• Tidak ada hasil yang ditemukan

Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Dan Team Asissted Individualization (TAI) dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ditinjau dari Sikap Siswa Terhadap Matematika. | Maharani | Jurnal Pendidikan Edu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Dan Team Asissted Individualization (TAI) dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ditinjau dari Sikap Siswa Terhadap Matematika. | Maharani | Jurnal Pendidikan Edu"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

29

, 1 ',9,'8$/,=$7,21

( TA I ) D E N G A N P E N D E K ATA N

&217(;78$/7($&+,1*$1'/($51,1* (CTL) DITINJAU

DARI SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA

Swasti Maharani

)DNXOWDV3HQGLGLNDQ0,3$,.,33*5,0DGLXQ-O6HWLDEXGL HPDLOVZDVWLPDKDUDQL#\DKRRFRP

$EVWUDFW7KH([SHULPHQWDWLRQRI&RRSHUDWLYH/HDUQLQJ0RGHO*URXS,QYHVWLJDWLRQ*,W\SHDQG7HDP $VVLVWHG,QGLYLGXDOL]DWLRQ7$,ZLWK&RQWH[WXDO7HDFKLQJDQG/HDUQLQJ&7/$SSURDFK9LHZHGIURP WKHVWXGHQW¶VDWWLWXGHRIPDWKHPDWLFV7KHSXUSRVHRIWKLVVWXG\LVWRPDQLIHVWZKLFKOHDUQLQJPRGHORIWKH *,ZLWK&7/DSSURDFK7$,ZLWK&7/DSSURDFKRUFRQYHQWLRQDO7KHUHVHDUFKSRSXODWLRQZDVDOORIWKHVWX GHQWVLQ*UDGH9,,RI6WDWH-XQLRU+LJK6FKRROVLQ1JDZLUHJHQF\7KHVDPSOHVRIWKHUHVHDUFKZHUHWDNHQ E\XVLQJWKHVWUDWL¿HGFOXVWHUUDQGRPVDPSOLQJWKHQFKRVHQWKUHHVFKRROVQDPHO\6031.ZDGXQJDQ 60311JDZLGDQ6031*HQHQJ7KHGDWDRIWKHUHVHDUFKZHUHDQDO\]HGE\XVLQJWKHXQEDODQFHG WZRZD\DQDO\VLVRIYDULDQFH7KHUHVXOWVRIWKLVVWXG\VKRZHGWKDWWKH*,DQG7$,ZLWK&7/UHVXOWLQWKH VDPHOHDUQLQJDFKLHYHPHQWEXWERWKUHVXOWVEHWWHUWKDQWKHFRQYHQWLRQDO

.H\ZRUGVOHDUQLQJPRGHO*,7$,FRQYHQWLRQDO&7/DSSURDFKVWXGHQWVDWWLWXGHVWRZDUGPDWKHPDWLFV

Abstrak: Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe *URXS,QYHVWLJDWLRQ (GI) dan 7HDP

$VVLVWHG,QGLYLGXDOL]DWLRQ (TAI) dengan Pendekatan &RQWH[WXDO7HDFKLQJDQG/HDUQLQJ (CTL) Ditin-MDX GDUL 6LNDS 6LVZD WHUKDGDS 0DWHPDWLND Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan manakah model pembelajaran yang baik, GI dengan CTL, TAI dengan CTL, atau konvensional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMA Negeri di Kabupaten Ngawi. Sampel pada penelitian ini GLDPELOPHQJJXQDNDQVWUDWL¿HGFOXVWHUUDQGRPVDPSOLQJVHKLQJJDWHUSLOLK6031.ZDGXQJDQ6031 Ngawi, dan SMPN 2 Geneng. Data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan Anava Dua Jalan dengan Sel Tak Sama. Hasil dari penelitian ini adalah GI dan TAI dengan CTL sama baik dalam menghasilkan prestasi belajar, tetapi kedua model tersebut lebih baik daripada konvensional.

Kata Kunci: model pembelajaran, GI, TAI, konvensional, pendekatan CTL, students, sikap siswa terhadap matematika

Pendidikan merupakan masalah yang penting bagi manusia karena menyangkut kelangsungan hidup manusia dan tingkat kecerdasan bangsa. Salah satu ilmu yang berperan penting dalam kehidupan adalah matematika, dimana matema-tika merupakan dasar komponen penting bagi bidang ilmu sains lainnya. Mahanta (2012) ber-pendapat sebagai berikut.

