• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH Teori Ekonomi Klasik Perekonomia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH Teori Ekonomi Klasik Perekonomia"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

“Teori Ekonomi Klasik: Perekonomian dalam Jangka Panjang Distribusi Pendapatan Nasional,

Faktor Penentu Permintaan Barang dan Jasa”

Disusun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah : Ekonomi Makro Islam

Dosen Pengampu : AMIR MAHMUD,SESy.MH

Disusun Oleh :

Seeylla Dewi P ( 2013112003) Eva Rosyidah (2013112005) Devi Nur Ismaya (2013112008) Deni Asri Mentari (2013112009) Arum Zudita (2013112020)

EKONOMI SYARIAH

(2)

BAB I PENDAHULAN 1.1 Latar belakang

Pemikiran-pemkiran tentang ekonomi sudah sangat berkembang pada abad ke-XV, saat terjadi revolusi pertanian di Eropa. Akan tetapi pengakuan terhadap ilmu ekonomi sebagai cabang ilmu tersendiri baru diberikan pada abad ke-XVIII, setelah Adam Smith muncul dalam percaturan ekonomi. Adam Smith (1729-1790) tidak disangsikan lagi merupakan tokoh utama aliran ekonomi yang di kenal sebagai aliran klasik. Aliran ekonomi klasik meliputi sirkulasi aliran pendapatan adalah skema proses perilaku ekonomi yang dilakukan oleh 4 pihak utama yaitu Masyarakat, Produsen, Pemerintah, dan Bank. Pada lingkup masyarakatsurplus, dalam hubungannya terhadap Produsen, masyarakat surplus memiliki hubungan sebagai konsumen yang mengkonsumsi barang hasil produksi dari si produsen. Bisa juga sebagai pegawai dari si produsen yang akhirnya digaji oleh si produsen. Sementara dalam hubungannya terhadap Pemerintah, masyarakat, surplus adalah sebagai wajib pajak yang membayarkan pajaknya kepada pemerintah. Nah dari uang pajak tersebut nantinya pemerintah bisa menggunakan sebagiannya untuk memberikan subsidi kepada masyarakat surplus tersebut dala kasus tertentu untuk menjaga agar roda perekonomian tetap berjalan dan berputar sebagaimana mestinya. Dan hubungannya masyarakat surplus tadi kepada pihak Bank adalah sebagai nasabah yang menabungkan uangnya di bank. Yang lalu selanjutnya pihak bank memberikanimbalan bunga sebagai keuntungan dari uang yang telah mereka tabungkan di bank tersebut. Sementara di lingkup masyarakat minus, dalam hubungannya dengan bank masyarakat minus ini melakukan peminjaman / kredit terhadap pihak Bank.

(3)

kebijakan dengan menggandeng pihak manapun. karena yang penting bagi pemerintah adalah menjaga agar siklus ini tetap berjalan dengan seimbang.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa yang menentukan produksi barang dan jasa total?

2. bagaimana pendapatan nasional didistribusikan ke faktor-faktor produksi? 3. Apa yang menentukan permintaan terhadap barang dan jasa?

4. Apa yang membuat permintaan dan penawaran terhadap barang dan jasa ke dalam Ekuilibrium?

1.3 Tujuan pembahasan

1. Mengetahui apa saja yang menentukan produksi barang dan jasa total.

2. Mengetahui bagaimana pendapatan nasional didistribusikan ke faktor-faktor produksi. 3. Mengetahui apa yang menentukan permintaan terhadap barang dan jasa.

(4)

BAB II PEMBAHASAN

A. PENDAPATAN NASIONAL

Variabel makroekonomi paling penting adalah produk domestik bruto (GDP). GDP mengukur output barang dan jasa total suatu negara dan pendapatan totalnya. GDP ynag besar tidak menjamin kebahagiaan seluruh penduduk suatu negara, tetapi mungkin merupakan resep kebhagian yang terbaik yang ditawarkan oleh para ahli makroekonomi. Adapun sekelompok pertanyaan tentang sumber dan penggunaan GDP suatu negara:

 Seberapa banyak produksi yang dihasilkan berbagai perusahaan didalam perekonomian?

apakah yang menentukan pendapatan total suatu negara?

 Siapakah yang menerima pendapatan dari produksi? Seberapa banyak yang digunakan

untuk membayar para pekerja dan seberapa banyak yang diterima oleh para pemilik modal?

 Siapakah yang membeli output perekonomian? Berapa banyak rumah tangga membeli

untuk konsumsi, seberapa banyak rumah tangga dan perusahaan membeli untuk investasi, dan berapa banyak pemerintah membeli untuk kepentingan publik?

 Apakah yang menyeimbangkan permintaan dan penawaran barang serta jasa? Apa yang

menjamin pengeluaran pada konsumsi, investasi, dan pembelian pemerintah sama dengan tingkat produksi?

(5)

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kita harus mengkaji bagaimana bagian-bagian perekonomian ini berinteraksi.

Tempat yang baik untuk memulainya adalah diagram aliran sirkuler/melingkar. Diagram ini menunjukan bagaimana perekonomian sebenarnya berfungsi. Diagram ini juga menunjukan keterkaitan diantara para pelaku ekonomi rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah dan bagaimana Ung mengalir diantara mereka melalui berbagai pasar dalam perekonomian.

Diagram ini menjelaskan bahwa rumah tangga menerima pendapatan dan mempergunakannya untuk membayar pajak kepada pemerintah,mengonsumsi barang dan jasa,dan menabung melalui pasar uang. Perusahaan menerima pendapatan dari penjualan barang dan jasa dan menggunakannya untuk membayar faktor- faktor produksi. Rumah tangga dan perusahaan meminjam dipasar keuangan untuk membeli barang-barang investasi, seperti rumah dan pabrik. Pemerintah memperoleh pendapatan dari pajak dan menggunakannya untuk membayar belanja pemerintah. Adanya kelebihan dari penerimaan pajak yang melebihi pengeluaran pemerintah disebut tabungan masyarakat/tabungan publik, yang dapat positif (surplus anggaran) atau negatif (defisit anggaran).

