• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PEK 1206062 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "S PEK 1206062 Chapter5"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

106

Galuh Ratna Sari Amalia, 2016

ANALISIS EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI PADA INDUSTRI MAKANAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

5.1

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, untuk

menjawab permasalahan yang telah teridentifikasi maka dapat ditarik simpulan

sebagai berikut :

1. Faktor produksi yang digunakan dalam produksi industri kecap di Kabupaten

Majalengka adalah modal, bahan baku, bahan penolong, bahan bakar dan

tenaga kerja. Adapun bahan baku yang dimaksud yaitu kedelai yang

digunakan pada industri kecap di Kabupaten Majalengka.bahan penolong

yang dimaksudkan adalah botol plastik atau kaca yang digunakan sebagai

kemasan produk, sedangkan bahan bakar yang digunakan adalah kayu bakar.

Output yang dimaksudkan adalah kecap.

2. Penggunaan faktor-faktor produksi industri kecap di Kabupaten Majalengka

dengan menggunakan pendekatan DEA belum mencapai efisiensi optimum.

Berdasarkan asumsi CRS diperoleh hasil bahwa sebanyak 4 pengusaha

berada dalam kondisi inefisien dan 4 pengusaha berada dalam kondisi efisien

dengan rata-rata efisiensi teknik sebesar 69,24 % (inefisien); sedangkan

bedasarkan asumsi VRS diperoleh hasil bahwa sebanyak 1 pengusaha berada

dalam kondisi inefisien dan 7 pengusaha berada dalam kondisi efisien

dengan rata-rata efisiensi teknik sebesar 93,55% (inefisien).

3. Skala produksi industri kecap di Kabupaten Majalengka dengan metode DEA

berada pada tahap produksi Decreasing Return to Scale analisis tingkat skala

relatif sebesar 0,740. Hal tersebut menunjukkan bahwa skala usaha industri

kecap di Kabupaten Majalengka berada pada skala Decreasing Return to

Scale (Σβi < 1). Dalam keadaan demikian, dapat diartikan bahwa proporsi

penambahan faktor produksi akan menghasilkan tambahan produksi yang

proporsinya lebih kecil. Skala ini mengandung pengertian bahwa dengan

(2)

107

Galuh Ratna Sari Amalia, 2016

ANALISIS EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI PADA INDUSTRI MAKANAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

output sebesar 0,740. Artinya, input yang digunakan harus dikurangi agar

mencapai hasil produksi yang optimum.

5.2 Implikasi

Perkembangan industri-industri kecil dan usaha mikro sebagai salah satu

strategi dan kebijaksanaan nasional, berperan penting untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi secara nyata dan menyeluruh. Dalam perjalanannya,

industri kecil telah mampu memainkan perannya dalam perekonomian nasional.

Sumbangannya dalam berbagai sektor pembangunan nasional adalah wujud nyata

yang tidak perlu disangsikan lagi, seperti banyak menyerap tenaga kerja,

memperluas lapangan kerja dan kontribusinya terhadap pendapatan daerah.

Perkembangan industri kecil saat ini saat ini telah di pengaruhi adanya sektor

swasta domestik dan sektor swasta asing, peran sektor industri kecil yang ada bisa

saja tergusur apabila tidak mampu bertahan dalam segi persaingan.

Sebagai salah satu sektor yang dapat membantu meningkatkan

perekonomian Indonesia, sektor industri mikro dan industri kecil merupakan salah

satu penopang pembangunan di Indonesia. Dalam perkembangan perekonomian

di Indonesia yang saat ini telah dipengaruhi adanya sektor swasta domestik dan

sektor swasta asing, peran sektor industri mikro dan industri kecil yang ada bisa

saja tergusur apabila tidak mampu bertahan dalam segi persaingan.

Untuk menghadapi persaingan tersebut, sektor industri mikro dan industri

kecil membutuhan kemampuan dalam mengembangkan industrinya. Begitu pula

dalam usaha kecap dengan harapan usaha kecap di Kabupaten Majalengka ini

dapat berkembang dan memberikan manfaat baik untuk produsen juga untuk

masyarakat banyak dengan menjadi lahan pekerjaan baru untuk masyarakat

khususnya masyarakat sekitarnya. Salah satu cara yang dapat membantu

mewujudkan manfaat yang lebih bagi sebuah industri adalah melalui pendidikan.

Pendidikan merupakan faktor utama untuk meningkatkan Sumber Daya

Manusia (SDM). Melalui pendidikan, kemampuan manusia dapat diasah dan

dikembangkan, melalui pendidikan manusia semakin berbudaya, melalui

pendidikan manusia dapat meningkatkan skala ekonominya.

