• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Anak merupakan individu tersendiri yang bertumbuh dan berkembang secara unik dan tidak dapat diulang setelah usianya bertambah. Anak adalah seseorang yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum pernah kawin (menikah) (UU No. 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak).

Menurut Hurlock (1980) saat ini yang disebut anak bukan lagi yang berumur 21 tahun tetapi berumur 18 tahun, dan masa dewasa dini dimulai umur 18 tahun.

Kelompok-kelompok usia anak terdiri dari 3 kelompok yaitu :

1. Usia prasekolah : 2 – 5 tahun

2. Usia sekolah : 6 – 12 tahun

3. Usia remaja : 13 - 18 tahun

B. Tujuan

● Tujuan Umum

Agar mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan asuhan keperawatan pada anak usia sekolah.

● Tujuan Khusus

1. Agar mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian pada keluarga dengan anak usia sekolah.

2. Agar mahasiswa mampu mengangkat diagnosa keperawan pada keluarga dengan anak usia sekolah.

3. Agar mahasiswa mampu melakukan intervensi pada keluarga dan anak usia sekolah.

4. Agar mahasiswa mampu melaksanakan implementasi pada keluarga dan anak usia sekolah.

(2)

BAB II

PEMBAHASAN

A.

Definisi

Anak usia sekolah disebut sebagai masa akhir anak-anak sejak usia 6 tahun dengan ciri-ciri sebagai berikut :

1. Label yang digunakan oleh orang tua

a. Usia yang menyulitkan karena anak tidak mau lagi menuruti perintah dan lebih dipengaruhi oleh teman sebaya dari pada orang tua ataupun anggota keluarga lainnya.

b. Usia tidak rapi karena anak cenderung tidak memperdulikan dan ceroboh dalam penampilan.

c. Usia bertengkar karena banyak terjadi pertengkaran antar keluarga dan membuat suasana rumah yang tidak menyenangkan bagi semua anggota keluarga.

2. Label yang digunakan pendidik/guru

a. Usia sekolah dasar : anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan mempelajari perbagai ketrampilan penting tertentu baik kurikuler maupu ekstrakurikuler

b. Periode kritis dalam berprestasi : anak membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat sukses yang cenderung menetap sampai dewasa. 3. Label yang digunakan oleh ahli psikologi

(3)

B.

Perkembangan Akhir Masa Kanak-Kanak

Tugas perkembangan akhir masa kanak-kanak menurut Havigrust :

 Mempelajari ketrampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permaina umum.

 Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk yang sedang tumbuh.

 Belajar menyesuaikan diri dengan teman-temannya

 Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepa

Mengembangkan ketrampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung

 Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari

 Mengembangkan hati nurani, pengertian moral dan tingkatan nilai

 Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga.

 Mencapai kebebasan pribadi

C.

Perkembangan Usia Sekolah ( Tugas Mandiri) Masalah

Anak Usia Sekolah

I. Bahaya Fisik

a. Penyakit

•Penyakit palsu/khayal untuk menghindari tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

•Penyakit yang sering dialami adalah yang berhubungan dengan kebersihan diri.

b. Kegemukan

Bahaya kegemukan yang dapat terjadi :

•Anak kesulitan mengikuti kegiatan bermain sehingga kehilangan kesempatan untuk keberhasilan social.

•Teman-temannya sering mengganggu dan mengejek sehingga anak menjadi rendah diri

c. Kecelakaan

(4)

merasa takut dan hal ini dapat berkembang menjadi rasa malu yang akan mempengaruhi hubungan social.

d. Kecanggungan

Anak mulai membandingkan kemampuannya dengan teman sebaya bila muncul perasaan tidak mampu dapat menjadi dasar untuk rendah diri.

e. Kesederhanaan

Hal ini sering dilakukan oleh anak-anak dan orang dewasa memandangnya sebagai perilaku kurang menarik sehingga anak menafsirkannya sebagai penolakan yang dapat mempengaruhi konsep diri anak.

II. Bahaya Psikologis a. Bahaya Dalam Berbicara

Ada 4 (empat) bahaya dalam berbicara yang umum terdapat pada anak- anak usia sekolah yaitu :

- kosakata yang kurang dari rata-rata menghambat tugas-tugas di sekolah dan menghambat komunikasi dengan orang lain.

