• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Desain Dalam Usaha Meningkatkan Produktivitas Staf Studi Kasus: PT. KIM (Persero)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Desain Dalam Usaha Meningkatkan Produktivitas Staf Studi Kasus: PT. KIM (Persero)"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka dilakukan agar dapat menginventarisasi teori-teori dan kajian literatur yang dapat digunakan sebagai teori dan alat untuk menelaah tentang pengaruh desain terhadap produktivitas staf.

2.1 Pengertian Desain Kantor

Desain adalah gagasan awal, rancangan, perencanaan pola susunan, kerangka bentuk suatu bangunan, motif bangunan, pola bangunan, corak bangunan (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008:36). Secara etimologis kantor berasal dari Belanda: “kantoor”, yang maknanya: ruang tempat bekerja, tempat kedudukan pimpinan,

jawatan instansi dan sebagainya. Dalam bahasa inggris “office” memiliki makna sebagai tempat memberikan pelayanan (service), posisi, atau ruang tempat kerja.

Desain kantor menurut Bnet Business Dictionary adalah “The arrangement of workspace so that work can be performed in the most efficient way”. Desain kantor

(2)

Tata ruang kantor

Kenyamanan

Interaksi

Gangguan Pola Kerja

Karyawan

Produktivitas Kantor 2.2 Elemen desain kantor

Amira Oribia dan Wanda Sasmita berpendapat bahwa Lingkungan kerja yang nyaman sangat dibutuhkan oleh karyawan untuk dapat beraktivitas secara optimal dan produktif sehingga lingkungan kerja membutuhkan desain yang baik, sehingga dapat mendukung produktivitas staf. Kerangka teori produktivitas kantor menurut (Barry P.Haynes 2004:11) dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 menjelaskan bahwa produktivitas dari kantor yang digunakan oleh karyawan dipengaruhi oleh lingkungan fisik dan lingkungan kerja. Tata ruang kantor berhubungan dengan sirkulasi, konsep tata ruang kantor dengan bentuk

Gambar 2.1 Kerangka Teori Produktivitas Kantor

(3)

terbuka atau tertutup, sedangkan kenyamanan kerja dipengaruhi oleh intensitas penerangan, suhu dan kelembaban udara dan tingkat kebisingan.

2.2.1 Kebisingan

Accoustical performance adalah kinerja bangunan untuk menciptakan suasana

yang bebas dari kebisingan sehingga dapat melakukan percakapan dan mendengarkan sesuatu secara jelas. Kebisingan dipengaruhi oleh:

1. Jarak sumber suara 2. Orientasi bangunan 3. Dimensi ruang

Peraturan Menteri Kesehatan tentang kebisingan yang berhubungan dengan kesehatan menyatakan pembagian wilayah dalam empat zona (Mashuri, 2007: 196).

1. Zona A adalah zona untuk tempat penelitian, rumah sakit, perawatan kesehatan atau sosial. Tingkat kebisingannya berkisar 35–45 dB.

2. Zona B untuk perumahan, tempat pendidikan, dan rekreasi. Angka kebisingan 45–55 dB.

3. Zona C antara lain perkantoran, pertokoan, perdagangan, pasar, dengan kebisingan sekitar 50–60 dB.

4. Zona D adalah lingkungan industri, pabrik, stasiun kereta api, dan terminal bus. Tingkat kebisingan 60–70 dB.

(4)

1. Memperpanjang jalannya media penambatan dengan menjauhkan antara sumber cahaya dan penerimanya.

2. Menciptakan jarak sejauh mungkin antara dinding muka bangunan dengan jalan pada lahan yang tersedia melalui penataan layout.

3. Menempatkan elemen terbuka seperti lubang bukaan, ventilasi tidak langsung kearah sumber bunyi.

4. Memberi penghalang antara sumber suara dan penerima, seperti memberikan pagar/barrier berupa tanaman yang sedekat mungkin dengan sumber bunyi dengan memperhatikan dimensi atau ketinggian pagar tersebut.

5. Memilih material bangunan yang dapat menyerap suara, dua bahan penyerap suara yaitu:

a. Penyerap suara tipe berpori contohnya karpet, gorden glass wool, rockwool, dan material lunak lainnya yang menyerap suara.

b. Penyerap suara tipe resonansi seperti panel kayu tipis, accurate fiber, penyerap suara tipe ini cocok diletakkan pada dinding, sehingga dapat mengurangi tingkat kebisingan pada ruangan.

