• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM DEMOKRASI DI INDONESIA docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SISTEM DEMOKRASI DI INDONESIA docx"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISTEM DEMOKRASI DI INDONESIA

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Umum Pendidikan Kewarganegaraan

Disusun oleh

Dodi Setiawan 5202413064

Daru Gunanto 2302415051

Bunga Kusumaningrum 3401415054

Dicky Yoga Setyawan 5301415054

Euis Fitriani 7101415239

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat, karunia serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Pendidikan Kewarganegaraan ini yang membahas mengenai Demokrasi di Indonesia. Makalah ini berisi tentang beberapa hal mengenai konsep demokrasi, sejarah demokrasi di Indonesia, prospek demokrasi di Indonesia, dan studi kasus mengenai demokrasi. Makalah ini di selesaikan secara bersama oleh kami sebagai dasar penyelesaian tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan bagi kami juga dapat memberikan ilmu pengetahuan kepada semua pembaca agar dapat memahami tentang demokrasi dan agar dapat menambah wawasan yang sudah dimiliki mengenai demokrasi itu sendiri. Makalah ini merupakan sumber pembelajaran yang efektif untuk semua mahasiswa.

Dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Kritik dan saran yang dapat membangun dan membantu kami mengembangkan isi dari makalah ini

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini. Kepada semua pihak yang telah memberikan sumber dan referensi untuk kami dalam penyusunan makalah ini

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...i

KATA PENGANTAR ...ii

DAFTAR ISI ...iii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Rumusan Masalah ...2

1.3 Tujuan ...2

1.4 Manfaat...2

1.5 Metode Penyusunan...2

BAB II PEMBAHASAN ...3

2.1 Kajian Teori...3

2.2 Pembahasan...6

a. Konsep demokrasi...6

b. Sejarah demokrasi di Indonesia...7

c. Prospek demokrasi di Indonesia...12

d. Studi kasus...14

BAB III PENUTUP ...17

3.1 Simpulan...17

3.2 Saran...17

DAFTAR PUSTAKA ...iv

(4)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kata “Demokrasi” selalu menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat sipil, dikalangan politisi serta menjadi konsumsi publik sehari-hari di negeri ini. Di samping itu, demokrasi seolah-olah tidak lagi menjadi hal yang ambigu.

Demokrasi telah menjadi istilah yang sangat diagungkan dalam sejarah pemikiran manusia tentang tatanan sosio-politik yang ideal. Bahkan, mungkin untuk pertama kali dalam sejarah, demokrasi dinyatakan sebagai nama yang paling baik dan wajar untuk semua sistem organisasi politik dan sosial yang diperjuangkan oleh pendukung-pendukung yang berpengaruh. Kedudukan yang sentral dari demokrasi ini telah meluluhlantakkan teori-teori lainnya mengenai tatanan kekuasaan yang baik yang pernah ditawarkan oleh kalangan filsuf, ahli hukum, dan pakar ilmu politik.

Hampir di seluruh belahan dunia, gerakan demokratisasi kehidupan politik telah menjadi fenomena yang tak terelakkan dalam mengubah persepsi sejarah tentang bagaimana menyelenggarakan kekuasaan secara etis, rasional, dan bertanggung jawab. Jelas bahwa demokrasi mempunyai potensi untuk memberikan yang terbaik bagi manusia, terutama dalam melindungi hak-hak kekuasaan negara dan pemerintah, misalnya.

(5)

1.2. Rumusan Masalah

Berikut ini adalah rumusan masalah yang akan di bahas dalam makalah ini :

a. Apakah konsep dari demokrasi ?

b. Bagaimanakah sejarah demokrasi di Indonesia ?

c. Bagaimanakah prospek demokrasi di Indonesia ?

1.3. Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah diatas maka dapat diketahui tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui apakah konsep dari demokrasi

b. Untuk mengetahui bagaimana sejarah demokrasi di Indonesia

c. Untuk mengetahui prospek demokrasi di Indonesia

d. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

e. Sebagai sarana atau media pembelajaran bagi mahasiswa.

