• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SITUASI PANGAN DAN GIZI UNTUK PERUMUSAN KEBIJAKAN OPERASIONAL KETAHANAN PANGAN DAN GIZI KABUPATEN LAMPUNG BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS SITUASI PANGAN DAN GIZI UNTUK PERUMUSAN KEBIJAKAN OPERASIONAL KETAHANAN PANGAN DAN GIZI KABUPATEN LAMPUNG BARAT"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SITUASI PANGAN DAN GIZI UNTUK PERUMUSAN KEBIJAKAN

OPERASIONAL KETAHANAN PANGAN DAN GIZI KABUPATEN LAMPUNG BARAT

(Anal ysi s of Food and Nut r i t i on Si t uat i on f or For mul at i ng Oper at ional Pol i cy of Food and Nut r i t ion Secur i t y i n West Lampung Di st r i ct)

Tabrani Mahf i1, Budi Set iawan2, dan Yayuk Farida Baliwat i2

1

Program St udi Manaj emen Ket ahahan Pangan (MKP), Sekolah Pascasarj ana, IPB.

2

Depart emen Gizi Masyarakat , Fakult as Ekologi Manusia (FEMA), IPB Tel: 0251-8628304/ 8621258; Fax: 0251-8625846/ 8622276.

ABST RACT

The obj ect i ves of t hi s r esear ch wer e: 1) t o know t he si t uat i on of f ood and nut r i t i on secur i t y i n West Lampung Di st r i ct , 2) t o know t he st r at egi c cir cumst ance of f ood secur i t y, and 3) t o f or mul at e oper at i onal pol i cy r ecommendat i on f or f ood and nut r i t i on secur i t y in West Lampung Di st r i ct . The pr imar y dat a was obt ai ned by i nt er view and quest ionnair e f i l l i ng i n or der t o f or mul at e al t er nat i ves of f ood secur i t y oper at ional pol i cy i n West Lampung Di st r i ct . The secondar y dat a was used t o know t he act ual condi t i on of f ood and nut r i t i on secur i t y by usi ng descr ipt i ve anal ysi s and t o f or mul at e st r at egi c cir cumst ance of f ood secur i t y by usi ng SWOT anal ysis. The r esul t of t he st udy showed t hat t he si t uat ion of f ood secur i t y based on avai l abi l i t y, shown by ener gy avai l abi l i t y was 140% of Recommended Di et ar y Al l owance (RDA) f or ener gy (2 200 kcal / capi t a/ day), whi l e t he pr ot ei n avail abi l i t y was 74. 28 gr am/ capi t a/ day. The consumpt ion i n West Lampung Di st r i ct r eached 95.6% of RDA f or ener gy i n quant it y, but onl y r eaches Desir abl e Di et ar y Pat t er n Scor e 78. 8 i n qual i t y. The st r at egi c cir cumst ance of f ood secur i t y i n West Lampung Di st r i ct was cat egor i zed i n quadr ant II (suppor t i ng diver si f i cat i on st r at egy). Thus, t he f i r st pr i or i t y of pol i cy r ecommendat i on is devel opment of human r esour ce.

Keywords: f ood secur i t y, nut r i t i onal st at us.

PENDAHULUAN

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 t ent ang Pangan yang dij abarkan lebih lanj ut melalui Perat uran Pemerint ah Nomor 68 Tahun 2002 pasal 13-14 menyebut kan bahwa peran pemerint ah daerah dibidang ket ahanan pangan adalah melaksanakan kebij akan dan pencapai-an sasarpencapai-an pembpencapai-angunpencapai-an ket ahpencapai-anpencapai-an ppencapai-angpencapai-an di wilayah masing-masing. Ket ahanan pangan t er- masuk urusan yang waj ib dilaksanakan oleh pe- merint ah daerah provinsi dan pemerint ah dae- rah kabupat en/ kot a (PP No. 38 Tahun 2007) Unt uk memperbaiki sinergi pelaksanaan t ugas dan t anggung j awab pemerint ah daerah kabu- pat en dan masyarakat , sert a ef ekt ivit as kebi- j akan dan kegiat an operasional pembangunan ket ahanan pangan, diperlukan acuan yang me- muat kebij akan, st rat egi, hingga kegiat an ope- rasional, dalam mewuj udkan ket ahanan pa- ngan Kabupat en Lampung Barat .