2.2.2 Kualitas pengudaraan (suhu dan kelembaban)

Kualitas pengudaraan yang baik sangat dibutuhkan oleh tubuh agar manusia dapat beraktivitas dengan baik. Szokolay dalam buku Manual of tropical housing and building, kenyamanan termal dipengaruhi oleh variabel iklim yaitu matahari, suhu

(5)

Menurut penelitian Lippsmeier (1997) batas-batas kenyamanan manusia untuk daerah khatulistiwa adalah 19oC untuk batas bawah dan 27oC untuk batas atas. Menurut peraturan mentri kesehatan persyaratan suhu ruangan kantor adalah 18-28oC sedangkan kelembaban ruangan adalah 40%-60% (PerMenKes 1998 No 7). Pengkondisian lingkungan dilakukan agar kualitas pengudaraan dalam ruangan tercapai, dapat dilakukan melalui dua hal secara mekanis melalui upaya arsitektural dan penggunaan AC (Air Conditioning). Kelemahan dari penggunaan AC adalah biaya oprasional yang tinggi sedangkan upaya secara arsitektural dapat dilakukan melalui:

1. Perletakan orientasi bangunan yang lebih luas/panjang menghadap utara selatan, sedangkan sisi yang pendek menghadap timur-barat.

2. Menggunakan elemen arsitektur seperti cantilever. 3. Menggunakan elemen lansekap seperti:

a. Elemen vegetasi digunakan sebagai pelindung terhadap radiasi matahari, seperti pohon yang daunnya dapat menyerap efek radiasi matahari dan bayangannya dapat mengurangi pemanasan permukaan.

b. Unsur air yang dapat dihadirkan melalui pembuatan air mancur untuk menurunkan suhu bangunan.

(6)

2.2.3 Pencahayaan

Pencahayaan kantor yang baik dapat memudahkan aktivitas kerja serta memenuhi kebutuhan kenyamanan psikologis. Pencahayaan tersebut berupa pencahayaan alami maupun pencahayaan buatan agar dapat melakukan aktivitas dengan lancar dan lebih produktif.

Cahaya alami dapat membantu penerangan dalam ruang, pencahayaan alami membantu penerangan sampai 2,5 kali tinggi bukaan. Hal tersebut dapat lebih mendukung apabila kuat penerangan minimal yang dibutuhkan selalu ada dan menyinari seluruh ruangan. Cahaya hendaknya sedikit mungkin memasukkan radiasi panas, tidak kontras sehingga tidak mengurangi kenyamanan penglihatan (efek silau yang diakibatkan oleh sinar matahari).

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencapai pencahayaan alami yang efektif, antara lain:

1. Pengaturan orientasi bangunan menghindarkan bukaan luas pada area panas sehingga dapat membantu pengudaraan pada ruangan selain itu bukaan luas pada area yang panas dapat menimbulkan silau.

2. Menggunakan sun shading seperti overstek pada bangunan sehingga dapat mengurangi panas yang masuk ke dalam ruangan ataupun reflector seperti vertical blind ataupun venetian blind yang dipasang pada bagian interior

(7)

3. Menggunakan teknologi kaca yang dapat memantulkan panas, sebagai contoh kaca stopsol yang bekerja dengan memberikan perlindungan dari panas matahari dengan merefleksikan panas (Gambar 2.3).

P

Pencahayaan buatan pada umumnya menggunakan energi listrik, gas dan lilin. Pencahayaan buatan tersebut memiliki potensi cahaya berbeda dan penempatan yang berbeda sehingga mendukung kenyamanan pencahayaan pada ruangan. Berikut

Gambar 2.3 Kaca Stopsol

Sumber: http://karyaluhur.com/product/stopsol -glass.html Gambar 2.2 Venetian Blind dan Vertikal Blind

(8)

Tabel 2.1 Perbandingan Potensi Cahaya

perbandingan potensi cahaya yang diberikan yang dikategorikan berdasarkan jenis lampu, watt, indeks warna, penerapan dan umur lampu (Tabel 2.1).

