• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pengamanan Terhadap Aset Tidak Bergerak pada Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Provinsi Sumatera Utara Chapter III IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Pengamanan Terhadap Aset Tidak Bergerak pada Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Provinsi Sumatera Utara Chapter III IV"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Aset Daerah

Aset daerah merupakan sumber daya penting bagi pemerintah daerah sebagai penopang utama pendapatan asli daerah. Oleh karena itu penting bagi pemerintah untuk dapat mengelola aset secara memadai. Dalam pengelolaan aset daerah, pemerintah daerah harus menggunakan pertimbangan aspek perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penerimaan, penyimpanan dan penyaluran, penggunaan, penatausahaan, pemanfaatan atau penggunaan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan, pemindahtanganan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian pembiayaan dan tuntutan ganti rugi agar aset daerah mampu memberikan kontribusi optimal bagi pemerintah daerah yang bersangkutan sehingga arah pembangunan di Bidang Pengelolaan Aset Daerah dapat terintegrasi dan terprogram dengan baik.

3.2 Prinsip Dan Fungsi Aset Daerah

1. Prinsip Aset Daerah

(2)

bermanfaat untuk dasar pengembalian keputusan mengenai kebutuhan barang dan estimasi kebutuhan belanja pembangunan (modal) dalam penyusunan APBD, dan untuk memperoleh informasi manajemen aset daerah yang memadai maka diperlukan dasar pengelolaan kekayaan aset yang memadai juga. Menurut Mardiasmo (2002) terdapat tiga prinsip dalam pengelolaan kekayaan aset daerah yaitu adanya perencanaan yang tepat, pelaksanaan atau pemanfaatan secara efisien dan efektif, dan pengawasan/pengamanan.

2. Fungsi Aset Daerah

Setelah mengetahui prinsip mengenai aset daerah, maka aset suatu daerah memiliki fungsi yaitu :

1. Terwujudnya ketertiban administrasi mengenai kekayaan daerah, baik menyangkut inventarisasi tanah dan bangunan, sertifikasi kekayaan daerah, penghapusan dan penjualan aset daerah.

2. Terciptanya efesiensi dan efektivitas penggunaan aset daerah. 3. Pengamanan aset daerah.

4. Tersedianya data atau informasi yang akurat mengenai jumlah kekayaan daerah.

3.3 Pengamanan Aset Daerah Dan Tugas Kepala Seksi Aset Tidak

Bergerak

(3)

merupakan suatu ruang lingkup untuk mengidentifikasi dan mencari solusi atas permasalahan legal mengenai prosedur penguasaan atau pengalihan aset. Sistem pengamanan aset tidak bergerak pada Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Provinsi Sumatera Utara dilakukan dengan berupa pengamanan administrasi, pengamanan fisik serta pengamanan hukum.

Kepala Seksi pengamanan aset tidak bergerak merupakan bagian dari UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) Pemanfaatan dan Pengamanan Aset Tidak Bergerak, yang mempunyai tugas pokok yaitu membantu Kepala Badan untuk urusan pemanfaatan dan pengamanan aset tidak bergerak. Dan mempunyai fungsi yaitu menyelenggarakan pelayanan informasi dan komunikasi pengelolaan Barang Milik Daerah serta pengaturan pemanfaatan dan pengamanan Barang Milik Daerah, melaksanakan pembinaan bukti kepemilikan Barang Milik Daerah berupa sertifikat, serta melaksanakan penyusunan tata tertib pengadilan, pengawasan, penyimpanan barang pada gudang penyimpanan.

Adapun tugas Kepala Seksi aset tidak bergerak pada Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Provsu adalah sebagai berikut:

a. Menyelenggarakan pembinaan, koordinasi fasilitasi, monitoring, evaluasi dan melakukan penertiban dan pengamanan Barang Milik Daerah meliputi pengamanan fisik, pengamanan administrasi dan pengamanan hukum sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku.