7KHVWXG\RIPDWKHPDWLFVLVFRQVLGHUHGWR EHYHU\LPSRUWDQWLQHDFKDQGHYHU\FRXQ WU\ RI WKH ZRUOG 6WXGHQWV DUH UHTXLUHG WR OHDUQPDWKHPDWLFVZKLFKLVFRQVLGHUHGDV DEDVLFHGXFDWLRQVLQFHWKHVNLOORIPDWK

HPDWLFV FRPSXWDWLRQ LV HVVHQWLDO LQ HYHU\ ZDONRIOLIH

(2)

rela-tif rendah. Hal itu dapat dilihat dari rendahnya prestasi belajar matematika siswa di Indonesia khususnya di Kabupaten Ngawi. Berdasarkan laporan hasil nilai Ujian Nasional, SMP Negeri Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2011/2012 PHQGDSDW NODVL¿NDVL & GHQJDQ UDWDUDWD dan nilai terendah adalah 1,25. Salah satu pokok bahasan yang termasuk rendah dibandingkan dengan nilai propinsi dan nasional adalah materi garis dan sudut (Puspendik, 2012).

Sudah bukan hal baru lagi bahwa matematika dianggap sebagai salah satu pelajaran yang sulit bagi siswa. Oleh karena itu diperlukan adanya pembaharuan dalam bidang pendidikan. Salah satu pembaharuan yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas pembelajaran matematika. Keberhasilan siswa dalam belajar bergantung pada cara penyajian materi pelajaran dan model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Namun pembelajaran matematika di la-pangan pada umumnya cenderung terfokus pada guru WHDFKHUFHQWHUHG. Faktor yang mempen-garuhi keberhasilan belajar matematika dianta-ranya adalah sikap siswa terhadap matematika. Menurut Borasi (dalam Mohd and Farah, 2011) “7KH FRQFHSWLRQV DWWLWXGHV DQG H[SHFWDWLRQV RI VWXGHQWV UHJDUGLQJ PDWKHPDWLFV DQG PDWK HPDWLFV WHDFKLQJ KDYH EHHQ FRQVLGHUHG WR EH YHU\ VLJQL¿FDQW IDFWRU XQGHUO\LQJ WKHLU VFKRRO H[SHULHQFH DQG DFKLHYHPHQW´. Konsepsi, si-kap, dan harapan siswa tentang matematika dan pembelajaran matematika telah dianggap seb-agai faktor yang sangat penting yang mendasari pengalaman dan prestasi mereka di sekolah. Se-lanjutnya, Hoang (2008) mengemukakan “there LVVWURQJHYLGHQFHRIDVVRFLDWLRQVEHWZHHQVWX GHQWV¶DWWLWXGHVDQGWKHOHDUQLQJHQYLURQPHQW´. Terdapat hubungan yang kuat antara sikap siswa dan lingkungan belajar. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Akinsola and Olowojaiye (2008) yang mengemukakan “WHDFKHUV¶ PHWK RG RI LQVWUXFWLRQ LQ FODVVURRP LV LPSRUWDQW LQ FKDQJLQJVWXGHQWV¶DWWLWXGHDQGKDELWVWRZDUGV

PDWKHPDWLFV´ Metode guru dalam penyam-paian pembelajaran di kelas sangat penting dalam mengubah sikap dan kebiasaan terhadap matematika. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembela-jaran kooperatif yang mana siswa membentuk kelompok-kelompok dalam pembelajaran, se-hingga siswa mengalami perubahan suasana belajar. Demikian juga hasil penelitian Zakaria, Chin and Daud (2010) yang mengemukakan “FRRSHUDWLYHOHDUQLQJLVDQHIIHFWLYHDSSURDFK DQGFDQLPSURYHVWXGHQWV¶DFKLHYHPHQWLQPDWK HPDWLFV DQG DWWLWXGH WRZDUGV PDWKHPDWLFV ZKLFK PDWKHPDWLFV WHDFKHUV QHHG WR LQFRUSR UDWH LQ WKHLU WHDFKLQJ´ Pembelajaran kooperatif merupakan pendekatan yang efektif dan dapat meningkatkan prestasi siswa dalam matema-tika dan sikap terhadap matemamatema-tika, yang guru matematika perlu untuk memasukkan ke dalam pembelajaran mereka. Pendekatan yang dapat digunakan adalah pendekatan CTL (&RQWH[WXDO 7HDFKLQJDQG/HDUQLQJ). Deen and Smith (2006) berpendapat “WKHFKDQFHVRIHQDEOLQJVWXGHQWV WR WUDQVIHU OHDUQLQJ IURP RQH WHDFKLQJ VHWWLQJ WRDQRWKHUDQGRUWRUHDOOLIHVLWXDWLRQVPD\LQ FUHDVH ZKHQ WHDFKHUV XVH FRQWH[WXDO WHDFKLQJ DQG OHDUQLQJ SUDFWLFHV´. Kemungkinan yang memungkinkan siswa untuk mentransfer pe-lajaran dari satu pengaturan pembepe-lajaran ke yang lain dan/atau ke situasi nyata mungkin me-ningkat bila guru menggunakan pembelajaran kontekstual dan praktek. Oleh karena itu peng-gunaan model pembelajaran kooperatif tipe GI dan TAI dengan pendekatan CTL menarik untuk diteliti.