- kesalahan dalam berbicara, cacat dalam berbicara (gagap) akan membuat anak jadi sadar diri sehingga anak hanya berbicara bila perlu saja.

- anak yang kesulitan berbicara dalam bahasa yang digunakan dilingkungan sekolah akan terhalang dalam usaha untuk berkomunikasi dan mudah merasa bahwa ia berbeda. pola emosi yang kurang menyenangkan seperti marah yang berlebihan, cemburu masih sangat kuat sehingga kurang disenangi orang lain

c. Bahaya Bermain

(5)

olah raga untuk menjadi anggota kelompok, anak dilarang berkhayal, dilarang melakukan kegiatan kreatif dan bermain akan menjadi anak penurut yang kaku.

d. Bahaya Dalam Konsep Diri

Anak yang mempunyai konsep diri yang ideal biasanya merasa tidak puas terhadap diri sendiri dan tidak puas terhadap perlakuan orang lainbila konsep sosialnya didasarkan pada pelbagai stereotip, anak cenderung berprasangka dan bersikap diskriminatif dalam memperlakukan orang lain. Karena konsepnya berbobot emosi dan cenderung menetap serta terus menerus akan memberikan pengaruh buruk pada penyesuaian sosial anak.

e. Bahaya Moral

Bahaya umum diakitkan dengan perkembangan sikap moral dan perilaku anak-anak. :

1. perkembangan kode moral berdasarkan konsep teman-teman atau berdasarkan konsep-konsep media massa tentang benar dan salah yang tidak sesuai dengan kode orang dewasa.

2. tidak berhasil mengembangkan suara hati sebagai pengawas perilaku.

3. disiplin yang tidak konsisten membuat anak tidak yakin akan apa yang sebaiknya dilakukan.

4. hukuman fisik merupakan contoh agresivitas anak.

5. menganggap dukungan teman terhadap perilaku yang salah begitu memuaskan sehingga menjadi perilaku kebiasaan.

6. tidak sabar terhadap perilaku orang lain yang salah.

f. Bahaya Yang Menyangkut Minat

Bahaya yang dihubungkan dengan minat masa kanak-kanak :

1. tidak berminat terhadap hal-hal yang dianggap penting oleh teman-teman sebaya.

2. mengembangkan sikap yang kurang baik terhadap minat yang dapat bernilai bagi dirinya, misal kesehatan dan sekolah.

(6)

Kondisi-kondisi yang menyebabkan merosotnya hubungan keluarga :

1. Sikap terhadap peran orang tua, orang tua yang kurang menyukai peran orang tua dan merasa bahwa waktu, usaha dan uang dihabiskan oleh anak cenderung mempunyai hubungan yang buruk dengan anak-anaknya 2. Harapan orang tua, kritikan orang tua pada saat anak

gagal dalam melaksanakan tugas sekolah dan harapan-harapan orang tua maka orang tua sering mengkritik, memarahi dan bahkan menghukum anak

3. Metode pelatihan anak, disiplin yang otoriter pada keluarga besar dan disiplin lunak pada keluarga kecil yang keduanya menimbulkan pertentangan dirumah dan meyebabkan kebencian pada anak. Disiplin yang demokratis biasanya menghasilkan hubungan keluarga yang baik.

4. Status sosial ekonomi, bila anak merasa benda dan rumah miliknya lebih buruk dari temannya maka anak sering menyalahkan orang tua dan orang tua cenderung membenci hal itu

5. Pekerjaan orang tua, pandangan mengenai pekerjaan ayah mempengaruhi persaan anak dan bila ibu seorang karyawan sikap terhadap ibu diwarnai oleh pandangan teman-temannya mengenai wanita karier dan oleh banyaknya beban yang harus dilakukan di rumah.

6. Perubahan sikap kepada orang tua, bila orang tua tidak sesuai dengan harapan idealnya anak, anak cenderung bersikap kritis dan membandingkan orang tuanya dengan orang tua teman-temannya.

7. Pertentangan antar saudara, anak-anak yang merasa orang tuanya pilih kasih terhadap saudara-saudaranya maka anak akan menentang orang tua dan saudara yang dianggap kesayangan orang tua.

