• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU IN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BUKU KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU IN"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Buku Kebijakan SPMI-WDH 1 A. Profil Singkat STIKes WDH Tangerang

STIKes WIdya Dharma Husada berdiri pada 31 Juli 2006, dengan nomor SK pendirian

SK DIrjen DIkti No. 143/D/O/2006 dan ditandatangani oleh Dirgen Dikti yang menjabat.

Proses pembelajaran dimulai pada bulan September 2006 dengan nomor izin operassional

3538/D/T/K-IV/2010. STIKes Widya DHrama Husada terdiri dari 3 prodi yaitu, prodi D.III

Kebidanan, S1 Keperawatan dan Profesi Keperawatan (Ners).

B. Visi, Misi dan Tujuan STIKes WDH Tangerang 1. VISI

Pada Tahun 2020 menjadi lembaga pendidikan kesehatan yang professional, beriman,

bertakwa, berwawasan global dan siap menghadapi dunia kerja di masa kini dan masa

mendatang.

2. MISI

a. Mencetak tenaga kesehatan yang profesional, beriman dan bertaqwa dalam

mencerdaskan dan memberdayakan kehidupan bangsa serta memelihara nilai-nilai

patriotism,perjuangan dan kebangsaan

b. Menghasilkan lulusan yang bermoral, tangguh, unggul, berjiwa pmimpin dan

kewirausahaan dan tanggap terhadap perubahan nasional dan global

c. Menyelenggarakan penelitian yang meningkatkan keunggulan di bidang ilmu

(2)

Buku Kebijakan SPMI-WDH 2

d. Mengembangkan kurikulum sesuai dengan prediksi kebutuhan dasar

e. Mengembangkan kemitraan dengan berbagai institusi pengguna, baik regional maupun

internasional dalam memperlua pasar

3. TUJUAN

a. Menjadi institusi pendidikan penghasil tenaga profesional, yang mampu melakukan

tugas secara mandiri maupun kolaborasi dengan profesi lain dalam rumpun ilmu

kesehatan

b. Menjadi institusi pendidikan penghasil tenaga profesional yang mampu memenuhi

kebutuhan masyarakat secara global (nasional dan internasional)

c. Menjadi institusi pendidikan yang melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat

secara terpadu dengan asas kolaboratif, sehingga mampu menjadi bagian dalam

(3)

Buku Kebijakan SPMI-WDH 3 A.Latar Belakang Menjalankan Sistem Penjaminan Mutu Internal

Institusi Pendidikan harus mampu menjaga kualitas layanan pendidikan sesuai

undang-undangan dan peraturan pemerintah mengenai pendidikan tinggi yang berlaku di Indonesia.

Regulasi mengenai penjagaan kualitas pendidikan menjadi salah satu perhatian khusus untuk

meningkatkan mutu. Upaya mendukung ketercapaian mutu pendidikan Indonesia yang baik,

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada sebagai salah satu institusi kesehatan

senantiasa mengikuti standar baku yang ada. Menjamurnya institusi kesehatan di Indonesia,

menjadi suatu tantangan bagi Direktrat pendidikan tinggi (DIKTI) dan kementrian kesehatan

untuk menyeragamkan hasil lulusan sehingga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan

meningkatkan mutu layanan kesehatan, salah satunya dengan pembentukan Health

Professional Education Quality (HPEQ). 1

HPEQ memiliki tugas untuk menstandarisasikan pendidikan profesi khususnya

kesehatan di Indonesia. Penjaminan mutu dilakukan yaitu dengan membentuk lembaga

akreditasi independen untuk kesehatan yang dikenal dengan LAM-PTKes (Lembaga

Akreditasi Mandiri-Perguruan Tinggi Kesehatan). Prinsip sistem akreditasi yang

dikembangkan oleh LAM, diantaranya; 1) Berkelanjutan (Continuous quality

improvement-CQI), 2) quality cascade (kualitas tidak hanya diikuti hingga output namun hingga outcome di

masyarakat, sehingga dapat diakui bahwa keberadaan suatu institusi memberikan

kebermanfaatan untuk lingkungan sekitar), 3)conceptualization, production and usability (bahawa

(4)

Buku Kebijakan SPMI-WDH 4 4) kepercayaan/trustworthy (penilaian bersifat keterbukaan dan bertujuan untuk perbaikan

mutu pendidikan). 1

DIKTI sebagai pusat kebijakan perguruan tinggi, menjelaskan komponen pendidikan

yang harus dilakukan pengawasan, pengontrolan dan peningkatan sesuai UU Sisdiknas

mengenai standar Nasional Pendidikan (SNP). Adapun yang menjadi butir pada uraian SNP

yaitu: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar tenaga kependidikan,

standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian

pendidikan. 123

Penjaminan mutu eksternal yang dikenal dengan sistem akreditasi tidak dapat berhasil

baik, jika tdak ditopang oleh sistem penjaminan mutu internal, sehingga penjaminan mutu

internal menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Berdasarkan paparan hal tersebut sistem

penjaminan mutu internal (SPMI) di STIKes WDH Tangerang di bangun.