Tuj uan penelit ian secara umum unt uk merumuskan kebij akan operasional ket ahanan pangan Kabupat en Lampung Barat t ahun 2008-2013. Secara khusus bert uj uan 1) menganali- sis sit uasi ket ahanan pangan dan gizi di Kabu-

pat en Lampung Barat ; 2) menganalisis ling- kungan st rat egis ket ahanan pangan di Kabupa- t en Lampung Barat ; 3) merumuskan rekomen- dasi kebij akan operasional ket ahanan pangan dan gizi.

METODE PENELITIAN

Desain dan Tempat Penelitian

Penelit ian ini menggunakan desain cr oss sect ional st udy dan dilakukan di Kabupat en Lampung Barat . Pengumpulan dat a primer dan sekunder dilakukan selama 2 bulan.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

(2)

la Bappeda; 5) Kepala Dinas TPH; 6) Kepala Dinas Perkebunan; 7) Kepala Dinas Pet ernakan dan Kesehat an Hewan; 8) Kepala Dinas Peri- kanan; 9) Kepala Dinas Kehut anan; 10) Kepala Dinas Perindust rian dan Perdagangan; 11) Ke- pala Dinas Koperasi; 12) Kepala Dinas Kese- hat an; 13) Kepala Badan Ket ahanan Pangan; dan 14) Kepala Divisi Dolog. Dat a sekunder di- peroleh dari dinas inst ansi t erkait dan st udi pust aka.

Pengolahan dan Analisis Data

Dat a sekunder digunakan unt uk menge- t ahui kondisi akt ual ket ahanan pangan yang di- analisis secara deskript if , dan merumuskan lingkungan st rat egis ket ahanan pangan, yang dilakukan dengan pendekat an SWOT. Lingkung-an st rat egis f akt or int ernal yLingkung-ang t erdiri at as: 1) kekuat an (st r enght s); 2) kelemahan (weak- nesses) dan f akt or ekst ernal yang t erdiri at as 1) peluang (opor t uni t i es); 2) ancaman (t hr e- at s). Dat a primer hasil wawancara dianalisis dengan Anal yt i cal Hi er ar chy Pr ocess (AHP) (Marimin, 2004).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Luas lahan yang t ersedia unt uk usaha pert anian adalah 495 040 Ha, luas lahan yang belum dimanf aat kan seluas 14 752 Ha (semen- t ara t idak diusahakan) berupa lahan kering. Sedangkan luas lahan yang t elah dimanf aat kan adalah 480 288 Ha berupa; lahan pekarangan 13 784 Ha, kebun/ ladang 33 600 Ha, huma 12 224 Ha, padang rumput 695 Ha, hut an rak- yat 24 211 Ha, hut an negara 267 801 Ha, per- kebunan 79 216 Ha, rawa 990, kolam 1 126 Ha, lain-lain 26 101 Ha. Jumlah penduduk Kabupa- t en Lampung Barat hingga t ahun 2005 seba- nyak 393 520 j iwa (60 879 KK), kepadat an pen- duduk 217. 13/ km2, t ingkat pert umbuhan pen- duduk sebesar 1. 39% (BPS Lampung Barat , 2007).

Keragaan Ketahanan Pangan Kabupaten Lam-pung Barat

Ket ersediaan pangan

Jumlah kalori yang t ersedia unt uk dikon-sumsi penduduk Kabupat en Lampung Barat , pada t ahun 2007 adalah sebesar 3 100 kkal per kapit a per hari. Tot al prot ein yang t ersedia unt uk dikonsumsi pada t ahun 2007 sebanyak 74. 28 gram per kapit a per hari. Ket ersedian prot ein hewani adalah 12. 14 gram at au 21. 29%. Kont ribusi prot ein t erbesar berasal da- ri kelompok padi-padian yait u 62. 14 gram per

kapit a perhari at au 109% dari t ot al prot ein yang t ersedia. Jumlah lemak yang t ersedia un- t uk dikonsumsi pada t ahun 2007 di Kabupat en Lampung Barat adalah 65. 83 gram per kapit a per hari, diant aranya 62 032 gram at au 94% berasal dari kelompok nabat i. Kont ribusi lemak t erbesar didominasi oleh kelompok minyak dan lemak yang bersumber dari minyak goreng yait u 49. 81 gram per kapit a per hari (BKP Lampung Barat , 2008).

