• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS JARAK BERTAHAP DENGAN JARAK TETAP TERHADAP KEMAMPUAN PASSING ATAS SISWA PUTRA KELAS IV DAN V SD NEGERI BREBES 08 TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS JARAK BERTAHAP DENGAN JARAK TETAP TERHADAP KEMAMPUAN PASSING ATAS SISWA PUTRA KELAS IV DAN V SD NEGERI BREBES 08 TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009."

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

JARAK BERTAHAP DENGAN JARAK TETAP TERHADAP

KEMAMPUAN PASSING ATAS

SISWA PUTRA KELAS IV DAN V SD NEGERI BREBES 08

TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009

SKRIPSI

Disajikan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

oleh Agus Supriyono

6101907104

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

Agus Supriyono, 2009. “ Perbandingan Hasil Belajar Passing Atas Jarak Bertahap dengan jarak Tetap Terhadap Kemampuan Passing Atas siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Brebes 08 Tahun Pelajaran 2008/2009. Skripsi, Jurusan PJKR, FIK, UNNES Pembimbing I Drs. Cahyo Yuwono, M.Pd., Pembimbing I Supriyono, S.Pd. M.Or.

Kata Kunci : Hasil Belajar, Passing Atas

Latarbelakang penelitian adalah mengenalkan bola voli dalam usia dini disekolah dasar, karena anak akan lebih cepat menyerap tehnik dasar bola voli dibandingkan dengan orang dewasa, Permasalahan dalam penelitian ini adalah hasil belajar mana yang lebih baik, hasil belajar passing atas jarak bertahap dan dengan jarak tetap terhadap kemampuan passing atas siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Brebes 08 Tahun pelajaran 2008/2009. Sedang tujuan dari penelitian adalah sejauh mana efektifitas hasil belajar passing atas jarak bertahap dengan jarak tetap terhadap kemampuan passing atas siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Brebes 08 Tahun pelajaran 2008/2009

Populasi yang diteleti dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV dan V SD Negeri Brebes 08, sedangkan sampel yang diteliti adalah siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Brebes 08, sampel dipilih dengan tehnik total sampling dengan cara undian, setelah itu dilakukan tes awal, jadi jumlah sampel 44 siswa setelah data diketahui, kemudian sampling dipasangkan dengan rumus AB-BA, sampel yang kekuatannya sama dipasangkan, kemudian tiap anggota kelompok tersebut diundi menjadi kelompok eksperimen I dan keompok eksperimen II, jenis dan pola penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan pemberian perlakuan terhadap dua kelompok yang berbeda dengan pola M-S (Matched by Subject Design) metode analisa data dengan t test pendek

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada latihan passing atas jarak bertahap nila mean tes awal (MX1) 3.95 dan Mean tes akhir (MX2) 7,18, Standar Deviasi (SDX1) 2,49 dan SDX2) 1,68 diperoleh t-hitung 8,08 nilai t tabel (tt) dengan derajat kebebasan 21 dan taraf signifikansi 0,05 adalah 2,08 kemampuan passing atas jarak bertahap mengalami peningkatan yang berarti.

(3)

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi

Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada tanggal 29

Agustus 2009.

Panitia :

Ketua Sekretaris

Drs. M. Nasution, M.Kes Drs. Hermawan Pamot Raharjo, M.Pd. 19640423 199002 1 001 19651001198503 1 001

Dewan Penguji

1. Drs. Musyawari Waluyo, M.Kes (Penguji I) 130532505

2. Drs. Cahyo Yuwono, M.Pd (Penguji II) 19620425 198601 1 001

3. Supriyono, S.Pd., M.Or. (Penguji III) 19720127 199802 1 001

(4)

MOTTO

“ Perjalanan yang bermil-mil jauhnya dimulai dari selangkah “ (Khalil Ghibran)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan sebagai tanda ketulusan cinta dan bakti kepada :

Ibunda Tercinta

Istriku

Kedua Putriku

Rekan-rekan PJKR

Teman-teman sejawat yang memberi dukungan

(5)

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan

karunia-Nya. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun untuk

memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan

pada Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu

Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang.

Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rektor UNNES telah memberi kesempatan kepada penulis menjadi mahasiswa

UNNES.

2. Dekan FIK UNNES atas persetujuan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Ketua Jurusan PJKR FIK UNNES atas persetujuan dan arahan dalam

penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Cahyo Yuwono, M.Pd. Pembimbing utama yang telah

memberikan petunjuk, arahan, serta bimbingan.

5. Bapak Supriyono, S.Pd., M.Or. Pembimbing pendamping yang telah

memberikan pengarahan dan bimbingannya.

6. Kepala Sekolah dan dewan guru SD negeri Brebes 08 yang telah membantu

dalam proses penyusunan pengambilan data penelitian ini.

7. Rekan-rekan mahasiswa PGSD Penjas atas bantuan dan dorongnya sehingga

dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

8. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak

langsung yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia-Nya atas kebaikan

semua pihak yang telah banyak membantu dukungan materiil maupun spiritual.

Dengan Harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi setiap orang

yang membacanya. Dan dengan segala keterbatasan dan kerendahan hati peneliti

(6)

Semarang, September 2009

(7)

HALAMAN JUDUL ... i

SARI ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Belajar Gerak ... 7

2.2. Belajar Passing Atas ... 8

2.3. Belajar Passing Atas Jarak Bertahap ... 9

2.4. Belajar Passing Atas Jarak Tetap ... 10

2.5. Hipotesis ... 10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Populasi ... 12

3.2. Sampel ... 12

3.3. Cara Pemilihan Sampel ... 12

3.4. Jenis dan Pola Penelitian ... 13

3.5. Variabel Penelitian ... 13

3.5.1. Variabel Bebas ... 13

3.5.2. Variabel Terikat ... 15

(8)

3.6.3. Pelaksanaan Tes ... 17

3.6.4. Metode Analisa Data ... 18

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi data ... 20

4.1.1. Tes Awal Hasil Belajar Passing Atas Jarak Bertahap ... 20

4.1.2. Tes Awal Hasil Belajar Passing Atas Jarak Tetap ... 21

4.1.3. Tes Akhir Hasil Belajar Passing Atas Jarak Bertahap ... 22

4.1.4. Tes Akhir Hasil Belajar Passing Atas Jarak Tetap ... 23

4.2. Pengujian Hipotesis ... 24

4.3. Pembahasan hasil penelitian ... 25

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ... 27

5.2. Saran ... 27

DAFTAR PUSTAKA ... 29

(9)

3.1. Percentil Tes Passing atas berdasarkan umur dan skor hasil tes ... 16

3.2. Persiapan pengolahan data ... 17

4.1. Frekuensi tes awal passing atas jarak bertahap ... 19

4.2. Frekuensi tes awal passing atas jarak tetap ... 20

4.3. Frekuensi tes akhir passing atas jarak bertahap ... 21

4.4. frekuensi tes akhir passing atas jarak tetap ... 22

(10)

3.1. Gambar Passing atas bola voli ... 12

3.2. Gambar Passing atas jarak tetap ... 13

3.3. Gambar Passing atas jarak bertahap ... 14

3.4. Gambar Lapangan untuk tes passing atas ... 15

4.1. Gambar Histogram tes awal passing atas jarak bertahap ... 19

4.2 Gambar Histogram tes awal passing atas jarak tetap ... 20

4.3. Gambar Histogram tes akhir passing atas jarak bertahap ... 21

(11)

1. Usul Penetapan Pembimbing ... 41

2. Penetapan dosen Pembimbing ... 42

3. Permohonan izin penelitian ... 43

4. Izin Penelitian UPTD Pendidikan Kec. Brebes ... 44

5. Surat keterangan penelitian dari SD Negeri Brebes 08... 45

6. Keterangan Pengujian Balai Meteorologi Kota Tegal ... 46

7. Usul Penetapan Panitia Ujian Skripsi ... 47

8. Program Pembelajaran servis bawah bola voli mini ... 48

9. Hasil tes dan analisa data passing atas jarak bertahap ... 52

10. Hasil tes dan analisa data Passing atas jarak tetap ... 56

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar belakang Masalah

Permainan bola voli diperkenalkan oleh William G Morgan olahraga ini

dimainkan pada saat hujan atau cuaca tidak baik, anak-anak putri perlu

mendapatkan aktivitas permainan didalam kelas selain bola basket, maka di

mainkanlah permainan bola voli walaupun dalam perkembangannya banyak sekali

mengalami perubahan-perubahan peraturan permainan yang tujuannya tidak lain

adalah agar olahraga bola voli tetap menyenangkan untuk dimainkan oleh semua

umur dan enak ditonton.

Percobaan-percobaan selanjutnya dirasakan bahwa bola basket bagian

dalam yang dipergunakan dirasakan sangat ringan, sebaliknya bila menggunakan

bola basket dirasa terlalu berat. Berdasar hal tersebut lalu William G. Morgan

meminta kepada A.G Spalding Brothers yaitu perusahaan industri alat-alat

olahraga untuk membuat bola voli sebagai percoban. Masih pada tahun 1895,

William G.Morgan mengadakan demonstrasi di depan para pakar pendidikan

jasmani pada suatu konferensi internasional di Springfield College. Meskipun

para ahli menyambut baik namun pada saat itu belum ada kesepakatan yang tepat

untuk nama permainan itu (Bachtiar , dkk. 1998)

Tahun 1895 diciptakan permainan Faustball, cara memainkannya dengan

(13)

tidak boleh menyentuh lantai. Sesuai gerakannya maka permainan ini diberi nama

“Mintonette”. Melihat prinsip dasar Mintonette yaitu mem-voli bola dipukul hilir

mudik di udara melewati net ,maka pada tahun 1896 diubah namanya menjadi

“Volley Ball”

Pada tahun 1896 permainan bola voli pertama kali dimainkan dengan

aturan sebagai berikut : (1) Permainan terdiri dari 9 inning, (2) Pindah servis

terjadi apabila kesalahan dilakukan oleh regu servis dan servis dilakukan

bergiliran dalam setiap regu, (3) Lapangan permainan berukuran 8 meter x 16

meter, (4) Net berukuran panjang 8 meter dan lebar 0,70 meter, (5) Tinggi net

2,16 meter, (6) Bola terbuat dari karet yang dilapisi kulit dengan berat 1,2 ons, (7)

Servis dilakukan dengan satu kaki menginjak garis belakang. Bila servis gagal

maka diperkenankan melakukan servis ke dua dan jika servis yang ke dua

menyentuh net maka dianggap mati, (8) Apabila bola jatuh menyentuh garis

dihitung sebagai bola keluar, (9) Jumlah pemain tidak terbatas (Bachtiar, dkk.

2004:16)

Bola voli masuk ke benua Asia pada tahun 1900 melalui India oleh

seorang ahli pendidikan jasmani dari YMCA (Young Man Christian Association )

yang bernama De Grey. Di Timur jauh mengenal permainan bola voli tahun 1910

dari seorang yang bernama El Wood E.Brown. Permainan bola voli yang di

perkenalkan pada waktu itu tidak seperti yang dikenal di Negara-negara Eropa

,yaitu menggunakan sitim 9 orang atau lebih dikenal dengan nama “The Far

(14)

Bola voli merupakan cabang olahraga yang diminati masyarakat Indonesia

baik pria maupun wanita, dari lingkungan sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

Permainan bola voli di gemari oleh masyarakat Indonesia setelah sepak bola,

karena salah satu olahraga beregu yang dapat dimainkan secara bersama-sama

untuk kekompakan dan untuk melatih disiplin. Permainan bola voli tidak

memerlukan tempat yang luas dan dapat dimainkan dalam segala jenis lapangan

dengan permukaan rumput atau pasir dan berbagai macam lantai buatan. Peralatan

bola voli mudah didapat dan harganya tidak terlalu mahal. Selain itu bola voli

dapat dimainkan dengan jumlah pemain tidak terlalu banyak yaitu 2 orang satu

regu untuk permainan bola voli pantai, 4 orang satu regu untuk permainan bola

voli mini bagi siswa sekolah dasar dan 6 orang satu regu untuk permainan bola

voli Internasional.

Jaman semakin berkembang maka olahraga bola voli juga semakin

popular, maka acara pertandingan selalu tercantum dalam setiap pekan olahraga

maupun perayaan hari peringatan Olahraga suatu

lembaga,perusahaan-perusahaan, instansi-instansi pemerintah, sekolah-sekolah maupun di perguruan

tinggi. Kegiatan bola voli tidak saja di kota-kota besar tetapi sampai ke tingkat

kecamatan, tingkat desa bahkan sampai ke tingkat RT dan RW. (

Bachtiar,dkk.2004 )

Perkembangan bola voli dari masa ke masa selalu meningkat, hal ini

disebab kan karena : (1) Olahraga bola voli dapat menjadi olahraga rekreasi bagi

setiap orang dengan basis masa yang luar biasa, (2) Olahraga bola voli dapat

(15)

anak-anak. Pengembangan olahraga ini dapat dilakukan di sekolah maupun diluar

sekolah, sehingga di masa mendatang bola voli akan tetap cerah dan

popularitasnya akan tetap meningkat (Bachtiar, dkk. 1998:14)

Perkembangan permainan bola voli dewasa ini mengalami perkembangan

yang pesat baik ditingkat dunia maupun di tingkat Nasional, hal ini merupakan

modal dasar bagi pembina bola voli untuk terus mengembangkan serta

meningkatkan mutu perbolavolian ditingkat Indonesia.

Permainan bola voli resmi dipertandingkan dalam PON II di Jakarta pada

tahun 1951, dan sampai sekarang permainan bola voli termasuk salah satu cabang

olahraga yang resmi dipertandingkan. Pada tanggal 22 Januari 1955 di Jakarta

diresmikan berdirinya Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI). Kemudian

pada pada bulan Maret 1955 PBVSI disahkan Komite Olahraga Indonesia sebagai

Induk Organisasi Bola Voli tertinggi di Indonesia

Sejak berdirinya organisasi tersebut perkembangan bola voli di Indonesia

semakin maju dan pesat. Hal ini terbukti dengan banyaknya klub-klub dari desa

sampai perkotaan bermunculan, di tingkat Internasional Indonesia juga aktif

mengikuti kejuaraan-kejuaraan antaran lain SEA Games, Seleksi ASIAN Games,

Piala Raja di Thailand.

Dalam perkembangannya untuk lebih menarik lagi orang bermain bola

voli dicipatkan permainan bola voli pantai yang merupakan bentuk alternatif lain

orang bermain bola voli, dengan jumlah pemain yang lebih sedikit dari voli indoor

(16)

Ciri khas permainan bola voli adalah olahraga yang dimainkan oleh dua

tim dalam setiap lapangan dengan dipisahkan oleh sebuah net. Terdapat versi

yang berbeda untuk digunakan pada keadaan khusus, dan pada akhirnya adalah

untuk menyebarluaskan kemahiran bermain kepada setiap orang.

Tujuan dari permainan adalah melewatkan bola diatas net agar dapat jatuh

menyentuh lantai lapangan lawan dan untuk mencegah usaha yang sama dari

lawan. Setiap tim dapat memainkan bola tiga pantulan untuk mengembalikan bola

(diluar perkenaan blok)

Bola dinyatakan dalam permainan setelah bola dipukul oleh pelaku servis

melewati atas net kedaerah lawan. Permainan dilanjutkan hingga bola menyentuh

lantai, bola “keluar” atau satu tim gagal mengembalikan bola secara sempurna.

Dalam permainan bola voli, tim yang memenangkan sebuah reli

memperoleh satu angak (rally point system). Apabila tim yang sedang menerima

servis memenangkan reli, akan memperoleh satu angka dan berhak melakukan

servis, serta para pemainnya melakukan pergeseran satu posisi searah jarum jam

Buku Peraturan permaian bola voli (2002 : 7)

Jaman terus berkembang di ikuti dengan perubahan dan

penyempurnaan peratura–peraturan dalam permainan bola voli, maka muncullah

ide-ide baru agar permainan bola voli lebih memasarakat dan bisa dimainkan

oleh anak-anak khusus nya anak usia dini, akhirnya di ciptakan permainan

bola voli dengan peraturan yang sangat sederhana yaitu “Bola Voli Mini“

Lapangan bola voli mini berbentuk persegi panjang dengan ukuran 12

(17)

garis tengah yang diatasnya terbentang net dengan ketinggian 1,20 meter untuk

pemain putra dan 2 meter untuk pemain Putri, jumlah pemain tiap regu 4 orang

ditambah 2 orang pemain cadangan, cara bermain sama dengan permainan bola

voli untuk orang dewasa perbedaan dalam permainan bola voli mini adalah : 1)

tidak dibatasi garis serang, 2) tidak ada kesalahan rotasi sehingga semua pemain

dapat melakukan serangan kedaerah lawan dan 3) bola yang digunakan ukuran 4,

lebih kecil dibandingkan bola yang digunakan untuk pemain dewasa.