(7)

D.

ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

1. Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga (sesuai dengan materi askep keluarga).

2. Pengkajian yang berhubungan dengan anak usia sekolah a. Identitas anak.

b. Riwayat kehamilan dan persalinan. c. Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini.

(8)

e. Pertumbuhan dan prekembangannya saat ini (termasuk kemampuan

yang telah dicapai). f. Pemeriksaan fisik.

3. Lengkapi dengan pengkajian focus.

II. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang muncul terdapat dua sifat, yaitu : 1. berhubungan dengan anak, dengan tujuan agar anak dapat

tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai usia anak. 2. berhubungan dengan keluarga, dengan etiologi berpedoman

pada lima tugas keluarga yang bertujuan agar keluarga memahami dan memfasilitasi perkembangan anak.

Masalah yang dapat digunakan untuk perumusan diagnosa keperawatan yaitu:

1. Masalah aktual/risiko.

● Gangguan pemenuhan nutrisi: lebih atau kurang dari kebutuhan tubuh.

● Menarik diri dari lingkungan social.

● Ketidakberdayaan mengerjakan tugas sekolah. ● Mudah dan Sering marah.

● Menurunnya atau berkurangnya minat terhadap tugas

sekolah yang dibebankan.

● Berontak/menentang terhadap peraturan keluarga.

● Keengganan melakukan kewajiban agama. ● Ketidakmampuan berkomunikasi secara verbal. ● Gangguan komunikasi verbal.

● Gangguan pemenuhan kebersihan diri (akibat banyak waktu yang digunakan untuk bermain).

● Nyeri (akut/kronis).

● Trauma atai cedera pada sistem integumen dan gerak.

2. Potensial atau sejahtera

● Meningkatnya kemandirian anak.

● Peningkatan daya tahan tubuh.

● Hubungan dalam keluarga yang harmonis.

● Terpenuhinya kebutuhan anak sesuai tugas

perkembangannya.

(9)

III. Rencana Asuhan Keperawatan

1. Aktual

Perubahan hubungan keluarga yang berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anak yang sakit

Tujuan : Hubungan keluarga meningkat menjadi harmonis dengan dukungan yang adekuat.

Intervensi :

•Diskusikan tentang tugas keluarga.

•Diskusikan bahaya jika hubungan keluarga tidak harmonis saat anggota keluarga sakit.

• Kaji sumber dukungan keluarga yang ada disekitar keluarga.

•Ajarkan anggota keluarga memberikan dukungan terhadap upaya pertolongan yang telah dilakukan.

• Ajarkan cara merawat anak dirumah.

• Rujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai kemampuan keluarga.

2. Risiko/risiko tinggi

Risiko tinggi hubungan keluarga tidak harmonis berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah yang terjadi pada anaknya.

Tujuan : ketidakharmonisan keluarga menurun.

Intervensi :

•Diskusikan faktor penyebab ketidak harmonisan keluarga.

•Diskusikan tentang tugas perkembangan keluarga.

(10)

•Diskusikan cara mengatasi masalah yang terjadi pada anak.

•Diskusikan tentang alternatif mengurangi atau menyelesaikan masalah.

• Ajarkan cara mengurangi atau menyelesaikan masalah.

•Beri pujian bila keluarga dapat mengenali penyebab atau mampu membaut alternative.

3. Potensial atau sejahtera Meningkatnya hubungan yang harmonis antar anggota keluarga.

Tujuan : dipertahankanya hubungan yang harmonis.

Intervensi :

•Anjurkan untuk mempertahankan pola komunikasi terbuka pada keluarga.

•Diskusikan cara-cara penyelesaian masalah dan beri pujian atas kemampuannya.

•Bantu keluarga mengenali kebutuhan anggota keluarga (anak usia sekolah).

•Diskusikan cara memenuhi kebutuhan anggota keluarga tanpa menimbulkan masalah.

IV. Evaluasi

(11)

Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu sebagai anggota keluarga.