Dist ribusi Pangan

Kondisi sarana prasarana secara umum belum mendukung kinerj a subsist em dist ribusi pangan Lampung Barat . Kurangnya f asilit as sa-rana j alan dan angkut an menyebabkan mahal-nya biaya dist ribusi dari sent ra produksi ke sent ra konsumsi. Pemerint ah perlu meningkat -kan keamanan j alur produksi sert a mengu-rangi pungut an resmi maupun pungut an lain-nya disepanj ang j alur dist ribusi dan pema- saran, yang dapat mengakibat kan biaya dist ri-busi berbagai produk pangan menj adi t inggi. Sarana dist ribusi pangan sepert i sarana pe-nyimpanan dan pengolahan hasil pert anian, baik yang dikelola oleh pemerint ah maupun oleh swast a sangat t erbat as. Kondisi ini sangat menyulit kan masyarakat pedesaan dalam me-lakukan f ungsi penyimpanan dan pengolahan unt uk meraih nilai t ambah dan posisi t awar yang lebih t inggi. Oleh karena it u, pemerint ah Lampung Barat perlu memf asilit asi dan mem-berikan kemudahan invest asi pembangunan sarana pengolahan dan penyimpanan hasil di pedesaan sepert i lant ai j emur gudang kelom-pok dan alat mesin pasca panen lainnya.

Tabel 1. Perbandingan Ket ersedian Kalori Ideal dan Akt ual Kabupat en Lampung Barat Tahun 2007

No Jenis Bahan Makanan

Ketersedian energi (kkal/ hr/ kap)

Tingkat Ketersedian energi (% AKE) Ideal Aktual Ideal Aktual

1 Padi-Padian 1 100 2 206 50 100. 27 2 Umbi-umbian 132 120 6 5. 45 3 Pangan Hewani 264 86 12 3. 91 4 Minyak dan Lemak 220 442 10 20. 09

5 Buah/ bij i berminyak 66 0 3 0

6 Kacang-kacangan 110 11 5 0. 5

7 Gula 110 86 5 3. 91

8 Sayur dan buah 123 150 6 6. 82

9 Lain-lain 66 0 3 0

Total 2 200 3 101 100 -

Sumber: BKP LB, 2008

(3)

Perkembangan harga pangan pokok st ra- t egis di Kabupat en Lampung Barat t ahun 2006 – 2008 cenderung st abil, kecuali harga daging, ikan cenderung meningkat , dan cabe merah berf lukt uat if . Harga gabah t ingkat pet ani j uga cenderung st abil dan relat if sama dengan har- ga pat okan pemerint ah (HPP) (BKP Lampung Barat , 2008).

Konsumsi Pangan

Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa hasil perhit ungan pada t ahun 2007 berdasarkan survey konsumsi pangan di Kabupat en Lampung Barat secara kuant it as t elah mencapai 95. 6% (1 946. 9 kkal/ kap/ hari), namun demikian seca- ra kualit as baru mencapai skor PPH sebesar 78. 8. Konsumsi kelompok pangan padi-padian, minyak dan lemak, sert a sayur dan buah di Kabupat en Lampung Barat t elah melampaui st andar, t et api unt uk kelompok pangan yang lain konsumsinya masih perlu dit ingkat kan ka- rena belum memenuhi st andar.

Secara umum konsumsi pangan sumber energi penduduk Lampung Barat masih dido- minasi oleh padi-padian. Hal ini menunj ukkan bahwa ket ergant ungan konsumsi penduduk Lampung Barat t erhadap padi-padian masih t inggi. Konsumsi padi-padian ini harus diku- rangi dengan cara lebih banyak mengkonsumsi kelompok pangan umbi-umbian yang skor pen- capaiannya baru sebesar 1. 4 sehingga masih di bawah skor maksimal sebesar 2. 5 penambah-an konsumsi dari kelompok ppenambah-angpenambah-an umbi-um-bian ini j uga diharapkan akan mampu mening- kat kan konsumsi energi penduduk Kabupat en Lampung Barat .

St at us Gizi

St at us gizi masyarakat dipengaruhi oleh banyak f akt or yang saling mempengaruhi

secara komplek. Terwuj udnya ket ahanan pa-ngan akan berdampak kepada perbaikan st at us gizi. Penyebab langsung st at us gizi adalah asu-pan gizi dan penyakit inf eksi, sedangkan pe- nyebab t idak langsung adalah; ket ahanan pangan di keluarga, pola asuh anak, pelayanan kesehat an dan kesehat an lingkungan. Pelayan-an kesehat Pelayan-an dPelayan-an kesehat Pelayan-an lingkungPelayan-an adalah t erkait dengan ket ersedian air bersih dan sa- rana pelayanan kesehat an dasar yang t erj ang- kau oleh set iap keluarga (Azwar, 2004). St at us gizi masyarakat Kabupat en Lampung Barat di t inj au dari pelayanan kesehat an dan kesehat an lingkungan masih bermasalah, pelayanan kese- hat an ibu hamil dan melahirkan pada t ahun 2007 berada dibawah 80%.

Hal ini disebabkan banyaknya daerah-daerah yang sulit t erj angkau dan t idak adanya t enaga medis didesa. Dari sisi kesehat an ling- kungan, 35. 86% penduduk Lampung Barat ma- sih memanf aat kan air sungai dan air dari sum- ber yang t idak t erlindungi sebagai sumber air bersih (Dinas Kesehat an Lampung Barat , 2007).

Dilihat dari proporsi bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) cenderung mening-kat pada t ahun 2005 sebesar 0. 16% (14 kasus) dari 8 618 kelahiran, t erj adi peningkat an pada t ahun 2006 menj adi 0. 22% (18 kasus) dari 8 192 kelahiran. Sedangkan t ahun 2007 me- ningkat kembali 0. 45% (37 kasus) dari 8 199 kelahiran. Proporsi gizi buruk di Kabupat en Lampung Barat dari t ahun 2004 sampai dengan 2006 cenderung meningkat . Tahun 2006 yait u: gizi buruk sebesar 43 kasus dan gizi kurang 62 kasus. Pada t ahun 2007 j umlah balit a gizi bu- ruk t urun menj adi 14 kasus dan gizi kurang 30 kasus dari 48 170 balit a (0. 03%). Pada t ahun 2003 angka GAKY (TGR).

Tabel 2. Skor Pola Pangan Harapan Akt ual berdasarkan Survei Konsumsi Pangan Lampung Barat Tahun 2007

No Kelompok Pangan

Perhitungan Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

Kalori % % AKE*) Bobot Skor

Aktual

Skor AKE

Skor Maks

Skor PPH

1 Padi-padian 1 218. 0 62. 6 59. 8 0. 5 31. 3 29. 9 25. 0 25. 0

2 Umbi-umbian 57. 0 2. 9 2. 8 0. 5 1. 5 1. 4 2. 5 1. 4

3 Pangan Hewani 162. 0 8. 3 8. 0 2. 0 16. 6 15. 9 24. 0 15. 9 4 Minyak dan lemak 211. 2 10. 8 10. 4 0. 5 5. 4 5. 2 5. 0 5. 0 5 Buah/ Bij i Berminyak 14. 4 0. 7 0. 7 0. 5 0. 4 0. 4 1. 0 0. 4 6 Kacang-kacangan 111. 0 5. 7 5. 5 2. 0 11. 4 10. 9 10. 0 10. 0

7 Gula 94. 1 4. 8 4. 6 0. 5 2. 4 2. 3 2. 5 2. 3

8 Sayur dan Buah 76. 6 3. 9 3. 8 5. 0 19. 7 18. 8 30. 0 18. 8

9 Lain-lain 2. 6 0. 1 0. 1 0. 0 0. 0 0. 0 0. 0 0. 0

Tot al 1 946. 9 100 95. 6 11. 5 88. 7 84. 8 100 78. 8

(4)

