• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pdf teknik mesin id. pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pdf teknik mesin id. pdf"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sistem belajar mengajar yang terjadi saat ini lebih mengarah kepada

student oriented yaitu proses pembelajaran yang berpusat pada siswa dimana siswa yang lebih aktif dalam mencari informasi. Interaksi yang terjadi selama proses belajar tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya, yang antara lain terdiri murid, guru, bahan materi ajar dan berbagai sumber belajar serta fasilitas yang ditunjang dengan fasilitas ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaruan dalam pemanfaatan hasil teknologi dalam proses belajar

Dari pengalaman mengajar di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) Wonosalam, ketika mengajar dengan pola konvensional didapatkan hasil belajar yang kurang maksimal. Berdasarkan observasi dan pengamatan penulis selama proses belajar mengajar, banyak peserta didik yang merasa jenuh dengan pola yang diterapkan. Penulis menyadari bahwa peserta adalah manusia yang memiliki titik kejenuhan. Oleh karena itu perlu adanya perencanaan pembelajaran yang baik agar tercipta proses belajar mengajar yang lebih optimal.

(2)

2 rencana bulanan dan rencana tahunan. Dalam persiapan itu terkandung tujuan mengajar, materi yang akan diajarkan, metode pembelajaran, bahan pelajaran, alat peraga dan teknik evaluasi yang digunakan. Karena itu setiap guru harus memahami benar tentang tujuan pembelajaran, memilih dan menentukan media pembelajaran, memilih dan menentukan alat peraga/media, cara membuat dan menggunakan media evaluasi.

Salah satu upaya peningkatan kualitas pembelajaran adalah dengan pemilihan strategi atau cara dalam menyampaikan materi pembelajaran agar diperoleh peningkatan prestasi belajar peserta didik khususnya mata pelajaran alat ukur. Salah satu cara menyampaikan materi pembelajaran dapat menggunakan media pembelajaran macromedia flash 8. Adanya perkembangan teknologi pendidikan dapat mendukung pembuatan media pembelajaran macromedia flash 8 yang berkualitas sehingga dapat menguatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang diajarkan. Dengan adanya media pembelajaran macromedia flash 8 yang berkualitas diharapkan dapat meningkatkan minat belajar peserta didik?

Salah satu perangkat lunak yang dapat digunakan dalam pembuatan media visual adalah macromedia flash 8. Kelebihan perangkat lunak ini dapat membuat beberapa animasi seperti suara, animasi interaktif dan lain-lain sehingga cocok dijadikan sebagai media pembelajaran berbasis komputerisasi

(3)

3 Dari uraian diatas dapat diduga bahwa model pembelajaran secara konvensional dapat membuat interaksi belajar mengajar kurang maksimal, oleh karena itu perlu segera diidentifikasikan permasalahan tersebut dan dicari solusinya agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan mencapai hasil yang optimal.

Sudah lebih dari 5 tahun SMK Negeri Wonosalam masih tetap menggunakan media pembelajaran secara konvensional sehingga proses pembelajaran kurang maksimal, dan jika dilakukan pengembangan media pembelajaran masih kurang maksimal. Apa saja permasalahan yang dapat menyebabkan hasil belajar kurang maksimal? Mengapa aktifitas siswa rendah pada media pembelajaran secara konvensional? Mengapa respon siswa kurang dalam pembelajaran secara konvensional? Untuk dapat menemukan jawaban pertanyaan tersebut secara ilmiah tepat dan akurat maka perlu dilakukan penelitian.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang masalah, dan hasil pengamatan langsung di lapangan, terdapat berbagai masalah yang dapat di identifikasikan pada objek penelitian, diantaranya :

(4)

4 2. Aktifitas siswa rendah yang berkaitan dengan pembelajaran alat ukur

mekanik presisi.

3. Respon siswa kurang dalam pembelajaran alat ukur mekanik presisi. Hal ini dikarenakan siswa lebih antusias jika pembelajaran dapat divisualisasikan.

4. Sebagian guru masih masih merasa kesulitan untuk menyampaikan semua materi kepada siswa dikarenakan media pembelajaran yang masih konvensional.

C. Batasan Masalah

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain minat, bakat, motivasi, media belajar, sarana prasarana belajar, lingkungan, guru, dan sebagainya. Mengingat luasnya masalah tersebut dan rasanya tidak mungkin dengan waktu yang relatif singkat dapat mengungkap semua masalah yang telah teridentifikasi. Oleh karena itu, penelitian ini hanya memfokuskan pada masalah sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa setelah penggunaan media belajar berbasis komputerisasi macromedia flash 8 pada mata pelajaran alat ukur mekanik presisi pada khususnya jangka sorong dan mikrometer.

(5)

5 3. Respon siswa terhadap penggunaan media belajar berbasis komputerisasi

macromedia flash 8 pada mata pelajaran alat ukur mekanik presisi pada khususnya jangka sorong dan mikrometer.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus masalah tersebut, masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut :

1. Seberapa baik hasil belajar siswa setelah penggunaan media belajar berbasis komputerisasi macromedia flash 8 pada mata pelajaran alat ukur mekanik presisi pada khususnya jangka sorong dan mikrometer ?

2. Seberapa baik aktifitas siswa selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media belajar berbasis komputerisasi macromedia flash 8

pada mata pelajaran alat ukur mekanik presisi pada khususnya jangka sorong dan mikrometer ?

3. Seberapa baik respon siswa terhadap penggunaan media belajar berbasis komputerisasi macromedia flash 8 pada mata pelajaran alat ukur mekanik presisi pada khususnya jangka sorong dan mikrometer ?

E. Tujuan Penelitian

(6)

6 1. Untuk mengetahui seberapa baik hasil belajar siswa setelah penggunaan media belajar berbasis komputerisasi macromedia flash 8 pada mata pelajaran alat ukur mekanik presisi pada khususnya jangka sorong dan mikrometer.

2. Untuk mengetahui seberapa baik aktifitas siswa selama kegiatan pembelajaran dengan menggunaan media belajar berbasis komputerisasi

macromedia flash 8 pada mata pelajaran alat ukur mekanik presisi pada khususnya jangka sorong dan mikrometer.

3. Untuk mengetahui seberapa baik respon siswa terhadap penggunaan media belajar berbasis komputerisasi macromedia flash 8 pada mata pelajaran alat ukur mekanik presisi pada khususnya jangka sorong dan mikrometer.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat teoritis penelitian ini adalah dapat digunakan sebagai referensi dalam penelitian lebih lanjut yang sejenis. Sedangkan manfaat praktisnya adalah :

1. Bagi peserta didik, dapat digunakan sebagai salah satu sumber belajar dalam upaya belajar mandiri.

2. Bagi penulis, dapat berlatih membuat media pembelajaran visual berbasis komputerisasi macromedia flash 8 pada khususnya jangka sorong dan mikrometer.

