• Tidak ada hasil yang ditemukan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Renstra Dinas Ketahanan Pangan"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan Ketahanan Pangan merupakan prioritas nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2014-2019 yang difokuskan pada peningkatan ketersediaan pangan, pemantapan distribusi pangan, percepatan penganekaragaman pangan, dan pengawasan keamanan pangan segar sesuai dengan karakteristik daerah. Pembangunan ketahanan pangan dilaksanakan melalui berbagai upaya dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan sebagai perwujudan pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi sebagai bagian pembangunan secara keseluruhan.

Implementasi program pembangunan ketahanan pangan dilaksanakan dengan memperhatikan sub sistem ketahanan pangan yaitu : (a) sub system ketersediaan pangan melalui upaya peningkatan produksi, ketersediaan dan penanganan kerawanan pangan, (b) sub sistem distribusi pangan melalui pemantapan distribusi dan cadangan pangan, serta (c) sub sistem konsumsi pangan melalui peningkatan kualitas konsumsi dan keamanan pangan. Dengan demikian, program-program pembangunan pertanian dan ketahanan pangan tersebut diarahkan untuk mendorong terciptanya kondisi sosial, budaya, dan ekonomi yang kondusif, menuju ketahanan pangan yang mantap dan berkelanjutan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Kerinci Tahun 2014-2019 yang telah disusun bertujuan untuk memberikan arah dan pedoman terhadap semua program pembangunan yang dilakukan pemerintah, RPJMD ini merupakan acuan dan sekaligus koordinasi dalam penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pada masing-masing Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) untuk periode 5 tahun mendatang, serta nantinya digunakan sebagai tolok ukur untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja Bupati Kerinci selama periode pemerintahan 2014-2019.

(2)

2

program ini adalah memperkuat ketahanan pangan daerah dengan meningkatkan keragaman produksi, ketersediaan pangan yang bersumber dari pangan ternak, ikan, tanaman pangan, hortikultura dan kebun serta produk olahannya, dan memfasilitasi ketersediaan input keperluan usaha pada sektor pertanian tanaman pangan, peternakan, perikanan, serta membentuk kelembagaan pangan yang mampu meningkatkan produksi dan memperlancar saluran distribusi pangan antar kota, kabupaten dan desa.

Rencana Strategis merupakan proses sistematik yang berkelanjutan dari keputusan yang beresiko dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya pengetahuan antisifatif, mengorganisasi secara sistematis usaha-usaha melaksanakan keputusan tersebut dan mengukur hasil melalui umpan balik yang terorganisasi dan rapi.

Dengan tersusunnya Rencana Strategis Dinas Ketahanan PanganKabupaten Kerinci, diharapkan dapat menjadi arah dan pedoman penyelenggaraan pembangunan di bidang ketahanan pangan, menterjemahkan perencanaan pembangunan setiap tahun dengan program dan kegiatan yang fokus dan terukur serta menunjang pencapaian sasaran pembangunan Kabupaten Kerinci.. Kondisi geografis Kabupaten Kerinciyang terdiri dari gugusan Pegunungan Bukit Barisan, dengan dikelilingi Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dengan jarak antar satu daerah dengan daerah lainnya relatif cukup berjauhan, dengan ketersediaan sarana maupun prasarana perhubungan dan telekomunikasi masih sangat terbatas. Kondisi ini berdampak pada keterisolasian daerah, kesenjangan/disparitas ekonomi antar daerah dan kurang lancarnya arus mobilitas barang dan orang antar satu daerah dengan daerah lainnya. Untuk itu perlu direncanakan dan dilaksanakan program-program pembangunan yang dapat menjawab tantangan ini sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kemampuan Pemerintah Daerah.

Berkaitan dengan hal tersebut diatas, Rencana Strategis Dinas Ketahanan PanganKabupaten Kerinci (Renstra DKP) Kabupaten Kerinci2014-2019 perlu dioptimalisasi penyusunannya sejalan dengan perubahan dinamis situasi dan kondisi kebutuhan masyarakat dan kemampuan Pemerintah Daerah dalam rangka mencapai Visi TERWUJUDNYA KERINCI YANG LEBIH BAIK”Tahun 2019.

1.2. Landasan Hukum

(3)

3

ketentuan perundang-undangan yang berkaitan langsung dengan pembangunan daerah. Ketentuan perundang-undangan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Republik Indonesia Nomor: VII/MPR/2001 Tentang Visi Indonesia Masa Depan;

2. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara; 3. Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 Tentang Pembendaharaan Negara;

4. Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008;

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

7. Undang-Udang Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah;

8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;

9. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PANGAN

10.Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Daerah;

11.Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tatacara Pertanggungjawaban Kepala Daerah;

12.Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan daerah; 13.Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman,Evaluasi

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

14.Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

15.Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

16.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007;

(4)

4

18.Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Kerinci (Lembaran Daerah Kab. Kerinci Tahun 2007 Nomor 15, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kerinci Nomor 8), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Kerinci (Lembaran Daerah Kabupaten Kerinci Tahun 2008 Nomor 6);

19. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2016 Tentang Pembentukan, Organisaasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Kerinci (Lembaran Daerah Kabupaten Kerinci Tahun 2016 Nomor 05),

20. Peraturan Bupati Kerinci Nomor 42 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas Ketahanan Pangan.

1.3. Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud

Optimalisasi Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci 2014-2019 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Kabupaten Kerinci 2014-2019 yang telah disusun dalam rangka memberikan arah dan pedoman terhadap semua kegiatan pembangunan sektor ketahanan pangan selama 5 (lima) tahun kedepan. Selain itu sebagai acuan sekaligus perangkat koordinasi dengan dinas/instansi terkait dalam penyusunan kebijakan, program, dan kegiatan yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Ketahanan PanganKabupaten Kerinci dibidang ketahanan pangan.

1.3.2 Tujuan

Penyusunan Resntra Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci bertujuan untuk lebih memantapkan terselenggaranya kegiatan prioritas Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci dalam turut mendukung suksesnya pencapaian indikator sasaran pembangunan daerah yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Kerinci tahun 2014-2019.

1.4 Sistematika Penyusunan

(5)

5

BAB I. Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang penyusunan Renstra, landasan hukum penyusunan Renstra, maksud dan tujuan penyusunan Renstra serta sistematika penulisan renstra. BAB II. Gambaran Pelayanan, Tugas dan Fungsi

Memuat tugas, fungsi dan struktur organisasi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci, sumber daya yang dimiliki Dinas Ketahanan PanganKabupaten Kerinci, kinerja pelayanan hingga saat ini, tantangan dan peluang pengembangan pelayanan ketahanan pangan..

BAB III. Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi

Bab ini memuat identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan Dinas Ketahanan PanganKabupaten Kerinci, telaahan visi, misi dan program, telaahan renstra Departemen Perhubungan dan Renstra Dinas Ketahanan PanganKabupaten Kerinci., Provinsi, serta penentuan isu-isu strategis Dinas Ketahanan PanganKabupaten Kerinci.

BAB IV. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan

Bab ini berisi visi dan misi Dinas Ketahanan PanganKabupaten Kerinci., tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas Ketahanan PanganKabupaten Kerinci, serta strategi dan kebijakan dalam menjabarkan sasaran jangka menengah Dinas Ketahanan PanganKabupaten Kerinci.

BAB V. Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan

PendanaanIndikatif

Memuat rencana program dan kegiatan Dinas Ketahanan PanganKabupaten Kerinci selama 5 (lima) tahun kedepan yang dilengkapi dengan indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif.

BAB VI. Indikator Kinerja yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran RPJMD

Bab ini memuat indikator kinerja Dinas Ketahanan PanganKabupaten Kerinci yang terkait langsung atau mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Kerinci.

BAB VII. Penutup

(6)

6

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN DINAS KETAHANAN PANGAN

KABUPATEN KERINCI

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Ketahanan PanganKabupaten Kerinci

Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Kerinci dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Kerinci Nomor 05 Tahun 2016 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten kerinci. Ketahanan Pangan merupakan Urusan Wajib Tugas Umum Pemerintahan di daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan yang telah diperbaharui dengan UU no. 18 tahun 2012 tentang Pangan serta Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Lembaga teknis daerah merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah dalam melaksanakan penyusunan danpelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik.Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati Kerinci melalui Sekretaris Daerah.