Tahapan dari proses keperawatan keluarga meliputi :

1. Pengkajian keluarga dan individu didalam keluarga Yang termasuk pada pengkajian keluarga adalah :

a. mengidentifikasi data demografi dan sosio cultural. b. data lingkungan.

c. strukturdan fungsi keluarga.

d. stress dan strategi koping yang digunakan keluarga.

e. perkembangan keluarga sedangkan yang termasuk pada pengkajian terhadap individu sebagai anggota keluarga adalah pengkajian fisik, mental, emosi, sosial dan spiritual.

2. Perumusan diagnosa keperawatan

3. Penyusunan perencanaan Perencanaan disusun dengan membuat prioritas, menetapkan tujuan, identifikasi sumber daya keluarga dan menyeleksi intervensi keperawatan.

4. Pelaksanaan asuhan keperawatan Perencanaan yang sudah disusun dilaksanakan dengan memobilisasi sumber-sumber daya yang ada dikeluarga, masyarakat dan pemerintah.

5. Evaluasi : Pada tahapan evaluasi, perawat melakukan penilaian terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

A. Tahap Pengkajian

(12)

keluarga yang dibinanya. Sumber informasi dari tahap pengkajian dapat menggunakan metode :

a. wawancara keluarga. b. observasi fasilitas rumah

c. pemeriksaan fisik dari anggota keluarga

d. data sekunder, misal hasil pemeriksaan laboratorium, X-ray, papsmear, dsb.

Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :

I. Data Umum, meliputi :

1. Nama kepala keluarga (KK) 2. Alamat dan nomor telepon 3. Pekerjaan kepala keluarga 4. Pendidikan kepala keluarga

5. Komposisi keluarga dan genogram (nama anggota keluarga, sex, hubungan dengan KK, usia, pendidikan, status iminisasi; BCG, Polio I – IV, DPT I – III, Hepatitis I – III dan campak). kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan.

9. Status sosial ekonomi keluarg Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga (siapa yang mengatur keuangan ?).

10. Aktifitas rekreasi keluarga Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi Rekreasi kelurga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton televisi dan mendengarkan radio juga merupakan aktifitas rekreasi.

II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

(13)

Contoh : Keluarga Tn. S mempunyai 4 orang anak, anak pertama berusia 17 tahun dan anak bungsu berusia 7 tahun maka keluarga Tn. S berada pada tahapan perkembangan keluarga dengan usia remaja.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas tersebut

belum terpenuhi

Contoh : Bayi berumur 6 bulan kepala belum bisa tegak, ibu tidak berani mengangkat. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangannya, adaptif atau tidak ?A.

3. XI.Harapan Keluarga Perlu dikaji bagaimana harapan keluarga terhadap perawat (petugas kesehatan) untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan yang terjadi.

B. Pengkajian Fokus

Perawat perlu melakukan pengkajian fokus pada tiap perkembangan yang didasari oleh :

1. Dalam tiap tahap perkembangan keluarga, karakteristik keluarga akan berbeda karena ada perubahan anggota keluarga (dapat bertambah atau berkurang).

2. Pada tahap tiap perkembangan, keluarga mempunyai tugas perkembangan keluarga yang harus dilakukan.

3. Pada tiap tahap perkembangan keluarga, kewajiban keluarga berbeda

a. Keluarga baru menikah Pengkajian data fokus meliputi :  Kapan pertemuan pasangan

 Bagaimana hubungan sebelum menikah

 Bagaimana pasangan ini memutuskan untuk menikah  Adakah halangan terhadap perkawinan mereka (sebutkan)  Bagaimana respon anggota keluarga terhadap perkawinan

 Bagaimana kehidupan di lingkungan keluarga asal, termasuk orientasi keluarga dari kedua orangtua

 Siapa orang lain yang tinggal serumah setelah perkawinan  Bagaimana hubungan dengan saudara ipar

 Bagaimana keadaan orangtua masing-masing dan hubungannya dengan orangtua setelah perkawinan

 Bagaimana rencana mempunyai anak  Berapa lama waktu berkumpul setiap hari

(14)

Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga.

b. Keluarga dengan anak baru lahir (sampai usia 30 bulan) Pengkajian data fokus meliputi :

 Bagaimana riwayat kehamilan anak ini.  Bagaimana riwayat persalinan anak ini.

 Bagaimana perawatan anak setelah lahir sampai usia dua minggu.

 Bagaimana perawatan anak sampai usia satu tahun.

 Adakah orang lain yang serumah setelah anak lahir dan apa hubungannya.

 Siapakan yang mengasuh anak setiap hari.

 Berapa lama waktu yang dimiliki orang tua untuk berkumpul dengan anak.

 Siapa yang memberi stimulus dan latihan kepada anak dalam rangka pemenuhan tumbuh kembangnya.

 Bagaimana perkembangan anak dan ketrampilan yang dimiliki anak dicapai pada usia berapa.

 Adakah sarana untuk stimulus tumbuh kembang anak.

 Pernahkah anak menderita sakit serius, apa jenisnya, kapan

waktunya, berapa lama, dan dirawat dirumah sakit atau tidak.

 Bagaimana pencapaian perkembangan anak saat ini.  Kemampuan apa yang telah dimiliki anak saat ini.  Bagaimana harapan keluarga terhadap anak.  Gunakan skala DDST.

 Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga. c. Keluarga dengan anak prasekolah

 Stimulasi apa yang diberikan oleh keluarga selama dirumah

dan adakah sarana stimulasinya.

 Sudahkan anak diikutkan dalam kegiatan play group.

 Berapa lama waktu yang dimiliki orang tua untuk berkumpul

dengan anak setiap hari.

 Siapakah orang yang setiap hari bersama anak.  Kemampuan apa yang telah dimiliki anak saat ini.  Bagaimana harapan keluarga terhadap anak.

 Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga.

d. Keluarga dengan anak sekolah

 Bagaimana karakteristik teman bermain.  Bagaimana lingkungan bermain.

(15)

 Bagaimana stimulasi terhadap tumbuh kembang anak dan adakah sarana yang dimilikinya.

 Bagaimana temperamen anak saat ini.

 Bagaiman pola anak jika menginginkan sesuatu barang.  Bagaimana pola orang tua menghadapi permintaan anak.  Bagaimana prestasi yang dicapai anak saat ini.

 Kegiatan apa yang diikuti anak selain di sekolah.

 Sudahkah memperoleh imiunisasi ulangan selama disekolah.

 Pernahkah mendapat kecelakaan selama disekolah atau

 Bagaimana pola anak memanfaatkan waktu luangnya.  Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga.

e. Keluarga dengan anak usia remaja

 Bagaimana karakteristik teman di sekolah atau di lingkungan rumah.

 Bagaimana kebiasaan anak menggunakan waktu luang.  Bagaimana perilaku anak selama di rumah.

 Bagaimana hubungan anak remaja dengan adiknya, dengan teman sekolah atau bermain.

 Siapa saja yang berada dirumah selama anak remaja dirumah.

 Bagaimana prestasi anak disekolah dan prestasi apa yang pernah diperoleh anak.

 Apa kegiatan diluar rumah selain sekolah, berapa kali, berapa lama dan dimana.

 Apa kebiasaan anak dirumah.

 Apakah fasilitas yang digunakan anak secara bersamaan atau sendiri.

 Berapa lama waktu yang disediakan orang tua untuk anak.  Siapa yang menjadi figur bagi anak.

 Seberapa besar peran yang menjadi figur bagi anak.  Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga.

f. Keluarga dengan anak dewasa (mulai lepas)  Bagaimana karakteristik pasangan anaknya

(16)

 Apakah anak yang telah menikah tinggal bersama atau lepas dari orang tua

 Bila tidak, anak yang telah menikah tidak tinggal serumah, dimana tinggalnya dan berapa lama/frekuensi anak bertemu dengan orang tua

 Bagaimana hubungan antara anak yang telah menikah dengan adiknya

 Bagaimana perasaan orang tua setelah anak menikah  Bagaimana orang tua membentuk jaringan dengan anak

 Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga.

g. Keluarga usia baya

 Bagaimana kegiatan di rumah dan di luar rumah.  Bagaimana hubungan anak dengan orang tua.

 Adakah orang lain yang tinggal serumah, bagaimana hubungan keluarga.

 Bagaimana pemenuhan kebutuhan individu setelah anak tidak lagi serumah.

 Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga.

h. Keluarga lansia

 Bagaimana perasaan setelah tidak bekerja dan ditinggal pasangannya.

 Bagaimana kegiatan di rumah dan di luar rumah.