(7)

7 4. Bagi para peneliti, dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk penelitian

selanjutnya.

Gambar 1.1 Lokasi Penelitian, SMKN Wonosalam

(8)

8 BAB II

KAJIAN TEORI

A. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahas latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.

Menurut Heinich (Arsyad, 2008:4), ”medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima”, sementara (Arsyad, 1996:4) mengemukakan apabila ”media itu membawa pesan -pesan informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran”.

(Sadiman, 2003:7) ”Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi”

Secara umum media pembelajaran dapat disimpulkan sebagai suatu perangkat pembelajaran yang membantu pengajar menyampaikan isi materi ke peserta didik sehingga dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran.

2. Manfaat Media Pembelajaran

”Jamaludin, (Arsyad, 2008:6), beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran didalam proses belajar mengajar sebagai berikut :

a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi.

(9)

9 c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang

dan waktu.

d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat dan lingkungannya.

e. Media pendidikan memiliki kemampuan dalam memberikan perangsang yang sama, mempersamakan pengalaman, menimbulkan persepsi yang sama.

Juga mengemukakan, manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu :

a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa. b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya.

c. Metode pengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga. d. Peserta didik dapat lebih banyak lagi melakukan kegiatan belajar

sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.”

B. Komputer Sebagai Media Pembelajaran

( Rahardjo, 1986:60 ). ”Komputer merupakan jenis media yang secara virtual dapat menyediakan respon yang segera terhadap hasil belajar yang dilakukan oleh siswa”. Lebih dari itu, komputer memiliki kemampuan

menyimpan dan memanipulasi informasi sesuai dengan kebutuhan. Perkembangan teknologi yang pesat saat ini telah memungkinkan komputer memuat dan menayangkan beragam bentuk media di dalamnya.

(10)

10 dapat diartikan sebagai teknologi yang mengoptimalkan peran komputer sebagai sarana untuk menampilkan dan merekayasa teks, grafik, dan suara dalam sebuah tampilan yang terintegrasi.

Dengan tampilan yang dapat mengkombinasikan berbagai unsur penyampaian informasi dan pesan, komputer dapat dirancang dan digunakan sebagai media teknologi yang efektif untuk mempelajari dan mengajarkan materi perkuliahan yang relevan misalnya rancangan grafis dan animasi. Multimedia berbasis komputer dapat pula dimanfaatkan sebagai sarana dalam melakukan simulasi untuk melatih keterampilan dan kompetensi tertentu.

Contoh dari penggunaan multimedia berbasis komputer adalah tampilan multimedia dalam bentuk animasi yang memungkinkan siswa pada jurusan eksakta, mesin, kimia, dan fisika melakukan percobaan tanpa harus berada di laboratorium. Perkembangan teknologi komputer saat ini telah membentuk suatu jaringan (network) yang dapat memberi kemungkinan bagi siswa untuk berinteraksi dengan sumber belajar secara luas.

(11)

11 Penggunaan Multimedia Presentasi.

Multimedia presentasi digunakan untuk menjelaskan materi-materi yang sifatnya teoritis, digunakan dalam pembelajaran klasikal dengan group belajar yang cukup banyak diatas 50 orang. Media ini cukup efektif sebab menggunakan multimedia projector yang memiliki jangkauan pancar cukup besar.

Kelebihan media ini adalah menggabungkan semua unsur media seperti teks, video, animasi, image, grafik dan sound menjadi satu kesatuan penyajian, sehingga mengakomodasi sesuai dengan modalitas belajar siswa. Program ini dapat mengakomodasi siswa yang memiliki tipe visual, auditrif maupun kinestetik. Hal ini didukung oleh teknologi perangkat keras yang berkembang cukup lama, telah memberikan kontribusi yang sangat besar dalam kegiatan presentasi.

Salah satu produk yang paling banyak memberikan pengaruh dalam penyajian bahan presentasi digital saat ini adalah perkembangan monitor, kartu video, kartu audio serta perkembangan proyektor digital (digital image projector) yang memungkinkan bahan presentasi dapat disajikan secara digital untuk bermacam-macam kepentingan dalam berbagai kondisi dan situasi, serta ukuran ruang dan berbagai karakteristik

audience.

(12)

12 Informasi dan Komunikasi. Pengolahan bahan presentasi dengan menggunakan komputer tidak hanya untuk dipresentasikan dengan menggunakan alat presentasi digital dalam bentuk multimedia projector, melainkan juga dapat dipresentasikan melalui peralatan proyeksi lainnya, seperti over head projector (OHP) dan film slides projector yang sudah lebih dahulu diproduksi.

Dalam sudut pandang proses pembelajaran, presentasi merupakan salah satu metode pembelajaran. Penggunaannya yang menempati frekuensi paling tinggi dibandingkan dengan metode lainnya. Berbagai alat yang dikembangkan, telah memberikan pengaruh yang sangat besar bukan hanya pada pengembangan kegiatan praktis dalam kegiatan presentasi pembelajaran akan tetapi juga pada teori-teori yang mendasarinya. Perkembangan terakhir pada bidang presentasi dengan alat bantu komputer telah menyebabkan perubahan tuntutan penyelenggaraan pembelajaran. Diantaranya tuntutan terhadap peningkatan kemampuan dan keterampilan para guru dalam mengolah bahan-bahan pembelajaran ke dalam media presentasi yang berbasis komputer.

C. Macromedia Flash 8 Sebagai Media Pembelajaran Audio Visual

(13)

13

Macromedia Flash salah satu software (perangkat lunak) untuk pembuatan animasi yang diproduksi oleh macromedia, Lnc. Saat ini flash telah menjadi standar untuk animasi berbasis web (internet) dan berbasis tutorial atau penuntun, salah satunya untuk media pembelajaran.

Keuntungan dari penggunaan program macromedia flash ini adalah : 1. Ukuran file untuk animasi setelah program jadi lebih kecil dibandingkan

dengan program animasi lain.

2. Embeded (dapat ditempeli animasi yang berasal dari animasi program lain, misal GIF animator, SWISH creator, dll

3. Mudah untuk menkonversi file video kedalam time line flash dan sebaliknya,

4. Tidak membutuhkan spesifikasi komputer yang tinggi, compatible (dapat dioperasikan) dengan semua operating system,

5. Dalam Macromedia flash 8 profesional terdapat banyak sekali library

(kepustakaan) program yang sudah Plug In (terpasang) misal : library button dan flv media player, dll, dan

6. Terdapat action scriptversi 1 dan 2.

D. Prestasi Belajar

(14)

14 dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes/angka nilai yang diberikan oleh guru”.

