• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hak Asasi Manusia dan Anak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hak Asasi Manusia dan Anak"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

DAFTAR ISI

Pengertian Hak Asasi Manusia... 2

Alasan Munculnya Hak Asasi Manusia... 3

Sejarah Perkembangan Hak Asasi Manusia a. Perkembangan HAM di Dunia... 4

b. Perkembangan HAM di Indonesia... 4

Hak Asasi Manusia dan Anak... 6

a. Kewajiban Anak... 6

b. Hak Anak... 6

c. Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia Terhadap Anak... 8

d. Akibat Pelanggaran Hak Asasi Manusia Terhadap Anak... 10

(3)

PENGERTIAN HAK ASASI MANUSIA (HAM)

Secara universal ham adalah hak dasar yang dimiliki oleh seseorang sejak lahir sampai mati sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. semua orang memiliki hak untuk menjalankan kehidupan dan apa yang dikendakinya selama tidak melanggar norma dan tata nilai dalam masyarakat. Hak asasi ini sangat wajib untuk dihormati, dijunjung tinggi serta dilindungi oleh negara, hukum dan pemerintah. setiap orang sebagai harkat dan martabat manusia yang sama antara satu orang dengan lainnya yang benar-benar wajib untuk dilindungi dan tidak ada pembeda hak antara orang satu dengan yang lainnya. HAM adalah hak fundamental yang tak dapat dicabut.

Jack Donnely, mendefinisikan hak asasi adalah hak-hak yang dimiliki manusia semata-mata karena ia manusia berdasarkan martabatnya sebagai manusia dan hak itu merupakan pemberian dari tuhan yang maha esa.

John Locke, hak asasi manusia adalah hak yang dibawa sejak lahir yang secara kodrati melekat pada setiap manusia dan tidak dapat diganggu gugat.

Menurut UU No 39 tahun 1999, HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demii kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Dengan akal budinya dan nuraninya, manusia memiliki kebebasan untuk memutuskan sendiri perbuatannya. Disamping itu, untuk mengimbangi kebebasannya tersebut manusia memiliki kemampuan untuk bertanggung jawab atas semua tindakan yang dilakukannya.

Kebebasan dasar dan hak-hak dasar itulah yang disebut Hak Asasi Manusia yang secara kodratnya melekat pada diri manusia sejak manusia dalam kandungan yang membuat manusia sadar akan jatidirinya dan membuat manusia hidup bahagia. Setiap manusia dalam kenyataannya lahir dan hidup di masyarakat. Berdasarkan penelitian, hak manusia itu tumbuh dan berkembang. Negara Indonesia menjunjung tinggi hak asasi manusia dan kewajiban dasar manusia. Hak secara kodrati melekat dan tidak dapat dipisahkan dari manusia, karena tanpanya manusia kehilangan harkat dan kemanusiaan. Oleh karena itu, Republik Indonesia termasuk pemerintah Republik Indonesia berkewajiban secara hukum, politik, ekonomi, sosial dan moral untuk melindungi, memajukan dan mengambil langkah-langkah konkret demi tegaknya Hak Asasi Manusia dan kebebasan dasar manusia.

(4)

ALASAN MUNCULNYA HAK ASASI MANUSIA

Alasan kemunculan dan berkembangnya hak asasi manusia pada hakikatnya karena timbulnya kesadaran manusia terhadap pentingnya kesetaraan terhadap harga diri, harkat, dan martabatnya sebagai manusia yang merupakan makhluk berakal, beretika, dan bermoral. Manusia sadar akan pentingnya kesetaraan itu karena tindakan sewenang-wenang penguasa, penjajahan, perbudakan, ketidakadilan, dan kezaliman yang hampir melanda seluruh umat manusia yang menyebabkan penderitaan, kesengsaraan, dan kekacauan.