B.TUJUAN pembentukan SPMI

1. Menjaga mutu internal STIKes WDH dan Masda sesuai dengan standar nasional

pendidikan (SNP) yang ditentukan oleh UU sisdiknas

2. Membuat standar operasional prosedur yang menjadi bagian dari standar pendidikan

3. Membangun pusat data STIKes WDH sesuai dengan aspek pada sistem pendidikan tinggi

4. Menjadi sistem evaluasi dan monitoring sistem pendidikan di STIKes WDH sehingga

dapat memenuhi SNP dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kemajuan era.

C.Luas Lingkup

Ruang lingkup kebijakan system penjaminan mutu internal STIKes WDH meliputi:

1. Akademik

Meliputi kebijakan pelaksanaan rekrutmen mahasiswa terkait proses masukan perguruan

(5)

Buku Kebijakan SPMI-WDH 5 kemahasiswaan yang diarahkan pada pencapaian Tridarma Perguruan Tinggi) dan

system evaluasi proses pembelajaran yang merupakan bagian dari aspek hasil luaran.

Selain itu kebijakan mengenai alumni sebagai hasil ikutan (outcome).

2. Non akademik

Kebijakan non akademik merupakan kebijakan dalam hal system administrasi keuangan

dan sarana prasarana penunjang proses pembelajaran, penelitian dan pengabdian

masyarakat.

D. Istilah dan definisi

1. Kebijakan merupakan pernyataan tertulis yang menjelaskan mengenai pemikiran, sikap

dan pandangan pada suatu institusi berkenaan dengan suatu hal (dalam hal ini

penjaminan mutu)

2. Kebijakan SPMI merupakan pemikiran, sikap dan pandngan kegiatan institusi mengenai

SPMI yang berlaku di STIKes WDH Tangerang (mencakup persyaratan SPMI)

3. Manual SPMI/Prosedure merupakan dokumen tertulis berisi petunjuk teknis praktis

menjalankan atau melaksanakan SPMI

4. Standar SPMI merupakan dokumen tertulis yang berisikan kriteria, patokan, ukuran,

spesifikasi mengenai suatu hal yang harus dipenuhi.

5. Evaluasi diri merupakan kegiatan setiap unit yang menjadi bagian kegiatan institusi,

dilaksanakan secara periodik, meliputi memeriksa, menganalisis dan menilai kinerja diri

selama kurun waktu tertentu. Sebagai cara mengetahui kekurangan yang terjadi di dalam

sistem yang berjalan di STIKes.

6. Audit SPMI termasuk audit yang menjadi syarat pada Sistem Managemen Mutu

Perguruan Tinggi merupakan kegiatan rutin setiap akhir semester tahun akademik yang

(6)

Buku Kebijakan SPMI-WDH 6 managemen mutu PT sesuai dengan standar minimum yang dibuat oleh etiap unit di

STIKes WDH Tangerang.

7. Mutu diartikan sebagai sesuatu yang dijalankan sesuai harapan penggun, hasil luaran

memenuhi syarat dan sesuai dengan apa yang dijanjikan.

8. Penjaminan mutu merupakan suatu proses penentuan standar mutu pengelolaan secara

konsisten, berkelanjutan, terdokumentasi dengan tujuan memenuhi kepuasaan

pengguna.

9. Penjaminan mutu pendidikan dipahami sebagai suatu kegiatan sistemik dan terpadu

dengan menetapkan standar secara konsisten dan berkelanjutan, bertujuan untuk

meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa melalui pendidikan, serta menmenuhi

kepuaasaan pengguna.

E.PRINSIP SPMI

Pelaksanaan managemen mutu di lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan widya Dharma

Husad Tangerang, dengan memperhatikan standar mutu yang dikeluarkan oleh Badan

Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) serta memperhatikan ketentuan yang

ditetapkan oleh Lembaga Akreditasi Mandiri Perguruan Tinggi Kesehatan (LAMPT-Kes).

Adapun prinsip yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Fokus pada kebutuhan pengguna

STIKes WDH Tangerang berupaya untuk memenuhi kebutuhan pengguna, karena

menyadari bahwa keberadaan dan keberlangsungan STIKes WDH tidak akan dapat

dilepaskan dari keberadaan pengguna (mahasiswa, orangtua, unit layanan kesehatan di

masyarakat dan Indonesia, kementerian kesehatan). Sehingga dalam menjalankan setiap

prosesnya selalu memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan dari pengguna (stake

hoder)

(7)

Buku Kebijakan SPMI-WDH 7 Pimpinan sebagai ujung tombak pelaksanaan managemen STIKes WDH tangerang,

menjadikannya suatu unsur penting dalam mencapai vissi, misi dan tujuan. Unsur

pimpinan harus mampu menciptakan dan memelihara lingkungan internal, sehingga

proses dalam pencapaian tujuan dapat berjalan dengan kondusif.

