• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pengadaan Bahan Pustaka Pada Perpustakaaan Universitas Dharmawangsa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Pengadaan Bahan Pustaka Pada Perpustakaaan Universitas Dharmawangsa"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

Secara sederhana perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang

dikelola oleh perguruan tinggi dengan tujuan membantu tercapainya tujuan

perguruan tinggi.Perpustakaan perguruan tinggi merupakan penyebar informasi di

lingkungan universitas yang memiliki fungsi penting bagi lembaga induknya

ataupun bagi para penggunanya. Maka dari itu perpustakaan perguruan tinggi

harus mampu melaksanakan fungsi-fungsi perpustakaan untuk mencapai Tri

Dharma Perguruan Tinggi.

Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:3), ”Perpustakaan perguruan tinggi adalah merupakan unsur penunjang perguruan tinggi, yang bersama-sama dengan unsur penunjang lainnya, berperan serta dalam melaksanakan tercapainya visi dan misi perguruan tingginya”.

Menurut Hasugian (2009:79), “Perpustakaan perguruan tinggi adalah sebuah perpustakaan atau sistem perpustakaan yang dibangun, di administrasikan dan didanai oleh sebuah universitas untuk memenuhi kebutuhan informasi, penelitian dan kurikulum dari mahasiswa, fakultas dan stafnya”.

Menurut pendapat Syahrial-Pamuntjak (2000:5), ”Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan tinggi, baik yang berupa perpustakaan universitas, perpustakaan fakultas,perpustakaan akademik, perpustakaan sekolah tinggi”.

(2)

2.1.2 Peran Perpustakaan Perguruan Tinggi

Salah satu peran utama perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai

organisasi yang berperan dalam mendistribusikan informasi kepada pengguna

perpustakaan. Perpustakaan memiliki peran sentral dalam pemanfaatan sumber

informasi hingga menghasilkan sumber informasi yang baru.

Menurut pendapat Sutarno (2006:68), Peran perpustakaan perguruan tinggi

adalah bagian dari tugas pokok yang harus dijalankan didalam perpustakaan. Oleh

karena itu peran yang harus dijalankan itu ikut menentukan dan mempengaruhi

tercapainya misi dan tujuan perpustakaan tersebut. Peran yang dijalankan oleh

perpustakaan antara lain:

1. Secara umum perpustakaan merupakan sumber informasi, pendidikan, penelitian preservasi dan pelestarian khasanah budaya bangsa serta tempat rekreasi yang sehat, murah dan bermanfaat.

2. Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang berfungsi menghubungkan antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung didalam koleksi perpustakaan dengan para pemakainya.

3. Perpustakaan mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi antara sesama pemakai, dan antara penyelenggara perpustakaan dengan masyarakat yang dilayani

4. Perpustakaan dapat pula berperan sebagai lembaga untuk mengembangkan minat baca, kegemaran membaca, kebiasaan membaca dan budaya baca melalui penyediaan berbagai bahan bacaan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat.

5. Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, dan motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalamnnya.

6. Perpustakaan merupakan agen perubahan, agen pembangunan, dan agen kebudayaan umat manusia.

7. Petugas perpustakaan dapat berperan sebagai pembimbing dan memberikan konsultasi kepada pemakai atau melakukan pendidikan pemakai (user education), dan pembinaan serta menanamkan pemahaman tentang pentingnya perpustakaan bagi banyak orang.

(3)

Menurut Bafdal, ibrahim (2001), Peranan perpustakaan yang paling utama

adalah memberi informasi dari berbagai disiplin ilmu. Peranan yang dapat

dijalankan oleh perpustakaan antara lain adalah :

1. Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang menghubungkan antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung didalam koleksi perpustakaan dengan para pemakainya

2. Sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi antara sesama pemakai dan antara penyelenggara perpustakaan dengan pengguna 3. Sebagai fasilitator, mediator, dan motivator bagi mereka yang ingin

mencari, memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan serta pengalamannya.

4. Menghimpun dan melestarikan koleksi bahan pustaka agar tetap dalam keadaan baik

5. Sebagai ukuran (barometer) atas kemajuan pengguna dilihat dari intensitas kunjungan dan pemakaian perpustakaan.

6. Secara tidak langsung perpustkaan yang berfungsi dan dimanfaatkan dengan baik dapat ikut berperan dalam mengurangi dan mencegah kenakalan remaja

7. Sebagai lembaga untuk mengembangkan minat baca, kebiasaan membaca, kegemaran membaca dan budaya baca melalui penyediaan berbagai bahan bacaan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pengguna.

2.1.3 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Menurut Pamuntjak (2000:5), ”Tujuan perpustakaan perguruan tinggi ialah

membantu perguruan tinggi dalam menjalankan program pengajaran.

Perpustakaan perguruan tinggi yang baik merupakan satuan yang kokoh dengan

lembaga perguruan tinggi”.

Dalam Buku Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:47), tujuan

perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai berikut:

1. Mengadakan dan merawat buku,jurnal dan bahan pustaka lainnya untuk dipakai oleh dosen, mahasiswa, dan staf lainnya bagi kelancaran program pengajaran dan penelitian di perguruan tinggi.

2. Mengusahakan, menyimpan dan merawat bahan perpustakaan yang bernilai sejarah, yang memiliki kandungan informal lokal dan yang dihasilkan oleh sivitas akademika,untuk dimanfaatkan kembali sebagai sumber pembelajaran (learning resources).

(4)

4. Menyediakan tenaga yang profesional serta penuh dedikasi untuk melayani kebutuhan pengguna perpustakaan, dan bila perlu mampu memberikan pelatihan cara penggunaan bahan perpustakaan

5. Bekerja sama dengan perpustakaan lain untuk mengembangkan program perpustakaan.

Menurut Yuven (2010), menyatakan tujuan perpustakaan perguruan tinggi ialah untuk menunjang pelaksanaan program perguruan tinggi sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat.

1. Dalam menunjang pendidikan dan pengajaran maka perpustakaan perguruan tinggi bertujuan untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menyajikan dan menyebarluaskan informasi untuk mahasiswa dan dosen sesuai dengan kurikulim yang berlaku.

2. Dalam menunjang penelitian maka kegiatan perpustakaan perguruan tinggi adalah mengumpulkan , mengolah, menyimpan, menyajikan dan menyebarluaskan informasi bagi peneliti baik inter institusi atau ekstern di luar institusi.

3. Dalam menunjang pengabdian kepada masyarakat maka perpustkaan perguruan tinggi melakukan kegiatan dengan mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menyjikan, dan meyebarluaskan informasi bagi masyarakat. 4. Pada dasarnya tugas perpustakaan perguruan tinggi secara umum adalah

menyusun kebujakan dan melakukan tugas rutin untuk mengadakan, mengolah dan merawat pustaka serta mendayagunakan untuk kepentingan

civitas accademica pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Dari beberapa pendapat diatas, penulis menyimpulkan bahwa tujuan dari

perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk memenuhi kebutuhan pengguna

perpustakaan, yang bukan hanya untuk ntuk mahasiswa saja, tetapi juga untuk

dosen dan para staff yang berada di lembaga tinggi tersebut.