Dilihat dari sejarahnya, istilah hak asasi manusia secara monumental lahir sejak keberhasilan Revolusi Prancis tahun 1789 dalam Declaration des Droits de L'homme et du Citoye yang berarti hak-hak asasi manusia dan warga negara Prancis. Dalam revolusi tersebut terkenal semboyan liberte, egalite, dan fraternite. Secara substansial, hak asasi manusia sudah diperjuangkan manusia sejak berabad-abad sebelum masehi. Beberapa contohnya adalah:

Tahun 2500 SM – 1000 SM : Perjuangan Nabi Ibrahim melawan kezaliman Raja Namrud dan Hukum Hamurabi pada masyarakat Babilonia yang menetapkan ketentuan-ketentuan hukum yang menjamin keadilan bagi warganya.

Tahun 527 SM - 322 SM : Kaisar Romawi Flavius Anacius Justinianus, menciptakan peraturan hukum modern yang terkodifikasi, yaitu Corpus Luris sebagai jaminan atas keadilan dan hak asasi manusia.

(5)

SEJARAH PERKEMBANGAN HAK ASASI MANUSIA DI DUNIA

Magna Charta merupakan piagam perjanjian antara Raja John dari Inggris dengan para bangsawan yang isinya mengenai ketentuan hak-hak kalangan bangsawan dan batasan-batasan kewenangan raja yang sebelumnya memiliki kekuasaan absolut. Setelah lahirnya Magna Charta, kekuasaan raja dapat dimintai pertanggung jawaban di muka hukum. Proses lahirnya piagam ini didorong oleh adanya gerakan rasionalisme dan humanisme di Eropa secara revolusioner di bidang hukum, hak asasi, dan ketatanegaraan. Pelopor gerakan revolusi tersebut antara lain adalah John Locke dan Thomas Aquino.

2. Revolusi Amerika (1776)

Perang kemerdekaan rakyat Amerika Serikat melawan penjajahan Inggris disebut Revolusi Amerika. Deklarasi ini merupakan piagam hak asasi manusia karena mengandung pernyataan, “bahwa semua bangsa diciptakan sama derajat oleh Tuhan Yang Maha Pencipta”.

3. Revolusi Prancis (1789)

Revolusi Prancis adalah bentuk perlawanan rakyat Prancis kepada rajanya sendiri, Louis XVI, yang telah bertindak sewenang-wenang dan absolute. Lahirlah piagam Declaration des Droits de L’homme et du Citoye dibawah kepemimpinan Jenderal Laffayette, yaitu piagam pernyataan hak asasi manusia dan warga negara sebagai hasil dari Revolusi Prancis. Revolusi ini diprakarsai oleh pemikir-pemikir besar Prancis seperti J. J. Rousseau, Voltaire, dan Montesquieu bersemboyan liiberte (kemerdekaan), egalite (persamaan), dan fraternite (persaudaraan).

B. Perkembangan HAM di Indonesia

(6)

kemerdekaan (1908-1945) dan periode setelah kemerdekaan (1945-sekarang). Dan dari beberapa sumber yang sudah dicari mengenai pembagian perkembangan HAM di Indonesia, secara ringkas diberikan di bawah.

1. Periode sebelum kemerdekaan (1908-1945)

Dapat dijumpai beberapa pemikiran mengenai hak asasi manusia dari beberapa organisasi di bawah ini, yaitu:

- Budi Oetomo yaitu pemikirannya tentang “Hak kebebasan berserikat dan mengeluarkan pendapat”.

- Perhimpunan Indonesia dan pemikirannya tentang “Hak untuk menentukan nasib sendiri (the right of self determination)”.

- Sarekat Islam dan pemikirannya tentang “Hak penghidupan yang layak dan bebas dari penindasan dan diskriminasi rasial”.

