• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Alokasi Belanja Modal pada Kabupaten Kota di Sumatera Barat 2011-2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Alokasi Belanja Modal pada Kabupaten Kota di Sumatera Barat 2011-2013"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Produk Domestik Regional Bruto

Produk domestik regional bruto adalah total nilai tambah barang dan jasa

yang dihasilkan dari seluruh kegiatan perekonomian diseluruh daerah dalam

periode tertentu. Angka- angka PDRB merupakan salah satu indikator ekonomi

makro yang banyak digunakan dalam perencanaan pembangunan regional, hal ini

terkait dengan berlakukannya undang-undang nomor 23 Tahun 2014 tentang

pemerintahan daerah dan undang-undang nomor 33 Tahun 2004 tentang

perimbangan keuangan pusat dan daerah, dimana daerah dituntut untuk lebih

profesional dan mandiri dalam mengelola potensi sumber daya alam, sumber daya

buatan, maupun sumber daya manusia dalam usaha meningkatkan taraf hidup

masyarakat, memperluas lapangan kerja, memeratakan pembagian pendapatan

masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regional dan mengusahakan

pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier.

Data PDRB mempunyai manfaat sebagai berikut :

a. PDRBatasdasarhargaberlaku(nominal)menunjukkankemampuansumberdayaek

onomiyangdihasilkanolehsuatudaerah.NilaiPDRByangbesarmenunjukkan

kemampuan sumberdaya ekonomiyangbesar,begitujugasebaliknya.

b. PRBhargaberlakumenunjukkanpendapatanyangmemungkinkanuntukdinikmatio

(2)

c. PDRBhargakonstan(riil)dapatdigunakanuntukmenunjukkanlajupertumbuhan

ekonomi secarakeseluruhan atausetiapsektordaritahun ketahun.

d. Distribusi PDRB harga berlaku menurut sektormenunjukkan struktur

perekonomiansetiapsectorekonomidalamsuatudaerah.Sektor-sektorekonomiyangmempunyaiperanbesarmenunjukkanbasis perekonomian

suatudaerah.

e. PDRBhargaberlakumenurutpenggunaanmenunjukkanprodukbarangdanjasa

digunakanuntuktujuankonsumsi,investasidandiperdagangkandenganpihak

luarnegeri.

f. DistribusiPDRBmenurutpenggunaanmenunjukkanperanankelembagaandalamm

enggunakanbarangdanjasayangdihasilkanolehberbagaisectorekonomi.

g. PDRBpenggunaanatasdasarhargakonstanbermanfaatuntukmengukurlaju

pertumbuhankonsumsi,investasidanperdaganganluarnegeri.

h. PDRBdanPRBperkapitaatasdasarhargaberlakumenunjukkannilaiPDRB

danPRB perkepalaataupersatuorangpenduduk.

i. PDRBdanPRBperkapitaatasdasarhargakonstanbergunauntukmengetahuipertum

buhannyataekonomiperkapitapenduduksuatudaerah.

2.1.1.1 Metode Perhitungan Produk Domestik Regional Bruto

PDRB dapat dihitung atas harga berlaku dan atas harga konstan.PDRB atas

harga berlaku digunakan untuk melihat struktur perekonomian atau peranan setiap

sektor perekonomian pada tahun berjalan.PDRB atas harga konstan digunakan

untuk melihat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah baik secara keseluruhan

(3)

2.1.1.2 Metode Perhitungan PDRB Atas Harga Berlaku

Perhitungan PDRB atas dasar harga berlaku dapat dihitung melalui dua

metode, yaitu metode lansung dan metode tidak langsung. Metode tidak langsung

adalah perhitungan dengan cara alokasi dengan memakai berbagai macam

indikator produksi atau indikator lainnya yang cocok sebagai alokator. Alokator

yang digunakan dapat didasarkan atas : (i) Nilai produksi bruto atau neto, (ii)

Jumlah produksi fisik, (iii) Tenaga kerja, (iv) Penduduk,dan (v) Alokator lainnya

yang dianggap cocok untuk daerah. Metode langsung yang dimaksud adalah

metode perhitungan dengan menggunakan data yang berasal dari data awal

tiap-tiap daerah. Metode langsung dapat dilakukan dengan menggunakan 3 macam

pendekatan, yaitu :

1. Pendekatan Produksi ( Production Approach )

Dalam pendekatan ini PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang

dihasilkan oleh berbagai unit produksi disuatu wilayah dalam jangka waktu

tertentu ( 1 tahun ). Unit produksi dalam penyajiannya dikelompokkan dalam 8

sektor yaitu:

a. Pertanian.

b. Pertambangan dan Penggalian.

c. Industri Pengolahan.

d. Listrik, Gas, dan Air Bersih.

e. Bangunan.

f. Perdagangan, Hotel, dan Restoran.

