• Tidak ada hasil yang ditemukan

Serial Kuliah Administrasi Publik 2 Admi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Serial Kuliah Administrasi Publik 2 Admi"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Politik, Administrasi, dan Birokrasi

(2)

4 paradigma administrasi

Administrasi terpisah dari politik, di mana titik beratnya

adalah legal-prosedural. Dinamika politik tidak berpengaruh pada administrasi, dan sebaliknya.

Administrasi sepenuhnya bertujuan untuk melayani dan implementasi kebijakan.

Administrasi adalah sub-ordinat dari politik, di mana

(3)

4 paradigma administrasi

Administasi bertujuan untuk meningkatkan “scientific

content” dalam proses politik dan perumusan

kebijakan. Asumsinya: hanya dengan menggunakan “policy science” dan “policy analysis” dalam pembuatan kebijakan, sehingga “irrationality of politics” dapat

dikurangi secara perlahan.

Administrasi berkontribusi ke politik dengan efisiensi

(4)

Memisahkan administrasi dan politik?

Kemunculan dikotomi ini pada era sebelum PD II

Woodrow Wilson dan Max Weber

Ada dua alasan: (1) baik Wilson, Goodnow, dan Weber

merujuk pada “British Parliamentary System”, di mana nilai-nilai dari netralitas politik dari administrator (civil servant) dikombinasikan dengan doktrin mengenai tanggungjawab pemerintah. (2) dikotomi ini muncul

(5)

Memisahkan administrasi dan politik?

Dikotomi antara administrasi dan politik tidak lepas dari

model fungsional, yang melihat bahwa masing-masing pihak memiliki fungsinya sendiri-sendiri  4 fungsi dasar: penyusunan agenda, formulasi kebijakan, implementasi, dan evaluasi.

Perspektif tradisional melihat dikotomi, bahwa

administrasi berfokus pada pelaksanaan kebijakan, yang wewenang untuk itu diberikan oleh pembuatan

(6)

Memisahkan administrasi dan politik?

Aktivitas administrasi bisa bersifat aktif, langsung, dan

jelas dalam hal implementasi kebijakan. Mungkin saja administrator memiliki kewenangan lebih, namun itu karena pembuat kebijakan memilih untuk meminta pertimbangan administrator.

Ada kemungkinan lain, bahwa pembuat kebijakan

(politik) berbagi dengan administrasi, yakni dalam hal menentukan tujuan (umumnya politik), membuat

(7)

Memisahkan administrasi dan politik?

Karena administrasi tidak memiliki akses selain pada

implementasi, maka administrator dibebankan tugas-tugas untuk mendetailkan legislasi, mendefinisikan program, menentukan level performa, dan

mengujicobakan berbagai komponen penilaian.

Gambaran umumnya: administrasi memiliki kebebasan

dalam implementasi, yang didasarkan pada delegasi

(8)

Pertanyaan dan konsekuensi

Jika administrator dan politisi (pembuat kebijakan) tidak terpisah

secara fungsi, bagaimana membedakan dua ranah, bagi politik dan administrasi? Jika administrator secara sadar masuk dalam ranah penyusunan agenda kebijakan dan formulasi kebijakan, apakah mereka “masuk” ke dalam ranah politik?

Karena wewenang yang dimiliki oleh administrator sangat terbatas,

maka administrator kehilangan kemampuannya untuk “berimprovisasi”.

Sering terjadi saling lempar tanggungjawab ketika sebuah kebijakan

(9)

Membaurkan politik dan administrasi,

bagaimana dengan birokrasi?

Dalam dikotomi antara politik dan administrasi, birokrasi

ditujukan untuk melayani sepenuhnya kepentingan masyarakat.

Tujuan dari administrator (birokrat) adalah untuk

menyediakan “kompetensi netral” dalam implementasi kebijakan, bahwa administrasi berada di luar ranah politik.

Dikotomi ini nyata gagal dalam banyak negara, dan

(10)

“Kompetensi Netral”

Kompetensi netral atau neutral competence adalah

prasyarat mutlak dalam birokrasi (setidaknya menurut versi dikotomi).  Kompetensi netral meliputi tiga aspek: keahlian, netralitas, dan hirarki.

Bahwa administrator membuat kontribusi yang

didasarkan pada keahlian mereka dalam pembuatan kebijakan, sambil menjaga jarak dari ranah politik, dan sedapat mungkin menjaga hirarki struktural dari

(11)

Netralitas birokrasi

Netralitas politis birokrasi birokrasi tidak berpolitik?

Birokrasi tidak boleh berpihak?