(4)

yang sudah memiliki sertifikat namun belum atas nama Pemerintah Daerah sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku.

c. Melaksanakan penyusunan tata tertib pengendalian, pengawasan, penyimpanan barang pada gudang penyimpanan.

d. Melaksanakan pembinaan bukti kepemilikan Barang Milik Daerah serupa sertifikat, menghimpun, mencatat, menyimpan dan menatausahakan dokumen bukti kepemilikan tanah, gedung selain tanah dan gedung secara tertib dan aman sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku.

e. Melaksanakan pembinaan dan koordinasi persetifikatan tanah dan pemasangan.

f. Melaksanakan pemeliharaan dan pengamanan dokumen kendaraan dinas dan penarikan kendaraan dinas yang akan diproses pemindahtanganan, pemusnahan, penghapusan sesuai ketentuan yang berlaku.

3.4 Golongan Aset Daerah ( Aset Tidak Bergerak ) Provinsi Sumatera

Utara

Aset Tetap daerah (aset tidak bergerak) Provinsi Sumatera Utara terdiri atas 3 ( tiga ) golongan adalah sebagai berikut :

1. Golongan Tanah

(5)

sehingga terjadi banyak kepentingan terhadap tanah - tanah yang dimiliki oleh pemerintah ataupun pemerintah daerah.

Aset daerah dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam penggunaan, baik dikelola sendiri oleh pemerintah daerah maupun dengan cara disewakan, dikerjasamakan dalam bentuk bangun serah guna. Tanah milik pemerintah dapat digunakan untuk bermacam - macam penggunaan, seperti lahan pertanian, perkebunan, perhutanan, danau, rawa, waduk, berbagai macam bangunan dan berbagai macam peruntuk lainnya.

2. Golongan Gedung Dan Bangunan

Gedung dan bangunan bagi suatu daerah merupakan alat paling penting karena pelayanan kepada masyarakat yang diberikan oleh pemerintah daerah banyak menggunakan gedung. Sebagai contoh pelayanan di bidang pendidikan, dengan adanya tanggung jawab mengelola pendidikan tingkat dasar samapai dengan sekolah menengah maka gedung yang dibutuhkan menjadi sangat banyak. Demikian juga untuk pelayanan kesehatan melalui puskesmas atau rumah sakit, gedung yang dibutuhkan juga cukup banyak. Selain itu, pelayanan administratif juga membutuhkan banyak kantor camat dan kantor kelurahan. Karakteristik gedung yang dimiliki oleh pemerintah darah antara lain bangunan tempat bekerja, gudang, gedung laboratorium, gedung perkantoran, bangunan pos, bangunan garasi, bangunan perpustakaan dan bangunan lainnya.

3. Golongan Konstruksi Dalam Pengerjaan

(6)

dilakukan karena sampai dengan batas akhir pelaporan keuangan tidak dapat menyelesaikan kegiatan konstruksi tersebut sehingga terjadi sisa pengerjaan yang harus dilakukan, kemudian setelah tanggal pelaporan keuangan. Golongan barang ini, seperti bangunan gedung dan bangunan bukan gedung, konstruksi jalan, jembatan, bangunan air, instalasi, dan jaringan.

3.5 Prosedur Pengamanan Aset Tidak Bergerak

Prosedur adalah serangkaian aksi yang spesifik, tindakan atau operasi yang harus atau dieksekusi dengan cara yang baku (sama) agar selalu memperoleh hasil yang dari keadaan yang sama. Adapun prosedur pengamanan terhadap aset tidak bergerak pada Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut :

1. Tata Cara Pengamanan Tanah

Pengamanan fisik tanah dilakukan dengan antara lain:

a. Memasang tanda letak tanah dengan membangun pagar batas. b. Memasang tanda kepemilikan tanah

c. Melakukan penjagaan.

Pengamanan fisik sebagaimana dimaksud dilaksanakan dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan pemerintah daerah dan kondisi atau letak tanah yang bersangkutan.

Pengamanan administrasi tanah dilakukan dengan:

a. Menghimpun, mencatat, menyimpan, dan menatausahakan dokumen bukti kepemilikan tanah secara tertib dan aman.

