya operasi:

Lain-lain 7.564.000 11.302.500

Laba tersedia untuk dividen SRp 2.748.000

Penyesuaian untuk mempertahankan kapital fisis (lihat hitungan dalam Model 3): Sediaan barang:

Perubahan harga terrealisasi melalui penjualan SRp 113.500

Perubahaan harga melekat pada sediaan akhir 90.000 SRp 203.500 Perlengkapan:

Perubahan harga terrealisasi melalui depresiasi SRp 474.500 Melekat pada perlengkapan lama 678.000

(35)

12/02

/17

Transi

35

Suwardjono

Model 6:

Kos sekarang/daya beli konstan/fisis

Penjualan 19.575.000 X 127 / 127 KSRp 19.575.000 Kos barang terjual: 5.524.500 X 127 / 127 5.524.500 Laba kotor penjualan KSRp 14.050.500 Biaya operasi:

Depresiasi mesin lama 2.142.000 X 127 / 127 = KSRp 2.142.000 Depresiasi mesin baru 1.596.500 X 127 / 127 1.596.500

Lain-lain 7.564.000 X 127 / 127 7.564.000 11.302.500 Laba operasi sebelum rugi daya beli KSRp 2.748.000 Rugi daya beli (lihat hitungan dalam Model 2) 1.279.500 Laba operasi bersih (tersedia untuk dividen) KSRp 1.468.500

Penyesuaian untuk mempertahankan kapital fisis (lihat hitungan dalam Model 4): Sediaan barang:

Perubahan harga terrealisasi melalui penjualan KSRp 0

Perubahaan harga melekat pada sediaan akhir 0 KSRp 0 Perlengkapan:

Perubahan harga terrealisasi melalui depresiasi KSRp (71.500) Melekat pada perlengkapan lama 127.000

(36)

12/02

/17

Transi

36

Suwardjono

Model 7:

Harga jual sekarang

Penjualan 870 X 22.500 JRp 19.575.000 Kos historis barang terjual, MPKP 350 X 6.100 Rp 2.135.000

520 X 6.300 3.276.000 5.411.000 Laba kotor penjualan (terrealisasi) JRp 14.164.000

Biaya operasi 7.564.000

Aliran dana masuk JRp 6.600.000 Perubahan harga sediaan (margin pembelian)

Awal: 0

Akhir: Harga jual 900 X 25.025 JRp 22.522.500

Kos historis 900 X 6.400 Rp 5.760.000 16.762.500

Perubahan harga keluaran perlengkapan (Hitungan 5 dalam Model 3): Perlengkapan lama

Harga jual akhir JRp 15.470.000 Harga jual awal 16.592.000 Kenaikan (penurunan) harga JRp (1.122.000) Perlengkapan baru

Harga jual akhir JRp 15.561.000 Harga jual awal 14.640.000 Kenaikan (penurunan) harga JRp 921.000

Perubahan harga keluaran perlengkapan (201.000) Laba bersih JRp 23.161.500

(37)

12/02

/17

Transi

37

Suwardjono

Penjualan 870 X 22.500 JRp 19.575.000 Pembelian barang 350 X 6.100 Rp 2.135.000

520 X 6.300 3.276.000 900 X 6.400 5.760.000 Rp 11.171.000

Biaya operasi 7.564.000 18.735.000 Aliran kas berasal dari operasi JRp 840.000 Aliran kas masuk harapan

Dari sediaan akhir 900 X 25.025 JRp 22.522.500

Penurunan nilai/harga aset fisis (lihat Format 1) (201.000) 22.321.500 Laba harga jual sekarang JRp 23.161.500

(38)

12/02

/17

Transi

38

Suwardjono

Model 8:

Harga jual sekarang/daya beli konstan

Penjualan 19.575.000 X 127 / 127 KIRp 19.575.000 Kos barang terjual 2.135.000 X 127 / 122 KJRp 2.222.500

3.276.000 X 127 / 126 3.302.000 5.524.500 Laba kotor penjualan (terrealisasi) KJRp 14.050.500

Perubahan harga sediaan akhir:

Harga jual sekarang 22.522.500 X 127 / 130 KJRp 22.002.750

Kos historis 5.760.000 X 127 / 128 5.715.000 16.287.750 Laba kotor setelah penyesuaian harga sediaan KJRp 30.338.250

Perubahan harga keluaran perlengkapan: Perlengkapan lama

Harga jual akhir 15.470.000 X 127 / 130 KJRp 15.113.000 Harga jual awal 16.592.000 X 127 / 122 17.272.000 Kenaikan (penurunan) harga JRp (2.159.000) Perlengkapan baru

Harga jual akhir 15.561.000 X 127 / 130 KJRp 15.201.900 Harga jual awal 14.640.000 X 127 / 122 15.240.000 Kenaikan (penurunan) harga JRp (38.100)

Perubahan harga keluaran perlengkapan (2.197.100) Laba setelah penyesuaian fasilitas fisis KJRp 28.141.150 Biaya operasi 7.564.000 X 127 / 127 7.564.000 Laba sebelum rugi daya beli KJRp 20.577.150 Rugi daya beli (dari Model 2) KRp 1.279.500 Laba bersih dalam daya beli konstan KJRp 19.297.650

(39)

12/02

/17

Transi

39

Suwardjono

Penjualan 19.575.000 X 127 / 127 KJRp 19.575.000 Pembelian barang 2.135.000 X 127 / 122 KJRp 2.222.500

3.276.000 X 127 / 126 3.302.000 5.760.000 X 127 / 128 5.715.000 Rp 11.239.500

Biaya operasi 7.564.000 X 127 / 127 7.564.000 18.803.500 Aliran kas berasal dari operasi KJRp 771.500 Aliran kas masuk harapan

Dari sediaan akhir 22.522.500 X 127 / 130 = KJRp 22.002.750

Penurunan nilai/harga aset fisis (lihat Format 1) (2.197.100) 19.805.650 Laba sebelum rugi daya beli KJRp 20.577.150 Rugi daya beli (lihat Model 2) 1.279.500 Laba bersih dalam daya beli konstan KJRp 19.297.650

(40)

12/02

/17

Transi

40

Suwardjono

Referensi

Dokumen terkait

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN AKREDITOR TINGKAT

Struktur dasar kristal pada mineral lempung terdiri atas satu atau dua lapisan silikon dioksida dengan satu lembaran aluminium oksida atau magnesium oksida. Di dalam

Tujuan komunikasi pertemanan dan kelompok bicaraan terjadi antara empuan berusaha mencari perhatian lawan gender unakan gerak tubuh agar an di kelompok gender m kelompok

Dengan adanya temuan-temuan tersebut peneliti merasa perlu dilakukannya penelitian untuk mengungkapkan bahwa adanya kontribusi persepsi siswa mengenai pengelolaan kelas

[r]

Dengan logoterapi ini diharapkan kita akan dapat lebih memahami adanya potensi dan sumber daya rohaniah yang secara universal ada pada setiap orang terlepas dari ras, keyakinan dan

Kontribusi Persepsi Siswa Mengenai Pengelolaan Kelas Oleh Guru Terhadap Kepuasan Siswa Di SMK Negeri 1 Cimahi.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

satu pertemuan. Dan diharapkan tujuan pembelajaran yang ingin diperoleh dapat.. tercapai pada siklus yang terakhir yaitu meningkatkan gerak dasar lari sprint pada. siswa kelas III