• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menentukan Jenis-Jenis Diatom Pada Sungai-Sungai Di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Menentukan Jenis-Jenis Diatom Pada Sungai-Sungai Di Kota Medan"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diatom

Semua air, apakah air tawar atau air asin, mengandung tumbuhan

mikroskopik, alga. Alga tidak tumbuh atau tumbuh hanya dalam sejumlah kecil di

air yang tercemar. Beberapa air juga mengandung karakteristik materi particular

untuk cemaran lokal, tetapi hanya alga yang dibahas terutama diatom. Menurut

Hendey, ada sebanyak 15.000 spesies diatom; separuh diantaranya hidup di air

tawar dan separuh lainnya hidup di air payau atau air laut. Memiliki ukuran yang

bervariasi, dari 2 µ hingga 1 mm panjang atau diameternya. Sebagian spesies

memiliki panjang 10-80µ, bila cukup panjang dapat memiliki lebar 10 µ.4,8,12

Diatom merupakan sejenis ganggang yang hanya terlihat secara

mikroskopi dan mengandung partikel silikon. Bentuknya bisa bulat lonjong,

segitiga atau segi-empat. Bersamaan dengan air yang masuk kedalam paru-paru,

diatom kemudian menembus paru-paru lalu masuk kedalam saluran limfe. Melalui

peredaran saluran limfe ini diatom disampaikan ke jantung lalu menyebar ke

beberapa jaringan tubuh. 8,15.

Diatom termasuk dalam algae klas Bacillariophyceae dengan penyusun

utama dinding sel dari silica. Disebut diatom karena selnya terdiri dari dua valve

(dua atom), dimana yang satu menutupi yang lainnya seperti layaknya kaleng

pastiles. Diatom umumnya uniseluler (soliter), namun pada beberapa spesies ada

yang hidup berkoloni dan saling bergandengan satu sama lainnya. Diatom dibagi

(2)

Centrales bila dilihat dari atas atau bawah berbentuk radial simetris dan lingkaran,

sedangkan Ordo Pennales valvanya berbentuk memanjang. Karena dinding sel

diatom terbentuk dari silikat, apabila mati dinding sel tersebut masih utuh dan

mengendap di dasar perairan sebagai sedimen. 6,9

Diatom bisa terdiri dari satu cell tunggal atau gabungan dari beberapa cell

yang membentuk rantai. Biasanya terapung bebas di dalam badan air dan juga

kebanyakan dari mereka melekat (attach) pada substrat yang lebih keras.

Pelekatan diatom biasanya karena tumbuhan ini mempunyai semacam gelatin

(Gelatinous extrusion) yang memberikan daya lekat pada benda atau substrat. Kita

juga kadang menemukan beberapa diatom yang walau sangat lambat tetapi punya

daya untuk bergerak.

Diatom akan sangat tergantung pada pola arus laut dan pergerakan massa

air baik itu secara horizontal maupun vertical. Cell diatom ini mempunyai ukuran

kurang lebih 2 micron sampai beberapa millimeter, namun kita juga kadang

menemukan beberapa yang ukurannya sampai 200 micron. Sampai saat ini para

ahli memperkirakan jumlah species dari diatom ini sekitar 50.000 spesies.

Diatom sangat berguna dalam studi lingkungan karena distribusi

spesiesnya dipengaruhi oleh kualitas air dan kandungan nutrien serta

keberadaannya sangat melimpah di sedimen perairan seperti di laut, estuari,

danau, kolam, maupun sungai, demikian juga dengan fosil diatom yang dapat

digunakan sebagai indikator kesuburan suatu perairan. Penggunaan diatom

sebagai indikator kualitas perairan lebih baik dibandingkan dengan indeks

saprobitas karena diatom lebih sensitif terutama yang berkaitan dengan parameter

(3)

Diatom memiliki struktur yang mengandung asam silikat SiO2. Silikat

sendiri memiliki sifat tahan terhadap adanya pembusukan. Ganggang persik

tersebut masuk ke dalam tubuh melalui peredaran darah sehingga lokasi ganggang

tersebut memperlihatkan apakah korban tersebut mati tenggelam intravital atau

post-mortal. Diatom juga dapat dicari dalam jantung yang telah diencerkan

dengan air agar terjadi hemolisis dan baru kemudian disentrifus dan endapannya

diperiksa. Pada keadaan korban sudah sedemikian busuknya yaitu korban sudah

terbenam untuk yang ketiga kalinya, baik kulit maupun organ-organ telah hancur,

maka pemeriksaan diatom diambil dari sumsum tulang panjang dan selanjutnya

dilakukan proses yang sama.