Sumber: Loe dalam Karakteristik Pencahayaan hal 13

Data Tabel 2.1 menunjukkan bahwa lampu neon merupakan jenis yang paling efisien dan memenuhi syarat untuk kantor, karena umur jamnya yang tinggi dan kualitas pencahayaan yang baik untuk kantor. Kantor dalam penerangannya memiliki tipe sesuai dengan kebutuhan kerjanya, berikut tiga tipe penerangan:

1. Pencahayaan umum (general lighting), sistem pencahayaan ini pada umumnya terletak 30-60 inchi di atas lantai.

Jenis Lampu Lum/Watt Indeks

Perubahan

Lampu Halogen 18-24 20 Baik sekali Penerangan

(9)

2. Pencahayaan terarah (localized general lighting). Intensitas penerangan yang merata tidak diperlukan, memberikan cahaya pada wilayah tertentu. 3. Pencahayaan lokal (local lighting), sistem pencahayaan lokal ini diperlukan

khususnya untuk pekerjaan yang membutuhkan ketelitian.

Ruangan memiliki standar penerangan yang berbeda-beda berdasarkan fungsinya yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Perburuhan No.7 Tahun 1964, standar yang diberlakukan dijelaskan dalam Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Standar Pencahayaan

Sumber:Peraturan Mentri Perburuhan tahun 1964 No.7

Syarat-syarat kesehatan, kebersihan dan penerangan tempat kerja dalam peraturan mentri perburuhan No.7 Tahun 1964 adalah sebagai berikut:

1. Jarak antara gedung dan bangunan tidak menganggu cahaya siang ke tempat kerja. Setiap tempat kerja harus mendapatkan penerangan yang cukup. 2. Jendela-jendela, lubang-lubang atau dinding gelas harus dibuat sedemikian

rupa sehingga mamberikan penyebaran cahaya yang merata. Apabila jendela sebagai sumber penerangan cahaya matahari maka jarak jendela dari lantai tidak lebih dari 1,2 m.

Fungsi Ruangan Tingkat Pencahayaan (lux)

Perkantoran 350

(10)

3. Cukup atau tidaknya cahaya matahari, harus diadakan penerangan jalan lain sebagai pengganti matahari.

4. Kadar penerangan yang diukur dengan alat pengukur cahaya yang baik setinggi perut (1m). Penerangan yang cukup untuk area kantor dengan kekuatan minimal 350 lux.

2.2.4 Tata ruang/layout kantor

Tata ruang kantor atau office layout merupakan penentuan mengenai kebutuhan-kebutuhan ruang dan penggunaan secara terperinci dari satu ruang untuk menyiapkan suatu susunan yang praktis dari faktor-faktor fisik yang dianggap perlu bagi pelaksanaan kerja perkantoran dengan biaya yang layak. Pengaturan tata ruang kantor dapat menciptakan iklim kerja yang nyaman dan berpengaruh terhadap produktivitas karyawan.

Sirkulasi komunikasi dan aliran kerja (sirkulasi) pengaturan aliran kerja menjadikan sistem kerja lebih efisien, kesalahan dalam pengaturannya menyebabkan ada daerah yang terlalu sepi dan terlalu padat selain itu dapat mempengaruhi komunikasi kerja. Tata ruang kantor menggunakan azas pokok tata ruang yang menjadi acuan sehingga meningkatkan produktivitas staf. Azas ini dibagi menjadi empat macam (Dra. Suparjati, 2000:78) yaitu:

1. Azas jarak terpendek ialah jarak antara dua titik dalam dua garis lurus. 2. Azas rangkaian kerja, ialah penempatan para pegawai dan alat-alat kantor

(11)

3. Azas penggunaan segenap ruang adalah penggunaan setiap bagian ruangan, tidak hanya yang berupa lantai, tapi juga vertikal ke atas maupun kebawah. Penggunaan azas pokok tata ruang menjadikan ruangan tersebut memiliki rangkaian kerja, sehingga komunikasi dan efektifitas kerja dapat lebih ditingkatkan, namun hal ini tidak dapat ditemukan pada ruangan yang tidak menggunakan sistem rangkaian kerja (Gambar 2.4).