Berdasarkan Peraturan Bupati Kerinci Nomor 44 Tahun 2016 Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci mempunyai tugas Melaksanakan penyiapan bahan koordinasi dan perumusan kebijakan penyeimbangan distribusi, penganekaragaman konsumsi dan kewaspadaan pangan daerah. Dinas Ketahanan Pangan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, menyelenggarakan fungsi:

1. Perumusan kebijakan daerah di bidang ketersedian pangan, kerawanan pangan, ditribusi pangan, cadangan pangan, penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan.

2. Pelaksanaan kebijakan daerah dibidang ketersedian pangan, kerawanan pangan, distribusi pangan, panganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan .

(7)

7

4. Peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang dibidang ketersedian pangan, kerawanan pangan, distribusi pangan, panganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan.

5. Pemantauan, pengawasan, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan di bidang dibidang ketersedian pangan, kerawanan pangan, distribusi pangan, panganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan.

6. Pelaksanaan administrasi Dinas Ketahanan Pangan. 7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan Oleh Bupati.

Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci dipimpin oleh seorang Kepala Dinas dengan dibantu oleh seorang Sekretaris, 2 (dua) orang Kepala Bidang, dan 2 (dua) orang Kepala Sub Bagian, serta 6 (enam) orang Kepala Seksi dengan kedudukan esselon sebagai berikut:

1. Kepala Dinas (esselon II/b) 2. Sekretaris (esselon III/a)

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian (esselon IV/a) b. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi (esselon IV/a)

3. Bidang ketersediaan dan Distribusi pangan (esselon III/b) terdiri dari : a. Seksi Distribusi Pangan ( esselon IV/a)

b. Seksi ketersediaan Pangan (esselon IV/a) c. Seksi kerawanan Pangan (esselon IV/a)

4. Bidang Konsumsi dan keamanan pangan (esselon III/b) terdiri dari : a. Seksi konsumsi pangan (esselon IV/a)

b. Seksi penganekaragaman Pangan (esselon IV/a). c. Seksi keamanan Pangan (esselon IV/a)

(8)

8

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI

DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN KERINCI

SUBBAGIAN

KEPALA DINAS

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

SEKRETARIS

SEKSI KEAMANAN PANGAN BIDANG KETERSEDIAAN DAN

DISTRIBUSI PANGAN

SUB BAGIAN UMUM SUB BAGIAN PERENCANAAN

DAN EVALUASI

SEKSI PENGANEKARAGAMAN PANGAN

SEKSI KONSUMSI PANGAN

SEKSI KERAWANAN PANGAN SEKSI DISTRIBUSI PANGAN SEKSI KETERSEDIAAN PANGAN

(9)

9

2.2 Sumber Daya Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci

Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci terdiri dari jabatan 1 Kepala Dinas (pejabat eselon II.b), 1 Sekretaris (eselon III.a), 2 Kepala Bidang (eselon III.b), 2 Kepala Sub Bagian dan 6 Kepala Seksi (eselon IV.a). Personil keseluruhan sejumlah 46 orang, terdiri dari PNS 21 orang (45,7%) dan honorer 25 orang (54,3%). Berdasarkan jenis kelamin terdiri dari laki-laki 24 orang (52,2%) dan perempuan 22 orang (47,8%). Berdasarkan golongan ruang terdiri dari : Golongan I/a sejumlah 0 orang (0 %), golongan I/c 0 orang (0 %), golongan I/d 0 (0%), golongan II/a 0 orang (0 %), golongan II/b 0 orang (0 %), golongan II/c 0 orang (0%), golongan II/d 0 orang (0 %), golongan III/a 5 orang (23,8%), golongan III/b 2 orang (9,5 %), golongan III/c 3 orang (14,3%), golongan III/d 6 orang (28,6%), golongan IV/a 3 orang (14,3%), golongan IV/b 2 orang (9,5%), golongan IV/c 0 orang (0%),.

(10)

10

TABEL 2.1

DAFTAR NOMINATIF PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN TENAGA HONORER BERDASARKAN GOLONGAN RUANG DAN JENIS KELAMIN

Golongan/ ruang

Sekretariat

Bidang Ketersediaan dan distribusi

Pangan

Bidang Konsumsi dan Keamanan

Pangan

Jumlah Total

L P L P L P L P

I/a I/b I/c I/d II/a II/b II/c II/d

III/a 3 1 1

III/b 1 1

III/c 2 1

III/d 1 2 1 1 1

IV/a 1 1 1

IV/b 1 1

IV/c IV/d IV/e Honorer JUMLAH

TOTAL

(11)

11

Tabel 2.2

DAFTAR NOMINATIF PEGAWAI (PNS) BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN

Pendidikan Sekretariat

Bidang Ketersediaan dan distribusi Pangan

Bidang Konsumsi dan Keamanan

Pangan

Jumlah

Total

L P L P L P L P

SD/MI SLTP/MTS

SMA/MA 2

D1 D2

D3 1 2

S1 1 2 2 4 2 3

S2 1

JUMLAH

TOTAL

(12)

12

2.2.2. Sarana dan Prasarana

Dalam melaksanakan tugas Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci didukung sarana dan prasarana sebagaimana Tabel 2.3 berikut :

TABEL 2.3

DAFTAR SARANA DAN PRASARANA PERKANTORAN DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN KERINCI

NO. JENIS SARANA DAN PRASARANA SATUAN JUMLAH

1 Mobil Jabatan Kepala Dinas Unit 1

2 Mobil Operasional Unit 1

3 Kendaraan roda dua Unit 12

4 Komputer PC Unit 9

5 Lap Top Unit 8

6 Mesin ketik Buah 0

7 AC Unit 1

8 Filling Cabinet Buah 9

9 Almari kayu Buah 2

10 Almari besi Buah 6

11 Meja Biro Unit 6

12 Meja setengah Biro Buah 25

13 Meja rapat Buah 16

14 Kursi Rapat susun Buah 35

15 Kursi Kerja Putar Buah 11

16 Printer Unit 10

17 Faxcimile Unit 1

18 Infocus Buah 1

19 Wereless Unit 2

20 Sound System Unit 2

21 Speedy/indihome Unit 1

22 Handycam Unit 1

23 Camera Digital Unit 2

24 Antena Parabola Unit 1

(13)

13

NO. JENIS SARANA DAN PRASARANA SATUAN JUMLAH

26 Digital Receiver Unit 1

27 Mesin Rumput Unit 1

(14)

14

BAB III

ISU-ISU STRATEGI BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Pada bagian perumusan isu strategi berdasarkan tugas dan fungsi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci mengemukakan beberapa isu strategis yang krusial yang dihadapi oleh Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci berdasarkan identifikasi permasalahan, telaah visi, misi dan program Bupati dan Wakil Bupati Kerinci, serta telaahan Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian dan Renstra Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jambi.

2.1. Identifikasi Permasalahan, Potensi dan Tantangan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci

3.1.1. Permasalahan

Dalam upaya melanjutkan pembangunan ketahanan pangan yang mengarah pada kemandirian pangan, masih banyak permasalahan yang dihadapi, baik dalam aspek: ketersediaan pangan, kerawanan pangan, distribusi pangan, penyediaan cadangan pangan, penganekaragaman konsumsi pangan, penanganan keamanan pangan, kelembagaan ketahanan pangan, maupun manajemen ketahanan pangan.