2. Periode sesudah kemerdekaan (1945-sekarang) o Masa Orde Lama

Gagasan mengenai pentingnya hak asasi manusia berkembang dalam siding BPUPKI. Mohammad Hatta dan Mohammad Sukiman yang gigih membela agar hak asasi manusia diatur secara luas dalam UUD 1945, tetapi hanya sedikit nilai HAM yang diatur dalam UUD 1945. Akhirnya, seara menyeluruh HAM diatur dalam Konstitusi RIS dan UUDS 1950. o Masa Orde Baru

Pelanggaran HAM pada masa orde baru mencapai puncaknya karena hak asasi manusia dianggap sebagai paham liberal yang bertentangan dengan Pancasila sehingga hanya secara sangat minimal diakui. Pada 1993, Komisi Hak Asasi Manusia dibentuk, tetapi tidak berfungsi dengan baik dan disinyalir terdjadi berbagai pelanggaran HAM berat. Hal itu mendorong munculnya gerakan reformasi untuk menghakhiri kekuasaan orde baru.

o Masa Reformasi

(7)

HAK ASASI MANUSIA DAN ANAK

Anak menurut adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Pengertian tersebut berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Anak adalah tunas dan generasi muda yang berpotensi untuk melanjutkan eksistensi bangsa dan negara di masa yang akan datang. Anak adalah calon penerus bangsa yang memiliki peran penting untuk menentukan kemana arah negara akan berkembang dan baik buruknya perkembangan negara dimasa mendatang. Oleh sebab itu, anak wajib mendapatkan pendidikan formal dan bermoral baik. Anak harus mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal serta mendapat perlindungan dan kesejahteraan.

A. Kewajiban Anak

Anak yang baik adalah anak yang mendapatkan hak-haknya dan juga paham dengan kewajibannya secara benar. Dalam UU No. 23 tahun 2002 pasal 19 menyatakan bahwa setiap anak wajib untuk menghormati orang tua; mencintai keluarga, masyarakat, dan menyayangi teman; mencintai tanah air, bangsa, dan negara; menunaikan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya; dan melaksanakan etika dan akhlak mulia.

B. Hak Anak

Berdasarkan Konvensi Hak Anak PBB Tahun 1989, ada 10 hak yang harus diberikan untuk anak kita. Berikut di antaranya:

1. Hak untuk bermain

2. Hak untuk mendapatkan pendidikan

3. Hak untuk mendapatkan perlindungan

4. Hak untuk mendapatkan nama (identitas)

5. Hak untuk mendapatkan status kebangsaan

6. Hak untuk mendapatkan makanan

7. Hak untuk mendapatkan akses kesehatan

8. Hak untuk mendapatkan rekreasi

9. Hak untuk mendapatkan kesamaan

(8)

Dan beberapa peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, mengenai hak-hak yang wajib di dapatkan oleh anak yaitu:

• Pasal 1 ayat 12 UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan negara.

• Pasal 10 UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

Setiap anak berhak menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima, mencari dan memberikan informasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya demi pengembangan dirinya sesuai dengan nilai – nilai kesusilaan dan kepatutan.

• Pasal 49 UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlidungan Anak

Negara, pemerintah, kelurga, dan orang tua wajib memberikan kesempatan yang seluas – luasnya kepada anak untuk memperoleh pendidikan.

• Pasal 53 UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

(1) Pemerintah bertanggung jawab untuk memberikan biaya pendidikan dan/ atau bantuan cuma – cuma atau pelayanan khusus bagi anak dari keluarga kurang mampu, anak terlantar, dan anak yang bertempat tinggal di daerah terpencil.

(2) Pertanggungjawaban pemerintah sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 termasuk pula mendorong masyarakat untuk berperan aktif.

• Pasal 54 UUNo. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

Anak di dalam lingkungan sekolah wajib dilindungi dari tindakan kekerasan yang dilakukan oleh guru, pengelola sekolah atau teman–teman didalam sekolah yang bersangkutan, atau lembaga pendidikan lainnya.

• Pasal 12 UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

Setiap orang berhak atas perlindungan bagi pengembangan pribadinya, untuk memperoleh pendidikan, mencerdaskan dirinya dan meningkatkan kualitas hidupnya agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa, bertanggung jawab, berakhlak mulia, bahagia dan sejahtera sesuai dengan hak asasi manusia.