3. Melibatkan civitas akademik

Tim merupakan kekuatan terbesar dalam mencapai tujuan, sehingga keterlibatan civitas

akademika menjadi bagian penting yang harus dilakukan, sehingga setiap proses (pada

keseluruhan proses yang ada) dapat berjalan dengan baik.

4. Menggunakan pendekatan proses

Suatu tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien aapabila keselurhan sumber daya

dikelola melalui suatu proses yang terarah, terencana dengan baik. Proses dilakukan

dengan menentukan tujuan yang ingin dicapai, sehingga prosses yang berjalan merupakan

keseluruhan tahapan untuk mencapai cita-cita yang diinginkan.

5. Menggunakan pendekatan sistem managemen

Sistem SPMI yang dilakukan dengan memahami dan melakukan pengidentifikasian dari

proses yang telah dan akan berjalan, diharapkan akan membangun pola pencapaian

tujuan secara efektif dan efisien.

6. Menggunakan model Kaizen

Pelaksanaan penjaminan mutu STIKes dengan menerapkan prinsip keberlanjutan dan

Kaizen model (perbaikan secara terus menerus), dengan menerapkan prinsip PDCA

(planning-perencanaan, do-tindakan, check-evaluasi, dan action-perbaikan berdasarkan hasil

evaluasi). Langkah yang dilakukan secara terencana dan terstruktur dengan merespon

perkembangan kebutuhan pengguna secara terus menerus diharapkan mampu menjamin

perbaikan dan meningkatkan mutu.

(8)

Buku Kebijakan SPMI-WDH 8 Keputusan yang efektif, merupakan pengambilan keputusan berdasarkan fakta dan bukti

yang ada, dengan menggunakan pendekatan analisis hingga memahami permasalahan

hingga akar penyebab. Pendekatan ini pun diterapkan untuk meningkatkan kinerja civitas

akademika di STIKes WDH tangerang, serta efektifitas penerapan sistem penjaminan

mutu.

F. Rincian Kebijakan

Seluruh civitas akademika STIKes WDH memiliki keyakinan, dengan dibentuknya SPMI dapat:

1. Menjamin bahwa setiap layanan pendidikan yang diberikan pada ssetiap mahasiswa dilakukan sesuai standar yang ditetapkan, sehingga jika terdapat hal yang tidak sesuai, maka akan dilakukan upaya analisis dan perbaikan

2. mewujudkan transparansi daan akuntabiltas kepada pengguna, khususnya

mahasiswa ssebagai pengguna langsung mengenai penyelenggaraan pendidikan ssesuai dengan standar yang ditetapkan

3. melibatkan semua civitas akademika dalam setiap kegiatan institusi untuk mencapai tujuan bersama dengan berpatokan pada standar dan dilaksanakan secara berkelanjutan sebagai upaya peningkatan mutu.

G. Model manajemen kendali mutu

Pelaksanaan sistem kendali mutu di lingkungan STIKes WDH Tangerang menggunakan pendekatan PDCA (plan, do, ceck dan action) yang akan menghasilkan pengembangan dan perbaikan berkelanjutan (Kaizen-continuous improvement). Beberapa prinsip yang menjadi landasan pola berfikir dan pengambilan kendali mutu berdasarakan PDCA, adalah:

1. Quality first

Mutu menjadi tolok ukur dan prioritas utama dalam berfikir dan bertindak selama menjalankan kegiatan pengelolaan institusi di STIKes WDH Tangerang.

2. Stakeholder-in

Setiap rencana tindak lanjut dan pelaksanaan penyelenggaran pendidikan di lingkungan STIKes WDH diupayakan untuk memenuhi kebutuhan pengguna.

(9)

Buku Kebijakan SPMI-WDH 9 Setiap anggota STIKes WDH Tangerang, dalam menjalankan kegiatannya berfokus pada kebutuhan pengguna, sehingga mampu memberikan kepuasan layanan, namun tetap sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4. Speak with data

Setiap langkah pengambilan keputusan dilakukan dengan memperhatikan fakta dan data yang ada (secara objektif) sebagai hasil dari analisis situasi, sehingga keputusan yang diambil tidak berdasarkan pengadaan atau rekayasa.

5. Upstream management

Pengambilan keputusan dalam proses pendidikan tinggi dilakukan secara partisipatif.

Menggunakan model ini, STIKes WDH Tangerang akan menetapkan tujuan yang ingin dicapai sebagai langkah awal, melalui pembuatan rencana strategis dan akan dilakukan monitoring secara berkala, dievaluasi dan dilakukan pengembangan sehingga menjadi lebih baik.

Setiap unit di STIKes WDH Tangerang, menerapkan sistem PDCA dengan evaluasi diri dilakukan sebagai cara melakukan penilaian kinerja sesuai dengan standar dan prosedur yang telah ditetapkan. Hasil evaluasi diri akan dilaporkan kepada pimpinan STIKes, yang akan dijadikan pertimbangan dalam memutuskan langkah tindak lanjut.