1. Ketersediaan dan Kerawanan Pangan

Ketahanan pangan pada tataran nasional, merupakan kemampuan suatu bangsa untuk menjamin seluruh penduduknya memperoleh pangan dalam jumlah yang cukup, mutu yang layak, aman, dan halal, yang didasarkan pada optimasi pemanfaatan dan berbasis keragaman sumberdaya lokal. Terkait definisi tersebut, maka permasalahan ketersediaan dan kerawanan pangan dihadapkan pada :

a. Produksi dan kapasitas produksi pangan semakin terbatas, karena: (1) berlanjutnya konversi lahan pertanian ke penggunaan non pertanian; (2) menurunnya kualitas dan kesuburan lahan akibat kerusakan lingkungan;

(15)

15

(4) tingginya kerusakan lingkungan akibat perubahan iklim serta bencana alam, sehingga kualitas lingkungan dan fungsi perlindungan alamiah semakin berkurang;

(5) masih tingginya proporsi kehilangan hasil panen pada proses produksi, penanganan hasil panen, danpengolahan pasca panen, yang berdampak pada penurunan kemampuan penyediaan pangan;

(6) tidak terealisasinya harga eceran tertinggi pupuk bersubsidi; (7) terbatasnya dukungan permodalan di pedesaan;

(8) lambatnya penerapan teknologi akibat kurangnya insentif ekonomi;

(9) masih berlanjutnya pemotongan ternak betina produktif sebagai sumber protein hewani;

(10) adanya gangguan hama dan penyakit pada tanaman dan ternak, sehingga mengganggu upaya peningkatan produktivitas.

b. Jumlah permintaan pangan semakin meningkat, seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, pemenuhan kebutuhan bahan baku industri, dan berkembangnya penggunaan pangan seiring maraknya perkembangan pariwisata hotel, dan rumah saku.

c. Adanya persaingan penggunaan bahan pangan untuk bio energy dan pakan ternak. d. Kerawanan pangan, karena adanya kemiskinan, terbatasnya penyediaan infrastruktur

dasar pedesaan, potensi sumberdaya pangan yang rendah, rentannya kesehatan masyarakat di daerah terpencil, dan sering terjadinya bencana alam.

e. Hasil analisis ketersediaan pangan belum dimanfaatkan secara maksimal sebagai dasar perencanaan dan pelaksanaan program.

f. Pembinaan dan pemberdayaan kemandirian pangan pada desa rawan pangan dan kelompok masyarakat rawan pangan dihadapkan pada kendala sarana dan infrastuktur serta kemampuan SDM tenaga pendamping dan penyuluh lapangan.

g. Penyediaan hasil analisis, peta kerawanan pangan serta hasil kajian ketahanan pangan yang akurat, masih terbatas dan belum tersedia secara periodik.

(16)

16

i. Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) sebagai instrumen isyarat dini (early warning system) pencegahan kerawanan pangan belum seluruhnya dilakukan oleh Pemerintah Daerah.

2. Distribusi, Harga dan Cadangan Pangan

Stabilitas pasokan dan harga merupakan indikator penting yang menunjukkan kinerja subsistem distribusi.Beberapa permasalahan terkait dengan aspek distribusi, yaitu belum memadainya prasarana dan sarana distribusi untuk menghubungkan lokasi produsen dengan konsumen di seluruh wilayah yang menyebabkan kurang terjaminnya kelancaran arus distribusi pangan.Hal ini dapat menghambat akses fisik dan berpotensi memicu kenaikan harga, sehingga dapat menurunkan kualitas konsumsi pangan. Ketidaklancaran proses distribusi juga merugikan produsen, karena disamping biaya pemasaran yang mahal, hasil pertanian merupakan komoditi yang mudah susut dan rusak. Selain itu, ketidakstabilan harga memberatkan petani.Dengan sifat produksi yang musiman, penurunan harga pada saat panen cenderung merugikan petani.Sebaliknya, pada saat tertentu, harga pangan meningkat dan menekan konsumen, tetapi peningkatan harga tersebut tidak banyak dinikmati para petani sebagai produsen.

Permasalahan lainnya adanya pengaruh melonjaknya harga pangan dunia, misalnya beras dan kedelai sebagai akibat kenaikan harga di dalam negeri karena ketergantungan terhadap ekspor pangan.Dalam era otonomi daerah, banyak peraturan daerah yang berdampak menghambat secara fisik arus distribusi pangan berupa peningkatan biaya distribusi pangan untuk kepentingan pemasukan keuangan daerah yang pada akhirnya dibebankan kepada konsumen.

Permasalahan dalam proses distribusi pangan antara lain adalah terbatasnya dan/atau kurang memadainya sarana dan prasarana transportasi, kondisi iklim yang tidak menentu (akibat kondisi musim hujan yang tidak bersahabat, sehingga banyak jalan yang rusak, karena bencana banjir.

(17)

17

Lamanya waktu tempuh dalam pengangkutan bahan pangan segar pada saat terjadi gangguan transportasi, baik karena kondisi infrastruktur jalan maupun cuaca, akan memperbesar persentase bahan pangan yang rusak. Masalah kelangkaan pangan disuatu wilayah berdampak terhadap harga-harga pangan akan melambung sangat tinggi yang berakibat pada terlampauinya tingkat inflasi dari tingkat inflasi yang telah ditetapkan.

Walaupun pemerintah telah menjamin kecukupan stok beras, namun kecukupan stok pangan tersebut tidak dapat menjamin stok pangan di pasar cukup sehingga jika stok di pasar tidak cukup maka akan berdampak terhadap harga pangan di pasar dapat membumbung tinggi.

Masalah lainnya dalam rangka mendukung distribusi, harga dan cadangan pangan adalah data dan informasi, SDM dan kelembagaan di provinsi dan kabupaten/kota yang yang bertanggung jawab terhadap akurasi dan pengelola data yang terkait dengan ketersediaan pangan, harga pangan, dan cadangan pangan di provinsi/kabupaten/kota/desa untuk dapat digunakan dalam merumuskan kebijakan distribusi, stabilsasi harga dan pasokan pangan serta kondisi cadangan pangan di provinsi/kabupaten/kota/masyarakat.

3. Penganekaragaman, Pola Konsumsi Pangan, dan Keamanan Pangan

Kualitas dan kuantitas konsumsi pangan sebagian besar masyarakat masih rendah, yang dicirikan pada pencapaian Pola Pangan Harapan (PPH). Kondisi tersebut, tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan menuju pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman, antara lain: (a) keterbatasan kemampuan ekonomi dari keluarga; (b) keterbatasan pengetahuan dan kesadaran tentang pangan dan gizi; (c) adanya kecenderungan penurunan proporsi konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal; (d) lambatnya perkembangan, penyebaran, dan penyerapan teknologi pengolahan pangan lokal untuk meningkatkan kepraktisan dalam pengolahan, nilai gizi, nilai ekonomi, nilai sosial, citra, dan daya terima; (e) adanya pengaruh globalisasi industri pangan siap saji yang berbasis bahan impor, khususnya gandum; (f) adanya pengaruh nilai-nilai budaya kebiasaan makan yang tidak selaras dengan prinsip konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang, dan aman.

(18)

18

aneka produk olahan pangan lokal; (b) kurangnya fasilitasi pemberdayaan ekonomi masyarakat untuk meningkatkan aksesibilitas pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman; (c) dukungan sosialisasi, promosi dalam penganekaragaman konsumsi pangan melalui berbagai media, masih terbatas; dan (d) masih sedikitnya informasi menu/kuliner berbasis pangan lokal.

Berbagai kasus gangguan kesehatan manusia akibat mengkonsumsi pangan yang tidak aman oleh cemaran berbagai jenis bahan kimia, biologis, dan fisik lainnya yang membawa penyakit, telah terjadi di berbagai daerah bahkan tergolong sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).Kasus-kasus pangan hewani yang terkena wabah penyakit antraks, penyakit fluburung, beredarnya bahan makanan dan minuman olahan tanpa izin edar serta melanggar ketentuan batas kadaluarsa, dan penggunaan bahan tambahan pangan terlarang, dapat membahayakan kesehatan bahkan menyebabkan kematian.

