• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Kesiapan Masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Nias Selatan Dalam Mengembangkan Pariwisata Nias Menjadi Wisata Dunia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian Kesiapan Masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Nias Selatan Dalam Mengembangkan Pariwisata Nias Menjadi Wisata Dunia"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LatarBelakang Masalah

Pariwisatamerupakansalahsatuhalyangpenting bagisuatunegara.

Denganadanya pariwisata,suatunegara ataulebihkhususlagipemerintahdaerah

tempat obyek wisata itu berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap

obyekwisata.Berkembangnyasektorpariwisata disuatunegaraakanmenarik

sektorlainuntukberkembang pulakarenaproduk-produk yang dihasilkan

diperlukanuntuk menunjang industripariwisata,sepertisektor

pertanian,peternakan,perkebunan, kerajinan

rakyat,peningkatankesempatankerja,danlainsebagainya.Mata rantai

kegiatanyang terkaitdenganindustripariwisatatersebutmampu

menghasilkandevisadandapatpuladigunakansebagaisarana untukmenyerap

tenaga kerja sehingga dapatmengurangiangka

penganggurandanmeningkatkan angkakesempatan kerja. Hal ini dibuktikan

berdasarkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementrian Pariwisata Tahun

2015 menyebutkan bahwa dampakkepariwisataanterhadap penyerapan

tenaga kerja pada tahun2015sebesar12.16juta orang meningkatsebesar

11.16% jika dibandingkandenganrealisasitahun2014 sebesar10.32

jutaorangdanrealisasi padatahun2014meningkatsebesar9.32%jika

dibandingkandengan realisasitahun 2013sebesar 9.61juta orang.

Menurut Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada tahun 2015

(2)

devisa ini meningkatdari US$11,17 miliar di tahun2014

yangtidakhanyabersumberdaripeningkatanjumlahwisatawan mancanegara

dari9,4 juta ditahun 2014dan menjadi 10,4 juta ditahun 2015, tetapi

bersumber daripeningkatanrata-ratapengeluaranper

kunjungandariUS$1.183,43 ditahun 2014, menjadi US$ 1.190

ditahun2015.Dengankatalain,peningkatan

kuantitasdevisakepariwisataandiikutidengan peningkatan kualitaspengeluaran

wisatawan. Bila dilihat perbandinganantara penerimaan devisa

pariwisatadengan komoditi ekspor lainnya dari tahun 2012-2015adalah

sebagai berikut:

Tabel 1. 1Penerimaan Devisa Pariwisata Dibandingkan dengan Komoditi Ekspor Lainnya Tahun 2012 – 2015

N

36.977,00 Minyak dan Gas Bumi

32.633,2 Minyak dan Gas Bumi

30.318,8 Minyak dan Gas Bumi

18.845,00 Minyak Kelapa Sawit

15.839,1 Minyak Kelapa Sawit

10.394,50 Pariwisata 10.054,1 Pariwisata 11.166,1 Pariwisata 9.691,6 5 Pariwisata 9.120,85 Karet

Olahan

9.316,6 Pakaian Jadi 7.450,9 Pakaian Jadi 6.117,1

6 Pakaian Jadi 7.304,70 Pakaian Jadi 7.501,0 Karet Olahan 7.021,7 Makanan Olahan

5.434,8 Alat Listrik 6.259,1 Alat Listrik 4.761,1

9 Makanan Olahan

5.135,60 Tekstil 5.293,6 Tekstil 5.379,7 Tekstil 4.207,3

10 Kertas dan Barangdari Kertas

3.972,00 Kertasdan Barangdari

3.514,5 BahanKimia 3.853,7 Kayu Olahan

2.874,1

12 Kayu Olahan 3.337,70 BahanKimia 3.501,6 Kertas dan Barangdari kertas

(3)

Keterangan: *)Data2015sampaidenganposisibulanOktober

Sumber: Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementrian Pariwisata Tahun 2015

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009

Tentang Kepariwisataan, bahwa kepariwisataan di Indonesia

diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi;

meningkatkan kesejahteraan rakyat; menghapus kemiskinan; mengatasi

pengangguran; melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya; memajukan

kebudayaan; mengangkat citra bangsa; memupuk rasa cinta tanah air;

memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; dan mempererat persahabatan

antar bangsa.

