• Tidak ada hasil yang ditemukan

Addthis PAJAK REKLAME

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Addthis PAJAK REKLAME"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PAJAK REKLAME

Tugas ini Diselesaikan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah

Pajak Daerah

Dosen Pengampu : Redaktur Wau S.E., M.Ak

Disusun Oleh :

KELOMPOK V

Daniel

1634030001

Rina Febriani

1634030017

Novrita

1434030027

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, bahwa atas

karunia-Nya makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini dapat diselesaikan

karena bantuan dan support pihak lain juga antara lain Redaktur Wau S.E., M.Ak

selaku dosen pajak daerah, orang tua, teman, dan pihak lainnya yang turut

membantu menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini m

embahas tentang “

Pajak Reklame

” Dan penulis berusaha

menyusun dengan baik, meskipun masih banyak kekurangan-kekurangan dari

cara pengupasan materinya.

Oleh karena itu, penulis menerima adanya kritik dan saran yang membangun dari

pihak manapun demi perbaikan di masa yang akan datang.

Mudah-mudahan makalah ini dapat menambah pengetahuan tentang perpajakan,

khususnya bagi penulis dan umumnya bagi teman-teman di Universitas 17

Agustus 1945 Jakarta.

Terima Kasih,

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ...

1

DAFTAR ISI ...

2

BAB 1 PENDAHULUAN ...

3

1.1 Latar Belakang Masalah ...

3

1.2 Rumusan Masalah ...

3

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan ...

3

1.4 Sistematika Penulisan ...

3

BAB 2 PEMBAHASAN ...

4

2.1

Pengertian Pajak Reklame ...

4

2.2

Dasar Hukum Pemungutan Pajak Reklame ...

4

2.3 Subjek, Objek, dan Wajib Pajak Reklame ...

4

2.4 Dasar Pengenaan Pajak, Tarif dan Cara Perhitungannya ...

7

2.5 Masa Pajak, Sistem Pemungutan, Saat Terutang Pajak, Cara

Perhitungan, STPD serta Pengurangan dan Keringanan Pajak

11

2.6 Sanksi dan Ketentuan Pidana ...

12

BAB 3 PENUTUP ...

13

3.1 Kesimpulan ...

13

3.2 Saran ...

13

(4)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Saat ini, reklame menjadi media promosi yang paling digemari bagi pengusaha diberbagai

daerah, hal ini dikarenakan reklame masih menjadi cara yang efektif untuk tujuan

memperkenalkan atau mempromosikan barang, jasa, orang atau badan yang dapat diketahui

oleh khalayak umum. Namun sayangnya, tidak semua orang mengetahui bagaimana cara

perhitungan pajak reklame serta tarif keseluruhan untuk memasang reklame tersebut. Oleh

sebab itu Pada makalah ini akan dibahas lebih jauh tentang pajak reklame dan cara

perhitungannya.

1.2

Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka diperlukan sub-pokok bahasan yang saling berhubungan,

sehingga penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa itu pajak reklame?

2. Siapa saja yang termasuk subjek dan objek pajak reklame?

3. Berapa besar tarif untuk pajak reklame?

4. Bagaimana cara perhitungan pajak reklame?

5. Apa sanksi bagi wajib pajak yang tidak taat aturan pajak reklame?

1.3

Tujuan dan Manfaat Penulisan

Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pajak Daerah dan

menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan masalah.

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan tentang salah satu

pajak daerah yaitu pajak reklame.

1.4

Sistematika Penulisan

Makalah ini disusun menjadi tiga bab, yaitu bab pendahuluan, bab pembahasan, dan bab

penutup. Adapun bab pendahuluan terbagi atas: latar belakang, rumusan makalah, tujuan dan

manfaat penulisan, serta sistematika penulisan. Sedangkan bab pembahasan dibagi berdasarkan

sub-bab yang berkaitan dengan peran permasalahan umum. Terakhir, bab penutup terdiri atas

(5)

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pajak Reklame

Pajak Reklame adalah pajak yang dipungut atas semua penyelenggaraan reklame.

Sedangkan pengertian reklame itu sendiri adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang

bentuk dan corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersial memperkenalkan,

menganjurkan, mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa,

orang, atau badan, yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan dan/atau dinikmati oleh

umum.

Secara garis besar reklame dibedakan menjadi dua jenis yaitu Reklame Produk dan

Reklame Non-Produk. Reklame Produk adalah reklame yang berisi tentang suatu barang atau

jasa dimana tujuan reklame tersebut semata-mata untuk keperluan promosi, sedangkan

Reklame Non Produk adalah jenis reklame yang semata-mata memuat nama

perusahaan/badan/nama profesi atau usaha, termasuk juga logo, simbol atau identitas

badan/perusahaan dan usaha yang dapat diketahui oleh khalayak umum.

2.2

Dasar Hukum Pemungutan Pajak Reklame

Dasar hukum pemungutan Pajak Hotel pada suatu kebupaten atau kota diatur dalam :

1. Undang Nomor 34 Tahun 2000 yang merupakan perubahan atas

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.

3. Peraturan daerah Kabupaten/kota yang mengatur tentang Pajak Reklame. Seperti Perda

provinsi DKI Jakarta No. 12 Tahun 2011 tentang pajak reklame.

4. Keputusan Bupati/walikota yang mengatur tentang Pajak reklame sebagai aturan

pelaksanaan peraturan daerah tentang Pajak reklame pada kabupaten/kota dimaksud.

2.3 Subjek, Objek, dan Wajib Pajak Reklame

2.3.1 Subjek Pajak Reklame

(6)

2.3.2 Objek Pajak Reklame

1. Objek Pajak Reklame adalah semua penyelenggaraan reklame.

2. Objek pajak sebagaimana dimaksud pada angka (1), meliputi:

a. reklame papan/billboard/videotron/megatron dan sejenisnya adalah

penyelenggaraan reklame yang menggunakan layar monitor untuk menayangkan

iklan baik berupa gambar, rekaman video yang ditayangkan dalam bentuk Compact

Disc, Digital Video Disc dan sejenisnya, atau tulisan dalam bentuk apapun yang

dapat berubah-ubah secara terprogram dan difungsikan dengan tenaga listrik atau

tenaga lainnya.

b. reklame kain adalah reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan bahan

kain, termasuk kertas, plastik, karet atau bahan lain yang sejenis dengan itu.

c. reklame melekat/stiker adalah reklame yang berbentuk lembaran lepas,

diselenggarakan dengan cara disebarkan, diberikan atau dapat diminta untuk

ditempelkan, dilekatkan, dipasang dan digantungkan pada suatu benda dengan

ketentuan luasnya tidak lebih dari 200 cm2 (dua ratus centimeter persegi) per

lembar.

d. reklame selebaran adalah reklame yang berbentuk lembaran lepas,

diselenggarakan dengan cara disebarkan, diberikan atau dapat diminta dengan

ketentuan tidak untuk ditempelkan, dilekatkan, dipasang dan digantungkan pada

suatu benda lain :

e. reklame berjalan adalah reklame yang ditempatkan atau ditempelkan pada

kendaraan yang diselenggarakan dengan mempergunakan kendaraan atau dengan

cara dibawa oleh orang.

f. reklame udara adalah reklame yang diselenggarakan di udara dengan

menggunakan gas, laser, pesawat udara atau alat lain yang sejenis.

g. reklame apung adalah reklame yang diselenggarakan dengan cara terapung di

permukaan air.

h. reklame suara adalah reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan

kata-kata yang diucapkan atau dengan suara yang ditimbulkan dari atau oleh perantaraan

alat.

i. reklame film/slide adalah reklame yang diselenggarakan dengan cara

(7)

alat untuk diproyeksikan dan/atau dipancarkan pada layar atau benda lain di dalam

ruangan.

j. reklame peragaan adalah reklame yang diselenggarakan dengan cara

memperagakan suatu barang dengan atau tanpa disertai suara.

3. Tidak termasuk sebagai objek Pajak Reklame adalah:

a. reklame yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah;

b. penyelenggaraan reklame melalui internet, televise, radio, warta harian, warta

mingguan, warta bulanan, dan sejenisnya;

c. label/merek produk yang melekat pada barang yang diperdagangkan, yang

berfungsi untuk membedakan dari produk sejenis lainnya;

d. nama pengenal usaha atau profesi yang dipasang melekat pada bangunan tempat

usaha atau profesi diselenggarakan dengan ketentuan yang mengatur nama

pengenal usaha atau profesi tersebut yang luasnya tidak melebihi 1 m² (satu meter

persegi), ketinggian maksimum 15 (lima belas meter dengan jumlah reklame

terpasang tidak lebih dari 1 (satu) buah;

e. penyelenggaraan reklame yang semata-mata memuat nama tempat ibadah dan

tempat panti asuhan;

f. penyelenggaraan reklame yang semata-mata mengenai pemilikan dan/atau

peruntukan tanah, dengan ketentuan luasnya tidak melebihi 1 m² (satu meter

persegi) dan diselenggarakan di atas tanah tersebut kecuali reklame produk;

g. diselenggarakan oleh perwakilan diplomatic, perwakilan konsulat, perwakilan PBB

serta badan-badan khususnya badan-badan atau lembaga organisasi internasional

pada lokasi badan-badan dimaksud.

2.3.3 Wajib Pajak Reklame

1. Wajib Pajak Reklame adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan

reklame.

2. Dalam hal reklame diselenggarakan sendiri secara langsung oleh orang pribadi

atau badan, Wajib Pajak Reklame adalah orang pribadi atau badan tersebut.

3. Dalam hal reklame diselenggarakan melalui pihak ketiga, pihak ketiga tersebut

(8)

2.4 Dasar Pengenaan Pajak, Tarif dan Cara Perhitungannya.

2.4.1 Dasar Pengenaan Pajak

1. Dasar pengenaan Pajak Reklame adalah Nilai Sewa Reklame (NSR).

2. NSR sebagaimana dimaksud pada angka (1), diatur sebagai berikut:

a. Reklame yang diselenggarakan oleh pihak ketiga, NSR ditetapkan berdasarkan

Nilai kontrak reklame.

b. Reklame yang diselenggarakan sendiri, NSR dihitung dengan memperhatikan

faktor-faktor:

1. jenis;

2. bahan yang digunakan;

3. lokasi penempatan;

4. waktu;

5. jangka waktu penyelenggaraan;

6. jumlah, dan

7. ukuran media reklame.

c. Dalam hal NSR sebagaimana dimaksud pada huruf a tidak diketahui dan/atau

dianggap tidak wajar, NSR ditetapkan dengan menggunakan faktor-faktor

sebagaimana dimaksud pada huruf b.

d. Lokasi penempatan adalah lokasi peletakan reklame menurut kelas jalan yang

dirinci sebagai berikut:

1. Protokol A;

2. Protokol B;

3. Protokol C;

4. Ekonomi Kelas I;

5. Ekonomi Kelas II;

6. Ekonomi Kelas III;

(9)

3. Besaran Nilai kelas Jalan ditetapkan dalam table Hasil Perhitungan Nilai Sewa

Reklame sebagai berikut:

a. Hasil Perhitungan Nilai Sewa Reklame (NSR) Non Produk

b. Hasil Perhitungan Nilai Sewa Reklame Produk

No. Lokasi Ukuran Jangka Waktu Ketinggian Reklame NSR (Rp)

1. Protokol A 1 M2 1 Hari s.d 15 Meter 25.000

2. Protokol B 1 M2 1 Hari s.d 15 Meter 20.000

3. Protokol C 1 M2 1 Hari s.d 15 Meter 15.000

4. Ekonomi Kelas I 1 M2 1 Hari s.d 15 Meter 10.000

5. Ekonomi Kelas II 1 M2 1 Hari s.d 15 Meter 5.000

6. Ekonomi Kelas III 1 M2 1 Hari s.d 15 Meter 3.000

7. Lingkungan 1 M2 1 Hari s.d 15 Meter 2.000

No. Lokasi Ukuran Jangka Waktu Ketinggian Reklame NSR (Rp)

1. Protokol A 1 M2 1 Hari s.d 15 Meter 125.000

2. Protokol B 1 M2 1 Hari s.d 15 Meter 100.000

3. Protokol C 1 M2 1 Hari s.d 15 Meter 75.000

4. Ekonomi Kelas I 1 M2 1 Hari s.d 15 Meter 50.000

5. Ekonomi Kelas II 1 M2 1 Hari s.d 15 Meter 25.000

6. Ekonomi Kelas III 1 M2 1 Hari s.d 15 Meter 15.000

(10)

c. Hasil perhitungan NSR untuk reklame Light Emitting Diode (LED) dan sejenisnya

HASIL PERHITUNGAN NILAI SEWA REKLAME (NSR)

No

Lokasi

Penempatan/

Ukuran

NSR

NSR BERDASARKAN DURASI 30 DETIK/TAYANG/HARI PADA

MASING-MASING PENGELOMPOKKAN (CLUSTER) UKURAN LUAS BIDANG

REKLAME/LAYAR

sejenisnya setiap 100 m2 (seratus meter persegi) kedua dan seterusnya dikenakan tambahan

25% (dua puluh lima persen) dari hasil perhitungan NSR.

e. Hasil perhitungan NSR untuk jenis reklame lainnya ditetapkan sebagai berikut:

1. reklame melekat : Rp 1.000,00/cm2 (seribu rupiah per centimeter persegi)

(sekurang-kurangnya Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) setiap kali penyelenggaraan.

2. reklame selebaran : Rp 10.000,00/lembar (sepuluh ribu rupiah per lembar)

sekurang-kurangnya Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) setiap kali penyelenggaraan.

3. reklame berjalan/kendaraan : Rp 50.000,00/m2/hari (lima puluh ribu rupiah) per meter

persegi per hari.

4. reklame udara : Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah) untuk paling lama 1 (satu) bulan

(11)

5. reklame apung : Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah) untuk paling lama 1 (satu) bulan

penayangan.

6. reklame suara : Rp 5.000,00/30 detik (lima ribu rupiah per tiga puluh detik) bagian

waktu yang kurang dari 30 (tiga puluh) detik dihitung menjadi 30 (tiga puluh) detik.

7. reklame file/slide :Rp 10.000,00/30 detik (sepuluh ribu rupiah per tiga puluh detik),

bagian waktu yang kurang dari 30 (tiga puluh) detik dihitung menjadi 30 (tiga puluh)

detik.

8. reklame peragaan : Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) per setiap penyelenggaraan

f. Untuk penyelenggaraan reklame di dalam ruangan (indoor) dihitung dan ditetapkan sebesar

50% dari NSR.

g. Untuk penyelenggaraan reklame rokok dan minuman beralkohol dikenakan tambahan

pajak sebesar 25% dari hasil perihutungan NSR.

h. Untuk setiap penambahan ketinggian sampai dengan 15 meter, dikenakan tambahan pajak

sebesar 20% dari Hasil Perhitungan NSR.

2.4.2 Tarif Pajak Reklame

Tarif Pajak Reklame ditetapkan paling besar 25% (dua puluh lima persen) dan tarif ini

ditetapkan dengan peraturan daerah.

2.4.3 Cara Perhitungan

1. Besaran Pokok Pajak Reklame yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif

pajak yaitu 25% dengan dasar pengenaan pajak yaitu Nilai Sewa Reklame (NSR).

2. Hasil Perhitungan NSR sebagaimana dimaksud dalam dasar pengenaan pajak

ditetapkan dengan Peraturan Gubernur.

Contoh : Perusahaan A ingin memasang Baliho ukuran 3 X 6 meter di area Kuningan

(Protokol A) sebanyak 6 buah selama 7 hari maka perhitungannya adalah sebagai berikut

Pajak Reklame = 18 m x 6 buah x 125.000 x 7 hari x 25% = Rp. 23.625.000

PAJAK REKLAME = TARIF PAJAK X DASAR PENGENAAN PAJAK (NSR)

(12)

2.5 Masa Pajak, Sistem Pemungutan, Saat Terutang Pajak, Cara Perhitungan,

STPD serta Pengurangan dan Keringanan Pajak

2.5.1 Masa Pajak

Masa Pajak Reklame adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan 1 (satu) bulan

takwim.

2.5.2 Sistem Pemungutan

Sistem pemungutan pada pajak reklame adalah official assessment system yaitu

pengenaan pajak yang dibayar oleh wajib pajak setelah terlebih dahulu ditetapkan oleh

gubernur atau pejabat yang ditunjuk melalui SKPD.

2.5.3 Saat Terutang Pajak

Pajak terutang dalam masa pajak terjadi pada saat penyelenggaraan reklame atau

diterbitkan Surat Ketetapan Pajak daerah (SKPD).

2.5.4 Tata Cara Pembayaran Pajak

 Wajib Pajak Menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) ke Seksi Pajak Bidang Pendapatan Dinas PPKAD (Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan

dan Aset Daerah)

 Petugas Seksi Pajak Membuat Nota Perhitungan dan menetapkan pajak terutang dengan

SKPD dan ditanda tangani oleh Kepala Bidang/Kepala Seksi Pajak

 Petugas Seksi Pajak membuatkan SSPD (Surat Setoran Pajak Daerah)

 Wajib Pajak Membayar Pajak Daerah dengan SKPD dilampiri SSPD ke Bank.

Jatuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak yang terutang paling lama 30 (tiga

puluh) hari kerja saat terutang pajak.

2.5.5 Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD)

Bupati dapat menerbitkan STPD jika:

1. pajak dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar;

2. Dari hasil penelitian SPTPD terdapat kekurangan pembayaran sebagai akibat

(13)

2.5.6 Pengurangan dan Keringanan Pajak

Bupati berdasarkan permohonan Wajib Pajak dapat memberikan pengurangan dan

keringanan pajak, dalam hal:

1. terjadi suatu bencana;

2. pemberian stimulus kepada masyarakat/Wajib Pajak dengan

memperhatikan kemampuan Wajib Pajak;

3. usaha pengentasan kemiskinan;

4. usaha peningkatan perekonomian masyarakat; dan

5. terdapat alasan lain dari Wajib Pajak yang dapat dipertanggung jawabkan.

2.6 Sanksi dan Ketentuan Pidana

2.6.1 Sanksi

1. Pihak pemesan reklame dan/atau pihak ketiga, yang menyampaikan Nilai Kontrak

Reklame yang tidak benar atau tidak sesuai dengan Nilai Kontrak Reklame yang

sebenarnya seperti mengurangi atau memalsukan Nilai Kontrak Reklame yang

berakibat terdapatnya kerugian Pajak Daerah dikenakan sanksi administrasi dan sanksi

pidana di bidang perpajakan atau sanksi pidana sesuai peraturan perundang-undangan.

2. Sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berupa kenaikan sebesar 25%

(dua puluh lima persen) dari Pajak Reklame yang kurang dibayar ditambah dengan

bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan yang dihitung sejak tanggal Surat Ketetapan

Pajak Daerah (SKPD) Pajak Reklame pertama kali diterbitkan.

3. Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dengan cara menerbitkan Surat

Tagihan Pajak Daerah (STPD).

2.6.2 Ketentuan Pidana

1. Wajib pajak yang karena kealpaannya tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi

dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar

sehingga merugikan keuangan daerah dapat dipidana dengan pidana kurungan paling

lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang

tidak atau kurang dibayar.

2. Wajib pajak yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan

tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga

merugikan keuangan daerah dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 tahun

(14)

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. Pajak Reklame adalah pajak yang dipungut atas semua penyelenggaraan reklame.

2. Subjek Pajak Reklame adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan reklame.

3. Objek Pajak Reklame adalah semua penyelenggaraan reklame.

4. Wajib Pajak Reklame adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan

reklame.

5. Dasar pengenaan Pajak Reklame adalah Nilai Sewa Reklame (NSR).

6. Tarif Pajak Reklame ditetapkan paling besar 25%

7. Cara perhitungan pajak reklame adalah dengan cara mengalikan tarif pajak yaitu 25%

dengan dasar pengenaan pajak yaitu Nilai Sewa Reklame (NSR).

8. Masa Pajak Reklame adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan 1 (satu) bulan

takwim.

9. Sistem pemungutan pada pajak reklame adalah official assessment system

10.Pajak terutang dalam masa pajak terjadi pada saat penyelenggaraan reklame atau

diterbitkan Surat Keteapan Pajak daerah (SKPD).

11.Jatuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak yang terutang paling lama 30 (tiga

puluh) hari kerja saat terutang pajak.

12.Bupati dapat memberikan pengurangan dan keringanan pajak, dalam hal

terdapat alasan dari Wajib Pajak yang dapat dipertanggung jawabkan.

13.Bupati dapat menerbitkan STPD jika pajak dalam tahun berjalan tidak atau

kurang dibayar;

14.Sanksi bagi wajib pajak yang tidak patuh terhadap pajak reklame maka dikenakan

sanksi administrasi dan sanksi pidana.

3.2 Saran

Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi para

(15)

DAFTAR PUSTAKA

http://bprd.jakarta.go.id/pajak-reklame/

https://www.cermati.com/artikel/pajak-reklame-apa-itu-dan-bagaimana-perhitungannya

http://konsultanreklame.com/tarif-harga-pajak-reklame-terbaru-tahun-2017-2018/

http://ortax.org/ortax/?mod=aturan&page=show&id=15502

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Tipe kunci untuk proses enkripsi dan dekripsi yang akan digunakan sebagai kunci masukan merupakan hasil dari fungsi hash.. Rancangan fungsi hash yang dapat digunakan adalah

Tujuan penelitian ini adalah tersusunnya perangkat IPA terpadu tema minuman kemasan yang memiliki kriteria kelayakan teoritis, kelayakan empiris dan hasil belajar

Proses pemaksimalan kreativitas verbal dapat dilakukan dengan pembiasaan pola fikir secara unik serta keberanian untuk menyampaikan sesuatu yang berbeda, sehingga

Henpin bersistem operasi Android 4.4 KitKat ini dilengkapi fitur-fitur untuk mendukung kinerja seperti prosesor Cortex A7 Snapdragon Dual Core 1.2GHz dan kartu grafis atau GPU

Dengan berlakukanya peraturan Daerah ini, maka peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor 18 Tahun 2013 tentang Bagian Desa dari Hasil penenmaan Pajak Daerah dan

Data yang dikumpulkan meliputi data sekunder yang diperoleh dari Seksi Sumber Daya Kesehatan di Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara, bagian pengadaan barang/jasa

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pemberian pakan campuran ampas tahu pada media cacing tanah Pheretima sp berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhap pertumbuhan

Setiap manusia tidak akan terlepas dari orang-orang yang berbeda disekelilingnya ataupun tempat mereka bekerja untuk berinteraksi dan berkomunikasi. Mereka akan