Dalam mengembangkan dengan model klasik dasar untuk menjelaskan interaksi ekonomi yang ditampilkan pada diagram sirkuler. Kita memulainya dengan perusahaan dan menelaah apa ynag menentukan tingkat produksinya(dan oleh dikarenanya, tingkat pendapatan nasional). Selanjutnya kita bahas bagaimana pasaruntuk faktor - faktor produksi mendistribusikan pendapatan ini ke rumah tangga. Selanjutnya, kita lihat seberapa banyak pendapatan ini dikonsumsi oleh rumah tangga dan seberapa banyak yang mereka tabung. Selain membahas permintaan terhadap barang dan jasa yang muncul dari konsumsi rumah tangga, kita bahas permintaan yang muncul dari investasi dan pembelian pemerintah. Akhirnya, kita membahas seluruh lingkaran tersebut dan mengkaji bagaimana permintaan akan barang dan jasa ( jumlah konsumsi, investasi,dan pembelian pemerintah) dan penawaran barang dan jasa (tingkat produksi) mencapai keseimbangan.

1. APA YANG MENENTUKAN PRODUKSI BARANG DAN JASA TOTAL?

Output barang dan jasa suatu perekonomian GDP tergantung pada: jumlah input yang disebut faktor-faktor produksi, dan kemampuan mengubah input menjadi output, sebagaimana ditunjukan pada fungsi produksi.

a. FAKTOR PRODUKSI

Faktor produksi adalah input yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Dua faktor produksi yang paling penting adalah modal dan tenaga kerja. Modal adalah seperangkat sarana yang dipergunakan oleh para pekerja. Tenaga kerja adalah waktu yang dihabiskan oleh seseorang untuk bekerja.kita gunakan simbol K untuk menunjukan jumlah modal dan simbol L untuk menunjukan jumlah tenaga kerja.

Dalam hal ini, kita anggap faktor-faktor produksi sudah baku. Dengan kata lain kita mengasumsikan bahwa perekonomian memiliki sejumlah modal tetap dan sejumlah tenaga kerja tetap.

K= K´

L= L´

(6)

Teknologi produksi yang ada menentukan berapa banyak output atau keluaran diproduksi dari jumlah modal dan tenaga kerja tertentu. Para ekonom menggambarkan teknologi yang ada dengan menggunakan fungsi produksi. Dengan Y menunjukan output, maka fungsi produksi adalah: Y= F(K,L)

Persamaan ini menyatakan bahwa output adalah fungsi dari sejumlah modal dan tenaga kerja. Fungsi produksi mencerminkan teknologi yang digunakan untuk mengubah modal dan tenaga kerja menjadi output. Jika seseorang menemukan cara yang lebih baik untuk memproduksi barang. Hasilnya adalah lebih banyak output yang diperoleh dari jumlah modal dan tenaga kerja yang sama. Jadi, perubahan teknologi mempenngaruhi fungsi produksi.

Banyak fungsi produksi memiliki suatu sifat yang disebut skala hasil konstan. Fungsi produksi memiliki skala hasil konstan jika peningkatan dalam presentase yang sama dalam seluruh faktor-faktor produksi menyebabkan peningkatan output dalam presentase yang sama. Jika fungsi produksi memiliki skala hasil konstan, maka kita dapatkan output 10 persen lebih banyak ketika kita meningkatkan modal dan tenaga kerja sampai 10 persen.

Secara matematis, fungsi produksi memiliki skala hasil konstan jika Zy = F(Zk, ZL)

Persamaan ini menyatakan bahwa jika kita mengalikan jumlah modal dan jumlah tenaga kerja dengan angka z, output yang dikalikan dengan z. Pada bagian berikutnya kita lihat bahwa asumsi skala hasil konstan memiliki implikasi penting pada distribusi pendapatan dari produksi.

Sebagai contoh dari fungsi produksi, perhatikan produksi di pabrik roti. Dapur dan peralatannya adalah modal pabrik roti itu, para pekerja yang dipekerjakan untuk membuat roti adalah tenaga kerjanya, dan roti adalah outputnya, fungsi produksi pabrik roti menunjukan bahwa jumlah roti yang diproduksi bergantung pada jumlah peralatan dan jumlah pekerja. Jika fungsi produksi memiliki skala hasil konstan, maka melipatduakan jumlah peralatan dan jumlah pekerja akan melipatduakan jumlah roti yang diproduksi.

c. PENAWARAN BARANG DAN JASA

Kini kita bisa melihat bahwa faktor-faktor produksi dan fungsi produksi bersama-sama menunjukan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan, yang bersama-sama dengan output perekonomian. Untuk menunjukan hal ini secara matematis kita tulis

Y= k( K´ , L´ )

= Y´

Dalam hal ini kita mengasumsikan bahwa penawaran modal serta tenaga kerja dan

teknologi adalah tetap, maka output juga tetap (pada tingkat yang dinyatakan dengan Y´ ).

2. BAGAIMANA PENDAPATAN NASIONAL DIDISTRIBUSIKAN KE FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI

Telah diketahui bahwa output total dari suatu perekonomian sama dengan pendapatan totalnya. Karena sama-sama menunjukan jumlah output barang dan jasa. Faktor-faktor produksi dan fungsi produksijuga menentukan pendapatan nasioanal. Diagram aliran sirkuler menunjukan, bahwa pendapatan nasioanal ini mengalir dari perusahaan ke rumah tangga melalui pasar faktor-faktor produksi.