Dengan mengacu pada pengertian belajar sebagai proses yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu yaitu perubahan tingkah laku yang meliputi aspek kognitif, psikomotor dan afektif yang sifatnya tetap, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh dari aktifitas belajar yang dapat mengakibatkan perubahan perilaku dari hasil interaksi dengan lingkungannya.

“Menurut ( Yudhi Munadi, 2008:24 ). Faktor-faktor yang mempengarui proses dan hasil belajar diantaranya sebagai berikut.

1. Faktor Internal a. Faktor Fisiologis

Faktor ini berhubungan dengan kondisi fisiologis, jika siswa memiliki kesehatan yang prima maka akan membantu dalam proses belajar.

b. Faktor Psikologis

Kondisi psikologi anak didik yang berbeda-beda tentu juga akan berpengaruh pada proses dan hasil belajar masing-masing.

2. Faktor Eksternal a. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat pula berupa lingkungan sosial.

b. Faktor Instrumental

Faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan.”

E. Materi Pokok Alat Ukur

(15)

15 1. Jangka Sorong

a. Definisi jangka sorong

Jangka sorong adalah suatu alat ukur yang dapat dipergunakan untuk mengukur dimensi suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. keuntungan penggunaan jangka sorong adalah dapat dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin, maupun kedalam sebuah tabung.

Secara umum, jangka sorong terdiri dari beberapa bagian yaitu rahang tetap, rahang geser, skala utama yang terdapat pada rahang tetap dan skala nonius yang terdapat pada rahang geser.

Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm, dengan kata lain jarak 2 skala utama yang saling berdekatan adalah 0,1 cm. Sedangkan sepuluh skala nonius memiliki panjang 0,9 cm, dengan kata lain jarak 2 skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,09 cm. Jadi beda satu skala utama dengan satu skala nonius adalah 0,1 cm – 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm. Sehingga skala terkecil dari jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.

(16)

16 b. Bagian-bagian Jangka Sorong

Gambar 1. Bagian-bagian jangka sorong

1) Rahang Dalam

Rahang dalam digunakan untuk mengukur sisi luar dari suatu benda. Terdiri atas rahang tetap dan rahang geser.

2) Rahang Luar

Rahang luar digunakan untuk mengukur sisi dalam dari suatu benda. Terdiri atas rahang tetap dan rahang geser.

3) Depth Probe

(17)

17 4) Skala Utama (dalam cm)

Pada skala utama, angka 0 - 17 menunjukan skala dalam cm sedangkan garis - garis yang lebih pendeknya dalam mm. Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm sehingga dua sekala utama yang berdekatan berukuran 0,1 cm atau sama dengan 1 mm. 5) Skala utama (dalam inchi)

Pada skala utama, angka 0 - 6 menunjukan skala dalam inchi sedangkan garis - garis yang lebih pendeknya dalam fraksi. 6) Skala nonius (dalam 1/10 mm)

Pada jangka sorong di atas, untuk setiap garis skala menunjukan 1/10 mm. Tetapi ada juga yang memiliki skala 1/20. Sepuluh skala nonius memiliki panjang 9 mm, sehingga jarak dua skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,9 mm. Dengan demikian, perbedaan satu skala utama dan satu skala nonius adalah 1 mm - 0,9 mm = 0, 1 mm atau 0,01 cm.

7) Skala Nonius (untuk inchi)

Menunjukan skala pengukuran fraksi dari inchi 8) Pengunci

(18)

18 c. Mengukur dimensi luar

Untuk mengukur dimensi luar sebuah benda (misalnya kelereng) dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :

1) Geserlah rahang geser jangka sorong kekanan sehingga benda yang diukur dapat masuk diantara kedua rahang (antara rahang geser dan rahang tetap)

2) Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang.

3) Geserlah rahang geser kekiri sedemikian sehingga benda yang diukur terjepit oleh kedua rahang

4) Catatlah hasil pembacaan skala anda d. Mengukur dimensi dalam

Untuk mengukur dimensi dalam sebuah benda (misalnya diameter dalam sebuah cincin) dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :

1) Geserlah rahang geser jangka sorong sedikit kekanan.

2) Letakkan benda/cincin yang akan diukur sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong masuk ke dalam benda/cincin tersebut

3) Geserlah rahang geser kekanan sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong menyentuh kedua dinding dalam benda/cincin yang diukur

(19)

19 e. Mengukur kedalaman benda

Untuk mengukur kedalaman sebuah benda/tabung dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :

1) Letakkan tabung yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak. 2) Putar jangka (posisi tegak) kemudian letakkan ujung jangka sorong

ke permukaan tabung yang akan diukur dalamnya.

3) Geserlah rahang geser kebawah sehingga ujung batang pada jangka sorong menyentuh dasar tabung.

4) Catatlah hasil pembacaan skala anda.

Untuk membaca hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :

1) Bacalah skala utama yang berimpit atau skala terdekat tepat didepan titik nol skala nonis.

2) Bacalah skala nonius yang tepat berimpit dengan skala utama. 3) Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan :

Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil jangka sorong) = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x 0,01 cm).

Jangka sorong biasanya digunakan untuk:

1) Mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit;

(20)

20 3) Mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan

cara “menancapkan/menusukkan” bagian pengukur.

4) Jangka sorong memiliki dua macam skala: skala utama dan nonius.

Gambar 2. Jangka Sorong

Lihatlah skala nonius yang berhimpit dengan skala utama. Di contoh, yang berhimpit adalah angka 4 (diberi tanda merah). Itu berarti 0,04 cm Sekarang lihatlah ke skala utama di sebelah kiri angka nonius 0. Di situ menunjukkan angka 4,7 cm. Berarti hasil pengukurannya adalah 4,7 cm + 0,04 cm = 4,74 cm.