Tot al Goit es Rat e adalah sebesar 22. 35% j auh di at as t arget sebesar <5%, sedangkan t ahun 2005 t idak ada dat a. Unt uk t ahun 2006 persent ase desa dengan garam beryodium baik sebesar 83. 05%, t ahun 2007 sebesar 84. 58%. Hasil pemant auan anemi gizi besi t ahun 2004 sebesar 69. 7%, pada t ahun 2005 t erj adi penu- runan angka anemi gizi besi sebesar 8% men- j adi 61. 7% (Tabel 3). Angka ini j auh di at as st andar nasional yang hanya 20%. Dari uraian beberapa indikat or st at us gizi t ersebut di at as menunj ukkan bahwa st at us gizi di Lampung Ba- rat masih bermasalah (Dinas Kesehat an Lam- pung Barat , 2007).

Analisis Lingkungan Strategis

Unt uk melihat kondisi lingkungan st ra-t egis kera-t ahanan pangan Kabupara-t en Lampung Barat , dilakukan analisis SWOT. Langkah pert a- ma yang dilakukan adalah perumusan f akt or int ernal dan ekst ernal. Kekuat an (st r engt hs) f akt or int ernal 1) pot ensi sumber daya lahan; 2) kebij akan pembangunan ket ahanan pangan; 3) lembaga st rukt ural ket ahanan pangan; 4)

adanya lembaga koordinasi ket ahanan pangan. Kelemahan (Weaknesses) lingkungan int ernal; 1) kualit as dan kuant it as aparat ur belum me- madai; 2) inf rast rukt ur pedesaan belum mema- dai; 3) rendahnya Kualit as sumber daya manu- sia; 4) penguasaan t eknologi budi daya pangan rendah.

Peluang (Opor t uni t i es) f akt or ekst ernal; 1) pengembangan kelembagaan pangan masya- rakat 2) adanya kebij akan program ket ahan- an pangan pusat ; 3) pot ensi t enaga kerj a t inggi 4) adanya kelembagaan gizi dan kese-hat an masyarakat . Ancaman (Thr eat s) Fakt or ekst ernal; 1) laj u pert umbuhan penduduk t ing- gi; 2) masih t ingginya j umlah rumah t angga miskin; 3) t ingginya harga sarana produksi per- t anian; dan 4) adanya kecenderungan masalah gizi dan kesehat an. Dari evaluasi f akt or int er- nal (IFE) dan f akt or ekst ernal (EFE), posisi ke- t ahanan pangan Kabupat en Lampung Barat berada pada kuadran II, mendukung st rat egi diversif ikasi, dengan cara memaksimalkan ke- kuat an unt uk menanggulangi permasalahan (ancaman) yang ada.

Tabel 4. Evaluasi Fakt or Int ernal (IFE) dan Fakt or Ekst ernal (EFE)

Uraian Faktor-Faktor Internal dan Eksternal Bobot Rating Skor

Fakt or Int ernal

1. Kekuat an (St rengt hs)/ S Pot ensi sumber daya lahan Kebij akan ket ahanan pangan

Lembaga st rukt ural Ket ahanan Pangan Adanya lembaga koordinasi ket ahanan pangan

2. Kelemahan (Weaknesses)/ W

Kualit as dan kuant it as aparat ur belum memadai Inf rast rukt ur Pedesaan Belum Memadai Rendahnya Kualit as sumberdaya manusia Penguasaan t eknologi budidaya pangan rendah

0. 42

Fakt or Ekst ernal

3. Peluang (Oport unit ies)/ O

Pengembangan Kelembagaan Pangan Masyarakat Adanya Kebij akan Program Ket ahanan Pangan Pusat Pot ensi Tenaga Kerj a Tinggi