(3)

terhadap matematika yang memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik, sikap posi-tif, netral atau negatif terhadap matematika; (3) pada masing-masing sikap siswa terhadap matematika, manakah yang memberikan presta-si belajar matematika lebih baik, model pembe-lajaran GI dengan pendekatan CTL TAI dengan pendekatan CTL atau Konvensional; (4) pada masing-masing model pembelajaran, manakah yang memberikan prestasi belajar matematika lebih baik, sikap positif, netral atau negatif ter-hadap matematika.

METODE

Penelitian ini merupakan peneli-tian eksperimental semu dengan desain fakto-rial 3x3. Analisis data dilakukan dengan

Ana-va dua jalan dengan sel tak sama dengan taraf VLJQL¿NDQVL 3RSXODVL SHQHOLWLDQ DGDODK siswa kelas VII SMP Negeri se-Kabupaten Ngawi tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian dilakukan di SMPN 1 Kwadungan, SMPN 6 Ngawi, dan SMPN 2 Geneng dengan ukuran sampel 235 siswa. Dari masing-masing sekolah diambil tiga kelas secara acak, masing-masing satu kelas eksperimen model pembelajaran GI dengan pendekatan CTL satu kelas eksperimen model pembelajaran TAI dengan pendekatan CTL, dan satu kelas kontrol model pembelaja-ran Konvensional.

Uji normalitas menggunakan metode /LOOLHI

ors dan diperoleh hasil bahwa ketiga kelompok

berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.

Uji homogenitas menggunakan uji %DUWOHWW, diperoleh hasil bahwa ketiga kelompok mem-punyai variansi homogen (

F

2 Observasi = 0,9282 < 5,9910 =

F

2Kritik). Uji keseimbangan rataan menggunakan anava satu jalan dan diper-oleh Hal ini menunjukkan bahwa ketiga kelompok memiliki kemampuan awal yang sama atau seimbang.

Teknik pengumpulan data adalah: (1) metode tes; (2) metode dokumentasi; dan (3) metode angket. Instrumen penelitian terdiri atas: (1) tes prestasi belajar matematika; (2) angket sikap siswa terhadap matematika.

Variabel terikat adalah prestasi belajar matematika pada pokok bahasan garis dan sudut, sedangkan variabel bebasnya adalah model pembelajaran yang terbagi atas model pembelajaran GI dengan pendekatan CTLpada

kelas eksperimen pertama, model pembelajaran TAI dengan pendekatan CTL pada kelas eksper-imen kedua, dan model pembelajaran Konven-sional pada kelas kontrol. Variabel bebas yang lain adalah sikap siswa terhadap matematika dengan kategori sikap positif, netral dan negatif terhadap matematika.

Uji coba instrumen dilakukan di SMPN 1 Barat dengan responden 30 siswa kelas VII. Untuk instrumen tes prestasi belajar, mengacu pada kriteria yaitu validitas isi, daya pembeda

'•WLQJNDWNHVXNDUDQ”3”

(4)

validitas isi, reliabilitas dengan rumus $OSKD > 0,70) dan konsistensi internal (•). Dari 30 butir angket yang diujicobakan diperoleh 26 butir angket yang baik. Uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dengan metode /LOOLHIRUV dan uji homogenitas dengan uji %DUWOHWW

Diper-oleh prasyarat normalitas dan homogenitas data telah terpenuhi, sehingga dapat dilakukan anali-sis data menggunakan anava dua jalan dengan sel tak sama dan uji komparasi ganda menggu-nakan metode 6FKHIIH¶. Uji Normalitas dan ho-mogenitas dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3 berikut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Rangkuman hasil analisis anava dua jalan