Diatom kebanyakan tersebar pada seluruh perairan dunia, dari perairan air

tawar hingga lautan dalam. Bahkan ada beberapa yang di temukan pada genangan

air bekas gunung berapi. Diatom umumnya di temukan pada laut, sungai, estuary,

kolam, aliran air pada irigasi-irigasi, bahkan kolam-kolam kecil sekalipun. 5,7

Dari sumbernya diatom dapat di kelompokkan kedalam Diatom asli

parairan tersebut (Autochthonous) dan Diatom yang berasal dari luar perairan itu

(Allochthonous). Pada daerah-daerah pantai atau estuary yang banyak terdapat

vegetasi seperti lamun (seagrass) dan Macroalga, perairan tersebut kebanyakan di

jumpai kelompok diatom asli yang berasal dari perairan tersebut (autochthonous)

yang umumnya berasal dari epiphyte yang melekat pada macrophyte. Kelompok

(4)

2.1.1 Identifikasi Diatom

Diatom adalah tumbuhan cell tunggal yang tergolong dalam kelas

Bacilariophyceae dari phylum Bacilariophyta. Diatom bisa terdiri dari satu cell

tunggal atau gabungan dari beberapa cell yang membentuk rantai. Biasanya

terapung bebas di dalam badan air dan juga kebanyakan dari mereka melekat

(attach) pada substrat yang lebih keras. Pelekatan diatom biasanya karena

tumbuhan ini mempunyai semacam gelatin (Gelatinous extrusion) yang

memberikan daya lekat pada benda atau substrat. Kita juga kadang menemukan

beberapa diatom yang walau sangat lambat tetapi punya daya untuk bergerak.

Diatom akan sangat tergantung pada pola arus laut dan pergerakan massa

air baik itu secara horizontal maupun vertical. Cell diatom ini mempunyai ukuran

kurang lebih 2 micron sampai beberapa millimeter, namun kita juga kadang

menemukan beberapa yang ukurannya sampai 200 micron. Sampai saat ini para

ahli memperkirakan jumlah species dari diatom ini sekitar 50.000 spesies. Diatom

kebanyakan tersebar pada seluruh perairan dunia, dari perairan air tawar hingga

lautan dalam. Bahkan ada beberapa yang di temukan pada genangan air bekas

gunung berapi. Diatom umumnya di temukan pada laut, sungai, estuary, kolam,

aliran air pada irigasi-irigasi, bahkan kolam-kolam kecil sekalipun. 8,10,12

Diatom termasuk dalam algae klas Bacillariophyceae dengan penyusun

utama dinding sel dari silica. Disebut diatom karena selnya terdiri dari dua valve

(dua atom), dimana yang satu menutupi yang lainnya seperti layaknya kaleng

pastiles. Diatom umumnya uniseluler (soliter), namun pada beberapa spesies ada

(5)

menjadi dua ordo berdasarkan bentuknya, yaitu Centrales dan Pennales. Ordo

Centrales bila dilihat dari atas atau bawah berbentuk radial simetris dan lingkaran,

sedangkan Ordo Pennales valvanya berbentuk memanjang.14,16

Penggolongan diatom menurut pola hidupnya juga di bedakan atas 8

kelompok, yaitu :

1. Epiphytic dikenal dengan kelompok diatom yang melekat pada tumbuhan lain

yang lebih besar.

2. Epipsamic dikenal dengan kelompok diatom yang hidup dan tumbuh pada

pasir.

3. Epipelic di kenal dengan kelompok diatom yang hidup dan tumbuh pada

permukaan tanah liat (mud) atau sediment.

4. Endopelic di kenal dengan kelompok diatom yang tumbuh dalam rongga tanah

liat (mud) atau sediment.

5. Epilithic di kenal dengan kelompok diatom yang tumbuh dan melakat pada

permukaan batuan.

6. Endolithic di kenal dengan kelompok diatom yang tumbuh didalam rongga

batuan pada dasar perairan.

7. Epizoic di kenal dengan kelompok diatom yang melakat pada hewan umunya

invertebrate dasar perairan.

8. Fouling di kenal dengan kelompok diatom yang melekat pada benda-benda

(6)

2.1.2. Jenis Diatom

Jenis diatom oleh Pedora Thomas dkk (2006-2009) di Spanyol.

Gambar Diatom. Didymosphenia. geminata from Gállego River (code 0808in Sta. Eulália) (Scale Bar: 10μm, photograph

by JPM) diadopsi dari Distribution of the bloom-forming diatom Didymosphenia geminata in the Ebro River basin (Northeast Spain) in the period 2006-20

Jenis diatom oleh R.B Owen dari Hongkong

Gambar diatom umum di daerah basah Bogoria-Baringo. A: Navicula confervacea; B: Anomoeoneis sphaerophora; C: Achnanthes exigua; D: Nitzschia sigma; E: Navicula pupula; F: Rhopalodia gibberula. Scale bar = 3 μm.. Diadopsi dari

Swamps, springs and diatoms: wetlands of the semi-arid Bogoria-Baringo Rift, Kenya oleh :

R. B. Owen1, R. W. Renaut2, V. C. Hover3, G. M.Ashley4 & A. M.Muasya5

1Dept. of Geography, Hong Kong Baptist University, Kowloon Tong, Hong Kong, China E-mail: [email protected]

2Dept. of Geological Sciences, University of Saskatchewan, Saskatoon, SK S7N 5E2, Canada 3Dept. of Earth and Environmental Sciences, Rutgers University, Newark, NJ 07102, U.S.A.

4Dept. of Geological Sciences, Rutgers University, Piscataway, NJ 08854, U.S.A.

(7)

Jenis diatom diadopsi dari Eduardo A. Morales 1,2,3 Morgan L. Vis 4 , Erika Fernández 5 , J. Patrick Kociolek

LM images of diatoms from Sorata. 1. Orthoseira roseana. 2. Melosira varians. 3. Stephanodiscus cf. minutulus. 4. Diatoma moniliformis. 5. Diatoma hyemalis. 6-7. Frankophila similioides. 8. Staurosirella leptostauron. 9. Pseudostaurosira laucensis var. vulpina. 10-11. Tabellaria ventricosa. 12-13. Tabellaria flocculosa. 14-15. Achnanthidium modestiforme. 16-17. Achnanthidium minutissimum var. jackii. 18-19. Eucocconeis quadratarea. 20. Psammothidium subatomoides. 21-22. Psammothidium grischunum. 23. Eunotia tecta. 24. Eunotia boreoalpina. 25- 26.

Eunotia tenella. 27. Eunotia paludosa. 28. Mayamaea atomus var. permitis. 29. Mayamaea cf. atomus var. alcimonica. 30. Adlafia minuscula. 32. Adlafia suchlandtii. 32. Cavinula pseudoscutiformis. 33. Brachysira lehmanniae. 34. Brachysira neoexilis. 35. Kobayasiella cf. parasubtilissima . 36. Diploneis kahlii. 37-38. Encyonopsis cf. krammerioides.

(8)

Gambar Encyonema amazonianum. Figs. 2-3. LM, frustules in valve view. Figs. 4-7. SEM. Fig. 4. Valve in external view. Fig. 5. Valve in internal view. Fig. 6. Detail of the central part of the valve. Fig. 7. Detail of the apex. Scale bars = 10 μm

(Figs. 2,3); 5μm (Figs. 4,5); 1μm diadopsi dari Diatoms from the Colombian and Peruvian Amazon: the Genera Encyonema, Encyonopsis and Gomphonema (Cymbellales:

Bacillariophyceae)

Amelia A. Vouilloud1, Silvia E. Sala1, Marcela Núñez Avellaneda2 & Santiago R. Duque3 1. Departamento Científico Ficología. Facultad de Ciencias Naturales y Museo. Paseo del Bosque s/n. 1900. La Plata.

Argentina; [email protected]; [email protected]

2. Instituto Amazónico de Investigaciones Científicas (SINCHI). Avenida Vásquez Cobo entre calles 15 y 16. Leticia, Amazonas. Colombia; [email protected]

(9)

2.1.3.Kelompok Diatom

Diatom, alga mikroskop merupakan wahana yang banyak digunakan para

peneliti ekologi modern dan evolusioner sekarang ini. memperkirakan jumlah

spesies dari diatom ini sekitar 50.000 spesies. Diatom kebanyakan tersebar pada

seluruh perairan dunia, dari perairan air tawar hingga lautan dalam. Diatom

umumnya di temukan pada laut, sungai, estuary, kolam, aliran air pada

irigasi-irigasi, bahkan kolam-kolam kecil sekalipun. Menurut Forero, Manual dkk

(2001) dari Institut de Optica Spanyol dengan menggunakan metode baru

untuk klasifikasi dan skrining diatom dalam image yang diambil pada sampel

air, kelompok diatom adalah sebagai berikut :

Gambar kelompok diatom oleh Manuel G. Foreroa dari Spanyol

(10)

2.2 Sungai

Sungai adalah aliran air di permukaan tanah yang mengalir ke laut.

Sungai berdasarkan kondisi fisiknya terbagi menjadi 3 yaitu :

1. Bagian hulu : pada kondisi hulu aliran air deras, batu-batuan juga besar dan

erosi yang terjadi adalah erosi vertikal ke bawah (air terjun).

2. Bagian tengah : Pada bagian ini aliran air sudah agak tenang, batu-batuan

juga sudah tidak besar lagi dan erosi yang terjadi ke samping/horizontal.

3. Pada bagian hilir : pada bagian ini aliran air sudah tenang, batu-batuan juga

sudah berubah menjadi kental/pasir dan sudah jarang terjadi erosi

(http//www.BPS kota Medan, 2010).

Sungai berdasarkan sumber airnya , dibagi menjadi :

1. Sungai hujan : Sungai yang aliran airnya berasal dari air hujan.

2. Sungai Gletser : sungai yang terbentuk dari es yang mencair.

3. Sungai Campuran : Sungai yang aliran airnya berasal dari campuran gletser

dan air hujan.

Sungai berdasarkan debit aliran airnya :

1. Sungai permanen : Sungai yang debitnya stabil dan tidak dipengaruhi oleh

musim.

2. Sungai periodik : Sungai yang aliran airnya dipengaruhi oleh musim, meluap

ketika musim hujan dan kering ketika musim kering.

(11)

2.3 Drowning 2.3.1.Definisi

Drowning adalah kematian akibat masuknya cairan ke dalam saluran

pernafasan. Cairan yang menyebabkan drowning biasanya berupa air, meskipun

sejumlah cairan lain juga dapat menyebabkan drowning. Kematian dengan

masuknya cairan asam lambung ke dalam saluran pernapasan tidak disebut

sebagai drowning. Kadangkala orang yang tidak sadarkan diri akan tenggelam

ketika dia menjatuhkan wajahnya ke dalam genagan air, seperti epilepsy selama

berlangsungnya serangan mendadak tetapi drowning umum muncul sebagai akibat

terendamnya tubuh secara total. Dalam hal ini, “drowning” menotasikan kematian

akibat masuknya air ke dalam saluran pernafasan, apakah itu dengan tubuh yang

tenggelam atau tidak.16

Tenggelam adalah suatu peristiwa dimana terbenamnya seluruh atau

sebagian tubuh ke dalam cairan. Pada umumnya tenggelam merupakan kasus

kecelakaan, baik secara langsung maupun karena ada faktor-faktor tertentu seperti

korban dalam keadaan mabuk atau dibawah pengaruh obat, bahkan bisa saja

dikarenakan akibat dari suatu peristiwa pembunuhan. Setiap tahun, sekitar

150.000 kematian dilaporkan di seluruh dunia akibat tenggelam, dengan kejadian

tahunan mungkin lebih dekat ke 500.000. Beberapa negara terpadat di dunia gagal

untuk melaporkan insiden hampir tenggelam. Ini menyatakan bahwa banyak kasus

tidak pernah dibawa ke perhatian medis, kejadian di seluruh dunia membuat

pendekatan akurat yang hampir mustahil.

Tenggelam diartikan sebagai suatu keadaan tercekik dan mati yang

(12)

pertukaran gas menjadi tidak mungkin. Sederhananya, tenggelam adalah

merupakan akibat dari terbenamnya seluruh atau sebagian tubuh ke dalam cairan.

Tenggelam merupakan penyebab signifikan kecacatan dan kematian.

Tenggelam telah didefenisikan sebagai kematian sebelumnya sekunder untuk

sesak napas sementara terbenam dalam suatu cairan, biasanya air, atau dalam

waktu 24 jam perendaman. Pada Kongres Dunia 2002 yang diadakan di

Amsterdam, sekelompok ahli menyarankan sebuah definisi konsensus baru

untuktenggelam dalam rangka mengurangi kebingungan atas jumlah istilah dan

definisi (> 20) merujuk kepada proses ini yang telah muncul dalam literatur. Grup

yang percaya bahwa definisi yang seragam akan memungkinkan analisa lebih

akurat dan perbandingan studi, memungkinkan peneliti untuk menarik kesimpulan

lebih bermakna dari mengumpulkan data, dan meningkatkan kemudahan kegiatan

surveilans dan pencegahan.18

Namun demikian, beberapa negara terpadat di dunia gagal melaporkan

insiden tenggelam. Ini menyatakan bahwa banyak kasus tidak pernah dibawa ke

perhatian medis dan kejadian di seluruh dunia membuat pendekatan akurat belum

dapat dilakukan. Di Norwegia dengan populasi 4 juta, 350 sampai 400

meninggal karena tenggelam. Kematian karena tenggelam mencapai 1 % dari

semua penyebab kematian. 90% tenggelam terjadi karena kecelakaan, dan lebih

dari 15% dari semua kematian karena tenggelam dengan rasio perbandingan

jenis kelamin laki-laki - perempuan 10 : 1. Berkisar 10% tenggelam adalah

(13)

2.3.2. Jenis-jenis Tenggelam

Tenggelam dibagi menjadi beberapa jenis antara lain (A) wet drowning,

(B) dry drowning, (C) secondary drowning, dan (D) the immersion syndrome

(cold water drowning)13.

Wet drowning adalah kematian tenggelam akibat terlalu banyaknya air

yang terinhalasi. Pada kasus wet drowning ada tiga penyebab kematian yang

terjadi, yaitu akibat asfiksia, fibrilasi ventrikel pada kasus tenggelam di air tawar,

dan edema paru pada kasus tenggelam di air asin. Dry drowning adalah suatu

kematian tenggelam dimana air yang terinhalasi sedikit. Penyebab kematian pada

kasus ini sendiri dikarenakan terjadinya spasme laring yang menimbulkan asfiksia

dan terjadinya refleks vagal, cardiac arrest, atau kolaps sirkulasi.14 Secondary

drowning adalah suatu keadaan dimana terjadi gejala beberapa hari setelah korban

tenggelam (dan diangkat dari dalam air) dan korban meninggal akibat komplikasi.

Immersion drowning adalah suatu keadaan dimana korban tiba-tiba meninggal

setelah tenggelam dalam air dingin akibat refleks vagal. Pada umumnya alkohol

dan makan terlalu banyak merupakan faktor pencetus pada kejadian ini15

2.3.3. Mekanisme Drowning

Pemahaman terhadap mekanisme drowning menurut Brouardel yang

dikutip Tedeschi dkk (1977) ditemukan lima tahapan seperti berikut :

1. Tahap surprise (terkejut) yang berlangsung selama 5 sampai 10 detik.

2. Tahap pertama respiratory arrest (pernafasan tertahan) yang berlangsung

(14)

3. Tahap deep respiration (pernafasan dalam) yang berlangsung sekitar satu

menit.

4. Tahap kedua respiratory arrest (pernafasan tertahan) yang berlangsung

sekitar satu menit.

5. Tahap terminal gasps (hembusan nafas terakhir) yang berlangsung sekitar

30 detik.6,8,16

2.3.4. Diagnosa drowning

Masalah diagnosa adalah jelas dan sederhana. Penyebab utama kematian,

apakah ini berupa hipoksia atau kombinasi hipoksia dengan fibrilasi ventricular

atau beberapa gangguan fungsi lainnya tidak menjadi perhatian dalam hal ini.

Mayat yang ditemukan dari air dengan segera yaitu tidak lebih dari 24 jam,

setelah kematian, diagnosis drawning tidak sulit. Kesulitan muncul ketika lama

terendam meningkat. Ketika akhirnya pembusukkan terjadi dan berlanjut,

tanda-tanda anatomi drowning, sekecil apapun akan hilang. Tidak ada tanda-tanda-tanda-tanda

anatomi patognomonik dari drowning. Lebih lanjut, tidak ada tanda-tanda anatomi

yang dapat membantu membedakan antara drowning di air tawar dan drowning

pada air laut. Secara khusus dalam kasus ini bahwa test drowning dibutuhkan.

Selama beberapa tahun perhatian ditujukan pada demonstrasi materi particular

dari air drowning dalam paru dan organ lain.

Mayat yang ditemukan dari air dengan segera yaitu tidak lebih dari 24 jam,

setelah kematian, diagnosis drawning tidak sulit. Kesulitan muncul ketika lama

terendam meningkat. Ketika akhirnya pembusukkan terjadi dan berlanjut,

tanda-tanda anatomi drowning, sekecil apapun akan hilang. Tidak ada tanda-tanda-tanda-tanda

anatomi patognomonik dari drowning. Lebih lanjut, tidak ada tanda-tanda anatomi

(15)

pada air laut. Secara khusus dalam kasus ini bahwa test drowning dibutuhkan.

Selama beberapa tahun perhatian ditujukan pada demonstrasi materi particular

dari air drowning dalam paru dan organ lain.4

2.3.5. Drowning akibat kecelakaan

Drowning adalah seringkali terjadi sebagai akibat kecelakaan dengan

kasus yang terjadi hampir tak terhitung jumlahnya. Drowning di kolam renang

dapat saja terjadi ketika korban melompat ke dalam air yang terlalu dangkal dan

kepalanya mengenai dasar kolam. Fraktur pada tulang belikat dapat terjadi dengan

luka pada syaraf punggung dan mengalami drowning. Tipe lain adalah kematian

hiperventilasi lainnya. Bila perenang berencana berenang di bawah air, maka dia

dapat melakukannya sepanjang waktu dari keadaan normal, bila dia mengalami

hiperventilasi sebelum melompat ke dalam air, dalam melakukan hal itu, dia

menurunkan tegangan karbon dioksida pada level di bawah normal. Sementara

berenang di bawah air, dia memanfaatkan oksigennya dan menghasilkan karbon

dioksida tetapi tekanan karbon dioksida tidak naik hingga level yang cukup yang

mengganggu pusat pernafasan dan menyebabkan kekurangan udara karena titik

awal yang terlalu rendah diluar batas normal. Untuk itu dia kehilangan kesadaran

dan mengalami drowning.

Drowning ketika berada di bawah pengaruh alkohol adalah hal yang lebih

umum. Diperkirakan bahwa 20 persen dari semua drowning di Norwegia,

termasuk drowning pada anak-anak terjadi selama mabuk alkohol. Secara

karakteristik, orang ini akan tenggerlam menjauh atau berenang beberapa gerakan

sebelum mereka tenggelam. Penulis lain juga mencatat nilai insidensi yang tinggi

(16)

yang dipicu oleh reseptor dingin pada kulit, dan mengarah pada hiperventilasi

yang tidak dapat dikontrol, peningkatan tekanan vena dan tekanan darah sitemik,

peningkatan tekanan denyut dan laju denyut dan ekstrasistole ventricular. Reaksi

ini tentu memungkinkan untuk menghirup air atau kolaps cardiovascular.

2.3.6.Drowning bunuh diri

Bunuh diri dengan drowning adalah jarang ditemukan, Kadangkala

seseorang menghadapi kecelakaan seperti mengemudi kendaraan di luar jalan dan

kemudian masuk ke dalam danau atau masuk ke dalam dermaga, kemungkinan

karena bunuh diri sulit dibuktikan. Dalam kenyataannya, sering kali sejumlah

kasus drowning diklasifikasikan sebagai kecelakaan walaupun sebenarnya bunuh

diri oleh karena kurangnya bukti yang tersedia.

Dalam drowning bunuh diri, seseorang umumnya berpakaian penuh atau

tidak. Seseorang akan memilih untuk melompat dari ketinggian (jembatan) atau

dari dermaga. Dalam sejumlah kasus drowning bunuh diri, pada otopsi

menunjukkan kematian di bawah pengaruh alkohol atau obat pada saat kematian.

Dalam beberapa kasus seseorang akan mengikat dirinya dan meningkatkan beban

di tubuhnya, atau melukai dirinya sendiri seperti menyayat urat nadinya atau

kerongokangannya sendiri.

Dalam kaitannya dengan hal ini, harus disebutkan bahwa gas yang

terbentuk di tubuh selama pembusukkan akan meningkatkan daya apungnya

hingga beberapa derajat sehingga tubuhnya dapat naik ke permukaan meskipun

telah diikat beban seberat 25 kg. 16

Kasus berikut ini adalah salah satu kasus dengan menyayat

kerongkongannya dalam kasus drowning bunuh diri. Noda darah ditemukan pada

(17)

polisi menemukan segumpal darah pada jarak 50 m dari jembatan. Polisi ingin

mengetahui apakah wanita itu telah menyayat kerongkongannya sendiri di tempat

ini dan berjalan serta melompat ke dalam sungai setelah itu. Otopsi

memperlihatkan bahwa penyebab kematian drowning dan luka tumpul pada

semua tubuhnya dari tubrukan dengan batu di dasar sungai. Kerongkongan yang

tersayat menghasilkan dua sayatan dan hanya vena jugular yang cukup parah.

Kematian di bak mandi juga adalah kasus bunuh diri. Wanita itu

mengambil sejumlah dosis tranquilizer dan setelah itu masuk ke dalam bak air.

Perlu dicatat bahwa dia berpakaian utuh, dan sebagian diantaranya berada di

bawah pengaruh alkohol atau barbiturasi atau keduanya.

12

2.3.7.Drowning pembunuhan

Kemungkinan tidak mudah untuk memaksakan drown seorang yang sehat

dan sadar yang mampu melakukan perlawanan. Dalam kasus yang diuraikan oleh

Kosa dan Viragos Kis, suami yang mencoba membunuh istrinya dengan secara

paksa memasukkan kepala istrinya ke dalam air. Ini terbukti sangat sulit dan dia

letih. Ketika dia menangkap kakinya dan menariknya ke udara. Istrinya itu tidak

mampu mengangkat kepalanya di atas permukaan air. Metode yang sama

digunakan pada kasus penganten di dalam bak mandi. Seorang laki-laki

membunuh tiga orang istrinya ketika mereka sedang mandi dengan mendorong

kaki mereka ke udara dan mendorong kepalanya ke dalam air.

Pada pemeriksaan korban yang diduga tenggelam, bila keadaan jasadnya

sudah mengalami pembusukan lanjut, pemeriksaan dan pengambilan kesimpulan

menjadi sulit. Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan yang

(18)

benda asing yang ikut terinhalasi bersama air. Benda asing dalam trakea dapat

tampak secara makroskopis misalnya : pasir, lumpur, binatang air, tumbuhan air

dan lainnya, sedangkan yang tampak secara mikroskopis diantaranya telur cacing

dan diatom.6

Keterangan Gambar : Fase-fase tenggelam, pada fase III korban mencoba untuk bernafas sehingga air dan isinya ikut masuk kedalam paru-paru dan jika korban menelan maka air dan isinya akan terdapat didalam lambung.

Pembunuhan dengan drowning adalah mudah dilakukan bila korbannya

tidak mendapatkan bantuan atau bahkan tidak sadarkan diri akibat pengaruh obat

atau karena kelemahan fisik. Dalam kasus insulin, suami, perawat laki-laki

(19)

yang diinjeksikan menghasilkan aborsi, tetapi dalam kenyataannya sejumlah

besar dosis insulin. Ketika dia tidak sadar diri oleh karena hipoglikemia, suami

memasukannya ke dalam bak dimana dia drowning.

Dalam pembunuhan dengan drowning dalam bak mandi seseorang

berharap ketika ditemukan mayat yang mati telanjang seolah kecelakaan untuk

mengaburkan pembunuh.

Kecurigaan yang kuat terhadap pembunuhan muncul ketika seseorang

ditemukan drowning pada air yang dangkal. Timperman merujuknya sebagai

kasus wanita yang mengalami ketidaksadaran oleh suaminya setelah dia menahan

kepalanya di dalam air hingga drowning.

2.4 Diatom dan Drowning

Diatom ini dipakai sebagai alat bantu diagnostik untuk menginvestigasi

kasus tenggelam. Oleh karena hal tersebut maka pemeriksaan diatom bertujuan :

a. Memastikan apakah seseorang tersebut mati karena tenggelam / bukan

b. Mengetahui, apakah orang tersebut masih hidup sewaktu tenggelam

c. Mengetahui lokasi tempat tenggelamnya mayat sebelum meninggal,

dengan cara membandingkan diatom yang terdapat di tubuh korban

dengan diatom air tempat mayat tersebut ditemukan atau diduga sebagai

tempat mati tenggelam.

Patofisiologi bagaimana orang yang mati tenggelam bisa ditemukan diatom

di dalam tubuhnya adalah melalui media air, pada dasarnya ketika orang yang

masih hidup tenggelam ke dalam air yang mengandung diatom maka sebagian

(20)

dalam air dapat masuk ke dalam paru-paru dan system peredaran darah serta

organ-organ dalam lainnya seperti otak, ginjal, hati, dan sum-sum tulang.

Sesudah dilakukana autopsy, sampel dari organ-organ tersebut dapat dicerna

dengan asam kuat untuk melarutkan jaringan lunak, sehingga meninggalkan

skleton yang resisten dan ini dapat diidentifikasi di bawah mikroskop.

Ketika orang yang sudah meninggal masuk ke dalam air atau saat mati di

dalam air bukan karena tenggelam, walaupun begitu diatom masih mungkin

mencapai paru melalui perembesan secara pasif tetapi tidak ke dalam

peredaran darah dan tidak adanya kontraksi jantung mencegah sirkulasi diatom

ke organ-organ jauh.

2.5 Metode Tes Diatom

Untuk mengambil diatom dari tubuh seseorang, organ dan cairan tubuh dapat

diambil sebagai sampel seperti hati, ginjal, sumsum tulang, otak, darah, juga paru

- paru. Untuk mengisolasi diatom, dapat dipakai beberapa metode yang telah

diketahui. Metode yang biasa digunakan yaitu dengan menggunakan bahan kimia

(biasanya dengan melarutkan organ dengan asam nitrat), sedangkan metode

lainnya misalnya menggunakan metode enzim pencernaan, ultrasonic radiation,

dan physical method.

Pada keadaan korban sudah sedemikian busuknya yaitu korban dimana, baik

kulit maupun organ-organ telah hancur, maka pemeriksaan diatom diambil dari

sumsum tulang panjang dan selanjutnya dilakukan proses yang sama.

Untuk jasad yang ditemukan belum didapatkan keadaan yang membusuk atau

bahkan masih cukup baru, kita dapat lakukan dengan tes getah paru. Yaitu dengan

(21)

cairan perasan dari jaringan perifer paru, taruh pada gelas objek, tutup dengan

kaca penutup dan lihat dengan mikroskop.

Dicari apakah terdapat diatom, ganggang, atau plankton lainnya.

Adanya salah satu saja dari plankton- plankton tersebut menunjukkna adanya

cairan yang masuk ke alveoli paru.

Untuk keadaan jasad yang sudah membusuk dan tidak bisa teridentifikasi

dengan pemeriksaan luar , maka baru dilakukan tes diatom atau pemeriksaan

destruksi atau metode digesti asam , yaitu dengan cara;

 Ambil jaringan paru sebanyak 150-200 gram, bersihkan lalu masukkan ke

dalam labu Erlenmeyer, masukkan H2SO4

 Panaskan dengan api yang kecil sampai mendidih sehingga semuanya

hancur betul.

pekat sampai menutup seluruh

jaringan paru dan biarkan selama 24 jam sehingga seluruh jaringan paru

hancur dan seperti bubur hitam.

 Tuangkan ke dalamnya beberapa tetes HNO3

 Cairan disentrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 2000-4000 rpm. pekat, sampai warnanya

kuning jernih.

 Sedimennya (endapan) dicuci dengan akuades kemudian disentrifuge lagi.

Sedimennya (endapan) dilihat dibawah mikroskop.

Pemeriksaan diatom dikatakan positif bila dari sediaan paru-paru dapat

ditemukan diatom sebanyak 4-5 per lapang pandang besar (LPB) atau 10-20 per

satu sediaan ; atau bila dari sumsum tulang sebanyak 1 per lapang pandang besar

(LPB).

Jenis diatom juga perlu diperhatikan dengan teliti karena ini dapat

digunakan untuk menentukan tempat korban itu mati tenggelam. Air tempat

(22)

tenggelam perlu diambil dan diperiksa jenis diatomnya. Pemeriksaan diatom

pada air sungai :

1. Air sungai diambil

2. Kemudian, dituang ke dalam plankton net (jaring plankton)

3. Sampel plankton yang terjaring akan terkumpul dalam bucket yang

kemudian dituang ke dalam botol sebanyak 20 ml dan diawetkan dengan

larutan lugol sebanyak 3 tetes.

4. Sampel air yang diambil dibawa ke laboratorium untuk diperiksa dengan

mikroskop.

5. Periksa bentuk diatom yang ditemukan, lalu lakukan identifikasi.

2.6 Penelitian Terdahulu

1. Amri Amir (2007) Medan –Sumatera Utara mengkaji tentang kasus

tenggelam. Sehubungan dengan kasus tenggelam menjelaskan korban mati

tenggelam hampir selalu didapati dari waktu ke waktu. Ha ini tidak

mengherankan karena disekeliling kita ada selokan, sumur, kolam, sungai,

danau atau laut, bahkan ember berisi air atau bak kamar mandi. Diagnosa

kematian akibat tenggelam kadang-kadang sulit ditegakkan, bila tidak

dijumpai trends yang khas baik pada pemeriksaan luar atau dalam. Pada

mayat yang ditemukan terbenam dalam air, perlu pula diingat bahwa

mungkin korban sudah meninggal sebelum masuk ke dalam air. Keadaan

sekitar individu dalam hal ini penting. Tenggelam tidak hanya berbatas

didalam air dalam seperti laut, sungai, danau atau kolam renang.

2. Penelitian Augustiza Haarcorryati (2005) Jakarta-Indonesia mengkaji

(23)

limbah penduduk. pencemaran air berdampak meningkatnya konsentrasi

senyawa Nitrogen dan Fosfor oleh karena belum sempurnanya pengolahan

berbagai air limbah sehingga konsentrasi zat pencemar termasuk hara N

dan P tetap tinggi yang merusak ekosistem perairan secara keseluruhan.

Disini ekoteknologi dengan system wetland merupakan teknologi

alternative dan ramah lingkungan yang dapat digunakan untuk mengolah

air limbah. Teknologi ini berlangsung secara ilmiah hanya mengandalkan

kemampuan dari berbagai jenis tumbuhan air (makrofita) dan mikroba

(ganggang/ fitoplankton dan bakteri).serta memanfaatkan sinar matahari

dalam proses pengolahannya. Disini dilakukan penilaian populasi mikroba

terutama populasi plankton yang ditemukan /hidup dalam kolam

percobaan ekoteknologi.

3. Marojahan Simanjuntak (2002) Jakarta –Indonesia mengkaji pengaruh

suhu, salinitas dan silikat terhadap kelimpahan fitoplankton di perairan

Digul laut Arafura, Papua, dengan melakukan penelitian kualitas air

perairan Belitung Barat (kelimpahan fitoplankton) dalam kaitannya

dengan budidaya biota laut.

4. Supono (2008) meneliti tentang diatom epipelic sebagai indikator

kualitas lingkungan. Diatom epipelic dapat dijadikan sebagai indikator

kualitas lingkungan yang dapat dilihat dari hubungan diatom epipelic

dengan kualitas air dan sedimen. Keragaman diatom epipelic dipengaruhi

oleh alkalinitas, TOM dan nitrat sedangkan kualitas sedimen yang

berpengaruh terhadap keragaman diatom epipelic antara lain KPK tanah,

(24)

5. Yeanny (2011) Medan–Sumatera Utara mengkaji komunitas

fitoplankton sebagai bioindikator kualitas air sungai Belawan,

menyatakan bahwa sungai Belawan merupakan sungai yang sangat

penting bagi warga Medan dan sekitarnya. Salah satu pendekatan dengan

konsep bioindikator dengan mengetahui kelimpahan, frekuensi

kehadiran, keseragaman, dominansi dan keanekaragaman fitoplankton

serta pengukuran kualitas air yaitu suhu, penetrasi cahaya, intensitas

cahaya, pH, DO, BOD5 dan COD.

6. Hikmah Thoha (1999) mengkaji tentang struktur komunitas diatom pada

dinoflagellata di perairan sekitar pulau Pari, kepulaan Seribu. Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa ditemukan 31 jenis diatom yang

tergolong dalam 20 marga dan 14 suku. Jenis yang paling dominan dan

mempunyai sebaran luas adalah Thalassoithrix nitschioides pada musim

kemarau dan chaetoceros nitschioides pada musim peralihan dan musim

Gambar

Gambar  Diatom. Jenis  diatom  oleh  Pedora  Thomas dkk  (2006-2009) di Spanyol. Didymosphenia
Gambar Encyonema amazonianum. Figs. 2-3. LM, frustules in valve view. Figs. 4-7. SEM. Fig
Gambar kelompok  diatom oleh Manuel G. Foreroa dari Spanyol

Referensi

Dokumen terkait

Setelah melakukan penelitian maka ditemukan data bahwa seorang shopaholic suka menghabiskan uang untuk membeli barang yang tidak dimiliki meskipun barang tersebut tidak selalu

cara memandikan bayi setelah 6 jam setelah bayi lahir, memandikan menggunkan air hangat, jangan membiarkan bayi telanjang terlalu lama, segera bungkus dengan kain

Sedangkan BCB KMK kelompok kontrol perbandingan nilai rata rata KGD segera setelah lahir dan 24 jam kemudian tidak mengalami perubahan yang bermakna dari 66,76 mg/dl menjadi 65,88

Sedangkan BCB KMK kelompok kontrol perbandingan nilai rata rata KGD segera setelah lahir dan 24 jam kemudian tidak mengalami perubahan yang bermakna dari 66,76 mg/dl menjadi 65,88

Apabila setiap kali pengukuran, yaitu setelah 2 jam, 6 jam, dan 24 jam terdapat air yang menetes atau keluar dari tabung gelas dan tertampung dalam tempat penampung air, dan

kedalam botol sampel selama kurang lebih 2x 24 jam. Setelah kegiatan tersebut, sampel selanjutnya dicuci dengan menggunakan air ledeng kemudian dilanjutkan dengan pencucian

terpapar oleh uap kadmium dalam waktu 24 jam, lebih jauh keracunan akut yang. disebabkan oleh uap kadmium (Cd) atau CdO dapat menimbulkan

Pada kerbau sering ditemukan kasus yang akut atau per akut dan kematian terjadi dalam waktu 24 jam, tanpa menujukkan gejala awal, kecuali pada infeksi buatan pada hewan