Gambar 2.4 menjelaskan bahwa azas rangkaian kerja dibutuhkan penerapannya dalam tata ruang kantor. Hal ini juga berhubungan dengan konsep atau pemisahan fungsi-fungsi yang berfungsi dalam suatu ruangan atau bangunan.

Secara umum tata ruang kantor terbagi atas dua jenis yaitu tata ruang kantor terbuka dan tata ruang kantor tertutup. Tata ruang kantor terbuka adalah ruang kerja

(12)

Tabel 2.3 Tata Ruang Kantor Tertutup

Tabel 2.4 Tata Ruang Kantor Terbuka

yang luas dan ditempati oleh karyawan secara bersama sedangkan tata ruang kantor tertutup dibatasi oleh sekat-sekat dan lebih bersifat privasi.

Tata ruang tertutup memiliki kelemahan dan kelebihan tersendiri dalam mendukung aktivitas staf, lebih jelasnya data tersebut disajikan pada Tabel 2.3.

Kelebihan Kelemahan

Terjaganya rahasia kerja pegawai karena berada di ruangan tersendiri.

Biaya tata ruang menjadi relatif mahal.

Tidak terganggunya aktivitas pegawai dan aktivitas lebih karyawan lain.

Ruangan yang tersedia hanya dapat dimanfaatkan untuk sedikit pegawai saja.

Menimbulkan kesan positif pada relasi karena perusahaan dianggap lebih menghargai pegawai.

Hubungan pribadi antar pegawai menjadi kurang erat karena dibatasi oleh ruang sehingga menyulitkan pegawai mengadakan komunikasi langsung.

Memudahkan pemeliharaan peralatan dan perabotan kantor.

Pengawasan kerja pegawai relatif lebih sulit dilakukan.

Sumber: Jurnal Pengaruh tata ruang kantor terhadap produktivitas pegawai

Tata ruang kantor terbuka juga memiliki kekurangan dan kelebihan dan disajikan dalam bentuk Tabel 2.4.

Kelebihan Kelemahan

Memungkinkan pengawasan lebih efektif terhadap pelaksanaan kerja pegawai.

Sulitnya privasi atau menjaga hak pribadi karyawan.

Lebih memudahkan hubugan antar pegawai karena tidak adanya sekat – sekat yang membatasi.

Seringnya timbul gangguan dari aktivitas lebih yang dilakukan oleh salah satu karyawan.

Lebih memudahkan penyebaran cahaya dan sirkulasi udara.

Sulitnya menjaga kerahasiaan pekerjaan, bila pekerjaan bersifat rahasia

Memudahkan penyesuaian bila terjadi perubahan.

Relatif lebih murah dari segi biaya dan lebih mudah didalam pembuatannya.

(13)

Tabel 2.3 dan Tabel 2.4 menjelaskan bahwa tata ruang kantor terbuka dan tata ruang kantor tertutup memiliki karakter dan kebutuhan tersendiri dalam penempatannya pada ruangan, sehingga produktivitas staf dapat lebih ditingkatkan. Selain itu tata ruang kantor memiliki dimensi tersendiri, dalam menunjang kebutuhan staf. Diadaptasi dari pendapat The liang Gie, adapun dimensi dan indikator tata ruang kantor tersebut antara lain :

1. Dimensi perancangan tata ruang kantor, berupa keefektifan jenis tata ruang kantor, kelancaran lalu lintas pegawai, ketepatan dalam penempatan perlengkapan kantor.

2. Dimensi penempatan pegawai berupa ketepatan antara jumlah pegawai dengan luasan kantor dan kesesuaian dengan jenis pekerjaan.

3. Dimensi lingkungan fisik kantor. Dimensi pengukuran tata ruang kantor sangat berperan penting untuk menciptakan kondisi lingkungan kerja yang nyaman. Kebutuhan luas bidang tempat kerja rata-rata 7-12m2 per karyawan.

2.2.5 Warna

(14)

berbeda, sehingga pemilihan warna untuk ruangan kantor hendaknya dipilih dengan pertimbangan yang cukup cermat, disesuaikan dengan situasi kerja dalam ruangan tersebut.