Melalui pendidikan dan pelatihan yang diadakan bagi pengusaha kecap ini

(3)

108

Galuh Ratna Sari Amalia, 2016

ANALISIS EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI PADA INDUSTRI MAKANAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mampu membangkitkan semangat bagi mereka untuk meningkatkan efisiensi

dalam menjalankan usaha kecap. Melalui bertambahnya keterampilan dan

pengetahuan yang mereka dapatkan, mereka dapat dengan mudah mengaplikasi

ilmu mereka untuk kemajuan usahanya. Segala permasalahan yang dihadapi yang

menyangkut produksi diharapkan dapat terus diperbaiki dan dapat dikembangkan.

5.3 Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan sebelumnya, maka saran yang dapat diberikan

adalah sebagai berikut:

1. Industri kecap di Kabupaten Majalengka belum sepenuhnya efisien. Maka

dari itu untuk mencapai nilai efisiensi optimum, maka nilai dari

masing-masing variabel input (modal kerja, bahan baku, tenaga kerja, bahan bakar,

dan bahan penolong) harus dikurangi sesuai dengan target yang sudah

ditentukan dalam hasil perhitungan DEA. Adapun rata-rata pengurangan

masing-masing input untuk mencapai output optimum yaitu modal kerja

sebesar Rp. 12462985,75 atau 20,3% , bahan baku sebesar Rp. 34982125 atau

56,9% , tenaga kerja sebesar Rp. 1755375 atau 2,9%, bahan bakar sebesar Rp.

3928750 atau 6,4% dan bahan penolong sebesar Rp. 8281575 atau 13,5%.

2. Bagi pengusaha kecap umtuk mencapai efisiensi optimum maka pengusaha

kecap di Kabupaten Majalengka perlu melakukan strategi dalam

penggunaan faktor produksi modal, tenaga kerja, bahan baku, bahan bakar

dan bahan penolong.. Pengusaha diharapkan dapat meningkatkan kestabilan

pengelolaan modal dengan mengelola seluruh biaya produksi dengan efisien

agar hasil produksi akan mencapai keuntungan secara optimal. Salah satu

cara yaitu dengan mengontrol dan mengelola biaya yang ada dengan

sehemat mungkin dan tepat sasaran. Selain itu pengusaha dalam

menimbangi biaya tenaga kerja maka efisiensi biaya perlu ditingkatkan

dengan memacu produktivitas kerja dan mendorong agar tenaga kerja dapat

lebih kreatif dan inovatif untuk menghasilkan produk yang unggul

3. Untuk mencapai skala produksi yang meningkat maka perlu dilakukan

peningkatakan kualitas dan kemampuan pengusaha untuk dapat mengatur

input faktor produksi secara optimal. Karena industri kecaap di Kabupaten

(4)

109

Galuh Ratna Sari Amalia, 2016

ANALISIS EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI PADA INDUSTRI MAKANAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Scale). Oleh karena itu para pengusaaha mengikuti pelatihan atau

pendidikan non formal mengenai alokasi penggunaan faktor

produksi,manajmen keuangan, kewirausahaan, pemasaran, pengorganisasian

tenaga kerja agar faktor produksi bisa dialokatifkan secara efisien dan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis hubungan antara pendidikan dengan keberfungsian TPS 3R Kota Jambi menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan keberfungsian TPS 3R

Indikator  kinerja  yang  disajikan  di  sini  dirancang  untuk  memberikan  panduan  dalam  mengukur  kepatuhan  dengan  Kriteria  GSTC  bagi  Hotel  dan  Operator 

Pelayanan perawatan kesehatan rumah diberikan kepada individu dan keluarga sesuai kebutuhan mereka, dengan perencanaan dan koordinasi yang dilakukan oleh pelayanan kesehatan

Pengadaan program pelatihan bahasa Inggris diperlukan oleh guru kelas namun mereka mengharapkan teknis kegiatan dan pendekatan yang dilakukan dapat disesuaikan dengan

Faktor lingkungan yang terdiri dari keberadaan fasilitas umum yang tersedia dalam radius 50 m, keberadaan larva Aedes aegypti pada breding place yang ada di

Upaya pencegahan pencemaran air yang dilakukan oleh pemerintah terhadap industri tahu diatur dalam Pasal 74 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan

Setelah penetapan Taliwang sebagai pusat pemerintahan sampai tahun 2010 perkembangan kawasan perdagangan terbangun secara merata perumahan telah berubah fungsi menjadi

Diharapkan dengan adanya metode Material Requirement Planning (MRP) perencanaan dan persediaan bahan baku produksi berjalan dengan baik dan keberhasilan dalam pemenuhan