JohnNaisbittdalamGlobalParadox (Kusnadi, 2013)mengatakanbahwa

dalam eraglobalisasi,pariwisata merupakanindustriterbesar

didunia.Pariwisata adalahpenghasiluang

terbesardanterkuatdalampembiayaanekonomi global.

Lebihlanjutdikatakanbahwapariwisatamempekerjakan240juta

orangdiseluruhdunia,atausatudarisetiapsembilanpekerjaatau10,6% dari

angkatan kerjaglobal.

Pengembangandanpendayagunaanpariwisatasecara optimalmampu

meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mempertimbangkan haltersebutmaka

penangananyang baiksangatdiperlukandalamupaya

pengembanganobyek-obyek wisatadi Indonesia. Parapelakupariwisatamulai melakukan tindakan

pengembangandenganpenelitian dan

melakukanobservasiterhadapobyek-obyekwisata di Indonesia.

(4)

kayaakanpotensiwisata,maka sektor pariwisatasaatinijuga

menjadiandalanpemerintah.Berbagai kebijakan dikeluarkanuntuk

mendukung dan meningkatkanlaju kepariwisataan diIndonesia.Bahkan

pariwisataditetapkan sebagaisektor andalan pembangunan nasional. Namun

demikian, Indonesia ternyata masih ketinggalan dalam bersaing di dunia

pariwisata dibandingkan negara-negaraASEAN lainnya.BrandingWonderful

Indonesia atau Pesona Indonesia padatahun2015 mendongkrak pariwisata

Indonesia naik100 peringkat,dari semula tanpa peringkat menjadi peringkat

ke-47 dunia. Meskipunkunjunganwismanterusmengalami

pertumbuhansetiaptahunnya,namun dibandingkandengancompetitor di

ASEAN,posisiIndonesiamasih tertinggaldibandingkan dengannegara

Malaysia, Singapura dan Thailand.Hal initerlihatpada grafik dibawah ini:

Grafik 1. 1PertumbuhanJumlahWisatawan Mancanegara

(5)

Diagram 1. 1Diagram of Tourist Composition Number Global, Asia Pasific, ASEAN and Indonesia Within Year 2014

Sumber: UNWTO- United Nation World Tourism Organization

Pariwisata pula memberikankontribusiyang signifikanbagi

perekonomianIndonesia.

DampakkepariwisataanterhadapProdukDomestikBruto(PDB)nasionalditahun

2015sebesarRp.461,36triliun,

4,23%dariPDBnasional.PenciptaanPDBdisektor pariwisataterjadimelalui

pengeluaran wisatawannusantara,anggaranpariwisata

pemerintah,pengeluaranwisatawan mancanegara, dan investasi pada usaha

pariwisata yang meliputi: (1) Usaha dayaTarik wisata; (2) Usaha kawasan

pariwisata;(3)Jasatransportasiwisata;(4)Jasa perjalanan wisata; (5) Jasa

makanan dan minuman; (6) Penyedia akomodasi; (7) Penyelenggaraan

(6)

insentif,konferensidanpameran;(9)Jasa informasi pariwisata; (10) Jasa

konsultan pariwisata; (11) Jasa pramuwisata;(12)danSPA.

Diberbagaidaerah,pembangunanpariwisata terusdikembangkan

danditingkatkanuntukberbagaihalantara lainyaituuntukmeningkatkan

PendapatanAsliDaerah (PAD),memperluasdanmeratakankesempatan

kerja,mendorong pembangunandaerahkhususnyadalamhal pengelolaan pajak

danusaha,serta meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran

rakyat.Halinididukungdengan pelaksanaanUndang-Undang Nomor22

Tahun1999, yang kemudiandiperbaruidengan Undang-undang nomor32

tahun2004tentang otonomidaerah,yang padadasarnyamenegaskan perlunya

pemerintah daerah mengoptimalkan pendapatan aslidaerahdari

berbagaisumber-sumberyang dimilikinya,termasukdalam halinidari sektor

kepariwisataan.