Faktor yang harus diperhatikan pada pemilihan warna adalah: 1. Kombinasi warna

2. Efek cahaya

3. Nilai pemantulan warna 4. Dampak warna

Prinsip dalam pemilihan warna perlu memperhatikan: 1. Penutup lantai (karpet)

2. Penutup dinding 3. Warna furnitur

Selain faktor-faktor prisip penentu warna, psikologi warna juga perlu diperhatikan karena psikologi warna. Psikologi makna dari warna tersebut adalah:

1. Warna merah bersifat dominan dan dapat meningkatkan agresivitas seseorang, secara fisik warna merah dapat meningkatkan tekanan darah. 2. Warna biru memberi efek menenangkan dan membawa perasaan damai,

namun penggunaan secara berlebihan dapat menimbulkan sedih atau depresi.

(15)

4. Warna hijau membawa kesan yang menyegarkan dan cocok dibawa ke dalam ruang peristirahatan.

5. Warna oranye, hasil pencampuran warna merah dan kuning yang dapat menimbulkan nafsu makan.

6. Warna hitam membawa kesan glamor dan elegan.

7. Warna putih memberikan kesan tinggi dan luas pada ruangan. 8. Warna merah muda menimbulkan sifat feminism.

9. Warna cokelat menimbulkan kesan yang serius, lembut dan hangat 10.Warna ungu memberikan kesan mewah.

Komposisi warna menggunakan teori munsell, yang menyelidiki warna standar dengan memperhatikan aspek fisik dan psikis. Warna pokok pada warna munsell adalah merah, kuning, hijau, biru dan jingga sedangkan warna sekunder

adalah jingga, hijau muda, hijau tua, biru tua dan nila.

\

Gambar 2.5 Skema warna Munsell

(16)

Hue berhubungan dengan panas dinginnya warna, value berkaitan dengan terang gelapnya warna yang direfleksikan dengan menambah warna putih atau hitam, sedangkan choma warna berhubungan dengan cerah suramnya warna. Kombinasi warna ruangan akan lebih baik jika dilakukan dengan pilihan warna dengan komposisi warna harmonis yang berarti perpaduan dua warna atau lebih. Komposisi warna dilakukan dengan mengacu pada lingkar warna dengan beberapa konsep yaitu monokromatik, analog dan komplementer. Komposisi warna analog berhubungan dengan penerapan warna dalam lingkaran Munsell yang seiring dan nilai kekuatannya tidak jauh berbeda antara lain :

1. Warna komplement merupakan warna yang nilai kekuatannya tidak jauh berbeda yang dalam lingkaran.

2. Munsell berada pada arah yang berseberangan.

3. Warna monokrom warna ini merupakan paduan warna yang paling sederhana.

2. 3 Pengertian Usaha Meningkatkan Produktivitas Staf

(17)

dalam menggunakan sumber daya apabila produktivitas tinggi maka perusahaan tersebut bekerja secara efisien dan efektif. Efektivitas yang mengarah kepada pencapaian kerja yang maksimal yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu sementara efisiensi berkaitan dengan upaya membandingkan masukan dengan realisasi penggunaanya atau bagaimana pekerjaan tersebut dikerjakan.

Poduktivitas berkaitan dengan memproduksi secara efisien dan khususnya ditujukan pada hubungan antara keluaran dan masukan yang digunakan untuk memproduksi keluaran tersebut. Usaha adalah upaya manusia untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan meningkatkan yang berasal dari kata tingkat yang berarti lapis ataupun lapisan.

Secara umum peningkatan merupakan upaya untuk menambah derajat, kualitas ataupun kuantitas dan membuatnya menjadi lebih baik. Indikator-indikator yang digunakan dalam pengukuran produktivitas kerja meliputi kuantitas kerja, kualitas kerja, dan ketepatan waktu oleh karyawan. Karyawan adalah aset, dimana aset terpenting dalam perusahaan itu adalah sumber daya manusia. Karyawan merupakan penggerak utama dari setiap organisasi dan menjadi investasi tertinggi dari sebuah perusahaan. Beberapa pengertian karyawan:

(18)

hasil karyanya itu sesuai dengan profesi atau pekerjaan atas dasar keahlian sebagai mata pencahariannya.

2. Karyawan adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang memproduksi barang dan jasa, jika ada permintaan terhadap tenaga mereka dan berpartisipasi dalam aktivitas tersebut.