(5)

Berdasarkan hasil analisis uji hipotesis pertama Fobs = 5,5297 lebih dari Ftabel = 3,000 menunjukkan bahwa H0A ditolak artinya ter-dapat perbedaan prestasi belajar matematika siswa antara kelas model pembelajaran GI den-gan pendekatan CTL, TAI denden-gan pendekatan CTL, dan Konvensional. Dari uji lanjut pasca anava diperoleh kesimpulan bahwa prestasi be-lajar matematika siswa dengan model pembe-lajaran GI dengan pendekatan CTL sama bai-knya dengan siswa dengan model pembelajaran TAI dengan pendekatan CTL, tetapi lebih baik dibandingkan siswa dengan model pembelaja-ran Konvensional.

Pembahasan

Kesamaan prestasi belajar yang dihasilkan oleh model pembelajaran GI dengan pendeka-tan CTL dan TAI dengan pendekapendeka-tan CTL, di-mungkinkan karena kedua model pembelajaran tersebut merupakan pembelajaran kooperatif, di mana dalam proses pembelajaran siswa diarah-kan untuk bekerja sama dengan teman-temannya dalam satu kelompok. Nurhadi (2004:112)

ber-pendapat bahwa pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk beker-ja sama dalam memaksimalkan kondisi belabeker-jar untuk mencapai tujuan belajar. Didukung hasil penelitian Zakaria, Chin and Daud (2010) yang mengemukakan bahwa FRRSHUDWLYHOHDUQLQJLV DQHIIHFWLYHDSSURDFKDQGFDQLPSURYHVWXGHQWV¶ DFKLHYHPHQW LQ PDWKHPDWLFV DQG DWWLWXGH WR ZDUGVPDWKHPDWLFVZKLFKPDWKHPDWLFVWHDFK HUVQHHGWRLQFRUSRUDWHLQWKHLUWHDFKLQJ Pem-belajaran kooperatif merupakan pendekatan yang

efektif dan dapat meningkatkan prestasi siswa dalam matematika dan sikap terhadap matema-tika, yang guru matematika perlu untuk mema-sukkan ke dalam pembelajaran mereka.

+DQD¿DKGDQ&XFX6XKDQDPHQ-gatakan bahwa CTL merupakan suatu proses pembelajaran holistik yang bertujuan untuk membelajarkan peserta didik dalam memahami bahan ajar secara bermakna PHDQLQJIXOO) yang berkaitan dengan konteks kehidupan nyata, baik berkaitan dengan lingkungan pribadi, agama, sosial, ekonomi maupun struktural. Oleh karena itu peserta didik memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dapat diaplikasikan dan ditransfer dari satu konteks permasalahan yang satu ke permasalahan yang lainnya. Sehingga siswa lebih termotivasi untuk mempelajari matematika. Oleh karena itu siswa dengan pem-belajaran GI dan TAI dengan pendekatan CTL memiliki prestasi lebih baik daripada siswa den-gan pembelajaran konvensional. Hal ini sejalan dengan penelitian Yuli Irfan Aliurido (2008) yang mengemukakan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan model pem-belajaran GI memberikan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran matematika dengan menggunakan model pem-belajaran tradisional (konvensional) pada materi pokok persamaan dan fungsi kuadrat.

(6)

sikap positif terhadap matematika mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan siswa dengan sikap netral dan negatif terhadap matematika, siswa dengan sikap netral terhadap matematika mempunyai prestasi belajar lebih baik dibandingkan siswa dengan sikap negatif terhadap matematika. Sikap terhadap matemati-ka merupamatemati-kan simatemati-kap siswa terhadap matematimatemati-ka yaitu keadaan internal siswa, berupa kecender-ungan atau kesiapan memberikan respon meli-puti komponen kognitif, afektif dan konatif terh-adap matematika atau pembelajaran matematika (Rusgianto, 2006:9). Oleh karena itu prestasi siswa dengan sikap positif terhadap matematika lebih baik daripada prestasi siswa dengan sikap netral dan negatif terhadap matematika, begitu juga prestasi siswa dengan sikap netral terhadap matematika lebih baik daripada prestasi siswa dengan sikap negatif terhadap matematika. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Dewi Kurniawati (2012) mengemukakan bahwa prestasi tata bahasa siswa yang memiliki sikap positif lebih baik daripada mereka yang memi-liki sikap negatif.