 Bagaimana kunjungan anak ke orang tua, berapa frekuensi kunjungan anak .

 Adakah orang yang menemani setiap hari.

 Bagaimana pemenuhan kebutuhan individu setelah dikategorikan usia tua.

 Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga.

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

1. Pengelompokan Data

Data hasil pengkajian dikelompokan dalam data subjektif dan objektif

setiap kelompok diagnosis keperawatan

2. Perumusan Diagnosa Keperawatan

(17)

- Perumusan diagnosa keperawatan keluarga menggunakan aturan

yang telah disepakati, terdiri dari :

a. Masalah (Problem, P) yaitu suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga

b. Penyebab (Etiology, E) yaitu suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah dengan mengacu pada lima tugas keluarga : mengenal masalah, mengambil keputusan yang tepat, merawat anggota keluarga, memelihara/memodifikasi lingkungan,

memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan

c. Tanda (Sign, S) yaitu sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak langsung

untuk mendukung masalah atau penyebab

Tipologi diagnosa keperawatan keluarga dibedakan menjadi 3

kelompok, yaitu :

1. Diagnosis aktual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami oleh keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat dengan segera 2. Diagnosis risiko/risiko tinggi adalah masalah keperawatan yang belum terjadi tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera mendapat bantuan 3. Diagnosis potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat ditingkatkan

Contoh perumusan diagnosa keperawatan :

a. Diagnosa Aktual

1. Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur pada Ibu B keluarga Bapak K berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang nyaman untuk istirahat dan tidur 2.Perubahan peran menjadi orang tua tunggal pada Bapak I berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah peran orang tua tunggal setelah istrinya meninggal 3.Gangguan pemenuhan kebutuhan aktivitas gerak pada anak S keluarga Bapak T berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang aman untuk latihan berjalan bagi anak S

b. Diagnosa Risiko/risiko tinggi

1.Risiko terjadinya serangan berulang yang berbahaya pada Lansia Ibu R keluarga Bapak M berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas) yang dekat

(18)

2.Risiko tinggi gangguan perkembangan balita D pada keluarga Bapak N berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga melakukan

stimulasi pada balita

3.Risiko tinggi konflik antara orang tua dan anak remaja keluarga Bapak P berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah komunikasi yang tepat bagi anak remajanya

c. Diagnosa Potensial

1.Potensial peningkatan kesejahteraan Ibu C yang sedang hamil pada

keluarga Bapak Q

2.Potensial peningkatan status kesehatan balita anak G pada kelg.

Bapak H

3. Potensial tumbuh kembang yang optimal bagi anak K pada

kelg.Bapak L

D. PENILAIAN (SKORING) DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.Skoring dilakukan bila diagnosa keperawatan lebih dari satu 2. Proses skoring menggunakan skala yang dirumuskan oleh Bailon dan

Maglaya (1978), dengan cara :

• Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat oleh perawat • Skor dibagi dengan skor tertinggi dikalikan dengan bobot

Skor yang diperoleh

--- x bobot

skor tertinggi

(19)

Skala : masalah berat, harus segera  Kriteria pertama, prioritas utama diberikan pada tidak atau kurang sehat karena perlu tindakan segera dan biasanya disadari oleh keluarga

 Untuk kriteria kedua perlu diperhatikan :

• Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk

menangani masalah

• Sumber daya keluarga : fisik, keuangan, tenaga • Sumber daya perawat : pengetahuan, ketrampilan, waktu • Sumber daya lingkungan : fasilitas, organisasi dan dukungan

 Untuk kriteria ketiga perlu diperhatikan :

• Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah

• Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu

• Tindakan yang sedang dijalankan atau yang tepat untuk

memperbaiki masalah

• Adanya kelompok yang berisiko untuk dicegah agar tidak aktual dan

menjadi parah

 Untuk kriteria ketiga perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana

keluarga menilai masalah keperawatan tersebut

Penyusunan Prioritas Diagnosa Keperawatan

1. Didasarkan pada yang mempunyai skor tertinggi sampai dengan

skor terendah

2.Perawat mempertimbangkan pula persepsi keluarga terhadap masalah keperawatan mana yang menurut keluarga perlu diatasi segera

PERENCANAAN KEPERAWATAN KELUARGA

1.Mencakup tujuan umum dan khusus dilengkapi dengan kriteria dan

standar yang mengacu pada penyebab.