Berdasarkan data diatas maka dapat disimpulkan bahwa usaha meningkatkan produktivitas staf adalah upaya yang dilakukan untuk membuat performa sumber daya manusia yang menjadi aset terpenting dalam perusahaan yang meliputi kuantitas kerja, kualitas kerja dan ketepatan waktu oleh karyawan, menjadi lebih baik.

2.4 Metodologi Penelitian

(19)

grafik untuk mendapatkan data tangapan dari staf yang bekerja di wisma KIM terhadap kualitas dari desain lingkungan fisik tempat mereka bekerja.

2.4.1 Metodologi Penelitian

Perolehan data dianalisa sehingga menghasikan kesimpulan tentang pengaruh desain terhadap produktifitas staf PT. KIM (Persero), selain itu kajian tesis ini menghasilkan rekomendasi berdasarkan hasil analisa. Metodologi penelitian tesis ini terbagi atas dua bagian yaitu:

1. Metode Pengumpulan Data yang dilakukan dengan 3 cara yaitu: a. Survei tata letak wisma PT. KIM (Persero).

b. Pengukuran bangunan.

c. Melakukan pembagian kuesioner dan wawan cara dengan karyawan PT. KIM (Persero).

2. Metode kajian desain yang dilakukan dengan 3 cara yaitu:

(20)

Tabel 2.5 Peralatan Teknik yang Digunakan untuk Mengambil Data

b. Pengukuran kebisingan pada area dalam dan luar bangunan yang dikaji menggunakan data primer, berupa analisa area yang menjadi sumber kebisingan, hasil kuesioner dan data sekunder berupa standar dari kebisingan serta data literatur sebagai refrensi pemecahan masalah dengan menggunakan prinsip desain.

c. Tata ruang peralatan dan teknik pengukuran sebagai instrument dalam mengidentifikasi dan memperoleh data. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah lux meter, digital sound level meter dan hygro thermometer (Tabel 2.5).

Sumber: Survey lapangan, 2014

2.4.2 Metoda pengambilan data angket/kuesioner

Assessment produktivitas PT. KIM (Persero) ditinjau dari kualitas

lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap produktivitas, dilakukan melalui pengumpulan data dengan pembagian angket ataupun kuesioner. Pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner diperoleh melalui proses prakuesioner dengan panduan data literatur dan wawancara terbuka, kemudian diolah menjadi data kuesioner dimana

No Nama Alat Kegunaan

1 Lux Meter/ Light Meter Mengukur intensitas cahaya.

2 Digital Sound Level Meter Mengukurtingkat kebisingan

suara.

3 Hygro Thermometer

Relative Humidity

Temperatur

Megukur kelembaban udara dan temperatur udara.

4 Meter Mengukur bangunan.

(21)

variabelnya menggunakan skala likert, responden dapat memilih 5 jawaban yang tersedia yaitu Sangat Setuju, Setuju, Netral, Tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju (SS-S-N-TS-STS). Berikut penilaian skala psikologi:

Sangat setuju (SS) = 5

Setuju (S) = 4

Netral (N) = 3

Tidak Setuju (TS) = 2 Sangat Tidak Setuju (STS) = 1

Adapun alasan menggunakan skala likert karena skala likert dapat dibuat dan diinterpretasikan dengan mudah sehingga bernilai sama dengan bentuk pengukuran sikap lainnya seperti skala Thurstone dan skala Gutmann. Kuesioner yang disajikan dibagi atas empat bagian utama yang pertanyaannya berhubungan dengan desain linkungan kerja dan produktivitas karyawan. Garis besar pertanyaan untuk kuesioner tersebut disajikan dalam Tabel 2.6.

Tabel 2.6 Garis Besar Pertanyaan Kuesioner

No Kepuasan terhadap lingkungan kerja

Bahan kajian

1 Pengaruh lingkungan kerja terhadap produktivitas Staf.

(8 pertanyaan)

Tanggapan pengaruh lingkungan kerja terhadap produktivitas staf, kualitas lingkungan kerja, pencahayaan, kebisingan, pengudaraan, tata ruang, sirkulasi dan fasilitas kantor.

2 Rekomendasi usulan dalam meningkatkan produktivitas staf. (13 pertanyaan)

Kenyamanan pengudaraan, tata ruang terbukadan tertutup, luasan area kerja, penataan letak, tata ruang dan penambahan fasilitas kantor.