Berdasarkan hasil analisis uji hipotesis ketiga )REV< )0,05;4,243 atau )DE=1,6957 < 2,3700=)tabel. Nilai )DEtidak terletak di daerah kritik, sehingga +$% dterima artinya tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dan sikap siswa terhadap

matematika terhadap prestasi belajar

matema-tika siswa pada pokok bahasan garis dan sudut.

Berdasarkan sikap siswa terhadap matematika,

bahwa pada siswa dengan sikap positif, netral

dan negatif terhadap matematika

menunjuk-kan prestasi belajar matematika siswa dengan

model pembelajaran kooperatif tipe GI dengan

pendekatan CTL sama baiknya dengan prestasi

belajar matematika siswa dengan model

pembe-lajaran kooperatif tipe TAI dengan pendekatan

CTL, tetapi lebih baik daripada prestasi belajar

matematika siswa dengan pembelajaran konvensional.

Dari analisis variansi dua jalan diputuskan bahwa H0AB diterima, sehingga tidak perlu di-lakukan uji lanjut pasca analisis variansi den-gan metode 6FKHIIH¶ untuk analisis variansi dua jalan. Berdasarkan simpulan hipotesis pertama dan hipotesis kedua, maka dapat disimpulkan bahwa pada masing-masing model pembela-jaran yaitu GI dengan pendekatan CTL, TAI dengan pendekatan CTL dan konvensional menunjukkan bahwa siswa dengan sikap posi-tif terhadap matematika mempunyai prestasi lebih baik daripada siswa dengan sikap netral dan negatif terhadap matematika, siswa dengan sikap netral terhadap matematika mempunyai prestasi lebih baik daripada siswa dengan sikap negatif terhadap matematika.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

Pada pokok bahasan garis dan sudut, prestasi

belajar matematika siswa dengan model

pem-belajaran kooperatif tipe GI dengan pendekatan

CTL sama dengan prestasi belajar matematika

siswa dengan model pembelajaran kooperatif

tipe TAI dengan pendekatan CTL dan lebih baik

daripada prestasi belajar matematika siswa

den-gan pembelajaran konvensional.

Pada pokok bahasan garis dan sudut, prestasi belajar matematika siswa dengan sikap positif terhadap matematika lebih baik daripada presta-si belajar matematika presta-siswa dengan presta-sikap netral maupun negatif terhadap matematika. Prestasi belajar matematika siswa dengan sikap netral terhadap matematika lebih baik daripada presta-si belajar matematika presta-siswa dengan presta-sikap nega-tif terhadap matematika.

(7)

pembe-lajaran kooperatif tipe GI dengan pendekatan CTL sama dengan prestasi belajar matematika siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan pendekatan CTL dan lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa den-gan pembelajaran konvensional.

Pada pokok bahasan garis dan sudut, pada masing-masing pembelajaran yaitu GI dengan pendekatan CTL, TAI dengan pendekatan CTL maupun pembelajaran konvensional, prestasi belajar matematika siswa dengan sikap positif terhadap matematika lebih baik daripada presta-si belajar matematika presta-siswa dengan presta-sikap netral maupun negatif terhadap matematika, prestasi belajar matematika siswa dengan sikap netral terhadap matematika lebih baik daripada presta-si belajar matematika presta-siswa dengan presta-sikap nega-tif terhadap matematika.

Berdasarkan hasil penelitian guru sebaiknya memilih model pembelajaran yang paling ses-uai untuk diterapkan dalam proses pembela-jaran, misalnya dengan menggunakan model pembelajaran GI atau TAI dengan pendekatan CTL, karena dalam hasil penelitian menunjuk-kan bahwa model pembelajaran GI atau TAI dengan pendekatan CTL memberikan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan pembela-jaran konvensional. Selain itu guru sebaiknya memperhatikan sikap masing-masing siswa terhadap matematika, karena sikap siswa terha-dap matematika mempengaruhi prestasi belajar siswa, seperti yang ditunjukkan pada penelitian ini bahwa prestasi belajar siswa dengan sikap positif terhadap matematika lebih baik daripada prestasi belajar siswa dengan sikap netral mau-pun negatif terhadap matematika dan prestasi siswa dengan sikap netral terhadap matematika lebih baik daripada prestasi siswa dengan sikap negatif terhadap matematika.

DAFTAR RUJUKAN

Akinsola, M. K. and Olowojaiye, F. B. 2008. Teacher Instructional Methods and Student Attitudes Towards Mathematics.,QWHUQDWLRQ DO(OHFWURQLF-RXUQDORI0DWKHPDWLFV(GXFD tion.3(1):60-73.