Datastatistik perJanuaris.d. Desember2015 menunjukkancapaian

pembangunan pariwisata Indonesia mampu melampauitarget yang telah

ditentukan. Hal ini dibuktikan melalui kunjungan wisatawan mancanegara

yang meningkatmenjadi10,4juta orang,dari target 2015sebesar 10juta

orang.Adapunkunjungan wisatawan mancanegaratersebut berkontribusi

terhadap penerimaan devisa sebesar Rp 144 triliun. Peningkatan pencapaian

devisa tersebut justru terjadi ketika devisa dari komoditi batu bara dan

migascenderung mengalami penurunan,seperti diproyeksikanmelalui tabel

(7)

Grafik 1. 2 Proyeksi Penerimaan Devisa Dari Sektor-Sektor Utama Dalam Perekonomian Indonesia

Pada dasarnya terdapat banyak daerah di Indonesia yang memiliki

kekayaan alam dan budaya yang potensial untuk dikembangkan dalam

kerangka kepariwisataan serta memiliki kemampuan untuk menjadi salah satu

destinasi pariwisata kelas dunia.

SumateraUtaramerupakansalahsatuprovinsidiIndonesiayang memiliki

potensipariwisatayangbesar. ProvinsiSumatera

Utaramemilikibanyaksekalidayatarikwisataalam (nature),budaya (culture),

kerajinan, kuliner, dan rekreasi. Selain itu, dilihat dari tujuan

kedatanganwisatawan,Sumatera Utarasangatpotensialuntukmenjadidayatarik

wisata religi,bisnis,kesehatan,danpendidikan.SebagaisuatuDaerahTujuan

Wisata (DTW), potensikepariwisataandi daerahSumateraUtara memilikidaya

Tarik wisata yang cukup kuat bagi kunjungan wisatawan, baik wisatawan

domestik maupunwisatawanmancanegara.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara,

(8)

Sumatera Utara melalui tiga pintu masuk, yaitu melalui Bandar Udara

Internasional Kualanamu, Pelabuhan Laut Belawan, dan Pelabuhan Laut

Tanjung Balai Asahan pada bulan November 2016 mencapai 23.650

kunjungan, mengalami peningkatan jumlah kunjungan sebesar 0,96%

dibandingkan bulan sebelumnya Oktober 2016 yang mencapai 23.426

kunjungan. Namun, secara kumulatif, pada bulan Januari-November 2016,

jumlah wisatawan mancanegara yag berkunjung ke Sumatera Utara

mencapai 204.693 kunjungan. Hal ini mengalami penurunan sebesar 1,24%

bila dibandingan dengan tahun 2015.

Tabel 1. 2Jumlah Wisatawan Mancanegara Melalui Tiga Pintu Masuk Periode Januari-November 2016

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara

(9)

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara Grafik 1. 4Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Sumatera Utara

dan Indonesia Periode Oktober dan November tahun 2012-2016

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara

Pertumbuhan pariwisata Sumatera Utara tersebut tidak terlepas dari

perananmasing-masingkabupaten (pemerintah daerah)dalammengelola

sumberdayayangdimiliki

olehmasing-masingdaerah.Salahsatukabupatenyangmemilikisumberdaya

yangbesardibidang kepariwisataanadalahKabupatenNias Selatan.

Kabupaten Nias Selatan merupakan satu dari 4 daerah otonom di

Kepulauan Nias yang mengalami pemekaran daerah pada tahun 2003, dengan

penduduknya menurut data Badan Pusat Statistik berjumlah 305.010 jiwa

(tahun 2014) dan tersebar di 21 pulau dalam 8 Kecamatan. Kabupaten ini

terdiri dari 104 gugusan pulau besar dan kecil yang memanjang sejajar Pulau

Sumatera. Panjang pulau-pulau tersebut lebih kurang 60 kilometer, lebar 40

kilometer. Dari seluruh gugusan pulau tersebut, terdapat empat pulau besar,

yakni Pulau Tanah Bala (39,67 km²), Pulau Tanah Masa (32,16 km²), Pulau

Tello (18 km²), dan Pulau Pini (24,36 km²), namun tidak seluruh pulau

berpenghuni.