(4)

h. Jasa Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan.

2. Pendekatan Pendapatan ( Income Approach )

Dalam pendekatan pendapatan,PDRB merupakan jumlah balas jasa yang

diterima oleh faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi disuatu

wilayah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Balas jasa faktor

produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan

keuntungan.

3. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach )

Dalam pendekatan pengeluaran, bertitik tolak pada penggunaan akhir dari

barang dan jasa didalam suatu wilayah, seperti :

a. Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak

mencari untung.

b. Konsumsi pemerintah.

c. Pembentukan modal tetap domestik bruto.

d. Perubahan stok.

e. Ekspor neto, dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun).

2.1.1.3 Metode Perhitungan PDRB Atas Harga Konstan

Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto atas dasar Harga Berlaku

dari tahun ke tahun menggambarkan perkembangan yang disebabkan oleh adanya

perubahan volume produksi. Produk domestik menurut lapangan usaha atas harga

konstan apabila dikaitkan dengan data mengenai tenaga kerja dan barang modal

yang dipakai dalam proses produksi dapat memberikan gambaran tentang tingkat

(5)

konsep nilai atas harga konstan dapat juga mencerminkan kuantum produksi pada

tahun dasar.Darisegimetodestatistik,suatunilaiatasdasarharga konstandapat

diperoleh dengan cara:

1. Revaluasi

Metode ini dilakukan dengan cara mengalikan kuantum pada tahun berjalan

dengan harga pada tahun dasar.

2. Ekstrapolasi

Nilai tambah masing-masing tahun atas harga konstan diperoleh dengan cara

mengalikan nilain tambah pada tahun dasar dengan indeks produksi. Indeks

produksi sebagai ektrapolator dapat merupakan indeks dari masing-masing

produksi yang dihasilkan ataupun indeks dari berbagai indikator produksi seperti

tenaga kerja, jumlah perusahaan yang dianggap cocok dengan jenis kegiatan yang

diestimasi. Ekstapolasi dilakukan terhadap perhitungan output atas harga konstan

dengan menggunakan rasio tetap nilai tambah terhadap nilai output dan diperoleh

perkiraan nilai tambah atas harga konstan.

3. Deflasi

Nilai tambah atas harga konstan diperoleh dengan cara membagi nilai

tambah atas dasar harga berlaku masing-masing tahun dengan indeks harga.

Indeks harga yang digunakan sebagai deflator biasanya merupakan indeks harga

perdagangan besar, indeks harga konsumen, dll.

4. Deflasi Berganda

Dalam deflasi berganda ini yang dideflasi adalah output dan biaya

(6)

antara hasil deflasi tersebut. Indeks harga uang digunakan sebagai deflator

merupakan indeks harga konsumen dan indeks harga perdagangan besar sesuai

dengan cakupan komoditinya, sedangkan deflator untuk biaya antara adalah

indeks harga dari komponen input terbesar.

2.1.2 Dana Alokasi Umum (DAU)

Berdasarkan Undang-Undang No. 2 Tahun 2014 tentang Dana Alokasi

Umum (DAU) daerah provinsi dan kabupaten/kota,Dana Alokasi Umum adalah

“dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan

pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah

dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi”.

Jumlah keseluruhan DAU yang ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Jumlah keseluruhan DAU ditetapkan sekurang-kurangnya 26% dari

Pendapatan Dalam Negeri Neto.

b. Proporsi DAU antara provinsi dan kabupaten/kota dihitung dari

perbandingan antara bobot urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan provinsi dan kabupaten/kota.

c. Jika penentuan proporsi tersebut belum dapat dihitung secara kuantitatif,

proporsi DAU antara provinsi dan kabupaten/kota ditetapkan dengan

imbangan 10% dan 90%.