(7)

c. Membuat kartu identitas barang.

d. Melaksanakan inventarisasi/sensus barang milik daerah sekali dalam 5 (lima) tahun serta melaporkan hasilnya.

e. Mencatat dalam Daftar Barang Pengelola/Pengguna Barang/Kuasa Pengguna.

Pengamanan hukum tanah dilakukan terhadap: a. Tanah yang belum memiliki sertifikat

b. Tanah yang sudah memiliki sertifikat namun belum atas nama pemerintah daerah.

Pengamanan hukum terhadap tanah yang belum memiliki sertifikat sebagaimana dimaksud dilakukan dengan cara :

a. Apabila barang milik daerah telah didukung oleh dokumen awal kepemilikan, antara lain berupa Letter Of Credit, akte hibah, atau dokumen secara lainnya, maka pengelola barang atau pengguna barang dan kuasa pengguna barang segera mengajukan permohonan penertiban sertifikat atas nama pemerintah daerah kepada Badan Peertahanan Nasional atau Kantor Wilayah Badan Pertahanan Nasional setempat.

b. Apabila barang milik daerah tidak didukung dengan dokumen kepemilikan, pengelola barang atau pengguna barang dan kuasa pengguna barang mengupayakan untuk memperoleh dokumen awal kepemilikan seperti riwayat tanah.

(8)

pengelola barang atau kuasa pengguna barang segera mengajukan perrmohonan perubahan nama sertifikat hak atas tanah kepada kantor pertahanan setempat menjadi atas nama pemerintah daerah.

2. Tata Cara Pengamanan Gedung atau Bangunan

Pengamanan fisik gedung atau bangunan dilakukan dengan cara : a. Membangun pagar pembatas gedung atau bangunan

b. Memasang tanda kepemilikan berupa papan nama

c. Melakukan tindakan antisipasi untuk mencegah atau menanggulangi terjadinya kebakaran

d. Gedung atau bangunan yang memiliki fungsi strategis atau yang berlokasi tertentu dengan tugas dan fungsi melakukan pelayanan langsung kepada masyarakat dapat memasang Closed-Circuit Television (CCTV)

e. Menyediakan satuan pengamanan dengan jumlah sesuai fungsi dan peruntukkan gedung atau bangunan sesuai kondisi lokasi gedung atau bangunan tersebut.

Pengamanan fisik terhadap gedung atau bangunan dilakukan dengan memeperhatikan skala prioritas dan kemampuan pemerintah daerah.

Skala prioritas yang dimaksud antara lain : a. Fungsi penggunaan bangunan. b. Lokasi bangunan.

(9)

Pengamanan administrasi gedung atau bangunan dilakukan dengan menghimpun, mencatat, menyimpan, dan menatausahakan secara tertib dan teratur atas dokumen sebagai berikut :

a. Dokumen kepemilikan berupa Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) b. Keputusan penetapan status penggunaan gedung atau bangunan

c. Daftar Barang Kuasa Pengguna berupa gedung atau bangunan d. Daftar Barang Pengguna berupa gedung atau bangunan e. Daftar Barang Pengelola berupa gedunng atau bangunan f. Berita Acara Serah Terima (BAST)

g. Dokumen terkait lainnya yang diperlukan.

Pengamanan hukum gedung atau bangunan dilakukan dengan cara :

a. Melakukan pengurusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB), bagi bangunan yang belum memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

b. Mengusulkan penetapan status penggunaan.

3. Tata Cara Pengamanan Rumah Negara

Pengelola barang/Pengguna barang/Kuasa pengguna barang dilarang melantarkan rumah negara.

Pengamanan fisik rumah negara dilakukan, antara lain :

a. Pemasangan patok, setiap rumah negara diberi patok dari bahan material yang tidak mudah rusak, dengan ukuran panjang dan tinggi disesuaikan dengan kondisi setempat.