(20)

• Memberikan informasi yang tepat

• Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan • Mendorong sikap emosi yang mendukung upaya kesehatan c. Memberi kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga yang

sakit, dengan cara :

• Mendemonstrasikan cara perawatan

• Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah

• Mengawasi keluarga melakukan perawatan

d. Membantu keluarga untuk memelihara/memodifikasi lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan keluarga, dengan cara : • Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga • Melakukan perubahan lingkungan bersama keluarga seoptimal mungkin

e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang

ada disekitarnya, dengan cara :

• Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada disekitar lingkungan

waktu yang sesuai dengan kondisi klien

2. kriteria hasil hendaknya dapat diukur dengan alat ukur dan mempunyai tanggung jawab akhir dan merupakan cara menghormati dan menghargai keluarga serta keluarga tidak menentang terhadap

(21)

Metode sederhana dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan keluarga

Diagnosa keperawatan Rencana asuhan keperawatan Masalah (P) ---- digunakan untuk merumuskan tujuan umum-khusus

atau tupan-tupen

Penyebab (E) ---- digunakan untuk merumuskan kriteria standar/hasil

yang diharapkan sebagai tolak ukur suatu

I keberhasilan

Tanda (S) I

Selanjutnya merumuskan rencana tindakan kepera

watan keluarga

IV. IMPLEMENTASI

- perawat tidak bekerja sendiri melibatkan semua profesi kesehatan yang menjadi tim perawatan kesehatan dirumah (home care)

- Tujuannya agar keluarga dan perawat siap secara fisik dan psikis - Harus sesuai dengan rencana dan kontrak yang telah dilakukan

- Materi : sesuai tujuan yang diharapkan

- Media : sesuai dengan kriteria pada rencana asuhan keperawatan keluarga agar diperoleh efektifitas yang maksimal, yaitu :  Brosur/leaflet yang dibuat sendiri oleh perawat

 Buku

 Poster

 Rekaman audio atau video, dll

- Buat rencana kegaiatan yang terstruktur agar diperoleh hasil yang

efektif dan efisien

- Rencanakan secara sistematis dan berurutan secara bertingkat derdasarkan rencana tindakan yang telah dibuat - Impkementasi dapat dilakukan oleh klien sendiri, perawat, anggota tim kesehatan, keluarga lain dan orang lain yang masuk dalam

(22)

V. EVALUASI

- Kegiatan membandingkan hasil implementasi dengan kriteria dan

standar yang ditetapkan

- Bila evaluasi tidak atau berhasil sebagian disusun rencana baru - Evaluasi perlu dilakukan beberapa kali dengan melibatkan keluarga dengan waktu yang sesuai dengan kondisi keluarga

- Disusun menggunakan SOAP yaitu

 S adalah ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan keluarga

setelah implementasi

 O adalah keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat

dengan pengamatan langsung setelah implementasi

 A adalah analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif keluarga yang dibandingkan dengan kriteria dan standar yang

telah ditentukan pada rencana keperawatan

 P adalah perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis

- Evaluasi yang dilaksanakan oleh perawat adalah evaluasi formatif yang bertujuan untuk menilai hasil implementasi secara bertahap sesuai dengan kegiatan yang dilakukan dan kontrak pelaksanaan sedangkan evaluasi sumatif bertujuan untuk menilai secara keseluruhan terhadap pencapaian diagnosis keperawatan dengan maksud apakah rencana diteruskan, diteruskan sebagian, diteruskan

dengan perubahan intervensi atau dihentikan.

(23)

Tanggal &

waktu 23 MARET 2015

No. Dx 1 Kolom 2C

Evaluasi

S :

O :

A :

P :

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

(24)

usia sekolah adalah bersihan jalan nafas tidak efektif pada anak berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anak dengan ISPA.RESIKO TINGGI TERHADAP GANGGUAN PEMENUHAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH PADA anak berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga khususnya pada anak dengan maltunutrisi resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan pada anak berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluargak hususnya pada anak dengan diare.

