14
Efek Ekstrak Etanol Daun Cacao Theobroma Cacao L. terhadap Aktifitas
Sistem Saraf Pusat
Zet Rizal, Harto, H. dan Helmi Arifin Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFARM) Padang
Abstract
The research about stimulant activity of the central nervous system from the ethanol extract of cacao leaves ( Theobroma cacao L.) to mice ( Mus musculus ) has been done. The observation of stimulant activity from the other doses gives to experiment of animal with oral. It
does with rota – road tools, the motoric of activity test, automatichole board tools and the times of
inductive sleep and the long time sleep by mice with 50 mg/Kg BB i.p doses. The finalty reseach knows that ethanol extract of cacao leaves with 250 and 500 mg/Kg BB doses characteristic stimulant. It looks that mount the power of venture, activity motoric, feel knows, the time of inductive sleep and the short time with experiment of animal if it compare with control group.
Keyword : automatic hole board, central nervous system, Theobroma Cacao L.
Pendahuluan
Tumbuhan sebagai sumber bahan obat telah dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia semenjak dahulu dalam usaha pencegahan dan pengobatan penyakit. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian yang sistematis dan berkesinambungan agar pemanfaatan tumbuhan obat secara radisional dapat dipertanggungjawabkan (Husin,1986).
Obat yang bekerja pada susunan saraf pusat digunakan juga untuk meningkatkan rasa
nyaman (Husin,1986 ; Depkes,1987).
Beberapa efek yang terlihat pada
perangsangan susunan saraf pusat adalah peningkatan aktifitas motorik, perpendekan lama tidur, peningkatan daya tahan tubuh
dan peningkatan rasa ingin tahu
(Katzung,1992). Daun cacao berkhasiat sebagai obat pusing, wasir, tekanan darah rendah, cacing dan perangsangan saraf. Daun cacao mengandung alkaloid ( coffein,
theobromin, theophyllin ), saponin,
flavonoid dan tanin (Markam dan yani,1982).
Metode Penelitian
Alat
seperangkat alat destilasi, rotary evaporator, automatic hole board dan alat Rotary-road.
Bahan
Daun cacao injeksi luminal, kafein.
Rancangan Penelitian
Uji Pendahuluan Perangsangan Susunan Saraf Pusat
1. Pemeriksaan pendahuluan
Ekstrak etanol daun cacao dilakukan dengan pengujian daya tahan (Rotary-road). Hewan percobaan dibagi atas 5 kelompok yaitu :
a. Kelompok kontrol
Kelompok kontrol hewan percobaan yang diberi larutan NaCMC 0,5%.
b. Kelompok uji pada berbagai dosis
Kelompok uji diberi suspensi ekstrak dengan dosis masing kelompok adalah 500 mg/kgBB, 750 mg/Kg BB dan 1000 mg/Kg BB secara oral,
c. Kelompok pembanding
Kelompok pembanding hewan
percobaan yang diberikan kafein dengan dosis 16 mg/Kg BB secara oral.
Pengujian pendahuluan terhadap ekstrak etanol daun cacao dilakukan dengan pengujian daya tahan hewan di atas rotary road.
Dari pengujian pendahuluan didapat dosis yang memberikan efek 500 mg/Kg BB sedangkan dosis 750 mg/Kg BB dan 1000 mg/Kg BB kondisi hewan percobaan terlihat menurun.
Untuk uji spesifik sistem saraf pusat dilakukan dengan dosis menurun dari 500 mg/Kg BB dengan kelipatan 2, yaitu dosis 500 mg/Kg BB, 250 mg/Kg BB dan
15
pembanding tetap digunakan kafein dengan dosis 16 mg/Kg BB.
2. Uji Spesifik Stimulan pada Hewan Percobaan
Hewan percobaan untuk masing-masing
pengujian dikelompokkan atas 5
kelompok yaitu, 1 kelompok kontrol, 1 kelompok pembanding dan 3 kelompok untuk uji aktivitas stimulansia. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor hewan percobaan. Sebelum diperlakukan hewan percobaan dipuasakan selama 18 jam dengan tetap diberi air minum.
1. Uji daya tahan tubuh
Hewan percobaan dikelompokkan atas 5 kelompok masing-masing 1 kelompok untuk kontrol dan pembanding serta 3 kelompok untuk 3 tingkatan dosis yaitu 125 mg/Kg BB, 250 mg/Kg BB dan 500 mg/Kg BB, 30 menit kemudian hewan diletakkan di atas rotary-road.
2. Uji induksi tidur
Hewan percobaan dikelompokkan atas 5 kelompok masing-masing 1 kelompok untuk kontrol dan pembanding serta 3 kelompok untuk 3 tingkatan dosis yaitu 125 mg/Kg BB, 250 mg/Kg BB dan 500
mg/Kg BB, 30 menit kemudian
penginduksi tidur secara ip. Amati waktu sampai hewan tertidur yang ditandai hilangnya kesadaran sehingga hewan uji dapat dibalik tanpa terbangun.
3. Pengujian lama tidur
Hewan percobaan dikelompokkan atas 5 kelompok masing-masing 1 kelompok untuk kontrol dan pembanding serta 3 kelompok untuk 3 tingkatan dosis yaitu 125 mg/Kg BB, 250 mg/Kg BB dan 500
mg/Kg BB, 30 menit kemudian
penginduksi tidur secara ip.Amati lama tidur yang ditandai dengan hilangnya kesadaran sampai teramati sentakan pertama timbulnya reflek dari hewan percobaan.
1. Uji aktivitas motorik
Hewan percobaan dikelompokkan atas 5 kelompok masing-masing 1 kelompok untuk kontrol dan pembanding serta 3 kelompok untuk 3 tingkatan dosis yaitu 125 mg/Kg BB, 250 mg/Kg BB dan 500 mg/Kg BB, 30 menit kemudian diamati
aktivitas motoriknya dengan alat
automatic hole board. Aktivitas motorik
dari hewan aktivitas menyusuri
permukaan alat.
2. Uji rasa ingin tahu
Hewan percobaan dikelompokkan atas 5 kelompok masing-masing 1 kelompok untuk kontrol dan pembanding serta 3 kelompok untuk 3 tingkatan dosis yaitu 125 mg/Kg BB, 250 mg/Kg BB dan 500 mg/Kg BB, 30 menit kemudian hewan diamati rasa ingin tahunya dengan alat automatic hole board.. Aktivitas rasa ingin tahu berupa jengukan kedalam lobang.
Hasil pengamatan pendahuluan aktivitas stimulansia yang dilakukan uji daya tahan dengan alat rotary road didapatkan efek daya tahan tubuh meningkat di banding dengan kontrol. Namun pada dosis 750 mg/Kg BB dan 1000 mg/Kg BB kondisi hewan percobaan menurun sehingga uji spesifik dilakukan dengan dosis menurun dari 500 mg/Kg BB dengan kelipatan 2, yaitu dosis 500 mg/Kg BB, 250 mg/Kg BB dan 125 mg/Kg BB.
Hasil pengamatan pengujian spesifik
stimulansia ekstrak etanol dengan pengujian ketahanan dengan alat rotary road dilihat
bahwa pemberian ekstrak dapat
meningkatkan ketahanan mencit berada di atas alat rotary-road berbanding dengan kelompok kontrol.
Hasil pengamatan pengujian spesifik
stimulansia ekstrak etanol Theobroma cacao L. dengan pengamatan induksi tidur yang diinduksi dengan luminal dosis 50 mg/kg BB dilihat bahwa pemberian ekstrak dapat memperpendek waktu induksi tidur mencit.
Hasil pengamatan pengujian spesifik
stimulansia ekstrak etanol Theobroma cacao L. dengan pengujian lama tidur yang diinduksi dengan luminal dosis 50 mg/kg
BB dilihat pemberian ekstrak dapat
memperpanjang waktu lama tidur.
Hasil pengamatan pengujian spesifik
stimulansia ekstrak etanol Theobroma cacao L. dengan pengamatan aktivitas motorik
16
board terlihat adanya peningkatan aktivitas motorik secara bermakna di banding dengan kelompok kontrol.
Hasil pengamatan pengujian spesifik
stimulansia ekstrak etanol Theobroma cacao L. dengan pengamatan rasa ingin tahu pada
alat Automatic hole board terlihat adanya
peningkatan aktivitas sensorik secara
bermakna di banding dengan kelompok kontrol. Ekstraksi daun cacao dirajang sampai halus, Selanjutnya dilakukan maserasi dengan mengunakan etanol 96% sampai diperoleh maserat. Kemudian dilanjutkan dengan destilasi vakum yang bertujuan untuk mengurangi tekanan udara pada permukaan sehingga tekanan uap pelarut turun dan akibatnya titik didih pelarut juga turun,
sehingga proses penguapan pelarut lebih cepat (Kristina dan Syahid,2007; Bowman dan Brand,1980).
Sehari sebelum pengujian tikus dipuasakan selama 18 jam, dan minuman yang diberikan pada hewan uji.Kontrol yang digunakan adalah Na CMC 0,5%, sedangkan untuk
pembanding kafein dengan dosis 16
mg/kgBB yang disuspensikan dengan Na CMC 0,5 %.
Berdasarkan hasil data pengolahan
pengujian Analysis of Variance (ANOVA)
satu arah pada pemeriksaan pendahuluan aktivitas stimulansia susunan saraf pusat diperoleh antara kelompok pembanding dengan kelompok kontrol yaitu berbeda signifikan (P<0.05) (Gambar 1), artinya pada kelompok pembanding mempunyai efek sebagai stimulansia susunan saraf pusat. Kelompok kontrol dengan kelompok I (500 mg/Kg BB), II (750 mg/Kg BB) dan III (1000 mg/Kg BB) berbeda signifikan (P<0.05) (Gambar 1), artinya ekstrak etanol daun cacao Theobroma cacao L. pada dosis 500, 750 dan 1000 mg/KgBB mempunyai efek sebagai stimulansia susunan saraf pusat.
Keterangan :
K = Kontrol Karboksimetilselulosa Na 0,5 % D1 = Ekstrak Etanol Dosis 500 mg/Kg BB D2 = Ekstrak Etanol Dosis 750 mg/Kg BB D3 = Ekstrak Etanol Dosis 1000 mg/Kg BB
P = Pembanding Kafein 16 mg/ kg BB
Gambar 1. Grafik hubungan dosis ekstrak dengan daya ketahanan mencit di atas rotary road
Dari hal di atas maka dilakukan pengujian spesifik aktivitas stimulansia ekstrak etanol
daun cacao Theobroma cacao L. yang
dilakukan dengan uji ketahanan pada 3 tingkatan dosis memperlihatkan bahwa pada dosis 125 mg/Kg BB tidak terlihat adanya
perbedaan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Sedangkan pada dosis 250 mg/Kg BB dan 500 mg/Kg BB terlihat ada perbedaan signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol (Gambar 2).
Keterangan :
Gambar 2. Grafik pengaruh dosis ekstrak daun cacao terhadap daya tahan diatas Rotary-road
Pengamatan spesifik aktivitas stimulansia dengan uji induksi tidur ekstrak etanol daun cacao memperlihatkan bahwa pada dosis
17
Sedangkan pada dosis 500 mg/Kg BB
terlihat adanya perbedaan yang
signifikan.Hal ini daun cacao dapat
menghambat tidur hewan uji, (Kristina dan Syahid,2007; Bowman dan Brand,1980; Graham, 1971).
Keterangan :
K = Kontrol Karboksimetilselulosa Na 0,5 %
D1 = Ekstrak Etanol Dosis 125 mg/Kg BB
D2 = Ekstrak Etanol Dosis 250 mg/Kg BB
D3 = Ekstrak Etanol Dosis 500 mg/Kg BB
P = Pembanding Kafein 16 mg/kg BB
Penginduksi = luminal 50 mg/kg (i.p)
Gambar 3. Grafik hubungan dosis dengan waktu induksi tidur mencit
Pengamatan lama tidur dari ekstrak etanol
daun cacao stimulansia dapat
mempersingkat waktu tidur. Dari data terlihat bahwa pada dosis 125 mg/Kg BB dan 250 mg/Kg BB tidak ada perbedaan yang signifikan jika dibandingkan dengan
kelompok kontrol. Sedangkan pada dosis 500 mg/Kg BB terlihat adanya perbedaan yang signifikan dibandingkan kelompok
kontrol. Stimulansia mempersingkatkan
waktu tidur. tidak tidur, bekerja sangat singkat.
Keterangan :
K = Kontrol Karboksimetilselulosa Na 0,5 %
D1 = Ekstrak Etanol Dosis 125 mg/Kg BB D2 = Ekstrak Etanol Dosis 250 mg/Kg BB
D3 = Ekstrak Etanol Dosis 500 mg/Kg BB
P = Pembanding Kafein 16 mg/kg BB
Penginduksi = luminal 50 mg/kg (i.p)
Gambar 4. Grafik hubungan dosis dengan lama tidur mencit.
Aktivitas motorik kelompok hewan uji yang diberikan suspensi ekstrak etanol daun cacao
(Theobroma cacao L.) pada dosis 125
mg/Kg BB, 250mg/KgBB dan 500 mg/Kg BB menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan jika dibandingkan dengan
kelompok kontrol, karena terjadi
peningkatan aktivitas motorik
merangsangkan susunan saraf pusat. Aktifitas rasa ingin tahu kelompok hewan uji yang diberikan suspensi ekstrak etanol daun
cacao Theobroma cacao L. pada dosis 125
mg/Kg BB, 250 mg/KgBB dan 500 mg/Kg
BB yang bila dibandingkan dengan
kelompok kontrol akan menunjukkan
perbedaan yang berarti untuk perangsangan susunan saraf pusat.
Dari hal diatas dapat disimpulkan bahwa
ekstrak daun cacao Theobroma cacao L.
dengan dosis 500 mg/Kg BB menunjukkan aktivitas stimulansia yang berbeda secara signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol secara statistik.
Pengujian dengan menggunakan Anova Satu Arah ini tidak valid karena syarat untuk pengujian Anova Satu Arah variansinya harus homogen (P>0,05) yang berarti tidak ada perbedaan antara variansi.
Keterangan :
K = Kontrol Karboksimetilselulosa Na 0,5 %
D1 = Ekstrak Etanol Dosis 125 mg/Kg BB D2 = Ekstrak Etanol Dosis 250 mg/Kg BB
D3 = Ekstrak Etanol Dosis 500 mg/Kg BB
P = Pembanding Kafein 16 mg/kg BB
Gambar 5. Grafik hubungan dosis ekstrak etanol dengan rasa ingin tahu atau jengukan mencit
18
Kesimpulan
1. Dari 2 Kg daun cacao segar diperoleh ekstrak etanol seberat 32,2 g dengan susut pengeringan 14,23% dan kadar abu 1,14%.
2. Ekstrak etanol daun cacao (Theobroma cacao L.) menunjukkan adanya aktivitas stimulansia pada susunan saraf pusat
dapat meningkatkan dengan
meningkatnya pemberian dosis ekstrak
daun cacao ( Theobroma cacao L. )
diberikan oleh dosis 500 mg/Kg BB. 3. Analisa data dengan mengunakan Anova
menunjukkan nilai P<0,05 yang berarti bahwa efek stimulansia pada susunan saraf pusat dari kelompok yang diberi
ekstrak berbeda secara signifikan
dengan kelompok kontrol, uji lanjut dengan Anova Forsythe - Walch.
Daftar Pustaka
Bowman, W.C., M.J. Brand, Textbook of
Pharmacology, second edition,
Blackwell Scientific Publ., Oxford, London, Edinburg, Melbourne, 1980
Dalimartha, S, Atlas Tumbuhan Obat
Indonesia. Trubus Agriwijaya,
Jakarta, 2003
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1986, cedían Galenik Bakti Husada, Jakarta
Djamal, R., Prinsip-prinsip Dasar Bekerja
dalam Kimia Bahan Alam, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam , Padang, 1988
Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
“ Tanaman Obat indonesia “, Jilid I,
Jakarta, 1987.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Farmakope Indonesia Edisi ketiga,
Jakarta, 1978
Frank, C.Lu, 1995, Toksikologi Dasar, Asas
Organ Sasaran dan Penelitian
Resiko, Edisi kedua, Penerbit UI, Jakarta
Husin, M, 1986,“Peranan Farmakologi
dalam Pengembangan Obat
Tradisional”, Risalah Simposium
Penelitian Tumbuhan Obat III,
Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta
Katzung, B.G., Farmakologi Dasar dan
Klinis , Edisi 3, Diterjemahkan oleh
dr. Binawati, Penerbit EGC, Cetakan II, 1992
Kristina, N.N, Syahid S.F., Warta
Puslitbangbun Vol.13 No. 2, Jakarta, Agustus 2007
Markam, S., Yani, A., Neuro Anatomi, PT.
Indira, Jakarta, 1982
Sunaryo, Perangsangan Susunan Saraf Pusat
dalam Farmakologi dan Terapi,
Edisi 3, Bagian Farmakologi
Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta, 1987
Schefler, C. W., Statistika untuk Biologi,