(19)

19

4. Kelembagaan dan Manajemen Ketahanan Pangan

Kelembagaan dan manajemen ketahanan pangan sebagai aspek nonteknis, merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan pembangunan ketahanan pangan. Berbagai permasalahan yang dihadapi perlu ditanggulangi secara terkoordinasi, antara lain:

a. Pemahaman dan komitmen pemerintah daerah masih rendah tentang kelembagaan yang menangani ketahanan pangan sebagai Unit Kerja Daerah, dan belum optimalnya peran dan fungsi Dewan Ketahanan Pangan (DKP) sebagai lembaga fungsional koordinator dalam penanganan ketahanan pangan di daerah.

b. Rotasi pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sering dilakukan, sehingga pengelolaan ketahanan pangan menjadi lambat.

c. Komitmen dan langkah nyata pemerintah daerah masih rendah untuk membangun ketahanan pangan berkelanjutan.

d. Pengembangan model pemberdayaan masyarakat yang didukung oleh pemerintah daerah belum dilakukan secara berkesinambungan.

e. Pelaksanaan monitoring dan pemantauan program ketahanan pangan kurang optimal sehingga masih perlu ditingkatkan.

f. Hasil analisis ketahanan pangan belum dimanfaatkan secara maksimal sebagai dasar perencanaan dan pelaksanaan program

g. Tersedianya teknologi komunikasi dan informasi yang belum dimanfaatkan secara optimal dalam mendukung perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian program. h. Belum terlaksananya kegiatan ketahanan pangan yang sesuai dengan Standar

Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketahanan Pangan..

i. Kurangnya dukungan APBD Kabupaten dalam mendukung program ketahanan pangan.

2.2.1 Potensi dan Tantangan

(20)

20

Di sisi lain, penguatan kelembagaan ketahanan pangan pemerintah dan masyarakat, berpeluang semakin besar untuk mendorong pencapaian sasaran program ketahanan pangan.

1. Ketersediaan Pangan

Dalam upaya peningkatan produksi dan ketersedian pangan, belum seluruh potensi sumberdaya alam yang terdapat di wilayah Kabupaten Kerinci dikelola secara optimal. Terkait dengan penyediaan pangan dan perwujudan ketahanan pangan, maka pengelolaan lahan dan air merupakan sumberdaya alam utama yang perlu dioptimalkan untuk menghasilkan pangan.. Dukungan infrastruktur sumberdaya air dalam penguatan strategi ketahanan pangan dapat ditempuh dengan langkah-langkah: pengembangan jaringan irigasi, pengelolaan jaringan irigasi, optimasi potensi lahan rawa dan air tanah, peningkatan water efficiency, dan pembuatan hujan buatan.

Dengan potensi sumberdaya alam yang beragam dan didukung ketersediaan teknologi di bidang hulu sampai hilir, memberikan peluang untuk meningkatkan kapasitas produksi pangan, meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha, serta meningkatkan usaha agribisnis pangan.

Indonesia dikenal sebagai negara “bio-diversity". Kekayaan keragaman hayati tersebut meliputi 400 spesies tanaman penghasil buah, 370 spesies tanaman penghasil sayuran, 70 spesies tanaman berumbi, dan 55 spesies tanaman rempah-rempah. Sumber karbohidrat lain seperti : jagung, ubi jalar, singkong, talas, dan sagu yang dahulu menjadi makanan pokok di beberapa daerah, juga tidak lebih rendah kandungan gizinya dari beras dan terigu.

Potensi sumberdaya alam yang mengandung berbagai jenis sumbedaya hayati tersebut, dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan pangan untuk menjamin ketersediaan pangan masyarakat secara merata dan sepanjang waktu di semua wilayah. Peran pengembangan ilmu dan teknologi inovatif pertanian sangat penting, artinya sebagai sarana untuk mempermudah proses transformasi biomassa menjadi bahan pangan dan energi terbarukan. Perkembangan teknologi industri, pengolahan, penyimpanan dan pasca panen pangan serta transportasi dan komunikasi yang sangat pesat hingga ke pelosok daerah, menjadi penunjang penting untuk pemantapan ketersediaan pangan, cadangan pangan dan penanganan rawan pangan.

(21)

21

pangan; (b) penyempurnaan sistem pemantauan produksi dan ketersediaan pangan untuk mengantisipasi rawan pangan; (c) mengembangkan program kemandirian pangan pada desa rawan pangan; serta (d) pengembangan akses pangan wilayah dan rumah tangga.

2. Distribusi Pangan

Kabupaten Kerinci yang memiliki topografi wilayah pegunungan mempunyai tantangan untuk dapat mendistribusikan bahan pangan secara tepat waktu sehingga tersedia dalam jumlah yang cukup dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat dan tersedia setiap saat.

Mengingat fungsi distribusi pangan dilaksanakan oleh pelaku distribusi dalam melakukan perdagangan dan jasa pemasaran, maka peran pemerintah adalah memberikan fasilitasi dalam kebijakan yang mendukung ketersediaan sarana/prasarana distribusi yang mudah dan murah, serta pengaturan pola produksi di masing-masing wilayah, sehingga proses kelancaran distribusi pangan dari produsen ke pasar dan konsumen terselenggara secara teratur, adil, dan bertanggung jawab. Potensi masyarakat dan swasta dalam penyediaan sarana/prasarana distribusi antara lain jasa, pemasaran, pengangkutan, pengolahan, dan penyimpanan cukup besar dan sangat bervariasi dari yang bersifat individu berskala kecil, usaha bersama berbentuk koperasi, hingga perusahaan besar, dan multinasional.

Tantangan di dalam perdagangan pangan internasional yang lebih adil, khususnya dalam penerapan proteksi dan promosi perdagangan pangan yang semakin meningkat, akan memberikan dampak yang baik dalam pendistribusian bahan pangan dalam negeri. Dukungan masyarakat internasional dalam rangka menurunkan kemiskinan dan kerawanan pangan secara bersama-sama, yang diwujudkan dalam bentuk aliansi antar negara pada kawasan regional dan internasional, dapat memberikan kontribusi terhadap upaya peningkatan distribusi pangan masyarakat.

Disisi lain tantangan yang dihadapi dalam penyempurnaan system standarisasi dan mutu komoditas pangan, serta pelaksanaan perangkat kebijakan yang memberikan insentif dan lingkungan yang kondusif bagi pelaku pasar, akan meningkatkan potensi dan peluang pengembangan usaha distribusi pangan, yang menjamin stabilitas pasokan pangan di seluruh wilayah dari waktu ke waktu.

(22)

22

yaitu berperan pada : (a) peningkatan koordinasi dalam perumusan kebijakan untuk mendukung distribusi pangan yang murah dan mudah; (b) penyempurnaan program dan kegiatan yang mendukung pengembangan sistem distribusi pangan melalui peningkatan pemantauan dan analisis harga pangan; (c) pengembangan kelembagaan distribusi pangan masyarakat; serta (d) pengembangan sistem cadangan pangan masyarakat dan pemerintah daerah.

3. Konsumsi dan Keamanan Pangan

Kabupaten Kerinci dengan kekayaaan sumber daya alam serta mega bio diversivity mempunyai potensi dan peluang sangat besar untuk mengembangkan diversifikasi pangan.Semakin meningkatnya pengetahuan yang didukung adanya perkembangan teknologi informatika serta strategi komunikasi publik, memberikan peluang bagi percepatan proses peningkatan kesadaran terhadap pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman yang diharapkan dapat mengubah pola pikir dan perilaku konsumsi masyarakat, sehingga mencapai status gizi yang baik. Hal ini merupakan peluang yang tinggi untuk mempercepat proses serta memperluas jangkauan upaya pendidikan masyarakat, untuk meningkatkan kesadaran gizi. Meningkatnya pembinaan, penanganan dan pengawasan pada pelaku usaha di bidang pangan terutama UKM pangan dalam penanganan keamanan pangan, diharapkan dapat meningkatkan penyediaan pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman..

Sementara itu, terdapat berbagai kelembagaan di tingkat lokal di kecamatan dan desa, dapat menjadi mitra kerja pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat, dalam rangka gerakan penganekaragaman konsumsi pangan, seperti Posyandu, Balai Penyuluhan Pertanian, para penyuluh dari berbagai instansi terkait, dan kelembagaan masyarakat (Tim Penggerak PKK, majelis taklim, dan sebagainya). Kelembagaan ini dapat berperan aktif dalam mendeteksi masalah serta memfasilitasi upaya-upaya peningkatan kualitas konsumsi pangan dan perbaikan gizi.

(23)

23

pembinaan untuk pengembangan kelembagaan pedesaan dalam diversifikasi konsumsi pangan, dan keamanan pangan.