DAU merupakan salah satu komponen pendapatan pada APBD.Tujuan

DAU adalah sebagai pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk

(7)

DAU untuk suatu daerah dialokasikan berdasarkan formula yang terdiri atas

celah fiskal dan alokasi dasar.Celah fiskal adalah selisih antara kebutuhan fiskal

dan kapasitas fiskal, sedangkan alokasi dasar dihitung berdasarkan jumlah gaji

Pegawai Negeri Sipil Daerah.Kebutuhan fiskal daerah merupakan kebutuhan

pendanaan daerah untuk melaksanakan fungsi layanan dasar umum (antara lain

kesehatan, pendidikan, infrastruktur, dan pengentasan kemiskinan). Setiap

kebutuhan pendanaan tersebut diukur secara berturut-turut menggunakan variabel

jumlah penduduk, luas wilayah, Indeks Kemahalan Konstruksi, PDRB, dan IPM,

sedangkan kapasitas fiskal daerah dihitung berdasarkan Pendapatan Asli Daerah

dan Dana Bagi Hasil.

Prinsip dasar alokasi Dana Alokasi umum, yaitu :

1. Kecukupan (adequacy).

2. Netralitas dan efisiensi (neutrality and efficiency).

3. Akuntabilitas (accountability).

4. Relevansi dengan tujuan (relevance).

5. Keadilan (equity).

6. Objektivitas dan transparansi.

7. Kesederhanaan (simplicity).

2.1.3 Pendapatan Asli Daerah

“Pendapatan asli daerah merupakan semua penerimaan yang diperoleh

(8)

peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku”

(Halim, 2004:96).Peningkatan Pendapatan Asli Daerah mutlak harus dilakukan

oleh pemerintah daerah agar mampu untuk membiayai kebutuhan sendiri,

sehingga ketergantungan pemerintah daerah kepada pemerintah pusat semakin

berkurang. Sumber-sumber pendapatan asli daerah antara lain :

1. Pajak Daerah

“Pajak merupakan iuranyang dapat dipaksakan kepada wajib pajak oleh

pemerintah dengan balas jasa yang tidak langsung dapat ditunjuk.Pada pokoknya

pajak memiliki dua peranan utama yaitu sebagai sumber penerimaan Negara

(fungsi budget) dan sebagai alat untuk mengatur (fungsiregulator)”

(Suparmoko,2002:135).

Berdasarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah, pajak daerah terdiri dari:

1) Pajak provinsi,yang terdiri dari : a. Pajak Kendaraan Bermotor

b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor d. Pajak Air Permukaan

e. Pajak Rokok

2) Pajak kabupaten/kota,yang terdiri dari : a. Pajak hotel

b. Pajak restoran c. Pajak hiburan d. Pajak reklame

e. Pajak penerangan jalan

f. Pajak mineral bukan logam dan batuan g. Pajak parkir

h. Pajak air tanah

i. Pajak sarang burung walet

(9)

2. Retribusi Daerah

“Retribusi daerah adalah pungutan yang dilakukan oleh pemerintah pusat

karena seseorang atau badan hukum menggunakan jasa dan barang pemerintah

yang langsung dapat ditunjuk” (Sutrisno,1984:202). Peraturan pemerintah No.97

Tahun 2002 tentang retribusi pengendalian lalu lintas dan retribusi perpanjangan

izin mempekerjakan tenaga kerja asing pasal satu menyebutkan bahwa “ retribusi

adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu

yang khusus disediakan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi

atau badan ”.

Pada dasarnya retribusi adalah pajak, tetapi merupakan jenis pajak khusus,

karena ciri– ciri dan atau syarat – syarat tertentu masih dapat

dipenuhi.Syarat-syarat tertentu tersebut antara lain: berdasarkan undang - undang atau peraturan

yang sederajat harus disetor ke kas negara atau daerah dan tidak dapat

dipaksakan. Batasan pengertian retribusi ini sendiri merupakan pungutan yang

dilakukan pemerintah karena seseorang dan atau badan hukum menggunakan

barang dan jasa pemerintah yang langsung dapat ditunjuk. Dari definisi diatas

terlihat bahwa ciri-ciri mendasar dari retribusi daerah adalah :

a. Retribusi dipungut oleh daerah.

b. Dalam pungutan retribusi terdapat prestasi yang diberikan daerah yang

langsung dapat ditunjuk.

c. Retribusi dikenakan kepada siapa saja yang memanfaatkan barang atau jasa

yang disediakan oleh negara.

(10)

dipisahkan.

Hasil perusahaan milik daerah merupakan pendapatan daerah dari

keuntungan bersih perusahaan daerah yang berupa dana pembangunan daerah dan

bagian untuk anggaran belanja daerah yang disetor ke kas daerah, baik perusahaan

daerah yang dipisahkan,sesuai dengan motif pendirian dan pengelolaan, maka sifat

perusahaan dareah adalah suatu kesatuan produksi yang bersifat menambah

pendapatan daerah, memberi jasa, menyelenggarakan kemamfaatan umum, dan

memperkembangkan perekonomian daerah.

4. Lain-lain PAD yang disahkan

“Penerimaan lain - lain, dilain pihak adalah penerimaan pemerintah daerah

diluar penerimaan – penerimaan dinas, pajak, retribusi dan bagian laba

perusahaan daerah. Penerimaan ini antara lain berasal dari sewa rumah dinas

milik daerah, hasil penjualan barang – barang (bekas) milik daerah, penerimaan

sewa kios milik daerah dan penerimaan uang langganan majalah daerah

(Hirawan, 1987: 204)”.

Penerimaan lain – lain membuka kemungkinan bagi pemerintah daerah

untuk melakukan berbagai kegiatan yang menghasilkan baik yang berupa materi

dalam hal kegiatan bersifat bisnis, maupun non materi dalam hal kegiatan

tersebut untuk menyediakan, melapangkan atau memantapkan suatu kebijakan

pemerintah daerah dalam suatu bidang tertentu.

2.1.4 Belanja Modal

Belanja modal adalah belanja yang digunakan dalam rangka pengadaan aset

(11)

untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan. Dalam Erlina, dan Rasdianto

(2013), nilai aset tetap dalam belanja modal yaitu sebesar harga beli/bangun aset

ditambah seluruh belanja yang terkait dengan pengadaan/pembangunan aset

sampai aset tersebut siap digunakan.

Syaiful (2006) menjelaskan bahwa belanja modal dapat dikategorikan

menjadi 5 (lima) kategori utama, yaitu:

a. Belanja tanah

Belanja tanah adalah pengeluaran/biaya yang digunakan untuk pengadaan/pembeliaan/pembebasan penyelesaian, balik nama dan sewa tanah, pengosongan, pengurugan, perataan, pematangan tanah, pembuatan sertifikat, dan pengeluaran lainnya sehubungan dengan perolehan hak atas tanah dan sampai tanah dimaksud dalam kondisi siap pakai.

b. Belanja peralatan dan mesin

Belanja peralatan dan mesin adalah pengeluaran/biaya yang digunakan untuk pengadaan/penambahan/penggantian, dan peningkatan kapasitas peralatan dan mesin serta inventaris kantor yang memberikan manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan dan sampai peralatan dan mesin dimaksud dalam kondisi siap pakai.

c. Belanja gedung dan bangunan

Belanja gedung dan bangunan adalah pengeluaran/ biaya yang digunakan untuk pengadaan/penambahan/penggantian, dan termasuk pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan dan pengelolaan pembangunan gedung dan bangunan yang menambah kapasitas sampai gedung dan bangunan dimaksud dalam kondisi siap pakai.

d. Belanja jalan, irigasi, dan jaringan

Belanja jalan, irigasi dan jaringan adalah pengeluaran/biaya yang digunakan untuk pengadaan/penambahan/penggantian/peningkatan pembangunan/pembuatan serta perawatan, dan termasuk pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan dan pengelolaan jalan irigasi dan jaringan yang menambah kapasitas sampai jalan irigasi dan jaringan dimaksud dalam kondisi siap pakai.

e. Belanja fisik lainnya

(12)

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Daftar Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Penelitian Variabel yang Digunakan

Hasil Penelitian

Arief Eka Atmaja

Pengaruh Dana Alokasi Umum terhadap Pendapatan Asli Daerah dengan Belanja Modal sebagai variabel intervening pada Kabupaten/Kota se-jawa 2006-2008

Independen: Dana Alokasi Umum

Dependen: Pendapatan Asli Daerah

Intervening: Belanja Modal

Variabel pengeluaran daerah, jumlah penduduk dan PDRB

berpengaruh lurus (positif) terhadap

Pendapatan Asli Daerah.

Maimunah (2006)

Fly papper effect pada Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap belanja daerah pada

Kabupaten /Kota di Pulau Sumatera

Independen:

Dana Alokasi Umum berpengaruh signifikan dan positif terhadap belanja daerah, sedangkan Pendapatan Asli Daerah tidak berpengaruh signifikan terhadap belanja daerah.

Steven Yansen (2013)

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum terhadap Belanja Daerah pada Pemerintah

Kabupaten/Kota di Wilayah Sumsel

(13)

tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap Belanja Daerah.

Mayzestika Maharani

Pertumbuhan ekonomi (PDRB), Pendapatan Asli Daerah (PAD),dan Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap Belanja Modal

Independen: 1. DAU 2. PAD 3. PDRB

Dependen: Belanja Modal

PDRB tidak berpengaruh terhadap Belanja Modal, PAD terhadap Belanja Modal.

Dewina Putri Br. Ginting (2014)

Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Pengalokasian Belanja Modal pada Pemkab/Pemkot di Provinsi Sumatera Utara

Independen: 1. Pajak Daerah 2. Retribusi Daerah

Dependen: Belanja Modal

Secara parsial baik Pajak Daerah maupun Retribusi Daerah mempunyai pengaruh

signifikan positif terhadap tingkat Belanja Modal. Secara simultan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah mempunyai pengaruh

signifikan positif terhadap Belanja Modal.

Bati (2009) Pengaruh Belanja Modal dan PAD Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi (Studi Pada Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara)

Independen : 1.Belanja

(14)

berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Belanja modal secara parsial tidak

Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Pengalokasian Belanja Modal pada Pemerintah

Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

Independen: 1. Pajak Daerah 2. Retribusi Daerah

Dependen: Belanja Modal

Secara simultan pajak daerah dan retribusi daerah berpengaruh terhadap belanja modal pada kabupaten/kota di

Sumatera Utara. Secara parsial pajak daerah berpengaruh signifikan terhadap belanja modal pada

kabupaten/kota di Sumatera Utara. Sedangkan retribusi daerah tidak

berpengaruh signifikan terhadap belanja modal.

Rendy Yulian Bayu Prakoso

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi umum, Produk Domestik Regional Bruto terhadap Belanja

Independen:

(15)

Daerah Belanja Daerah

pengaruh positif antara DAU dengan

pengalokasian belanja daerah, terdapat

pengaruh positif antara PDRB terhadap pengalokasian belanja daerah.

Dwi

Handayani, Elva Nuraina (2012)

Pengaruh Pajak Daerah dan Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Daerah Kabupaten Madiun

Pajak daerah berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap alokasi belanja daerah. Dana Alokasi Khusus tidak berpengaruh secara signifikan terhadap alokasi belanja daerah. Pajak daerah dan dana alokasi khusus secara simultan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap alokasi belanja daerah.

(16)

1. Beberapa penelitian terdahulu menggunakan seluruh unsur Pendapatan Asli

Daerah (PAD) sebagai variabel independen, sedangkan penelitian ini hanya

menggunakan produk domestik regional bruto sebagai variabel independen.

2. Penelitian ini menambahkan variabel independen baru yaitu Dana Alokasi

Umum (DAU) untuk melihat pengaruhnya terhadap Pendapatan Asli

Daerah.

3. Penelitian ini juga menambahkan variabel moderating yaitu Belanja Modal

untuk melihat pemoderasian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),

Dana Alokasi Umum (DAU), dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

2.3 Kerangka Konseptual

Pada umumnya pembangunan Nasional di negara-negara berkembang

difokuskan pada pembangunan ekonomi dalam upaya pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi berkaitan erat dengan peningkatan produksi barang dan

jasa, yang antara lain diukur dengan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) pada

tingkat nasional dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk daerah, baik

tingkat I maupun tingkat II. Salah satu indikator pertumbuhan ekonomi regioal

tercermin pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Kebijakan utama yang perlu dilakukan daerah untuk meningkatkan

pertumbuhan ekonomi daerahnya adalah mengusahakan semaksimal mungkin

potensi yang dimiliki oleh provinsi atau Kabupaten/Kota yang bersangkutan,

mengingat potensi masing daerah bervariasi maka sebaiknya

masing-masing daerah menentukan kegiatan sektor dominan/unggul. Desentralisasi fiskal

(17)

distribusi anggaran dari tingkat pemerintahan yang lebih tinggi kepada

pemerintahan yang lebih rendah untuk melaksanakan fungsi atau tugas

pemerintah secara efektif dan mendapat kebebasan pengambilan keputusan dalam

penyediaan pelayanan publik sesuai dengan banyaknya bidang pemerintahan yang

dilimpahkan.

Pembangunan ekonomi suatu daerah menjadi penting karena menjadi

indikator bagi kemajuan perekonomian daerah yang bersangkutan. Kemajuan

perekonomian bisa juga dilihat dari sisi pertumbuhan ekonomi.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) dapat diartikan sebagai pendapatan yang

bersumber dari pugutan-pungutan yang dilaksanakan oleh daerah berdasarkan

peraturan-peraturan yang berlaku yang dapat dikenakan kepada setiap orang atau

badan usaha baik milik pemerintahan maupun swasta karena perolehan jasa yang

diberikan pemerintah daerah tersebut. Pendapatan Asli Daerah terdiri dari pajak

daerah, retribusi daerah, hasil kekayaan daerah yang dipisahkan, dan PAD

lain-lain yang sah.

Pajak daerah merupakan PAD yang tarif pemungutannya telah diatur dalam

undang-udang yang berlaku. Dari pajak daerah ini, pemerintah daerah dapat

mengalokasikan pendapatannya kedalam belanja modal.Dana Alokasi Umum

adalah dana yang berasal dari APBN yang merupakan instrumen yang digunakan

pemerintah untuk melakukan pemerataan kemampuan daerah sehingga semua

daerah mempunyai kemampuan yang relatif sama untuk memenuhi kebutuhannya.

Pendapatan Asli Daerah merupakan andalan utama daerah untuk

(18)

pemerintah daerah dari unsur PAS saja belum mampu memenuhi kebutuhan

daerah, jelas akan membutuhkan dana tambahan lagi bagi daerah sehingga daerah

masih membutuhkan bantuan dana yang berasal dari pusat yang disebut Dana

Alokasi Umum (DAU).

Dana Alokasi umum tersebut akan digunakan sebagai alat untuk

membangun sarana dan prasarana oleh pemerintah daerah sehingga dengan

bertambahnya infrastruktur dapat memacu pertumbuhan ekonomi di daerahnya.

Dari uraian tersebut, maka dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai

berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto, dan Dana Alokasi Umum terhadap Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Modal

H1

H2

H3

H4 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

(X1)

DANA ALOKASI UMUM (X2)

PENDAPATAN ASLI DAERAH

(Y)

(19)

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian,tinjauan

penelitian terdahulu kerangka konseptual, maka hipotesis dari penelitian ini

sebagai berikut :

H1.Produk Domestik Regional Bruto berpengaruh terhadap Pendapatan Asli

Daerah secara parsial.

H2.Dana Alokasi Umum berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah secara

parsial.

H3.Produk Domestik Regional Bruto, Dana Alokasi Umum berpengaruh terhadap

Pendapatan Asli Daerah secara simultan.

H4.Belanja modal sebagai pemoderasi Produk Domestik Regional Bruto, Dana

Gambar

Gambar 2.1

Referensi

Dokumen terkait

9 Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor risiko panjang badan lahir, status ekonomi keluarga, tingkat pendidikan dan tinggi badan orang tua

Selain menghasilkan enzim urat oksidase, organel yang tak dikenal ini juga menghasilkan enzim D-asam amino oksidasre, katalase serta enzim-enzim lainnya, dimana fungsi utama

Menurut Mayangsari (2003:6) disebutkan bahwa independensi adalah sikap yang diharapkan dari seorang auditor untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam

Aplikasi QFD menghasilkan konsep tracker crankshaft hydraulic dengan standar baru yang sesuai kebutuhan mekanik dengan spesifikasi teknis adalah prinsip kerja dari

membicarakan potensi besar tenaga kerja manusia yang merupakan motor penggerak faktor-faktor penunjang kegiatan

- Model data merupakan konsep yang dapat digunakan untuk menjelaskan struktur dari basis data (tipe data, relasi dan constraint).. - Model data meliputi sejumlah operasi-operasi

Tujuan dari tindakan ijime adalah untuk menjatuhkan mental korban, membuat korban merasa rendah diri dan tidak pantas berada di dalam satu kelompok yang sama dengan si

Pada aplikasi ini telah di implementasikan dengan mengambil 10 data dari kuisoner dimana terdapat 6 pria dan 4 wanita, dengan status pelajar, mahasiswa dan usia 16-20 tahun