Bola voli mini diciptakan untuk anak–anak usia dini adalah salah

satu usaha untuk menerapkan teknik-teknik dasar bola voli sedini mungkin

kepada anak umur 9 -14 tahun. Hal ini dikarenakan anak- anak akan lebih

mudah dan cepat menyerap teknik dasar bola voli di banding orang dewasa.

Di samping itu untuk mencapai prestasi permainan bola voli membutuhkan

waktu pembinaan yang lama dari awal sampai menjadi pemain (Tim Diknas

2004 : 83)

Salah satu usaha untuk mengembangkan bola voli di daerah adalah

mengenalkan bola voli pada anak-anak usia dini disekolah-sekolah dasar, karena

anak akan lebih cepat menyerap tehnik dasar bola voli dibandingkan dengan

orang dewasa (Kamli Rukmana, 1990 : 2).

Mengenalkan bola voli pada usia dini diharapkan pada usia prestasi (17 –

23 Tahun ) atlet tersebut dapat mencapai puncak prestasi dan cukup lama untuk

mempertahankan prestasinya, hal ini disadari atau tidak sudah menjadi tujuan atlet

(18)

Sayang sekali pada saat ini banyak pembina olahraga atau orang tua atlet

yang belum mengetahui bagaimana caranya memperbaiki tehnik bermain bola

voli untuk anak usia dini.

Membina atlet pemula tidaklah sama dengan membina atlet senior,

anak-anak dilatih sesuai dengan perkembangan fisik dan jiwanya yang masih ingin

selalu bermain, karena apabila kita bina dengan program latihan senior mereka

akan cepat bosan, berikan latihan yang mendasar secara baik dan benar kepada

anak sehingga dikemudian hari tidak mengalami kesulitan untuk mengembangkan

prestasi, atau dengan kata lain berikan latihan tehnik dasar yang baik dan benar

terlebih dahulu sebelum melakukan latihan tingkat lanjut atau tingkat tinggi.

(Ipung Joko Purwanto. 2003:19)

Pemain bola voli dikatakan baik apabila menguasai tehnik dasar

permainan bola voli : 1) service, 2) passing bawah, 3) passing atas, 4) smash dan

5) blok (G Durrwachter 1990 : 5). Kelimanya harus dikuasai dengan baik tidak

boleh setengah-tengah atau tidak menguasai salah satunya. Tehnik dikatakan baik,

apabila berdasarkan :

1) Hukum-hukum mekanika dan biomekanik

2) Sesuai dengan susunan dan fungsi organ-organ tubuh (anatomi dan fisiologi)

3) Peraturan yang berlaku serta perkembangan ilmu dan pengetahuan.

4) Kepuasan batin saat melaksanakan tehnik untuk menjamin produktifitas

(19)

Sajian bola pertama dalam bola voli yang sering disebut service harus

diterima lawan dengan passing bawah atau atas, baru tim tersebut dapat

melakukan serangan yang efektif kelapangan lawan.

Melakukan serangan yang baik diperlukan tehnik passing bawah yang

baik dalam menerima bola servis atau pukulan dari lawan dalam permainan bola

voli kelima unsur tehnik dasar tidak dapat dipisah-pisahkan.pengusaan tehnik

dasar permainan bola voli yang baik dan benar merupakan salah satu unsur yang

turut menentukan menang kalahnya suatu tim dalam menghadapi pertandingan

disamping unsur kondisi fisik, psikis, mental dan taktik

Pentingnya penguasaan tehnik dasar permainan bola voli mengingat

hal-hal sebagai berikut :

1) Hukuman terhadap pelanggaran peraturan permainan bola voli berhubungan

dengan kesalahan dalam melakukan tehnik.(membawa bola, menahan bola,

mendorong bola, sentuhan rangkap, mengangkat bola)

2) Terpisahnya lapangan permainan yang dibatasi net, membuat pengawasan

wasit lebih seksama dan teliti.

3) Permainan bola voli adalah permainan cepat artinya waktu untuk memainkan

bola sangat terbatas, sehingga penguasaan tehnik yang tidak sempurna akan

memungkinkan timbulnya kesalahan-kesalahan yang lebih banyak.

4) Penguasaan tehnik-tehnik yang tinggi hanya dimungkinkan apabila

penguasaan tehnik dasar yang sempurna dikuasai.

(20)

Satu tim dapat melakukan serangan yang baik ditentukan pula kemampuan

tosser dalam mengumpan bola ke pemukul, penerimaan bola pertama yang baik

apabila tidak didukung kemampuan tosser mengumpan bola ke pemukul akan

sia-sia bila tidak didukung oleh kemampuan tehnik dasar passing atas dari tosser.

Mengumpan merupakan usaha menyajikan bola kepada pemukul sebaik

mungkin tentang ketinggian bola diatas net, kecepatan dan putaran bola agar

pemukul dapat memukul bola ke lawan sesuai dengan kehendaknya.

Menurut Suharno HP (1979 : 13) macam-macam passing atas adalah :

1) Passing atas normal setinggi dada yaitu passing atas yang dilakukan dengan

ketinggian bola setinggi dada, yang biasa digunakan oleh pemain jangkung.

2) Passing atas setinggi muka yaitu passing atas yang dilakukan dengan bola

setinggi wajah atau dahi yang biasa digunakan oleh pemain yang pendek.

Setiap kali terjadi perpindahan bola kelapangan, dipastikan bola kedua

akan disentuh oleh pengumpan atau tosser, dibutuhkan kemampuan mengumpan

yang baik dan tehnik dasar passing atas yang sempurna guna melayani tim untuk

melakukan serangan kelapangan lawan, tanpa disadari passing atas memegang

peranan yang penting dalam suatu permainan bola, untuk dapat memenangkan

satu set permainan tosser memegang peranan yang penting dalam suatu pola

serangan dari tosserlah bola akan diberikan kepada rekan satu tim untuk

menyerang kelapangan lawan.

Pertandingan bola voli setiap tahun sudah masuk dalam agenda Pekan

Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) yang di ikuti oleh siswa-siswi SLTA, SLTP

(21)

permainan bola voli mini dengan jumlah pemain satu regu yaitu 4 orang pemain

dan 2 orang sebagai pemain cadangan.

Permainan bola voli di Kecamatan Brebes adalah merupakan olahraga

yang kurang diminati oleh siswa, Hal ini terbukti dari prestasi yang diraih pada

Pekan Olahraga Pelajar tingkat Kecamatan maupun tingkat Kabupaten, di tingkat

Kecamatan Brebes bola voli mini kalah bersaing dengan olahraga individu yang

dikembangkan Induk Organisasi yang ada di tingkat Kecamatan misalnya renang

dan bulutangkis, Ketrampilan tehnik yang dimiliki siswa yang memenangkan

pertandingan bola voli tingkat Kecamatan kelihatan penguasaan tehniknya minim

sekali sehingga apabila mewakili Kecamatan Brebes di POPDA Tingkat

Kabupaten sudah dipastikan kalah dengan Kecamatan-kecamatan lain yang ada di

Kabupaten Brebes.

Gambaran diatas peneliti amati selama tahun 1997 sampai dengan 2003

selama menjadi wasit bola voli di tingkat Kabupaten Brebes, menunjukkan bahwa

permainan bola voli dari tahun ke tahun selain makin lama makin ditinggalkan

oleh siswa Sekolah Dasar. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk mengetahui

faktor-faktor yang membuat bola voli di Kecamatan Brebes kurang diminati oleh

siswa dari lima tehnik dasar yang harus dikuasai peneliti lebih tertarik pada

latihan passing atas karena memiliki keistimewaan tersendiri, yaitu 1) kemampuan

tehnik dasar yang harus dimiliki pengumpan dalam memberikan bola ke rekan

satu tim dalam melakukan serangan kedaerah lawan karena arah dan putaran bola

lebih terkendali atau bisa diatur sesuai kehendak hati pengumpan, 2) tehnik dasar

(22)

Bentuk-bentuk pembelajaran passing atas yang dikembangkan di Sekolah

Dasar biasanya berbentuk kelompok karena jumlah bola voli yang minimal

sehingga siswa dibagi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah bola yang

dimiliki oleh sekolah tersebut, sehingga jumlah frekuensi perkenaan bola dengan

siswa minim, siswa tidak tahu mana bentuk passing atas yang betul dan mana

yang tidak karena mereka tidak maksimal dalam kegiatan pembelajarannya.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan didepan,

maka dapat diperoleh suatu permasalahan yang dapat dijadikan bahan penelitian

dengan alasan sebagai berikut :

1) Passing atas merupakan tehnik dasar permainan bola voli yang dapat

digunakan untuk menerima bola pertama, mengumpan bola ke rekan satu tim

untuk diserang kelapangan lawan.