• Pasal 60 ayat (1) UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

Setiap anak berhak untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya sesuai dengan minat, bakat dan tingkat kecerdasannya.

(9)

C. Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia Terhadap Anak di Indonesia

Walaupun sudah ada banyak peraturan dan hukum yang mengatur dan menjelaskan sanksi tentang hak-hak anak dan hukuman terhadap pelanggar ham, hal tersebut tidak menutup terjadinya kekerasan, penganiayaan, pelecehan, dan eksploitasi terhadap anak. Berdasarkan data Komisi Nasional Perlindungan Anak, pelanggaran hak anak di Indonesia mencapai 21 juta kasus yang tersebar di 179 kabupaten di 34 provinsi mulai dari kejahatan seksual, kekerasan fisik, penelantaran, perebutan anak, eksploitasi ekonomi, hingga perdagangan (trafficking).

Ada berbagai kasus pelanggaran mengenai hak anak, seperti pengaduan terkait pengasuhan dan perwalian, tawuran, kekerasan fisik terhadap anak terlebih kekerasan seksual, perdagangan anak, penculikan terhadap anak dan bayi, dan juga kasus penelantaran. Aborsi juga merupakan salah satu pelanggaran terhadap hak anak, karena aborsi adalah pembunuhan terhadap bayi yang belum lahir. Kasus-kasus tersebut terjadi karena faktor ekonomi(yang merupakan faktor paling besar), rasa dendam, pergaulan bebas, trauma, adanya rassa ingin memiliki anak, gaya hidup, dan kekurangan pengetahuan.

Kekerasan pada anak juga tidak dilakukan oleh orang dewasa saja, tetapi oleh anak-anak juga. Contohnya adalah bullying atau penindasan. Bullying dapat menyebabkan trauma kepada korbannya. Bullying terjadi karena ketidaktahuan anak-anak terhadap dampak bullying tersebut. Anak-anak melakukan hal tersebut bisa sebagai lelucon saja atau karena ia menerima contoh-contoh penindasan dari lingkungan sekitarnya. Bullying dapat berupa kekerasan secara fisik dan mental. Bullying dalam bentuk kekerasan fisik adalah dengan memukul, meludahi, dan lain-lain. Dan bullying secara mental adalah dengan diskriminasi, ejekan, hinaan, dan lain-lain. Dalam hal ini, guru dan orang tua tidak boleh menutup mata dan telinga mereka, karena dampak dari korban atau pelaku penindasan akan berkelanjutan sampai dewasa nantinya.

Anak jalanan adalah korban pelanggaran HAM. Anak jalanan adalah korban dari pelanggaran eksploitasi ekonomi, kekerasan, penelantaran, dan perlakuan diskriminatif dari masyarakat dengan ekonomi yang lebih baik. Anak-anak jalanan adalah contoh yang paling sering kita temui. Sebagai anak-anak adalah hak mereka untuk bermain, mendapatkan pendidikan, dan menikmati masa kanak-kanaknya, bukannya dipaksa bekerja dengan mencari uang dijalan—dengan cara mengamen ataupun memulung atau bahkan meminta-minta. Mereka adalah korban kesulitan ekonomi, yang dikhawatirkan adalah para orang tua akan bersikap kejam kepada anak karena kebutuha ekonomi yang mendesak.

(10)

mudahnya pemberian izin untuk mendirikan panti asuhan, lalu pembiaran dari masyarakat. Apalagi kasus ini terjadi di kawasan lingkungan yang elite.

Lalu adanya kasus perdaganan anak yang menggunakan berbagai macam modus, seperti diiming-imingi pekerjaan namun dijadikan sebaga pekerja seks komersial. Dan tujuan perdagangan anak adalah adopsi illegal, dijadikan sebagai pembantu rumah tangga, penjualan transplantasi organ, dan lain-lain. Dan bentuk perdagangan anak ini bertambah lagi dengan penculikan bayi dari rumah sakit yang berujung kepada perdagangan bayi. Hal ini terjadi di berbagai kota di Indonesia dan dikarenakan oleh tingkat kebutuhan ekonomi dari ibu yang melahirkan anak dan adanya keinginan dari orang lain (calon pembeli) yang ingin memiliki anak, tetapi tidak bisa memilikinya. Hal ini sangat menyedihkan, mengingat adanya panti asuhan. Akan lebih baik untuk mengadopsi anak bukan dari hasil perdagangan illegal di rumah sakit, selain hal tersebut melanggar hukum akan berdampak buruk bagi anak tersebut bila mengetahui bagaimana kebenaran tentang status dan asalnya dari orang tua yang membelinya.

Seorang ibu dari Tanjung Pinang di Kepulauan Riau juga dilaporkan oleh anak perempuannya yang berusia 15 tahun ke Mabes Polri karena anaknya telah dijadikan mesin uang dengan menjadi penyanyi di sejumlah kafe. Anak tersebut melapor ke Mabes Polri bersama ayahnya yang sudah bercerai dengan ibunya tersebut. Anak perempuan itu juga harus memakai pakaian yang minim saat dipaksa bekerja dan uang hasil kerjanya setiap malam yang berkisar 3-4juta rupiah harus disetor kepada ibunya tanpa mengetahui untuk apa uang tersebut digunakan. Dan siang harinya, anak perempuan tersebut tidak bisa keluar masuk rumah secara bebas karena pintu rumah selalu digembok oleh ibunya. Sungguh tindakan yang sangat tidak manusiawi, terlebih lagi kepada anak sendiri. Saat melaporkan ke Polres setempat, laporan anak tersebut pun tidak diterima dengan alsan harus didampingi Komisi Perlindungan Anak Daerah. Akhirnya dugaan pidana tersebut dilaporkan ke Mabes Polri setelah mengadu ke Komnas Perlindungan Anak.

(11)

Dan salah satu kasus pelanggaran hak asasi manusia terhadap anak yang sudah saya temukan sendiri adalah anak-anak berusia 14 sampai 16 tahun yang bekerja di tambak ikan karena kurangnya pengetahuan orang tua tentang pentingnya pendidikan. Anak-anak di sana lebih memilih untuk bekerja daripada menuntut ilmu secara formal. Karena minimnya pendidikan yang dimiliki oleh anak-anak tersebut, uang dari hasil bekerja mereka tidak digunakan untuk keperluan yang benar-benar penting seperti membeli rokok, handphne baru, dan lain-lain.

D. Akibat Pelanggaran Hak Anak

Banyak sekali akibat atau dampak negative yang dapat diterima dan terjadi pada anak hak-hak dasarnya dilanggar. Anak-anak akan merasa sakit secara fisik dan tertekan secara mental. Anak-anak yang sudah terampas haknya bisa saja menjadi dewasa sebelum waktunya. Hal ini dikarenakan disekitar mereka lebih banyak orang dewasa yang menunjukkan perilaku atau contoh-contoh yang buruk. Hal ini sangat disayangkan, mengingat bahwa anak adalah tunas-tunas penerus bangsa dan negara. Baik buruknya bangsa dan negara ini tergantung dari anak-anak yang nantinya akan tumbuh dewasa dan mengerakkan negara.

Berikut akan dijelaskan beberapa akibat buruk dari pelanggaran hak asasi anak:

1. Anak yang dieksploitasi akan banyak kehilangan haknya untuk belajar dan bermain. Anak yang dieksploitasi akan banyak menghabiskan waktu di lingkungan kerja sehingga mereka akan kehilangan haknya untuk belajar. Banyak anak yang putus sekolah. Padahal sekolah adalah saat-saat terbaik dimana anak dapat memperluas wawasan dan cakrawala berpikir. Saat cara berpikir mereka hanya terfokus kepada mencari uang dan bertahan hidup, setelah dewasa nanti mereka tidak akan memikirkan bagaimana memajukan negara agar tidak ada lagi anak-anak yang harus bekerja. Dan saat bekerja anak juga akan kehilangan waktu bermainnya. Bermain merupakan kegiatan yang memberikan kenangan baik bagi anak yang dapat memberikan cara berpikir imajinatif dan kreatif bagi anak. Apabila anak tidak bahagia dimasa kecilnya, saat dewasa nanti ia akan mencari berbagai pelampiasan atas ketidakbahgiannya semasa kecil, misalnya saja melakukan hal-hal bodoh dan berbahaya.