Deen, I. and Smith, B. P. 2006. Contextual Teaching Learning and Practices In The Family and Consumer Science Curriculum. -RXUQDO RI )DPLO\ DQG &RQVXPHU 6FLHQFHV (GXFDWLRQ.24(1):14-27.

Kurniawati, D. 2013. (IHNWLYLWDV0HQJJXQDNDQ <RX7XEH9LGHRGDODP3HQJDMDUDQ7DWD%D KDVD,QJJULV'LWLQMDXGDUL6LNDS0DKDVLVZD 6HEXDK3HQHOLWLDQ(NVSHULPHQWDOGL6HPHV WHU,0DKDVLVZD3HQGLGLNDQ%DKDVD,QJJULV GDUL,QVWLWXW$JDPD,VODP1HJHUL5DGHQ,QWDQ /DPSXQJSDGD7DKXQ$NDGHPLN. Tesis tidak diterbitkan. Surakarta: PPs UNS.

+DQD¿DKGDQ6XKDQD&.RQVHS6WUDWHJL 3HPEHODMDUDQ%DQGXQJ5H¿ND$GLWDPD

Hoang, T. N. (2008). The Effects Of Grade Lev-el, Gender, and Ethnicity On Attitude and Learning Environment In Mathematics In High School. ,QWHUQDWLRQDO(OHFWURQLF-RXU QDORI0DWKHPDWLFV(GXFDWLRQ3(1):47-58.

Mahanta, D. 2012. Achievement in Math-ematics: Effect of Gender and Positive/ Negative Attitude of Students.,QWHUQDWLRQDO -RXUQDO RI 7KHRUHWLFDO $SSOLHG 6FLHQF HV4(2):157-163.

(8)

Atti-tude Towards Problem Solving in Mathemat-ics Achievements. $XVWUDOLDQ-RXUQDORI%D VLFDQG$SSOLHG6FLHQFHV,5(12):1857-1862.

Nurhadi. 2004. .XULNXOXP . Jakarta: PT Grasindo.

Rusgianto. 2006. +XEXQJDQ$QWDUD6LNDS7HU KDGDS 0DWHPDWLND .HFHUGDVDQ (PRVLRQDO 'DODP ,QWHUDNVL 6RVLDO 'L .HODV 'HQJDQ +DVLO%HODMDU0DWHPDWLND6LVZD6PS1HJHUL <RJ\DNDUWD7DKXQ. Makalah yang dis-ampaikan pada Seminar Nasional Matematika

dan Pendidikan Matematika 2006 dengan tema Trend Penelitian dan Pembelajaran Matematika di Era ICT, 24 Nopember 2006. Aliurido, Yuli Irvan. 2008. 3HPEHODMDUDQ*URXS

,QYHVWLJDWLRQQ*,3DGD0DWHUL3RNRN3HUV DPDDQ GDQ )XQJVL .XDGUDW 'LWLQMDX 'DUL 0RWLYDVL%HODMDU6LVZDTesis tidak diterbit-kan. Surakarta: PPs UNS.

Referensi

Dokumen terkait

Berikut ini adalah Algoritma untuk menyisipkan I TEM ke dalam list, tepat sesudah simpul A, atau jika LOC = NULL, maka I TEM disisipkan sebagai simpul pertama dari list.. Misalkan

Tertib serta tatanan hukum Indonesia yang memilih sistem kodifikasi seperti yang berlangsung dewasa ini, secara historis tidak dapat dilepaskan dari tradisi hukum

Oleh karena itu, gambaran permasalahan pembangunan hukum dalam negara kita, tidak dapat disangkal bahwa kekuatan kampus memiliki peranan yang

Setiap pemanfaatan ruang diwajibkan mengacu pada rencana pengembangan sistem pusat pelayanan yang telah ditetapkan; Pada pusat pelayanan kota, kegiatan berskala kota

Mengenai tanggung jawab ahli waris terhadap utang pewaris (debitur) Bank Danamon Simpan Pinjam Unit Solusi Modal Jombang termuat dalam syarat dan ketentuan umum

Kadar zat terbang dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :. Kadar zat terbang = k5?k6 k5 x

Ketentuan mengenai hal tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 141/PMK.03/2015 tentang Jenis Jasa Lain, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 Ayat (1) Huruf

Dalam penelitian ini dilakukan penyuluhan dengan ceramah dan pemberian booklet pada ibu yang mempunyai balita untuk memberikan pengetahuan tentang penyakit diare pada balita..