4. Manajemen Ketahanan Pangan

Kemampuan manajemen ketahanan pangan daerah, merupakan pendorong dan penggerak dalam pelaksanaan pemantapan ketahanan pangan tingkat daerah hingga rumah tangga, yang mencakup pada berbagai hal strategis, antara lain:

a. Jaringan kerjasama dengan instansi terkait daerah. Kabupaten Kerinci sudah membentuk Dewan Ketahanan Pangan dan Dinas Ketahanan Pangan yang menangani ketahanan pangan.Seiring adanya kelembagaan tersebut, otonomi daerah memberikan kewenangan penuh kepada daerah untuk secara lebih spesifik serta fleksibel melaksanakan kebijakan ketahanan pangan di daerahnya.Untuk itu, Sekretariat DKP beserta jaringan pendukung ketahanan pangan dan institusi ketahanan pangan daerah perlu lebih ditingkatkan kemampuannya untuk memantapkan program ketahanan pangan daerah dan nasional.

b Kerjasama dengan swasta dan masyarakat. Paradigma baru manajemen pembangunan dan pemerintahan ke arah desentralisasi dan partisipasi masyarakat, dapat dijadikan momentum bagi pemantapan ketahanan pangan yang dimulai pada tingkat rumah tangga. Di sisi lain, sebagai dampak positif dari proses pendidikan masyarakat, telah mendorong tingkat kesadaran masyarakat terhadap keamanan, mutu, halal, dan gizi pangan, serta tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk meningkatkan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga. Dukungan informasi yang proaktif, akan mendorong peningkatan kerjasama yang efektif antara pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam upaya pemantapan ketahanan pangan.

c Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan. Pelaksanaan pembangunan ketahanan pangan terkait dengan perlindungan bagi pelaku usaha dan konsumen yang sebagian besar tergolong masyarakat kecil yang memerlukan adanya sistem perlindungan yang adil dan bertanggung jawab yang didukung dengan peraturan dan penegakan hukum yang tegas.Hal ini dapat dilakukan dengan penerapan Standart Pelayanan Minimal (SPM) secara optimal di tingkat kabupaten.

(24)

24

produktif, efektif, efisien dan akuntabel, pada setiap fungsi manajemen (perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pelaporan).

3.2. Telaah Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Dalam rangka mewujudkan good govermance salah satu prinsip yang harus dilaksanakan adalah memiliki visi strategis (strategic vision) dimana para pemimpin dan masyarakat memiliki pandangan yang jauh ke depan dalam penyelenggaraan pemerintahan,pelaksanaan pembangunan dan kemasyrakatan dalam mencapai peningkatan kesejahteraan.

3.2.1. Visi Bupati Kerinci Tahun 2014-2019

Penyusunan Rencana Strategis Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci sangat dipengaruhi dan merupakan penjabaran yang lebih detail dari perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Kerincisehingga semua langkah-langkah yang disusun dalam Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) KabupatenKerinciTahun 2014 – 2019.

Adapun visi Bupati Kerinci terpilih yang dijabarkan pada dokumen RPJMD 2014-2019 adalah :

“TERWUJUDNYA KERINCI YANG LEBIH BAIK”.

Rangkaian kalimat Visi tersebut diatas memiliki makna yang sangat dalam. Makna dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Terwujudnya,memiliki makna, bahwa segala sesuatu yang telah dirumuskan dan ditetapkan dalam dokumenRPJMD Kabupaten Kerinci Tahun 2014-2019, harus dapat direalisasikan dan diwujudkan secara maksimal dengan menggunakan berbagai potensi sumber daya secara efektif dan efesien. Oleh karena itu, untuk dapat mewujudkannya perlu dilakukan melalui kerja keras, kerja cerdas dan kerja bersinergitas, baik oleh seluruh aparatur Pemerintah Kabupaten Kerinci maupun dukungan dan partisipasi dari seluruh pemangku kepentingan. Dengan menetapkan kata “terwujudnya” sebagai titik tolok, maka target capaian kinerja pemerintahan 5 (lima) tahun mendatang diharapkanakan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Kerinci baik jasmani maupun rohani.

(25)

25

hidup lebih layak, sehingga secara moril maupun materiil dapat sejajar dengan masyarakat lainnya se Provinsi Jambi, maka tidak ada pilihan lain bahwa pembangunan yang dilaksanakan harus dilakukan secara efektif, efesien, partisipatif, akuntabel dengan mensinergikan perencanaan dengan penganggaran. Melalui langkah strategi seperti ini, diharapkan hasil pembangunan selama 5 (lima) tahun kedepan akan lebih baik dibandingkan dengan pembangunan pada 5 (lima) tahun yang lalu dan mungkin lebih baik hasilnya jika dibanding dengan pembangunan yang dilakukan oleh kabupaten/kota terdekat/tetangga. Dengan hasil pembangunan yang lebih baik dibandingkan pembangunan sebelumnya, maka akan mendorong gairah dan partisipasi masyarakat untuk terlibat secara aktif dalam setiap perumusan kebijakan pembangunan. Hal ini diyakini akan membawa dampak ganda, yaitu antara lain terjadi percepatan pengentasan kemiskinan, pengurangan pengangguran, pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan asli daerah yang signifikan.

3.2.2. Misi Bupati Kerinci Tahun 2014-2019

Misi adalah komitmen untuk melaksanakan agenda-agenda utama yang menjadi penentu keberhasilan pencapaian visi pembangunan daerah. Misi juga dapat diartikan sebagai rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Oleh karena itu, dengan rumusan misi yang baik akan dapat membantu memberi gambaran tentang visi yang ingin dicapai dan menjelaskankan langkah-langkah upaya yang perlu dilakukan untuk mencapai visi.Rumusan misi menjadi penting untuk memberikan kerangka berfikir dan kerangka bertindak untuk mencapai tujuan, sasaran dan arah kebijakan yang ingin dicapai dan merumuskan peta jalan yang akan dilalui untuk mencapai visi dimaksud.

(26)

26

Terkait dengan uraian dan penjelasan makna dari Visi tersebut diatas, maka penjabaran Misi pembangunan jangka menengah Kabupaten Kerinci Tahun 2014-2019 adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan pendapatan daerah dan masyarakat berbasis pertanian, industri mikro, kecil dan menengah, serta pariwisata;

2. Meningkatkan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas, berakhlak, beriman dan bertaqwa;.

3. Meningkatkan dan pengembangkan kualitas dan kuantitas infrastruktur yang terintegrasi antar sektor;

4. Meningkatkan kualitas ekosistem yang berbasis sumber daya lokal; dan

5. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik, bermartabat, berwibawa, amanah dan bermoral.

3.2.3. Tujuan dan Sasaran RPJMD Kabupaten Kerinci Tahun 2014-2019.

Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis yang menunjukkan tingkat prioritas tertinggi dalam perencanaan pembangunan jangka menengah daerah, yang selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan landasan kerangka kinerja pembangunan daerah secara keseluruhan. 0leh karena itu, peran dari penjelasan visi dan misi sangat penting agar proses penyusunan tujuan dan sasaran memenuhi syarat supaya selaras dengan sasaran pokok dan arah kebijakan RPJPD Kabupaten Kerinci Tahun 2005-2025 untuk periodesasi berkenaan.

(27)

27

sasaran merupakan dasar dalam menyusun pilihan-pilihan strategi pembangunan dan sarana untuk mengevaluasi pilihan tersebut.

Selanjutnya dengan berpedoman pada rumusan Visi dan Misi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Kerinci Tahun 2014 – 2019 sebagaimana tersebut diatas, maka rumusan tujuan dan sasaran pembangunan daerah, dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Misi Pertama :“Meningkatkan pendapatan daerah dan masyarakat berbasis

pertanian, industri mikro, kecil dan menengah, serta pariwisata”. Misi pertama ini memiliki 3 (tiga) tujuan, yaitu:

1. Mendorong dan meningkatkan partisipasi seluruh pemangku kepentingan untuk terlibat aktif dalam proses perumusan kebijakan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi rencana pembangunan daerah diberbagai urusan, terutama urusan pertanian, koperasi, usaha kecil dan menengah dan urusan pariwisata dalam rangka untukmeningkatkan pendapatan daerah dan pendapatan masyarakat.Tujuan ini dapat dicapai melalui perumusan sasaran sebagai berikut :

a. Mendorong dan meningkatnya partisipasimasyarakat dalam pembangunan urusan pertanian, koperasi, usaha kecil dan menengah dan urusan pariwisata;

b. Meningkatnya target capaian kinerja pemerintah daerah dalam pengelolaan urusan pertanian, koperasi, usaha kecil dan menengah dan urusan pariwisata. Hal ini akan membukaberbagai peluang tumbuhnya ekonomi masyarakat, angkatan kerja dan pendapatan daerah.

c. Mendorong upaya untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber daya masyarakat Kabupaten Kerinci ikut berpartisipasi dalam pembangunan daerah disegala bidang.