2.1.4 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Menurut Buku Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:27), sebagai unsur

penunjang perguruan tinggi dalam mencapai visi dan misinya, perpustakaan

perguruan tinggi memiliki berbagai fungsi yaitu:

1. Fungsi edukasi

(5)

2. Fungsi informasi

Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi.

3. Fungsi Riset

Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

4. Fungsi rekreasi

Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreatifitas serta minat pengguna perpustakaan.

5. Fungsi publikasi

Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni civitas akademika dan staf non-akademika.

6. Fungsi deposit

Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tinggi.

7. Fungsi interpretasi

Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambahan terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya.

2.1.5 Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi

Dalam Buku Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:3), tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah :

1. Mengembangkan koleksi

2. Mengolah dan merawat bahan perpustakaan 3. Memberi layanan

4. Melaksanakan administrasi perpustakaan

Secara umum tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah menyusun

kebijakan dan melakukan tugas rutin untuk mengadakan, mengolah, dan merawat

pustaka serta mendayagunakan baik bagi civitas akademika maupun masyarakat

luar kampus.

(6)

2.2. Pengertian Pengadaan Bahan Pustaka

Pengadaan bahan pustaka adalah salah satu dari kegiatan pelayanan teknis

pada suatu perpustakaan dalam usaha untuk memberikan informasi yang

dibutuhkan oleh para pengguna sesuai dengan perkembangan zaman. Melalui

kegiatan pengadaan bahan pustaka tersebut, perpustakaan berusaha menghimpun

bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi perpustakaan baik itu koleksi seperti

buku, majalah, jurnal, surat kabar, brosur dan koleksi non cetak seperti kaset,

audio visual, mikrofilm, mikrofis, piringan hitam,video kaset, CD-ROM dan

lain-lain.

Pengadaan bahan pustaka merupakan rangkaian dari kebijakan

pengembangan koleksi perpustakaan. Semua kebijakan pengembangan koleksi

berakhir di pengadaan bahan pustaka. Tugas pokok suatu perpustakaan adalah

memberikan dan menyebarluaskan informasi kepada pengguna. Untuk

mengadakan tugas tersebut perpustakaan harus didukung oleh koleksi yang

lengkap, tepat dan sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Menurut Darmono (2001 : 57), “Pengadaan bahan pustaka merupakan

rangkaian dari kebijakan pengembangan koleksi perpustakaan. Semua kebijakan

pengembangan koleksi akhirnya akan bermuara pada kegiatan pengadaan bahan

pustaka”.

“Pengadaan bahan pustaka atau koleksi adalah proses menghimpun dan

menyeleksi bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi, hendaknya koleksi harus

relevan dengan minat dan kebutuhan peminjam serta lengkap dan aktual”

(Sumantri, 2002 : 29)

Selain pendapat di atas Pangaribuan (2009 : 1) menjelaskan, “Pengadaan

bahan pustaka adalah salah satu kegiatan kerja dalam proses pengelolahan yang

harus ditangani secara baik dan terarah”.

Dari uraian pengadaan bahan pustaka yang dikemukakan diatas dapat

disimpulkan bahwa dalam menghimpun bahan pustaka untuki dijadikan koleksi

perpustakaan harus mengacu kepada kebutuhan pengguna dengan selalu terus

mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) agar fungsi

(7)

2.3 Tujuan Pengadaan Bahan Pustaka

Tujuan Pengadaan bahan pustaka adalah sebagai upaya meningkatkan

daya akses pengguna terhadap bahan bacaan terbaru untuk menunjang proses

pembelajaran. Pengadaan bahan pustaka dimaksudkan agar koleksi perpustakaan

sesuai dengan kebutuhan pengguna. Kesesuain diharapkan dapat meningkatkan

pemanfaatan koleksi perpustakaan. Koleksi perpustakaan harus terbina dari suatu

seleksi yang sistematis dan terarah disesuaikan dengan tujuan, rencana, anggaran,

yang tersedia. Dengan adanya pengadaan bahan pustaka maka koleksi

perpustakaan dapat dibina sebaik mungkin sehingga tujuan perpustakaan dapat

tercapai.

Perpustakaan Nasional RI (2002: 6) menyatakan bahwa program

pengembangan koleksi bertujuan:

1. Menetapkan kebijakan pada rencana pengadaan bahan pustaka. 2. Menetapkan metode yang sesuai dan terbaik untuk pengadaan

3. Mengadakan pemeriksaan langsung pada bahan pustaka yang dikembangkan.

4. Menetapkan skala prioritas pada bahan pustaka yang dikembangkan.

5. Mengadakan kerjasama antara perpustakaan pada pengadaan bahan pustaka pelayanan setiap unit perpustakaan

6. Melakukan evaluasi pada koleksi yang dimiliki perpustakaan.

2.4 Fungsi Pengadaan Bahan Pustaka

Fungsi pengadaan bahan pustaka adalah menghimpun dan menyediakan bahan

pustaka yang akan dijadikan koleksi perpustakaan. Bagian pengadaan bahan

pustaka juga mengusahakan agar buku-buku yang dibutuhkan ada didalam koleksi

yang disajikan.

Pengadaan bahan pustaka juga sangat memerlukan pembinaan bahan

pustaka atau koleksi. Pembinaan koleksi perpustakaan merupakan salah satu dari

kerja pelayanan teknis yang harus dilakukan perpustakaan dalam usahanya untuk

memberikan pelayanan informasi kepada pengguna. Untuk itu perlu disadari oleh

petugas, anggota staff, dan pengguna bahwa secara umum menjaga koleksi

(8)

2.5 Kebijakan Pengadaan Bahan Pustaka

Kebijakan pengadaan bahan pustaka sangat diperlukan untuk mencapai

hasil yang memuaskan, dan juga mampu memenuhi keperluan pemakai secara

efektif dan efisien. Perpustakaan yang akan melakukan pengadaan bahan pustaka

harus memiliki kebijakan sendiri.

Menurut Yuni (2010), Menyatakan ada beberapa kebijakan pengadaan bahan pustaka yaitu:

1. Anggaran, biasanya perpustakaan sudah memiliki anggran tetap untuk pengadaan bahan pustaka

2. Jenis pemakai dan kebutuhannya

3. Jumlah pustakawan, hal ini dikarenakan pengadaan yang terlalu banyak sedangkan jumlah pustakawan sedikit akan mempengaruhi bahan pustaka. 4. Bahasa

Sedangkan menurut Darmono (2001: 55), Kebijakan pengadaan koleksi

Berfungsi sebagai pedoman, sarana komunikasi, dan perencanaan sebab kebijakan

tersebut:

1. Menjelaskan cakupan koleksi yang telah ada dan rencana pengembangan selanjutnya, agar diketahui oleh staf perpustakaan, pemakai, administrator, dan dewan pembina perpustakaan.

2. Memberi deskripsi yang sistis tentang strategi pengolahan dan pengembangan koleksi yang diterapkan di perpustakaan.

3. Menjadi pedoman bagi para pustakawan sehingga ketaatan dalam proses seleks dan seleksi terjamin, koleksi yang responsive dan seimbang terbentuk dan dana dimanfaatkan dengan sebijaksana mungkin

4. Menjadi standar tolok ukur untuk menilai sejauh mana sasaran pengembangan koleksi tercapai

5. Berfungsi sebagai sumber informasi dan paduan bagi staf yang baru mulai berpartisipasi dalam pengembangan koleksi.

6. Memperlancar koordinasi antar anggota staf pengadaan koleksi.

7. Memperlancar kerjasama antar perpustakaan dalam pengembangan koleksi

8. Membantu menjaga kontinuitas, khususnya apabila koleksi besar, serta menjadi kerangka kerja yang memperlancar transisi dari pustakawan lama ke penggantinya.

9. Membantu pustakawan menghadapi pengadaan berkenaan dengan bahan yang telah diseleksi atau ditolak.

10.Mengurangi pengaruh kolektor tertentu dan selera pribadi. 11.Membantu mempertanggung jawabkan alokasi anggaran.

(9)

Kebijakan pengadaan tergantung pada beberapa hal antara lain: anggaran,

tujuan dan prioritas dari organisasi, jenis pemakai dan kebutuhannya, hubungan

dengan perpustakaan lain atau dokumentasi lain, kekhususan, staf perpustakaan

dan bahasa. Maka pengadaan bahan pustaka akan dapat disesuaikan dengan

kebutuhan para penggunanya.

2.6 Pemilihan Bahan Pustaka

Pemilihan bahan pustaka adalah proses mengidentifikasi bahan-bahan

pustaka yang akan ditambahkan pada koleksi yang telah ada di perpustakaan.

Pemilihan bahan pustaka sangat penting dalam pengadaan bahan pustaka, karena

pada kenyataan perpustakaan tidak mampu menyediakan dana dari anggaran yang

tersedia untuk sejumlah buku yang terbit. Melalui tahapan pemilihan bahan

pustaka diharapkan akan dapat menghasilkan pengadaan bahan pustaka yang baik

dan sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Dalam pemilihan bahan pustaka harus memiliki beberapa prinsip, dan

mampu memenuhi kebutuhan pengguna secara efisien dan optimal. Menurut

Soeatminah (1992:76) ada empat prinsip dalam pemilihan bahan pustaka yang

harus dipilih secara cermat dan disesuaikan dengan:

1.Minat dan kebutuhan masyarakat pemakai.

2.Tujuan, fungsi dan ruang lingkup layanan perpustakaan.

3.Kemajuan pengetahuan dan kekayaan jiwa dalam arti yang positif. 4.Pustaka yang memenuhi kualitas dan persyaratan.

Dalam Buku Pedoman Pembinaan Koleksi Perpustakaan dan pengetahuan

literature Siregar (1999:86) dinyatakan bahwa adapun cara pemilihan bahan

pustaka adalah:

1.Pemilihan dilakukan berdasarkan sarana pengguna perpustakaan.

2.Pemilihan buku dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat bantu

pemilihan buku

3.Pemilihan buku dapat dilakukan dengan cara mengevaluasi buku secara

langsung

4.Berdasarkan hasil pembicaraan atau diskusi tentang buku yang

(10)

2.6.1 Seleksi Bahan Pustaka

Seleksi bahan pustaka merupakan proses mengidentifikasi bahan pustaka

yang akan ditambahkan pada koleksi yang telah ada di perpustakaan. Seleksi

bahan pustaka merupakan kegiatan penting yang perlu dilakukan untuk

menyesuaikan koleksi dengan kebutuhan pengguna dan berhubungan dengan

mutu perpustakaan yang bersangkutan.

Kegiatan seleksi bahan pustaka merupakan kegiatan mengumpulkan

semua sumber informasi literatur yang akan dipergunakan dalam proses

penyeleksian, pedoman penyeleksian dan penentuan bahan pustaka yang akan

diadakan.

Menurut Massofa (2008), Pedoman dasar untuk melakukan seleksi yaitu: 1. Mengetahui berbagai jenis bahan pustaka yang ada di pasaran

2. Memahami tujuan dan fungsi perpustakaan tempat ia bekerja 3. Mengenal kebutuhan masyarakat yang dilayani

4. Mengenal prinsip-prinsip seleksi

5. Mengenal dan mampu menggunakan alat-alat bantu seleksi 6. Memahami berbagai kendala yang ada.

Maunglib (2009), Menjelaskan Semua bahan pustaka hendaknya dipilih

secara cermat, disesuaikan dengan standar kebutuhan pemakai perpustakaan

dalam suatu skala prioritas yang telah ditetapkan dan mencakup persyaratan

antara lain:

1. Isi buku

2. Bahasa yang digunakan 3. Ciri fisik buku

4. Otoritas pengaranf/penerbit

2.6.2 Prinsip Pemilihan Bahan Pustaka

Untuk meningkatkan mutu koleksi, perpustakaan perlu memperhatikan

prinsip-prinsip pemilihan bahan pustaka. Hal ini dilakukan agar perpustakaan

terhindar dari beberapa kekeliruan dalam menentukan koleksinya.

Menurut Pangaribuan (2009:2), prinsip-prinsip dalam pemilihan bahan

pustaka adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui tujuan dan fungsi perpustakaan, dan mengetahui program-program yang akan dilaksanakan perpustakaan.

2. Mengetahui latar belakang pengguna perpustakaan.

(11)

4. Hendaknya personil pustakawan pengadaan bersikap netral dalam menjalankan tugasnya, tidak bersikap mendua dalam memandang para pengguna perpustakaan dan kebutuhan mereka.

5. Menerapkan rasa keseimbangan dalam pengelolaan anggaran pengadaan bahan pustaka.

6. Menguasai sarana bibliografi yang digunakan dalam pemialihan bahan pustaka.

7. Memelihara tertib administrasi dari seluruh kegiatan pengadaan.

Sedangkan menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi

(2004:13), Prinsip-prinsip pemilihan bahan pustaka adalah sebagai berikut:

1. Pemilihan dilakukan dengan cermat oleh pihak yang berwenang memilih berdasarkan skala prioritas.

2. Pengadaan koleksi disesuaikan dengan program pendidikan yang dimiliki sekolah yang bersangkutan.

3. Bahan yang dipilih disesuaikan dengan kebutuhan pengguna yang terdiri dari siswa dan guru.

4. Koleksi hendaknya lengkap, tidak saja buku ajar wajib, tetapi juga meliputi bahan-bahan yang berkaitan dengan program pendidikan

5. Bahan yang diadakan diusahakan bersifat mutakhir sesuai dengn perkembangan ilmu pengetahuan.

Menurut Siregar (2002:80), Prinsip-prinsip pemilihan bahan pustaka ditetapkan sebagai upaya untuk menyesuaikan pemilihan bahan pustaka dengan tujuan dan fungsi perpustakaan. Prinsip tersebut diperjelas sebagai berikut:

1. Relevansi atau kesesuaian

Bahan pustaka harus disesuaikan dengan fungsi dan tujuan perpustakaan dengan lembaga induknya.

2. Kesesuaian dengan kebutuhan pengguna

Pemilihan bahan pustaka harus mengutamakan kepentingan pengguna dengan tujuan untuk memenuhi tingkat keterpakaian pemakai.

