• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 732013601 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 732013601 Full text"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Pemenuhan Hak Pekerja Hotel Terkait Pengaturan Jam Kerja

Dan Hari Libur

(Studi Kasus: Hotel Le Beringin Salatiga)

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Pariwisata

Peneliti :

Rindo Bagus Sanjaya (732013601) Yesaya Sandang, M.Hum.

Lasti Nur Satiani, M.Pd.

Program Studi Destinasi Pariwisata Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

1

Pemenuhan Hak Pekerja Hotel Terkait Pengaturan Jam Kerja dan Hari Libur

(Studi Kasus: Hotel Le Beringin Salatiga) 1

Rindo Bagus Sanjaya, 2Yesaya Sandang, 3Lasti Nur Satiani

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: 1)rindo.sanjaya@gmail.com, 2)yesayasandang@gmail.com, 3)

l_nursat@yahoo.co.id

Abstract

In the practice of tourism, human right is one component should be considered. Hospitality industry is the tourism dimension which cannot inseparable from the fulfillment of the rights of workers, because it requires a lot of labor operations. Right fulfillment deals with working hours and day off. Realizing that it is necessary to discuss the topic above, this study aims to lift the topic related to the fulfillment of the hotel workers' right working hours and day off. This study used a mixed methods to obtain results which could be supplemented each other, because it cannot be done with a single method only. Data were taken from four divisions at the Hotel Le Beringin Salatiga, namely Front Office, Food & Beverage, Housekeeping, and Security. This study uses data collection questionnaire and interviews gathered on 22nd-27th September, 2014. The questionnaire was adapted from the Human Rights Compliance Assessment (2006) and “Indonesian Law No. 13/2003 about Labour”, and Beddoe (2004) who also conducted a research on human rights of workers in tourism sectors. The results of the questionnaires and interviews were analyzed, then concluded the findings that have been obtained. This finding may indicate whether the rights of the workers are fulfilled or not by emphasizing the specific reasons behind them. From the finding of this study, some recommendations were also proposed to increase the “rights of workers” fulfillment.

Keywords : Rights of Workers, Working Hours, Day Off

Pendahuluan

Di Indonesia, pariwisata ikut berkontribusi dalam memberikan dampak positif bagi berbagai lapisan masyarakat. Salah satu dampak tersebut dapat dilihat dari terbukanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Penyerapan tenaga kerja dari sektor kepariwisataan pada tahun 2013 mencapai 10,18 juta orang atau 8,89 persen dari total tenaga kerja nasional (Pangestu, 2014). Tenaga kerja tersebut tersebar di berbagai usaha pariwisata, di mana salah satunya adalah sarana

1

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Destinasi Pariwisata, Universitas Kristen Satya Wacana

2

Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Destinasi Pariwisata, Universitas Kristen Satya Wacana

3

(8)

2 akomodasi atau perhotelan. Hotel termasuk dalam kategori usaha padat modal dan padat karya, artinya selain membutuhkan modal yang besar, hotel juga menggunakan tenaga kerja yang banyak (Arief, 2005).

Dengan banyaknya tenaga kerja yang terserap, hak-hak pekerja di sektor perhotelan harus diperhatikan dengan seksama. Sebagaimana dituliskan dalam UU Kepariwisataan4, bahwa pariwisata juga mempunyai prinsip untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia. Salah satu hak pekerja tersebut adalah jam kerja dan hari libur. Jam kerja adalah waktu yang telah ditetapkan dan diatur dalam periode tertentu bagi satu kelompok orang untuk bekerja di suatu tempat kerja (Tayari & Smith, 1997). Hari libur sendiri adalah hari untuk istirahat dan tidak bekerja (KBBI).

Hotel merupakan sektor usaha yang selalu beroperasi setiap hari, di mana tingkat okupansi tamu dan season tertentu (terkhusus high season) dapat mempengaruhi jam kerja dan hari libur pegawainya. Oleh sebab itu, hotel dikategorikan sebagai sektor usaha dengan jam kerja yang fleksibel (Widoatmodjo, 2005). Namun dalam prakteknya, ternyata ada berbagai persoalan dalam jam kerja dan hari libur di sektor perhotelan. Contoh kasus, di Nile Cruise, Mesir, pekerja kapal pesiar harus bekerja lebih dari standar jam kerja yang ditentukan, dengan upah lembur yang tidak dibayarkan. Kemudian, di Grand Canaria, Spanyol, 6 (enam) pekerja dari divisi laundry harus menyetrika 3000 seprei, 5000 handuk, 3000 serbet, dan 1000-2000 taplak hanya pada jam kerja sore (Beddoe, 2004).

Jam kerja dan hari libur merupakan hak pegawai yang perlu diperhatikan sebagai tanggung jawab dari pengelola dan managemen perusahaan. Dengan diperhatikannya hak perkerja terkait pengaturan jam kerja dan pemberian hari libur, dapat memberikan dampak positif bagi usaha dan aktivitas perhotelan. Seperti kinerja, efisiensi dan produktivitas yang lebih baik, retensi staf meningkat, tingkat stres pekerja menurun, serta pelayanan yang memuaskan, di mana perhotelan merupakan sektor usaha yang mengedepankan sikap keramahtamahan. Seperti halnya di Hotel Le Beringin Salatiga.

Hotel Le Beringin Salatiga merupakan salah satu hotel berbintang 3 (tiga) di Salatiga, di mana hak pegawai terkait jam kerja dan hari libur juga perlu diperhatikan, supaya dalam pelaksanaannya dapat sesuai dengan aturan dan undang-undang yang berlaku. Hotel Le Beringin Salatiga diharapkan dapat menjadi salah satu komponen pariwisata yang menjunjung hak asasi pekerja terkait dengan pengaturan jam kerja dan pemberian hari libur bagi pegawainya.

4

(9)

3

1. Rumusan Masalah

Didasari pada masalah hak pekerja hotel yang telah disampaikan sebelumnya, penelitian ini akan membahas tentang masalah jam kerja dan hari libur kerja di Hotel Le Beringin di Kota Salatiga. Salatiga merupakan kota yang terletak di antara kota besar, yaitu Semarang, Solo, dan Jogja, di mana di dalamnya terdapat sarana penunjang pariwisata seperti hotel, restauran, obyek daya tarik wisata, dan sebagainya. Sehingga, banyak orang yang datang untuk menikmati Kota Salatiga sebagai salah satu tujuan wisata, khususnya untuk menikmati sarana akomodasinya. Oleh karena itu, Salatiga dikenal sebagai kota transit (Web resmi Pemerintahan Kota Salatiga, 2014).

Pertanyaan utama penelitian ini adalah: bagaimana pemenuhan hak pekerja di Hotel Le Beringin Salatiga terkait jam kerja dan pemberian hari libur. Adapun tujuan utama dari penelitian ini adalah mendapatkan sebagian potret serta identifikasi awal praktek yang dialami oleh pekerja hotel. Manfaat penelitian ini bagi pekerja adalah untuk mengangkat masalah hak pekerja terkait pengaturan jam kerja dan hari libur. Bagi pihak hotel adalah sebagai bahan evaluasi dan penilaian seberapa baik pemenuhan hak terkait pengaturan jam kerja dan hari libur yang diterima oleh pekerja.

2. Jam Kerja dan Hari Libur

Ada penelitian terdahulu terkait masalah standar pekerja di sektor

pariwisata dengan judul “Labour Standards Social Responsibility and Tourism”.

Terkait dengan jam kerja, banyak masalah yang dihadapi oleh pekerja, di mana pekerja memiliki sedikit waktu untuk keluarga, kelelahan secara mental dan fisik karena jam kerja yang panjang, serta merasa dirugikan karena hak lembur yang tidak dibayarkan dengan baik. Hak pekerja ini seringkali terabaikan dan belum sepenuhnya diberikan. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan jam kerja yang panjang dapat mempengaruhi perilaku dan kondisi pekerja. Selain itu jam kerja tambahan atau lembur perlu menjadi perhatian perusahaan. Perusahaan dapat memberikan ketentuan lama jam lembur bagi pekerja dan memberikan upah yang sesuai (Beddoe, 2004).