1.4. Manfaat

Adapun manfaat dari makalah ini adalah agar dapat dimanfaatkan sebaik mungkin sehingga dapat memenuhi tugas Pendidikan Kewarganegaraan yang diberikan dan sebagai sarana media pembelajaran serta menambah wawasan pengetahuan bagi para penyusun maupun para pembaca.

1.5. Metode Penyusunan

Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, kami mempergunakan teknik studi kepustakaan dan studi pustaka. Tidak hanya itu,

(6)
(7)

3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1Kajian Teori

Peristilahan demokrasi tumbuh sejalan dengan perkembangan masyarakat. Semakin tinggi tingkat kompleksitas masyarakat maka semakin rumit dan tidak sederhana pula konsep demokrasi. Bila dirunut sejarah peristilahan demokrasi tumbuh pertama kali dalam praktik kehidupan negara-negara kota Yunani dan Athena (450 SM – 350 SM). Dalam tahun 431 SM, Pericles, seorang negarawan dari Athena mendefinisikan demokrasi dengan mengemukakan beberapa kriteria. Pertama, pemerintahan oleh rakyat dengan partisipasi yang penuh dan langsung. Kedua, kesamaan di depan hukum. Ketiga, pluralisme, yaitu penghargaan atas semua bakat, minat, keinginan dan pandangan. Keempat, penghargaan terhadap suatu pemisahan dan wilayah pribadi untuk memenuhi dan mengekspresikan kepribadian individual (Macridis 1983:19-20).

Demokrasi (pemerintahan oleh rakyat) semula dalam pemikiran Yunani berarti bentuk politik dimana rakyat sendiri memiliki dan menjalankan seluruh kekuasaan politik. Secara garis besar demokrasi adalah sebuah sistem social politik modern yang aling baik dari sekian banyak sistem maupun ideologi yang ada dewasa ini.

(8)

Kita mengenal bermacam-macam istilah demokrasi. Ada yang dinamakan Demokrasi Konstitusional, Demokrasi Parlementer, Demokrasi Terpimpin, Demokrasi Pancasila, Demokrasi Rakyat, Demokrasi Soviet, Demokrasi Nasional, dan sebagainya. Semua konsep ini memakai istilah demokrasi yang menurut asal kata berarti rakyat berkuasa atau government by the people.

Dalam simpulan UNESCO, pengertian demokrasi dianggap ambigu atau memiliki dua makna, yakni mengenai lembaga atau cara-cara yang dipakai untuk melaksanakan ide atau tentang kondisi budaya dan sejarah yang memengaruhi istilah, ide, dan praktik demokrasi. Jadi demokrasi tidak hanya dapat diteliti secara normative, tetapi juga bisa dikaji secara empiris. (Djafar 2015:29-30)

(9)

dicantumkan dalam Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 mengenai sistem Pemerintahan Negara yaitu :

1. Indonesia ialah negara yang berdasarkan atas hokum (Rechtsstaat) Negara Indonesia berdasarkan atas hokum (Rechtsstaat), tidak berdasarkan kekuasaan belaka (Machtssaat).

2. Sistem Konstitusional.

Pemerintahan berdasarkan atas sistem Konstitusi (Hukum Dasar), tidak bersifat Absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas).

Berdasarkan dua istilah Rechtsstaat dan sistem konstitusi, maka jelaslah bahwa demokrasi yang menjadi dasar dari Undang-Undang Dasar 1945 sebelum di amandemen ialah demokrasi konstitusional. Di samping itu corak khas demokrasi Indonesia, yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dimuat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar.