Pelaksanaan audit internal oleh SPMI dilakukan setiap akhir tahun akademik, dengan hasil penilaian akan dilaporkan kepada ketua unit kerja dan ketua STIKes WDH Tangerang, untuk dilakukan upaya perbaikan berdasarkan hasil temuan dan rekomendasi Tim audit internal.

Keseluruhan proses yang dilakukan di atas bertujuan untuk menjamin setiap unit menjalankan kegiatannya sesuai prosedur dan standar yang ditetapkan sehingga pemantauan akan mutu dapat terlihat, sesuai dengan asas kaizen.

(10)
(11)

Buku Kebijakan SPMI-WDH 11

H. Strategi Penjaminan Mutu

Berdasarkan pemahaman konsep mutu dan penjaminan mutu, maka dalam upaya melakukan

sistem penjaminan mutu dilingkungan STIkes WDH Tngerang dilakukan strategi sebagai

berikut:

1. Visi, Misi dn Strategi ditetapkan oleh STIKes WDH sebagai goal yang ingin dituju (Start

from The end)

2. Bersama-sama stakeholder baik internal maupun eksternal membangun komitmen untuk

menjalankan penjaminan mutu pendidikan

3. Penetapan standar Mutu PT berlandaskan pada standar nasional Pendidikan PT

4. STIKes WDH tangerang melakukan evaluaasi diri dan audit mutu sebagai upaya

peningkatan mutu secara berkelanjutan

5. STIKes WDH menetapan target dan sasaran secara jelas dan terukur Siklus PDCA SPMI

Perencanaan (Plan)

Pelaksanaan (Do)

Evaluasi (Check) Perbaikan

(12)

Buku Kebijakan SPMI-WDH 12 6. Penyusunan pedoman, Standar operasional prossedur dan Instruksi Kerja secara bertahap

dan berkesinambungan

7. STIKes WDH melakukan sistem pendokumentasian secara baik dan benar sehingga

mudah untuk ditelusuri dan dilakukan secara periodik serta berkelanjutan

8. STIKes WDH membentuk satuan/unit Penjaminan Mutu (SPMI)

I. JUMLAH DAN STANDAR

Standar dan protap yang dimiliki oleh STIKes dan masing-masing prodi mengacu standar

nasional pendidikan (Peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

pendidikan-8 standar dan pasal 54 Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012 tentang standar

Naional Perguruan Tinggi- 10 standar) dan frame work yang dikeluarkan oleh HPEQ. Sehingga

perlu dibuat suatu pemetaan Standar yang mencakup SNP dan Frame work HPEQ, sebagai

berikut :

1. Standar Isi

Merupakan standar yang berkaitan dengan ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang

dituangkan dalam kriteria mengenai kompetensi lulusan, kompetensi bahan kajian,

kompetensi mata ajar dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada

setiap jenjang dan jenis pendidikan. Standar isi tercantum dalam kurikulum masing-masing

prodi di lingkungan STIkes WDH Tangerang ( tergambarkan pada Visi, Misi dan Strategi

prodi di STIKes WDH Tangerang)

2. Standar Proses

Merupakan standar yang berkaitan dengan pelaksanaan proses pembelajaran pada satu

satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Standar proses mencakp

standar perencanaan proes pembelajaran, standar pelaksanaan dan pembelajaran dan standar

pengaasan proses pembelajaran. Keseluruhan tergambarkan pada kurikulum, proses

(13)

Buku Kebijakan SPMI-WDH 13 3. Standar Kompetensi Lulusan

Merupakan kualifikasi kompetensi lulusan yang memenuhi standar dan memenuhi

kebutuhan masyarakat, meliputi aspek pengeahuan, keterampilan dan sikap. Standar

kompetesi lulusan digunakan sebagaai penentu output pada setiap mata kuliah (dalam

lingkup kecil) dan lulusan STIKes WDH Tangerang (sebagai lingkup luas)

4. Standar pendidik dan Tenaga Kependidikan

Merupakan standar yang berkaitan dengan pendidikan prajabatan, kelayakan fisik dan mental

serta pendidikan sesuai jabatannya. Dosen dilingkungan STIKes WDH Tangerang

melaksanakan Tridharma PT yang meliputi pengajaran (beban minimal 12 SKS selama 1

semeter, maksimal 16 SKS), penelitian dan pengabdian masyarakat. Rasio dosen dan

mahasiswa yang dimiliki yaitu 1:20, dengan kualifikasi pengajar adalah dosen dengan

pendidikan S2 berdasarkan bidang keilmuan yang diajrkannya (maupun yang dikembangkan

melalui penelitian), serta dosen yang memiliki dasar keilmuan kesehatan dan memiliki

pengalaman praktik dalam bidang yang diajarkannya. Sistem rekrutmen pegawai dengan

menggunakan seleksi adminitraasi, proses wawancara dan tes microteaching. Pengajuan

jabantan fungsional dan sertifikasi dosen dalam tahap pengajuan dan peningkatan jumlah.