(10)

Selatanmempunyai beberapa tempat yang menjadi obyek wisata, di antaranya

Telukdalamdengan ombaknya yang menggulung membuat para selancar

dunia datang berkunjung ke Sumatera Utara. Hal ini membuat

diselenggarakannya eventsurfing internasional guna memperkenalkan lebih

jauh Pantai Sorake dan mengundang banyak wisatawan untuk tetap

berkunjung dan kembali datang ke Pantai Sorake. Gelombang ombak yang

tinggi hingga mencapai 3-5 meter dan memiliki 5 tingkatan tidak terpengaruh

oleh arah mata angin serta pasang surut air laut, sehingga memberikan

kebebasan bagi para peselancar untuk melakukan atraksi-atraksi dengan

berbagai gaya disetiap tingkatan. Kemudian Desa

ditetapkan sebagai situs warisan dunia UNESCO (dikutip dari website resmi

UNESCO) serta obyek-obyek wisata alam dan wisata budaya lainnya.

Peninggalan budaya masa lalu masih tetap dipertahankan di Kecamatan

Telukdalam. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya rumah-rumah

tradisional yang berdiri kokoh di setiap desa. Omo Sebua (Rumah Raja)

masih terdapat di beberapa desa seperti: Bawomatalou, Hilinawalo Fau,

Onohondro serta Hilinawalo Mazino. Selain itu, terdapat pula tradisi

kebudayaan seperti tradisiFataele dan Maluaya (tari perang),

HoHo, Mogaele yang masih dipertahankan dan dilestarikan oleh masyarakat

setempat. Serta daerah Pulau-Pulau Batu yang merupakandaerah wisata

bahariyangterkenaldengan keindahan lautnyayang mengundang wisatawan

untuk berjemur (sun bathing)dan menyelam(diving).

(11)

Yahya (dikutip dalam kabarmedan.com) menargetkan tingkat kunjungan

wisata ke kepulauan Nias sekitar 100.000 pada tahun 2019 dan mencapai 1

juta wisatawan pada tahun 2024. Oleh sebab itu pemerintah pusat bekerja

sama dengan pemerintah daerah di Kepulauan Nias melakukan

pengembangan akses transportasi dan infrastruktur demi peningkatan

pariwisata di Kepulauan Nias.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias Selatan,

jumlah wisatawanpadatahun 2015 jumlah wisatawandiKabupaten Nias

Selatan mengalami tren peningkatan yang cukup bagus. Peningkatan yang

terjadipadatahun 2015bila dibandingkandengantahun sebelumnya yaitu

sebesar7,48persen.Wisatawan mancanegara mengalamipeningkatan

sebesar25,18persen sementara wisatawandomestikmeningkatsebesar 4,95

persen.

Tabel 1. 3 Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Kabupaten Nias Selatan

Grafik 1. 5 Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Kabupaten Nias Selatan

No. Tahun Wisatawan Jumlah

Mancanegara Domestik

1 2011 1.250 14.457 15.707

2 2012 1.450 18.367 19.817

3 2013 2.360 23.685 26.045

4 2014 3.400 23.700 27.100

(12)

Sumber:Badan Pusat Statistik Daerah KabupatenNias Selatan Tabel 1. 4 Jumlah Kunjungan Wisatawan Domestik Dan Mancanegara di

Daerah Pantai Lagundri Dan Sorake Tahun 2014

Sumber:Dinas PariwisataKabupatenNias Selatan

Muhamad (2015) mengatakan kesiapan merupakan sikap

untukberinteraksiterhadapsesuatu obyekdengancara-cara tertentu atau

kecenderunganpotensial untuk berinteraksi apabilaindividu dihadapkan pada

suatu stimulusyangmenghendaki respon. Kesiapan memiliki peranan yang

sangat penting dalam memulai suatu kegiatan, karena dengan adanya

kesiapan maka akan mendapatkan hasil yang lebih baik, begitu pula dengan

kegiatan pariwisata. Dengan memiliki kesiapan, masyarakat telah siap untuk

menghadapi apapun yang akan terjadi untuk menunjang keberhasilan

pariwisata. Jadidengandemikiansuatu kesiapan merupakansuatupondasidasar

bagi suatu masyarakatatau pemerintah dalam menindaklanjuti terkait

0

2011 2012 2013 2014 2015

Wisatawan Wisatawan Jumlah

Tahun Objek Wisata Wisatawan Jumlah

Domestik Mancanegara

2014

Lagundri 2.658 329 3.014

Sorake 2.755 495 3.250

Total kunjungan 6.264

2015

Lagundri 2.051 365 2.416

Sorake 2.347 507 2.854

(13)

dengan kegiatan yang akandilakukan kedepannya. Dalam kegiatan

penggelolaan pariwisata, tidak hanya peran pemerintah yang harus ikut ambil

bagian, melainkan peran dari masyarakat sangat penting dalam pengelolaan

dan pengembangan daerah wisata tersebut. Kesiapan masyarakat dari

berbagai aspek memiliki peran penting dalam kepariwisataan, karena di

dalam kegiatan pariwisata yang menjadi tolak ukur wisatawan yang datang

berkunjung adalah masyarakat dari daerah objek wisata tersebut.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Anak Agung Gede

Ngurah Puspayoga (dikutip dari wartaekonomi.co.id) mengatakan bahwa

strategi yang diperlukan dalam mengembangkan sektor pariwisata adalah

waktu dan kesiapan masyarakat untuk menerima daerah setempat menjadi

tujuan pariwisata, karena tanpa adanya kesiapan dari masyarakat, maka segala

upaya pemerintah dari segi infrastruktur ataupun faktor lainnya bakal tidak

optimal.

Dalam kerangka pengembangan destinasiwisata, beberapapermasalahan

pokok yang harus dihadapiyaitu:(1)kesiapandestinasipariwisatayang belum

meratadari aspekmanajemenatraksi,amenitasmaupunaksesibilitas; (2)kesiapan

masyarakatdi sekitar destinasi pariwisata yang belum optimal.

Keberhasilanpembangunankepariwisataan jugasangatditentukanoleh

kesiapandandukunganmasyarakatdi tempat obyek pariwisata. Banyakdaerah

yang sudahdikenalwisatawandanmenjadidestinasiwisata,namuntidak

mampuberkembangbaik danmengalami stagnasikarenamasihterbatasnya

(14)

terhadapnilai manfaat pariwisatabagi masyarakatdanwilayah setempat

seringkalimemunculkaniklimyang kurang kondusifbagitumbuh dan

berkembangnyakepariwisataan. Unsur-unsur SAPTA PESONA Pariwisata

(Aman,Tertib,Bersih,Nyaman,Indah,RamahDanKenangan)belumsepenuhnya

terwujuddidestinasi-destinasipariwisata, sehinggakondisitersebut cenderung

menciptakan persepsiyang kurang positif bagiwisatawan,karena merasatidak

nyaman danamandalammelakukankunjunganwisatanya.

MaryAnn Pentz (Edwards, et.al, 2000), seorang

penelitiMidwestPrevention Projectyangberhasilmendapatpenghargaan

darikalanganilmuwanketikamempresentasikankonsep "communityreadiness"

pada Kentucky Conference for Prevention Research tahun

1991,iamenegaskanbahwajika masyarakatbelumsiap,maka

programpembangedwaunanakanterhambat, danjika programtersebut

diteruskan,cenderungakanberakibatpadakegagalan(failure) dikemudianhari.

Sebaliknya jika kesiapan masyarakat sebagai salah satu faktor penentu

keberhasilanprogramdapatterwujud,makaefektifitas danmanfaat

programjugadapat dicapai.Namunmengingatkesiapanmasyarakat

bukanlahsesuatuhal yanginstan,makaperluadapentahapankesiapan.

1.2.Rumusan Masalah

Merujuk dari uraian latar belakang penelitian tersebut maka yang

menjadi rumusan masalah dalam hal ini adalah:

1. Bagaimana kesiapan masyarakat Kabupaten Nias Selatan dalam

(15)

2. Bagaimana kesiapan Pemerintah Daerah Kabupaten Nias Selatan dalam

mengembangkan wisata Nias menjadi wisata dunia?

3. Bagaimana hubungan kesiapan masyarakat dan Pemerintah Daerah

Kabupaten Nias Selatan terhadap pengembangan pariwisata?

1.3.Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan mengkaji sejauh mana kesiapan masyarakat

Kabupaten Nias Selatan dalam mengembangkan wisata Nias menjadi

wisata dunia.

2. Untuk mengetahui dan mengkaji sejauh mana kesiapan Pemerintah

Daerah Kabupaten Nias Selatan dalam mengembangkan wisata Nias

menjadi wisata dunia

3. Untuk mengetahui hubungan kesiapan masyarakat dan Pemerintah

Daerah Kabupaten Nias Selatan terhadap pengembangan pariwisata.

1.4.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang akan dilakukan diharapkan dapat memberikan

manfaat secara praktis dan teoritis.

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat untuk

(16)

serta dapat memberikan kontribusi dan sebagai bahan perbandingan bagi

mahasiswa yang lain yang ingin melakukan penelitian dibidang yang

sama, khususnya dalam kesiapan masyarakat dan pembangunan

pariwisata.

b. Manfaat Praktis

Manfaat praktis penelitian ini ialah untuk mengasah kemampuan

peneliti dalam mengkaji berbagai kebijakan atau program yang

dilaksanakan oleh pemerintah. Hal ini terkait dengan konsentrasi

keilmuan yang digeluti peneliti saat ini yakni sebagai calon perencana

sosial dan pembangunan. Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan

mampu memberikan masukan yang berguna untuk Pemerintah Daerah

Kabupaten Nias Selatan dan Dinas Kebudayaan Pariwisata dan

Kepemudaan Olahraga Kabupaten Nias Selatan. Dengan adanya

penelitian ini pemerintah dapat melakukan evaluasi program-program

pembangunan pariwisata serta dapat menentukan model pembangunan

yang memperhatikan lokalitas dan kesiapan masyarakat.

1.5.Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah dalil atau prinsip yang logis yang dapat diterima

secara rasional mempercayainya sebagai kebenaran sebelum diuji atau

disesuaikan dengan fakta-fakta atau kenyataan-kenyataan yang mendukung

atau menolak kebenarannya (Nawawi: 1995). Dari definisi tersebut dapat

disimpulkan bahwa hipotesis dalam suatu penelitian harus diuji. Oleh karena

(17)

kebenarannya atau ketidakbenarannya. Berdasarkan penjelasan di atas, maka

hipotesa yang dapat dibuat dalam penelitian ini adalah:

H0 : Tidak terdapat hubungan antara kesiapan masyarakat dan

pemerintah daerah terhadap pengembangan pariwisata Nias

menjadi wisata dunia.

Ha : Terdapat hubungan antara kesiapan masyarakat dan pemerintah

daerah terhadap pengembangan pariwisata Nias menjadi wisata

dunia.

1.6.Definisi Konsep

Menurut Sofian Efendi (dalam Singarimbun, 2008:46) bahwa unsur

penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel

disebut sebagai defenisi operasional. Dengan kata lain defenisi operasional

adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu

variabel. Berdasarkan defenisi diatas, maka operasional variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah:

a) Kesiapan merupakan keseluruhan kondisi seseorang yang siap dalam

melakukan suatu kegiatan, baik secara fisik maupun mental untuk

memberikan suatu respon terhadap suatu situasi.

b) Kesiapan masyarakat adalah masyarakat bersedia dan siap untuk

mengambil tindakan terhadap masalah atau kegiatan yang terjadi,

sehingga masyarakat dapat ikut serta dan terlibat dalam kegiatan

tersebut (Donnermeyer, 1997). Secara budaya, kesiapan masyarakat

(18)

nilai yang baru ia dapatkan namun tetap mempertahankan

nilai-nilai yang telah ada di dalam masyarakat. Secara sosial, kesiapan

masyarakat dapat dilihat dalam ketersediaan masyarakat untuk

melakukan kontak atau interaksi dengan masyarakat lainnya, berupa

keramahtamahan masyarakat, adanya sikap melayani, dan keterbukaan

masyarakat setempat terhadap masyarakat lainnya. Secara ekonomi,

kesiapan masyarakat dapat dilihat dari adanya usaha-usaha yang

dilakukan dalam meningkatkan taraf hidupnya dengan mempersiapkan

infrastruktur atau fasilitas-fasilitas yang terbaik untuk mendukung

kegiatan yang ada di dalam masyarakat.

c) Kesiapan Pemerintah Daerah adalah penyelenggara pemerintahan

daerah yang memiliki sistem kelembagaan, sarana dan prasarana yang

lengkap yang ditunjang dengan kemampuan Sumber Daya Manusia

(SDM) yang berkualitas, serta memiliki Legal Framework dan

anggraran daerah yang tercantum dengan jelas dan spesifik sehingga

pemerintah daerah bersedia dan siap untuk mengambil tindakan

terhadap masalah atau kegiatan yang terjadi.

d) Pengembangan adalah suatu usaha menuju kearah yang lebih baik

serta mengalami pertumbuhan dan perubahan, baik dalam segi

kualitas maupun dalam segi kuantitas.

e) Pariwisata adalahsuatuperjalananyangdilakukanuntuksementara

waktu,yangdiselenggarakandarisuatutempatketempatlaindengan

(19)

dikunjungi, tetapi semata-mata untuk memenuhi keinginan yang

beranekaragam (Oka. A. Yoeti, 1996).

f) Pengembangan pariwisata, dapatdiartikansebagaikegiatandalam

meningkatkan pendapatan devisa pada khususnya dan masyarakat

pada umumnya,perluasankesempatan sertalapangankerjadan

mendorong kegiatan-kegiatanindustripenunjangdanindustriindustri

sampingan lainnya, memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan

alamdankebudayaan,meningkatkan persaudaraannasionaldan

internasional (Oka. A. Yoeti,1996).

1.7.Operasionalisasi Variabel

Operasional variabel adalah suatu batasan yang diberikan kepada suatu

variabel dengan cara memberikan arti atau mempersepsikan kegiatan ataupun

memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel

tersebut. Operasional variabel digunakan untuk melihat variabel-variabel

yang menjadi kajian penelitian. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

Kesiapan Masyarakat dan Kesiapan Pemerintah Daerah, sedangkan variabel

terikat dalam penelitian ini adalah Pengembangan Pariwisata.

Operasional variabel juga dimaksudkan untuk mencegah salah tafsir

dan perluasan permasalahan dari serangkaian proses penelitian ini melibatkan

variabel Kesiapan Masyarakat, Kesiapan Pemerintah Daerah, dan

Pengembangan Pariwisata.

(20)

Adapunyang menjadi indikatorKesiapan Masyarakat dalam

penelitian ini,yaitu:

1. Upaya yang dilakukan masyarakat

2. Pengetahuan masyarakat tentang kegiatan/isu

3. Kepemimpinan

4. Keterlibatan masyarakat

Variabel Bebas (X2)

Adapunyang menjadi indikatorKesiapan Pemerintah dalam

penelitian ini,yaitu:

1. Visi dan Misi.

2. Peraturan Perundang-Undangan (Legal Framework).

3. Program/Kebijakan.

4. Sumber Daya Manusia (Kelembagaan).

5. Sosialisasi dan Edukasi.

6. Pemasaran Pariwisata.

Variabel Terikat (Y)

Adapunyang menjadi indikatorPengembangan Pariwisata dalam

penelitian ini,yaitu:

1. Sarana dan Prasarana.

2. Peningkatan Jumlah Wisatawan.

3. Daya Tarik

(21)

1.8.Bagan Operasional Variabel

Gambar

Tabel 1. 1Penerimaan Devisa Pariwisata Dibandingkan dengan Komoditi
Grafik 1. 1PertumbuhanJumlahWisatawan Mancanegara
Grafik 1. 2 Proyeksi Penerimaan Devisa Dari Sektor-Sektor Utama Dalam Perekonomian Indonesia
Tabel 1. 2Jumlah Wisatawan Mancanegara Melalui Tiga Pintu Masuk Periode Januari-November 2016
+4

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan hubungan pekerjaan, peran PMO, pelayanan kesehatan, dukungan keluarga dan diskriminasi terhadap ketidakteraturan

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir Menguasai bahasa Madura lisan dan tulis, reseptif Menilai penggunaan bahasa Madura pada Tingkat keilmuan yang mendukung mata

komunitas yaitu cerminan dan kesadaran kritis, membangun identitas komunitas, tindakan representasi dan politis, praktek yang berhubungan dengan budaya, asosiasi

Penelitian tentang cerita prosa rakyat “Sultan Hadirin dan Masjid Wali At - Taqwa Loram Kulon” di desa Loram Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah; bertujuan

Memberikan persetujuan kepada Perseroan untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas VIII dengan cara menerbitkan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu kepada Para Pemegang

Konsentrasi ini cenderung sama dengan konsentrasi klorofil-a pada daerah fishing ground ikan pelagis besar dengan jarak dari 22-46 mil laut pantai Kabupaten Manokwari,

Bahan tambahan pangan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai bahan makanan dan biasanya bukan merupakan komponen khas makanan, mempunyai atau tidak

The quality of the calibration model was evaluated using the following statistical parameters: coefficient of determination between predicted and measured glucose concentration ( R