(7)

Didasarkan pada teori pemikiran klasik abad ke 18 harga disesuaikan untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan, yang disini diterapkan pada pasar faktor produksi, bersama dengan pemikiran yang lebih dahulu abad ke 19 bahwa permintaan atas setiap faktor produksi tergantung pada produktivitas marjinal faktor produksi tersebut. teori ini ynag disebut teori distribusi neoklasik, telah diterima oleh sebagian besar ekonomi dewasa ini sebagai awal yang baik untuk mulai memahami bagaimana pendapatan ekonomi didistribusikan dari perusahaan ke rumah tangga.

Harga Faktor Produksi

Distribusi pendapatan nasional ditentukan oleh harga- harga faktor.Harga Faktor Produksi adalah jumlah yang dibayar ke faktor-faktor produksi. Pada suatu perekonomian dimana dua faktor produksi adalah modal dan tenaga kerja, sementara dua harga faktor produksi adalah upah yang diterima para pekerja dan sewa yang dikumpulkan oleh para pemilik modal.

Sebagaimana ditunjukan pada gambar 3-2, harga yang diterima setiap faktor produksi untuk jasa-jasanya ditentukan oleh penawaran dan permintaan terhadap faktor tersebut. karena kita mengasumsikan bahwa faktor-faktor produksi perekonomian adalah tetap, kurva penawaran faktor dalam gambar 3-2 berbentuk tegak lurus. Dengan mengabaikan harga faktor produksi, jumlah faktor produksi yang ditawarkan kepasar adalah sama. Perpotongan kurva permintaan faktor yang berbentuk miring ke bawah dan kurva penawaran vertikal menentukan ekuilibrium harga faktor.Untuk memahami harga faktor produksi dan distribusi pendapatan,kita harus mengkaji permintaan untuk faktor-faktor produks.

Keputusan – Keputusan yang Dihadapi Perusahaan Kompotitif

(8)

Untuk membuat produknya,perusahaan memerlukan dua faktor produksi yaitu modal dan tenaga kerja.teknologo perusahaan dengan perusahaan dengan fungsi produksi.

Y=F(K , L)

Y= jumlah unit yang diproduksi (output perusahaan) K= jumlah mesin yang digunakan (jumlah modal) L= Jumlah jam kerja (jumlah tenaga kerja)

Perusahaan memproduksi lebih banyak output jika memiliki lebih banyak mesin atau jika para pekerjanya bekerja lebih lama.

Tujuan perusahaan adalah memaksimalkan laba, laba adalah penerimaan dikurangi biaya, penerimaaan yang diperoleh pemiliki perusahaan setelah membayar biaya produksi.

Laba=PenerimaanBiaya tenaga kerjaBiayamoda

(9)

Laba=PYWLRK

Untuk melihat bagaimana laba bergantung pada faktor-faktor produksi, kitagunakan fungsi produksi Y= F(K,L) sebagai pengganti Y untuk mendapatkan

Laba = PF(K,L) – WL – LK

Permintaan perusahaan terhadap faktor-faktor produksi

Perusahaan menggunakan tenaga kerja dan modal dalam jumlah yang akan memaksimalkan laba, bagaimana perusahaan itu mengetahui berapa jumlah tenaga kerja dan modal yang akan memaksimalkan laba?

Jawabannya =

Produk marginal tenaga kerja semakin banyak tenaga kerja yang digunakan perusahaan,

semakin banyak output yang diproduksi. Produk margina tenaga kerja (marginal product

of labor, MPL) adalah jumlah output tambahan yang diperoleh perusahaan dari satu unit tenaga kerja tambahan, dengan mempertahankan jumlah modal tetap.

Fungsi produksi =

MPL = F(K , L + 1) – F (K, L)

Simbol pertama pada sisi kanan adalah jumlah output yang di produksi dengan, K = unit modal dan L + 1 = unit tenaga kerja, simbol kedua adalah jumlah output yang diproduksi dengan, K = unit modal dan L = unit tenaga kerja, persamaan ini menyatakan bahwa produk marginal tenaga kerja adalah perbedaan antara jumlah output yang diproduksi dengan L + 1 unit tenaga kerja dan jumlah yang diproduksi bahwa dengan L unit tenaga kerja.

Fungsi produksi kurva ini memperlihatkan bagaimana output bergantung pada input tenaga kerja, dengan menganggap jumlah modal tetap. Produk marginal tenaga kerja (MPL) adalah perubahan output ketika input tenaga kerja ditambah satu unit. Karena jumlah tenaga kerja meningkat, maka fungsi produksi menjadi semakin datar yang menunjukan semakin berkurangnya produk marginal.

Dari produk marginal tenaga kerja ke permintaan tenaga kerja

(10)

∆ laba=∆ penerimaan∆ biaya

¿(P x MPL) - W

Sekarang bisa terjawab pertanyaan berapa banya tenaga kerja yang digunakan oleh

perusahaan? Manajer perusahaan mengetahui bahwa jika permintaan tambahan P x MPL

melebihi upah W, unit tenaga kerja tambahan akan meningkatkan laba. Karena itu manajer terus menambahn tenaga kerja sampai unit berikutnya tidak lagi menguntungkan, yaitu sampai MPL berada pada titik dimana penerimaan tambahan sama dengan upah. Permintaan

perusahaan terhadap tenaga kerja ditentukan dengan P x MPL=W atau MPL=W

P , W

P adalah upah riil (real wage)pembayaran kepada tenaga kerja yang diukur dalam unit

output, bukandalam mata uang.

Produk marginal modal dan permintaan modal perusahaan memutuskan berapa banyak modal yang akan digunakan dengan cara yang sama seperti memutuskan berapa banyak

tenaga kerja yang akan dipekerjakan. Produk marginal modal (marginal produck of capital,

MPK) adalah jumlah output perusahaan yang diperoleh perusahaan dari unit modal

tambahan, dengan mempertahankan jumlah tenaga kerja tetap konstan:

MPK=F(K+1,L)−F(K , L)

Jadi, produk marginal modal adalah perbedaana antara jumlah output yang diproduksi dengan

K+1 unit modal yang diperoleh hanya dengan K unit modal.

(11)

Grafik produk marginal tenaga kerja produk marginal tenaga kerja MPL bergantung pada jumlah tenaga kerja. Kurva MPL miring ke bawah karena MPL menurun ketika L meningkat.

Perusahaan teru menambah tenaga kerja sampai dimana titik riil WP sama dengan MPL.

Jadi, grafik ini juga termasuk kurva permintaan tenaga kerja perusahaan.

Kenaikan laba dari menyewa mesin tambahan adalah penerimaan tambahan dari menjual output mesin tersebut dikurangi harga sewa mesin :

(12)

Untuk memaksimalkan laba, perusahaan akan terusmenggunakan lebih banyak modal hingga MPK turun sama dengan harga sewa riil.

MPK=R

P

Harga sewa modal riil (real rental price of capital) adalah harga sewa yang diukur dalam unit barang, bukan dalam mata uang

Pembagian pendapatan nasional

Jika seluruh perusahaan dalam perekonomian adalah kompetitif dan memaksimalkan laba, maka setiap faktor produksi dibayar berdasarkan kontribusi marginalnya pada proses produksi. Upah riil yang dibayar kepada setiap pekerja sama dengan MPL dan harga sewa riil yang dibayar kepada setiap pemilik modal sama dengan MPK. Karena itu, upah riil total

yang dibayar kepada tenaga kerja adalah MPL x L , dan mengembalikan riil total yang

dibayarkan ke pemilik modal adalah MPK x K

Pendapatan yang tersisa setelah perusahaan membayar faktor-faktor produksi adalah laba

ekonomis (economic profit) dari para pemilik perusahaan.laba ekonomis riil adalah

Laba Ekonomis=Y−(MPL x L)−(MPK x K)

Karena kita ingin menghitung distribusi pendapatan nasional,kita ubah persamaan diatas menjadi

Y=(MPL x L)+(MPK x K)+Laba Ekonomis

Besarnya laba ekonomis: jika fungsi produksi memiliki sifat skala hasil konstan, yang kerap terjadi, maka laba ekonomis harus sama dengan nol. Yaitu, tidak ada yang tersisa setelah faktor-faltor produksi dibayar. Kesimpulan ini mengikuti hasil matematis yang disebut

teoream Euler2, yang menyatakan bahwa jika fungsi produksi memiliki skala hasil konstan,

maka

F(K , L)=(MPK x K)+(MPL x L)

Jika setiap faktor produksi dibayar pada produk marginalnya, maka jumlah pembayaran faktor ini sama dengan output total. Dengan kata lain, skala hasil konstan, maksimal laba, dan persaingan sama-sama mengimplikasikan bahwa laba ekonomis adalah nol.

3. APA YANG MENENTUKAN PERMINTAAN TERHADAP BARANG DAN JASA

Kita telah mengetahui apa yang menentukan tingkat produksi dan bagaimana pendapatan dari produksi di distribusikan kepada para pekerja dan pemilik modal. Adapun empat komponen GDP:

 Konsumsi (c)

(13)

 Pembelian pemerintah (G)

 Ekspor neto (NX)

1. Konsumsi

Ketika kita menyantap makanan, mengenakan pakaian atau pergi ke bioskop, kita mengonsumsi sebagian output perekonomian. Seluruh bentuk konsumsi bersama-sama membentuk duapertiga dari GDP. Karena konsumsi begitu besar, maka para ahli makro ekonomi menghabiskan banyak energi untuk mepelajari bagaimana rumah tangga memutuskan berapa banyak konsumsinya.

Rumah tangga menerima pendapatan dari tenaga kerja dan modal yang mereka miliki, membayar oajak kepada pemerintah, dan kemudian memutuskan berapa banyak dari pendapatan setelah pajak digunakan untuk konsumsi dan berapa banyak yang ditabung. Pendapatan yang diterima rumah tangga sama dengan output perekonomian y. Pemerintah kemudian menarik pajak dari rumah tangga sejumlah T. (Meskipun pemerintah membebani berbagai jenis pajak, seperti pajak penghasilan, perorangan dan pajak pendapatan perusahaan serta pajak penjualan, untuk tujuan pembahasan kita bisa menggabungkan semua jenis pajak ini) . pendapatan setelah pajak , Y- T , sebagai pendapatan disposabel atau pendapatan yang bisa dibelanjakan. Rumah tangga membagi pendapatan disposabelnya diantara konsumsi dan tabungan.

Kita asumsikan tingkat konsumsi bergantung secara langsung pada tingkat disposable income atau pendapatan disposabel. Semakin tinggi disposable income, semakin besar konsumsi, jadi C= C(Y-T).

Persamaan ini menyatakan bahwa konsumsi adalah fungsi dari disposable income. Hubungan antara konsumsi dan disposable income disebut fungsi konsumsi.

Kecenderungan mengkonsumsi marjinal (MPC) adalah jumlah perubahan konsumsi ketika pendapatan disposabel meningkat sampai 1 dolar. Nilai MPC berkisar antara nol dan satu: kenaikan pendapatan sebesar 1 dolar akan meningkatkan konsumsi, tetapi peningkatannya akan kurang dari 1 dolar, jadi jika rumah tangga memperoleh pendapatan tambahan sebesar 1 dolar, mereka akan menabung sebagian dari pendapatan tambahan itu. Misalnya jika MPC adalah 0,7 maka rumah tangga mengeluarkan 70 Sen dari setiap dolar tambahan disposable income untuk barang adan jasa serta menabung.

Fungsi Produksi Cobb-Douglas

Paul Doglas adalah senator AS asal Illinois dari tahun 1949 sampai 1966. Pada tahun 1927, profesor ekonomi ini menemukan fakta mengejutkan : Pembagian pendapatan nasional di antara modal dan tenaga kerja tetap konstan selama periode yang panjang. Dengan kata lain, ketika perekonomian mengalami pertumbuhan yang mengesankan, pendapatan total pekerja dan pendapatan total pemilik modal tumbuh pada tingkat yang nyaris sama.

(14)

selalu menikmati produk marjinalnya. Fungsi produksi tersebut harus mempunyai unsur di mana

Pendapatan Modal = MPK × K = αY

Pendapatan Tenaga Kerja = MPL × L =(1-α)Y,

Dimana α = konstanta anatara nol dan satu yang mengukur bagian modal dari pendapatan. Yaitu α memnentukan berapa bagian pendapatan yang masuk ke modal dan erapa yang masuk ke tenaga kerja. Cobb menunjukkan bahwa fungsi dengan unsur ini adalah

F(K, L) = A KªL¹ˉª

Dimana A adalah parameter yang lebih besar dari nol yang mengukur produktivitas teknologi

yang ada. Fungsi ini dikenal sebagai Fungsi Produksi Cobb-Douglas.

Selanjutnya, produk marjinal untuk fungsi produksi Cobb-Douglas. Produk marjinal tenaga kerja adalah

MPL = (1-α) AKªLˉª MPK = α A K¹ˉªL¹ˉª

Dari persamaan ini, dengan mengatahui bahwa α berada antara nol dan stau, kita bisa melihat apa yang menyebabkan produk marjinal dari kedua faktor berubah. Kenaikan dalam jumlah modal meningkatkan MPL dan mengurangi MPK. Demikian pula, kenaikan dalam jumlah tenaga kerja mengurangi MPL dan meningkatkan MPK. Perkembangan teknologi yang meningkatkan parameter A membuat produk marjinal kedua faktor produksi naik secara proporsional.

Produk marjinal untuk fungsi produksi Cobb-Douglas bisa juga ditulis sebagai : MPL = (1- α)Y/L

MPK = αY/K

(15)

Produktivitas Tenaga Kerja sebagai Determinan Kunci Upah Riil

Teori distribusi Neoklasik menyatakan bahwa upah riil W/P sama dengan produk marjinal tenaga kerja. Fungsi produksi Cobb-Douglas menyatakan bahwa prduk marjinal tenaga kerja proporsional dengan produktivitas rata-rata tenaga kerja Y/L.

Tabel 3-1 menyajikan beberapa data tentang pertumbuhan produktivitas dan upah riil dalam perekonomian AS. Dari tahun 1959-2003, produktivitas yang diukur oleh output per jam kerja tumbuh sekitar 2,1% sebesar tahun. Upah riil tumbuh 2,0%-tingkat pertumbuhan yang hampir sama. Dengan tingkat pertumbuhan sebesar 2% per tahun, produktivitas dan upah riil menjadi berlipat ganda setiap 35 tahun.

Tabel 3-1.

Pertumbuhan Produktivitas Tenaga Kerja dan Upah Riil : Kasus AS

Periode Waktu

Tingkat Pertumbuhan Produktivitas Tenaga Kerja

Tingkat Pertumbuhan Upah Riil

1959-2003 2,1% 2,0% 1959-1973 2,9% 2,8% 1973-1995 1,4% 1,2% 1995-2003 3,0% 3,0%

Pertumbuhan produktivitas terjadi lagi sekitar tahun 1995 dan banyak pengamat menyambut kedatangan “perekonomian baru”. Akselerasi produktivitas ini sering kali dikaitkan dengan mmenyebarnya komputer dan teknoogi informasi. Seperti yang diprediksikan oleh teori, pertumbuhan upah riil juga terjadi. Dari tahun 1995 hingga 2003, baik produktivitas maupun upah riil tumbuh 3% per tahun.

Apa yang Menentukan Permintaan terhadap Barang dan Jasa?

Empat komponen GDP : 1. Konsumsi (C) 2. Investasi (I)

(16)

Diagram aliran sirkuler hanya menampilkan tiga komponen pertama. Asumsikan sebuah perekonomian tertutup (closed econmy) – suatu negara yang tidak melakukan perdagangan dengan negara lain. Jadi ekspor neto selalu nol.

Tiga komponen GDP ini ditunjukkan dalam identitas pos pendapatan nasional : Y = C + I + G + NX

Konsumsi

Pendapatan yang diterima rumah tangga sama dengan output perekonomian Y. Pemerintah kemudian menarik pajak dari rumah tangga sejumlah T. (Meskipun pemerintah membebankan berbagai jenis pajak, seperti pajak penghasilan perseorangan dan pajak pendapatan perusahaan serta pajak penjualan, untuk tujuan pembahasan kita bisa menggabungkan semua jenis pajak ini). Kita mendefinisikan pendapatan setelah pajak Y-T,

sebagai pendapatan disposable pendapayan yang bisa dibelanjakan. Rumah tangga

membagi pendapatan disposable nya diantara konsumsi dan tabungan.

Kita asumsikan tingkat konsumsi bergantung secara langsung pada tingkat disposable income. Semakin tinggi disposable income, semakin besar konsumsi. Jadi,

C = C (Y-T)

Persamaan ini menyatakan bahwa konsumsi adalah fungsi dari disposable income. Hubungan

antara konsumsi dan disposable income disebut fungsi konsumsi.

Kecenderungan mengkonsumsi marjinal (Marginal propensity to consume, MPC) adalah jumlah perubahan konsumsi ketika pendapatan disposable meningkat sampai satu dolar. Nilai MPC berkisar di antara nol dan satu; kenaikan pendapatan sebesar satu dolar akan meningkatkan konsumsi, tetapi peningkatannya akan kurang dari satu dolar. Jadi jika rumah tannga memperoleh pendapatan tambahan sebesar satu dolar, mereka akan menabung sebagian dari pendapatan tambahan itu. Misalnya, jika MPC adalah 0,7 maka rumah tangga mengeluarkan 70 sen dari setiap dolar tambahan disposable income untuk barang dan jasa serta menabung 30 sen.

(17)

Konsumsi C

Fungsi konsumsi

MPC

1

Disposable Income, Y-T

Fungsi konsumsi menghubungkan konsumsi C dengan disposable income Y-T. Kecenderungan mengkonsumsi marginal MPC adalah jumlah kenaikan konsumsi ketika disposable income meningkat sebesar satu dolar.

Investasi

Ketika mempelajari peran tingkat suku bunga dalam perekonomian, para ekonom membedakan antara tingkat suku bunga nominal dan tingkat bunga riil. Perbedaan ini adalah relevan ketika seluruh tingkat harga berubah. Tingkat bunga nominal adalah tingkat bunga yang biasa dilaporkan; itulah tingkat bunga yang dibayar investor untuk meminjam uang. Tingkat bunga riil adalah tingkat bunga nominal yang dikoreksi untuk menghilangkan pengaruh inflasi. Jika tingkat bunga nominal adalah 8 persen dan tingkat inflasi adalah 3 persen, maka tingkat bunga riil adalah 5 persen.

Persamaan yang mengaitkan investasi I pada tingkat bunga riil r. I = I (r)

Fungsi itu berbentuk miring ke bawah/menurun ke kanan, karena ketika tingkat bunga naik, jumlah investasi yang diminta turun.

INVESTASI

(18)

Jumlah barang-barang yang diminta bergantung pada tingkat bunga yang mengukur biaya dari dana yang digunakan untuk membiayai investasi. Agar proyek investasi menguntungkan, hasilnya, (penerimaan dari kenaikan produksi barang dan jasa masa depan) harus melebihi biayanya (pembayaran untuk dana pinjaman). Jika suku bunga meningkat, lebih sedikit proyek investasi yang menguntungkan, dan jumlah barang-barang investasi yang diminta akan turun.

Sebagai contoh, anggaplah suatu perusahaan sedang mempertimbangkan untuk membangun pabrik senilai S1 juta yamg akan menghasilkan pengembalian sebesar S100.000 per tahun, atau 10 persen. Perusahaan membandingkan pengembalian ini terhadap biaya meminjam dana sebesar S1 juta. Jika tingkat bunga kurang dari 10 persen, perusahaan itu meminjam uang dari pasar keuangan dan melakukan investasi. Jika tingkat bunga diatas 10 perse, perusahaan akan meninggalkan peluang investasi itu dan tidak membangun gedung.

Ketika mempelajari peran tingkat suku bunga dalam perekonomian, para ekonom membedakan antara tingkat bunga nominal dan tingkat tingkat bunga riil. Perbedaan ini

adalah relevan ketika seluruh tingkat bunga berubah. Tingkat bunga nominal (nominal

interest rate) adalah tingkat bunga yang biasa dilaporkan: itulah tingkat bunga yang dibayar

investor untuk meminjam uang. Tingkat bunga riil (riil interest tate) adalah tingkat bunga

nominal yang dikorelasi untuk menghilangkan pengaruh inflasi. Jika tingkat bunga nominal adalah 8 persen dan tingkat inflasi adalah 3 persen, maka tingkat bunga riil adalah 5 persen. Persamaan yang mengaitkan investasi I pada tingkat bunga riil r, I = I (r)

Fungsi itu berbentuk miring ke bawah/ menurun ke kanan, karena ketika tingkat bunga naik, jumlah investasi yang diminta turun.

Pembelian Pemerintah

(19)

Fungsi investasi mengaitkan jumlah investasi pada tingkat bunga riil r. Investasi bergantung pada tingkat bunga riil karena tingkat bunga adalah biaya pinjaman. Fungsiinvestasi miring ke bawah : ketika tingkat bunga naik, semakin sedikit proyek investasi yang menguntungkan.

Pembayaran transfer mempengaruhi permintaan terhadap barang dan jasa secara langsung. Pembayaran transfer adalah lawan dari pajak: pembayaran transfer meningkatkan disposable income rumah tangga, sedangkan pajak mengurangi disposable income. Peningkatan pembayaran transfer didanai oleh peningkatan pajak sehingga disposable incometidak berubah. Sekarang kita bisa merevisi definisi T kita menjadi pajak dikurangi pembayaran transfer. Disposable income, Y – T, termasuk dampak negatif pajak dan dampak positif pembayaran transfer.

Jika pemerintah membeli pajak dikurangi transfer, maka G = T, dan pemerintah memiliki anggaran yang berimbang. Jika G melebihi T, pemerintah mengalami defisif anggaran, yang didanai dengan menerbitkan surat utang pemerintah yaitu, dengan meminjam dari pasar keuangan. Jika G kurang dari T, pemerintah mengalami surplus anggaran, yang bisa digunakan untuk melunasi utang-utangnya.

4. APA YANG MEMBUAT PERMINTAAN DAN PENAWARAN BARANG DAN JASA KE DALAM EKUILIBRIUM?

Ada dua cara untuk mengetahui peran tingkat bunga dalam perekonomian. Kita bisa melihat bagaimana tingkat bunga mempengaruhi penawaran dan permintaan terhadap barang dan jasa. Atau kita bisa melihat bagaimana tingkat bunga mempengaruhi penawaran dan permintaan terhadap dana pinjaman. Sebagaimana kita akan lihat, dua pendekatan ini adalah dua sisi dari mata uang yang sama.

Tingkat

bunga

riil,

r

(20)

Ekuilibrium di Pasar Barang dan Jasa: Penawaran dan Permintaan terhadap Output pembelian pemerintah. Konsumsi bergantung pada disposable income atau pendapatan disposabel, investasi bergantung pada tingkat bunga riil, serta pembelian pemerintah dan pajak adalah variabel eksogen yang ditetapkan oleh para pembuat kebijakan fiskal.

Fungsi produksi menentukan jumlah output yang ditawarkan ke dalam perekonomian: Y = F( F ,´ K´ )

= Y´

Sekarang kita gabungkan persamaan yang menjelaskan penawaran dan permintaan terhadap output ini. Jika kita mengganti fungsi konsumsi dan fungsi investasi menjadi identitas pos pendapatan nasional, kita dapatkan

Y = C(Y – T) + I(r) + G

Karena variabel G dan T ditetapkan oleh kebijakan, dan tingkat output Y ditetapkan oleh faktor-faktor produksi dan fungsi produksi,

´

Y = C( Y´− ´T ) + I(r) + G´

Persamaan ini menyatakan bahwa penawaran output sama dengan permintaannya, yang merupakan jumlah konsumsi, investasi, dan pembelian pemerintah. Tingkat bunga r adalah satu-satunya variabel yang tidak ditentukan dalam persamaan terakhir.

Ini karena tingkat bunga masih memainkan peran penting, tingkat bunga harus disesuaikan untuk menjamin bahwa permintaan terhadap barang dan jasa sama dengan pembayarannya. Semakin besar tingkat bunga, semakin rendah tingkat investasinya, dan karenanya semakin rendah permintaan terhadap terhadap barang dan jasa, C + I + G. Jika tingkat bunga terlalu tinggi, investasi terlalu rendah, dan permintaan terhadap output akan lebih rendah dari penawarannya. Jika tingkat bunga terlalu rendah, investasi terlalu tinggi, dan permintaan akan melebihi penawarannya. Pada tingkat bunga ekuilibrium, permintaan untuk barang dan jasa sama dengan penawarannya.

Ekuilibrium di Pasar Uang: Penawaran dan Permintaan terhadap Dana Pinjaman

(21)

Y – C – G adalah output yang tersisa setekah permintaan konsumen dan pemerintah dipenuhi.

Inilah yang disebut tabungan nasional (national saving) atau ringkasnya tabungan. Dalam

bemtuk ini, identitas pos pendapatan nasional menunjukkan bahwa tabungan sama dengan investasi.

Untuk memahami identitas ini secara lebih lengkap, kita bisa memecah tabungan nasional menjadi dua. Satu bagian menunjukkan tabungan dari sektor swasta dan yang lain menunjukkan tabungan pemerintah

S = (Y – T – C) + (T – G) = I

(Y – T – C) adalah disposable incomedikurangi konsumsi, yang merupakan tabungan swasta

(private saving). Dan (T – G) adalah penerimaan pemerintah dikurangi pengeluaran

pemerintah, yaitu tabungan publik (public saving). (jika pengeluaran pemerintah melebihi

penerimaannya, pemerintah mengalami defisit anggaran, dan tabungan publik adalah negatif). Tabungan nasional adalah jumlah tabungan swasta dan publik.

Untuk melihat bagaimana tingkat bunga menyeimbangkan pasar keuangan, substitusikan fungsi konsumsi dan fungsi investasi ke dalam identitas pos pendapatan nasional:

Y – C(Y – T) – G = I(r)

Selanjutnya, nyatakan bahwa G dan T ditetapkan oleh kebijakan serta Y ditetapkan oleh faktor-faktor produksi dan fungsi produksi. pendapatan Y dan variabel kebijakan fiskal G dan T. Untuk nilai tetap Y, G, dan T, tabungan nasional S juga tetap. Sisi kanan persamaan menunjukkan bahwa investasi bergantung pada tingkat bunga.

(22)

Tingkat bunga menyesuaikan sampai jumlah perusahaan yang ingin menanamkan modal sama dengan jumlah rumah tangga yang ingin menabung. Jika tingkat bunga terlalu rendah, investor menginginkan output perekonomian lebih banyak ketimbang rumah tangga yang ingin menabung. Dengan kata lain, jumlah dana pinjaman yang diminta melebihi jumlah yang ditawarkan. Bila ini terjadi, tingkat bunga meningkat. Pada tingkat bunga ekuilibrium, hasrat rumah tangga untuk menabung seimbang dengan hasrat perusahaan untuk menanamkan modal dan jumlah dana pinjaman yang ditawarkan sama dengan jumlah yang diminta.

Perubahan dalam Tabungan: Dampak Kebijakan Fiskal

Ketika pemerintah mengubah pengeluaran atau tingkat pajaknya, perubahan itu mempengaruhi permintaan terhadap output barang dan jasa perekonomian serta mengubah tabungan nasional, investasi, dan tingkat bunga ekuilibrium.

(23)

pertama, perhatikanlah dampak dari kenaikan pembelian/belanja pemerintah sebesar ∆G. Dampak langsungnya adalah meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa sebesar ∆G. Tetapi karena output total tetap, maka kenaikan pembelian/belanja pemerintah harus dipenuhi melalui penurunan dalam beberapa kategori permintaan lain. Karena disposable income Y – T tidak berubah, konsumsi C tidak berubah. Kenaikan pembelian pemerintah harus dipenuhi melalui penurunan investasi dalam jumlah yang sama.

Agar investasi turun, tingkat bunga harus naik. Jadi, kenaikan pembelian pemerintah menyebabkan tingkat bunga meningkat dan investasi turun. Pembelian pemerintah dikatakan crowd out investasi.

Untuk memahami dampak peningkatan pembelian pemerintah, perhatikanlah pengaruhnya terhadap pasar dana pinjaman. Karena peningkatan pembelian pemerintah tidak dikaitkan dengan peningkatan pajak, maka pemerintah mendanai pengeluaran tambahan dengan meminjam yaitu, dengan mengurangi tabungan publik. Karena tabungan publik tidak berubah, maka pinjaman pemerintah ini akan mengurangi tabungan nasional.

Perubahan permintaan investasi

(24)

Kenaikan permintaan terhadap kenaikan permintaan terhadap barang-barang investasi menggeser kurva investasi ke kanan. Pada tingkat bunga berapapun, jumlah investasi lebih besar. Ekuilibrium bergerak dari titik A ke titik B. Karena jumlah tabungan adalah tetap, maka kenaikan permintaan investasi menaikan tingkat bunga sedangkan jumlah investasi ekuilibrium tidak berubah.

Investasi, Tabungan, I,

S

I

1

Tingkat

bunga

riil, r

Tabungan, S

S

I

2

A

(25)

Kenaikan permintaan investasi ketika tabungan bergantung pada tingkat bunga

ketika tabungan bergantung pada tingkat bunga, pergeseran ke kanan dalam kurva investasi menaikan tingkat bunga dan jumlah investasi. Tingkat bunga yang lebih tinggi mendorong orang-orang meningkatkan tabungan, yang pada gilirannya membuat investasi meningkat.

Degan kurva yang miring ke atas, kenaikan permintaan investasi akan meningkatkan tingkat bunga ekuilibrium maupun jumlah investasi ekuilibrium. Grafik di atas menunjukan perubahan seperti itu. Kenaikan tingkat bunga menyebabkan rumah tangga mengkonsumsi lebih sedikit dan menabung lebih banyak. Penurunan konsumsi membuat sumber daya bisa di konsumsikan.

Investasi, Tabungan

I, S

I

1

Tingkat

bunga

riil,

r

S(r)

I

2

(26)

KESIMPULAN

Variabel makroekonomi paling penting adalah produk domestik bruto (GDP). GDP mengukur output barang dan jasa total suatu negara dan pendapatan totalnya. GDP ynag besar tidak menjamin kebahagiaan seluruh penduduk suatu negara, tetapi mungkin merupakan resep kebhagian yang terbaik yang ditawarkan oleh para ahli makroekonomi.

Output barang dan jasa suatu perekonomian GDP tergantung pada: jumlah input yang disebut faktor-faktor produksi, dan kemampuan mengubah input menjadi output, sebagaimana ditunjukan pada fungsi produksi.

Distribusi pendapatan nasional ditentukan oleh harga- harga faktor.Harga Faktor Produksi adalah jumlah yang dibayar ke faktor-faktor produksi. Pada suatu perekonomian dimana dua faktor produksi adalah modal dan tenaga kerja, sementara dua harga faktor produksi adalah upah yang diterima para pekerja dan sewa yang dikumpulkan oleh para pemilik modal.

Produk marginal tenaga kerja semakin banyak tenaga kerja yang digunakan perusahaan,

semakin banyak output yang diproduksi. Produk margina tenaga kerja (marginal product of

labor, MPL) adalah jumlah output tambahan yang diperoleh perusahaan dari satu unit tenaga kerja tambahan, dengan mempertahankan jumlah modal tetap.

Teori distribusi Neoklasik menyatakan bahwa upah riil W/P sama dengan produk marjinal tenaga kerja. Fungsi produksi Cobb-Douglas menyatakan bahwa prduk marjinal tenaga kerja proporsional dengan produktivitas rata-rata tenaga kerja Y/L.

(27)

DAFTAR PUSAKA

Sukirno, Sadono, 1999. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada R, Soediyono, MBA. Prof. Dr. 1992. Ekonomi Makro : Pengantar Analisis Pendapatan Nasional. Yogyakarta : Liberty 14

Mankiw, Gregory, Makroekonomi edisi keenam. Jakarta : Erlangga

Sukirno, Sodono: Makroekonomi Terori Pengantar, Edisi ketiga.PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2004

Poli, Dra. Carla: Pengantar Ilmu Ekonomi, PT. Prenhallindo, Jakarta, 2002

Gambar

Grafik produk marginal tenaga kerja produk marginal tenaga kerja MPL bergantung padajumlah tenaga kerja
Tabel 3-1.

Referensi

Dokumen terkait

Berbeda dengan teori klasik yang menganggap permintaan dan penawaran terhadap tenaga kerja selalu seimbang (equilibrium) karena harga-harga fleksibel, maka menurut

Perhitungan Pendapatan Nasional dengan menggunakan pendekatan ini dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran sektor ekonomi, yakni sektor rumah tangga, sektor perusahaan,

1) Menerima penghasilan dari dari para produsen dari penjualan tenaga kerja mereka ( upah), deviden, dan dari menyewakan tanah hak milik mereka. 2) Menerima penghasilan

Ketika mereka memutuskan berapa banyak akan mengkonsumsi hari ini versus berapa banyak akan menabung untuk masa depan, mereka menghadapi batasan anggaran antar waktu

Temuan Simon tentang impilikasi-implikasi kompleksitas teknologi dalam batch kecil adalah tentang adanya pengurangan biaya tenaga kerja ketika tehnologi makin

a. Kelebihan Teori Neo-Klasik Dalam Perdagangan Internasional Kaum neoklasik mengatakan bahwa baik perdagangan international maupun aliran modal international cenderung

Sebagian besar dari berbagai jenis pendapatan yang diterima oleh sektor rumah tangga akan digunakan untuk konsumsi, yaitu membeli barang-  barang dan jasa-jasa

Golongan rumah tangga bukan pertanian dengan kepala rumah tangga atau penerima pendapatan terbesar bekerja sebagai pengusaha bebas golongan rendah, tenaga tata usaha golongan