• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Temperatur Pemanasan pada Superkonduktor Magnesium Diboride (MgB2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Temperatur Pemanasan pada Superkonduktor Magnesium Diboride (MgB2)"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Magnesium diboride (MgB2) adalah superkonduktor yang menjanjikan

dengan temperatur tinggi, 39K. Material MgB2 mulai dikembangkan sekitar tahun

1950-an, tetapi sifat superkonduktivitasnya ditemukan pada tahun 2001 oleh

Nagamatsu, dkk. Menurut Nagamatsu, dkk, MgB2 adalah senyawa sederhana yang

terdiri dari dua unsur logam yang mempunyai perilaku superkonduktor, sehingga

membuat para peneliti tertarik untuk mengembangkan material superkonduktor

paduan logam tersebut. Selain mempunyai temperatur kritis ~39K (diatas helium

cair), MgB2 mempunyai rapat arus kritis yang tinggi, yaitu sebesar 106-107 A/cm2

dan medan magnet 0 pada temperatur rendah. Panjang koherensi MgB2 adalah 3-12

nm, dimana nilai ini lebih besar dari superkonduktor temperatur tinggi (HTSC). Penelitian dan pengembangan material MgB2 yang dilakukan diharapkan dapat

menggantikan material Nb3Sn yang mempunyai nilai temperatur kritis sebesar 18 K.

Nb3Sn sudah diaplikasikan pada perangkat elektronik, yaitu Magnetic Resonance

Imaging (MRI). Selain mempunyai nilai temperatur kritis yang lebih tinggi, MgB2

lebih murah dibandingkan dengan Nb3Sn (Yudanto et al., 2015).

Superkonduktor merupakan salah satu dari perkembangan teknologi yang

paling populer dikalangan peneliti karena material ini menawarkan sejumlah

keunggulan ketika diaplikasikan. Seperti kereta super cepat yang lebih dikenal

Magnetic Levitation (MagLev), Magnetic Resonance Imaging (MRI), sistem penstabil listrik Distributed Superconducting Magnetic Energy Storage System (D-SMES), dan transmisi listrik yang efisien berbahan kawat superkonduktor

(Nagamatsu, 2001). Superkonduktivitas merupakan fenomena menarik yang ditandai

dengan fase transisi temperatur kritis (Tc) berada dalam kesetimbangan dengan fase superkonduktor (Luiz, 2010).

Analisis termal merupakan kelompok teknik karakterisasi material

berdasarkan perubahan sifat fisik atau kimia material akibat perubahan temperatur

dengan variable waktu. Analisis termal digunakan untuk mendapatkan sifat termodinamis material sehingga dapat diketahui sifat material dibawah pengaruh

pemanasan atau pendinginan, dibawah atmosfer reduksi atau oksidasi dan dibawah

(2)

2

tekanan gas (Klancnik et al., 2010). Salah satu metode analisis termal adalah analisis differensial termal (Differential Thermal Analysis/DTA) yang didasari pada perubahan kandungan panas akibat perubahan temperatur (Sariyanto, 2010).

Merujuk dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, maka penulis

melakukan penelitian yaitu menganalisis karakterisasi termal superkonduktor

magnesium diboride (MgB2) komersil berdasarkan uji DTA/TGA dan perlakuan

panas (Heat Treatment) menggunakan metode Powder in Sealed Tube (PIST). Dalam penelitian ini dilakukan proses pemanasan MgB2 dengan temperatur yang

berbeda-beda yaitu T = 4000C, T = 7500C dan T = 8800C.

1.2Rumusan Masalah

1. Bagaimana karakterisasi termal superkonduktor MgB2 berdasarkan uji

DTA/TGA.

2. Bagaimana sifat superkonduktor MgB2 setelah perlakuan panas.

1.3Tujuan Penelitian

1. Menganalisis karakterisasi termal superkonduktor MgB2 berdasarkan uji

DTA/TGA.

2. Menganalisis sifat superkonduktor MgB2 setelah perlakuan panas.

1.4Batasan Masalah

Agar permasalahan yang akan dibahas menjadi terarah, maka penulis

membatasi ruang lingkup yaitu:

1. Bahan baku yang digunakan serbuk MgB2 komersil.

2. Karakterisasi termal menggunakan DTA/TGA.

3. Perlakuan panas superkonduktor MgB2 menggunakan metode Powder In

Sealed Tube (PIST).

4. Karakterisasi yang dilakukan meliputi SEM, XRD dan pengukuran nilai

resistivitas menggunakan Cryogenic magnet.

(3)

3

1.5Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Diharapkan riset penelitian ini mampu memberikan informasi dalam

pengembangan material superkonduktor MgB2 yang merujuk pada aplikasi

superkonduktor dalam industri.

2. Berperan dalam pengembangan teknologi serta aplikasi bahan MgB2.

3. Sebagai bahan pengembangan dari teori yang telah didapat peneliti selama

perkuliahan.

1.6Waktu dan Tempat Penelitian

Proses penelitian, pembuatan sampel, karakterisasi dan penulisan dilakukan

tanggal 01 Februari 2017 sampai dengan 06 April 2017, di

a. Pusat Penelitian Metalurgi dan Material – Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia (P2MM - LIPI) Serpong.

b. Pusat Penelitian Kimia – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2K - LIPI)

Serpong.

c. Pusat Penelitian Fisika – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2F - LIPI)

Serpong.

1.7Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada masing-masing Bab adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini mencakup latar belakang penelitian, batasan masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian

serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas tentang landasan teori yang menjadi acuan

untuk proses pengambilan data, analisa data serta pembahasan.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini membahas tentang peralatan dan bahan penelitian,

diagram alir penelitian, prosedur penelitian dan pengujian

sampel.

(4)

4

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang data hasil penelitian dan analisa

data yang diperoleh dari penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan tentang kesimpulan yang diperoleh dan

memberikan saran untuk penelitian selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

Dari pengujian keseluruhan alat, didapatkan persentase biskuit yang tidak terambil diantaranya biskuit coklat muda sebesar 67,857% dan coklat tua sebesar 53,333% Penyebab

Proses migrasi ini memang membutuhkan banyak proses, dari perancangan pembuatan sistem baru, sosialiasi tentang sistem baru, pelatihan terhadap user dan

Adapun faktor yang menyebabkan adalah; penerapan sistem masih dianggap sebagai beban dan tambahan pekerjaan oleh beberapa bagian yang terlibat dalam penerapan

1) Negara bagian terdiri dari New South Wales (Sydney), Victoria (Melbourne), Queensland (Brisbane), South Australia (Adelaide), Western Australia (Perth), Tasmania (Hobart)... 2)

Ketika sedang mengerjakan tugas bersama yang harus selesai pada hari itu, seorang teman akan meninggalkan terlebih dahulu, maka saya:D. Memaksa untuk

(2) How is the effect treatment with MIT (Mediated Instruction of Text) strategy and printed material of students‟ gender on the reading skill achi evement of the eight

Sampurna Kuningan Juwana-Pati menunjukkan bahwa dari 50 karyawan dapat diambil sampel 10 karyawan, menunjukkan rata-rata karyawan 100% sudah puas dengan kebijakan

Hanafiyah: hutangnya dibagi menjadi 3 macam, yaitu: a) Hutang yang murni berkaitan dengan seseorang. b) Hutang yang berkaitan dengan Allah Swt. namun dia dituntut dari