2. Perubahan perilaku anak ke arah perilaku orang dewasa yang terjadi lebih cepat. Anak-anak yang diekploitasi akan bergaul dengan siapa saja secara bebas tanpa melihat umur. Secara perlahan, anak tersebut akan membantah orang tuanya karena pola pikir jika ia sudah bisa mencari uang sendiri ia bisa berbuat sesuka hatinya. Anak-anak yang terlalu cepat dewasa, akan mencari pelampiasan dengan uang yang dimilikinya.

(12)

untuknya. Padahal saat proses belajar itu anak akan dibukakan cara berpikir yang seluas-luasnya yang dapat menghasilkan uang jauh lebih banyak dari pada bekerja seperti biasanya.

4. Anak akan kekurangan kasih sayang sehingga ia akan mencari sosok lain yang bisa memberikan kasih sayang. Hal inilah yang akan sangat berbahaya bagi anak. Jika anak kekurangan kasih sayang dari lingkungan sekitarnya, ia akan mencari sosok lain yang bisa memberikannya tanpa mengetahui apakah sosok tersebut adalah orang yang baik atau bahkan akan menjerumuskannya kepada sesuatu yang lebih buruk.

5. Kendornya standar moral dan dampak inter-generasional. Anak-anak yang sering disiksa, dianisaya, dijerumuskan dalam pelacuran, dihina, dan dipaksa bekerja akan mendapat stardar moralitas yang rendah. Nilai-nilai moralitasyang harus ia hadapi akan kabur dan kesempatannya untuk menemukan model moralitas masyarakat yang normal akan berkurang. Dalam pikiran mereka akan tertanam bahwa perlakuan buruk yang dirasakan oleh mereka adalah benar dan memang begitulah kehidupan. Pada akhirnya anak akan melakukan perbuatan buruk itu saat ia memiliki kesempatan. Tidak ada yang ingin tumbuh dan berkembang di negara dengan nilai-nilai moralitas yang rendah.

6. Terhambatnya potensi anak untuk berkembang saat dikucilkan. Saat seorang anak dikucilkan baik dari lingkungan sekolah dan sekitar rumahnya, anak tersebut tidak akan berani untuk mengembangkan potensinya, ia akan menjadi tertutup karena sudah merasa takut terlebih dahulu, takut diejek ataupun dihina. Perkembangan mentalnya juga akan terhambat karena kurangnya interaksi dengan orang lain, anak tersebut bisa saja menjadi depresi dan emosional ataupun menjadi pendiam dan tertutup. Padalah seharusnya lingkungan melindungi anak dari tindakan diskriminatif.

(13)

PENANGANAN KASUS HAK ASASI MANUSIA TERHADAP ANAK

DI INDONESIA

Undang-Undang tentang Perlindungan Anak ada banyak dan sudah jelas, tetapi implementasi di daerah masih lemah ketika dalam proses hukum, seperti dalam siding harus menghadirkan saksi-saksi. Padahal hal tersebut cukup memberatkan bagi korban. Fakta menunjukkan bahwa masih banyak hakim memutus bebas bagi para pelaku kejahatan dengan alas an tidak cukup bukti. Contohnya seperti di Pengadilan Labuhan Batu, Pengadilan Negeri Medan, dan Pengadilan Negeri Tapanuli Utara.

Walaupun begitu, bukan berarti bahwa penanganan kasus hak asasi manusia terhadap anak selalu buruk hasilnya. Masih ada lembaga-lembaga negara yang melindungi dan memperjuangkan hak-hak anak yang tertindas seperti Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dan di Medan juga ada Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA). Dalam Pancasila juga dijamin akan hak asasi manusia dalam sila kedua, yaitu “Kemanusiaan yang adil dan beradab”

Komisi Nasional Perlindungan Anak dibentuk pada tanggal 26 Oktober 1998, atas dukungan dari Unicef, tokoh masyarakat, organisasi pemerintah dan non-pemerintah. Komnas PA akan membela anak-anak yang haknya tertindas. Konmas PA akan menjadi pengamat dan tempat pengaduan keluhan masalah yang dialami anak, dan juga kan memberi pelayanan bantuan hukum untuk beracara di pengadilan mewakili kepentingan anak. Walalupun begitu, tetap saja ada syarat penting yang harus dipenuhi korban yaitu memiliki bukti awal yang memadai dan alasan kuat telah terjadi pelanggaran hak asasi yang dilanggar agar dalam proses perlindungan korban tidak akan melanggar hukum ataupun hak orang lain.

Komnas PA juga membeyebarluaskan dan mengenalkan informasi tentang hak anak kepada masyarakat luas untuk memicu kesadaran tentang pentingnya anak dan hakn-hak anak. Komnas PA juga bertugas sebagai lembaga pemantau implementasi hak anak. Komnas Pa akan meningkatkan upaya perlindungan anak melalui peningkatan kesadaran, pengetahuan dan kemampuan masyarakat serta meningkatkan kualitas lingkugan yang member peluang, dukungan, dan kebebasan terhadap mekanisme perlindungan anak.

(14)

akan dipertimbangkan oleh presiden agar nantinya dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.

Di kota Medan sendiri juga ada Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA). PKPA juga memantau dan meneliti bagaimana kenyataan implementasi hak anak dalam masyarakat sebagai informasi untuk mengembangkan bagaimana cara mensosialisasikan pentingnya perlindungan terhadap anak dan haknya. PKPA aktif dalam memberikan pengetahuan terhadap anak yang kurang mampu, contohnya saja seperti menggelar pelatihan fotografi jurnalistik bagi anak jalanan dan miskin yang selama ini mendapat pendapingan PKPA. Mereka juga dberikan pelatihan teknik penulisan berita dan nantinya anak-anak ini akan melanjutkan kepengurusna dan penerbitan bulletin anak Sanggar yang menceritakan tentang kehidupan anak. PKPA juga setiap tahun mengadakan lomba pembuatan film dan teater dalam rangka meningkatkan kesadaran terhadap hak anak. Hasil karya dari lomba tersebut akan dijadikan bahan sosialisasi yang lebih menarik untuk menyadarkan masyarakat.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk indikator yang pertama dapat diketahui bahwa dalam pelaksana- an Kebijakan Larangan Pembukaan Lahan Pertanian Dengan Cara dibakar yang menjadi ukuran dasar

achievement of students of class VIII SMP Islam Sunan Gunung Jati

[r]

Beton yang digunakan untuk sambungan dan diafragma yang terkait atau beton yang dimasukkan lainnya untuk pelaksanaan penegangan setelah pengecoran (post-tension)

Salah satu alasan atas diperolehnya hasil yang signifikan dari ukuran perusahaan terhadap jangka waktu penyampaian laporan keuangan adalah karena perusahaan yang lebih besar

Usaha Menengah merupakan usaha pada ekonomi produktif yang dilakukan secara individua atau badan usaha yang berdiri sendiri dalam arti bukan merupakan cabang suatu perusahaan

Hasil penelitian menunjukkan baliwa pada penyuntikan PMSG dengan dosis 40 IU/kg bobot badan memberikan onset berahi tercepat (P<0,05) yaitu 29,81 ± 3,20 jaln sedangkan yang

Dengan adanya jurnal dan tinjauan pustaka tersebut peneliti dapat menganalisis beberapa kekurangan dari beberapa penelitian yang telah dilaksanakan diantaranya adalah