Jam kerja ini mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan dalam hal psikologis, sosial dan pribadi. Pengaruh-pengaruh jam kerja tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Tayari & Smith, 1997) :

 Berdasarkan tipe pekerjaan. Ada pekerjaan yang membutuhkan ketelitian, kesabaran dan kehati-hatian secara khusus. Dengan adanya jam kerja yang tidak teratur, akan mengurangi hal-hal khusus yang diperlukan dalam pekerjaan tersebut. Pekerjaan khusus itu seperti inspeksi atau kontrol kualitas, dan sebagainya. Sehingga dengan memberikan pengaturan jam kerja yang jelas, akan lebih meningkatkan kualitas dan ketelitian bagi setiap pekerja, terlebih bagi pekerja dalam bidang-bidang khusus.

(10)

4 juga rentan terhadap masalah kesehatan, untuk itu harus ada standar jam kerja yang jelas untuk pegawai.

 Tipe pekerja. Pekerja yang sudah berusia lanjut memiliki kemampuan yang minimal untuk menstabilkan irama tubuh ketika perubahan jam kerja. Jadi, biasanya pekerja usia lanjut tidak mempunyai pergantian jam kerja, tetapi sudah ditetapkan bahwa jam kerja pekerja tersebut tidak berubah-ubah.

Lier et al (2010) menyatakan, untuk hari libur kerja ada dua kategori, yaitu libur wajib dan libur hari raya, serta ada kesempatan cuti bagi pekerja hotel. Libur wajib ini didapatkan oleh pekerja setelah 5 hari kerja, karena hotel menggunakan sistem kerja 5 hari dan 1 hari libur, kemudian ada pergantian jam kerja setelah itu. Untuk libur hari raya, pekerja biasanya tidak mendapatkan libur ketika hari raya berlangsung, tetapi libur didapatkan sehari sebelum atau sesudah hari raya tersebut. Ini dikarenakan hotel merupakan sektor usaha yang selalu beroperasi setiap hari, sehingga harus ada penyesuaian jam kerja dan hari libur pekerja. Tetapi beberapa hotel memberikan kebijakan merayakan hari raya bagi pekerja yang memang merayakannya. Tetapi semua kebijakan tersebut mempunyai kesepakatan-kesepakatan sebelumnya, dan setiap hotel mempunyai aturannya sendiri-sendiri.

Menurut Grubb dan Wells (1993), jam kerja dibagi menjadi dua kategori, yaitu full time (kerja penuh) dan part time (paruh waktu). Jam kerja yang ditetapkan bagi kedua kategori ini juga berbeda. Untuk full time atau kerja penuh, pekerja dalam satu minggu dapat bekerja tidak lebih dari 45 jam, dengan jam kerja 8 atau 9 jam perhari. Kemudian untuk part time sendiri belum ada ketentuan jelasnya berapa jam yang harus diperlukan. Grubb dan Wells (1993) menambahkan, managemen hotel seringkali memanfaatkan tenaga part time untuk meng-cover jam kerja full time yang pekerjaannya belum selesai, sehingga pekerja paruh waktu seringkali mendapatkan total jam kerja yang sama terhadap jam kerja full time. Perusahaan juga perlu memperhatikan standar-standar waktu bekerja bagi pegawainya, yaitu:

 Standar maksimum bekerja perminggu. Perusahaan menetapkan standar waktu bekerja pegawainya dalam kurun bekerja satu minggu, jika melebihi jam kerja yang telah ditentukan, maka ada upah kerja sesuai dengan waktu yang ditempuh oleh pekerja.

 Ruang lingkup untuk distribusi jam yang fleksibel di seluruh minggu atau bulan. Perusahaan dapat menetapkan distribusi jam yang fleksibel, ini terkait pengaturan jam kerja. Walaupun fleksibel tetapi harus ada kejelasan dalam pelaksanaannya. Perusahaan menetapkan jam kerja terjadwal bagi pegawainya, supaya rotasi bekerja pegawai jelas dan pasti.

 Pembatasan kerja yang berlaku untuk hari Sabtu dan kerja malam. Pembatasan kerja Sabtu dan kerja malam ini hanya untuk divisi tertentu saja. Untuk divisi lain tetap mengikuti standar kerja hotel 5 hari kerja dan 1 hari libur.

3. Konteks Indonesia

(11)

5 Pada UU. No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan dijelaskan bahwa, kepariwisataan telah berkembang menjadi suatu fenomena global, menjadi kebutuhan dasar, serta menjadi bagian dari hak asasi manusia yang harus dihormati, serta dapat memberikan manfaat untuk kesejahteraan rakyat, keadilan, kesetaraan, dan proporsionalitas. Pariwisata juga memiliki fungsi sebagai aset sumber daya manusia, di mana selain memberdayakannya, pariwisata juga harus memberikan kesejahteraan bagi setiap pelaku pariwisata tersebut.

Hak pekerja terkait jam kerja dan hari libur juga tercatat di dalam UU. No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pada pasal 77-85 serta dalam Human Rights Compliance Assesment/HRCA (2006). Di mana pekerja berhak menerima hak sesuai dengan aturan yang telah berlaku dalam undang-undang tersebut. UU ketenagakerjaan maupun HRCA telah menetapkan standar-standar bekerja pada sektor usaha dan perusahaan tertentu terkait jam kerja dan hari libur, yaitu:

 Waktu Kerja

Pengusaha wajib melaksanakan waktu kerja yang telah diatur dalam peraturan perburuhan/ketenagakerjaan. Untuk waktu kerja seminggu 6 hari kerja, buruh maksimal bekerja selama 7 jam sehari atau 40 jam seminggu. Sedangkan untuk waktu kerja seminggu 5 hari kerja, buruh bekerja maksimal 8 jam sehari atau 40 jam seminggu.

 Upah Lembur

Upah yang diberikan ketika pekerja melebihi waktu kerja yang sudah ditentukan, yaitu lebih dari 8 jam sehari untuk 5 hari kerja, dan 7 jam sehari untuk 6 hari kerja. Atau jumlah akumulasi kerjanya lebih dari 40 jam seminggu. Dalam memberikan jam lembur, harus ada persetujuan dengan pekerja/buruh yang bersangkutan.

Untuk waktu kerja lembur hanya dilakukan paling banyak 3 jam dalam satu hari dan 14 jam dalam bekerja 1 minggu. Tetapi ada pengecualian pada sektor usaha atau pekerjaan tertentu untuk lembur tidak lebih dari 3 jam dalam sehari atau 14 jam dalam seminggu, ini disesuaikan kembali dengan tipe dan jenis pekerjaan serta di mana pekerjaan itu dilaksanakan.

 Waktu Istirahat, Libur, dan Cuti Kerja

Pengusaha wajib untuk memberikan waktu istirahat bagi buruh setelah bekerja selama 4 jam terus menerus. Waktu istirahat ini tidak termasuk hitungan jam kerja dan dilakukan selama setengah jam. Karena fleksibilitas jam kerja di hotel, maka dalam prakteknya hotel biasa memberikan jam istirahat sekaligus 1 jam dalam kurun bekerja 8 jam.

Dalam UU disebutkan bahwa waktu istirahat bagi pekerja dalam kurun bekerja 6 hari adalah 1 hari waktu istirahat, sedangkan dalam kurun bekerja 5 hari mendapatkan 2 hari waktu istirahat.

Untuk cuti tahunan, perusahaan sekurang memberikan 12 hari libur berbayar bagi pegawainya, tetapi kebijakan tersebut diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.

 Pekerja Wanita

(12)

6 pekerja dan pengusaha yang dituangkan dalam perjanjian kerja bersama atau peraturan perusahaan.

Artinya, mekanisme pengambilan cuti hamil yang dimaksud tidak mesti 1,5 bulan sebelum melahirkan dan 1,5 bulan sesudah melahirkan. Bisa diatur apakah satu minggu atau dua minggu sebelum melahirkan. Yang penting total istirahat selama periode melahirkan adalah 3 bulan.

Selama masa cuti melahirkan, pekerja tersebut tetap berhak mendapat upahnya secara penuh, kecuali tunjangan yang tidak tetap. Selain itu, Pekerja/buruh perempuan yang anaknya masih menyusu harus diberi kesempatan sepatutnya.

4. Metode Penelitian

Dua metode dilakukan untuk memperoleh data di lapangan, yaitu metode kuantitatif dan kualitatif. Metode penelitian kuantitatif dilakukan dengan cara pengisian kuesioner yang bertujuan untuk membuat kesimpulan dari temuan-temuan yang ada. Sedangkan metode penelitian kualitatif selanjutnya dilakukan untuk melengkapi data kuantitatif supaya data menjadi lebih jelas.

Data diambil dari dua sudut pandang, yaitu dari sisi managemen sebagai pihak yang memberi wewenang pelaksanaan pekerjaan dan dari sisi operasional sebagai pihak yang melaksanakan wewenang. Data kuantitatif diambil menggunakan pengambilan sampel acak terstrata. Pengambilan sampel acak terstrata digunakan ketika perbandingan dari sub-kelompok diketahui dalam populasi, kemudian pemilahan dilakukan secara acak dari setiap strata yang ada (Tashakkori & Teddlie, 2010). Kuesioner yang dibagikan merupakan jenis kuesioner tertutup yang diadaptasi dari Human Rights Compliance Assessment (2006) dan UU No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Data sampel dibatasi pada 4 divisi dengan kriteria kerja fulltime, supaya penelitian ini dapat lebih fokus. Pekerja fulltime adalah pekerja dengan jam kerja tetap yang sama setiap harinya. Dalam hal ini, Hotel Le Beringin menggunakan sistem 5 hari kerja dan 1 hari libur, dengan waktu kerja 8 jam dalam kurun bekerja 1 hari. Empat divisi terpilih merupakan divisi hotel yang mempunyai jam kerja yang berbeda dengan divisi lainnya, seperti jam malam, pemberian cuti dan hari libur, serta rotasi bertemu tamu. Divisi terpilih ini yaitu Front Office, Food & Beverage, House Keeping, dan Security. Pembagian kuesioner dilakukan langsung per-divisi yang dibawahi oleh HRD.

Kuesioner diisi dengan beberapa kategori, yaitu dari status kepegawaian, jenis kelamin, dan status pernikahan. Status kepegawaian terdiri dari pegawai tetap dan pegawai kontrak. Jenis kelamin terdiri dari laki-laki dan perempuan. Status pernikahan terdiri dari menikah dan belum menikah. Kemudian pilihan jawaban pernyataan dibagi menjadi 2 jawaban, yaitu; Ya dan Tidak.

(13)

7 wawancara kepada perwakilan tiap divisi untuk mengetahui alasan-alasan pekerja terkait pemenuhan hak atas jam kerja dan hari libur yang tidak dapat diperoleh dari hasil kuesioner.

Pengisian kuesioner dilakukan sepenuhnya oleh pegawai hotel tanpa ada intervensi dari pihak managemen. Kemudian wawancara kepada pegawai dilakukan setelah temuan diketahui. Sedangkan wawancara dengan pihak managemen dilakukan seiring dengan pengambilan kuesioner di hotel, di mana temuan belum diketahui.

Setelah data terkumpul, data kuesioner dikelompokkan berdasarkan kategorinya, dan hasil wawancara diidentifikasi sesuai dengan jawaban yang sudah diberikan oleh informan. Kemudian, semua gagasan utama diringkas ke dalam empat bagian: 1) libur dan cuti kerja; 2) ijin kerja; 3) jam kerja dan lembur; dan 4) jam istirahat.

5. Hasil dan Pembahasan

Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis untuk menjawab pertanyaan penelitian. Data kuesioner dan wawancara dipresentasikan mengikuti rumusan masalah. Untuk memberikan informasi yang jelas tentang responden dan narasumber, disajikan tabel di bawah ini:

Tabel 1. Data Responden

Divisi Pekerjaan

Status Pegawai Jenis Kelamin Status Pernikahan

PT PK L P M BM

Front Office 2 6 5 3 2 6

Food & Beverage 2 5 6 1 6 -

House Keeping 17 - 16 1 16 -

Security 7 - 7 - 7 -

Total 28 11 34 5 31 6

PT = Pekerja Tetap; PK = Pekerja Kontrak; L = Laki-Laki; P = Perempuan; M = Menikah; BM = Belum Menikah

(14)

8

Tabel 2. Data Informan

Kode Informan Divisi

Pekerjaan Status Pegawai Jenis Kelamin

Status Pernikahan

Prana HRD Managemen Laki-Laki Menikah

P1 Front Office Pegawai Kontrak Perempuan Belum Menikah

P2 Food& Beverage Pegawai Harian Laki-Laki Menikah

P3 House Keeping Pegawai Tetap Laki-Laki Menikah

P4 Security Pegawai Tetap Laki-Laki Menikah

Prana = Nama HRD Hotel Le Beringin, P = Participant

Tabel 2 menjelaskan data informan yang diwawancarai. Informan dari pihak managemen bersedia dicantumkan namanya, sedangkan dari perwakilan setiap divisi tidak bersedia dicantumkan namanya, maka identitas informan dari perwakilan setiap divisi disamarkan.

Libur dan Cuti Kerja

Pelakasanaan pemenuhan hak pekerja dalam kategori libur dan cuti kerja bagi pegawai Hotel Le Beringin Salatiga adalah sebagai berikut:

 Perusahaan memberikan sekurangnya 24 jam waktu istirahat dalam kurun bekerja 7 hari.

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja pada 4 divisi di Hotel Le Beringin Salatiga terkait kebijakan perusahaan memberikan waktu istirahat sekurangnya 24 jam dalam kurun bekerja 7 hari, maka diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 3

Hak libur 24 jam dalam kurun bekerja 7 hari

Divisi Pekerjaan

Pemenuhan Hak

Tidak Menjawab

Ya Tidak

Front Office 8 - -

Food & Beverage 5 2 -

House Keeping 17 - -

Security 7 - -

(15)

9 Dari 4 divisi yang sudah menjawab pernyataan kuesioner, 37 responden menjawab bahwa hak libur sekurangnya 24 jam dalam kurun bekerja 7 hari sudah dipenuhi. Namun ada 2 responden yang tidak setuju dengan terpenuhinya hak libur sekurangnya 24 jam tersebut.

Berdasarkan tabel di atas dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan pemenuhan hak libur sekurangnya 24 jam dalam kurun bekerja 7 hari mempunyai perhitungan persentase sebagai berikut:

Ket: A = Jumlah jawaban ya

B = Jumlah keseluruhan pekerja

Dari perhitungan di atas, 94.87% responden sudah mendapatkan haknya terkait libur sekurangnya 24 jam dalam kurun bekerja 7 hari. Dari hasil

wawancara pegawai di 4 divisi, P1, P2, P3, P4 mengatakan bahwa “waktu

kerja di hotel itu 5 hari kerja dan 1 hari libur...”. Beberapa responden belum memahami kuesioner dengan baik jika dilihat dari pernyataan yang sudah diberikan perwakilan pegawai tersebut. Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa pemenuhan hak atas pemberian hari libur sekurangnya 24 jam dalam kurun bekerja 7 hari sudah terpenuhi.

 Perusahaan memberikan sekurangnya 12 hari libur cuti kerja berbayar pertahunnya kepada pegawai setelah yang bersangkutan bekerja selama 12 bulan secara terus menerus

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja 4 divisi di Hotel Le Beringin Salatiga terkait kebijakan perusahaan memberikan hak cuti berbayar sekurangnya 12 hari libur dalam setahun, maka diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4

Hak cuti berbayar sekurangnya 12 hari libur

Divisi Pekerjaan

Pemenuhan Hak

Tidak Menjawab

Ya Tidak

Front Office 8 - -

Food & Beverage 7 - -

House Keeping 17 - -

Security 7 - -

Jumlah 39 - -

Dari 4 divisi yang sudah menjawab pernyataan kuesioner, 39 responden menjawab bahwa perusahaan memberikan hak cuti berbayar sekurangnya 12 hari libur dalam setahun.

(16)

10 Berdasarkan tabel di atas, dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan pemenuhan hak atas pemberian cuti berbayar sekurangnya 12 hari libur dalam setahun di Hotel Le Beringin Salatiga mempunyai perhitungan persentase sebagai berikut:

Ket: A = Jumlah jawaban ya B = Jumlah keseluruhan pekerja

Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa 100% keseluruhan responden pada 4 divisi di Hotel Le Beringin Salatiga telah mendapatkan hak cuti berbayar sekurangnya 12 hari libur dalam setahun. Dalam hal ini, disimpulkan bahwa perusahaan sudah memberikan hak cuti berbayar sekurangnya 12 hari kepada pekerja dengan baik.

 Terkhusus bagi perempuan yang akan melahirkan, perusahaan memberikan waktu istirahat selama 1,5 (satu setengah) bulan sebelum dan 1,5 (satu setengah) bulan sesudah melahirkan kepada pegawai perempuan.

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja pada 4 divisi di Hotel Le Beringin Salatiga terkait pemberian waktu istirahat bagi perempuan sebelum dan sesudah melahirkan, maka diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 5

Waktu istirahat bagi perempuan sebelum dan sesudah melahirkan

Divisi Pekerjaan

Pemenuhan Hak

Tidak Menjawab

Ya Tidak

Front Office 6 2 2

Food & Beverage 3 2 -

House Keeping 17 - -

Security 4 3 -

Jumlah 30 7 2

Dari 4 divisi yang sudah menjawab pernyataan kuesioner, 30 responden menjawab ya, 7 responden menjawab tidak, dan 2 responden tidak menjawab pernyataan kuesioner terkait hak istirahat bagi perempuan sebelum dan sesudah melahirkan. Menurut hasil wawancara dengan pihak managemen, dan perwakilan divisi Front Office menyatakan:

“Managemen memberikan 1,5 bulan sebelum dan 1,5 bulan sesudah melahirkan, sama halnya dengan keguguran... terkadang ada pekerja perempuan yang meminta seminggu sebelum melahirkan, kemudian A x 100% = 39 x 100% = 100%

(17)

11 ketika sesudah melahirkan ditambahkan yang kemaren tidak diambil,

jadi semuanya tetap 3 bulan meskipun pengambilannya tidak 1,5 sebelum dan 1,5 bulan sesudah...”.(Prana)

“...kadang milih masuk untuk mengisi kegiatan, jadi liburnya ntar diambil setelah melahirkan...”. (P1)

Melihat hasil wawancara tersebut, untuk kebijakan istirahat bagi perempuan sebelum dan sesudah melahirkan tergantung dari kesepakatan antara pekerja dan managemen. Walaupun waktu istirahat tidak mengikuti standar 1,5 bulan sebelum dan 1,5 bulan sesudah, tetapi perusahaan tetap memberikan waktu penuh 3 bulan bagi perempuan dalam hal melahirkan.

Berdasarkan tabel di atas, dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan pemenuhan hak waktu istirahat bagi wanita sebelum dan sesudah melahirkan di Hotel Le Beringin Salatiga mempunyai perhitungan persentase sebagai berikut:

Ket: A = Jumlah jawaban ya B = Jumlah keseluruhan pekerja

Dari perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa hanya 76.92% responden yang terpenuhi haknya terkait hak istirahat bagi perempuan sebelum dan sesudah melahirkan. Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa pemenuhan hak istirahat bagi perempuan sebelum dan sesudah melahirkan pada 4 divisi di Hotel Le Beringin belum diberikan sepenuhnya kepada pekerja dengan ketentuan 1,5 bulan sebelum dan 1,5 bulan sesudah melahirkan. Karena hak istirahat bagi perempuan ini disesuaikan kembali dengan kesepakatan pekerja, tetapi tetap dengan standar hak istirahat 3 bulan penuh.

Ijin Kerja

Pelakasanaan pemenuhan hak pekerja dalam kategori ijin kerja bagi pegawai Hotel Le Beringin Salatiga adalah sebagai berikut:

 Perusahaan memberikan ijin libur berbayar kepada pegawai yang sedang melaksanakan tugasnya sebagai orang tua dalam mengurus anak baru lahir (termasuk apabila sakit dan keperluan menyusui).

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja pada 4 divisi di Hotel Le Beringin Salatiga terkait pemberian ijin libur berbayar kepada pegawai yang sedang melaksanakan tugasnya sebagai orang tua, maka diperoleh data sebagai berikut:

(18)

12

Tabel 6

Ijin libur berbayar kepada pegawai yang sedang melaksanakan tugasnya sebagai orang tua dalam mengurus anak baru lahir

Divisi Pekerjaan

Pemenuhan Hak

Tidak Menjawab

Ya Tidak

Front Office 8 - -

Food & Beverage 2 - 5

House Keeping 17 - -

Security 3 4 -

Jumlah 30 4 5

Dari 4 divisi yang sudah menjawab pernyataan kuesioner, 30 responden menjawab ya, 4 responden menjawab tidak, dan 5 responden tidak menjawab pernyataan kuesioner terkait hak ijin berbayar kepada pegawai yang sedang melaksanakan tugasnya sebagai orang tua.

Berdasarkan tabel di atas, dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan pemenuhan hak ijin berbayar kepada pegawai yang sedang melaksanakan tugasnya sebagai orang tua di Hotel Le Beringin Salatiga mempunyai perhitungan persentase sebagai berikut:

Ket: A = Jumlah jawaban ya B = Jumlah keseluruhan pekerja

Dari perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa hanya 76.92% responden yang terpenuhi haknya terkait ijin berbayar bagi pegawai yang melaksanakan tugasnya sebagai orang tua. Menurut hasil wawancara dengan pihak managemen, dan 3 pekerja dari perwakilan divisi menyatakan:

“...biasanya jarang yang minta ijin, karena tidak ada aturan yang mengatur secara khusus, tetapi hotel tidak menghalangi orang tua untuk mengurus anak selama tidak mengganggu tanggung jawabnya sebagai pekerja...”. (Prana)

“...orang tua boleh ijin khusus merawat anak, asa l ada surat keterangannya...”. (P1)

“Ijin merawat anak karena sakit, menyusui, atau keperluan menyangkut anak ada ijinnya, ada form khusus untuk ijin keluar dari hotel waktu jam kerja...”. (P3)

“...ijin sebagai orang tua bisa ada ijin kalau ada teman yang backup, biasanya konfirmasi sama teman sebelum ajuin ijin...” (P4)

(19)

13 Dapat disimpulkan bahwa pemenuhan hak ijin berbayar bagi pegawai yang sedang melaksanakan tugasnya sebagai orang tua hanya 76,92% pekerja yang terpenuhi haknya. Dalam hal ini, perusahaan belum memberikan hak tersebut sepenuhnya kepada pekerja.

Walaupun pada dasarnya memang belum ada ijin khusus dari perusahaan dalam hal mengurus anak tersebut. Namun sesuai dengan UU No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pada pasal 83 dan Human Rights Compliance Assesment (HRCA) tertulis bahwa perusahaan dapat memberikan ijin khusus bagi pegawai yang menjalankan tugasnya sebagai orang tua perihal mengurus anak baru lahir seperti menyusui atau sakit. Perusahaan dapat memperhatikan kembali pemenuhan hak tersebut sebagai bagian dari kebijakan perusahaan, supaya hak pegawai sebagai orang tua yang baru melahirkan dapat terpenuhi.

 Perusahaan memberikan ijin sakit untuk pegawai tanpa mengurangi upah standar pegawai tersebut

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja pada 4 divisi di Hotel Le Beringin Salatiga terkait pemberian hak ijin sakit tanpa mengurangi upah standar pegawai, maka diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 7

Ijin sakit tanpa mengurangi upah standar pegawai

Divisi Pekerjaan

Pemenuhan Hak

Tidak Menjawab

Ya Tidak

Front Office 8 - -

Food & Beverage 7 - -

House Keeping 17 - -

Security 7 - -

Jumlah 39 - -

Dari 4 divisi yang sudah menjawab pernyataan kuesioner, 39 responden menjawab bahwa perusahaan memberikan hak ijin sakit tanpa mengurangi upah standar pegawai.

Berdasarkan tabel di atas, dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan pemenuhan hak ijin sakit tanpa mengurangi upah standar pegawai di Hotel Le Beringin Salatiga mempunyai perhitungan persentase sebagai berikut:

Ket: A = Jumlah jawaban ya B = Jumlah keseluruhan pekerja A x 100% = 39 x 100% = 100%

(20)

14 Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa 100% responden pada 4 divisi di Hotel Le Beringin Salatiga telah mendapatkan hak ijin sakit tanpa mengurangi upah standar pegawai. Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa perusahaan sudah memberikan hak ijin sakit tanpa mengurangi upah standar pegawai dengan baik.

 Perusahaan tidak mengurangi hak libur pegawai untuk menggantikan ketidakhadiran karena sakit

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja pada 4 divisi di Hotel Le Beringin Salatiga terkait perusahaan tidak mengurangi hak libur pegawai mengganti ketidakhadiran karena sakir, maka diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 8

Tidak mengurangi hak libur untuk mengganti ketidakhadiran karena sakit

Divisi Pekerjaan

Pemenuhan Hak

Tidak Menjawab

Ya Tidak

Front Office 7 1 -

Food & Beverage 7 - -

House Keeping 16 1 -

Security 6 1 -

Jumlah 36 3 -

Dari 4 divisi yang sudah menjawab pernyataan kuesioner, 36 responden menjawab bahwa perusahaan tidak mengurangi hari libur untuk mengganti ketidakhadiran karena sakit. Tetapi ada 3 responden menjawab tidak untuk penyataan kuesioner yang diberikan.

Berdasarkan tabel di atas, dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan pemenuhan hak terkait perusahaan tidak mengurangi hari libur karena ketidakhadiran di Hotel Le Beringin Salatiga mempunyai perhitungan persentase sebagai berikut:

Ket: A = Jumlah jawaban ya B = Jumlah keseluruhan pekerja

Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa 92.30% responden pada 4 divisi di Hotel Le Beringin Salatiga sudah mendapatkan haknya. Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa terkait perusahaan tidak mengurangi hari libur untuk mengganti ketidakhadiran karena sakit bagi pegawai sudah diberikan dengan baik, tetapi masih ada beberapa pekerja yang belum menerima hak tersebut. Pekerja yang belum menerima haknya terkait perusahaan tidak

(21)

15 mengurangi hari libur untuk mengganti ketidakhadiran dapat dilihat dari pernyataan managemen yang menyatakan:

“...upah tidak dikurangi atau tidak perlu mengganti jam kerja kalau pegawai benar-benar sakit dan dapat menunjukkan surat ijin sakit dari dokter.” (Prana)

Untuk kebijakan cuti tanpa mengganti jam kerja, pegawai harus memberikan ijin dan keterangan jelas dari dokter. Oleh sebab itu, jika pekerja tidak memenuhi persyaratannya, maka pekerja dapat kehilangan hari liburnya untuk mengganti ketidakhadiran.

Jam Kerja dan Lembur

Pelaksanaan pemenuhan hak pekerja dalam kategori jam kerja dan lembur bagi pegawai Hotel Le Beringin Salatiga adalah sebagai berikut:

 Jam kerja pegawai dibatasi 40 jam per minggu, apabila pegawai melebihi batas tersebut maka dihitung sebagai upah lembur

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja pada 4 divisi di Hotel Le Beringin Salatiga terkait batas jam kerja pegawai per minggu, selebihnya dihitung sebagai upah lembur, maka diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 9

Jam kerja pegawai dibatasi 40 jam perminggu, selebihnya dihitung upah lembur

Divisi Pekerjaan

Pemenuhan Hak

Tidak Menjawab

Ya Tidak

Front Office 8 - -

Food & Beverage 7 - -

House Keeping 17 - -

Security 7 - -

Jumlah 39 - -

Berdasarkan tabel di atas, dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan pemenuhan hak terkait jam kerja pegawai dibatasi 40 jam perminggu, selebihnya sebagai upah lembur di Hotel Le Beringin Salatiga mempunyai perhitungan persentase sebagai berikut:

Ket: A = Jumlah jawaban ya B = Jumlah keseluruhan pekerja A x 100% = 39 x 100% = 100%

(22)

16 Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa 100% responden pada 4 divisi di Hotel Le Beringin Salatiga telah mendapatkan haknya terkait batas bekerja 40 jam per minggu, selebihnya dihitung sebagai upah lembur. Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa perusahaan sudah memenuhi hak pekerja tersebut dengan baik.

 Jam kerja di luar batasan (lembur) dilakukan tanpa paksaan namun tetap menyesuaikan kebutuhan perusahaan

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja pada 4 divisi di Hotel Le Beringin Salatiga terkait jam lembur tanpa paksaan, maka diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 10

Jam lembur dilakukan tanpa paksaan, namun menyesuaikan kebutuhan perusahaan

Divisi Pekerjaan

Pemenuhan Hak

Tidak Menjawab

Ya Tidak

Front Office 8 - -

Food & Beverage 7 - -

House Keeping 17 - -

Security 7 - -

Jumlah 39 - -

Berdasarkan tabel di atas, dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan pemenuhan hak lembur tanpa paksaan tetapi menyesuaikan kebutuhan perusahaan di Hotel Le Beringin Salatiga mempunyai perhitungan persentase sebagai berikut:

Ket: A = Jumlah jawaban ya B = Jumlah keseluruhan pekerja

Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa 100% responden pada 4 divisi di Hotel Le Beringin Salatiga telah mendapatkan haknya bahwa jam kerja diluar batasan (lembur) dilakukan tanpa paksaan tetapi menyesuaikan kebutuhan perusahaan. Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa perusahaan sudah memenuhi hak pekerja tersebut dengan baik.

 Jam kerja di luar batasan (lembur) diberikan upah sesuai kesepakatan antara perusahaan dan pegawai

(23)

17 Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja pada 4 divisi di Hotel Le Beringin Salatiga terkait hak upah lembur sesuai kesepakatan, maka diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 11

Jam kerja lembur diberikan upah sesuai kesepakatan

Divisi Pekerjaan

Pemenuhan Hak

Tidak Menjawab

Ya Tidak

Front Office 8 - -

Food & Beverage 7 - -

House Keeping 15 - 2

Security 6 1 -

Jumlah 36 1 2

Dari hasil kuesioner yang didapat, 36 responden sudah mendapatkan haknya, 1 responden tidak mendapatkan, dan 2 responden tidak mengisi pernyataan kuesioner. Menurut hasil wawancara dengan pihak managemen, Xx mengatakan bahwa:

“...perhitungan upah lembur itu kalau 1 jam pertama dianggap sebagai loyalitas, tetapi setelah satu jam akan dihitung, jadi kalau lemburnya 3 jam ya dibayar 3 jam, bukan 2 jam... itu harus ada kesepakatan dulu kalau lembur, itu lewat depthead. Jadi bisa saja pegawai tidak pulang karena ujan trus minta lembur, jadi harus ada persetujuan dulu kalau memang ada pekerjaan yang mengharuskan lembur...”. (Prana)

Kebijakan lembur di Hotel Le Beringin dilakukan tanpa ada paksaan, tetapi menyesuaikan dengan pekerjaan. Departement head yang menentukan lembur tidaknya pekerja, kemudian waktu lembur disetujui oleh pihak managemen (HRD). Hal ini dimaksudkan supaya pengupahan lembur jelas dan pekerja tidak mengambil keuntungan karena jamnya yang bertambah tetapi bukan karena urusan pekerjaan.

Berdasarkan tabel 11 di atas, dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan pemenuhan hak lembur diberikan upah sesuai kesepakatan di Hotel Le Beringin Salatiga mempunyai perhitungan persentase sebagai berikut:

Ket: A = Jumlah jawaban ya B = Jumlah keseluruhan pekerja

Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa 92.31% responden sudah mendapatkan haknya terkait jam kerja lembur diberikan upah sesuai

(24)

18 kesepakatan antara perusahaan dan pegawai. Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa perusahaan sudah memberikan hak tersebut dengan baik.

Namun, terlepas dari pemenuhan hak terkait upah lembur diberikan sesuai kesepakatan, perusahaan dapat memperhatikannya kembali supaya hak tersebut dapat dirasakan oleh semua pekerja tanpa terkecuali.

 Jam kerja di luar batasan (lembur) tidak lebih dari 12 jam perminggunya

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja pada 4 divisi di Hotel Le Beringin Salatiga terkait hak lembur tidak lebih dari 12 jam perminggunya, maka diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 12

Jam lembur tidak lebih dari 12 jam perminggu

Divisi Pekerjaan

Pemenuhan Hak

Tidak Menjawab

Ya Tidak

Front Office 7 1 -

Food & Beverage 5 0 2

House Keeping 13 4 -

Security 2 5 -

Jumlah 27 10 2

Dari hasil kuesioner di atas, terlihat bahwa 27 responden sudah mendapatkan haknya, 10 responden belum mendapatkan haknya, dan 2 responden tidak menjawab. Menurut hasil wawancara dengan pihak managemen dan perwakilan pekerja, ada beberapa hal yang menyebabkan mengapa terkadang jam kerja melewati jam kerja yang telah ditentukan. Menurut pihak managemen dan salah satu perwakilan pekerja menyatakan:

“...jam lembur itu tergantung dari kondisi pekerjaan per divisi, kalau memang perlu lembur ya lembur. Untuk jam lembur tergantung dari kebutuhan operasional, dibatasi maksimal 3 jam dalam sehari...”. (Prana)

“...lembur itu tergantung dari keperluan hotel...”. (P3)

(25)

19 Berdasarkan tabel 12 di atas, dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan pemenuhan hak lembur tidak lebih dari 12 jam dalam seminggu di Hotel Le Beringin Salatiga mempunyai perhitungan persentase sebagai berikut:

Ket: A = Jumlah jawaban ya B = Jumlah keseluruhan pekerja

Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa ternyata hanya 69.23% responden saja yang mendapatkan hak lembur tidak lebih dari 12 jam dalam seminggu. Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa perusahaan belum memenuhi hak tersebut dengan baik.

Namun, terlepas dari hak lembur tidak lebih dari 12 jam dalam seminggu yang belum terpenuhi dengan baik, hotel dapat menggunakan alternatif penambahan pekerja supaya efektivitas pekerja dapat berjalan dengan baik. Sehingga pekerja tetap menggunakan jam tambahannya tidak lebih dari 3 jam dalam sehari atau 12 jam dalam seminggu.

Jam Istirahat

Pelakasanaan pemenuhan hak pekerja dalam kategori jam istirahat bagi pegawai Hotel Le Beringin Salatiga adalah sebagai berikut:

 Perusahaan memberikan sekurangnya 60 menit waktu istirahat dalam kurun waktu bekerja 8 jam per harinya kepada pegawai

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja pada 4 divisi di Hotel Le Beringin Salatiga terkait hak istirahat sekurangnya 60 menit dalam kurun bekerja 8 jam, maka diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 13

60 menit waktu istirahat dalam kurun bekerja 8 jam per hari

Divisi Pekerjaan

Pemenuhan Hak

Tidak Menjawab

Ya Tidak

Front Office 8 - -

Food & Beverage 7 - -

House Keeping 17 - -

Security 7 - -

Jumlah 39 - -

Berdasarkan tabel di atas, dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan pemenuhan hak istirahat sekurangnya 60 menit waktu istirahat dalam kurun

(26)

20 bekerja 8 jam di Hotel Le Beringin Salatiga mempunyai perhitungan persentase sebagai berikut:

Ket: A = Jumlah jawaban ya B = Jumlah keseluruhan pekerja

Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa 100% responden pada 4 divisi di Hotel Le Beringin Salatiga telah mendapatkan haknya bahwa perusahaan memberikan sekurangnya waktu istirahat 60 menit dalam kurun bekerja 8 jam. Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa perusahaan sudah memenuhi hak pekerja tersebut dengan baik.

 Perusahaan menjadwalkan jam istirahat tertentu

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja pada 4 divisi di Hotel Le Beringin Salatiga terkait perusahaan menjadwalkan jam istirahat tertentu, maka diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 14

Perusahaan menjadwalkan jam istirahat tertentu

Divisi Pekerjaan

Pemenuhan Hak

Tidak Menjawab

Ya Tidak

Front Office 4 4 -

Food & Beverage 3 3 1

House Keeping 14 3 -

Security 3 4 -

Jumlah 24 14 1

Dari hasil kuesioner di atas, terlihat bahwa hanya 24 responden saja yang mendapatkan haknya terkait perusahaan menjadwalkan jam istirahat tertentu bagi pegawainya. Menurut pihak managemen, Prana menyatakan:

“Jam istirahat tergantung dari departement masing-masing... biasanya karena kesibukan yang tidak mungkin ditinggalkan pegawai, maka pegawai tetap melaksanakan istirahatnya setelah pekerjaan tersebut selesai... waktu tetap sama 1 jam...”.

Karena dalam usaha perhotelan terbagi banyak divisi dengan kategori pekerjaan yang berbeda-beda, maka untuk jam istirahat disesuaikan kembali dengan pekerjaan masing-masing divisi. Walaupun jam istirahat tersebut berbeda-beda, tetapi pada dasarnya perusahaan tetap memberikan 1 jam

(27)

21 istirahat bagi pekerjanya. Kemudian menurut pekerja, P1, P2, P3, dan P4 menyatakan bahwa:

“...jam istirahat itu gak nentu, jadi kita bisa saling gantian. Kalau pegawai sih gak sesaklek itu, kalau istirahat ya istirahat aja, kalau rame ya jam istirahatnya ditunda...”. (P1)

“...menyesuaikan pekerjaan yang dilakukan, tidak terpatok pada jam istirahatnya sendiri...”. (P2)

“...tidak terpancang waktu istirahat yang dijadwalkan...”. (P3 & P4)

Jam kerja di hotel sangat fleksibel, sehingga waktu istirahat bagi pekerja menyesuaikan kembali dengan pekerjaan yang sedang dilakukan. Jam istirahat bagi pekerja hotel biasanya dilakukan secara bergantian, supaya dalam melayani tamu dapat lebih maksimal. Untuk itu harus ada pekerja yang stand by pada divisinya masing-masing.

Berdasarkan tabel di atas, dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan pemenuhan hak pegawai terkait perusahaan menjadwalkan jam istirahat tertentu di Hotel Le Beringin Salatiga mempunyai perhitungan persentase sebagai berikut:

 Ket: A = Jumlah jawaban ya

 B = Jumlah keseluruhan pekerja

Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa hanya 61.54% responden saja yang mendapatkan haknya terkait perusahaan menjadwalkan jam istirahat tertentu. Dalam hal ini, perusahaan belum memberikan hak tersebut kepada pegawai dengan baik.

Perusahaan dapat lebih memperhatikan penjadwalan jam istirahat bagi pegawainya, supaya regulasi jam istirahat dapat dilaksanakan dengan baik. Sehingga jam istirahat pekerja tidak akan mempengaruhi kepuasan pelanggan jika tamu yang datang sangat banyak. Pelanggan mendapatkan kepuasannya, dan pegawai mendapatkan jam istirahatnya.

 Perusahaan memberikan kebebasan bagi pegawainya untuk makan, meregangkan badan, ke toilet, ataupun keperluan pribadinya selama jam istirahat

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja pada 4 divisi di Hotel Le Beringin Salatiga terkait kebebasan pegawai melakukan keperluan pribadi pada jam istirahat, maka diperoleh data sebagai berikut:

(28)

22

Tabel 15

Kebebasan melakukan keperluan pribadi selama jam istirahat

Divisi Pekerjaan

Pemenuhan Hak

Tidak Menjawab

Ya Tidak

Front Office 8 - -

Food & Beverage 7 - -

House Keeping 17 - -

Security 7 - -

Jumlah 39 - -

Berdasarkan tabel di atas, dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan pemenuhan hak pegawai melakukan keperluan pribadi selama jam istirahat di Hotel Le Beringin Salatiga mempunyai perhitungan persentase sebagai berikut:

 Ket: A = Jumlah jawaban ya

 B = Jumlah keseluruhan pekerja

Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa 100% keseluruhan responden pada 4 divisi di Hotel Le Beringin Salatiga telah mendapatkan haknya terkait kebebasan melakukan keperluan pribadi selama jam istirahat. Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa perusahaan sudah memenuhi hak pekerja tersebut dengan baik.

 Perusahaan tidak mencegah pegawainya melaksanakan jam istirahat dengan bujukan bonus bagi pegawainya yang tidak istirahat

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja pada 4 divisi di Hotel Le Beringin Salatiga terkait perusahaan tidak mencegah jam istirahat dengan bujukan bonus, maka diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 16

Perusahaan tidak mencegah jam istirahat dengan bujukan bonus

Divisi Pekerjaan

Pemenuhan Hak

Tidak Menjawab

Ya Tidak

Front Office 4 4 -

Food & Beverage 6 1 -

(29)

23

House Keeping 13 4 -

Security 4 3 -

Jumlah 27 12 -

Berdasarkan tabel di atas, dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan pemenuhan hak pegawai terkait perusahaan tidak mencegah jam istirahat dengan bujukan bonus di Hotel Le Beringin Salatiga mempunyai perhitungan persentase sebagai berikut:

 Ket: A = Jumlah jawaban ya

 B = Jumlah keseluruhan pekerja

Dari perhitungan di atas dapat dilihat ternyata hanya 69.23% responden yang mendapatkan haknya terkait perusahaan tidak mencegah jam istirahat dengan bujukan bonus. Dalam hal ini, perusahaan belum memenuhi hak pekerja dengan baik. Menurut pernyataan pihak managemen, Xx menyatakan:

“...karyawan tidak pernah diimingi bonus... karyawan juga tidak saklek minta istirahat ketika sibuk. Mending kerjaan kelar kemudian istirahat... ada pembagian uang service tiap bulannya...”. (Prana)

Pada dasarnya, perusahaan tidak mencegah pegawai untuk tidak istirahat dengan bujukan bonus. Beberapa pekerja salah mengartikan uang bonus dan uang service yang diberikan oleh perusahaan. P1, P2, P3, dan P4 menyatakan

bahwa “...tidak ada iming-iming bonus untuk tidak melakukan istirahat”. Dari

pernyataan pegawai tersebut dapat dilihat bahwa pemberian uang bonus untuk mencegah jam istirahat memang tidak ada. Dalam hal ini, perusahaan dapat menjelaskan kembali masalah uang service dan jam istirahat kepada pegawai, supaya keseluruhan pegawai dapat memahami dengan jelas ketentuan-ketentuan jam istirahat dan uang service.

 Terkhusus untuk keperluan pribadi di toilet, perusahaan memberikan ijin kepada pegawai kapanpun dibutuhkan dan tidak hanya saat istirahat

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja pada 4 divisi di Hotel Le Beringin Salatiga terkait ijin ke toilet tidak hanya pada jam istirahat, maka diperoleh data sebagai berikut:

(30)

24

Tabel 17

Ijin ke toilet tidak hanya pada jam istirahat

Divisi Pekerjaan

Pemenuhan Hak

Tidak Menjawab

Ya Tidak

Front Office 8 - -

Food & Beverage 7 - -

House Keeping 17 - -

Security 7 - -

Jumlah 39 - -

Berdasarkan tabel di atas, dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan pemenuhan hak pegawai terkait ijin ke toilet tidak hanya pada jam istirahat di Hotel Le Beringin Salatiga mempunyai perhitungan persentase sebagai berikut:

 Ket: A = Jumlah jawaban ya

 B = Jumlah keseluruhan pekerja

Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa 100% responden sudah mendapatkan haknya terkait ijin ke toilet tidak hanya pada jam istirahat. Dalam hal ini, perusahaan sudah memenuhi hak pekerja tersebut dengan baik.

 Perusahaan menyediakan ruangan khusus karyawan/ Employee Dining Room untuk jam istirahat serta menyediakan makan sesuai shift pegawai

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja pada 4 divisi di Hotel Le Beringin Salatiga terkait perusahaan menyediakan Employee Dining Room untuk jam istirahat, maka diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 18

Perusahaan menyediakan Employee Dining Room untuk jam istirahat

Divisi Pekerjaan

Pemenuhan Hak

Tidak Menjawab

Ya Tidak

Front Office 8 - -

Food & Beverage 7 - -

House Keeping 16 1 -

Security 7 - -

(31)

25

Jumlah 38 1 -

Dari hasil kuesioner di atas, terlihat bahwa 38 responden sudah mendapatkan haknya, tetapi masih ada 1 responden yang belum mendapatkan

haknya. Dari pihak managemen, Prana menyatakan “Di hotel disediakan

kantin atau employee dining room bagi karyawan...”. Sedangkan menurut pekerja, P1, P2, P3, dan P4 menyatakan “Di hotel sudah disediakan EDR, disana disediakan makan untuk karyawan, kadang kita makan juga disitu...”. Pada dasarnya, perusahaan sudah menyediakan Employee Dining Room bagi pegawainya. Employee Dining Room ini merupakan tempat untuk beristirahat dan keperluan makan bagi seluruh pegawai di hotel.

Berdasarkan tabel di atas, dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan pemenuhan hak pegawai terkait perusahaan menyediakan Employee Dining Room untuk jam istirahat pegawai di Hotel Le Beringin Salatiga mempunyai perhitungan persentase sebagai berikut:

 Ket: A = Jumlah jawaban ya

 B = Jumlah keseluruhan pekerja

Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa 97.44% responden sudah mendapatkan haknya terkait perusahaan menyediakan Employee Dining Room untuk jam istirahat pegawai. Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa perusahaan sudah memberikan pemenuhan hak pekerja terkait penyediaan Employee Dining Room dengan baik.

Terlepas dari pemenuhan hak pekerja terkait penyediaan Employee Dining Room untuk jam istirahat bagi pegawai yang terpenuhi. Perusahaan dapat lebih mengoptimalkan kembali fungsi dari Employee Dining Room, supaya fungsinya dapat dirasakan oleh semua pegawai tanpa terkecuali.

Hasil keseluruhan kuesioner kemudian dihitung dan dibagi dengan jumlah variabel. Perhitungan ini untuk membandingkan total nilai responden dengan nilai yang diinginkan peneliti. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 19.

Tabel 19

Daftar pertanyaan kuesioner

No Pernyataan Persentase Pemenuhan

Libur dan Cuti Kerja 1 Perusahaan memberikan sekurangnya 24 jam

waktu istirahat dalam kurun bekerja 7 hari 94.87% Terpenuhi

2 Perusahaan memberikan sekurangnya 12 hari libur cuti kerja berbayar pertahunnya kepada pegawai setelah yang bersangkutan bekerja selama 12 bulan secara terus menerus

100% Terpenuhi

3 Perusahaan memberikan waktu istirahat

selama 1,5 bulan sebelum dan 1,5 bulan 76.92% Belum Sepenuhnya

(32)

26 sesudah melahirkan bagi pegawai perempuan

Ijin Kerja 4 Perusahaan memberikan ijin libur berbayar

kepada pegawai yang sedang melaksanakan tugasnya sebagai orang tua dalam mengurus anak baru lahir (sakit dan keperluan menyusui)

76.92% Belum Sepenuhnya

5 Perusahaan memberikan ijin sakit tanpa

mengurangi upah standar 100% Terpenuhi

6 Perusahaan tidak mengurangi hak libur pegawai untuk menggantikan ketidakhadiran karena sakit

92.30% Terpenuhi

Jam Kerja dan Lembur 7 Jam kerja pegawai dibatasi 40 jam

perminggu, melebihi batas tersebut maka dihitung sebagai upah lembur

100% Terpenuhi

8 Jam kerja lembur dilakukan tanpa paksaan 100% Terpenuhi

9 Jam kerja lembur diberikan upah sesuai

kesepakatan antara perusahaan dan pegawai 92.31% Terpenuhi

10 Jam kerja lembur tidak lebih dari 12 jam

perminggu 69.23% Belum Sepenuhnya

Jam Istirahat 11 Perusahaan memberikan sekurangnya 60

menit waktu istirahat dalam kurun bekerja 8 jam

100% Terpenuhi

12 Perusahaan menjadwalkan jam istirahat

tertentu 61.54% Belum Terpenuhi

13 Perusahaan memberikan kebebasan bagi pegawainya untuk makan, meregangkan badan, ke toilet, atau melakukan keperluan pribadi selama istirahat

100% Terpenuhi

14 Perusahaan tidak mencegah istirahat dengan

bujukan bonus 69.23% Belum Sepenuhnya

15 Terkhusus keperluan ke toilet, perusahaan memberikan ijin tidak hanya saat jam istirahat

100%

Terpenuhi

16 Perusahaan menyediakan Employee Dining

Room 97.44% Terpenuhi

Total 1.430.79%

Untuk mengetahui persentase jawaban terpenuhi atau tidaknya hak pekerja terkait pengaturan jam kerja dan hari libur, maka digunakan perhitungan sebagai berikut:

(33)

27 Pada perhitungan di atas menunjukkan bahwa pemenuhan hak pekerja terkait pengaturan jam kerja dan hari libur di Hotel Le Beringin memperoleh angka 89.42%. Responden sudah memberikan penilaian masalah pemenuhan hak terkait pengaturan jam kerja dan hari libur berdasarkan apa yang sebenarnya terjadi di lapangan dengan hasil 89.42%.

6. Simpulan dan Saran

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: dari hasil hitungan variabel, maka Hotel Le Beringin Salatiga sudah memenuhi hak pekerja terkait pengaturan jam kerja dan hari libur pada pegawainya dengan baik. Untuk pemenuhan hak terkait jam kerja dan hari libur ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh pekerja.

Pegawai harus memberikan surat keterangan dari dokter untuk mendapatkan ijin sakit berbayar dan tanpa mengurangi upah standar. Dalam UU no. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Human Rights Compliance Assessment (2006), kebijakan waktu istirahat bagi perempuan yang akan melahirkan adalah 1,5 bulan sebelum dan 1,5 bulan sesudah melahirkan. Tetapi di Hotel Le Beringin Salatiga ada kesepakatan bersama antara pihak managemen dan pegawai perempuan, bahwa pegawai perempuan dapat mengatur kembali waktu cutinya (tidak selalu 1,5 bulan sebelum dan 1,5 bulan sesudah) tetapi tetap diberikan selama 3 bulan penuh.

Karena para koresponden adalah pekerja jasa sektor perhotelan yang mengharuskan pelayanan 24 jam kepada tamu, maka jam istirahat harus menyesuaikan tinggi rendahnya okupansi maupun kebutuhan intern setiap divisi. Jam kerja tambahan di hotel dilihat kembali dari kebutuhan operasional, di mana jam tersebut dilakukan atas kesepakatan pekerja dan managemen, sehingga jam kerja tambahan bukan merupakan paksaan. Perhitungan upah lembur adalah satu jam pertama dihitung sebagai loyalitas, kemudian jam setelahnya dibayarkan sesuai kesepakatan bersama.

Adapun saran yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian ini adalah; Perusahaan dapat lebih memperhatikan hak pekerja terkait pengaturan jam kerja dan hari libur, di mana masih ada beberapa komponen yang belum sepenuhnya diterima oleh pekerja. Seperti ijin mengurus anak baru lahir yang belum tercantum dalam kebijakan hotel, sebagaimana dalam UU Ketenagakerjaan ada aturan khusus yang mengaturnya, penjadwalan jam istirahat yang belum optimal, serta mensosialisasikan kembali uang service dan tips, karena masih ada pekerja yang menganggap bahwa perusahaan mencegah pekerja melakukan istirahat dengan bujukan bonus;

(34)

28

7. Daftar Pustaka

Adisu, Edytus. (2008). Hak karyawan atas gaji & pedoman Menghitung: Gaji pokok, uang lembur, gaji sundulan, insentif, bonus, thr, pajak atas gaji, iuran pensiun, pesangon, iuran jamsostek/dana sehat. Jakarta: Niaga Swadaya

Arief, Abd. Rachman. (2005). Pengantar Ilmu Perhotelan & Restoran. Yogyakarta: Graha Ilmu

Beddoe, Chris. (2004). Labour Standards, Social Responsibility and Tourism. Tourism Concern, 5:4-10,16

Bohle, P., et al. (2010). Flexible Works in Call Centres : Working Hours, Work-Life Conflict & Health. Faculty of Health Sciences, The University of Sydney, 2:219-221

Grubb, David., & William, Well. (1993). Employment Regulation and Patterns of Work in EC Countries, 21:17-21

Human Rights Compliance Assessment (HRCA) Quick Check. (2006). The Danish Institute for Human Rights, 6:53-58

Jehani, Libertus. (2008). Hak-hak Karyawan Kontrak. Jakarta; Niaga Swadaya

Jordhus-Lier, D., et al. (2010). Hotel Workplace in Oslo and Akershus. Oslo: Norwegian Institute for Urban and Regional Research Guastadalléen 21, 23-25

Kamus Besar Bahasa Indonesia. http://kbbi.web.id/

Lockwood, A. & Medlik, S. (2001). Tourism and Hospitality in The 21st Century. Burlington: Elseiver-Butterworth Heinemann

Mill, Robert Christie. (2000). Tourism: The International Business. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada

Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf). http://www.parekraf.go.id/asp/detil.asp?c=110&id=1416

Pemerintahan Kota Salatiga. http://salatigakota.go.id/index.php

Riduwan, M.B.A. (2007). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta

Setiowati, Ardya. (2014). Tinjauan Sosiologi Hukum Terhadap

Pelaksanaan Pemenuhan Hak-Hak Pekerja Perempuan Di Kota Makasar.

(35)

29 Tashakkori, Abbas, & Charles Teddlie. (2010). Mixed Methodology. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Tayyari, F., & Smith, J.L. (1997). Occupational Ergonomics Principles and applications. T.J. Press Ltd, Great Britain

Undang-Undang RI No.10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan

Undang-Undang RI No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Wagen, Lynn V.D. & Goonetilleke, A. (2004). Hospitality Management-Strategy Operations. Pearson Education Australia

Wardiyanta. (2006). Metode Penelitian Pariwisata. Yogyakarta: CV Andi Offset

Gambar

Tabel 1. Data Responden
Tabel 2 menjelaskan data informan yang diwawancarai. Informan dari pihak managemen bersedia dicantumkan namanya, sedangkan dari perwakilan
Tabel 4 Hak cuti berbayar sekurangnya 12 hari libur
Tabel 5 Waktu istirahat bagi perempuan sebelum dan sesudah melahirkan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebaliknya bila dalam masa kehidupan ini kita banyak menolong dan membantu orang lain serta mahluk lain, tidak menyakiti, serta teguh melakukan pengendalian diri

Setelah penelitian, mutu biji kakao yang difermentasi oleh petani telah sesuai dengan SNI yang termasuk pada mutu kelas III, karena persentase biji tidak

Mengacu pada hasil penelitian Kwatrina & Mukhtar (2006) mengenai indikator zonasi Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT), maka indikator ekologis zona inti yang

Menyatakan bahwa "Penatagunaan tanah adalah sama dengan pola pengelolaan tata guna tanah yang meliputi penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah yang

2x45 Tes dan non tes Tes harian dan ulangan Uraian dan unjuk kerja Membuat kliping peran Indonesia pada organisasi internasional Berikan contoh 5 negara maju dan 5 negara

Rumput laut yang telah direndam pada pupuk organik dan telah diaklimatiasi di tambak kemudian dilakukan perbanyakan pada waring berukuran 3x3x1 m yang ditancapkan

Yang ketiganya, pemerintah Desa Gerbosari sangat mengapresiasi dengan adanya program CSR dari PLN ini, karena kalo kita mengandalkan anggaran yang dari desa

Seperti apa gambaran temuan penelitian terdahulu yaitu kontribusi pembelajaran observasional terhadap pembentukkan aspek afektif mahasiswa akan di ulas pada poin