(10)

Pengamanan fisik terhadap barang milik daerah berupa rumah negara dilakukan dengan membuat Berita Acara Serah terima (BAST) rumah negara, yaitu:

a. Pengguna barang/Kuasa pengguna barang yang melakukan penatausahaan rumah negara dengan pejabat negara atau pemegang jabatan tertentu yang menggunakan rumah negara pejabat negara atau pemegang jabatan tertentu. b. Pengguna barang/Kuasa pengguna barang yang melakukan penatusahaan

rumah negara dengan pengelola barang yang menggunakan rumah negara jabatan pengelola barang.

c. Pengelola barang dengan pengguna barang yang menggunakan rumah negara jabatan pengguna barang.

d. Pengguna barang dengan kuasa pengguna barang yang menggunakan rumah negara jabatan kuasa pengguna barang.

e. Pengguna barang atau kuasa pengguna barang dengan penanggung jawab rumah negara yang dalam penguasaan pengguna barang atau kuasa

(11)

Pengamanan administrasi barang milik daerah berupa rumah negara dilakukan dengan menghimoun, mencatat, menyimpan, dan teratur atas dokumen, antara lain :

a. Sertifikat atau surat keterangan hak atas tanah b. Surat Izin Penghunian (SIP)

c. Keputusan Gubernur/Bupati/Walikopta mengenai penetapan rumah negara golongan I, golongan II atau golongan III.

d. Gambar atau legger bangunan.

5. Tata Cara Pengamanan Barang Milik Daerah Selain Tanah, Gedung

atau Bangunan, Rumah Negara, Dan Barang Persediaan Yang

Mempunyai Dokumen Berita Acara Serah Terima

Pengamanan fisik dilakukan dengan menyimpan barang di tempat yang sudah ditentukan di lingkungan kantor.

Pengamanan administrasi dilakukan dengan : a. Faktur pembelian

b. Dokumen Berita Acara Serah terima (BAST)

c. Dokumen pendukung terkait lainnya yang diperlukan.

(12)

6. Tata Cara Pemeliharaan

Pemeliharaan adalah serangkaian aktivitas untuk menjaga, memperbaiki dan mengembalikan kondisi peralatan atau sistem agar kinerjanya sesuai dengan fungsi atau rancangannya (Sugiama:2014). Pemeliharaan aset dalah upaya mencegah kerusakan yang diyakini lebih baik daripada memperbaikinya. Tujuan pemeliharaan aset adalah untuk memperpanjang kegunaan aset, untuk menjamin keselamatan pengguna sarana tersebut, dan untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin dengan melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien.

1. Barang yang dipelihara adalah barang milik daerah atau barang milik daerah dalam penguasaan Pengelola barang/Pengguna barang/Kuasa pengguna barang.

2. Pengelola barang, pengguna barang dan kuasa pengguna barang bertanggung jawab atas pemeliharaan Barang Milik Daerah yang berada dalam penguasaannya.

3. Tujuan dilakukan pemeliharaan atas Barang Milik Daerah adalah untuk menjaga kondisi dan memperbaiki semua Barang Milik Daerah agar selalu dalam keadaan baik.

4. Biaya pemeliharaan barang milik daerah dibebankan pada APBD.

(13)

6. Kuasa pengguna barang wajib membuat Daftar Hasil Pemeliharaan Barang yang berada dalam kewenangannya.

7. Dalam rangka tertib pemeliharaan setiap jenis barang milik daerah berupa tanah, gedung atau bangunan, rumah negara dan barang persediaan yang mempunyai dokumen Berita Acara Serah Terima dilakukan pencatatan kartu pemeliharaan/perawatan yang dilakukan oleh pengurus barang/pengurus barang pembantu.

8. Kartu pemeliharaan/perawatan memuat : a. Nama barang.

b. Spesifikasinya.

c. Tanggal pemeliharaan.

d. Jenis pekerjaan atau pemeliharaan. e. Barang atau bahan yang dipergunakan. f. Biaya pemeliharaan.

g. Pihak yang melaksanakan pemeliharaan. h. Hal lain yang diperlukan.

7. Tata Cara Penilaian

1. Penilaian barang milik daerah (aset) dilakukan dalam rangka penyusunan neraca pemerintah daerah, pemanfaatan, atau pemindahtanganan.