2. Mikrometer

(21)

21 Mikrometer disebut juga kaliber sekrup atau sekrup pengukur dengan ketelitian :

 0,01 mm  0,002 mm  0,005 mm  0,0005 mm

Kapasitas ukurannya:

 0 – 25 mm  25 – 50 mm  50 – 75 mm  75 – 100 mm  100 – 1000 mm

a. Macam-Macam Mikrometer

Menurut tujuan penggunaannya, mikrometer dibagi tiga macam yaitu: 1) mikrometer luar

2) mikrometer dalam 3) mikrometer kedalaman b. Bagian-Bagian Mikrometer

Keterangan :

1. Landasan (anvil) 2. Poros Geser (spindel) 3. Pengunci (lock clamp)

(22)

22 4. Tabung (sleeve) terdiri dari inner sleeve dan outersleeve

5. Tabung Putar (thimble)

6. Ratcher stopper

7. Type Ukuran (Type)

c. Fungsi beberapa macam mikrometer 1) Mikrometer luar (outside micrometer)

Berfungsi untuk mengukur dimensi luar benda kerja dengan bagian utamanya sebagai berikut:

Gambar 4. Mikrometer luar (outside micrometer)

Keterangan :

(23)

23 E. Derad halus yang berisi mur dan ulir untuk menggerakkan

poros dan tabung

F. Ratchet atau pal stop untuk pemutaran akhir agar tidak terjadi penekanan paksaan oleh poros pada benda kerja. 2) Mikrometer luar dengan landasan tetap yang dapat diganti (outside

micrometer with interchangeable anvil)

Mikrometer ini terbuat dengan rangka besar yang dapat diganti kapasitasnya sehingga memungkinkan untuk pengukuran benda ukuran besar. Setiap penggantian harus disetel kembali dengan kedudukan nol.

Gambar 5. Mikrometer luar dengan landasan tetap yang dapat diganti 3) Mikrometer indikator (indicatting micrometer)

(24)

24 membaca sampai dengan 0,002 mm, mikrometer ini digunakan sebagai alat pengukur yang teliti diantara batas-batas indikatornya kurang lebih 0,02 mm.

Gambar 6. Mikrometer indicator (indicatting micrometer)

4) Mikrometer dalam (inside micrometer)

(25)

25 Gambar 7. Mikrometer dalam (inside micrometer)

5) Mikrometer kedalaman (depth micrometer)

Berfungsi untuk mengukur kedalaman lubang ataupun permukaan yang bertingkat. Perbedaannya pada ujung poros utama mikrometer kedalaman dipasang suatu batang melintang siku-siku terhadap poros ukur. Batang ini untuk landasan ukur.

d. Penggunaan Mikrometer

Sebagai alat ukur mekanik presisi yang mempunyai ketelitian tinggi dan fungsi yang penting, mikrometer perlu dijaga tingkat kepresisiannya, salah satu caranya adalah dengan penggunaan mikrometer sesuai dengan prosedur yang benar. Apabila penggunaan tidak sesuai prosedur, bisa menyebabkan kerusakan pada mikrometer ataupun benda kerja. Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan mikrometer.

1) Mikrometer luar

(26)

26 a) Mikrometer dibuka dengan cara memutar poros menjauhi

landasan.

b) Benda kerja dipegang dengan tangan kiri dan mikrometer dengan tangan kanan, dimana jari manis ditempatkan pada rangka U, jari telunjuk dan ibu jari ditempatkan pada laras yang beralur halus (knurling) dan jari tengah ditempatkan mendekati ring pengikat.

c) Tempatkan mikrometer pada daerah benda kerja yang akan diukur dan putar tabung dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk, sebelum menyentuh gunakan ratchet untuk menghindari penekanan berat yang memungkinkan terjadinya keausan.

d) Setelah ratchet slip, berarti telah terjadi penekanan ringan pada benda kerja dan tidak ada lagi penambahan tekanan. Kuncilah, sehingga tidak terjadi perubahan ukuran.

e) Keluarkan benda kerja dari mikrometer, dan lakukan pembacaan.

(27)

27 Gambar 8. Cara menggunakan mikrometer luar

2) Mikrometer dalam

Mikrometer jenis ini dapat digunakan untuk mengukur bagian dalam seperti lubang yang kecil atau alur yang sempit. Untuk mengukur lebih teliti, pengukurannya dilakukan sebagai berikut:

a) Pegang bagian rahang tetap (ragum yang tidak bergerak) dalam satu tangan dan pegang bagian tabung pada tangan yang lainnya.

b) Sisipkan ujung mikrometer secara vertikal pada lubang setelah disetel mendekati besarnya ukuran diameter lubang.

(28)

28 d) Putar aliran skrup pengikat, dan angkat mikrometer dari dalam

lubang, lalu lakukan pembacaan.

Untuk penggunaan mikrometer bentang, yang perlu diperhatikan adalah penambahan ukuran panjang batang perpanjangannya pada saat perhitungan, sedangkan untuk langkah penggunaannya tidak berbeda dengan mikrometer dalam.

Gambar 9. Cara menggunakan mikrometer dalam 3) Mikrometer Kedalaman

Langkah-langkah penggunaan mikrometer kedalaman adalah sebagai berikut:

(29)

29 atas kepala mikrometer, sehingga sumbu tidak dapat bergerak atau lepas (longgar) pada waktu dipergunakan dalam pengukuran.

b) Tempatkan sumbu perpanjangan pada lubang benda kerja yang akan diukur.

c) Tempatkan alas (dasar mikrometer) pada sisi lubang bagian luar dan pegang mikrometer dengan tangan kiri. Selanjutnya putar tabung searah jarum jam.

d) Sewaktu bagian ujung batang perpanjangan menyentuh dasar lubang, kuncilah dan lakukan pembacaan dengan menambahkan panjang batang perpanjangan

(30)

30 e. Pembacaan Hasil Pengukuran

1) Mikrometer Luar

Pembacaan ukuran mikrometer luar dibagi menjadi 2 skala, yaitu skala metrik dan imperial.

a) Pada sistem metrik mempunyai beberapa macam ukuran yaitu 0-25 mm, 25-50 mm, 50-75 mm, 75-100 mm, dan yang besar 100-1000 mm. Untuk semua kapasitas tersebut, jarak gerak poros ukurnya tetap 25 mm. Pada ulir spindel mempunyai kisar (tusukan) 0,5 mm jadi spindel maju 0,5 mm tiap satu putaran tabung putar. Pada skala utama tiap 10 mm dibagi menjadi 20 bagian jadi tiap bagian = 0,5 mm. Sedangkan pada tabung dibagi menjadi 50 bagian yang sama jadi tiap pembagian akan memberikan pembacaan 0,5 x 0,02 mm = 0,001 mm. Untuk lebih jelas bisa dilihat di gambar berikut.

(31)

31 Contoh:

Gambar 12. Cara membaca skala utama mikrometer luar cara pembacaan : pada skala utama = 11,5 mm pada tabung = 0,33 mm

hasil pengukuran = 11,83 mm. b) Pada sistem imperial, 1 inch dibagi atas 40 ulir, jadi kisar ulir

1/40” = 0,025”. Jadi tiap satu putaran tabung putar bergerak 0,025 “. Lalu pada tabung dibagi menjadi 25 bagian, jadi 1

(32)

32 Gambar 13. Pembagian tabung ukur sistem inchi Contoh:

Gambar 14. Contoh pembacaan tabung ukur sistem inchi

cara pembacaan : pada skala utama= 0,700 + (3 x 0,025)=0,775

pada tabung = 12 x 0,001 =0,012 hasil pengukuran =0,787”

c) Mikrometer dalam dan kedalaman

(33)

33 tertutup tabung. Selain itu juga perlu ditambahkan panjang batang perpanjangan apabila menggunakannya.