Sumber: Analisa, 2014

(22)

ruang dan privasi, kenyamanan terhadap pencahayaan dan kepuasan pada pengudaraan dalam ruangan.

Jumlah pertanyaan dalam kuesioner ini adalah 21 pertanyaan dengan bentuk pilihan berganda dan lima pilihan yang diisi oleh 21 karyawan sebagai sampel dari delapan biro di PT. KIM (Persero). Jawaban kuesioner akan ditabulasi dengan mengelompokkan jawaban kemudian dihitung, dijumlahkan dan diambil persentasenya kemudian disajikan dalam bentuk grafik.

2.4.3 Metode pengambilan sampel

Desain memiliki pengaruh terhadap produktivitas staf, untuk mengkaji hal ini maka dilakukan penyebaran kuesioner kepada staf dari PT. KIM (Persero), untuk megambil jumlah sampel maka digunakan metode metode Nomogram Harry King dengan tingkat eror maksimal 5%, rumus yang digunakan pada metode ini adalah:

S=R×N……….(2.1)

Keterangan

S=Jumlah anggota sampel R=Besarnya Rasio

N=Jumlah anggota populasi

(23)

Tabel 2.7 Data Jumlah Sampel Kuesioner

staf dari PT. KIM (Persero) yang berjumlah 92 orang maka dengan menggunakan metode tersebut jumlah sampel yang diperoleh adalah 21 orang dengan pembagian jumlah sampel pada tiap biro untuk pembagian kuesioner dijelaskan pada Tabel 2.7.

No Biro Jumlah

Karyawan

Jumlah Sampel

1 Biro SDM 15 3

2 Biro Keuangan 20 4

3 Biro Oprasional dan Teknik 24 5

4 Biro Sales dan Marketing 5 2

5 Biro Pengendalian lingkungan 14 3

6 Biro Pengembangan Usaha 2 1

7 Biro SPI (Satuan Pengawas Interen) 5 1

8 Biro Coorporate & Secretary 7 2

Total 92 21

Sumber: Biro Sumber Daya Manusia PT.KIM (Persero)

PT. KIM memiliki karyawan sebanyak 92 orang dan terbagi atas 6 biro (Tabel 2.7). Jumlah sampel ditiap biro menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling yang memperhatikan tingkatan strata dalam sampling, perhitungan

(24)

Maka jumlah sampel yang diambil berdasarkan masing-masing biro tersebut ditentukan kembali dengan rumus:

N = (P/J)×S………(2.2)

Keterangan P=Populasi Kelas J=Jumlah Populasi

Gambar

Gambar 2.1  Kerangka Teori Produktivitas Kantor Sumber: Office productivity: a self- assessed approach to Office Evaluation
Gambar 2.2 Venetian Blind dan Vertikal Blind Sumber: www.google.com
Tabel 2.1 Perbandingan Potensi Cahaya
Gambar 2.4 Perbandingan Tata Ruang Kantor Dengan Azas Rangkaian Kerja Sumber: Tata Usaha dan Kearsipan
+5

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dalam penelitian kuantitatif apakah yang akan kita teliti dapat dikonseptualisasikan, apakah tidak kesulitan referensi teoritik, prediksi berbagaimana konsekuensi yang

The development of foreign culture in every region in Indonesia makes the language of the region increasingly abandoned.One of them is Biak Language from Biak

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran matematika dengan model Think Talk Write , 2) meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam

Analisa teknikal memfokuskan dalam melihat arah pergerakan dengan mempertimbangkan indikator-indikator pasar yang berbeda dengan analisa fundamental, sehingga rekomendasi yang

Sistem bertanam tumpang sari (intercropping) merupakan salah satu bentuk usaha tani terpadu yaitu pengaturan tanaman dalam suatu pola tanaman pada lahan dan waktu

Analisa teknikal memfokuskan dalam melihat arah pergerakan dengan mempertimbangkan indikator-indikator pasar yang berbeda dengan analisa fundamental, sehingga rekomendasi yang

”The change of the Deputy President Director was proposed by the shareholder to enhance the Company’s performance and to achieve the company’s vision and mission,” said Hasnul