2) Passing atas merupakan salah satu tehnik dasar permainan bola voli yang

memegang peranan yang sangat penting untuk tosser dalam memberikan bola

ke rekan satu tim karena bola dapat dikontrol sesuai kehendak tosser, oleh

karena itu diperlukan kemampuan passing atas yang baik dan benar dalam

melakukan passing atas.

3) Bola kedua setelah tim menerima bola (receive) akan aman apabila diterima

oleh tosser dengan passing atas, karena bola dapat diolah sesuai dengan

keinginan tosser dan tim untuk melakukan serangan kelapangan lawan.

4) Kemampuan passing atas dapat ditingkatkan dengan latihan passing atas

(23)

5) Kemampuan passing atas dapat ditingkatkan dengan latihan passing atas

Jarak tetap.

6) Belum ada penelitian yang serupa tentang perbandingan hasil belajar passing

atas jarak bertahap dengan jarak tetap terhadap kemampuan passing atas.

1.2.

Rumusan Masalah

Berdasarkan enam alasan diatas maka timbul suatu permasalahan yang

perlu diketahui, sedangkan yang menjadi permasalah dalam penelitian ini adalah :

“Manakah yang lebih baik antara hasil belajar passing atas jarak bertahap dengan

jarak tetap terhadap kemampuan passsing atas?”.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini ialah :

1) Ingin mengetahui perbedaan latihan passing atas jarak bertahap dan jarak

tetap terhadap kemampuan passing atas siswa Putra kelas IV dan V SD

Negeri Brebes 08 Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes tahun pelajaran

2008/2009

2) Ingin mengetahui latihan manakah yang lebih baik, latihan passing atas

jarak bertahap dengan jarak tetap terhadap kemampuan passing atas siswa

Putra kelas IV dan V SD Negeri Brebes 08 Kecamatan Brebes Kabupaten

(24)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1.

Belajar Gerak

Mencapai prestasi yang maksimal dalam permainan bola voli

diperlukan perencanaan program latihan yang baik dan berkesinambungan dengan

memperhitungkan faktor penentu tercapainya prestasi olahraga, faktor penentu

dalam olahraga menurut M. Anwar Pasau, dalam buku peningkatan dan

pembinaan kondisi fisik dalam Olahraga, Sajoto (1995 : 2-4) meliputi : 1) Aspek

Biologis (tingkat kesegaran jasmani); 2) Aspek Psikologis, dan 3) Aspek

Lingkungan.

Kemampuan tehnik dan ketrampilan yang dimiliki merupakan satu

kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan, Prestasi olahraga tidak akan dicapai

secara maksimal tanpa didukung oleh kemampuan tehnik dan ketrampilan yang

dimiliki atlet.

Kemampuan tehnik dan ketrampilan yang dimiliki akan semakin

meningkat apabila dilatih secara baik dan benar, sebaik apapun kondisi fisik yang

dilatih apabila tidak memiliki kemampuan dan ketrampilan tehnik dasar

permainan yang baik tidak akan berkembang secara maksimal. Latihan adalah

kegiatan yang komplek dan diatur oleh beberapa prinsip dan garis petunjuk untuk

mencapai hasil tertinggi dengan penggunaan metode belajar yang sebaik-baiknya

(25)

Latihan adalah sarana dalam mengembangkan kemampuan atlet untuk

mencapai kemampuan yang setinggi-tingginya dalam kurun waktu tertentu, salah

satu prinsip latihan adalah spesifikasi artinya latihan latihan disesuaikan dengan

lingkungan dan cabang olahraganya Sajoto (1995 : 7)

Salah satu bentuk tehnik dasar permainan bola voli yang mendukung

ketrampilan pemain bola voli adalah tehnik dasar passing atas, salah satu bentuk

latihan yang bertujuan untuk meningkatkan ketepatan passing atas adalah dengan

latihan passing atas dengan jarak bertahap dan jarak tetap. Dua pendapat diatas

sangatlah tepat untuk memperbaiki ketepatan passing atas sehingga dengan dasar

diatas kedua bentuk latihan tersebut perlu dicobakan dalam latihan untuk

pengukuran ada tidaknya peranan latihan tersebut terhadap peningkatan ketepatan

passing atas pada cabang olahraga bola voli. (Barbara L. Viera, 1996 : 25)

Selain faktor tehnik dan ketrampilan faktor tercapainya prestasi adalah

kondisi fisik sebaik apapun penguasaan tehnik dan ketrampilan yang dimiliki atlet

apabila tidak didukung dengan kondisi fisik yang baik pencapaian prestasinya

tidak akan maksimal. tehnik dasar permainan bola voli : 1) service, 2) passing

bawah, 3) passing atas, 4) smash dan 5) blok (G Durrwachter 1990 : 5).

2.2.

Belajar Passing Atas

Penguasaan tehnik dan kondisi fisik yang baik adalah faktor yang penting

dalam pencapaian prestasi olahraga khususnya cabang bola voli, penguasaan

(26)

1) Posisi berdiri

Posisi persiapan adalah meregangkan kaki selebar bahu, tangan terangkat

sekitar 6-8 inchi didepan pelipis dan ibu jari kemata anda, bentuklah semacam

jendela dengan ibu jari anda dan telunjuk anda, sehingga jemari terpisah dua

kali dari jarak ibu jari anda, perhatikanlah bola melalui jendela ini, bahu anda

harus sejajar dengan sasaran (Barbara L. Viera, 1996 : 52)

2) Perkenaan dengan bola

Perkenaan bola saat melakukan passing atas adalah seluruh ruas-ruas jari

tangan memegang bola sedemikian rupa menyerupai mangkok (Kamli

Rukmana, 1991 : 6). Kedua kaki membantu gerakan mendorong bola dengan

meluruskan lutut yang ditekuk dan lentingan badan yang sedikit dibungkukan

menjadi tegak.

Penguasaan tehnik passing atas yang sempurna dalam permainan bola voli

akan berpengaruh terhadap besarnya sumbangan pengumpan dalam menyajikan

bola kepemukul untuk dipukul sesuai kehendak hati pemukul, penguasaan tehnik

yang baik didukung kondisi fisik yang baik dan didukung dengan latihan-latihan

yang mendukung merupakan faktor yang saling terkait demi terciptanya prestasi

yang optimal.

Pembelajaran yang terus menerus dengan memanfaatkan waktu yang

efektif dan efisien untuk belajar passing atas menjadi hal yang penting dalam

pembelajaran gerak passing atas, sehingga dalam bermain bola voli mini siswa

telah memiliki bekal tehnik dasar yang cukup untuk menguasai tehnik dasar bola

(27)

1 2 3 4 5 6 7

Gambar 2.1. Passing atas bola voli (G Durrwachter 1990 : 12).

Keterangan :

(1) Sikap Awal

(2) Persiapan Menerima bola (3) Perkenaan lengan dengan bola

(4) Tolakan kedepan dilanjutkan gerakan Follow Trought (5) Sikap kedua lengan passing atas

(6) Gambar passing atas secara keseluruhan (7) Gerakan Lanjutan

2.3.

Latihan Passing Atas Jarak Bertahap

Latihan passing atas jarak bertahap adalah bentuk latihan peningkatan

ketrampilan passing atas bola voli, dengan latihan passing atas bola voli

menggunakan jarak yang bervariasi sesungguhnya menguntungkan atlet dalam

latihan passing atas karena dalam pertandingan yang sesungguhnya menyajikan

bola ke pemukul jarak antara pemukul dan pengumpan selalu berubah-ubah

tergantung keadaan dilapangan permainan. Kelemahan dari latihan menggunakan

(28)

dan dimulai dari jarak yang paling dekat setelah melalui tahap latihan tertentu

jarak akan diubah sedemikian rupa sesuai kemampuan atlet.

A B C D

I I I I I I I I

0 2 2.5m 3m 3.5m 4m 4.5m

5m

Gambar 2.2. Passing atas jarak bertahap (G Durrwachter 1990 : 17)

Ketrangan Gambar:

1) Posisi testee penerima dalam keadaan siap. 2) Bola dari testee B dari jarak 2.5 m,

3) Bola dari testee B dari jarak 3.5 m, 4) Bola dari testee B dari jarak 4 m, 5) Bola dari teste B dari jarak 5 m, 6) Dan seterusnya.

2.4.