5. Standar Sarana Dan Prasarana

Merupakan standar yang berkaitan dengan kriteria minimal ruang belajar, ruang dosen,

perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat olah raga, tempat ibadah, tempat rekreasi,

tempat berkreasi serta sumber belajar yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran

termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi serta rasio alat dengan mahasiswa.

6. Standar Pengelolaan

Merupakan standar yang berkaitan dengan perencanan, pelaksanan dan pengawasan kegiatan

pendidikan pada tingkat satuan pendidikan agar tercapai secara efektif dan efisien, meliputi

tata pamong, pola kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan organisasi.

(14)

Buku Kebijakan SPMI-WDH 14 8. Meliputi standar yang mengatur sumber pembiayaan, komponen dan besarnya biaya

operasional satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun, serta pengelolaan dan

pertanggungjawabannya, termasuk anggaran pengembangan dosen.

9. Standar Penilaian Pendidikan

Merupakan standar yang berkitan dengan mekanisme, prosedur dan instrument penilaian

hsil belajr peserta didik.

10.Standar penelitian

Merupakan standar yang berkaitan dengan arahan, proses, hasil, pendanaan, sarana

prassrana serta outcome daalam melaksanakan kegitan penelitian di lingkungan STIKes

WDH Tangerang.

11.Standar pengabdian masyarakat

Merupakan standar yang berkaiatan dengan arahan, proses, hasil pendanaan, sarana

prassrana serta outcome daalam melaksanakan kegitan pengabdian masyarakat di

lingkungan STIKes WDH Tangerang.

12.Standar kemitraan

Merupakn sstndr yang berkaitan dengan prosedur pelaksanaan dan pengendalian kegiatan

kemitraan (kerjasam), guna mendukung prosses belajar mengajar, penelitian dan pengabdian

masyarakat.

J.Dokumentasi dan Rekaman Sistem penjaminan Mutu

Sistem manajemen kegiatan institusi terdokumentasi dengan jelaas dalam sistem

dokumentasi/computer seperti berikut:

1. Kebijakan mutu, yang berisikan kebijakan organisasi dalam melakukan kegiatan yang

dapat memberikan dampak pada kepuasan [elanggan dengan menunjukan tanggungjawab

(15)

Buku Kebijakan SPMI-WDH 15 2. Procedure dokumen, dokumen berisikan petunjuk teknis dengan menguraikan

unsur-unsur sistem dalam pelaksanakan kegiatan institusi dan menguraikan kegiatan sesuai

dengan kebutuhan

3. Dokumentasi personal, merupakan dokumen yang menetapkan dan mengendaikan suatu

kegiatan.

K. Tanggung Jawab Dokumen

1. Tanggung jawab dokumen oleh unit/ssub unit penjaminan mutu untuk

mengkoordinasikan kegiatan belajar mengajar dan pemeriksaan dokumentasi sistem

mutu

2. Ketua STIkes WDH Tangerang menyetujui mutu daan pedoman mutu

3. Pimpinan setiap unit memiliki tanggungjawab untuk menyetujui instruksi kerja sesuai

bidangnya dan memastikan bahwa stff memahami dan mampu menerapkannya

4. Tanggungjawaab semua personal untuk mengikuti sistem terdokumentasi dan

melaporkan kepada pimpinan unit terkait ika terdapat kekurangan atau jika diperlukan

adanaya perubahan

L. Pengendalian mutu

Proedur harus ditetapkan dan dijaga, yaitu dengan menjaga dokumen terkait penjaminan

mutu tetap terkendali, dengan procedure:

1. Dokumen dapat ditemukan

2. Dokumen ditinjau kemutakhirannya dan kecukupannya

3. Dokumen kadaluarsi tidak digunakan lagi, terkecuali masih digunakan maka ditandai

Dokumentasi harus dapat dibaca, bertanggal (dengan revisi bila berlaku), teridentifikasi dan

(16)

Buku Kebijakan SPMI-WDH 16 melalui penomoran dan pengkodean dokumen, verifikaasi dokumen oleh yang berwenang serta

penyimpanan dan penggandaan dokumen.

M. Tata Cara penomoran dokumen

Dokumen diberikan nomor untuk memudahkan dalam peneluuran dan pengendalian

dokumen. Setiap dokumen harus diberikan judul nama dokumen, nomor dokumen, versi

dokumen dan tanggal mulai dokumen diberlakukan. Nomor dan Kode dokumen yang

berlaku di STIKes WDH Tangerang diatur sebagai berikut: kode dokumen (menunjukan

dokumen yang digunakan), kode institusi (STIKes WDH tangerang A1); kode Prodi

(keperawaatan A11; kebidanan A12; ners A13, nomor dokumen ditulis menggunakan angka

arab dengan didahului oleh digit “0” minimal 2 digit.