2. Meningkatkan, mengembangkan dan memantapkan hasil pembangunan disegala bidang dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan daya saing Pemerintahan Kabupaten Kerinci. Tujuan ini dapat dicapai melalui perumusan sasaran sebagai berikut :

a. Meningkatnya kualitas dan kuantitas pembangunan infrastruktur dalam upaya memenuhi layanan kepada masyarakat;

(28)

28

3. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung untuk peningkatandan pengembangan urusan pertanian, koperasi, usaha kecil dan menengah serta pariwisata. Tujuan ini dapat dicapai melalui perumusan sasaran sebagai berikut :

a. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pertanian, koperasi usaha kecil dan menengah serta koperasi;

b. Meningkatnya pendapatan petani, anggota koperasi, usaha kecil dan menengah serta tumbuh dan berkembangnya usaha pariwisata dan pengusaha bidang jasa pariwisata secara signifikan.

2. Misi Kedua: “Meningkatkan pembangunan sumber daya manusia yang

berkualitas, berakhlak, beriman dan bertaqwa”. Misi kedua ini memiliki 2 (dua) tujuan, yaitu:

1. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam rangka menghadapi persainganglobal. Tujuan ini dapat dicapai melalui perumusan sasaran sebagai berikut : a. Meningkatnyakualitas dan kuantitas sarana dan prasarana kelembagaan masyarakat; b. Terbangunnya budaya lokal dalam rangka untuk mempercepat pembangunan

Kabupaten Kerinci yang merata dan adil;

c. Meningkatnya kelembagaan perekonomian masyarakat yang semakin tangguh. 2. Meningkatkan daya saing daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Tujuan ini dapat dicapai melalui perumusan sasaran sebagai berikut:

a. Meningkatkan arus investasi ke Kabupaten Kerinci untuk mempercepat pembangunan;

b. Meningkatkan promosi daerah untuk menggali potensi unggulan daerah;

c. Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang profesional yang didukungan sistem informasi terpadu.

3. Misi Ketiga: “Meningkatkan dan mengembangkan kualitas dan kuantitas infrastruktur yang terintegrasi antar sektor”.

Misi ketiga ini memuat2 (dua) tujuan, yaitu :

1. meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur untuk mendorong pengembangan potensi lokal bagi kesejahteraan masyarakat. Tujuan ini dapat dicapai melalui perumusan sasaran sebagai berikut :

(29)

29

b. Meningkatnya infrastruktur layanan dasar bagi masyarakat diberbagai urusan pemerintahan;

c. Meningkatnya dan menguatnya kelembagaan perekonomian masyarakat yang semakin tangguh.

2. Meningkatkan daya saing daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Tujuan ini dapat dicapai melalui perumusan sasaran sebagai berikut:

a. Meningkatkan pendapatan daerah secara signifikan;

b. Meningkatkan capaian target pembangunan prioritas daerah secara signifikan; c. Mewujudkan pembangunan daerah yang berkelanjutan untuk generasi mendatang.

4. Misi Keempat : “Meningkatkan kualitas ekosistem yang berbasis sumber daya

lokal;”.

Misi keempat ini memiliki 2 (satu) tujuan yaitu :

1. Mewujudkan kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup melalui pendekatan pembangunan berkelanjutan yang ditopang oleh keunggulan potensi dan kearifan lokal.Tujuan ini dapat dicapai melalui perumusan sasaran sebagai berikut :

a. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sumber daya alam dan lingkungan hidup;

b. Terwujudnya kelestarian lingkungan hidup dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat;

c. Terjaganya keutuhan ekosistem dalam upaya mencegah terjadinya bencana alam yang merugikan masyarakat;

2. Menggali dan mempromosikan potensi sumber daya alam unggulan daerah untuk kesejahteraan masyarakat. Tujuan ini dapat dicapai melalui perumusan sasaran sebagai berikut :

a. Meningkatnya pembinaan dan pengawasan terhadap penggalian potensi sumber daya alam unggulan daerah;

b. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan potensi sumber daya alam unggulan daerah;

(30)

30

5. Misi Kelima : “Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik, bermartabat,

berwibawa, amanah dan bermoral”.

Misi kelima ini memuat4 (empat)tujuan, yaitu terdiri dari :

1. Peningkatankualitas tatakelola pemerintahan menuju pemerintah yang profesional, dengan sasaran meningkatnya kualitas dan akuntabilitas layanan pemerintah. Tujuan ini dapat dicapai melalui perumusan sasaran sebagai berikut:

a. Terwujudnya penyelenggaraan pembangunan daerah yang transparan, partisipatif dan akuntabel;

b. Meningkatkan efektivitas dan efesiensi pemanfaatan berbagai sumber daya untuk pembangunan;

c. Meningkatnya penegakan hukum menuju penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, aspiratif dan berwibawa.

2. Peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya aparatur pemerintahan yang profesional dalam rangka membangun pemerintahan yang bermartabat, berwibawa dan bermoral.Tujuan ini dapat dicapai melalui perumusan sasaran sebagai berikut : a. Terlaksananya reformasi birokrasi dan penyelenggaraan tatalaksana

pemerintahan yang profesional;

b. Terlaksananya penyelenggaraan pembangunan yang efektif, efesien, transparan, partisipatif dan akuntabel;

c. Terbangunnya komunikasi dan informasi antara birokrasi dengan para pemangku kepentingan dalam rangka mengoptimalkan hasil pembangunan. 3. Meningkatkan stabilitas keamanan daerah, dengan sasaran meningkatnya stabilitas

keamanan dan ketertiban masyarakat serta kesadaran politik dan hukum. Tujuan ini dapat dicapai melalui perumusan sasaran sebagai berikut :

a. Meningkatnya dukungan publik terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah yang bersih, jujur dan transparan;

b. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan daya saing pemerintahan daerah untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat.

4. Meningkatkan kapasitas SDM dalam memahami berbagai regulasi yang dilakukan melalui pendidikan, Diklat, bimbingan dan pengawasan, pengembangan kebudayaan lokal dan nilai-nilai sosial yang berkembangan dimasyarakat. Tujuan ini dapat dicapai melalui perumusans asaran sebagai berikut :

(31)

31

b. meningkatnya efektivitas dan efesiensi dalam pemanfaatan sumber daya untuk kegiatan-kegiatan pembangunan.

Keterhubungan antara visi dengan misi dan tujuan dengan sasaran pada satu sisi, sementara pada sisi lain keterhubungan antara misi dengan tujuan dan sasaran sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan, merupakan hal yang sudah seharusnya saling terkait.

3.3. Penentuan Isu-Isu Strategis

Berdasarkan identifikasi permasalahan dan telaahan dari beberapa dokumen perencanaan lainnya, maka isu-isu strategis Urusan Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci selama 5 (lima) tahun adalah sebagai berikut:

a. Memantapkan ketahanan pangan serta koordinasi dalam kebijakan dan rencana pengembangan sesuai dengan kemampuan sumber daya yang ada dan potensi ekonomi dalam rangka antisipasi krisis ekonomi global.

b. Meningkatkan upaya antisipasi dalam menghadai perubahan iklim global (climate change) yang mengakibatkan terjadinya bencana alam (seperti kekeringan dan banjir), peningkatan permukaan laut, dan perubahan musim semakin tidak menentu yang akan mempengaruhi sektor pertanian, perikanan dan kehutanan dalam penyedia utama untuk pangan.

c. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang pangan beragam dan bergizi seimbang, dan aman (B2SA).

d. Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya pangan lokal khususnya sumber karbohidrat yang belum digali dan dikembangkan secara optimal, dimana konsumsi masyarakat terhadap karbohidrat sebagian besar masih berasal dari beras.

e. Meminimalisir daerah yang beresiko rawan pangan dan kasus gizi kurang, karena sarana/prasarana yang kurang memadai dan terjadinya bencana alam.

f. Meningkatkan pemantauan situasi pangan masyarakat secara periodik dan berkelanjutan.

g. Meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat yang beragam, bergizi seimbang, dan aman (B2SA).

h. Meningkatkan peran Dewan Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten agar berfungsi secara mantap dan optimal.

(32)

32

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1. Visi dan Misi

Perumusan visi dan misi jangka menengah Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci merupakan salah satu tahap penting penyusunan dokumen Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci sebagai hasil dari analisis sebelumnya. Visi menjelaskan arah atau suatu kondisi ideal dimasa depan yang ingin dicapai (clarity of direction) berdasarkan kondisi dan situasi yang terjadi saat ini yang menciptakan kesenjangan (gap) antara kondisi saat ini dan masa depan yang ingin dicapai. Di sini, visi diciptakan melampaui realitas sekarang.Visi bukan hanya mimpi atau serangkaian harapan, tetapi suatu komitmen dan upaya merancang dan mengelola perubahan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, visi didasarkan pada realita, bukan pikiran berandai-andai (wishfull thinking), tetapi dengan fokus pada masa depan. Pernyataan visi yang artikulatif akan memberikan arah yang jelas bagaimana mencapai masa depan yang diharapkan dan mengatasi kesenjangan yang terjadi.

4.1.1. Visi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci

Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang dinginkan pada akhir periode perencanaan, yang mencerminkan harapan yang ingin dicapai dilandasi oleh kondisi dan potensi serta prediksi tantangan dan peluang pada masa yang akan datang. Berdasarkan makna tersebut dan sesuai dengan Visi dan Misi Bupati Kerinci terpilih yang dijabarkan dalam dokumen RPJMD Kabupaten Kerinci tahun 2014 – 2019, maka visi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci tahun periode 2014 – 2019 adalah :

”Terwujudnya Ketahanan Pangan Melalui Penganekaragaman Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal Menuju Kerinci Yang Lebih Baik ”

Rangkaian kalimat Visi tersebut diatas memiliki makna yang sangat dalam. Makna dimaksud adalah sebagai berikut :

(33)

33

Maksud Ketahanan Pangan Masyarakat yang Lebih Baik :

1. Sistem ketersediaan dan cadangan pangan masyarakat Kerinci menjadi lebih baik. 2. Sistem Distribusi, harga dan akses pangan untuk memelihara stabilitas pasokan

dan harga pangan bagi masyarakat Kerinci menjadi lebih baik.

3. Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan dan gizi guna meningkatkan kualitas SDM dan penurunan konsumsi beras perkapita bagi masyarakat Kerinci menjadi lebih baik.

4. Sistem penanganan keamanan pangan segar dan pangan olahan masyarakat Kerinci menjadi lebih baik

Maksud Berbasis Sumberdaya Lokal : Makanan yang dikonsumsi masyarakat setempat (Kabupaten Kerinci) sesuai dengan potensi dan kearifan lokal.

4.1.2. Misi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci

Misi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci adalah komitmen untuk melaksanakan agenda-agenda utama yang menjadi penentu keberhasilan pencapaian visi pembangunan Ketahanan Pangan di daerah Kabupaten Kerinci. Misi juga dapat diartikan sebagai rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi.

Terkait dengan uraian dan penjelasan makna dari Visi tersebut diatas, maka penjabaran Misi pembangunan jangka menengah Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci Tahun 2014-2019adalah sebagai berikut:

“Peningkatan ketahanan pangan dengan peningkatan sub sistem ketersediaan,

distribusi, konsumsi dan keamanan pangan”

4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah

(34)

34

4.2.1 Tujuan

Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) - 5 (lima) tahun. Penetapan tujuan dalam Rencana Strategis didasarkan pada potensi dan permasalahan serta isu utama Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci .

Adapun rumusan tujuan di dalam Perencanaan Strategis Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci Tahun 2014-2019 adalah:

1. Peningkatan ketersediaan pangan yang beragam;

2. Berkembangnya sistem distribusi, harga dan akses pangan.

3. Meningkatnya Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan yang Bergizi, Beragam, Seimbang, dan Aman.

4. Memperkuat kelembagaan ketahanan pangan yang berkelanjutan. 5. Meningkatnya pengelolaan pemerintahan secara efektif dan efisien

4.2.2 Sasaran

Sasaran adalah penjabaran tujuan secara trukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai/ dihasilkan secara nyata oleh Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci dalam jangka waktu tahunan, lima tahun mendatang.

Perumusan sasaran harus memiliki kriteria ”SWOT”. Analisis SWOT digunakan untuk menjabar isu yang telah dipilih menjadi sasaran yang lebih jelas dan tegas. Analisis ini juga memberikan pembobotan kriteria, yaitu KEKUATAN (STRENGHT), KELEMAHAN (WEAKNESS), PELUANG (OPPORTUNITIES), dan TANTANGAN (THREATH).

Sasaran makro yang hendak dicapai dalam pemantapan ketahanan pangan Tahun 2014-2019 berdasarkan visi, misi dan tujuan, meliputi:

1. Meningkatnya ketersediaan pangan yang beragam berbasis sumber daya lokal 2. Peningkatan cadangan pangan pemerintah daerah

3. Menurunkan jumlah penduduk rawan pangan

(35)

35

6. Peningkatan pangan segar yang aman dan bermutu

7. Peningkatan promosi Penganekaragaman konsumsi dan pangan aman 8. Meningkatkan peran dan fungsi kelembagaan dewan ketahanan pangan 9. Meningkatnya kualitas pelayanan publik

10. Meningkatnya akuntabilitas kinerja.

10.3. Strategi dan Kebijakan

Untuk mencapai tujuan dan sasaran di dalam Rencana Strategis (Renstra) diperlukan strategi. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Rumusan strategi merupakan pernyataan yang menjelaskan bagaimana sasaran akan dicapai, yang selanjutnya diperjelas dengan serangkaian kebijakan.

Strategi untuk mencapai visi dan misi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci dihasilkan dari hasil analisis strategis lingkungan yaitu S – O (Strengths – Opportunity) yang mengarah pada kekuatan atau keunggulan untuk meraih peluang dan tantangan yang adaRumusan strategi merupakan pernyataan yang menjelaskan bagaimana sasaran akan dicapai, yang selanjutnya diperjelas dengan serangkaian kebijakan.

Kebijakan diambil sebagai arah dalam menentukan bentuk konfigurasi program kegiatan untuk mencapai tujuan. kebijakan dapat bersifat internal, yaitu kebijakan dalam mengelola pelaksanaan program-program pembangunan, maupun bersifat eksternal yaitu kebijakan dalam rangka mengatur, mendorong dan memfasilitasi kegiatan masyarakat.

Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, pelaksanaan pembangunan ketahanan pangan di Kabupaten Kerinci tahun 2014-2019 perlu diidentifikasi beberapa faktor lingkungan strategis, baik lingkungan strategis internal maupun eksternal. Dibawah ini analisis SWOT dalam merumuskan strategi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci sbb :

1. KEKUATAN (STRENGHT)

a. Cukupnya Ketersediaan pangan dan keanekaragaman sumber pangan local. b. Masyarakat responsive terhadap pembangunan ketahanan pangan

2. KELEMAHAN (WEAKNESSES):

a.Masih terbatasnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pangan yang beragam, bergizi, seimbang dxan aman dikonsumsi.

(36)

36

1. PELUANG (OPPORTUNITIES):

a. Makin berkembangnya teknologi budidaya pertanian dan teknologi pengolahan pangan.

b. Trend perubahan perilaku konsumen terhadap produk pangan olahan. 4. TANTANGAN (THREATHT) :

a. Tingginya jumlah dan laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Kerinci. b. Fluktuasi harga bahan pangan yang cukup ekstrim.

Berdasarkan hasil analisis terhadap Strength, Weaknesses, Opportunities, Threatht (SWOT), maka strategi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci yang ditetapkan guna mewujudkan tujuan melalui pencapaian beberapa sasaran adalah sebagai berikut:

1. Mengembangkan jejaring dan sistem koordinasi lintas pelaku, lintas wilayah, dan lintas waktu guna mensinkronkan dan mensinergikan kebijakan program dan kegiatan pemantapan ketahanan pangan.

2. Pemberdayaan masyarakat dalam pemantapan ketahanan pangan dengan fokus pada tingkat rumah tangga, dan dikembangkan dengan basis sumberdaya lokal.

3. Ketahanan pangan diwujudkan bersama oleh masyarakat sebagai pelaku dan pemerintah sebagai fasilitator (pemandu, pemacu dan pemicu).

4. Menyediakan pembiayaan peningkatan ketahanan pangan melalui APBD dan APBN.

Arah kebijakan pembangunan ketahanan pangan di Kabupaten Kerinci sebagai berikut: 1. Mengoptimalkan peran Dewan Ketahanan pangan dalam Pembangunan Ketahanan

pangan.

2. Pengembangan kemampuan cadangan pangan masyarakat.

3. Gerakan diversifikasi pangan berorientasi B2SA (Beragam, Bergizi, dan Seimbang dan Aman dikonsumsi) melalui Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP).

(37)

37

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,

KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

Rencana Program dan Kegiatan adalah cara untuk melaksanakan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan serta upaya yang dilakukan untuk mengetahui capaian keberhasilan sasaran dan tujuan. Sedangkan Program dimaksudkan sebag ai kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci guna mencapai sasaran tertentu. Dengan adanya program dan kegiatan diharapkan pula dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi.

(38)

38

Tabel 5.1

MATRIK PROGRAM KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA

DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2015 - 2019

Fungsi/Bidang Urusan Pemerintahan/ Sub

Urusan/ Program/ Kegiatan

Indikator Kenerja/ Sasaran Pembangu

Nan

Satuan

Capaian Sasaran Dan Pagu Indikasi (Dalam Jutaan Rupiah)

Sumber Dana Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

EKONOMI

URUSAN PILIHAN PERTANIAN Program Peningkatan

Ketahanan Pangan

Penyusunan Data Statistik Pangan dan Hortikultura, Data Base dan Ubinan

Tersusunnya Data Base Ketahanan Pangan

dokumen 1 30 1 35 1 40 1 45 1 50 APBD

Penanganan Daerah Rawan Pangan (PDRP)

Terlaksananya Pemantauan Daerah Rawan Pangan melalui Sistem

Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG)

lokasi,

(39)

39

Capaian Sasaran Dan Pagu Indikasi (Dalam Jutaan Rupiah)

Sumber Dana Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019

(40)

40

Capaian Sasaran Dan Pagu Indikasi (Dalam Jutaan Rupiah)

Sumber Dana Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019

(41)

41

Capaian Sasaran Dan Pagu Indikasi (Dalam Jutaan Rupiah)

Sumber Dana Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019

(42)

42

Capaian Sasaran Dan Pagu Indikasi (Dalam Jutaan Rupiah)

Sumber Dana Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019

(43)

43

Capaian Sasaran Dan Pagu Indikasi (Dalam Jutaan Rupiah)

Sumber Dana Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019

(44)

44

Capaian Sasaran Dan Pagu Indikasi (Dalam Jutaan Rupiah)

Sumber Dana Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

(45)

45

Capaian Sasaran Dan Pagu Indikasi (Dalam Jutaan Rupiah)

Sumber Dana Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

Pengadaan Meubeler Tersedianya

(46)

46

Capaian Sasaran Dan Pagu Indikasi (Dalam Jutaan Rupiah)

Sumber Dana Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019

(47)

47

Capaian Sasaran Dan Pagu Indikasi (Dalam Jutaan Rupiah)

Sumber Dana Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019

(48)

48

Capaian Sasaran Dan Pagu Indikasi (Dalam Jutaan Rupiah)

Sumber Dana Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019

(49)

49

BAB VI

INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN

SASARAN RPJMD

Pada bab ini dikemukakan indikator kinerja Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.

(50)

50

Tabel 6.1

Keterkaitan Indikator Tujuan dan Sasaran RPJMD dengan Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci tahun 2014-2019

(51)

51

(52)

52

(53)

53

Selaian indikator tujuan dan sasaran yang secara langsung dalam dokumen RPJMD, terdapat juga penetapan indikator kinerja daerah dalam dokumen RPJMD, yang salah satu didalamnya terdapat urusan wsajib ketahanan pangan yang merupakan tanggung jawab Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci, indikator penetapan daerah pada urusan ketahanan pangan terdapat pada tabel berikut ini:

Tabel 6.2 Indikator Kinerja Yang Mengacu Pada Penetapan Indikator Kinerja Daerah RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun

Kondisi

8 Ketahanan Pangan

8.1. Ketersediaan dan Cadangan Pangan

8.2 Distribusi dan Akses Pangan

(54)

54

 Meningkatkan ketersediaan informasi harga pangan

Persen (%)

80 85 90 93 96 100 100

8..3 Meningkatkan percepatan

penganekaragaman konsumsi pangan yang bergizi, beragam, seimbang dan aman

 Skor PPH konsumsi

PPH

70 72 77 83 88 95 95

 Jumlah tingkat keamanan pangan segar yang diuji

Persen (%)

50 50 50 60 70 80 80

Jumlah Promosi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan yang di ikuti

Jumlah keikutsertaan promosi

Event

promosi 4 4 4 5 5

(55)

55

BAB VII

PENUTUP

Revisi Rencana Strategis (Renstra) Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci tahun 2014-2019 ini merupakan dokumen perencanaan yang disusun berdasarkan revisi RPJMD Kabupaten Kerinci Tahun 2014-2019, yang merupakan rangkaian rencana tindakan dan kegiatan yang mendasar dan berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu sampai 5 (lima) tahun ke depan.

Rencana Strategis mengandung visi, misi tujuan, sasaran, kebijakan, program dan kegiatan yang harus diimplementasikan oleh seluruh jajaran organisasi dalam rangka pencapaian tujuan dan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci.

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci tahun 2014-2019 ini merupakan pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Tahunan, yang juga digunakan sebagai dasar evaluasi dan laporan pelaksanaan atas kinerja tahunan dan lima tahunan.

Dengan mengintegrasikan berbagai keahlian sumber daya lain yang dimiliki Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci, penyusunan Renstra diharapkan mampu mengantisipasi sekaligus menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis baik di intern Dinas maupun di lingkup Kabupaten.

Gambar

TABEL 2.1 DAFTAR NOMINATIF PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN TENAGA HONORER
Tabel 2.2 DAFTAR NOMINATIF PEGAWAI (PNS)
TABEL 2.3 DAFTAR SARANA DAN PRASARANA PERKANTORAN
Tabel 6.1
+2

Referensi

Dokumen terkait

anaknya ke neneknya. Implikasi terhadap penelitian ini adalah; 1) untuk mengetahui peranan orangtua dalam membentuk kecerdasan emosional anak usia sekolah dasar

Teknologi AR bekerja dengan menangkap sebuah penanda yang nantinya jika penanda tersebut tertangkap maka aplikasi AR akan menampilkan sebuah informasi atau konten yang disematkan

(Rusli, 2013: 245) Berdasarkan konflik tersebut dapat disimpulkan bahwa tema dalam novel ini adalah percintaan yang kandas karena tekanan masyarakat tradisional yang

Laju pertumbuhan, nutrisi, umur dan berat tubuh adalah faktor-faktor yang mempunyai hubungan yang erat antara satu dengan yang lainnya dan biasanya dapat secara

Dalam www.escaeva.com, Suyanto mendefinisikan grafis adalah sebagai aplikasi dari ketrampilan seni dan komunikasi untuk kebutuhan bisnis dan industri.Aplikasi-aplikasi

Jika terdapat bukti obyektif bahwa penurunan nilai telah terjadi atas aset dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang atau investasi dimiliki hingga jatuh

Hal ini sangat berkaitan bagaimana dengan cara anggota HmC membentuk kesamaan persepsi di dalam kelompoknya, image yang ingin dibentuk oleh kelompok ini adalah

Ontologi populasi teks berkaitan dengan populasi ontologi dengan basis dokumen teks, yang menentukan instansi hubungan sebagai konsep, dengan penentuan instansi hubungan