Adanya kelembagaan gizi dan kesehat an masyarakat

4. Ancaman (Threat s)/ T

Laj u Pert umbuhan Penduduk Tinggi

Masih t ingginya j umlah rumah t angga miskin. Tingginya Harga Sarana Produksi Pert anian Adanya kecenderungan masalah gizi dan kesehat an

(5)

Tabel 5. Urut an Priorit as Alt ernat if Kebij akan

No Alternatif

Kebij akan Bobot Persentase Prioritas

1

Pengembangan t eknologi budidaya

0. 1360 14 2

2 Pengembangan

sarana prasarana 0. 1338 13 3 3 Pengembangan

lumbung pangan 0. 0980 10 6

4 Pengembangan

SDM 0. 1759 18 1 5 Penanganan

kemiskinan 0. 0588 6 9

6

Pengembangan t eknologi pengolahan pangan

0. 1284 13 4

7

Peningkat an pelayanan kesehat an

0. 0911 9 7

8 Kompet ensi

aparat daerah 0. 1030 10 5

9 Tupoksi 0. 0740 7 8

Dengan memadukan f akt or kekuat an (St r enght s) lingkungan int ernal dengan f akt or ancaman (Tr eat hs) lingkungan ekst ernal diha-silkan 2 st rat egi yait u: 1) melaksanakan revit alisasi pert anian perikanan, kehut anan dengan pot ensi sumber daya lahan yang ada dalam rangka pengent asan kemiskinan 2) me- wuj udkan koordinasi, advokasi dan sosialisasi ket ahanan pangan dalam rangka mengat asi masalah penduduk, kemiskinan, harga sarana produksi, masalah gizi dan kesehat an. Pemba-ngunan sumber daya manusia merupakan f ak-t or uak-t ama yang harus dilakukan dalam pemba- ngunan ket ahanan pangan, yang didukung oleh kebij akan lainnya. Tupoksi (t ugas pokok dan f ungsi) berada pada priorit as ke-8 ini menun-j ukkan bahwa pemahaman dan penghayat an t upoksi oleh masing-masing sat uan kerj a belum melembaga, sehingga perlu pengkaj ian ulang mengenai t upoksi yang kait annya dengan pem- bangunan ket ahanan pangan oleh masing-masing sat uan kerj a perangkat daerah Kabu-pat en Lampung Barat . Penanganan kemiskinan berada pada periorit as ke-9, menunj ukkan bahwa penanganan kemiskinan di Kabupat en Lampung Barat belum konsist en, perlu pening-kat an pemahaman dan penghayat an t ent ang visi, misi dan st rat egi pengent asan kemiskinan yang t ercant um dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupat en Lampung Barat Tahun 2007 - 2012, sehingga apa yang direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik.

Rumusan Kegiat an Kebij akan Operasi-onal Ket ahanan Pangan dan Gizi unt uk menca-pai f okus/ t uj uan pembangunan ket ahanan pa- ngan, dengan memperhat ikan keragaan ket a- hanan pangan, rencana pembangunan j angka

menengah daerah (RPJMD) Kabupat en Lam- pung Barat Tahun 2007 – 2012, dan arahan kebij akan umum ket ahanan pangan 2006- 2009, maka t uj uan pembangunan ket ahanan pangan yang akan dicapai adalah:

1. Meningkat kan kualit as konsumsi pangan ma- syarakat dengan skor Pola Pangan Harapan (PPH) 100 pada t ahun 2015 (padi-padian 275 gr, umbi-umbian 100 gr, pangan hewani 150 gr, kacang-kacangan 35 gr, sayur dan buah 250 gr).

2. Meningkat nya kemandirian pangan melalui swasembada beras berkelanj ut an, j agung dan daging sapi (pada t ahun 2010).

3. Meningkat nya kemampuan pengelolaan ca- dangan pangan pemerint ah daerah dan masyarakat .

4. Berkurangnya j umlah penduduk rawan pa- ngan kronis (konsumsi kurang dari 80% AKE) minimal 2% pert ahun.

5. Meningkat nya j angkauan j aringan dist ribusi dan pemasaran ke seluruh desa (pekon). 6. Meningkat nya pelayanan kesehat an masya-

rakat melalui peningkat an pelayanan pust u dan posyandu.