Gambar 15. Contoh pembacaan tabung ukur dalam dan kedalaman sistem inchi

cara pembacaan : pada skala utama = 0,775” pada skala tabung = 0,012” hasil pengukuran = 0,787”

F. Kerangka Berfikir

(34)

34 Proses belajar dapat mecapai hasil yang lebih baik jika siswanya mempunyai motivasi atau minat yang tinggi terhadap pembelajaran yang dipelajari. Salah satu upaya untuk meningkatkan minat belajar siswa yaitu dengan menggunakan media visual berbasis komputerisasi macromedia flash 8. Media visual berbasis komputerisasi macromedia flash 8 secara umum berfungsi sebagai media yang membantu guru untuk memudahkan dalam menyampaikan materi kepada siswa

Penggunaan media pembelajaran berbasis komputerisasi macromedia flash 8 diharapkan mampu memberi pengaruh yang baik terhadap hasil belajar alat ukur yaitu dengan adanya peningkatan kualitas hasil belajar siswa. Hasil belajar ini ditunjukkan dengan perubahan sikap, minat, motivasi dan ketrampilan siswa.

G. Hipotesis

Berdasarkan kajian dan kerangka berfikir maka digunakan hipotesis sebagai berikut.

(35)

35 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di kelas X Teknik Kendaran Ringan (TKR)-1 SMK Negeri Wonosalam, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur.

2. Waktu Penelitian

Waktu untuk pelaksanaan kegiatan penelitian ini adalah pada bulan November 2011 selama semester Ganjil 2011-2012.

B. Jenis Penelitian

(36)

36 Penelitian pengembangan ini mengacu pada model pengembangan perangkat pembelajaran 4-D (four D model) yang dikemukaan oleh Thiagarajan, S.Semmel, P.P., dan Semmel, M.I.. model pengembangan ini dipilih karena menurut Rusli (2008,) lebih tepat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan perangkat pembelajaran bukan untuk mengembangkan sistem pembelajaran, uraiannya tampak lebih lengkap dan sistematis, dalam pengembangannya melibatkan penilaian ahli sehingga sebelum dilakukan uji coba dilapangan perangkat pembelajaran telah dilakukan revisi berdasarkan penilaian, saran dan masukan para ahli.

C. Subjek, Objek dan Sasaran Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X program keahlian Teknik Kendaraan Ringan Satu semester ganjil tahun pelajaran 2011-2012 dan Obyek penelitian adalah mata pelajaran alat ukur mekanik presisi. Sasaran penelitian adalah mengelompokkan siswa ke dalam satu kelas yaitu kelas X TKR-1, maka kelas tersebut yang digunakan sebagai kelas untuk uji coba instrumen.

D. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode four-D (4-D), yang dikembangkan oleh Thiagarajan, S.Semmel, P.P., dan Semmel, M.I (dalam Ibrahim, 2002) meliputi tahap Define (pendefinisian), Design (perancangan), Develop

(37)

37 dan waktu maka tahap Disseminate (penyebaran) hanya dilakukan di kelas X TKR-1 SMKN Wonosalam, Jombang.

1. Pendefinisian (Define)

Tahap Pendefinisian ini bertujuan untuk menetapkan dan mendefinisikan kebutuhan pembelajaran dengan menganalisis tujuan dan batasan materi yang akan dikembangkan perangkatnya.

Gambar 16. Diagram Model 4D ( Ibrahim, 2001:19 ) Analisis Ujung Depan Analisis Siswa Analisis Materi Analisis Konsep Perumusan Tujuan Pembelajaran Penyusunan Format Media Dalam Bentuk Script Desain Awal Media Pembelajaran

Berbasis Komputerisasi Audio Visual Macromedia Flash 8

Telaah dan validasi oleh ahli media

Revisi I & II

(38)

38 Ada lima langkah pokok dalam tahap ini, yaitu :

a. Analisis Materi

Analisis materi dilakukan dengan mengkaji isi materi yang ada pada mata diklat alat ukur mekanik presisi. Materi media yang dibuat harus sesuai dengan (RPP) mata diklat alat ukur mekanik presisi pada khususnya jangka sorong dan mikrometer.

b. Analisis Peserta Didik

Analisis peserta didik dilakukan dengan menganalisis kemampuan peserta didik dalam menyimak dan mengoperasikan teknologi komputer. Peserta didik pada penelitian ini adalah siswa kelas X TKR-1 SMKN Wonosalam, Jombang yang kira-kira berumur 16 tahun keatas. Menurut Piaget (dalam Ilham, 2008), tahap perkembangan kognitifnya termasuk dalam tahap operasional formal (12 tahun sampai dewasa). Pada tahap ini peserta didik mempunyai ciri-ciri dapat berfikir secara abstrak dan murni, mampu membentuk konsep dan tidak tergantung pada realitas fisik dan dapat memecahkan masalah melalui penggunaan eksperimentasi sistematis. Berdasarkan teori perkembangan Piaget diatas konsep alat ukur mekanik presisi khususnya jangka sorong dan mikrometer yang mempunyai karakteristik abstrak memungkinkan untuk diajarkan dikelas.

c. Analisis Tugas

(39)

39 suatu pembelajaran. Analisis tugas dilakukan dengan menentukan atau membuat tugas-tugas peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar yang bisa dijadikan sarana untuk penguatan pemahaman peserta didik terhadap materi dalam media visual berbasis komputerisasi

macromedia flash 8. Tugas yang dilakukan peserta didik harus mengacu pada kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran. d. Analisis Konsep

Analisis konsep dilakukan dengan mengidentifikasikan konsep-konsep utama yang diajarkan serta menyusun secara sistematis materi yang akan diajarkan. Konsep utama yang diajarkan adalah kompetensi dasar alat ukur mekanik presisi khususnya jangka sorong dan mikrometer, adapun bentuk peta konsep adalah seperti gambar dibawah ini :

Gambar 17. Peta Konsep Alat Ukur Jangka Sorong dan Alat Ukur Bagian-bagian alat ukur Jangka Sorong dan

Mikrometer

Cara menggunakan alat ukur Jangka Sorong dan Mikrometer

(40)

40 e. Perumusan Tujuan Pembelajaran

Perumusan tujuan pembelajaran dilakukan untuk mengkonversikan hasil analisis tugas dan analisis konsep menjadi tujuan pembelajaran khusus. Tujuan ini selanjutnya menjadi dasar pemilihan format media pembelajaran berbasis komputerisasi

macromedia flash 8 penyusunan tes dan metode pembelajaran. Tujuan ini tetap memperhatikan berbagai kemampuan dasar peserta didik seperti kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dari hasil analisis tentang alat ukur mekanik presisi maka rumusan tujuan pembelajaran yang akan dibuat sesuai dengan RPP mata pelajaran menggunakan alat ukur mekanik presisi khususnya jangka sorong dan mikrometer.

