• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Perbandingan Tepung Tempe dengan Tapioka dan Penambahan Karagenan Terhadap Mutu Burger Petela

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Perbandingan Tepung Tempe dengan Tapioka dan Penambahan Karagenan Terhadap Mutu Burger Petela"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, Y. 2011. Kursus Wirausaha, Aneka Resep dan Kiat Usaha Kebab dan Burger. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

AOAC. 1995. Official Methods of analysis of the Association of Official Analytical Chemists. AOAC, Washington.

Apriyantono, A., D. Fardiaz, N. L. Puspitasari, Sedarnawati, dan S. Budiyanto. 1989. Analisis Pangan. PAU Pangan dan Gizi, Bogor.

Asgar, A. dan D. Musaddad. 2006. Optimalisasi cara, suhu, dan lama blansing sebelum pengeringan pada wortel. Jurnal Hort.16(3):245-252.

Astawan, M. 2008. Nikmati burger secara bijak. Maret 2015].

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksanaan Penyuluhan (BKPPP). 2014. Data Kandungan Gizi Bahan Pangan dan Hasil Olahannya.

Badan Pusat Statistika (BPS). 2012. Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Sayur-Sayuran Menurut Jenis Tanama [09 April 2015].

Badan Pusat Statistika (BPS). 2014. Produksi Tanaman Sayuran di Indonesia Jakarta

Badan Standarisasi Nasional (BSN). 1995. Sosis Daging. SNI 01-3820-1995. Bangun, M. K. 1991. Perancangan Percobaan. USU-Press, Medan.

Bastian, F., Ishak, E., Tawali, A. B., dan Bilang, M. 2012. Daya terima dan kandungan zat gizi formula tepung tempe dengan penambahan semi refined

carrageenan (SRC) dan bubuk kakao. Jurnal Aplikasi Tekonologi Pangan.

2(1):5-8.

Bennion, M dan B. Scheule. 2004. Introductory Foods Twelfth Edition. Pearson Prentice Hall, New Jersey.

Buckle, K. A., R. A. Edward, G. H. Fleet, dan M. Wooton. 2009. Ilmu Pangan. Penerjemah: H. Purnomo dan Adiono. UI-Press, Jakarta.

Budiman, M. S. 2009. Polisakarida

67

(2)

Bunga, S. M., R. I. Montolalu, J. W. Harikedua, L. A. Montolalu, A. H. Watung dan N. Taher. 2013. Karateristik sifat kimia karaginan rumput laut

Kappaphycus alvarezii pada berbagai umur panen yang diambil dari

daerah perairan desa arakan Kabupaten Minahasa Selatan. Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan.1(2):54-59.

Cahyono, B. 2002. Wortel Teknik Budi Daya dan Analisis Usaha Tani. Kanisius, Yogyakarta.

Copeland, L., Blazek, J., Salman, H., dan Tang, M. C. M. 2009. Form and functionality of starch. Article in Food Hydrocolloids. 23(6):1527-1534. Direktorat Gizi Departeman Kesehatan R.I. 1996. Daftar Komposisi Bahan

Makanan. Bhratara Karya Aksara, Jakarta.

Distantina, S., Rochmadi, Wiratni, dan M. Fahrurozi. 2012. Mekanisme proses tahap ekstraksi karagenan dari Eucheuma cottonii menggunakan pelarut alkali. Agritech. 32(4):397-402.

Febrihantana, W., L. E. Radiati, dan I. Thohari. 2013. Pengaruh Penambahan Sari Wortel sebagai Fortifikasi Produk Yogurt Ditinjau dari Nilai pH, Total Asam Tertitrasi, Total Bakteri Asam Laktat, Viskositas dan Total Karoten. Artikel Penelitian. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang. Glicksman. 1983. Food Hydrocolloid vol II. CRC Press Inc Boca Raton, Florida. Hutchings, J. B. 1999. Food Color and Appearance Second Editions. Springer,

Maryland.

Imanningsih, N. 2012. Profil gelatinisasi beberapa formulasi tepung-tepungan untuk pendugaan sifat pemasakan. Jurnal Penel Gizi Makan. 35(1):13-22. Imeson, A. P. 2000. Handbook of Hydrocolloids. CRC Press, Boca Raton. Indriani. 2006. Burger Favorit Ala Café. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Iptek. 2005. Budidaya Tanaman Panga Lavabetha, A. R. R. R., I. Susanti, Fitri, dan Muhamat. 2012. Usaha pembuatan

donat wortel sebagai alternatif penganan sehat. Prestasi. 1(2):137-140. Loupatty, V. D. 2010. Kajian senyawa metabolit primer dan sekunder dari rumput

laut sebagai bahan baku industri. Proseding Seminar Nasional Basic Science II. ISBN: 978-602-97522-0-5

Marwanti. 2000. Pengetahuan Masakan Indonesia. Adicita, Yogyakarta.

68

(3)

Milani, J. dan G. Maleki. 2012. Hydrocolloids in Food Industry, Food Industrial Processes – Methods and Equipment. ISBN: 978-953-307-905-9, InTech. Murni, M. 2013. Kajian Penambahan Tepung Tempe pada Pembuatan Kue Basah

Terhadap Daya Terima Konsumen. Penelitian pada Baristand Industri Surabaya.

Nampa. 2015. Tentang Kemfoods. http//www.nampa-ind.com [09 April 2015]. Nariswara, Y., N. Hidayat, dan M. Effendi. 2013.Pengaruh waktu dan gaya tekan

terhadap kekerasan dan waktu larut tablet effervescent dari serbuk wortel (Daucus carota l.). Jurnal Industria.2(1):27–35.

Nocolle, C., N. Cardinault, O. Aprikian, J. Busserolles, P. Grolier, E. Rock, C. Demigne, A. Mazur, A. Scalbert, P. Amouroux, dan C. Remesy. 2003. Effect of carrot intake on cholesterol metabolism and antioxidant status in cholesterol fed rats. Eur J Nutr 42:254–261.

Novary, E. W. 1999. Penanganan dan Pengolahan Sayuran Segar. Penebar Swadaya, Jakarta.

Rabinowitch, H. D. dan J. L. Brewster. 1989. Onions and Allied Crops: Biochemistry Food Science Minor Crops Volume 3. CRC Press, Canada. Rismunandar. 1993. Lada Budidaya dan Tataniaganya. Penebar Swadaya, Jakarta. Rohall, S., J. Ballintine, J. Vowels, L. Wexler, dan K. Goto. 2009. Who’s your

burger? Consumer acceptance and sensory properties of burger patties made with different types of meat or plant-based products. Californian Journal of Health Promotion. Volume 07:01-06.

Santoso, H. B. 1993. Pembuatan Tempe & Tahu Kedelai Bahan Makanan Bergizi Tinggi. Kanisius, Yogyakarta.

Santoso, J., Yoshie, Yumiko dan S. Takeshi. 2004. Komposisi mineral, asam lemak dan serat pada beberapa jenis rumput laut indonesia. Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia. 11(1):45 – 51.

Setiawan, A. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Hak Cipta Pusat Bahasa. Setyawan, N dan Widaningrum. 2013. Pengaruh suhu penggorengan vakum dan

cara pembumbuan terhadap karateristik keripik wortel. Jurnal Pascapanen. 10(3):106-115.

Soekarto, S. T. 1982. Penilaian Organoleptik untuk Pangan dan Hasil Pertanian. Bhratara Karya Aksara, Jakarta.

69

(4)

Sompotan, J. 2012. Fungsi garam tak sekedar asinkan masakan.

Sudarmadji, S., Haryono, B. dan Suhardi. 1997. Prosedur Analisis untuk Bahan Makanan dan Pertanian. UGM-Press, Yogyakarta.

Sulchan, M. dan E. Nur W. 2007. Nilai gizi dan komposisi asam amino tempe gembus serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan tikus. Majalah Kedokteran Indonesia. 57(3):80-86.

Suprapti, M. L. 2003. Pembuatan Tempe. Kanisius, Yogyakarta.

Suprapti, M. L. 2005. Tepung Tapioka Pembuatan & Pemanfaatannya. Kanisius, Yogyakarta.

Tarwotjo, C. S. 2008. Dasar-Dasar Gizi Kuliner. Penerbit Grasindo, Jakarta. Velde, F. V. D., S. H. Knutsen, A. I. Usov, H. S. Rollema dan A.S. Cerezo. 2002.

1

H and 13C high resolution NMR spectroscopy of carrageenans: application in research and industry. Trends in Food Science & Technology. 13:73-92.

Wahyuningsih, M. 2010. Kolesterol versus kalori. http://www.detik.com [06 April 2015].

Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Wirakusumah, E. S. 2000. Buah dan Sayur untuk Terapi. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Yunita, B. 2015. Pembuatan ham lembaran dengan menggunakan tepung kaya protein dengan penambahan zat penstabil. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

70

Referensi

Dokumen terkait

Interaksi antara perbandingan sari nenas dengan sari daun katuk dan konsentrasi karagenan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap total asam, berbeda

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan sari labu kuning dengan sari nenas memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar vitamin C, total asam, total padatan

Interaksi antara perbandingan sari nenas dengan sari daun katuk dan konsentrasi karagenan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap total asam,

Selama 10 hari penyimpanan terjadi penurunan nilai pH dan viabilitas bakteri asam laktat (BAL), peningkatan total asam tertitrasi (TAT) dan viskositas, serta tidak ditemukan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi gula merah dan konsentrasi starter memberikan pengaruh terhadap total asam laktat tertitrasi (%), total padatan terlarut

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa fortifikasi yoghurt dengan garam besi tidak berpengaruh terhadap total bakteri asam laktat pada semua perlakuan ketika yoghurt

Asam laktat yang dihasilkan dari proses fermentasi laktosa oleh bakteri asam laktat yang memberikan rasa asam yang khas pada yoghurt (Triyono, 2010).

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan guna mengetahui pengaruh lama fermentasi terhadap mutu mikrobiologi total bakteri asam laktat, kimia pH, total asam tertitrasi, dan organoleptik