2. Penilaian barang milik daerah (aset) sebagaimana dimaksud dikecualikan untuk :

(14)

3. Penetapan nilai barang milik daerah dalam rangka penyusunan neraca pemerintah daerah dilakukan dengan berpedoman pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

4. Biaya yang diperlukan dalam rangka penilaian Barang Milik Daerah dibebankan pada APBD.

5. Penilaian barang milik daerah berupa tanah atau bangunan dalam rangka pemanfaatan atau pemindahtanganan dilakukan oleh :

a. Penilai pemerintah

b. Penilai publik yang ditetapkan oleh Gubenur/Bupati/Walikota.

6. Penilaian Barang Milik Daerah selain tanah atau bangunan dalam rangka pemanfaatan atau pemindahtanganan dilakukan oleh tim yang ditetapkan oleh Gubernur/Bupati/Walikota, dan dapat melibatkan penilai yang ditetapkan Gubernur/Bupati/Walikota.

7. Penilai Barang Milik Daerah berupa tanah dan bangunan dilaksanakan untuk mendapatkan nilai wajar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang - undangan. nilai wajar yang diperoleh dari hasil penilaian menjadi tanggung jawab penilai.

8. Hasil penilaian Barang Milik Daerah atau aset tidak bergerak ditetapkan oleh Gubernur/Bupati/Walikota.

(15)

10. Penilaian kembali sebagaimana dimaksud adalah proses revaluasi dalam rangka pelaporan keuangan sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang metode penilaiannya dilaksanakan sesuai standar penilaian.

11. Keputusan mengenai penilaian kembali atas nilai barang milik daerah dilaksanakan berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur/Bupati/Walikota dengan berpedoman pada ketentuan pemerintah yang berlaku secara nasional.

12. Ketentuan pemerintah yang berlaku secara nasional adalah kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah untuk seluruh entitas pemerintah daerah.

8. Tata Cara Pemindahtanganan

Barang milik daerah yang tidak diperlukan bagi penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah dapat dipindahtangankan. Barang milik daerah dapat dipindahtangankan apabila tidak digunakan untuk penyelenggaraan pemerintah daerah. Dalam konteks pemindahtanganan akan terjadi peralihan kepemilikan aats barang milik daerah dari pemerintah kepada pihak lain.

Bentuk pemindahtanganan barang milik daerah meliputi : a. Penjualan

b. Tukar menukar

c. Penyertaan modal pemerintahan daerah.

Pemindahtanganan barang milik daerah yang dilakukan setelah mendapat persetujuan DPRD untuk :

(16)

b. Selain tanah atau bangunan yang bernilai lebih dari Rp 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah).

Pemindahtanganan barang milik daerah berupa tanah atau bangunan tidak memerlukan perstujuan DPRD, apabila :

a. Sudah tidak sesuai dengan tata ruang wilayah atau penataan kota. b. Harus dihapuskan karena anggaran untuk bangunan pengganti sudah

disediakan dalam dokumen penganggaran

c. Diperuntukkan bagi pegawai negeri sipil pemerintah yang bersangkutan.

d. Diperuntukkan bagi kepentingan umum.

e. Dikuasai pemerintah daerah berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mamiliki kekuatan hukum tetap dan berdasarkan ketentuan perundang - undangan, yang jika status kepemilikannya dipertahankan tidak layak secara ekonomis.

Bangunan yang harus dihapuskan karena anggaran untuk bangunan pengganti sudah disediakan dalam dokumen penganggaran dimaksudkan bahwa yang dihapuskan adalah bangunan yang berdiri di atas tanah tersebut dirobohkan untuk selanjutnya didirikan bangunan baru di atas tanah yang sama sesuai dengan alokasi anggaran yang telah disediakan dalam dokumen penggaran. Tanah atau bangunan diperuntukkan bagi pegawai negeri sipil pemerintah daerah yang bersangkutan adalah :

(17)

b. Tanah atau bangunan yang diperuntukkan bagi kepentingan umum adalah tanah atau bangunan yang digunakan untuk kegiatan yang menyangkut kepentingan bangsa dan negara, masyarakat luas, rakyat banyak atau bersama, kepentingan pembangunan, termasuk diantaranya kegiatan pemerintah daerah dalam lingkup hubungan persahabatan antara negara atau daerah dengan negara lain atau masyarakat atau lembaga internasional.

Kategori bidang kegiatan sebagaimana dimaksud adalah sebaga berikut : a. Jalan umum termasuk akses jalan sesuai peraturan perundangan, jalan

tol, dan rel kereta api.

b. Saluran air minum atau air bersih dan saluran pembuangan air.

c. Waduk, bendungan dan bangunan pengairan lainnya, termasuk saluran irigasi.

d. Rumah sakit umum dan pusat kesehatan masyarakat. e. Pelabuhan, bandar udara, stasiun kereta api, atau terminal. f. Tempat ibadah.

g. Sekolah atau lembaga pendidikan non komersial. h. Pasar umum.

i. Fasilitas pemakaman umum.

j. Fasilitas keselmatanumum, antara lain tanggal penanggulangan bahaya banjir, lahar.

(18)

m. Stasiun penyiaran radio dan televisi beserta saran pendukungnya untuk lembaga penyiaran publik.

n. Kantor pemerintah, pemerintah daerah, perwakilan negara asing, perserikatan bangsa - bangsa, dan lemabga internasional di bawah naungan perserikatan bangsa - bangsa.

o. Fasilitas Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara republik Indonesia sesuai dengan tugas dan fungsinya.

p. Rumah susun sederhana.

q. Tempat pembuangan sampah untuk umum. r. Cagar alam dan cagar budaya.

s. Promosi budaya nasional. t. Pertamanan untuk umum. u. Panti sosial.

v. Lembaga permasyarakatan.

3.6 Aparat Pelaksana Pengamanan

Pengamanan pada prinsipnya dilakasanakan oleh aparat pelaksanan Pemerintah Daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya.

1. Pengamanan administratif

a. Pencatatan oleh pengguna dan dilaporkan kepada pengelola melalui pembantu pengelola.

(19)

c. Pembantu pengelola atau SKPD menyelesaikan bukti kepemilikan barang milik negara.

2. Pengamanan fisik

a. Pengamanan fisik secara umum terhadap barang inventaris dan barang persediaan dilakukan oleh pengguna.

b. Penyimpanan bukti kepemilikan dilakukan oleh pengelola.

c. Pemagaran dan pemasangan papan tanda kepemilikan dilakukan oleh pengguna terhadap tanah atau bangunan yang dipergunakan untuk penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi dan oleh pembantu pengelola terhadap tanah atau bangunan yang telah diserahkan oleh pengguna kepada Kepala Daerah.

3. Tindakan hukum

a. Musyawarah untuk mencapai penyelesaian atas barang milik daerah yang bermasalah dengan pihak lain pada tahap awal dilakukan oleh pengguna pada tahap selanjutnya oleh pembantu pengelola.

b. Upaya pengadilan perdata maupun pidana dengan dikoordinasikan oleh biro hukum atau bagian hukum

(20)

3.7 Upaya Pengamanan

Pengamanan dilakukan terhadap barang milik daerah berupa barang inventaris dalam proses pemakaian dan barang persediaan dalam gudang yang diupayakan secara fisik, administratif dan tindakan hukum.

1. Barang inventaris

a. Pengamanan fisik terhadap barang tidak bergerak dilakukan dengan cara pemagaran, pemasangan papan tanda kepemilikan dan penjagaan. b. Pengamanan administratif terhadap barang tidak bergerak dilakukan dengan cara pencatatan atau inventarisasi, penyelesaian bukti kepemilikn seperti : Berita Acara Serah Terima (BAST), Surat Perjanjian, Akte Jual Beli dan dokumen pendukung lainnya.

2. Barang persediaan

a. Pengamanan terhadap barang persediaan dilakukan oleh penyimpan atau pengurus barang dengan cara penempatan pada tempat penyimpanan yang baik sesuai dengan sifat barang tersebut agar barang milik daerah terhindar dari kerusakan fisik.