Latihan Passing Atas Jarak Tetap

(29)

variasi latihan, setelah atlet dianggap mampu melewati kemampuan tertentu maka

posisi passing akan dirubah kekiri atau kekanan. Keuntungan dari latihan passing

atas jarak tetap adalah kekuatan otot lengan atlet akan dilatih sedemikian rupa

sehingga semakin meningkat, tingkat akurasi dalam passing atas pun terlatih

karena siswa terbiasa melakukan passing atas dari jarak yang sama, Sedangkan

kelemahan dari latihan passing jarak tetap adalah atlet merasakan terus menerus

latihan passing dari jarak yang sama.

A B

3 Meter

Gambar 3.2. Passing atas Jarak tetap (G Durrwachter 1990 : 16).

Keterangan Gambar :

1) Jarak Berdiri berdiri testee A dengan testee B 3 meter. 2) Bola dari Testee B

(30)

2.5.

Hipotesis

Latihan passing Atas jarak Bertahap memiliki kelebihan menguntungkan

siswa dalam latihan passing atas karena dalam pertandingan yang sesungguhnya

menyajikan bola ke pemukul jarak antara pemukul dan pengumpan selalu

berubah-ubah tergantung keadaan dilapangan permainan.

Kelemahan dari latihan menggunakan jarak bertahap adalah siswa harus

menguasai tehnik dasar passing atas yang baik dan dimulai dari jarak yang paling

dekat setelah melalui tahap latihan tertentu jarak akan diubah sedemikian rupa

sesuai kemampuan atlet.

Keuntungan dari latihan passing atas jarak tetap adalah kekuatan otot

lengan atlet akan dilatih sedemikian rupa sehingga semakin meningkat, tingkat

akurasi dalam passing atas pun terlatih karena siswa terbiasa melakukan passing

atas dari jarak yang sama, Sedangkan kelemahan dari latihan passing jarak tetap

adalah atlet merasakan terus menerus latihan passing dari jarak yang sama.

Sesuai dengan permasalahan dan penjelasan dalam landasan teori diatas

dapat diajukan hipotesis sebagai berikut :

1) Ada perbedaan antara hasil belajar passing atas jarak bertahap dengan

latihan passing atas jarak tetap terhadap kemampuan passing atas siswa putra

kelas IV dan V SD Negeri Brebes 08 Kecamatan Brebes Tahun Pelajaran

2008 / 2009.

2) Belajar passing atas jarak tetap lebih baik hasilnya dibandingkan dengan

(31)

kelas IV dan V SD Negeri Brebes 08 Kecamatan Brebes Tahun Pelajaran

(32)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Berbobot tidaknya suatu penelitian tergantung dari pertanggung jawaban

metodoloti penelitian, Metodologi penelitian sebagaimana kita kenal sekarang,

akan diberikan garis-garis yang cermat dan diajukan syarat-syarat yang benar,

maksudnya adalah untuk menjaga agar pengetahuan yang dicapai dari suatu

penelitian dapat mempunyai harga ilmiah yang setinggi-tingginya (Sutrisno Hadi,

2000 : 4)

Metodologi penelitian harus tepat dan terarah pada tujuan agar hasil

penelitian sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini siswa putra kelas IV dan V SD Negeri

Brebes 08 Kecamatan Brebes Pada tahun pelajaran 2008/2009 yang berjumlah 44

siswa putra.

3.2. Sampel

Sampel adalah sebagian individu yang akan diteliti (sutrisna Hadi 1994 :

20) sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas IV

dan V SD Negeri Brebes 08 Kecamatan Brebes pada tahun pelajaran 2008/2009

(33)

3.3. Cara Pemilihan Sampel

Sampel yang terpilih dalam penelitian ini dilakukan dengan tehnik total

Sampling dengan cara undian, setelah diadakan tes awal dan data diketahui,

sampel kemudian dipasangkan dengan rumus AB-BA. Sampel yang tingkat

kemampuannya sama dipasangkan, tiap anggota kelompok tersebut diundi

menjadi kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2.

3.4. Jenis dan Pola Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen dengan pemberian

perlakuan terhadap dua kelompok yang berbeda dengan pola M-S (Matched by

Subject Design).

3.5. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah gejala yang bervariasi dan dijadikan obyek penelitan

(Suharsini Arikunto 1996 : 99) Varibel dalam penelitan ini :

3.5.1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini meliputi :

1) Latihan Passing atas dengan jarak bertahap.

2) Latihan Passing atas dengan jarak tetap.

3.5.2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah ketrampilan passing atas

(34)

3.6. Instrumen Penelitian

Metode belajar penelitian adalah cara yang dipakai dalam pengumpulan

data sedangkan instrumen adalah alat bantu yang dipergunakan dalam

pengumpulan data (Suharsini Arikunto, 1993 : 188)

3.6.1. Tes

Dalam penelitian ini instrumen yang dipakai adalah tes passing atas dari

AAHPER (Evaluasi Pengajaran Pendidikan Jasmani 1995 : 424), butir tes

passing atas. Menerima bola tinggi dari subjek, testi melakukan set up yang

memungkinkan bola melalui atas tali setinggi 2,10 meter dan jatuh di

sasaran dengan ukuran 1,2 x 1,8 meter, 20 kali bola diumpan, 10 kali kearah

kiri dan 10 kali kearah kanan bola diumpan oleh subjek (guru atau pelatih).

3.6.2. Alat dan Perlengkapan Tes

Alat dan perlengkapan tes yang harus dipersiapkan adalah lapangan

bola voli mini, Tali, selotip atau lakban, Kapur atau cat putih, bola voli

mini, blangko penilaian dan alat tulis.

Gambar 3.4. Lapangan untuk Tes Passing Atas (Evaluasi Pengajaran Penjaskes

(35)

Keterangan

T = Tester S = Subjek

Tabel 3.1. Skor Persentil Tes Passing

Atas berdasarkan atas Umur dan skor hasil tes

(Evaluasi Pengajaran Pendidikan Jasmani 1995 : 428)

PUTRA

Persentil 10 – 11 Tahun 12 Tahun 13 Tahun

Ke – 100 16 18 20

95 10 14 16

90 9 12 14

85 8 11 13

80 7 10 12

75 6 9 11

70 6 8 10

65 5 8 9

60 5 7 8

55 4 7 7

50 4 6 7

45 3 6 6

40 3 5 6

35 3 5 5

30 2 4 4

25 2 4 4

20 2 3 3

15 1 3 3

10 0 1 1

5 0 1 1

0 0 0 0

3.6.3. Pelaksanaan

1. Setiap testee di panggil satu persatu menurut daftar urutan yang telah

(36)

2. Testee yang dipanggil masuk kedaerah persiapan dan siap diposisi

yang telah disiapkan.

3. Setelah testee siap kemudian diberi aba-aba untuk melakukan passing

atas melampaui ditarget tali sebanyak 20 kali, 10 kali kearah kanan, 10

kali kearah kiri

4. Skor akhir adalah jumlah berapa kali siswa dapat memasing atas bola

kedaerah sasaran dan melewati batas tali.

3.6.4. Metode Analisis Data

Pengambilan data dalam penelitian ini diguanakan tes awal dan tes

akhir. Untuk analisa data digunakan rumus t-tes

1) Mencari Mean atau rata-rata

MX1 = =

Mx2 =

2) Mencari Standar Deviasi (SD)

SDx1 = √

SDx2 = √

3) Mencari Kesalahan Mean SDMx

SDMx1 =

ΣX1 N

ΣX2 N

Σx12 N

Σx22 N

SDx1

(37)

SDMx2 =

4) Mencari Koefisien korelasi (r)

rx1x2 = Σx1x2

√ ( Σx12) . (Σx22)

5) Mencari Nilai standar beda Mean SDbm

SDbm = √ (SDmx1)2 + (SDmx2)2 – 2rx1x2 (SDmx1).(SDmx2)

6) Mencari t hitung (th)dengan rumus

th =

7) Mencari t tabel pada taraf signifikan 0.05

dk = n-1

SDx2

√N-1

(38)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.

Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Data

Hasil tes Awal dan akhir passing atas jarak bertahap dan jarak tetap

No Pasing atas Bertahap Passing atas Tetap Awal Akhir Awal Akhir 1 11 12 8 10 2 8 10 8 8 3 8 9 6 6 4 6 8 6 8 5 6 7 5 10 6 5 7 5 10 7 5 6 5 6 8 4 8 4 8 9 4 8 4 4

10 4 6 3 6

11 3 7 3 10

12 3 7 3 6

13 3 7 3 5

14 2 5 3 5

15 2 8 2 2

16 2 5 2 1

17 2 5 2 4

18 1 7 1 6

19 2 8 1 4

20 1 8 1 1

21 3 6 1 3

22 2 4 1 3

Σ 77 158 77 126

4.1.2. Uji Prasyarat

(39)

Pengujian homogenitas menggunakan Chi square tests program komputer

spss 17 adalah sebagai berikut :

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 71.806a 49 .019

Likelihood Ratio 50.368 49 .419

Linear-by-Linear Association

7.912 1 .005

N of Valid Cases 22

a. 64 cells (100,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,05.

Probabilitasnya adalah 0.019 < 0.050 dengan demikian data yang terkumpul

tidak ada hubungan dengan tes awal, sudah homogen dan layak untuk dipakai

untuk penelitian.

4.1.2.2. Uji Normalitas

Pengujian Normalitas Test mengunakan tes Kurtosis dan Swekness

Program Komputer SPSS 17 hasilnya adalah sebagai berikut :

Descriptivesa,b,c,d

x2 Statistic Std. Error

x1 5.00 Mean 3.3333 .61464

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 1.7534

Upper Bound 4.9133

5% Trimmed Mean 3.3148

(40)

Variance 2.267

Std. Deviation 1.50555

Minimum 2.00

Maximum 5.00

Range 3.00

Interquartile Range 3.00

Skewness .215 .845

Kurtosis -2.829 1.741

6.00 Mean 3.5000 .50000

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound -2.8531

Upper Bound 9.8531

5% Trimmed Mean .

Median 3.5000

Variance .500

Std. Deviation .70711

Minimum 3.00

Maximum 4.00

Range 1.00

Interquartile Range .

Skewness . .

Kurtosis . .

7.00 Mean 3.6667 .80277

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 1.6031

Upper Bound 5.7303

5% Trimmed Mean 3.6852

Median 3.0000

Variance 3.867

Std. Deviation 1.96638

(41)

Maximum 6.00

Range 5.00

Interquartile Range 3.50

Skewness .219 .845

Kurtosis -1.079 1.741

8.00 Mean 2.2500 .62915

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound .2478

Upper Bound 4.2522

5% Trimmed Mean 2.2222

Median 2.0000

Variance 1.583

Std. Deviation 1.25831

Minimum 1.00

Maximum 4.00

Range 3.00

Interquartile Range 2.25

Skewness 1.129 1.014

Kurtosis 2.227 2.619

a. x1 is constant when x2 = 4,00. It has been omitted.

b. x1 is constant when x2 = 9,00. It has been omitted.

c. x1 is constant when x2 = 10,00. It has been omitted.

d. x1 is constant when x2 = 12,00. It has been omitted.

4.1.2.3. Uji Linieritas

Pengujian Linier mengunakan Analisis Chi Square Pearson’s Program

Komputer SPSS 17 hasilnya adalah sebagai berikut :

Chi-Square Tests

Value df

(42)

Pearson Chi-Square 71.806a 49 .019

Likelihood Ratio 50.368 49 .419

Linear-by-Linear Association

7.912 1 .005

N of Valid Cases 22

a. 64 cells (100,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,05.

Dapat dilihat pada tabel Nilai Asymp.Sig. (2-sised) adalah 0.019 > dari

0.005, dengan standar deviasi 0.49 dengan demikian data tersebut linier

4.1.2 Analisa Data

4.1.2.1.Tes Awal hasil belajar passing atas jarak bertahap.

Dari tes awal yang telah dilaksanakan diperoleh nilai rata-rata ( X1)

= 3.95, standar deviasi ( SDx1 ) = 2.49

Tabel. 4.1. frekuensi tes awal hasil belajar passing atas jarak bertahap

(X1).

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1.00 2 9.1 9.1 9.1

2.00 6 27.3 27.3 36.4

3.00 4 18.2 18.2 54.5

4.00 3 13.6 13.6 68.2

5.00 2 9.1 9.1 77.3

6.00 2 9.1 9.1 86.4

8.00 2 9.1 9.1 95.5

11.00 1 4.5 4.5 100.0

(43)

0 1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Gambar. 4.1. Histrogram tes awal hasil belajar passing atas jarak

bertahap

Keterangan :

0 – 6 skor minimal - maksimal

1 – 11 Kumpulan siswa yang mendapat skor

4.1.2.2. Tes Awal Passing atas jarak tetap

Dari tes awal yang telah dilaksanakan diperoleh nilai rata-rata ( Y1)

= 3.50 dan standar deviasi ( SDy1 ) = 2,13

Tabel. 4.2. Frekuensi tes awal passing atas jarak tetap (Y1)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1.00 5 22.7 22.7 22.7

2.00 3 13.6 13.6 36.4

3.00 5 22.7 22.7 59.1

4.00 2 9.1 9.1 68.2

5.00 3 13.6 13.6 81.8

6.00 2 9.1 9.1 90.9

(44)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1.00 5 22.7 22.7 22.7

2.00 3 13.6 13.6 36.4

3.00 5 22.7 22.7 59.1

4.00 2 9.1 9.1 68.2

5.00 3 13.6 13.6 81.8

6.00 2 9.1 9.1 90.9

8.00 2 9.1 9.1 100.0

Total 22 100.0 100.0

0 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5 6 7 8

Gambar 4.2. Histogram tes awal passing atas jarak tetap

Keterangan :

0 – 5 skor minimal - maksimal

1 – 8 Kumpulan siswa yang mendapat skor

4.1.2.4. Test Akhir passing atas jarak bertahap

Dari tes akhir yang telah dilaksanakan diperoleh nilai rata-rata (

(45)

Tabel 4.3. Frekuensi statistik tes akhir passing atas jarak bertahap (X2)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 4.00 1 4.5 4.5 4.5

5.00 6 27.3 27.3 31.8

6.00 2 9.1 9.1 40.9

7.00 6 27.3 27.3 68.2

8.00 4 18.2 18.2 86.4

9.00 1 4.5 4.5 90.9

10.00 1 4.5 4.5 95.5

12.00 1 4.5 4.5 100.0

Total 22 100.0 100.0

0 1 2 3 4 5 6

4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2

Gambar 4.2. Histogram tes akhir passing atas jarak tetap

Keterangan :

0 – 6 skor minimal - maksimal

(46)

4.1.2.4. Test Akhir passing atas jarak tetap

Dari tes awal yang telah dilaksanakan diperoleh nilai rata-rata ( Y2)

= 5.73 dan standar deviasi ( SDx1 ) = 2.80.

Tabel 4.4. Frekuensi Statistik tes akhir passing atas jarak tetap (Y2)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2.00 4 18.2 18.2 18.2

3.00 2 9.1 9.1 27.3

4.00 2 9.1 9.1 36.4

5.00 4 18.2 18.2 54.5

6.00 5 22.7 22.7 77.3

7.00 2 9.1 9.1 86.4

8.00 2 9.1 9.1 95.5

10.00 1 4.5 4.5 100.0

Total 22 100.0 100.0

0 1 2 3 4 5

2 3 4 5 6 7 8 9 1 0

Gambar 4.4. Histogram tes akhir passing atas jarak tetap

Keterangan :

0 – 5 skor minimal - maksimal

(47)

4.1.3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis kedua kelompok latihan di atas menggunakan teknik

statistik uji-t antara tes passing atas jarak bertahap ( X2 ) dan passing atas jarak

tetap ( Y2 ) dari kedua kelompok diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4.5. Perbedaan hasil kedua eksperimen

No X No Y

1 MX2 = 7.18 1 MY2 = 5.73

2 SDX2 = 1.68 2 SDY2 = 2.80

3 SDMx1=0.54 3 SDMy1=0.46

4 SDMx2=0.37 4 SDMy2=0.61

(Data Lampiran)

Dari kedua data kelompok tersebut diperoleh standar kesalahan beda mean

(SDbm) Sebesar 0.71 dari hasil perhitungan tersebut diperoleh t-hitung ( th )

sebesar 2,04

Selanjutnya dicari nilai t-tabel ( tt ) pada taraf kepercayaan ( a ) 0,05

menunjukan angka 2, 02. Sehingga diperoleh nilai t-hitung ( 2, 04 ) lebih besar

dari t-tabel ( 2, 02 ) dengan hasil tersebut maka Ho ditolak.

Dari hasil perhitungan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa

hipotesis penelitian ( Hi ) diterima. Jadi membuktikan bahwa hipotesis penelitian (

Hi ) diterima. Jadi membuktikan secara stastistik bahwa hasil belajar passing atas

jarak bertahap lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar passing atas jarak

tetap terhadap kemampuan passing atas pada siswa putra kelas IV dan V SD

(48)

4.2.

Pembahasan hasil penelitian

Berdasarkan uji hipotesis penelitian yang telah dilakukan di peroleh

kesimpulan bahwa : 1.) “ Terdapat perbedaan Pengaruh Hasil Belajar Passing

Atas antara jarak bertahap Terhadap Kemampuan Passing Atas jarak tetap dalam

permainan Bola Voli pada siswa putra kelas IV dan V SDN Brebes 08 Tahun

Pelajaran 2008/2009. 2.) Berdasarkan perhitungan uji t terbukti bahwa perbedaan

angka 0.2 (2.04 > 2.02) cukup berarti untuk mengatakan bahwa hasil belajar

passing atas jarak bertahap lebih baik dari pada hasil belajar passing atas jarak

tetap karena menunujukkan perbedaan secara signifikan.

Hasil-hasil penelitian ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain :

4.3.1 Latihan

Telah dinyatakan oleh Brooks ( 1984 : 67-114 ), dan menurut Hellenband (

1973 : 107-112 ) bahwa latihan fisik pada prinsipnya adalah memberikan stress

fisik terhadap tubuh secara teratur, sistematik, berkesinambungan sedemikian rupa

sehingga dapat meningkatkan kemampuan didalam melakukan kerja secara

teratur. Dan menurut Astrand ( 1986 : 296-383 ), Fox (1988) Bahwa latihan fisik

yang teratur, sistematik dan berkesinambungan yang tertuang dalam suatu

program latihan, dalam hal ini latihan passing atas antara jarak bertahap dan jarak

tetap sama-sama dilakukan secara teratur, jadi sama-sama bisa meningkatkan

(49)

4.3.2 Beban Latihan

Bahwa dalam suatu latihan sesuai dengan prinsip-prinsip latihan tentu

harus ada beban. Dimana antara kedua metode latihan tersebut masing-masing

metode yaitu latihan passing atas antara jarak bertahap dan jarak tetap mempunyai

beban yang berbeda perhatikan bahwa :

Latihan Passing Atas

Jarak Bertahap Jarak Tetap

1. Frekuensi : Jumlah Repetisi dan

set bola yang dipassing sama

banyaknya

2. Keajegannya relatif kecil karena

harus menyesuaikan dengan

jarak pasangan yang sama-sama

sedang belajar. Sehingga

kesulitan lebih besar.

3. Karena Belajar gerak passing

atas jarak bertahap bersifat

dinamis dapat mempengaruhi

motivasi belajar siswa karena

selalu terjadi perubahan

4. Siswa termotivasi untuk terus

melakukan latihan karena latihan

berjenjang dari tingkat yang

mudah ketingkat yang sulit

5. Bentuk instrumen : ada

kesamaan antara instrumen

1. Frekuensi : Jumlah Repetisi bola

dan jumlah set sama dengan

kelompok jarak bertahap

2. Relatif lebih ajeg, karena

dilakukan dengan jarak yang

sama maka penyesuaian

terhadap pasangan lain tidak

ada.

3. Belajar gerak passing atas jarak

tetap bersifat statis dapat

mempengaruhi motivasi belajar

passing atas

4. Kejenuhan dapat mempengaruhi

motivasi siswa karena terus

menerus belajar passing atas

dengan jarak yang sama

5. Bentuk instrumen : tidak ada

(50)

dengan bentuk latihan. dengan bentuk latihan.

Dari uraian tersebut diatas passing atas jarak bertahap lebih baik

dibandingkan dengan hasil belajar passing atas jarak tetap. Ini dimungkinkan

karena jarak latihan yang berubah-ubah, membuat siswa tidak jenuh dalam

berlatih, disamping kekuatan otot lengan semakin bertambah dan dalam

permainan bola voli mini yang sesungguhnya pemain dalam memainkan bola

jarak bola yang harus disajikan selalu berubah-ubah sehingga latihan passing

jarak bertahap dapat dipraktekan dipermainan bola voli pula sedangkan pada

kelompok hasil belajar jarak tetap tingkat keakurasian dalam memasing bola lebih

baik, akan tetapi kekuatan otot lengan mereka kurang baik dibandingkan

(51)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan :

1) Hasil belajar passing atas jarak bertahap berbeda dengan jarak tetap.

2) Hasil belajar passing atas jarak bertahap lebih baik dibandingkan hasil belajar

passing atas jarak tetap terhadap kemampuan passing atas pada siswa putra

kelas IV dan V SD Negeri Brebes 08 Tahun Pelajaran 2008 / 2009.

5.2.

Saran-saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka disarankan kepada :

1) Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Kepada Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan agar dalam

pemberian materi pelajaran khususnya tentang bola voli mini agar lebih

banyak mempelajari metode-metode belajar bola voli mini dan menerapkan

kepada siswa metode mengajar mana yang paling mudah dipelajari dan

diserap oleh siswanya. Guru penjasorkes untuk bisa mencoba hasil penelitian

peneliti dalam pembelajaran passing atas dengan menggunakan jarak

(52)

2) Materi bola voli mini yang disampaikan kepada peserta didik harus di

sampaikan dengan mempertimbangkan faktor keinginan bergerak siswa

(53)

DAFTAR PUSTAKA

1. BarbaraL. Viera, MS. Bone Jill Ferguson, MS. 1996. Bola voli tingkat Pemula. PT Raja Grafindo Persada

2. Dieter Beutelstahl. 1986. Belajar bermain bola voli. Bandung : PT Pioner Jaya.

3. G. Durrwachter. 1990. Bola voli belajar dan berlatih sambil bermain.

Jakarta : PT. Gramedia.

4. Kamli Rukmana. 1990. Mini Voli. Jakarta. PT Gramedia.

5. M. Sajoto. 1995 Peningkatan dan pembinaan kondisi fisik dalam olahraga. Semarang : Dahara Prize.

6. Peraturan Permainan bola voli. Jakarta. 2002. PP. PBVSI

7. Suharsini, Arikunto. 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

8. Sutrisno Hadi. 2000. Metodologi Research I . Yogyakarta : PT. Andi Offset.

(54)

Lampiran 8

Program Pembelajaran Passing atas

Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Brebes 08

Lat Hari,

Tgl

Uraian Kegiatan

Keterangan

Eksperimen I Eksperimen II

1 Selasa, 26 Mei

2009

Tes Awal Tes Awal

2 3 Rabu, 27 Mei 2009 Jumat, 29 Mei 2009

1. Pengantar

2. Latihan

Pemanasan

3. Latihan Passing

atas dengan jarak

tetap

Repetisi : 3 x

Set : 3 x

Istirahat antar set

1 Menit

4. Penutup

1. Pengantar

2. Latihan

Pemanasan

Latihan passing

atas dengan jarak

dua meter

Repetisi : 3 x

Set : 3 x

Istirahat antar

set

1 Menit

4. Penutup

Waktu Latihan

Pukul : 15.00

s.d. 16.30

WIB.

Tempat :

Lapangan bola

voli SDN 08

Brebes

Perlengkapan :

1. Bola voli

2. Peluit

3. Stopwatch

4. Net

5. Talia rafia

6. Cat

7. Blangko

Penilaian

(55)

4 5 Senin, 1 Juni 2009 Rabu, 3 Juni 2009

1. Pengantar

2. Latihan

Pemanasan

3. Latihan passing

atas jarak tetap

Repetisi : 4 x

Set : 3 x

Istirahat antar set

1 Menit

4. Penutup

1. Pengantar

2. Latihan

Pemanasan

3. Latihan passing

atas dengan jarak

dua setengah

meter

Repetisi : 4 x

Set : 3 x

Istirahat antar

set

1 Menit

4. Penutup

6 7 Jumat, 5 Juni 2009 Senin 8 Juni 2009

1. Pengantar

2. Latihan

Pemanasan

3. Latihan passing

atas jarak tetap

melewati target

tali setinggi 2,1

meter

Repetisi : 5 x

Set : 3 x

Istirahat antar set

1 Menit

4. Penutup

1. Pengantar

2. Latihan

Pemanasan

3. Latihan passing

atas jarak tiga

meter melewati

target tali

setinggi 2 meter

Repetisi : 5 x

Set : 3 x

Istirahat antar set

1 Menit

(56)

8 9 Rabu, 10 Juni 2009 Jumat 12 Juni 2009

1. Pengantar

2. Latihan

Pemanasan

3. Latihan passing

atas jarak tetap

melewati target

tali setinggi 2

meter

Repetisi : 6 x

Set : 3 x

Istirahat antar set

1 Menit

4. Penutup

1. Pengantar

2. Latihan

Pemanasan

3. Latihan passing

atas jarak tiga

meter setengah

melewati target

tali setinggi 2,1

meter

Repetisi : 6 x

Set : 3 x

Istirahat antar set

1 Menit

4. Penutup

10 Senin,

15

Juni

2009

1. Pengantar

2. Latihan

Pemanasan

3. Latihan passing

atas jarak tetap

bergerak kekiri

Repetisi : 7 Kali

Set : 3 kali

1. Pengantar

2. Latihan

Pemanasan

3. Latihan passing

atas jarak empat

meter bergerak

kekiri

Repetisi : 7 x

(57)

11

Rabu,

17 Juni

2009

Istirahat antar set

1 Menit

4. Penutup

Istirahat antar set

1 Menit

4. Penutup

12 13 Jumat, 19 Juni 2009 Senin, 22 Juni 2009

1 . Pengantar

2. Latihan

Pemanasan

3) Latihan passing

atas jarak tetap

bergerak

kekanan

Repetisi : 8 x

Set : 3 x

Istirahat antar set

1 Menit

4) Penutup

1. Pengantar

2. Latihan

Pemanasan

3. Latihan passing

atas jarak empat

setengah meter

kekanan

Repetisi : 8 x

Set : 3 x

Istirahat antar set

1 Menit

4. Penutup

14 Rabu, 24 Juni 2009

Tes Akhir Tes Akhir

(58)

Lampiran 9

Hasil Tes dan Analisa Data Passing atas Jarak bertahap

Tabel tes awal (X1) dan tes Akhir (X2)

Kemampuan passing atas jarak bertahap

No Tes Awal Tes Akhir

1 11 12

2 8 10

3 8 9

4 6 8

5 6 7

6 5 7

7 5 6

8 4 8

9 4 8

10 4 6

11 3 7

12 3 7

13 3 7

14 2 5

15 2 8

16 2 5

17 2 5

18 1 7

19 2 8

20 1 8

(59)

22 2 4

Tabel pengolahan data

Tes awal (X1) dan tes akhir (X2) kemampuan passing atas jarak bertahap

8) Mencari Mean atau rata-rata

MX1 = = = 3.95

Mx2 = = = 7.18

9) Mencari Standar Deviasi (SD)

SDx1 = = =

6.23 = 2.49

SDx2 = = =

2.83 = 1.68

10) Mencari Kesalahan Mean SDMx

SDMx1 = = = = = 0.54

SDMx2 = = = = = 0.37

ΣX1 N 87 22 ΣX2 N 158 22

Σx12 N

136.95 22

Σx22

N 62.27 22

(60)

11) Mencari Koefisien korelasi (r)

rx1x2 = Σx1x2 = 68.18 = 68.18

(

Σx1

2

) . (Σx2

2

)

(136.95) . ( 67.27)

9212.63

= 68.18 = 0,71

95.98

12) Mencari Nilai standar beda Mean SDbm

SDbm =

(SDmx1)2 + (SDmx2)2 – 2rx1x2 (SDmx1).(SDmx2)

SDbm =

(0.54)2 + (0.37)2 – 2. 0,71 (0.54).(0.37)

SDbm =

(0.29) + (0.14)– (0.28)

SDbm =

0.43 – 0.29 =

0.14 = 0.37

13) Mencari t hitung (th)dengan rumus

th = = = = 8.73

14) Mencari t tabel pada taraf signifikan 0.05

dk = n-1

= 22 – 1 = 21 ( t tabel 2.080)

Jadi th > tt

8.73 > 2.080

Kesimpulan

Setelah diberi latihan passing atas jarak bertahap maka hasil belajar passing

atas mengalami peningkatan yang berarti.

MX1 – MX2  SDbm 

3.95 – 7.18 

(61)

Lampiran 10

Hasil Tes dan Analisa data passing atas jarak bertahap

Tabel tes awal (Y1) dan tes Akhir (Y2)

Kemampuan passing atas jarak tetap

No Tes Awal Tes Akhir

1 8 10

2 8 8

3 6 6

4 6 8

5 5 10

6 5 10

7 5 6

8 4 8

9 4 4

10 3 6

11 3 10

12 3 6

13 3 5

14 3 5

15 2 2

16 2 1

17 2 4

18 1 6

19 1 4

20 1 1

21 1 3

(62)

Tabel pengolahan data

Tes awal (X1) dan tes akhir (X2) kemampuan passing atas jarak bertahap

1. Mencari Mean atau rata-rata

MY1 = = = 3.50

MY2 = = = 5.73

2. Mencari Standar Deviasi (SD)

SDy1 = = =

4.51 = 2.13

SDy2 = = =

7.83 = 2.80

3. Mencari Kesalahan Mean SDMy

SDMy1 = = = = = 0.46

SDMy2 = = = = = 0.61

4. Mencari Koefisien korelasi (r)

ry1y2 = Σy1y2 = 94.14 = 94.14

(

Σy1

2

) . (Σy2

2

)

(99.25) . (172.36)

17106.73

ΣY1 N 77 22 ΣY2 N 128 22

Σy12 N

99.50 22

Σy22

N 172.36 22

(63)

= 94.14 = 0,72

130.79

5. Mencari Nilai standar beda Mean SDbm

SDbm =

(SDmy1)2 + (SDmy2)2 – 2ry1y2 (SDmy1).(SDmy2)

SDbm =

(0.46)2 + (0.61)2 – 2. 0,72 (0.46).(0.61)

SDbm =

(0.21) + (0.37)– (0.40)

SDbm =

0.58 – 0.40 =

0.18 = 0.42

6. Mencari t hitung (th) dengan rumus

th = = = = 5.31

7. Mencari t tabel pada taraf signifikan 0.05

dk = n-1

= 22 – 1 = 21 ( t tabel 2.080)

Jadi th > tt

5.31 > 2.080

Kesimpulan

Setelah diberi latihan passing atas jarak tetap maka hasil belajar passing atas

mengalami peningkatan yang berarti.

My1 – My2  SDbm 

3.50 – 5.73  0.42

(64)

Pengolaan data

Tes akhir hasil belajar passing atas jarak bertahap (X2)

Tes akhir hasil belajar passing atas jarak teta[ (Y2)

No Statistik Kelompok X2 Kelompok Y2

1 Mean (M) 7.18 5.73

2 Standar Deviasi (SD) 1.68 2.80 3 Standar Error(SDm) 0.37 0.61

2. Mencari nilai standar beda mean

SDbm =

(SDmx12)2 + (SDmy2)2

=

(0.37)2 + (0.61)2

=

(0.14) + (0.37)

=

0.51

= 0,71

3. Mencari t hitung (th) dengan rumus

th = = = = 2.042

8. Mencari t tabel pada taraf signifikan 0.05

dk = Nx + Ny -2

= 22 + 22 – 2 = 42 ( t tabel 2.020)

Jadi th > tt

2.042 > 2.020

Kesimpulan

MX2 – My2  SDbm 

7.18 – 5.73  0.71

(65)

Hasil belajar passing atas jarak bertahap lebih efektif dibandingkan dengan

(66)

Lampiran 11

Gambar Pengarahan cara melakukan tes passing atas

(67)

Gambar siswa melakukan tes awal passing atas

(68)

Gambar siswa melakukan tes passing atas

Gambar

Tabel
Gambar
Gambar 2.1. Passing atas bola voli (G Durrwachter  1990 : 12).
Gambar 2.2. Passing atas jarak bertahap (G Durrwachter  1990 : 17)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian diawali dengan survey boring dan SPT di lokasi untuk mengetahui profil geoteknik di lapangan; pengujian sampel tanah di laboratorium untuk mengetahui

Secara keseluruhan hasil pengukuran dan hasil perhitungan tidak menunjukkan perbedaan yang besar, sehingga dapat disimpulkan alat dapat bekerja dengan baik sesuai perancangan..

Dari morfologi permukaan silika menunjukkan bahwa silika mesopori yang dihasilkan dari limbah kaca berpotensi digunakan sebagai adsorben. Kata kunci : limbah kaca,

Siti Saidah Nasution, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat selaku Wakil Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak

BURUH GENDONG PEREMPUAN / YANG BIASA MANGKAL DI PASAR GIWANGAN / MENJADI FENOMENA TERSENDIRI //. BURUH GENDONG YANG DIDOMINASI KAUM HAWA INI / TERNYATA BANYAK YANG MASIH

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung Nomor : 26/BA-HPL/HUTBUN/PK[TK|2OI4. Tangal O5 September

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI GAYA KOGNITIF SISWA.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Pembelajaran Keterampian Berbicara Bahasa Jepang dengan Teknik “Tes Monolog Langsung”, Skripsi pada FPBS UPI Bandung: