• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN LAGU BERTEMA LINGKUNGAN SEBAGAI SU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERAN LAGU BERTEMA LINGKUNGAN SEBAGAI SU"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN LAGU BERTEMA LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR GUNA MENUMBUHKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Nuri Deswari

Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia deswarinuri@gmail.com

ABSTRACT

Elementary School Students are the future generation, the successor nation will determine the direction of the nation in the future. The School is not just a place to build students' knowledge, but also to grow of good characters in students. One of good characters that important to grow in elementary school students are character of environmental care. And then, that be concern is the learning resources that are used to grow the character of environmental care. the good learning resources are help create an atmosphere of learning that is active and fun. One of the learning resources were deemed able to foster environmental care in the of elementary school students is a song, the song used is environmentally-themed songs. Environmentally-themed songs are packed with upbeat music is expected to create an active learning environment and fun, and also able to convey the message the importance of maintaining and preserving the environment, and foster environmental awareness in elementary school students.

Keywords: environment themed songs as a learning resource, character of environmental care

ABSTRAK

Siswa Sekolah Dasar adalah generasi penerus bangsa, penerus bangsa yang akan menentukan arah bangsa di masa yang akan datang. Sekolah bukan hanya tempat membangun pengetahuan siswa, namun sekolah juga tempat menumbuhkan karakter-karakter yang baik pada siswa. Salah satu karakter-karakter yang penting untuk ditumbuhkan pada siswa di Sekolah Dasar adalah karakter peduli lingkungan. Selanjutnya, yang menjadi perhatian adalah sumber belajar yang digunakan untuk menumbuhkan karakter peduli lingkungan. Ada baiknya sumber belajar membantu menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. Salah satu sumber belajar yang dirasa mampu menumbuhkan karakter peduli lingkungan pada siswa Sekolah Dasar adalah lagu, lagu yang digunakan adalah lagu bertema lingkungan. Lagu bertema lingkungan yang dikemas dengan musik ceria diharapkan mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan, dan juga mampu menyampaikan pesan pentingnya memelihara dan melestarikan lingkungan, serta menumbuhkan karakter peduli lingkungan pada siswa Sekolah Dasar.

Kata kunci : lagu bertema lingkungan sebagai sumber belajar, karakter peduli lingkungan

PENDAHULUAN

Manusia dan lingkungan memiliki hubungan timbal balik, saling mempengaruhi satu sama lain. Lingkungan merupakan perpaduan antara segala sesuatu yang ada di sekitar manusia baik komponen abiotik maupun biotik, dengan manusia sebagai insan yang memiliki keputusan bagaimana menggunakan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Selama manusia hidup di bumi, manusia akan senantiasa berinteraksi dengan lingkungan. Manusia akan terus mengalami regenerasi selama hidup di bumi. Begitu juga dengan lingkungan, generasi pada masa lampau telah mewariskan lingkungan kepada masa

sekarang, dan kita yang berada pada masa sekarang akan mewariskan lingkungan kepada generasi yang akan datang. Lingkungan seperti apa yang nantinya akan kita wariskan? Pertanyaan inilah menjadi dasar pemikiran bahwa pentingnya manusia memilki pengetahuan yang fundamental dan rasa kepedulian dalam memanfaatkan lingkungan. Kurangnya pengetahuan dan rasa kepedulian manusia dalam memanfaatkan lingkungan, bisa saja mengakibatkan kerusakan lingkungan yang berujung terjadinya krisis lingkungan alam berkepanjangan.

(2)

akibat-akibat aktivitas manusia terhadap lingkungan bukanlah persoalan baru. Hal tersebut memang benar adanya, terbukti dengan hebatnya akibat pemanasan global yang terjadi beberapa tahun terakhir. Mengingat terjadinya surplus demografi di Indonesia yang luar biasa dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, yang mana setiap manusia berpotensi dalam mempengaruhi lingkungan pada masa sekarang dan lingkungan yang akan diwariskan untuk generasi berikutnya, sehingga dapat dirumuskan bahwa semakin bertambah jumlah penduduk maka semakin bertambah pula manusia yang melakukan aktivitas terhadap lingkungan.

Tak jarang hal-hal kecil yang kita lakukan akan berdampak besar bagi kehidupan. Kebiasaan-kebiasaan kecil yang baik dalam beraktivitas dengan lingkungan yang dianggap sepele bagi sebagaian besar orang, justru akan berdampak besar jika setiap manusia memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan. Misalnya kebiasaan membawa air minum dari rumah ketika bepergian dengan kebiasaan membeli minuman kemasan akan memiliki dampak yang berbeda terhadap lingkungan, apabila semua manusianya memiiki kesadaran bahwa dengan membeli minuman kemasan berarti menyumbang sampah yang tidak bisa diuraikan tentunya akan berdampak baik bagi lingkungan. Contoh kebiasaan kecil lainnya adalah membawa tas belanja sendiri saat belanja untuk mengurangi pemakaian plastik. Contoh-contoh tersebut hanya sebagaian kecil dari aktivitas-aktivitas manusia yang berdampak buruk terhadap lingkungan apabila tidak adanya kesadaran manusia terhadap lingkungan. Dampak yang apabila tidak ditanggulangi sejak dini maka akan menjadi krisis multidimensi yang berkepanjangan bagi kehidupan di bumi, karena pada hakikatnya lingkungan terintegrasi dengan berbagai aspek kehidupan manusia sebagai pemilik kebijakan dalam beraktivitas terhadap lingkungan.

Kebiasaan yang baik tentang kepedulian terhadap lingkungan hendaknya dimulai sedini mungkin. Pendidikan merupakan salah satu usaha

sadar yang memfasilitasi peserta didik dalam membentuk karakter-karakter baik. Pendidikan adalah wahana yang sangat tepat jika ingin memberikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap tentang kepedulian terhadap lingkungan kepada setiap manusia. Melalui pendidikan, setidaknya pendidik turut berkontribusi dalam usaha menyelamatkan lingkungan dari masalah-masalah urgen yang dikhawatirkan menjadi krisis lingkungan berkepanjangan.

Integrasi pembentukan karakter peduli lingkungan dengan pendidikan formal tidak lagi menjadi samar-samar, karena penanaman karakter-karakter yang baik salah satunya karakter peduli lingkungan kini sudah menjadi isi dari pendidikan itu sendiri. Salah satunya dengan adanya pendidikan lingkungan hidup (environmental education) di sekolah. Seperti yang dijelaskan oleh Barlia dalam Afandi (2013: 100) bahwa pendidikan lingkungan hidup dapat diintegrasikan melalui bidang studi di sekolah, pendidikan lingkungan hidup dapat dilaksanakan dengan pendekatan interdisipliner, multidisipliner, dan transdisipliner di sekolah.

Melalui isi kurikulum tentunya menjadi jembatan penghubung antara pendidikan lingkungan untuk menumbuhkan karakter peduli lingkungan dengan siswa di Sekolah Dasar yang pada akhirnya akan menjadi pemegang tombak sebagai pewaris dan mewariskan lingkungan pada generasi berikutnya.

Berikutnya, strategi pembelajaran merupakan hal yang penting untuk dipertimbangkan ketika menumbuhkan karakter peduli lingkungan di kelas. Proses pembelajaran hendaknya menjadi aktivitas yang amat bermakna bagi peserta didik untuk mengaktualisasi semua potensi kemanusiaan. Salah satu yang menjadi perhatian adalah mengenai sumber belajar.

(3)

menyenangkan. Proses pembelajaran yang menyenangkan akan menambah kebermaknaan isi dari pelajaran itu sendiri, sehingga kesan yang diterima siswa tentang isi pelajaran, dapat mendorong siswa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Melalui lagu bertema lingkungan sebagai sumber belajar, diharapkan mampu menyampaikan esensi dari pentingnya setiap manusia memiliki rasa kepedulian terhadap lingkungan.

LANDASAN TEORI

Pentingnya Karakter Peduli Lingkungan untuk Siswa Sekolah Dasar

Ada pepatah yang mengatakan bahwa “Belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas batu, belajar sesudah dewasa laksana mengukir di atas air”. Pepatah tersebut memiliki makna yang menadalam bagi dunia pendidikan khususnya Sekolah Dasar, bahwa mengajarkan anak-anak kecil seolah mengukir di atas batu, ukiran tersebut akan membekas sampai mereka dewasa, sedangkan belajar setelah usia dewasa seolah mengukir di atas air, rasionalnya mustahil bisa mengukir di atas air apalagi sampai meninggalkan bekas.

Siswa usia sekolah dasar adalah ladang yang strategis untuk pendidik menanamkan karakter-karakter yang baik. Siswa pada tahap operasional konkret ini jika di tinjau dari pemahaman Piaget, adalah masa yang sangat tepat bagi pendidikan dalam bentuk apapun dan oleh siapapun untuk mengoptimalkan semua pontensial anak baik dalam membangun pengetahuan maupun membentuk karakter yang baik. Sejalan dengan penjelasan

Megawangi (2004: 30) yang

mengemukakan bahwa pendidikan karakter yang dilakukan di sekolah dapat memberikan arahan mengenai konsep baik dan buruk sesuai dengan tahap perkembangan umur anak. Lanjutnya, mengingat pentingnya pendidikan karakter sedini mungkin, maka hendaknya setiap sekolah Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar dapat menerapkan pendidikan karakter di sekolahnya.

Yusuf dan Sugandhi (2012: 69) juga mengemukakan bahwa kemampuan intelektual pada masa ini (anak usia

sekolah) sudah cukup untuk menjadi dasar diberikannya berbagai kecakapan yang dapat mengembangkan pola pikir atau daya nalarnya. Di samping itu, kepada anak diberikan juga pengetahuan-pengetahuan tentang manusia, hewan, lingkungan alam sekitarnya, dan sebagainya. Sama halnya dengan apa yang Martin Luther King katakana:

“Intelligence plus character – that is the true goal of education”

“Kecerdasan otak plus karakter – itulah tujuan hakiki dari pendidikan”.

Sekolah bukan hanya tempat membangun pengetahuan peserta didik, namun sekolah juga tempat yang multi fungsi karena sekolah juga tempat menanam dan menumbuhkan karakter-karakter yang baik pada peserta didik. Kesuma, dkk (2012: 9) merumuskan tujuan pendidikan karakter dalam seting sekolah sebagai berikut :

1. Menguatkan dan mengembangakan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian/kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan;

2. Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian degan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah;

3. Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama-sama.

(4)

yang selalu berupaya menjaga dan melestarikan lingkungan sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

Kesuma, dkk (2012: 12) juga memaparkan sejumlah karakter yang diperlukan bangsa Indonesia, yaitu yang terkait dengan diri sendiri berjumlah 16 karakter, yang terkait dengan orang/makhluk lain berjumlah 12, yang terkait dengan ketuhanan berjumlah 5 karakter. Salah satu karakter dari yang terkait dengan orang/lingkungan adalah karakter peduli pada manusia dan alam.

Perlunya menumbuhkan karakter peduli lingkungan pada siswa Sekolah Dasar tidak terlepas dari konsep permasalahan lingkungan yang ada di sekitar lingkungan siswa itu sendiri. Kerusakan lingkungan terjadi karena adanya bencana alam dan ulah manusia. Kebenaran bahwa bencana alam tidak bisa dihindari, mengajarkan bahwa kerusakan lingkungan akibat ulah manusia bisa diminimalisir. Memiliki pengetahuan tentang kesadaran akan pentingnya memelihara lingkungan menjadi hal yang paling utama untuk merealisasikan lingkungan hidup yang sehat dan bersih agar tidak terjadi kerusakan lingkungan.

Menumbuhkan karakter peduli lingkungan pada siswa Sekolah Dasar diharapkan mampu menciptakan manusia yang nantinya memiliki perilaku green beahviour. Tentunya dengan memiliki karakter peduli lingkungan sejak dini akan menjadi bekal generasi penerus dalam membangun bangsa. Jika kita renungkan bersama, berapa banyak kerusakan lingkungan yang terjadi karena ulah manusia yang tidak memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan. Terjadinya banjir yang disebabkan oleh tersumbatnya aliran air karena sampah, terjadinya banjir karena berkurangnya populasi tumbuhan akibat penebangan liar sehingga tanah tak mampu lagi menyerap air hujan, terjadinya pencemaran udara karena pembakaran lahan yang disengaja, dan masih banyak lagi kerusakan lingkungan yang terjadi akibat ulah manusia.

Tidak terbayangkan entah apa jadinya bumi ini apabila generasi seperti ini

yang akan mewarisi lingkungan. Di masa yang akan datang di tahun 2045, jika Indonesia ingin memanfaatkan surplus demografi yang terjadi saat ini untuk membangun bangsa yang berkarakter, maka hal tersebut haruslah dimulai sekarang. Menumbuhkan karakter peduli lingkungan sejak dini menjadi solusi utama yang harus dilakukan, agar generasi penerus bangsa memiliki pemahaman dan kesadaran tentang bagaimana beraktifitas

terhadap lingkungan dan

memanfaatkannya tanpa merusaknya. Mengutip apa yang diucapkan Helen G. Douglas dalam Samani dan Hariyanto (2013: 41),

Character isn’t inherited. One builds its daily by the way one thinks and acts, tought by tought, action by action.

Karakter tidak diwariskan, tetapi sesuatu yang dibangun secara berkesinambungan hari demi hari melalui pikiran dan perbuatan, pikiran demi pikiran, tindakan demi tindakan.

Bahwa benar, karakter bukanlan diwariskan, melainkan dibangun secara berkesinambungan dan terorganisir dengan baik, akan lebih baik jika hal itu dimulai sejak masih anak-anak melalui Sekolah Dasar.

Integrasi Karakter Peduli Lingkungan ke dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar

(5)

Dasar beberapa mata pelajaran yang disajikan.

Di Indonesia, saat ini sedang diterapkan Kurikulum 2013 di setiap jenjang pendidikan. Berikut adalah Kompetensi Dasar Kurikulum 2013 yang disusun oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2013 pada mata pelajaran yang ada di Sekolah Dasar yang terintegrasi dengan karakter peduli lingkungan :

Tabel 1. Integrasi Karakter Peduli Lingkungan dengan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Kelas KompetensiInti KompetensiDasar

I KI 2 KD 2.1

IV KI 1; KI 3; KI4 KD 1.1; KD 3.4;KD 4.4

V KI 3 KD 3.1

VI KI 2 KD 2.1

Tabel 2. Integrasi Karakter Peduli Lingkungan dengan Mata Pelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Kelas KompetensiInti KompetensiDasar IV KI 2; KI 4 KD 2.6; KD 4.6 Tabel 3. Integrasi Karakter Peduli Lingkungan dengan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah Dasar

Kelas KompetensiInti KompetensiDasar IV KI 2; KI 3 KD 2.1; KD 3.7

V KI 2; KI 3; KI4 KD 2.1; KD 2.1;KD 4.5

VI KI 2 KD 2.1

Tabel 4. Integrasi Karakter Peduli Lingkungan dengan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Dasar

Kelas KompetensiInti Kompetensi Dasar

IV KI 1; KI 2;KI 3 ; KI 4 KD 1.3; KD 2.3; KD3.5 ; KD 4.3; KD 4.5

V KI 1; KI 2;KI 3 ; KI 4 KD 1.3; KD 2.3; KD3.5 ; KD 4.5 VI KI 1; KI 2;KI 3 ; KI 4 KD 1.3; KD 2.3; KD3.5 ; KD 4.5

Tabel 5. Integrasi Karakter Peduli Lingkungan dengan Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) di Sekolah Dasar

Kelas KompetensiInti Kompetensi Dasar

I KI 1; KI 2; KI4 KD 2.3 ; KD 4.13;KD 1.1; KD 2.2; KD 4.14 II KI 1; KI 2; KI4 KD 2.3; KD 4.13;KD 1.1; KD 2.2;

KD 4.14 III KI 2; KI 4 KD 4.13; KD 4.14;KD 2.2; KD 2.3;

KD 4.15 IV KI 2; KI 4 KD 4.13; KD 4.14KD 2.2; KD 2.3;

V KI 2; KI 4 KD 2.2; KD 2.3;KD 4.15 VI KI 2; KI 4 KD 2.2; KD 2.3;KD 4.16

Tabel 6. Integrasi Karakter Peduli Lingkungan dengan Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di Sekolah dasar

Kelas KompetensiInti Kompetensi Dasar

II KI 3 KD 3.3

Kesemua Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar di setiap jenjang kelas di atas terintegrasi dengan karakter peduli lingkungan, mulai dari cara memaknai lingkungan sebagai anugerah Tuhan yang harus dijaga sampai pada memanfaatkan limbah untuk dijadikan prakarya yang bermanfaat.

Lagu Bertema Lingkungan Sebagai Sumber Belajar untuk Menumbuhkan Karakter Peduli Lingkungan

(6)

Karenanya sumber belajar menjadi penting, sehingga dalam memilih sumber belajar haruslah juga memperhatikan pengkondisian kelas dalam suasana yang aktif dan menyenangkan. Suasana belajar yang aktif dan menyenangkan akan menstimulus motivasi dan ketertarikan siswa terhadap materi pelajaran, sehingga pada tahap proses belajar sampai pada tahap hasil belajarpun menjadi optimal dan bermakna. Hal ini merujuk kepada Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan atau yang dikenal dengan PAKEM.

Suyadi (2013: 163) menjelaskan bahwa suasana belajar yang menyenangkan dapat memusatkan perhatian peserta didik secara penuh pada belajar, sehingga waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah terbukti menigkatkan hasil belajar, seperti yang disimpulkan oleh Dimas dalam Suyadi (2013: 163) bahwa memetik senar kegembiraan pada anak akan memunculkan keriangan dan vitalitas dalam jiwanya. Selanjutnya menurut Suyadi, hal itu juga akan menjadikan peserta didik selalu siap untuk menerima perintah, peringatan, atau bimbingan. Apapun. Menabur kegembiraan dan keceriaan pada peserta didik akan membuatnya mampu mengaktualisasikan kemampuannya dalam bentuk yang sempurna.

Salah satu sumber belajar yang menciptakan suasana kelas menjadi menyenangkan dan membuat siswa aktif adalah dengan menggunakan lagu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) lagu adalah ragam suara yang berirama (dalam bercakap, membaca, dan bernyanyi, dsb). Lagu merupakan sumber belajar yang berupa pesan. Setiap kata-kata yang diberi irama dalam lagu memiliki pesan yang bermakna dan bernilai.

Untuk menumbuhkan karakter peduli lingkungan, maka lagu yang digunakan adalah lagu yang bertema lingkungan. Berikut ini penulis memberikan salah satu contoh lirik lagu yang bertema lingkungan yang diciptakan dan dinyanyikan oleh Kak Yudi (sumber : Youtube).

Judul : Jangan Buang Sampah ke Sungai

Jangan buang sampah di sembarang tempat

Buanglah sampah di tempat sampah Jangan buang sampah ke dalam sungai

Air sungai kotor sarang penyakit Cobalah coba hidup yang bersih Ciptakan lingkungan indah dan sehat Jangan buang sampah di sembarang

tempat

Lihat lingkungan kotor dan bau Jangan buang sampah ke dalam sungai

Hujan tiba banjir datang semua susah (o repotnya...)

Pesan yang terkandung di dalam lirik lagu Jangan Buang Sampah ke Sungai adalah :

1. Bahwa dilarang membuang sampah di sembarang tempat, membuang sampah haruslah di tempat sampah yang sudah disediakan, jika sedang berada di tempat yang tidak dijumpai tempat sampah, ada baiknya menyimpan dulu sampahnya sampai akhirnya menemukan tempat sampah. Perilaku ini merupakan karakter yang baik. Secara tidak sadar, manusia yang memiliki karakter ini terkadang tak jarang menyimpan sampah di tas atau di sakunya terlebih dahulu, supaya menghindari membuang sampah di sembarang tempat.

2. Bahwa dengan membuang sampah ke sungai bisa menyebabkan air sungai menjadi kotor dan bau, lingkungan menjadi tidak bersih. Air sungai yang kotor selanjutnya akan menjadi sarang penyakit, akan ada banyak baktehri dan nyamuk yang berkembang.

3. Bahwa dengan membuang sampah ke sungai bisa menyebabkan banjir, dikarenakan sampah yang menumpuk di sungai akan menyumbat aliran air sungai sehingga terjadilah banjir bila hujan tiba.

(7)

menumbuhkan karakter peduli lingkungan pada siswa.

SIMPULAN

Kerusakan lingkungan tidak terjadi begitu saja. Ada dua hal yang menjadi penyebab terjadinya kerusakan lingkungan, yang pertama disebabkan oleh bencana alam. Kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh bencana alam bukanlah hal yang bisa dihindari. Yang kedua disebabkan oleh ulah manusia yang tidak memiliki kesadaran akan peduli lingkungan. Kerusakan lingkungan bisa diminimalisir dengan cara menumbuhkan karakter peduli lingkungan pada siswa.

Hurlock dalam Yusuf dan Sugandhi (2012: 30) mengemukakan bahwa sekolah merupakan factor penentu bagi perkembangan kepribadian anak, baik dalam cara berpikir, bersikap, maupun berperilaku. Sekolah berperan sebagai substitusi keluarga, dan guru sebagai substitusi orangtua.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang berperan serta dalam menumbuhkan karakter peduli lingkungan terutama Sekolah Dasar. Melalui Sekolah Dasar, diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran lingkungan pada peserta didik sejak dini sebagai generasi penerus bangsa yang akan mewarisi lingkungan. Afandi (2013) menjelaskan Adanya Pendidikan Lingkungan Hidup di sekolah-sekolah melalui kerjasama antara Kementrian Negara Lingkungan Hidup pada tahun 2006 mencanangkan Program Adiwiyata sebagai tindak lanjut dari nota kesepahaman (memorandum of understanding) pada tanggal 3 juni 2005 antara Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan Nasional.

Mengutip (IUCN 1970) dalam Joy Palmer and Philip Neal (2003: 12),

Environmental education is the process of recognizing values and clarifying concepts in order to develop skills and attitudes necessary to understand and appreciate the interrelatedness among a man, his culture and his biophysical surroundings. Environmental education also entails practice in decision making and self-formulation of

code of behaviour about issues concerning environmental quality.

Pendidikan lingkungan adalah proses mengenali nilai-nilai dan mengklarifikasi konsep-konsep

untuk mengembangkan

keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk memahami dan menghargai keterkaitan di antara manusia, budaya dan lingkungan biofisik nya. Pendidikan lingkungan juga memerlukan praktek dalam pengambilan keputusan dan perumusan diri dari kode perilaku tentang isu-isu mengenai kualitas lingkungan.

Pentingnya menumbuhkan karakter peduli lingkungan di Sekolah Dasar didasari atas pertimbangan mengenai fenomena kerusakan lingkungan yang semakin parah saat ini, terutama di Indonesia. Siswa usia Sekolah Dasar saat ini adalah generasi penerus yang diperkirakan berada pada usia produktif pada tahun 2045. Alangkah baiknya membekali siswa dengan karakter peduli lingkungan demi terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat di masa yang akan datang.

Urgennya masalah kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh kurangnya kesadaran dan kepedulian manusia dalam beraktivitas terhadap lingkungan, menjadi alasan yang kuat bahwa menumbuhkan karakter peduli lingkungan pada siswa di Sekolah Dasar adalah jembatan untuk menciptakan generasi yang menyadari bahwa hendaknya dalam beraktivitas terhadap lingkungan tidaklah dengan merusak lingkungan itu sendiri.

(8)

Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Seni Budaya dan Prakarya (SBdP), dan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.

Dalam aktfitas pembelajaran sangat penting mengkondisikan kelas dalam suasana aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Salah satu yang perlu dipersiapkan adalah sumber belajar. Sumber belajar yang disarankan oleh penulis untuk menumbuhkan karakter peduli lingkungan adalah lagu bertema lingkungan. Lagu bertema lingkungan dengan musik yang ceria sesuai dengan anak usia Sekolah Dasar, diharapkan mampu menciptakan suasana belajar yang aktif, kreatif, efektif, danmenyenangkan, serta dapat menyampaikan pesan pentingnya peduli lingkungan dengan menjaga dan melestarikan, serta memanfaatkan lingkungan tanpa merusaknya.

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, Rifki. (2013). Integrasi Pendidikan Lingkungan Hidup Melalui Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar Sebagai Alternatif Menciptakan Sekolah Hijau. Jurnal Ilmiah Pedagogi. Vol. 2. No. 1. Hal. 98-108. (Dosen Jurusan PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Muhamadiyah Sidoarjo)

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Kurikulum 2013, Kompetensi Dasar Sekolah Dasar(SD)/Madrasa Ibtidaiyah (MI).

Kesuma, Dharma, dkk. (2012). Pendidikan Karakter, Kajiat Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Megawangi, Ratna. (2004). Pendidikan Karakter, Solusi yang Tepat Untuk Membangun Bangsa. Bogor: Indonesia Heritage Foundation. Nurul. (2013). Sumber Belajar. Dapat

diakses di (http://nurul- pai.blogspot.com/2013/01/sumber-belajar.html)

Palmer, Joy dan Philip, Neal. (2013). The Handbook of Environmental Education. Amazone.com

Samani, Muchlash dan Hariyanto. (2013). Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sapriya. (2014). Pendidikan IPS, Konsep dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Suyadi. (2013). Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Syaodih, Ernawulan dan Agustin, Mubiar. (2013). Penerapan Permainan Tradisional “Kaulinan Barudak” Untuk Mengembangkan Nilai Karakter Anak. Prosiding Konferensi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Dasar 2013, Menyongsong Generasi Emas 2045.

(9)

Gambar

Tabel  6.  Integrasi  Karakter  Peduli

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi ini merupakan media interaktif yang dapat digunakan oleh anak- anak untuk lebih dapat mengenal tokoh Alkitab seperti Daud dan Yusuf..

Penurunan prevalensi anemia pada ibu hamil diperkirakan baru dapat tercapai bila setidaknya 80% ibu hamil mengonsumsi tablet Fe dalam jumlah yang direkomendasikan,

idikator, (4) kesesuaian LKS dengan tujuan pembelajaran, (5) penggunaan kalimat yang disesuaikan dengan kecerdasan dan bahasa anak, (6) cerita yang di gunakan dalam LKS memiliki

Budidaya ikan botia merupakan jalan keluar dari masyarakat Eropa khususnya Perancis yang tidak menyukai ikan hias yang didapat atau ditangkap dari alam. Disamping itu,

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, karunia dan kekuatan yang Dia berikan dalam penyelesaian skripsi ini yang

Now that we’re at least curious and open minded about the potential of play to energize creativity, improve the quality of social interactions, and build trust and understanding in

The ListBox control accepts string values, so, by specifying that you wanted to add the Customer structure to the list box, Visual Basic 2008 called the. ToString method of the

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi dan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana hukum dalam, Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas