• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hukum Lingkungan di Indonesia 4

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hukum Lingkungan di Indonesia 4"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Hukum Lingkungan di Indonesia

Eko Yuliyanto

Ekoyuliyanto354@students.unnes.ac.id

Data buku :

Nama/Judul Buku : Hukum Lingkungan di Indonesia Penulis/Pengarang : Prof. Dr. Takdir Rahmadi, S.H., LLM. Penerbit : PT Rajagrafindo Persada

Tahun Terbit : 2013

Kota Penerbit : Jakarta

Bahasa Baku : Bahasa Indonesia Jumlah Halaman : 298

ISBN Buku : 978-979-769-360-2

Hukum lingkungan dalam bidang ilmu hukum, merupakan salah satu bidang ilmu hukum yang paling strategis karena hukum lingkungan mempunyai banyak segi yaitu segi hukum administrasi, segi hukum pidana, dan segi hukum perdata. Dengan demikian, tentu saja hukum lingkungan memiliki aspek yang lebih kompleks. Sehingga untuk mendalami hukum lingkungan itu sangat mustahil apabila dilakukan seorang diri, karena kaitannya yang sangat erat dengan segi hukum yang lain yang mencakup pula hukum lingkungan di dalamnya. Dalam pengertian sederhana, hukum lingkungan diartikan sebagai hukum yang

mengatur tatanan lingkungan (lingkungan hidup), di mana lingkungan mencakup semua benda dan kondisi, termasuk di dalamnya manusia dan tingkah

perbuatannya yang terdapat dalam ruang di mana manusia berada dan

memengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia serta jasad-jasad hidup lainnya. Dalam pengertian secara modern, hukum lingkungan lebih

berorientasi pada lingkungan atau Environment-Oriented Law, sedang hukum lingkungan yang secara klasik lebih menekankan pada orientasi penggunaan lingkungan atau Use-Oriented Law.

Bumi adalah anugerah yang tidak ternilai harganya dari Tuhan Yang Maha Esa karena menjadi sumber segala kehidupan. Nenek moyang mewariskan bumi ini kepada kita dalam keadaan yang sangat berkualitas dan seimbang. Mereka menjaga dan memelihara alam untuk diberikan kepada kita sebagai pewaris bumi, sehingga kita berhak mendapatkan kualitas yang sama persis dengan yang dirasakan nenek moyang kita. Oleh karena itu, kita sebagai pewaris bumi ini wajib menjaga dan memelihara alam supaya tetap seimbang tanpa syarat apapun. Masyarakat jaman dahulu telah menyadari benar bahwa lingkungan hidup merupakan bagian kehidupannya. Dulu, pohon boleh ditebang untuk keperluan masyarakat, akan tetapi sebelum ditebang harus menanam terlebih dahulu pohon yang sama jenisnya di samping pohon yang akan ditebang sehingga mereka tetap mewariskan lingkungan alam yang sama terhadap anak cucunya.

(2)

Kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak sekedar terpenuhi akan tetapi selalu berubah-ubah sesuai dengan perkembangan jaman.

Manusia jaman sekarang sudah mulai tidak peduli kepada alam, sudah mulai banyak bukti kerusakan lingkungan yang terjadi di bumi ini. Selain karena faktor alam kerusakan yang terutama karena ulah dari manusia sendiri yang tidak memperdulikan masalah yang akan terjadi dari hal-hal kecil yang mereka perbuat dan berakibat buruk bagi keseimbangan alam. Apalagi dari tahun ke tahun

manusia semakin tidak peduli kepada lingkungan di sekitar mereka, mereka tidak memikirkan dampak yang akan terjadi di masa mendatang.

Kerusakan lingkungan yang disebabkan karena lingkungan yang tercemar datang dari beberapa sumber dan memasuki udara, air dan tanah dengan

berbagai cara. Pencemar udara terutama datang dari kendaraan bermotor, industi, dan pembakaran sampah. Selain itu mulai banyak pabrik-pabrik yang dibangun saat ini, bahkan pabrik-pabrik itu dibangun tidak pada tempatnya, seperti di pinggir sungai. Dan akhirnya limbah yang dihasilkan oleh pabrik tersebut secara sengaja akan mengalir ke sungai sehingga menyebabkan air sungai yang semula bersih dan digunakan untuk keperluan warga sehari-hari menjadi tercemar dan air sungai tidak bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari. Pabrik juga menyebabkan terjadinya pencemaran udara, yang berasal dari uap yang dikeluarkan oleh pabrik. Bahan-bahan padat yang di buang pabrik ke sungai dan tidak bisa terurai juga bisa menghambat kelancaran arus sungai, sedangkan bahan yang dapat terurai akan menjadikan sungai mengandung zat kimia yang berbahaya.

Kerusakan lingkungan yang terjadi terutama disebabkan oleh manusia. Sekarang banyak terjadi penebangan hutan secara illegal. Padahal, hutan sangat bermanfaat untuk keberlangsungan hidup manusia. Jika pohon yang ada di hutan semakin berkurang, maka dapat menimbulkan bencana alam seperti tanah

longsor, banjir, terganggunya ekosistem alam, dan lain sebagainya. Manusia juga tidak peduli hal kecil, seperti membuang sampah sembarangan, karena itu juga dapat merusak lingkungan.

Indonesia telah mengeluarkan ketentuan dan undang-undang yang berkaitan dengan pencegahan, pengendalian dan penangglangan kerusakan lingkungan yaitu sebagai berikut:

 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Pengolahan Lingkungan Hidup.

 Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986 tentang Analisis mengenai Dampak Lingkungan.

 Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 134/M/SK/4/1988 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Lingkungan sebagai Akibat Usaha Industri.

 Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 148/M/SK/4/1985 tentang Pengamanan Bahan Beracun dan Berbahaya di Perusahaan Industri.  Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup

Republik Indonesia.

Pencemaran lingkungan sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia, tata kehidupan, pertumbuhan flora dan fauna yang berada dalam jangkauan

(3)

Sebagai pewaris bumi, kita harus menjaga kelestarian dan keseimbangan alam sehingga tidak menyebabkan kerusakan alam yang keesokannya akan

membahayakan bagi kelangsungan hidup manusia dan mahkluk hidup lainya dan dapat kita wariskan kepada anak cucu kita kelak. Seharusnya kita bisa

memanfaatkan alam dengan baik, kita juga harus bisa merawatnya supaya kita masih bisa menikmatinya di masa depan. Jika kita mengambil sesuatu dari alam, maka seharusnya kita juga menanam sesuatu di alam supaya ekosistem alam tetap seimbang. Sebernarnya jika manusia bisa memanfaatkan alam sesuai kebutuhan maka ekosistem bisa seimbang, begitu juga jika manusia bisa mengolah limbah dengan baik. Manusia harus bisa memperbaiki kerusakan yg mereka perbuat kepada alam. Manusia harus pintar mengolah limbah yang ada disekitarnya dengan sebaik-baiknya supaya tidak mencemari lingkungan sekitar dan tidak merusak alam. Itu merupakan langkah kecil kita untuk membuktikan bahwa kita peduli kepada alam.

Itu merupakan sedikit pemaparan pengertian hukum lingkungan serta masalah lingkungan yang mana dalam buku ini saya pikir belum ada atau belum begitu jelas. Namun dala buku ini sangat detail mengenai masalah-masalah lingkungan dimana hal itu masih dibagi dalam pendorong kesehatan, estetika, kerugian ekonomi serta terganggunya ekosistem alami. Pemaparan diatas bukan bentuk kekurangan buku ini melainkan hanya bagian awal yang menurut saya belum ada. Dalam buku ini sangat lengkap mengenai masalah lingkungan di Indonesia, terbukti dalam bab-babnya yang sangat rinci sehingga masalahnya dikupas secara tuntas. Disini saya sedikit membandingkan buku ini dengan buku ya g lain, daru situ saya mendapat hal yang baru dan lebih menonjol yaitu dalam bagian faktor-faktor penyebab terjadinya masalah-masalah lingkungan. Mengapa sebab dalam buku lain hanya dijelaskan secara garis besarnya namun dalam buku ini dijelaskan faktor-faktor dari berbagai bidang yaitu bidang teknologi,

pertumbuhan penduduk, motif ekonomi dan tata nilai. Pertama dalam bidang teknologi, Barry Commoner (1973) dalam bukunya “the closing circle” melihat bahwa teknologi merupakan sumber terjadinya masalah-masalah lingkungan. Terjadinya revolusi di bidang ilmu pengetahuan alam misalnya fisika dan kimia, yang terjadi selama lima puluh tahun terakhir, telah mendorong perubahan-perubahan besar di bidang teknologi. Selanjutnya hasil-hasil teknologi itu diterapkan dalam sektor industry, pertanian, transportasi, dan komunikasi.

Berdasarkan pengamatan di Amerika Serikat, Commoner menunjukkan terjadinya masalah lingkungan, terutama pencemaran lingkungan meningkat setelah perang dunia II. Ia memeberikan contoh-contoh sebagai berikut bahwa pospat antara 1940-1970 naik tujuh kali lipat atau sekitar 300 juta pound per tahun, nitrogen oksida, yang berasal dari kendaraan bermotor, mencapai 650 persen, lead, yang berasal dari premium, mencapai 425 persen, merkuri, yang berasal dari industry, mencapai 2.100 persen, perstisida sintesis mencapai 270 persen, pupuk nitrogen unorganik mencapai 789 persen. Menurut Commoner, sebelum perang dunia II, zat-zat pencemar tersebut di atas sama skali tidaj ada.

Kedua dalam bidang pertumbuhan penduduk, Ehrlich dan Holdren menerangkan, bahwa pertumbuhan penduduk dan peningkatan kekayaan

(4)

penyebab terjadinya masalah-masalah lingkungan. Ehrlich dan Holdren berpendapat bahwa jauh sebelum teknologi maju dikembangkan seperti apa adanya dewasa ini, bumi, tempat hidup manusia ini telah mengalami bencana lingkungan. Mereka menunjukkan beberapa contoh, yakni terjadinya gurun pasir di lembah sungai Euohrate dan sungai Tigris, yang pada zaman sebelum masehi dikenal sebagai kawasan subur. Terjadinya kerusakan pada kawasan yang semula subur ini disebabkan oleh sistem irigasi yang gagal dan pembukaan lahan yang etrus menerus akibat pertumbuan penduduk sehingga semakin luas lahan

pertanian berdasarkan sistem irigasi. Di kawasan-kawasan yang curah hujannya rendah, kegagalan pengelolaan irigasi sering kali menimbulkan masalah-masalah lingkungan hidup yang serius, yaitu terjadinya masalah salinisasi (peningkatan kandungan garam di tanah). Kawasan-kawasan yang curah hujannya rendah mengalami tingkat penguapan yang tinggi, sehingga telah menyebabkan kekeringan irigasi. Ehrlich dan Holdren juga melihat bahwa usaha peternakan yang berlebihan dan praktik usaha pertanian yang salah telah menyebabkan terjadinya malapetaka lingkungan, yakni terjadinya gurun pasir. Contoh nyata adalah semakin meluasnya gurun Sahara di Afrika Utara. Ketiga dalam bidang motif ekonmi, Hardin (1977) dalam karya tulisnya “The Tragedy of the Commons”

melihat bahwa alasan-alasan ekonomi yang sering kali menggerakkan perilaku manusia atau keputusan-keputusan yang diambil oleh manusia secara perorangan maupun dalam kelompok, terutama dalam hubungannya dengan pemanfaatan

commont property. Commont property adalah sumber-sumber daya alam yang tidak dapat menjadi hak perorangan, tetapi setiap orang dapat menggunakan atau memanfaatkannya untuk kepentingan masing-masing. Commont property itu meliputi sungai, padang rumput, udara, laut. Karena sumber daya itu dapat dan bebas untuk dimanfaatkan oleh setiap orang untuk memenuhi

kebutuhannyamasing-masing, maka setiap orang berusaha dan berlomba-lomba untuk memanfaatkan dan mengeksploitasi sumber daya semaksimal mungkin guna perolehan keuntungan pribadi yang sebesar-besarnya. Setiap orang berpikir, bahwa kalaupun ia berusaha menggunakan sumber daya secara bijaksana hal itu akan sia-sia saja karena orang lain tidak berpikir dan berbuat demikian, sehingga orang yang pada mulanya memikirkan upaya konservasi atau perlindungan

sumber daya alam akan merasa kehilangan motivasi untuk melakukan upaya-upaya konservasi. Pada akhirnya tiap orang berpikir egoistis dan berpacu untuk mengeksploitasi sumber daya alam yang mengakibatkan penurunan kualitas dan kuantitas sumber daya alam. Pada akhirnya semua orang atau masyarakat secara keseluruhan yang akan menderita kerugian. Jadi adanya kebebasan untuk

mengeksploitasi sumber daya alam akan membawa kehancuran bagi masyarakat. Keadaan inilah yang oleh Hardin disebut dengan “tragedy of the commons”.

(5)

kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Berdasarkan wawasan pandang antroposentrisme, manusia bukanlah bagian dari alam, slanjutnya, manusia diciptakan oleh sang pencipta untuk mengatur dan menaklukkan alam. Kaidah-kaidah yang berlaku diantara masyarakat manusia tidak berlaku terhadap benda-benda alam atau mahkluk alam lainnya, seperti hewan dan pohon-pohonan. Dengan demikian wawasan pandang antroposentrisme menimbulkan dualisme antara manusia di satu pihak dana lam semesta serta mmahkluk lainnya di pihak yang lain. Oleh sebab itu, eksploitasi terhadap alam semesta, menurut wawasan pandangan antroposentrisme, harus dilihat sebagai perwujudan kehendak tuhan. Manusia pada dasarnya diciptakan oleh tuhan untuk menguasai dan

manaklukkan alam. Selain itu semua ada hal menonjol lain yaitu masalah-masalah lingkungan pendorong kesehatan, mengapa itu bisa terjadi sebab

kerusakan lingkungan mengakibatkan banyak hal salah satu pencemaran dimana pencemaran itu mengandung zat-zat yang akan mengganggu kesehatan.

Walaupun memang kelihatannya dunia semakin maju namun dalam bidang

kesehatan makin rumit, kian hari muncul penyakit-penyakit yang membahayakan kelangsungan hidup manusia serta adanya penyakit yang secara medis belum ada obatnya. Maka masalah lingkungan membawa dampak yang besar dalam bidang kesehatan. Estetika, dewasa ini orang mengharapkan dapat menikmati lingkunga hidup yang baik dan sehat tidak sekedar bebas dari pencemaran lngkungan hidup yang dapat membahayakan kesehatan mereka, tetapi juga bebas dari gangguan-gangguan lan, yang meskipun tidak membahayakan

kesehatan, tetapi dapat merusak segi-segi estetika dari lingkungan hidup mereka atau lingkunagan tempat tinggal mereka. Kerugian ekonomi, kerugian yang

ditimbulkan akibat masalah-masalah lingkungan dapat mencapai ratusan juta. Secara umum dapat digambarkan kerugian-kerugian ekonomi yang diderita oleh para penderita pencemaran berupa biaya pemeliharaan atau pembersihan rumah, biaya perobatan atau dokter, dan hilang atau lenyapnya maya pencaharian.

Terganggnya ekosistem alam, secara otomatis jika ada masalah lingkungan ekosistem alamlah yang menjadi dampak pertama sebab hubungannya sangat erat. Keadaan ekosistem alam tergantung bagaimana alam itu sendiri jika alam tidak ada masalah maka ekosistemnya akan terjaga namun sebaliknya jika alam terjadi banyak masalah makan ekosistem alampun akan terganggu dan rusak. Itulah keunggulan buku ini menurut saya namun sesungguhnya buku ini luar biasa sebab mencakup banyak hal dan memiliki bab yang banyak sehingga dalam pembahasannya sangat lengkap dan detail. Dalam bab pertama sebagian isinya seperti diatas selain itu membahas mengenai lahirnya kesedaran lingkungan dan kebijaksanaan pembangunan berwawasan lingkungan di tingkat global dan

regional, posisi hukum lingkungan dalam konteks ilmu hukum serta teori-teori pengembang hukum lingkungan.

Dalam bab dua yaitu pengaturan asas, hak, dan kewajiban, kewenangan, kelembagaan, dan instrumen dalam pengelolaan lingkungan hidup dibahas mengenai perkembagan peraturan perundang-undangan lingkungan, konsep pengelolaan lingkungan hidup dan beberapa pengertian konsep dalam undang-undang nomor 32 tahun 2009, asas dan tujuan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, hak-hak dan kewajiban, kewenangan pemerintah dalam

(6)

peraturan serta kelembagaan dalam lingkungan hidup. Sementara dalam bab tiga pengaturan pengendalian pencemaran lingkungan hidup yang terdiri atas,

pengantar, buku mutu lingkungan hidup, perizinan pengendalian pencemaran lingkungan sebelum berlaku UUPPLH, izin pengendalian pencemaran lingkungan hidup berdasarkan UUPPLH, pengendalian pencemaran air, pengendalian

pencemaran udara, pengendalian pencemaran laut, pengelolaan bahan berbahaya dan beracun dan limbah bahan berbahaya dan beracun, serta

perizinan berdasarkan Pendekatan ekonomi. Bab empat pengaturan pemanfaatan sumber daya alam dan pengendalian perusakan lingkungan hidup yang memuat pengantar, pengelolaan hutan, konservasi sumber daya alam hayati dan

ekosistemnya, perlindungan sumber daya alam hayati di laut, perlindungan sumber daya ikan, serta pengelolaan sumber daya air. Dalam bab terakir

penegakan hukum lingkungan dan penyelesaian sengketa lingkungan, dalam bab penutup ini disampaikan mengenai pengertian dan lingkup penegakan hukum lingkungan, hukum lingkungan administrasi, hukum lingkungan pidana,

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Revolusi digerakkan secara menyelurh dan bersama-sama oleh suatu konsorium yang terdiri dari para tokoh nasional (birokrasi pemerintah, dunia usaha, tokoh agama,

Dampak pemoderasi pada hubungan antara keadaan psikologis kritis dan variabel outcomes didasarkan pada argumen bahwa individu dengan GNS lebih tinggi akan

Perkembangan ekonomi dan perkembangan penduduk yang pesat akan mempengaruhi percepatan perkembangan fisik kawasan yang kawasan yang didukung faktor transportasi yang

2 Beberapa hal penting yang dapat disampaikan berkaitan dengan tujuan, antara lain: a Memahami sejauh mana kondisi penerapan sistem pengendalian dan pengelolaan risiko pada

Berdasarkan Tabel 1.nampak bahwa budidaya ikan mas dan nila dalam keramba jaring apung yang dilakukan oleh pengusaha di daerah penelitian pada umumnya sudah sesuai dengan

Menurut Kohangia (2002), bahwa kandungan bahan organik yang terdapat di sedimen perairan terdiri dari partikel-partikel yang berasal dari hasil pecahan batuan dan

Pengembangan Buku Suplemen Aktivitas Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis ‘HOTS’ Untuk Siswa Kelas 4 Sekolah Dasar di Kabupaten Buleleng. Penelitian Pengembangan

Diagram potensial – arus (diagram Evans) dari pasangan elektroda tertentu dalam larutan tertentu, serta penentuan fungsi masing-masing logam sebagai katoda atau