Maka dari itu, perlu kiranya kita menjernihkan pikiran kita sendiri dan meneropong dua aliran pikiran utama yang sangat berbeda, bahkan sering bertentangan serta berkonfrontasi satu sama lain, yaitu demokrasi konstitusional dan demokrasi yang berdasarkan Marxisme-Leninisme. Perbedaan fundamental ialah bahwa demokrasi konstitusional mencita-citakan pemerintah yang terbatas kekuasaannya suatu Negara Hukum (Rechsstaat) yang tunduk kepada Rule of Law. Sebaliknya, demokrasi yang mendasarkan dirinya atasa komunisme mencita-citakan pemerintah yang tidak boleh dibatasi kekuasaannya (machsstaat), dan yang bersifat totaliter.

(10)

2.2Pembahasan

a. Konsep Demokrasi

Selanjutnya pemaknaan demokrasi dalam tataran empiris, menurut Afan Gaffar (1999) dapat dicermati melalui beberapa indikator berikut : (1) akuntabilitas ; (2) rotasi kekuasaan ; (3) rekrutmen politik yang terbuka ; (4) pemilu yang demokratis ; dan (5) warga negara menikmati hak-hak dasarnya (HAM).

Sedangkan di Indonesia sendiri setelah adanya perubahan sistem demokrasi sebagaimana terdapat dalam pasal 1 ayat (2) UUD 1945, ditandai dengan demokrasi secara langsung oleh rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat maka kepala negara yang sebelum amandemen dipilih oleh MPR RI, telah berubah dimana dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan presiden dan wakil presiden bahkan kepala daerah (pemilukada). Demokratisasi bertujuan untuk menciptakan keadilan dalam berpolitik. Disamping itu demokrasi dapat mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia baik dibidang politik, ekonomi dll. (Martha 2011:337)

Sekarang di zaman modern dimana wilayah dan jumlah warga masyarakat sudah sedemikian besarnya dengan permasalahan yang dihadapi se,akin kompleks, maka sudah tidak mungkin lagi demokrasi lagsung diterapkan. Demokrasi yang bisa dilaksanakan adalah demokrasi perwakilan (tidak langsung) dengan berbagai variasinya.

Ada dua tataran pemikiran mengenai demokrasi yang harus dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Pertama demokrasi sebagai ide atau konsep dan kedua demokrasi sebagai praksis atau kebiasaan.

(11)

Literatur ilmu politik pada umumnya memberikan konsep dasar tentang demokrasi. Apapun label atau predikat yang diberikan terhadapnya, konsep demokrasi merujuk pada pemerintahan oleh rakyat. Implementasi konsep

(12)

demokrasi pada tingkat nasional di dalam negara kebangsaan yang berskala besar adalah bahwa tindakan-tindakan pemerintah itu pada umumnya tidak dilakukan secara langsung oleh warga negara melainkan melalui wakil-wakil akyat yang dipilih berdasarkan prinsip kebebasan persamaan. Dalam telaah umum politik, praktek demokrasi semacam ini tergolong dalam demokrasi tidak langsung (Sunarto et al. 2013:43-44)

Demokrasi sebagai praksis (kebiasaan)

Sebagai praksis, demokrasi sudah menjelma menjadi sistem penyeleggaraan pemerintahan. Karena telah menjadi sistem, kinerja demokrasi terikat oleh seperangkat aturan tertentu. Apabila dalam sistem demokrasi ini ada orang atau kelompok yang dalam menjalankan aktivitas berdemokrasinya tidak menaati aturan main yang berlaku, maka aktivitas ini, walaupun secara ide atau konsep dapat dianggap demokratis, akan merusak demokrasi yang sedang berlaku, dengan kata lain, aktivitas ini dalam konteks sistem demokrasi yang berlaku menjadi tidak demokratis lagi atau anti demokrasi.

b. Sejarah Demokrasi di Indonesia

Sejarah Demokrasi dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia

Indonesia adalah negara yang menerapkan demokrasi dalam sistem pemerintahannya. Sejak Indonesia merdeka dan berdaulat sebagai negara, para pendiri Negara Indonesia melalui UUD 1945 menetapkan bahwa Negara Kesatuan Republlik Indonesia menganut paham demokrasi, dimana kedaulatan tertinggi berada ditangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis

(13)

Demokrasi di setiap negara berbeda, hal ini tergantung oleh sejarah, pandangan hidup , budaya dan dasar negara tersebut. Sesuai pandangan hidup, maka demokrasi Indonesia mengacu pada landasan idiil dan konstitusional UUD 1945. Pelaksanaannya didasarkan pada UUD 1945 Pasal 1 ayat (2) “Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia dalam perjalanannya mengalami pasang surut. Hal itu di tandai dengan perubahan bentuk demokrasi yang pernah di laksanakan di Indonesia..

Miriam Boedihardjo (2008: 127-128) menyatakan bahwa dipandang dari sudut perkembangan sejarah demokrasi Indonesia sampai dengan masa Orde Baru dapat dibagi dalam tiga masa, yaitu:

1. Masa Republik I yang dinamakan masa demokrasi parlementer;

2. Masa Republik II, yaitu masa demokrasi terpimpin;

3. Masa Republik III, yaitu masa demokrasi Pancasila yang menonjolkan sistem presidensial

Pelaksanaan demokrasi di Indonesia dapat dibagi kedalam lima periode.

Pelaksanaan Demokrasi Masa Revolusi (1945-1950)

Tahun 1945 – 1950, Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda yang ingin kembali ke Indonesia. Pada saat itu pelaksanaan demokrasi belum berjalan dengan baik. Hal itu disebabkan oleh masih adanya revolusi fisik. Pada awal kemerdekaan masih terdapat sentralisasi kekuasaan hal itu terlihat Pasal 4 Aturan Peralihan UUD 1945 yang berbunyi sebelum MPR, DPR dan DPA dibentuk menurut UUD ini segala kekuasaan dijalankan oleh Presiden denan dibantu oleh KNIP. Untuk menghindari kesan bahwa negara Indonesia adalah negara yang absolut pemerintah mengeluarkan:

 Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945, KNIP berubah

menjadi lembaga legislatif.

 Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945 tentang Pembentukan

Partai Politik.

(14)

 Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945 tentang perubahan

sistem pemerintahn presidensil menjadi parlementer.

Pelaksanaan Demokrasi Masa Orde Lama (1950-1965)

Masa Demokrasi Liberal (1950-1959)

Pelaksanaan demokrasi liberal sesuai dengan konstitusi yang berlaku saat itu, yakni Undang Undang Dasar Sementara 1950. Kondisi ini bahkan sudah dirintis sejak dikeluarkannya maklumat pemerintah tanggal 16 Oktober 1945 dan maklumat tanggal 3 November 1945, tetapi kemudian terbukti bahwa demokrasi liberal atau parlementer yang meniru sistem Eropa Barat kurang sesuai diterapkan di Indonesia. Tahun 1950 sampai 1959 merupakan masa berkiprahnya parta-partai politik. Dua partai terkuat pada masa itu (PNI & Masyumi) silih berganti memimpin kabinet. Sering bergantinya kabinet sering menimbulkan ketidakstabilan dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan keamanan. Ciri-ciri demokrasi liberal adalah sebagai berikut :

1. Presiden dan Wakil Presiden tidak dapat diganggu gugat

2. Menteri bertanggung jawab atas kebijakan pemerintah

3. Presiden bisa dan berhak berhak membubarkan DPR

4. Perdana Menteri diangkat oleh Presiden Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1965)

Demokrasi terpimpin adalah sebuah sistem demokrasi dimana seluruh keputusan serta pemikiran berpusat pada pemimpin negara. Konsep sistem Demokrasi Terpimpin pertama kali diumumkan oleh Presiden Soekarno dalam pembukaan sidang konstituante pada tanggal 10 November 1956. Masa demokrasi terpimpin (1957-1965) dimulai dengan tumbangnya demokrasi parlementer atau demokrasi liberal yang ditandai pengunduran Ali Sastroamidjojo sebagai perdana mentri. Namun begitu, penegasan pemberlakuan demokrasi terpimpin dimulai setelah dibubarkannya badan konstituante dan dikeluarkannya dekrit presiden 5 Juli 1959.

(15)

diantara semua kekuatan nasional yang progresif revolusioner dengan berporoskan nasakom dengan ciri:

1. Dominasi Presiden

2. Terbatasnya peran partai politik

3. Berkembangnya pengaruh PKI.

Ketegangan-ketegangan politik yang terjadi pasca Pemilihan Umum 1955 membuat situasi politik tidak menentu. Kekacauan politik ini membuat keadaan negara menjadi dalam keadaan darurat. Hal ini diperparah dengan Dewan Konstituante yang mengalami kebuntuan dalam menyusun konstitusi baru, sehingga negara Indonesia tidak mempunyai pijakan hukum yang mantap. Berikut latar belakang munculnya penerapan demokrasi terpimpin oleh Presiden Soekarno.

Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antara lain:

1. Mengaburnya sistem kepartaian, pemimpin partai banyak yang

dipenjarakan

2. Peranan Parlemen lembah bahkan akhirnya dibubarkan oleh presiden dan presiden membentuk DPRGR

3. Jaminan HAM lemah

4. Terjadi sentralisasi kekuasaan

5. Terbatasnya peranan pers

6. Kebijakan politik luar negeri sudah memihak ke RRC (Blok Timur)

Akhirnya terjadi peristiwa pemberontakan G 30 September 1965 oleh PKI yang menjadi tanda akhir dari pemerintahan Orde Lama.

Pelaksanaan Demokrasi Masa Orde Baru (1966-1998)

Dinamakan juga demokrasi pancasila. Pelaksanaan demokrasi orde baru ditandai dengan keluarnya Surat Perintah 11 Maret 1966, Orde Baru bertekad akan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekwen. Awal Orde baru memberi harapan baru pada rakyat pembangunan disegala bidang

(16)

melalui Pelita I, II, III, IV, V dan pada masa orde baru berhasil menyelenggarakan Pemilihan Umum tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.

Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan dari Presiden Soeharto ke Wakil Presiden BJ Habibie pada tanggal 21 Mei 1998.

Pelaksanaan Demokrasi Masa Transisi (1998-1999)

Masa transisi berlangsung tahun 1998-1999. Pada masa ini terjadi penyerahan kekuasaan dari Presiden Soeharto yang mengundurkan diri kepada Wakil Presiden B. J. Habibie pada tanggal 21 Mei 1998, jadi Presiden RI pada waktu itu digantikan oleh B. J. Ha Habibie. Hal ini disebut masa transisi, yaitu perpindahan pemerintahan.

Demokrasi terpimpin, juga disebut demokrasi terkelolaadalah istilah untuk sebuah pemerintahan demokrasi dengan peningkatan otokrasi. Pemerintahan negara dilegitimasi oleh pemilihan umum yang walaupun bebas dan adil, digunakan oleh pemerintah untuk melanjutkan kebijakan dan tujuan yang sama. Atau, dengan kata lain, pemerintah telah belajar untuk mengendalikan pemilihan umum sehingga pemilih dapat melaksanakan semua hak-hak mereka tanpa benar-benar mengubah kebijakan publik. Walaupun mengikuti prinsip-prinsip dasar demokrasi, dapat timbul penyimpangan kecil terhadap otoritarianisme. Dalam demokrasi terpimpin, pemilih dicegah untuk memiliki dampak yang signifikan terhadap kebijakan yang dijalankan oleh negara melalui pengefektifan teknik kinerja humas yang berkelanjutan.

Pelaksanaan Demokrasi Masa Reformasi (1999-Sekarang)

(17)

lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif. Demokrasi Indonesia saat ini telah dimulai dengan terbentuknya DPR – MPR hasil Pemilu 1999 yang telah memilih presiden dan wakil presiden serta terbentuknya lembaga-lembaga tinggi yang lain. Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis antara lain:

1. Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-pokok

reformasi

2. Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang

Referandum

3. Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang

bebas dari KKN

4. Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan

Presiden dan Wakil Presiden RI

5. Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV

Pada Masa Reformasi berhasil menyelenggarakan pemilihan umum sudah dua kali yaitu tahun 1999 dan tahun 2004.

c. Prospek demokrasi di Indonesia

Demokrasi di Indonesia yang sudah dilalui dalam 3 periode mengalami perubahan-perubahan drastis yang menyangkut politik, ekonomi, militer, budaya. Dan yang dipertanyakan sekarang adalah prospek demokrasi di Indonesia akan menjadi seperti apa.

Indonesia adalah negara yang demokrasi. Azas tersebut sering terdengar di telinga rakyat. Demokrasi adalah sebuah system pemerintahan di mana segenap rakyat turut serta memerintah dengan perantara wakilnya. Di dalam negara demokrasi terdapat persamaan hak,kewajiban serta perlakuan bagi semua warga negara. Dalam realitas kehidupan pemerintahan Indonesia, demokrasi di atas tidak terlaksana dengan baik. Demokrasi di Indonesia hana sebuah slogan untuk memperlengkapi system sebuah negara. Tidak terciptanya kehidupan demokratis di Indonesia diduga dimulai dari atas (pemerintah), peralatan pemerintahan, dan militer (Cholisin, Militer dan Gerakan Prodemokrasi:vi)

(18)

Banyak masalah-masalah yang masih sering terjadi di Indonesia. Prospek kemungkinan terjadi adalah salah satunya adalah meningkatnya para demo yang unjuk rasa karena demokrasi itu sendiri adalah pemerintahan diperintah oleh rakyat atas perantara perwakilan. Unjuk rasa karena masalah upah gaji, pekerjaan, tempat tinggal, peraturan, dan lain-lain. Hak dan kewajiban manusia sering dipersalahgunakan oleh rakyat-rakyat Indonesia Lebih mementingkan hak daripada kewajiban.

Indonesia mengalami bebrerapa transisi kekuasaan, pratransisi berlangsung sebelum kejatuhan rezim yang berkuasa. Biasanya dalam tahapan ini terjadi krisis ekonomi dan politik yang sulit dikelola, perlawanan yang kuat dari massa, perpecahan di tubuh elit, serta kuatnya tuntutan akan perubahan terhadap sistem politik. Sementara itu liberalisasi politik terjadi setelah pergantian rezim yang diiringi oleh meluasnya hak-hak politik rakyat. Disamping itu pada tahapan ini juga terjadi ungovernability, ledakan partisipasi politik serta terbentuknya ketidakpastian dalam banyak hal. (Sari 2003:25-27)

Konsolidasi demokrasi ditandai oleh tertatanya perangkat keras sistem politik secara relatif baik dan diiringi oleh terselenggaranya pemilu secara demokratis dengan menghasilkan pemerintahan yang memiliki legitimasi makin kukuh. Konsolidasi demokrasi memerlukan waktu yang relatif lebih lama. Keempat tahapan ini selanjutnya akan kita gunakan dalam mencermati prospek demokrasi di Indonesia.

(19)

Sejak pertengahan1990-an Indonesia mengalami tahap pratransisi. Tahap ini berjalan semakin cepat dengan terjadinya krisis moneter yang berlanjut pada krisis multidimensional. Sementara itu liberalisasi politik terjadi di era pemerintahan Habibie. Saat ini terjadi perluasan hak-hak politik rakyat, ketidakpastian, ungovernability, serta ledakan partisipasi politik. Tahapan ini berakhir dengan terselenggaranya pemilu 1999 yang “relatif demokratis” dibandingkan pemilu-pemilunya Orde Baru.

Kemungkinan yang terjadi adalah penurunan rakyat di Indonesia pada kemampuan berpolitik. Orang muda pada zaman sekarang yang makin lama makin menurun untuk menjadi golput pada pemilu. Per tahun jumlah angka penurunan banyaknya anak muda yang menjadi golput meningkat. Karena rasa masa bodoh dan tidak ingin tahu pada dunia politik. Yang sebenarnya demokrasi dipimpin oleh rakyat tetapi rakyat muda tidak ingin bercampur urusan dan tidak berpartisipasi untuk menyelesaikan masalah di Indonesia.

d. Studi kasus

1. Pemilihan Umum di Indonesia

Idris Putra (2014) Di Indonesia ongkos demokrasi tidak murah. Pemilihan presiden dan dewan melalui partai menjadi beban tersendiri untuk menciptakan demokrasi. Alih-alih menciptakan negara yang kuat, ongkos demokrasi yang mahal malah menyuburkan praktik korupsi dan intervensi pada BUMN. Koordinator Divisi Investigasi Indonesia Corruption Watch (ICW) mengatakan proses politik demokrasi di Indonesia membutuhkan banyak biaya. Untuk menjadi calon legislatif maupun yang telah menjabat di suatu partai, harus menyetor sejumlah uang untuk kepentingan partai. Dengan adanya kewajiban untuk menyumbangkan sejumlah uang yang harus dibayarkan ke partai tersebut, membuat seseorang mencari jalan cepat untuk mendapatkan uang tersebut. Salah satunya adalah dengan meminta jatah dan intervensi kepada BUMN.

(20)

2. Solusi

Indonesia adalah negara yang menjunjung demokrasi, indonesia termasuk dalam negara terbesar dalam penyelenggaraan demokrasi atau yang lebih kita kenal sebagai Pemilihan Umun atau Pemilu. Demokrasi adalah sebuah bentuk kekuasaan(kratein) dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat(demos).

Bentuk pemerintahan dari negara demokrasi dapat dikatakan ada dua macam yakni:

1.Monarki : monarki merupakan sebuah kerajaan, terdiri dari monarki mutlak, monarki konstitusional dan monarki parlementer.

2. Republik : berasal dari kata latin res yang berarti pemerinthan dan publica yang berarti rakyat, dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemerintahan yang dijalankan oleh dan untuk rakyat.

Demokrasi yang kita anut ialah demokrasi kostitusional dimana dalam UUD pasal 1 ayat 2 “Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”. Selain itu dalam dasar negara pancasila pun mengatakan hal yang sama khususnya pada sila keempat.

Sehingga NKRI yang menganut demokrasi dan bebentuk republik sudah wajib untuk mensejahterakan rakyatnya, namun dalam praktiknya proses demokrasi kita yang dalam konsep dan data sangat luar biasa belum mampu mengantarkan kita kepada kesejahteraan sosial yang hakiki. Kurang lebih 243 juta penduduk di Indonesia masih belum menikmati hasil dari demokrasi itu sendiri, ironisnya kembali dana demokrasi yang telah menyedot anggaran yang cukup menguras APBN tersebut hanya akan memilih bakal calon yang sama-sama sekarat akibat sistem politik yang salah kaprah. Anggota suatu parpol dibebani oleh parpolnya untuk membiayai kehidupan parpolnya sehingga dengan terpaksa melakukan tindak pemerasan dan korupsi untuk memperoleh dana dengan cepat, akibat biaya yang dihabiskan ketika mereka berkampanye.

(21)

sehingga sistem politik pada pesta demokrasi yang terjadi selama lima tahun sekali tidak membentuk mata rantai yang membuat sebuah siklus yang membuat para calon yang lolos bertujuan untuk melakukan segalanya untuk kesejahteraan rakyat bukan untuk sebaliknya yakni balik modal dan menjadi boneka dari sebuah parpol. Jangan sampai terjadi kembali sebuah aksi pemalakan dan intervensi dari seorang oknum yang merugikan BUMN yang berimbas pada kesejahteraan masyarakat luas.

Memang mudah bila kita hanya berkata, tanpa berbuat. Maka kiranya kita sebagai rakyat yang baik dapat memilih dengan baik, dan jangan sampai kita mengorbankan hak suara kita dengan apapun itu, maka sukseskan pemilu yang jurdil luber (jujur,adil, langsung,bebas,rahasia) semuanya harus berdasarkan asas itu. Bila itu dapat diimplementasikan maka bukan hanya biaya politik yang akan turun, tapi seluruh mata rantai seperti korupsi dan lain sebagainya akan hancur lebur karena tidak ada lagi intervensi/pengaruh suatu pihak terhadap pihak lain karena adanya konflik kepentingan. Karena tujuan mereka satu mensejahterakan Seluruh rakyatnya, semoga cita-cita itu dapat terwujud dalam waktu dekat.

(22)

17

BAB III PENUTUP 4.1 Simpulan

Setelah melihat uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Sistem demokrasi tidak langsung merupakan sistem pemerintahan yang dipakai di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Dalam sejarah demokrasi di Indonesia sudah banyak terjadi penyimpangan pada beberapa periode kekuasaan.

3. Prospek demokrasi di Indonesia dinilai sudah cukup baik pada aspek tertentu, namun masalah KKN dan kecurangan dalam Pemilu dapat menghambat proses demokrasi.

4.2 Saran

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Utama

Djafar, TB. Massa.2015.Krisis Politik & Proporsisi Demokratisasi Perubahan Politik Orde Baru ke Reformasi.Jakarta: PT. Bumi Aksar

Jailani. 2015. Sistem Demokrasi di Indonesia Ditinjau Dari Sudut Hukum Ketatanegaraan. Jurnal Inovatif. Vol. 8:Hal 136-137.

Macridis, Roy C. (1983). Contemporary Political Ideologies : Movements and Regimes. Boston, Toronto : Little Brown and Company.

Pigome, Martha. 2011. Implementasi Prinsip Demokrasi dan Nomokrasi Dalam Struktur Ketatanegaraan RI Pasca Amandemen UUD 1945. Jurnal

Dinamika Hukum. Vol 11:Hal 335-337.

Putra, Idris. “Demokrasi jadi penyebab korupsi dan intervensi di BUMN”. 31 Maret 2016. http://www.merdeka.com/uang/demokrasi-jadi-penyebab-korupsi-dan-intervensi-di-bumn.html 

Sari, Estika. 2003. Demokrasi dan Hak Asasi Manusia. Demokrasi. Vol. 11:Hal. 25-27.

Sunarto, dkk. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. Semarang: UPT Unnes Press.

https

://daily-otomotif.blogspot.com

Referensi

Dokumen terkait

SNI ISO 105-C06(2010)-tentang ketahanan luntur warna terhadap pencucian Salah satu syarat penting dari suatu bahan tekstil adalah sifat daya tahan luntur warnanya pada

Sumber: Chemical Engineering (Coulson and Richardson), Process Heat Transfer (Kern).. Level Control

“Program Perluasan Kepesertaan Jamsostek ini jadwalnya tidak bisa ditetapkan dalam sekali waktu, bisanya seiring dengan berjalannya program, karena melihat kondisi target

Penulis akan mewawancarai beberapa responden yang bertujuan untuk mengetahui secara langsung data dan informasi serta dapat mengetahui daya terima konsumen

Atas dasar pemikiran tersebut ingin dilakukan penelitian tentang pembuatan surfaktan alkanolamida heksahidroksi oktadekanoat dari asam linolenat, dimana dengan adanya

We do not know whether hypoxia that occur in skeletal muscles during the physical exercises may also occur in the cardiac muscles, considering that the

Berdasarkan surat edaran dari Ditjen Pendidikan Islam nomor: DT.I.III/PP.04/571/2011 tentang Edaran Beasiswa Santri Pondok Pesantren dari Pemerintah Suriah Tahun

rumah tangga hanya mempunyai satu telepon. Cara ini memudahkan orang tua memonitor telepon yang masuk maupun ke luar dari masing-masing anggota keluarga. Sementara keluarga