2. Perencanaan (Design)

Tahap ini bertujuan untuk mendesain atau merancang materi alat ukur mekanik presisi agar dapat disajikan dalam bentuk media audio visual. Pada tahap ini dilakukan penyusunan tes hasil belajar, penyusunan format media visual dalam bentuk skrip dan penuangan skrip kedalam media pembelajaran visual berbasis komputerisasi macromedia flash 8. Media visual berbasis ini dibuat dengan software macromedia flash 8 profesional.

a. Penyusunan media visual dalam bentuk skrip

(41)

41 dengan materi alat ukur mekanik presisi jangka sorong dan mikrometer, sesuai dengan (RPP).

b. Penuangan skrip ke dalam media pembelajaran visual berbasis komputerisasi Macromedia Flash 8.

Penuangan skrip ke dalam media pembelajaran visual berbasis komputerisasi dilakukan software macromedia flash 8. Hasil penuangan ini berupa animasi suara, video, gambar, tulisan, grafis, yang didesain berbentuk Web.

3. Pengembangan (Development)

Tujuan akhir dari tahap pengembangan adalah (develop) adalah menghasilkan media pembelajaran visual berbasis komputerisasi

macromedia flash 8 dalam bentuk compact disc yang dapat digunakan sebagai aplikasi pembelajaran dikelas ataupun mandiri, tahap pengembangan develop dilakukan dengan memvalidasikan atau menguji cobakan media visual berbasis komputerisasi macromedia flash 8. Tahap ini dilakukan untuk memperoleh masukan dan penilaian oleh ahli media (validator I dan II) dan guru alat ukur mekanik presisi (validator III). Selanjutnya media akan direvisi berdasarkan masukan dari validator-validator tersebut.

4. Penyebaran (Disseminate)

(42)

42 biaya makan penyebaran hanya dilakukan di kelas X TKR-1 SMKN Wonosalam, Jombang. Pada tahap ini tidak dilakukan kelayakan dan efektifitas media yang lebih luas, uji coba ini dilaksanakan pada 35 siswa.

E. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut : a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Merupakan perangkat mengajar yang di dalamnya terdapat langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dalam mengajar. b. Lembar Kegiatan Siswa

Lembar kegiatan siswa yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kegiatan siswa yang berorientasi pada rencana pembelajaran menggunakan alat ukur mekanik presisi jangka sorong dan mikrometer.

c. Media Pembelajaran Berbasis Komputerisasi Macromedia Flash 8

Media pembelajaran tersebut berisi definisi, fungsi, bagian-bagian dan macam-macam, cara penggunaan dan pembacaan hasil pengukuran jangka sorong dan mikrometer.

d. Lembar Penilaian

(43)

43 pertemuan. Lembar tes berupa pertanyaan yang berorientasi kepada indikator keberhasilan dan dikerjakan oleh siswa setiap akhir pembelajaran. Lembar tes yang digunakan pada pertemuan 2 digunakan untuk menilai aspek kognitif siswa pada materi definisi, fungsi, bagian-bagian, macam-macam, cara penggunaan dan pembacaan hasil pengukuran jangka sorong dan mikrometer.

e. Lembar Validasi Media

Sebelum digunakan, media harus divalidasi terlebih dahulu. Tujuan validasi ini adalah menentukan apakah media layak digunakan atau tidak. Jika validasi menunjukkan media belum layak, maka dapat dilakukan revisi agar media layak digunakan. Validasi media ini dilakukan oleh 3 guru/dosen Teknik Mesin.

2. Teknik Pengumpulan Data a. Metode tes

Metode tes digunakan untuk menilai aspek kognitif yang berupa skor tes sebagai hasil belajar siswa. Cara pengumpulan data menggunakan tes obyektif yang dilakukan sebelum kegiatan belajar mengajar (Pre Test) dan setelah kegiatan belajar mengajar (Post Test). b. Metode Angket

(44)

44 responden berupa skor tertinggi bernilai (1) untuk jawaban setuju dan skor terendah (0) untuk jawaban tidak setuju.

Tabel 1. Skala Guttman

Jawaban Skor

Setuju 1

Tidak Setuju 0

c. Metode Pengamatan Aktifitas Siswa

Pengamatan aktifitas siswa merupakan dari pengumpulan data aktifitas siswa selama proses pembelajaran. Metode ini menggunakan skala standart sekolah yaitu bernilai (2) untuk bertanya kepada guru, bernilai (1) untuk mendengarkan / memperhatikan penjelasan guru, (3) untuk melakukan tindakan yang tidak relevan.

F. Teknik Analisis Data

Semua data dideskripsikan sesuai dengan rumusan masalah. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Data Tes Hasil Belajar Siswa

Standar ketuntasan belajar siswa di SMK Negeri Wonosalam, Jombang dinyatakan “tuntas” dengan kriteria ketuntasan belajar 70. Setelah itu menghitung rerata nilai hasil belajar. Untuk memperoleh ketuntasan belajar siswa secara individual dapat dihitung dengan rumus: Ketuntasan belajar = Rata-rata Skor yang diperoleh siswa x 100%

(45)

45 2. Aktifitas Siswa Selama Pembelajaran

Data-data tersebut diolah dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Nilai = Jumlah skor seluruh jawaban x 100%

Jumlah skor maksimal

3. Data Hasil Angket

Data-data tersebut diolah dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Nilai = Jumlah skor seluruh jawaban x 100%

Jumlah skor maksimal

Tes hasil belajar dianalisis untuk mengetahui tingkat prestasi belajar siswa dalam ranah kognitif. Tes ini dilakukan pada setiap akhir pembelajaran. Hasil tes ini dianalisis berdasarkan rata-rata nilai kelas kemudian dijadikan dalam bentuk prosentase dan dilanjutkan dengan mangaplikasikan data ke dalam bentuk grafik dan tabel, dengan kriteria sebagai berikut :

86 – 100 = Sangat Baik 71 – 85 = Baik

56 – 70 = Cukup < 56 = Kurang

(46)

46 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian. Analisis hasil peneltian dan pembahasan dibuat berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian, dengan subjek penelitian siswa SMK Negeri Wonosalam, Jombang X TKR-1 yang berjumlah 35 siswa.