B. SARAN

Pada kesempatan ini kelompok akan mengemukakan beberapa saran sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi usaha peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang akan datang, diantaranya:

- Dalam melakukan askep, perawat mengetahui atau mengerti tentang rencana keluarga dengan anak usia sekolah, pendokumentasian harus jelas dan dapat menjalin hubungan yang baik dengan keluarga.

- Untuk perawat diharapkan mampu menciptakan hubungan yang harmonis dengan keluarga sengga keluarga diharapkan mampu memahami tentang masalah yang sedang dialami/terjadi pada anak usia sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

(25)

Keperawatan Pediatric, Edisi 3, (Alfrina Hany, SKp, Penerjemah) Jakarta: EGC.

2. Anonim. (2007). Family centered care. diakses tanggal 7 September 2007 dari http://www.familycenteredcare.org

3. Bissel C, “Family-Centered Care” oleh as retrieved on 12 Jul 2007 02:22:57 GMT.

http://communitygateway.org/faq/fcc.ht m

4. Friedman, MM, (1998), Keperawatan Keluarga; Teori dan Praktik; Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 5. Petersen M, F, Cohe J, Parsons V, (2004) Family-Centered Care: Do we Practice What We Preach?, JOGNN July/Agustus 2004

6. Hockenberry, J.M. & Wilson, D. (2007). Wong’s Nursing Care of Infants and Children”. (8th edition). Canada: Mosby Company.

7. Supartini,Y. (2004). Buku ajar konsep dasar keperawatan anak. Jakarta ;EGC. 8. Wong, D.L dan Hockenbery-Eaton. (2000), Nursing care of infants and

children. (6th ed.). Missouri;Mosby

MAKALAH

KEPERAWATAN ANAK

(26)

Di SusunOleh :

Kelompok X

Sengli Manuho

Julyati Engka

Yudistira Katihokang

Widiati Nayoan

AKADEMI KEPERAWATAN METUARI WAYA

MANADO

2015

Kata Pengantar

(27)

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman semua yang telah memberikan bantuannya kepada kami berupa pikiran dan bahan materi sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Kami juga menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.

Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Manado, 20 maret 2015

Penulis,

Kelompok X

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

(28)

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... iv

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 1

C. Tujuan Penulisan... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...2

A. Konsep Dasar Medis... 2

1. Defenisi ... 2-5 B. Konsep Dasar Keperawatan... 6

1. Pengkajian... 6

2. DiagnosaKeperawatan... 6

3. Intervensi...7

4. Implementasi………15-16 5. Evaluasi………17

BAB III PENUTUP ... 18

A. Kesimpulan...18

B. Saran ...18

Referensi

Dokumen terkait

Masyarakat yang menghapus hambatan partisipasi membuat lingkungan inklusif yang memungkinkan semua orang - termasuk penyandang disabiltas - untuk memiliki akses terhadap layanan

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2006 tentang Pedoman Pembentukan dan Mekanisme Penyusunan Peraturan Desa (Permendagri No.29 Tahun 2006) dalam Pasal

Buah pisang membantu tubuh untuk menyimpan cadangan kalsium, fosfor, serta nitrogen, yang berfungsi membangun perbaikan dan regenerasi jaringan pada tubuh..

Khalayak dilihat sebagai bagian dari interpretive communitive yang selalu aktif dalam mempersepsi pesan dan memproduksi makna, tidak hanya sekedar menjadi individu pasif yang

Menurut COSO (2004), Risk Management dapat diartikan sebagai berikut: “ERM adalah suatu proses, yang dipengaruhi oleh dewan direksi, manajemen, dan personel lainnya, yang

Dan  pada perhitungan setiap titik pada suatu spesimen Jominy mengalami laju pendinginan dengan laju tertentu, yang besarnya dapat dianggap sama pada spesimen Jominy yang

Kemudian, sumbangan efektif yang relatif kecil dari iklim organisasi terhadap komitmen organisasi disebabkan adanya kelemahan dalam penelitian, di mana subjek penelitian yang

Judul Tugas Akhir : Rancang Bangun Sistem Pengukuran Jarak Menggunakan Sensor Ultrasonik dan Sistem Antarmuka Komputer dengan Faktor Koreksi Suhu.. Nama :