3. Kelengkapan

Pengadaan bahan pustaka hendaknya berpedoman kepada kelengkapan koleksi yang dibutuhkan oleh pemakai jasa perpustakaan, bukan berpedoman pada jumlah banyaknya eksemplar buku tetapi harus diperhatikan kualitas koleksi tersebut.

4. Kemutakhiran

Isi yang terdapat dalam bahan pustaka harus sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

5. Unsur kerja sama dengan pihak lain

(12)

Dengan terpenuhinya prinsip pemilihan bahan pustaka tersebut diatas

diharapkan bahwa koleksi perpustakaan dapat memenuhi kebutuhan pengguna

dan tercapainya tujuan perpustakaan.

2.6.3 Alat Bantu Pemilihan Bahan Pustaka

Untuk melakukan pemilihan bahan pustaka ada sarana yang dapat

membantu dalam proses tersebut yaitu alat bantu seleksi.

Menurut Darmono (2001:34), menyatakan alat bantu seleksi adalah sebagai

berikut:

1. Katalog Penerbit dari berbagi Penerbit

Katalog penerbit berisi informasi buku-buku terbaru dari penerbit dalam dan luar negeri. Informasi yang dikandung biasanya berisi judul, pengarang, tahun terbit, jumlah halaman, harga buku dan sering pula menyertakan anotasi atau deskripsi cakupan isi

2. Tinjauan Buku

Tinjauan buku biasanya dimuat pada majalah ilmiah, surat kabar serta majalah popular. Ini merupakan salah satu alat untuk mengevaluasi dan seleksi tulisan bagi tulisan orang-orang ternama

3. Bibliografi Nasional Indonesia

Berisi informasi tentang terbitan seluruh Indonesia yang mencakup buku, laporan penelitian, bacaan anak-anak, terbitan pemerintah, laporan konferensi serta peta

4. Daftar Buku IKAPI

Daftar ini merupakan katalog berbagai penerbit Indonesia yang tergabung dalam Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI). Katalog ini diterbitkan IKAPI dan isi dari daftar ini memuat judul, pengarang, jumlah halaman, ISBN, dan harga buku. Alat ini memuat informasi judul buku yang merupakan gabungan dari berbagai bidang pengetahuan

5. Resensi

Adalah suatu uraian pembicaraan maupun penilaian terhadap suatu karya yang menyangkut bentuk fisik maupun isinya. Resensi dapat disampaikan pada media tatap muka, diskusi buku, media cetak (buku, majalah, dan surat kabar), media dengar (radio), maupun media pandang dengar atau televise.

Menurut Pangaribuan (2009:8) jenis alat bantu seleksi yang masing-masing mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Alat Bantu Seleksi

(13)

Contoh alat bantu seleksi yaitu: a. Majalah tinjauan buku b. Resensi buku di surat kabar

c. Katalog penerbit secara online pada web

2. Alat Identifikasi dan Verifikasi

Yaitu alat bantu seleksi yang hanya mencantumkan data bibliografi bahan pustaka. Alat seperti ini dipakai untuk mengetahui judul yang telah terbit atau yang akan diterbitkan dalam bidang subjek tertentu, dari pengarang tertentu. Alat bantu ini dipakai untuk melakukan verifikasi apakah judul, edisi, nama pengarang, harga dan lain-lain. Tepat dengan yang diinformasikan oleh pihak lain.

Contoh alat identifikasi dan verifikasi adalah: a. Katalog penerbit

b. Katalog induk c. Bibliografi

d. Accession list, dan lain-lain.

Menurut Milburga (2000: 74), alat bantu seleksi bahan pustaka tersebut

adalah :

1. Katalog penerbit dalam dan luar negri yang berisi 2. Judul, anak judul, judul paralel

3. Edisi, negara, bahasa, bentuk 4. Kota terbit, penerbit,Tahun terbit 5. Harga langganan

6. ISSN/ISBN

7. Bibliografi Nasional dan Internasional 8. Bibliografi khusus bidang ilmu

9. Daftar tambahan koleksi perpustakan lain 10.Tim, bagan buku, iklan dan lain-lain.

2.6.4 Pihak yang berwenang melakukan seleksi bahan pustaka

Dalam Buku Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:45), pihak-pihak yang berwenang melakukan seleksi yaitu sebagai berikut:

1. Pustakawan

2. Tenaga pengajar dan peneliti 3. Mahasiswa

4. Unsur unit lain, bila diperlukan.

Menurut Yuven, (2010), Pihak-pihak yang berwenang untuk melakukan

pemilihan bahan pustaka adalah:

(14)

2. Pada perpustakaan umum, pihak yang berwenang adalah dewan penasehat, penyantun perpustakaan, dan tokoh masyarakat.

3. Pada perpustakaan perguruan tinggi, pihak yang berwenang melakukan pemilihan adalah pimpinan universitas, pimpinan fakultas, dosen, staf dan mahasiswa menyarankan dan harus dipertimbangkan kesesuaiannya dengan kebutuhan.

4. Pada perpustakaan khusus, pihak yang berwenang melakukan pemilihan adalah pimpinan institusi dimana perpustakaan tersebut bernaung.

Menurut Pangaribuan (2009:5) pihak yang berwenang melakukan

pemilihan bahan pustaka perlu memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Mengetahui berbagai jenis bahan pustaka yang ada dipasaran 2. Memahami tujuan dan fungsi perpustakaan tempat ia bekerja 3. Mengenal kebutuhan masyarakat yang dilayani

4. Mengenal prinsip-prinsip seleksi

5. Mengenal dan mampu menggunakan alat-alat bantu seleksi 6. Memahami berbagai kendala yang ada.

2.7 Sistem Pengadaan bahan Pustaka

Pengadaan bahan pustaka di perpustakaan merupakan hal yang sangat

penting, sehingga diperlukan hal-hal yang mendukung agar pengadaan bahan

pustaka bisa benar-benar terpenuhi dan dapat memenuhi kebutuhan pengguna.

Ada beberapa sistem yang dapat digunakan dalam mengadakan bahan pustaka.

Pengadaan bahan pustaka adalah proses menghimpun bahan pustaka yang akan

dijadikan koleksi perpustakaan. Koleksi yang diadakan suatu perpustakaan

hendaknya relevan dengan minat dan kebutuhan, lengkap dan terbitan mutakhir

agar tidak mengecewakan pengguna yang dilayani.

Dalam Buku Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:54), sistem pengadaan

bahan pustaka di lingkungan perpustakaan dilakukan melalui:

1. Pembelian dan Pelangganan 2. Hadiah atau Sumbangan 3. Tukar menukar

4. Penerbitan Sendiri 5. Titipan

Sedangkan menurut Akbar (2010:4) menyatakan bahwa sistem pengadaan bahan pustaka dapat dilakukan dengan:

1. Pembelian 2. Pemesanan

(15)

4. Tukar menukar 5. Penerbitan Sendiri 6. Titipan

2.7.1 Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Pembelian

Pengadaan bahan pustaka dengan cara pembelian adalah cara yang sangat

efektif dan dapat memenuhi kebutuhan pemakai, oleh sebab itu dibutuhkan

anggaran keuangan yang memadai sesuai dengan harga buku, dengan pembelian

pustakawan bias memilih bahan pustaka yang diinginkan dan cocok untuk para

pengguna perpustakaan. Menurut pangaribuan (2009 : 9), Pembelian bahan

pustaka dapat dilakukan dengan cara antara lain:

1. Pembelian Melalui Toko Buku

Pembelian buku secara langsung pada toko buku banyak dilakukan oleh perpustakaan yang memiliki jumlah dana pembelian relatif kecil, baik yang berasal dari sumber dana sendiri maupun dari sumber dana lain yang tidak mempunyai persyaratan pengadaan yang khusus. Kekurangan yang sering ditemukan dalam pembelian buku yang dilakukan melalui toko buku adalah bahwa tidak semua subjek atau judul buku yang dibutuhkan perpustakaan tersedia di toko buku. Disamping itu, tidak semua pesanan buku dari satu buku cenderung menerima pesanan dalam bentuk judul terbatas namun ekslempar daripada banyak judul dengan pemesanan rata-rata satu ekslempar. Keuntungan atau kemudahannya adalah dapat melakukan efisiensi atau penghematan dari segi biaya, waktu, dan tenaga. Cara pemesanan bahan pustaka / buku melalui toko buku yaitu:

a. Setelah diadakan verifikasi, petugas pengadaan mempersiapkan kartu pesanan yang dibuat dengan jumlah rangkap, misalnya dalam rangkap 3 dimana 2 rangkap disusun dalamdaftar pesanan dan 1 rangkap disisipkan dalam katalog. Kartu pesan yang disisipkan dalam katalog akan memudahkan pengecekan lembar permintaan.

b. Buat daftar pesanan yang memuat judul-judul pesanan yang diambil dari kartu-kartu pesanan diatas, disusun menurut abjad pengarang. Jika dana terbatas, tentukan prioritasnya.

c. Tentukan toko buku terlengkap yang ada di kota dimana perpustakaan berada.

d. Daftar pesanan yang telah dibuat, diserahkan kepada petugas toko buku untuk mendapatkan layanan.

e. Lakukan pembayaran (dengan uang tunai atau cek), sebesar jumlah pembeliannya, dan mintakan bukti pembayaran beserta faktur pembeliannya.

f. Beritahu kepada pemesan, bahwa buku-buku yang dipesan telah datang.

(16)

2. Pembelian Melalui Penerbit

Pemesanan buku dapat juga dilakukan melalui penerbit, baik itu penerbit dalam negeri atau luar negri. Pemesanan buku secara langsung melalui penerbit biasanya dilakukan jika judul-judul buku yang dibutuhkan benar-benar dikeluarkan oleh penerbit tersebut.

Menurut Pangaribuan ( 2009 : 9), Cara pemesanan buku melalui

penerbit yaitu:

a. Tentukan penerbit yang dapat melayani pesanan buku perpustakaan. b. Buatlah daftar pesanan buku-buku yang dikelompokkan menurut

penerbitnya.

c. Kirimkan daftar pesanan kepada penerbit yang dituju untuk diperiksa ketersediaan buku-buku tersebut dan harga satuannya. Kemudian penerbit akan mengirim “proforma invoice” yaitu daftar buku yang dilengkapi daftar harganya.

d. Setelah “invoice” Anda terima, periksa dana yang tersedia. Lakukan pembayaran, dapat dilakukan langsung (jika jarak perpustakaa dengan penerbit dekat), atau dapat dilakukan melalui bank jika lokasi penerbit jauh dari pemesannya.

e. Bukti pembayaran melalui bank harus Anda kirimkan ke penerbit disertai dengan surat pengantar dan “proforma invoice”.

f. Fotokopi dari bukti pembayaran melalui bank harus Anda simpan dengan baik agar Anda dapat membuktikan bahwa pembayaran telah Anda lakukan, jika hal ini diperlukan di kemudian hari.

g. Melalui agen buku (jobber) baik dalam maupun luar negri

3. Pembelian Melalui Agen Buku

Agen buku memperoleh buku-buku dari penerbit dengan potongan harga, dan menyimpannya dalam gudang yang besar, kemudian menjualnya kepada toko buku dan perpustakaan. Agen buku memberika pelayanan yang efisien dan cepat. Pustakawan dapat memesan buku dalam berbagai bentuk cetakan. Agen buku yang besar memiliki buku-buku dari berbagai penerbit, baik itu penerbit dalam negeri maupun penerbit luar negeri.

Menurut Pangaribuan (2009 : 10), Langkah-langkah Pembelian dan

Pelangganan bahan perpustakaan adalah sebagai berikut:

1. Memeriksa dan melengkapi data bibliografi bahan perpustakaan yang diusulkan.

2. Mencocokkan usulan dengan bahan perpustakaan yang dimiliki melalui catalog perpustakaan atau pangkalan data perpustakaan.

3. Menerima atau menolak usulan.

4. Membuat daftar pesanan beberapa rangkap menurut kebutuhan. 5. Mengirimkan daftar pesanan.

6. Mengarsipkan satu rangkap daftar pesanan. 7. Membayar pesanan/langganan.

(17)

Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:54), langkah-langkah

pembelian dan pelangganan bahan perpustakaan adalah sebagai berikut :

1. Memeriksa dan melengkapi data bibliografi bahan perpustakaan yang diusulkan.

2. Mencocokkan usulan dengan bahan perpustakaan yang dimiliki melaluikatalog perpustakaan atau pangkalan data perpustakaan.

3. Menerima atau menolak usulan.

4. Membuat daftar pesanan beberapa rangkap menurut kebutuhan. 5. Mengirimkan daftar pesanan.

6. Mengarsipkan satu rangkap daftar pesanan. 7. Membayar pesanan/langganan.

8. Menyusun laporan pembelian dan pelangganan.

Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:54), Prosedur

penerimaan bahan perpustakaan yang dibeli atau dilanggan adalah sebagai

berikut:

1. Memeriksa secara teliti bahan perpustakaan yang diterima dan surat pengantarnya.

2. Mencocokkan bahan perpustakaan yang diterima dengan arsip pesanan. 3. Menyisihkan dan mengembalikan bahan perpustakaan yang tidak sesuai

dengan pesanan, cacat, atau rusak disertai dengan permintaan penggantian. 4. Menandatangani tanda terima atau faktur dan mengembalikannya kepada

pengirim.

5. Menandai kepemilikan bahan perpustakaan dengan membubuhkan cap perpustakaan.

6. Membuat berita acara penerimaan.

Dalam melakukan kegiatan pembelian bahan pustaka diperlukan langkah

yang sistematis agar pelaksanaan pembelian dapat terlaksanakan dengan benar

sehingga tidak terjadi pemborosan dana.

2.7.2 Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Pemesanan

Pengadaan bahan pustaka melalui pemesanan merupakan proses

pengadaan yang dilakukan oleh petugas pengadaan untuk memesan buku yang

akan dibeli kepada pihak penerbit atau agen buku.

Menurut Yulia (1994:44) cara pemesanan bahan pustaka yaitu:

1. Petugas pengadaan mempersiapkan kartu pemesanan. Kartu pemesanan dibuat dalam bentuk katalog ini bertujuan untuk memudahkan pengecekan lembaran permintaan.

(18)

4. Daftar pesanan yang telah dibuat, diserahkan keoada petugas toko buku untuk mendapat layanan.

5. Lakukan pembayaran (dengan uang tunai atau check), sebesar jumlah pembeliannya, dan mintakan bukti pembayaran serta faktur pembeliannya. 6. Beritahu pada pemesanan, bahwa buku-buku yang telah dipesan telah

datang. Permintaan buku yang oleh satu dan lain hal tidak dapat dilaksanakan pemesanannya juga harus diberitahukan kepada pemesannya. 7. Untuk judul-judul yang tidak dapat dibeli dari toko buku tersebut, perlu

dicarikan pada toko lain yang berada dikota tersebut, atau pada toko buku di kota lain yang terdekat.

Adapun pemesanan bahan pustaka melalui penerbit biasanya hanya

dilakukan jika judul-judul yang dibutuhkan benar-benar dikeluarkan oleh penerbit

tersebut. Sedangkan pemesanan bahan pustaka melalui agen buku memperoleh

buku-buku dari penerbit dengan potongan harga, dan menyimpannya dalam

gudang besar, kemudian menjualnya kepada toko buku dan perpustakaan. Agen

buku memberikan pelayanan yang efisien dan cepat, pustakawan dapat memessan

buku dalam berbagai bentuk cetakan.

2.7.3 Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Hadiah

Cara lain untuk menambah koleksi perpustakaan adalah melalui hadiah

atau sumbangan. Cara ini memang mudah hanya saja perlu diperhitungkan dalam

pengadaan koleksi bahan pustaka hal ini dikarenakan terkadang hadiah yang

diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna atau koleksi sudah kadaluarsa.

Dalam Buku Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:55), dijelaskan bahwa

pengadaan bahan pustaka melalui hadiah dapat diperoleh dengan 2 cara:

1. Hadiah Atas Permintaan

Prosedur perolehan hadiah atas permintaan yaitu:

a. Meyusun daftar bahan perpustakaan yang diperlukan.

b. Mengirimkan surat permohonan bahan perpustakaan hadiah dan setelah bahan perpustakaan lain diterima.

c. Memeriksa dan mencocokan daftar kiriman bahan perpustakaan hadiah dengan surat pengantarnya.

d. Mengirimkan kembali surat pengantar disertai ucapan terima kasih. e. Mengolah bahan perpustakan hadiah yang diterima seperti

(19)

2. Hadiah Tidak Atas Permintaan

Prosedur perolehan hadiah tidak atas permintaan yaitu:

a. Meneliti kiriman bahan perpustakaan hadiah dan mencocokkannya dengan surat pengantarnya

b. Memilih bahan perpustakaan hadiah yang dibutuhkan

c. Menyisihkan bahan perpustakaan hadiah yang tidak diperlukan.

2.7.4 Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Tukar menukar

Bahan pustaka yang diperoleh melalui tukar menukar mempunyai potensi

yang besar dalam pengembangan koleksi bahan pustaka suatu perpustakaan,

karena bahan pustaka tersebut benar-benar sesuai dengan kebutuhan pengguna.

pertukaran bahan pustaka disebagian besar perpustakaan harus dimulai

dari keperluan lembaga daripada keinginan untuk mendukung distribusi

bahan-bahan ilmiah. Pertukaran biasanya dibuat secara langsung diantara

lembaga-lembaga, tanggung jawab untuk pertukaran biasanya dilimpahkan kepada bagian

pengadaan. Biasanya tukar menukar dapat dilakukan apabila bahan pustaka

tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna atau jumlah eksemplar yang

terlalu banyak.

Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:55) perpustakaan yang

melakukan pertukaran bahan pustaka perlu dilakukan langkah-langkah

sebagaiberikut:

1.Mendaftar bahan perpustakaan yang akan dipertukarkan.

2.Mengirimkan daftar penawaran disertai persyaratannya, misalnya biaya pengiriman, dan biaya pengambilan.

3.Menerima kembali daftar penawaran yang sudah dipilih pemesan. 4.Mencatat alamat pemesan.

5.Menyampaikan bahwa perpustakaan yang dipilih oleh perpustakaan atau lembaga yang memesannya.

Dalam Buku Pernik Pustakawan (2009), cara untuk memperoleh bahan pustaka dengan tukar menukar:

1. Perpustakan dengan bahan pustaka/buku lebih (duplikat) yang sudah tidak diperlukan membuat daftar buku tersebut secara alfabetis ataupun klas untuk ditawarkan.

2. Perpustakaan mengirimkan penawaran kepada perpustakaan lain yang diperkirakan memiliki koleksi sesuai dengan bahan pustaka yang ditawarkan.

(20)

penawarannya melakukan penilaian keseimbangan bahan pertukaran tentang subyek dan bobotnya.

Menurut Basuki (2001 : 39), Kegiatan tukar menukar bahan pustaka antar

perpustakaan mempunyai beberapa tujuan yaitu:

1. Untuk memperoleh buku-buku tertentu yang tidak dapat dibeli di toko buku atau tidak tersedia karena alasan lain. Sebagai contoh terutama buku-buku terbitanpemerintah, majalah-majalah dan lain-lainnya yang akan dikirim ke perpustakaan melalui pertukaran.

2. Sistem pertukaran memberi jalan bagi perpustakaan untuk membuang buku-buku duplikat dan hadiah yang tidak sesuai.

3. Pertukaran mengembangkan kerjasama yang baik antar perpustakaan khususnya pada tingkat internasional. Kecuali untuk pertukaran bahan pustaka antar perpustakaan antar informal, banyak program-program pertukaran terbatas pada perpustakaan nasional, perpustakaan khusus dan perpustakaan research (penelitian) yang besar.

2.7.5 Bahan Pustaka Melalui Titipan

Perpustakaan dapat menambah koleksi dengan cara menerima titipan dari

lembaga ataupun perorangan. Penerimaan titipan haruslah bahan pustaka yang

benar-benar dibutuhkan oleh pengguna dan harus ada kesepakatan diantara pihak

yang menitip dengan perpustakaan. Perpustakaan bertanggung jawab penuh atas

bahan pustaka yang dititipkan walaupun bahan pustaka tersebut bukan

sepenuhnya milik perpustakaan.

Langkah-langkah penerimaan bahan pustaka dengan cara titipan menurut Soetminah (1992: 74), adalah sebagai berikut:

1. Pustaka beserta daftarnya diterima, kemudian dicocokkan dan apabila sudah cocok, pustaka dapat langsung diinventaris dan diproses sampai dapat dipinjamkan.

2. Perpustakaan dan penitip menandatangani surat serah terima yang dilengkapi dengan keterangan, seperti:

a. Pustaka sesuai dengan daftar terlampir dititipkan pada perpustakaan selama jangka waktu ...x...tahun.

b. Pustaka boleh dipinjamkan kepada masyarakat pemakai, maka boleh diperlakukan sama dengan koleksi yang lain.

c. Perpustakaan akan memelihara dan merawat pustaka sebaik –baiknya seperti kol eksi yang sama

d. Apabila ada pustaka rusak, perpustakaan akan memperbaiki. Tetapi apabila hilang, perpustakaan tidak menggantinya.

(21)

2.7.6 Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Penerbitan Sendiri

Dalam Buku Pedoman Pembinaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi (1992:19), penerbitan sendiri mencakup:

1. Penerbitan dari lembaga induk tempat perpustakaan berada:

a. Perpustakaan hendaknya dijadikan pusat penyimpanan (depository) semuapenerbitan lembaga itu.

b. Perpustakaan dapat ditunjuk sebagai penyalur dari semua penerbitanlembaga yang bersangkutan.

2. Penerbitan oleh perpustakaan sendiri seperti daftar tambahan koleksi bulletin,manual bibliografi, dan lain-lain.

Penambahan koleksi perpustakaan melalui penerbitan sendiri dapat

dilakukan perpustakaan dengan cara menerbitkan terbitan berseri (bulletin),

pamphlet, jurnal, indeks, ataupun bibliografi perpustakaan. Dengan adanya

penerbitan sendiri pada suatu perpustakaan, maka akan dapat menambah jumlah

koleksi perpustakaannya. Koleksi terbitan sendiri ini sngat membantu kelancaran

tugas lembaga tersebut, karena bahan jenis ini biasanya tidak ada dipasaran.

Sedangkan informasinya sangat penting bagi lembaga ilmiahnya. Untuk

melengkapi koleksinya sebaiknya perpustakaan harus menghimpun semua bahan

pustaka yang diterbitkan oleh perpustakaan induk dimana perpustakaan itu

bernanung.

2.8 Inventarisasi Bahan Pustaka

Menurut Massofa (2008), “ Inventarisasi adalah kegiatan pencatatan data-data fisik buku kealam sarana pencatatan, yang dapat berupa lembaran lepas, kartu maupun buku, dan sering disebut juga sebagai buku induk. Setiap ekslempar bahan pustaka mempunyai satu nomor induk. Adapun informasi lain yang perlu dicatat dalam buku induk adalah judul, pengarang, asal, nomor induk, bahasa, jumlah eksemplar, judul serta harga”.

Inventarisasi merupakan salah satu kegiatan yang harus dikerjakan oleh

petugas di perpustakaan sebelum bahan pustaka diproses dibagian pengolahan.

Adapun tugas bagian inventarisasi adalah menetapkan dan melaksanakan

pencatatan menurut cara yang telah ditetapkan. Pada intinya, kegiatan

inventarisasi bahan pustaka itu adalah kegiatan pencatatan semua bahan pustaka

milik perpustakaan yang dilakukan oleh petugas perpustakaan atau pustakawan.

(22)

1. Mempermudah pustakwan dalam pengadaan bahan pustaka

2. Memudahkan pustakawan untuk mengawasi terhadap koleksi yang dimiliki

3. Memudahkan pustakawan dalam pelaporan tahunan tentang jumlah koleksi yang dimiliki

Dalam pernik pustakawan (2009), Menjelaskan tugas dan wewenang

inventarisasi adalah :

1. menetapkan jenis dan jumlah buku inventaris yang diperlukan.

2. menetapkan macam dan ukuran kolom-kolom dalam buku inventaris serta petunjuk untuk mengisinya.

3. menetapkan dan melaksanakan pencatatan menurut cara yang telah ditentukan.

4. menetapkan jenis bahan pustaka dalam pemberian tanda kepemilikan perpustakaan dengan stempel tiap bahan pustaka yang diterima.

Kegiatan inventarisasi terutama bertujuan agar perpustakaan dapat

mengontrol pemiliknya. Dengan inventarisasi perpustakaan dapat membuat

laporan, menyusun statistik dan mengetahui bahan pustaka yang sudah/belum

dimiliki.

Menurut Bafdal, Ibrahim (2001:46), Kegiatan yang dilakukan dalam inventarisasi bahan pustaka adalah:

1. Memberi stempel pada buku.

Setiap bahan pustaka yang datang harus diperiksa. Dalam pemeriksaannya hendaknya diteliti nama pengarang, judul karangan, edisi, serta bentuk fisiknya. Setelah selesai diperiksa dan ternyata benar maka setiap bahan pustaka tersebut distempel dengan stempel inventaris perpustakaan.

2. Setiap bahan pustaka yang distempel dengan stempel perpustakaan sebagai tanda pengenal. Yang perlu distempel adalah halaman-halama tertentu, seperti halaman judul, daftar isi bab per bab. Hal ini tergantung kepada kebijakan pustakawannya masing-masing

3. Buku-buku yang telah distempel perpustakaan, perlu juga distempel dengan stempel inventaris yang memuat kolom isian inventaris dan tanggal menginventaris. Biasanya stempel inventaris ini distempelkan dibalik halaman judul

4. Mendaftar bahan pustaka

(23)

Contoh kepemilikan dan cap inventarisasi

Menurut Pangaribuan (2009: 12-13), Informasi yang dicantumkan pada

pencatatan buku induk adalah sebagai berikut:

1. Nomor urut

2. Tanggal penerimaan yaitu : tanggal kapan buku tersebut diterima. Tanggal ini dicantumkan pada setiap ekslempar buku yang diinventarisasi

3. Pengarang, nama pengarang ditulis setelah dibalik terlebih dahulu sebagaimana dilakukan dalam pengatalogan.

4. Judul buku, yaitu judul buku secara keseluruhan namun jika terlalu panjang dapat dipotong tanpa mengurangi arti judul tersebut dengan menambah tiga titk (…)

5. Tempat terbit/penerbit, yaitu tempat kota dimana buku tersebut diterbitkan dan oleh penerbit mana (tulis nama penerbitnya), isi dapat dilihat pada halaman judul

6. Asal/sumber perolehan. Dalam kolom ini dicatat dari mana buku berasal, apakah dari hasil pembelian, hadiah, tukar menukar dan sebagainya

7. Bahasa yang dipakai: Indonesia/Inggris dan lain-lain 8. Nomor inventarisasi/induk

9. Golongan (nomor klasifikasi) kolom ini dicatat setelah buku diproses 10.Keteranga mengenai keadaan buku

Contoh buku induk/inventarisasi

Tgl diterima:………

Asal dari :………

No. induk :………..

Tgl. Inventaris :………

MILIK PERPUSTAKAAN

(24)

Sumber: Pangaribuan (2009 : 13)

2.9 Jenis Bahan Pustaka

koleksi perpustakaan adalah yang meliputi berbagai format bahan pustaka

sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan alternatif para pemakai perpustakaan

terhadap media rekam informasi.

Menurut Pangaribuan (2009:2), jenis-jenis bahan pustaka adalah sebagai

berikut:

1. Karya cetak 2. Karya non cetak 3. Bentuk mikro

4. Karya dalam bentuk elektronik

2.9.1 Karya Cetak

Menurut Pangaribuan (2009:2), Karya cetak adalah hasil pemikiran manusia

yang dituangkan dalam bentuk cetak, yaitu:

1. Buku

Buku atau dikenal juga dengan istilah monograf adalah bahan pustaka yang merupakan satu kesatuan utuh dan yang paling utama terdapat dalam koleksi perpustakaan. Berdasarkan standar UNESCO, tebal buku paling sedikit 49 halaman tidak termasuk kulit maupun jaket buku. Diantaranya adalah buku teks, buku rujukan, buku fiksi. Biasanya dilengkapi dengan nomor standar internasional, yaitu ISBN (International Standard Book Number)

2. Terbitan Berseri

Terbitan berseri adalah bahan pustaka yang direncanakan untuk diterbitkan terus-menerus dengan jangka waktu terbit tertentu. Untuk jenis terbitan erseri menggunakan nomor standar ISSN ( International Standard Serial Number).

2.9.2 Karya NonCetak

No Tgl No

ind pengarang Jdl

Impresu

m Asal Bahasa Jlh

No

(25)

Menurut Hastuti (2012), Menyatakan karya noncetak adalah bahan

pustaka yang informasinya disampaikan dalam bentuk suara, gambar, teks, dan

juga kombinasi dari bentuk-bentuk tersebut. Istilah lain dari karya ini adalah

nonbooks materials (bahan nonbuku), nonprint (bahan noncetak), dan audiovisual

materials (bahan pandang dengar). Karya non cetak terdiri dari beberapa jenis,

diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Rekaman Suara

Karya ini dituangkan dalam bentuk piringan hitam, pita kaset, dan cakram (disk). Jika dilihat dari segi isi, diantaranya adalah rekaman musik, wawancara, seminar, ceramah, pelajaran bahasa inggris, dan sebagainya 2. Film (gambar hidup) dan Rekaman Video

Film ada dua macam yaitu film yang bersuara dan film yang tidak bersuara. Jika dilihat dari segi fisiknya ada 3 macam yaitu film yang berukuran 18 mm, 16 mm, dan 35 mm. Alat bantu yang digunakan untuk melihatnya adalah proyektor dan layar. Kegunaannya selain bersifat rekreasi juga dipakai untuk pendidikan

3. Rekaman Video

Rekaman vidoe mencakup semua bentuk video, diantaranya yang berbentuk kaset, gulungan, cakram. Alat bantu yang digunakan adalah televisi, komputer, VCR (Video Casette Recorder)

4. Bahan Kartografi

Bahan kartografi adalah semua karya yang merupakan representasi dari bumi, matahari, bulan, planet-planet, dan badan-badan ruang angkasa lainnya. Bahan pustaka ini dapat berbentuk dua dimensi atau tiga dimensi. Misalnya peta ruang angkas, atlas, globe, foto udara, dan sebagainya. 5. Bahan Grafika

Bahan grafika adalah bahan pustaka yang harus diproyeksikan, misalnya: a. Filmstrip, yaitu selongsongan film yang memuat gambar dalam urutan

tertentu yang diproyeksikan satu persatu.

b. Slide, yaitu gambar dalam suatu media film atau bahan transparan lain yang harus dilihat dengan bantuan proyektor slide.

c. Transparansi, yaitu selembar bahan transparan yang berisi gambar dan dirancang untuk digunakan dengan overhead projector atau kotak sinar.

2.9.3 Bentuk Mikro

Menurut Siregar (2001:55) menyatakan bahwa, Bentuk mikro adalah

suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan semua bahan pustaka yang

menggunakan media film dan tidak dapat dibaca dengan mata biasa melainkan

harus memakai alat yang dinamakan microreader. Bahan pustaka ini digolongkan

(26)

Hal ini disebabkan informasi yang tercakup di dalamnya meliputi bahan tercetak

seperti majalah, surat kabar, dan sebaginya. Bentuk mikro terdiri dari beberapa

macam yaitu:

1. Mikrofilm, bentuk mikro film dalam gulungan film yang berukuran 16 mm dan 35 mm

2. Mikrofis, bentuk mikro dalam lembaran film dengan ukuran 105 mm x 148 mm (standar) dan 75 mm x 125 mm.

3. Microopaque, bentuk mikro dimana informasinya dicetak kedalam kertas yang mengkilat tidak tembus cahaya berukuran sebesar mikrofis.

Sedangkan menurut Pangaribuan (2009 : 3), “Bentuk mikro adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan semua bahan pustaka yang menggunakan media film yang tidak dapat dibaca dengan mata biasa melainkan harus memakai alat yang dinamakan micro-reader. Bahan pustaka ini digolongkan tersendiri, tidak dimasukkan dalam bahan noncetak. Hal ini disebabkan informasi yang tercakup didalamnya meliputi bahan tercetak seperti majalah, surat kabar, dan sebagainya”.

2.9.4 Karya Dalam Bentuk Elektronik

Karya dalam bentuk elektronik ini biasanya disebut dengan bahan pandang

dengar (audio visual) juga merupakan koleksi perpustakaan. Bahan pandang

dengan memuat informasi yang ditangkap secara bersamaan oleh indera mata dan

telinga. Oleh sebab itu bahan pandang dengar merupakan media pembawa pesan

yang sangat kuat untuk bisa ditangkap oleh manusia.

Sumber daya elektronik adalah informasi yang dituangkan dalam bentuk

buku atau jurnal elektronik yang biasa dikenal dengan istilah electronic collection.

Dengan adanya teknologi informasi, maka informasi dapat dituangkan dalam

media elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau disc. Untuk membacanya

diperlukan perangkat keras seperti komputer, CD-ROM player, dan sebagainya.

Pangaribuan (2009:3), “Dalam perkembangan teknologi informasi, maka

informasi dapat dituangkan kedalam media elektronik seperti pita magnetic dan

cakram atau disk. Untuk membacanya diperlukan perangkat keras seperti

Referensi

Dokumen terkait

Setiap bahan pustaka yang baru diterima perpustakaan baik itu secara pembelian maupun hadiah perlu diperiksa terlebih dahulu, apakah bahan pustaka tersebut sesuai dengan

Chairil Ansari : Pengadaan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Universitas Karo (UKA) Kabanjahe, 2005... Chairil Ansari : Pengadaan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Universitas Karo

Deli Susanti : Sistem Pengadaan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Institut Teknologi Medan, 2005... Deli Susanti : Sistem Pengadaan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Institut

Lelyriama Lumban Toruan : Pengadaan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan, 2006... Lelyriama Lumban Toruan : Pengadaan Bahan Pustaka Pada

Sedangkan pengadaan bahan pustaka yang dananya bukan berasal dari negara yaitu dari sumbangan uang pihak tertentu kebijakannya adalah dapat dilakukan pembelian langsung

Soeatminah, Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan, (Yogyakarta : Kanisius, 1992) h.. Pembelian bahan pustaka dilakukan melalui 2 cara yaitu pembelian secara langsung ke toko

a) Alat bantu seleksi yang dapat membantu pustakawan untuk memutuskan apakah sebuah atau sekelompok buku akan dimasukan kekoleksi perpustakaan atau karena

Alat yang minim menghambat pekerjaan pustakawan dalam melestarikan bahan pustaka, kurangnya tenaga ahli menyebabkan kerusakan bahan pustaka tidak dapat tertangani