A. Hasil Penelitian

Berikut ini adalah hasil dari pengamatan (observasi) perilaku belajar siswa yang terdiri dari angket, aktifitas serta nilai dari pre test dan post test

mata pembelajaran alat ukur mekanik presisi. 1. Nilai Pre Test

(47)

47 Tabel 2

Daftar Nilai Siswa Kelas X-TKR 1 SMK Negeri Wonosalam Jombang

Tahun Pelajaran 2011/2012

NO NO INDUK NAMA Nilai Nilai Tuntas Tuntas

I II I II

1 0768/0156.020 ACHMAD FAUJI 72 94 T T

2 0769/0157.020 ACHMAD RAMADHAN 73 63 T TT

3 0770/0158.020 AGUNG PRASETYO SETIAWAN 68 97 TT T

4 0771/0159.020 ALEK HARIANTO 69 96 TT T

5 0772/0160.020 ALEX RAHARJA 70 86 T T

6 0773/0161.020 ANGGA ADI PUTRA 78 80 T T

7 0774/0162.020 ANGGUNG WIDODO 66 76 TT T

8 0775/0163.020 ARDHAN ARDHIANSYAH 70 92 T T

9 0776/0164.020 ARIK EGA GIGIH PRAKOSO 68 87 TT T

10 0777/0165.020 BIBIN SAFRUDIN 70 96 T T

11 0778/0166.020 BUDI TRI UTOMO 72 91 T T

12 0779/0167.020 CATUR ADE WIRATNO 75 96 T T

13 0780/0168.020 DEDY SETIYAWAN 72 98 T T

14 0781/0169.020 DEVID EDI SAPUTRA 73 94 T T

15 0782/0170.020 DIAN ACHIYANTORIYAN 68 70 TT T

16 0783/0171.020 DIDIN KURNIAWAN 70 82 T T

17 0784/0172.020 DYAH AYU MUFARIKHA SARI 72 98 T T

18 0785/0173.020 EDY SUPRAYITNO 71 93 T T

19 0786/0174.020 EKO DELASE 70 78 T T

20 0787/0175.020 FARID AGUNG WIDODO 75 96 T T

21 0788/0176.020 FERNANDA FARUQ WIJAYA 68 78 TT T

22 0789/0177.020 GITA SANDI PRAMUDIANTO 70 89 T T

23 0790/0178.020 GUNAWAN JOKO PERMADI 72 65 T TT

24 0791/0179.020 GURUH GINANJAR 73 80 T T

25 0792/0180.020 HADI SUPRAYITNO 75 97 T T

26 0793/0181.020 HENDI ADI PRADANA 65 93 TT T

27 0794/0182.020 HEVA ANDIKA FEBRIANTO 70 94 T T

28 0795/0183.020 IMAM WAHYUDI 72 97 T T

29 0796/0184.020 JIMMY SAMAWA 70 75 T T

30 0797/0185.020 JONI SUSILO 71 85 T T

31 0798/0187.020 KASIYO WAHYU WIJI UTOMO 72 74 T T

32 0799/0188.020 KHOIRUL IMAM BASORI 73 86 T T

33 0800/0189.020 KRISNA DITO JERNIH 68 93 TT T

34 0801/0190.020 LINGLING DWI PRASETYO 72 88 T T

35 0802/0191.020 LUKMAN PURWANTO 69 89 TT T

(48)

48 Tabel 3

Hasil Belajar Siswa Sebelum Penerapan

No Karakteristik Jumlah

1 Jumlah Siswa 35

2 Jumlah Siswa yang Tuntas (70) 26 3 Jumlah Siswa yang Belum Tuntas 9

4 Rata-Rata Kelas 70.19

5 % Ketuntasan Klasikal 74%

2. Nilai Post Test

Nilai hasil belajar siswa sesudah menggunakan media visual berbasis komputerisasi macromedia flash 8. Angka tersebut diperoleh dari hasil evaluasi yang dilakukan peneliti setelah dilaksanakan proses pembelajaran seperti yang telah dilakukan peneliti sebagaimana yang terdapat pada Tabel 3 di bawah ini:

Tabel 4

Hasil Belajar Siswa Sesudah Penerapan

No Karakteristik Jumlah

1 Jumlah Siswa 35

2 Jumlah Siswa yang Tuntas (70) 33 3 Jumlah Siswa yang Belum Tuntas 2

4 Rata-Rata Kelas 87.02

5 % Ketuntasan Klasikal 94%

3. Data Hasil Aktifitas Siswa

(49)

49 Tabel 5

Hasil Aktifitas Siswa Fase Mendengarkan

penjelasan guru Bertanya Kepada Guru Kegiatan yang tidak relevan 1

(0-30) 27 2 6

2

(31-60) 29 2 4

3

(61-90) 25 7 3

4. Data Angket Siswa

Data angket siswa ditunjukan pada Tabel 5 : Tabel 6

Hasil Angket Siswa Terhadap Pembelajaran Nomor

Pernyataan

Setuju Tidak Setuju

1 35 0

2 35 0

3 35 0

4 35 0

5 31 4

6 33 2

7 33 2

8 20 15

B. Pembahasan 1. Hasil Belajar

(50)

50 peningkatan dalam proses pembelajaran terutama hasil belajar siswa. Berdasarkan Tabel 2 dan Tabel 3, hasil belajar siswa sebelum dan sesudah dapat ditunjukan pada Tabel 6 sebagai berikut :

Tabel 7

Hasil Belajar Siswa pada sebelum dan sesudah

No Karakteristik Jumlah

Sebelum Sesudah

1 Jumlah Siswa 35 35

2 Jumlah Siswa yang tuntas (>=70) 26 33

3 Jumlah Siswa yang Belum Tuntas 9 2

4 % Ketuntasan Klasikal 74% 94%

Hasil belajar siswa pada sebelum penerapan konsep pembelajaran belum menunjukkan hasil yang maksimal, dimana jumlah siswa yang

tuntas 70 sebanyak 26 siswa, jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak 9 siswa, dengan ketuntasan klasikal sebesar 74%. Jadi pada tahap ini hasil evaluasi belum dikatakan belum tuntas dan belum memenuhi standar ketuntasan belajar siswa karena menurut standar ketuntasan kurikulum ketuntasan belajar siswa minimal 70%.

(51)

51 memenuhi standar ketuntasan kurikulum ketuntasan belajar siswa minimal 70%.

2. Aktifitas Siswa

Hasil belajar yang positif juga didukung oleh persentase yang tinggi dan menunjukan arah yang positif yang terjadi pada aktifitas siswa. Hasil dari pengamatan yang telah dilaksanakan pada fase 1-30 menit adalah sebagian besar digunakan untuk mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru sebanyak 27 siswa atau 77% dari jumlah keseluruhan siswa, 2 siswa yang bertanya kepada guru atau 5% dari jumlah keseluruhan siswa dan yang melakukan kegiatan yang tidak relevan sebanyak 6 siswa atau 17% dari jumlah keseluruhan siswa.

(52)

52 3. Angket Respon Siswa

Selain tingkat aktifitas siswa yang positif, hasil belajar siswa yang positif juga berbanding lurus dengan hasil angket respon siswa terhadap konsep pembelajaran yang diterapkan dengan menggunakan instrumen daftar cocok (checklist) dan pelaksanaan pengambilan data dilakukan pada akhir pertemuan pertama.

Berikut ini hasil dari respon siswa terhadap konsep pembelajaran berbasis komputerisasi yang diterapkan yang diperoleh dari 35 siswa di kelas XI TKR-1 sebagai berikut:

a. Pernyataan No.1 siswa yang menyatakan setuju, yaitu 35/35 x 100% = 100% tergolong sangat baik.

b. Pernyataan No.2 siswa yang menyatakan setuju, yaitu 35/35 x 100% = 100% tergolong sangat baik.

c. Pernyataan No.3 siswa yang menyatakan setuju, yaitu 35/35 x 100% = 100% tergolong sangat baik.

d. Pernyataan No.4 siswa yang menyatakan setuju, yaitu 35/35 x 100% = 100% tergolong sangat baik.

e. Pernyataan No.5 siswa yang menyatakan setuju, yaitu 31/35 x 100% = 88% tergolong sangat baik.

(53)

53 g. Pernyataan No.7 siswa yang menyatakan setuju, yaitu 33/25 x 100% =

94% tergolong sangat baik.

h. Pernyataan No.8 siswa yang menyatakan setuju, yaitu 20/25 x 100% = 57% tergolong cukup.

Jadi, berdasarkan data pernyataan di atas siswa menyatakan setuju, yaitu 32,12/35 x 100% = 91,62% tergolong sangat baik

Data di atas menunjukkan bahwa 100% siswa menyatakan setuju terhadap cara pembelajaran dengan menggunakan media belajar berbasis komputerisasi, 100% siswa setuju dengan keterangan guru yang harus didengarkan, 100% siswa setuju dengan penjelasan materi guru yang harus diperhatikan.

(54)

54 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan, pengaruh hasil belajar siswa menggunakan media visual berbasis komputerisasi macromedia flash 8 dalam mata pelajaran alat ukur mekanik presisi di Kelas X TKR-1, SMK Negeri Wonosalam, Jombang, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil pembelajaran dengan menggunakan media visual berbasis komputerisasi macromedia flash 8 juga mengalami peningkatan. Sebelum penerapan media visual berbasis komputerisasi macromedia flash 8 sebanyak 74% dinyatakan tuntas dan sebanyak 26% dinyatakan belum tuntas. Dan Sesudah penerapan media visual berbasis komputerisasi

macromedia flash 8 dengan sebanyak 94% dinyatakan tuntas, dan sebanyak 6% dinyatakan belum tuntas.

2. Aktifitas siswa dalam penerapan pembelajaran menggunakan media visual berbasis komputerisasi macromedia flash 8, yakni pada semua fase 0-90 menit rata-rata siswa yang mendengarkan penjelasan materi dari guru sebesar 76%, 7% yang bertanya kepada guru dan yang melakukan kegiatan yang tidak relevan sebesar 12%.

(55)

55 total keseluruhan (%) angket sebesar 91% hal ini termasuk dalam kategori sangat baik.

B. Saran

1. Guru sebaiknya dalam proses pembelajaran menggunakan media yang tepat terutama dalam mengajar mata pelajaran alat ukur mekanik presisi yaitu menggunakan media visual berbasis komputerisasi macromedia flash 8 sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Siswa lebih memacu motivasinya dalam mendalami pembelajaran alat ukur mekanik presisi sehingga mendapatkan hasil belajar yang lebih baik serta dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan yang dapat bermanfaat ketika memasuki dunia industri.

(56)

56 DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Heinich (Arsyad, 2008:4), Definisi Media Pembelajaran, article 2 of 3 diambil pada tanggal 2 februari 2011 dari http://jamaludin270790. blogspot.definisi-media-pembelajaran.html

Jamaludin (Sadiman, 2003:7), Definisi Media Pembelajaran, article 3 of 3 diambil pada tanggal 2 februari 2011 dari http://jamaludin270790. blogspot.definisi-media-pembelajaran.html

Jamaludin, (Arsyad, 2008:6), Definisi Media Pembelajaran, article 1 of 3 diambil pada tanggal 2 februari 2011 dari http://jamaludin270790. blogspot.definisi-media-pembelajaran.html

Nursanti, Indah. Macam-Macam Mikrometer dan Penggunaannya. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan : Malang

Rahardjo, 1986:60. Multimedia dalam pembelajaran, http://mustolihbrs. wordpress.com/category/media-pembelajaran/

Supadi. 2008. Panduan Penulisan Skripsi Program S1. Surabaya : Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya Tim Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Penggunaan dan

Pemeliharaan Alat Ukur. 2004. Jakarta : Departemen Pendidikan

Nasional

Gambar

Gambar 1.2 Bengkel TKR, SMKN Wonosalam
Gambar 1. Bagian-bagian jangka sorong
Gambar 2. Jangka Sorong
Gambar 4. Mikrometer luar (outside micrometer)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk pertanyaan di bawah ini pilihlah salah satu jawaban yang menurut Bapak/Ibu/Saudara paling tepat dengan cara menyilang (X) huruf pilihan yang tersedia,

Pembelajaran Membaca Teks Berita (Penelitian Eksperimen Semu Terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014).Penelitian ini diawali permasalahan: (1)

[r]

MENURUT ORGANI SASI / BAGI AN ANGGARAN, UNI T ORGANI SASI , PUSAT,DAERAH DAN KEWENANGAN. KODE PROVINSI KANTOR PUSAT KANTOR

MENURUT ORGANI SASI / BAGI AN ANGGARAN, UNI T ORGANI SASI , PUSAT,DAERAH DAN KEWENANGAN. KODE PROVINSI KANTOR PUSAT KANTOR

Penelitian ini dilakukan di Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi, Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja terhadap

Oleh karena itu, RDE dapat diterapkan untuk tujuan kogenerasi dimana panas dari RDE selain digunakan untuk pembangkit daya, sisa panas yang dihasilkan RDE dapat

Sampel Makrozoobentos diidentifikasi di laboratorium Ekologi dan Optik Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang