17 BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hipertensi pada remaja biasanya asimptomatik namun tetap memiliki
manifestasi kerusakan target organ. Sekitar 40% hipertensi pada remaja
memiliki hipertrofi ventrikel kiri, dan peningkatan penebalan tunika
intima-media arteri karotis, yang merupakan tanda awal aterosklerosis.
Remajadengan tekanan darah >persentil 90 memiliki resiko 2,4 kali menjadi
hipertensi pada saat dewasa, dan hampir setengah dari hipertensi dewasa
memiliki tekanan darah >persentil 90 pada masa kanak-kanak.1
Proporsi hipertensi pada remaja yang tidak terdiagnosa cukup
bermakna.2,3 Hipertensi sistemik pada bayi dan remaja balita jarang terjadi, dengan prevalensi <1%, sering merupakan indikasi adanya proses penyakit
dasar (hipertensi sekunder). Hipertensi berat dan simptomatik pada remaja
biasanya merupakan hipertensi sekunder. Hipertensi primer kebanyakan
pada usia sekolah dan remaja dan meningkat seiring peningkatan prevalensi
obesitas.1
Prevalensi hipertensi pada remaja cenderung meningkat, tetapi
pengaruh neurologik masih terabaikan.4 Hubungan hipertensi dan gangguan kognitif pada usia tua sudah jelas dan bukan masalah serius, tetapi yang
menjadi perhatian adalah gangguan kognitif yang terjadi pada semua
1
18 tingkatan usia dengan hipertensi.5 Hipertensi ringan pada dewasa muda menunjukkan penurunan performa pada tes neuropsikologi dibandingkan
kontrol.6 Remaja dengan hipertensi kronis cenderung mengalami gangguan belajar dan defisiensi fungsi eksekutif, dimana gangguan kognitif secara
keseluruhan memiliki prevalensi sekitar 2,4%.4,7 Peningkatan tekanan darah ≥ persentil 90 berhubungan dengan penurunan kemampuan matematika pada
remaja usia 6-16 tahun dibandingkan tekanan darah <persentil 90.8
Survey awal sebelumnya di desa Singkuang terdapat sekitar 17%
remaja yang menderita hipertensi dari 296 remaja yang diperiksa tekanan
darahnya pada bulan Januari 2016.9 Penelitian ini dilakukan di desa
Singkuang, Kec.Muara Batang Gadis, Kabupaten Mandailing Natal, propinsi
Sumatera Utara. Kabupaten Mandailing Natal terletak pada 0010’-1050’ Lintang Utara dan 98010’-100010’ Bujur Timur dengan rentang ketinggian 0 -2.145 m di atas permukaan laut. Luas wilayah Kabupaten Mandailing natal
6.620,70 km2 atau 9,23 persen dari wilayah Sumatera Utara dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:Utara: Kabupaten Tapanuli Selatan, Selatan:
Provinsi Sumatera Barat, Barat: Samudera Indonesia, Timur: Provinsi
Sumatera Barat. Kabupaten Mandailing Natal terdiri dari 23 kecamatan,
termasuk salah satunya Kec.Muara Batang Gadis, yang terdiri dari 13 desa.10 Gangguan kognitif ini kemungkinan karena gangguan regulasi aliran
darah serebral. Peningkatan tekanan darah pada masa kanak-kanak juga
berkontribusi pada perkembangan aterosklerosis dini, yang mempengaruhi
2
19 pembuluh darah secara jangka pendek maupun jangka panjang. Penelitian
mengenai hipertensi pada remaja masih sedikit dan dibutuhkan
penelitian-penelitian untuk mengevaluasi pengaruh klinis hipertensi pada remaja
terhadap sistem saraf.2,4
1.2. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan
masalah penelitian sebagai berikut:
Apakah terdapat hubungan antara tekanan darah dengan fungsi kognitif pada
remaja di desa Singkuang Kecamatan Muara Batang Gadis Kabupaten
Mandailing Natal Sumatera Utara?
1.3. Hipotesis
Terdapat hubungan antara tekanan darah dengan fungsi kognitif pada
remaja.
1.4. Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara tekanan darah dengan fungsi kognitif
pada remaja.
1.4.2. Tujuan Khusus :
1. Mengetahui prevalensi hipertensi pada remaja di desa Singkuang
Kec.Muara Batang Gadis Kab.Mandailing Natal Sumatera Utara.
3
20 2. Mengetahui prevalensi fungsi kognitif verbal, performance, dan full
scale pada remajadi desa Singkuang Kec.Muara Batang Gadis
Kab.Mandailing Natal Sumatera Utara.
3. Mengetahui hubungan hipertensi terhadap fungsi kognitif verbal
pada remaja.
4. Mengetahui hubungan hipertensi terhadap fungsi kognitif
performance pada remaja.
5. Mengetahui hubungan hipertensi terhadap fungsi kognitif full scale
pada remaja.
1.5. Manfaat Penelitian
1. Di bidang akademik/ilmiah: meningkatkan pengetahuan tentang
hubungan antara tekanan darah dengan fungsi kognitif pada anak.
2. Di bidang pelayanan masyarakat: meningkatkan usaha
peningkatan kesehatan masyarakat khususnya kesehatan remaja
terhadap pencegahan penyakit tidak menular seperti hipertensi dan
dampaknya terhadap fungsi kognitif serta merencanakan
langkah-langkah pencegahannya.
3. Di bidang pengembangan penelitian: memberikan referensi bagi
peneliti untuk melakukan penelitian selanjutnya.
4