Netralitas politis adalah doktrin yang menuntut para

pelayan publik untuk tidak ikutserta dalam aktivitas yang mempengaruhi kemampuan dan kapasitas mereka

dalam melaksanakan tugas-tugas melayani masyarakat. Mereka dituntut untuk netral, tidak berpolitik praktis, dan tidak memihak pada pihak-pihak manapun. Tujuan

(12)

Netralitas Birokrasi

1. Politik dan kebijakan terpisah dengan administrasi. Tugas utama birokrat adalah eksekusi kebijakan. 2. Birokrasi didasarkan pada jasa dan layanan, bukan

pada afiliasi partai.

3. Birokrat tidak terlibat dalam aktivitas partai politik. 4. Birokrat tidak memperlihatkan pandangan pribadi

mereka terhadap kebijakan.

5. Birokrat memberikan saran yang objektif kepada pengambil kebijakan.

(13)

Membaurkan politik dan administrasi,

bagaimana dengan birokrasi?

Netralitas birokrasi menghasilkan mentalitas birokrat.

Berbagai proses dalam perumusan kebijakan tidak lagi

mutlak sepenuhnya politik.  administrator pun ikut bergabung, termasuk juga akademisi dan praktisi.

Aktivitas dalam arena pengambilan kebijakan

(14)

Membaurkan politik dan administrasi,

bagaimana dengan birokrasi?

Menghilangnya batasan antara politik dan administrasi

berdampak langsung pada birokrasi. Asumsi bahwa administrasi tidak terpengaruh politik jelas hanyalah pepesan kosong.

Loyalitas birokrasi bisa bergeser sejalan dengan

perubahan politik  peta politik mempengaruhi kinerja birokrasi.

Pertanyaannya adalah, apakah birokrasi bisa

(15)

Pengaruh birokrasi pada politik

Pembuat kebijakan adalah “sekelompok orang tolol yang

hanya tahu mengenai membuat kebijakan”  wewenang birokrat untuk mengimplementasikan kebijakan.

Birokrat bebas dari “agenda pribadi”? birokrat sebagai

“para pembisik”

Birokrat tidak hanya memberikan saran pada pembuat

(16)

Politik dan administrasi sebagai

“bounded rationality”

Prinsip atas rasionalitas yang dituju  pada dasarnya

organisasi berorientasi tujuan, segala hal dilakukan untuk mencapai tujuan.

Prinsip adaptasi  beri “waktu” bagi pembuat kebijakan

untuk memahami kompleksitas masalah agar bisa mencapai tujuan.

Prinsip ketidakpastian  pada dasarnya setiap keputusan

menghadapi ketidakpastian, maka dibutuhkan kalkulasi atas seluruh keputusan.

Prinsip maksimasi hasil (trade-off)  kebijakan diambil di

(17)

Benang kusut administrasi dan politik

• Tiga sisi: pengambil kebijakan (kebanyakan politisi yang miskin pengetahuan dan minim pengalaman), aparatus administrasi

(kebanyakan karir, kaya pengalaman, dan mudah beralih loyalitas), dan kelompok kepentingan.

Kelompok kepentingan adalah sisi ketiga yang paling rawan.

Berisikan akademisi, NGO, CSO, pengusaha, dll. Kelompok kepentingan bisa memberikan legitimasi atau deligitimasi pada pembuat kebijakan atau aparatus administrasi.

Ketiga sisi ini berperan penting dalam pengambilan kebijakan dalam

Referensi

Dokumen terkait

Energi radiasi yang sampai ke permukaan bumi akan diserap oleh kolektor yang digunakan untuk memanaskan air pada alat pemanas air tenaga surya. Energi yang

didapatkan estimasi kedalaman yang menunjukkan estimasi kedalaman basin berkisar 2000 m – 3000 m. b) Pemisahan anomali regional-residual dengan menggunakan metode

Bu dönemde sözkonusu şehrin kendi ekonomik imkanlarının yetersiz olduklarını söylemek mümkündür. Bu yüzden Osmanlılar çok nüfûs sahibi olan Medine’nin ihtiyaçları

Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya sehingga penulis dapat

Keuntungan: pengukuran kompetensi tidak dirancukan oleh hal-hal yang berkaitan dengan remunerasi; karyawan tidak terdorong untuk memanipulasi nilai

Ketia Indonesia berada pada masa orde baru, PUI seakan bungkam dan tiarap, karena PUI sudah tidak berada pada gerakan politik, hanya sekedar organisasi keagamaan dan

Berdasarkan tabel 4.8 diperoleh bahwa nilai probabilitas sebesar 0.971647 > 0.05 maka H0 diterima yang berarti corporate social responsibility dan default risk t idak

Hasil penelitian yang diperoleh yaitu perancangan ulang fasiitas kerja berdasarkan hasil pengujian normalitas data, keseragaman data, kecukupan data, dan percentil 95 th pada