N. Pengendalian rekaman

Prosedur harus diterapkan dan dijaga untuk identifikasi, pemeliharaan dan pembuanagn

rekaman. Rekaman harus dapat dibaca, dikenali dan dapat diiacah pad kegiatan, proses.

Dokumen harus dijaga dan dilindungi dari kerusakan.

O. Pengorganisasian sistem penjaminan mutu

Pengelolaan sistem penjaminan mutu tingkat STIKes WDH Tangerang dilakukan oleh unit

penjaminan mutu dan pada tingkat jurusan dilakukan oleh sek prodi. Adapun tugas pokok

unit penjaminan mutu adalah sebagai berikut:

1. Mengkoordinasikan kegiatan penjaminan mutu dan pengasawasn internal untuk STIkes

maupun unit kerja yang ada di Stikes dalam hal akademik maupun non-akademik

2. Membuat perencanaan, melaksanakan dan mengembangkan kegiatan penjaminan mutu

dana pengawaasan internal STikes

3. Kepala unit penjaminan mutu STIkes WDH Tangerang berperan sebagai wakil

(17)

Buku Kebijakan SPMI-WDH 17 4. Melaksanakan kegiatan audit internal akademik dan non akademik secara terjadwal pada

semua elemen yang ada di STIKes

5. Mempersiapkan dan memfasilitasi pelaksanaan audit eksternal yang dilakukan oleh

institusi dari luar STIkes.

P. TATA KELOLA

Ketua SPMI :

Sekretaris :

Penanggung Jawab Monev:

a. Prodi Keperawatan : sekretaris prodi 32

b. Prodi D.III Kebidanan : sekretaris prodi

c. Prodi Profesi Perawat : sekretaris prodi

Ketua

STIKes

Puket I

Puket II

Adak

Ketua

Jurusan

Sekretaris

Jurusan

Adum

Puket III

(18)

Buku Kebijakan SPMI-WDH 18 Q. Sasaran

Sasaran SPMI merupakan keseluruhan aspek pendidikan yang meliputi input, proses, output

dan outcome sistem pendidikan pada:

1. STIKes WDH dan masda

2. Prodi S1. Keperawatan STIKes WDH

3. Prodi D.III Kebidanan STIKes WDH

4. Prodi Profesi Ners STIKes WDH

R. Dokumen lain

Dokumen SPMI yang harus disiapkan berdasarkan frame work HPEQ dan SNP sebagai berikut:

1. Dokumen/buku kebijakan SPMI Visi, Misi strategi perguruan tinggi, latar belakang menjalankan SPMI, ruang lingkup SPMI, daftar istilah dokumen SPMI, garis besar kebijakan

SPMI (tujuan, strategi, prinsip, managerial SPMI, unit pejabat khusus-tata kelola SPMI),

informasi singkat dokumen SPMI, hubungan SPMI dengan statute dan renstra (kebijakan

utama PT)

2. Manual SPMItujuan, ruang lingkup (manual penetapan, pelaksanaan, pengendalian pelaksanaan, peningkatan), rincian job desk scrip, penanggungjawab pelaksana, uraian

unjuk kerja, formulir yang harus dibuat, sarana dalam pembuatan manual.

3. Buku standar SPMIdefinisi, alasan penetapan standar, pernyataan isi standar, strategi pencapaian, indikator pencapaian, pihak yang terlibat, referensi. (penetapan, pelaksanaan,

pengendalian dan peningkatan)

4. Formulir SPMIformulir sesuai dengan standard dan Instruksi kerja 5. Standar Operasional prosedur

1) input

(19)

Buku Kebijakan SPMI-WDH 19

- Rekrutmen mahasiswa

- Registrasi perkuliahan

- Evaluasi dan pengembangan kurikulum

b. Sumberdaya manusia

- Rekrutmen

- Masa percobaan

- Perjanjian kerja (MOU)

- Penilaian prestasi kerja

- Mutasi, promosi dan pemberhentian

- Waktu kerja, lembur dan cuti

- Penghasilan dan penghargaan

- Jaminan kesehatan dan kesejahteraan

- Pengembangan diri dan pembinaan

- Standar kedisiplinan

- Perjalanan dinas

- Pengakhiran hubungan kerjasama

c. Pengadaan sarana dan prasarana pendukung pembelajaran

- Permohonan penambahan dan pengadaan sarana pembelajaran

- Laboratorium peminjaman, penggunaan, pengembalian, pengajuan alat dan bahan

baru, inventarisasi

- Perpustakaan peminjaman, pengembalian, pengajuan buku baru, inventarisasi

2) Standar proses

a. Pembelajaran dokumen pembelajaran (silabus, RPP, materi, absensi), permohonan cuti

akademik, mahasiswa bermasalah

b. Evaluasi teori, praktikum, skill lab, klinik (dokumen), tugas akhir (karya tulis ilmiah)

(20)

Buku Kebijakan SPMI-WDH 20 d. Pengabdian masyarakatpengajuan, pendanaan, pelaporan

e. Uji kompetensitry out, pendaftaran, pelaksanaan

f. Wisuda

3) Standar output

a. Kulitas lulusan kesesuaian antara profil perguruan tinggi, proses, profil lulusan dan

daya serap alumni

b. Tracer study

c. Kuesioner alumni mengenai sistem pendidikan di STIKes WDH

4) Standar outcome

a. Kesesuaian dengan kebutuhan masyarakat kuesioner pengguna (360 degree= institusi

(21)

Buku Kebijakan SPMI-WDH 21 Kegiatan penjaminan mutu di STIKes WDH Tangerang, menggunakan tahapan sebagai berikut:

A. Penetapan Standar

Merupakan kegiatan perencanaan, penetapan dan pengesahan standar, yang diawali periode

penjaminan mutu di lingkungan STIKes WDH Tangerang, adapun yang menjadi langkah

penentuan standar memenuhi unsur ABCD, sebagai berikut:

1. A (audience), menjelaskan mengenai subjek yang dikenakan standar

2. B (behavior), menjelaskan mengenai tindakan yang harus dipenuhi oleh subjek terkait

penjelasn standar

3. C (competence), menjelaskan mengenai sasaran, target aau goal yang harus dicapai oleh

subjek terkait penerapan standar

4. D (degree), mengenai tingkatan, level atau ukuran akan tindakan yang dilakukan (dapat

berupa frekwensi maupun jangka waktu)

B. Pelaksanaan

Pelaksanaan penjaminan mutu berdasarkan kebijakan akademik dan dokumen mutu.

kebijakan akademik sebagai rencana atau standar akademik yang memuat arah kebijakan,

visi, misi, standar pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat, serta peraturan

akademik (terdiri atas kebijakan akademik, standar akademik dan pedoman akademik) yang

diterapkan pada level STIKes dan Prodi (prodi berisikan kualifikasi lulusan-learning

outcome, profile prodi, kurikulum, peta kurikulum, silabus dan RPP).

Dokumen mutu berada pada tingkat STIKes dan prodi, meliputi manual mutu (kebijakan

(22)

Buku Kebijakan SPMI-WDH 22 pada lingkup prodi); manual prosedur (prosedur pelaksaanaan kegiatan yang melintasi

banyak unit, beriskan tujuan, ruang lingkup, wewenang dan tanggung jawab, referensi serta

indicator keberhasilan); instruksi kerja (procedure kerja dalam unit); dokumen pendukung

(statute, rencana inovasi-renov, rencana strategi-renstra Rencana Induk Pengembangan); dan

formulir.

Adapun langkah penyusunan dokumen sebagai beriku:

1. Menetapkan penyusunan dokumen dengan menggunakan flow chart dan kalimat

2. Membuat tata urut dokumen berdasaarkan tingkatannya

3. Membuat format struktur dokumen

4. Menuliskan draft dokumen

5. Uji coba draft

6. Perbaikan draft

7. Pengesahan draft menjadi dokumen oleh pimpinan

8. Pengendalian dokumen (pelaksanaan hingga tahap evaluasi)

C. Monitoring

Monitoring dan evaluasi dilaksanakan untuk memastikan bahwa setiap standar yang ada

dilaksanakan, dipenuhi, dievaluasi dan ditingkatkan oleh setiap unit di STIKes WDH

tangerang. Evaluasi dan monitoring komponen sistem pendidikan pada kedua STIKes

dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada bulan Mei dan Januari, yang dilakukan pada bulan

ke-1 dan ke-6, sedangkan pada masing-masing prodi dilakukan setiap triwulan, yaitu pada bulan

ke-4, ke-8 dan 12, selama 1 minggu. Assessor internal merupakan staff STIKes WDH dan

Masda yang telah diberikan surat penunjukan sebagai anggota SPMI serta pernah mengikuti

sosialisasi maupun pelatihan Audit Mutu Internal (pelatihan internal atau eksternal).

Penilaian dilakukan oleh anggota SPMI yang bukan bertugas pada prodi yang akan dilakukan

(23)

Buku Kebijakan SPMI-WDH 23 D. Evaluasi diri

Merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menyimpulkan keadaan berdasarkan fakta dan

dapat dijadikan landasan pimpinan untuk mengelola PT. evaluasi diri bertujuan untuk

menilai efektifitas penyelenggaraan layanan pendidikan, perubahan program pendidikan

sebagai dasar peningatan mutu dengan menggunakan SWOT analisi.

E. Audit mutu

Merupakan kegiatan pemeriksaan secara sistematis dan independen untuk menjaga mutu

dengan menilai keberlangsungan proses yang telah dilaksanakan. Audit dilakukan baik

secara internal (melaui unit penjaminan mutu) maupun eksternal (proses akreditasi).

Adapun yang menjadi tujuan adalah:

1. Memastikan kesesuaian dan hasil temuan pelaksanaan dengan standar mutu

2. Memeriksa keefektifan pencapaian mutu

3. Menganalisis penyebab ketidak seuaian berdasarkan haaasil temuan

4. Memfasilitasi auditi untuk membuat rancangan tindak lanjut (RTL) untuk memperbaiki

mutu

5. Memenuhi tuntutan peraturan dan perundang-undangan

F. Rumusan koreksi dan tindak koreksi

Tindak koreksi dilakukan berdasarkan hasil temuan dari auditi berdasarkan data dan fakta

yang ada yang dilaporkan dalam catatan audit internal untuk ditindaak lanjuti sebagai bagian

dari RTL peningkatan mutu.

G. Tinjauan manajemen

Merupakan kegiatan pimpinan STIKes WDH tangerang dalam meninjau sistem manajemen

mutu dalam selang waktu tertentu dan secara berkelanjutan. Tinjauan manajemen

dilakukan berdasarkan hasil audit yang tertuang pada rumusan tindak koreksi, sehingga

(24)

Buku Kebijakan SPMI-WDH 24

H. Peningkatan mutu

Berdasarkan hasil tinjau managemen, pimpinan STIKes akan membuat suatu RTL dan

target baru dengan berfokus pada peningkatan mutu pendidikan tinggi, baik dengan cara

benchmark secara internal maupun eksternal.

Hubungan Kebijakan SPMI dan dokumen lain

Keterangan :

(25)
(26)

Buku Kebijakan SPMI-WDH 26

BAB IV

PENUTUP

Pelaksanaan Penjaminan Mutu Internal di STIKes WDH Tangerang, merupakan suatu

tuntutan peraturan yang harus dilakukan sekaligus menjadi kebutuhan bagi setiap institusi

pendidikan dalam menjaga kualitas lulusan sehingga mampu bersaing secara local dan global

dengan memenuhi kebutuhan pengguna. Keberhasilan dalam pelaksanaan penjaiminan mutu

tidak hanya bergantung pada ketersediaannya dokumen mutu namun lebih pada komitmen

pengelola PT dalam mendukung pelaksanaan penjamina mutu serta keterlibatan seluruh

civitas akademika di STIKes WDH Tangerang dalam melaksanakan standar yang tertulis

dalam dokumen mutu.

Penjaminan mutu diarapkan mampu menjadi tolok awal pedoman, peningkatan dan

pengembangan mutu layanan pendidikan di STIKes WDH Tangerang, sehingga tujuan yang

telah terpapar pada Visi, misi dan strategi PT dapat tercapai ssesuai dengan tuntutan zaman

(27)

Buku Kebijakan SPMI-WDH 27 LANDASAN PENYUSUNAN

1. Naskah Akademik Sistem Akreditasi Program Studi Pendidikan Kesehatan, 2013.

2. DIKTI D. Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi. Jakarta: DIKTI. 2012

3. Waluyo BM. Kebijakan Nasional Sistem Penjaminan mutu Perguruan Tinggi (SPM-PT). In: Tinggi DP, editor. Jakarta: Kemendikbud; 2012.

4. Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan. Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi. Jakarta. Dikti; 2014

5. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Peraturan Menteri pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.50 Tahun 2014 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi. Jakarta. 2014

6. Undang-undang Nomor 23 tahun 2003 tentang sistem pendidikan tinggi.DIKTI.2003

7. Undang-undang no 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, DIKTI. 2005

8. peraturan menteri pendidikan nasional nomor 63 tahun 2009 tentang sistem penjaminan mutu pendidikan

9. pusat pendidikan tenaga kesehatan, pedoman penjaminan mutu pendidikan tenaga kesehatan, Depkes RI, 2009

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI), STIKOM InterStudi akan melakukan Audit Mutu Internal (AMI) untuk unit kerja program studi, bagian dan lembaga

Audit SPMI adalah kegiatan rutin setiap akhir tahun akademik yang dilakukan oleh auditor internal FHIL untuk memeriksa pelaksanaan SPMI dan mengevaluasi apakah

7) Audit SPMI adalah kegiatan rutin setiap akhir semester dan akhir tahun akademik yang dilakukan oleh auditor internal Direktorat/Prodi/Jurusan untuk memeriksa pelaksanaan

Audit Mutu Internal (AMI) merupakan kegiatan untuk memastikan kesesuaian antara Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dengan pelaksanaanya di setiap unit kerja

Dokumen kebijakan sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) ini berisi tentang garis besar pelaksanaan SPMI di Poltekkes Kemenkes Aceh sehingga dapat menjamin mutu

Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah untuk (1) mendeskripsikan ciri produk sayuran organik sesuai keinginan pasar, (2) mengidentifikasi faktor internal dan

kepercayaan sera pertahanan dan keamanan di kelas X SMK Farmasi YPFSU Medan T.A. Model pembelajaran inkuiri berbasis media video adalah suatu model pembelajaran yang

Definisi tersebut merupakan ringkasan intisari dari beberapa pemikir pendidikan Islam sebelumnya, sehingga disini peneliti berpendapat bahwa Langgulung juga mengajak masyarakat