(21)

Dalam menjalankan pengamanan terhadap aset tidak bergerak yang merupakan barang milik daerah, maka Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah (BPKAD) Pmerintah Provinsi Sumatera Utara melakukan kegiatan penertiban agar pengamanan aset tidak bergerak dapat berjalan dengan baik. Tabel 1.2 berisi daftar data yang menunjukkan kegiatan kinerja penertiban aset tidak bergerak pada Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Sumatera Utara.

Tabel 1.2

Kegiatan Penertiban Aset Tidak Bergerak BPKAD Pemprovsu

No. Kegiatan Penertiban Aset Tidak Bergerak BPKAD Pemprovsu

1 Penetapan jadwal 2 Penyiapan kertas kerja

3 Pelaksanaan rapat koordinasi 4 Kunjungan lapangan

5 Rapat hasil kunjungan

6 Laporan penertiban sebagai dasar kebijakan pengosongan Sumber: UPTD Pemanfaatan dan Pengamanan Aset Tidak Bergerak BPKAD

(22)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hal - hal yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Prosedur Pengamanan aset tidak bergerak meliputi pengamanan fisik, pengamanan administratif, dan pengamanan hukum. Yang dimaksud pengamanan dalam bentuk fisik adalah merupakan tindakan yang harus dilakukan oleh pengguna aset daerah agar secara fisik aset tersebut dapat terjaga atau dalam keadaan aman sehingga jumlah, kondisi, dan keberadaan aset tersebut sesuai dengan yang tercatat dalam data administratif. Dalam rangka pengamanan administratif dibutuhkan sistem penatausahaan yang dapat menciptakan pengendalian (controlling) atas aset daerah, serta pengamanan hukum dibutuhkan tindakan yang tegas atas aset daerah berdasarkan golongannya masing - masing.

(23)

4.2 Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan dan pembahasan pada bab sebelumnya yang telah diuraikan, maka saran yang diberikan kepada Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut :

1. Sebaiknya dilakukan tindak lanjut penyelesaian terhadap permasalahan yang terjadi pada pengamanan fisik, pengamanan administratif dan pengamanan hukum. Pengamanan tindakan hukum diilakukan sesuai dengan Peraturan Perundang - Undangan Pemerintah Daerah.

2. Perlu adanya ketelitian dan kejelasan serta keterbukaan dari pengelola, pengguna dan kuasa pengguna dalam memberikan informasi mengenai aset tidak bergerak yang diperlukan dalam membuat laporan Barang Milik Daerah.

Gambar

Tabel 1.2 Kegiatan Penertiban Aset Tidak Bergerak BPKAD Pemprovsu

Referensi

Dokumen terkait

Melalui bimbingan guru dari media daring, setelah menuliskan bentuk interaksi yang pernah dilakukan dalam bentuk tabel, siswa dapat membandingan pola aktivitas

Untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh reference group dan marketing mix secara simultan terhadap minat menggunakan produk arisan nuansa 3 di Bmt Nusa

Penempatan kerja yang baik adalah dengan mencocokan keahlihan serta jabatan yang dipegangnya berdasarkan pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan kepribadian aparatur

Akibat buruk dari seksual pranikah dapat membawa remaja masuk pada hubungan seks pranikah dengan segala akibatnya antara lain, terjadi kehamilan remaja putri diluar nikah,

To achieve the mentioned objectives and to answer the research questions, the study is comprised of field work to test the decision tree, various data processing in GIS

dari seluruh butir pernyataan mendapat jawaban positif dalam kriteria tinggi dan sangat tinggi maka disimpulkan bahwa respon siswa terhadap pembelajaran dengan LKS

Hasil statistik menggunakan SPSS versi 18.0 dengan uji regresi sederhana didapatkan dari hasil kuesioner menunjukkan bahwa pengaruh tingkat kebisingan terhadap

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui interaksi pengaruh dosis pupuk guano terhadap pertumbuhan dan produksi tiga macam varietas tomat ( Solanum