St rat egi yang dit empuh unt uk mencapai t uj uan pembangunan ket ahan pangan Kabupa- t en Lampung Barat adalah:

1. Melaksanakan revit alisasi pert anian peri-kanan, kehut anan dengan pot ensi sumber daya lahan yang ada dalam rangka pengen-t asan kemiskinan.

2. Mewuj udkan koordinasi, advokasi dan so-sialisasi ket ahanan pangan dalam rangka mengat asi masalah penduduk, kemiskinan, harga sarana produksi, masalah gizi dan kesehat an.

Unt uk mencapai t uj uan pembangunan ket ahanan pangan dirumuskan beberapa kebi- j akan operasional yait u:

1. Pengembangan Sumberdaya Manusia 2. Pengembangan t eknologi budidaya

3. Pengembangan sarana prasarana pert anian 4. Pengembangan t eknologi pengolahan pa-

ngan

5. Kompet ensi aparat daerah 6. Pengembangan lumbung pangan 7. Peningkat an pelayanan kesehat an 8. Tupoksi (Tugas Pokok dan Fungsi) 9. Penanganan kemiskinan

KESIMPULAN

(6)

sebesar 3 101 kkal (140% AKE) dan 74. 28 gram prot ein (130% AKP).

Kondisi sarana prasarana di Kabupat en Lampung Barat belum mendukung kinerj a sub- sist em dist ribusi pangan. Perkembangan harga pangan pokok st rat egis rat a-rat a selama t ahun 2006 – 2008, di Kabupat en Lampung Barat cen- derung st abil, kecuali harga daging dan ikan cenderung naik, dan harga cabe merah ber- f lukt uat if .

Konsumsi pangan di Kabupat en Lampung Barat secara kuant it as t elah mencapai 1 946. 9 kkal/ kap/ hari (95. 6% AKE), secara kualit as baru mencapai skor PPH sebesar 78. 8.

Masih t erdapat kasus gizi buruk dan gizi kurang yang cenderung meningkat , di t ahun 2004 sej umlah 10 kasus, gizi kurang 59 kasus dari 45 409 j umlah balit a; Pada t ahun 2005 j umlah gizi buruk 19 kasus, gizi kurang 37 kasus dari 46 041 j umlah balit a; Pada t ahun 2006 j umlah gizi buruk 43 kasus, gizi kurang 62 Kasus dari 46 708 j umlah balit a; Pada t ahun 2007 j umlah gizi buruk 14 kasus, gizi kurang 30 kasus dari 48 170 j umlah balit a.

St rat egi pembangunan ket ahanan pa- ngan Kabupat en Lampung Barat adalah st rat egi diversif ikasi, dengan memaksimalkan kekuat - an unt uk menanggulangi ancaman yang mung- kin t imbul, yait u: a) melaksanakan revit alisasi pert anian perikanan, kehut anan dengan pot en- si sumberdaya lahan yang ada dalam rangka pengent asan kemiskinan; b) mewuj udkan koor- dinasi, advokasi dan sosialisasi ket ahanan pa- ngan dalam rangka mengat asi masalah pen- duduk, kemiskinan, harga sarana produksi, ma- salah gizi dan kesehat an.

Rekomendasi kebij akan opersional ket a-hanan pangan berdasarkan Anal yt i cal Hi er ar - chy Pr ocess (AHP) adalah: a) pengembangan sumber daya manusia, b) pengembangan t ek- nologi budidaya, c) pengembangan sarana pra- sarana pert anian, d) pengembangan t eknologi pengolahan pangan, e) kompet ensi aparat da- erah, f ) pengembangan lumbung pangan, g) peningkat an pelayanan kesehat an, h) Tupoksi (t ugas pokok dan f ungsi), dan i) penanganan kemiskinan.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar A. 2004. Asf ek Kesehat an dan Gizi Dalam Ket ahanan Pangan. Dalam

Soekirman (Ed. ), Ket ahanan Pangan dan Gizi di Era Ot onomi Daerah dan Glo- balisasi. Prosiding Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII, 17-19 Mei. LIPI, Jakart a.

[ BPS] Badan Pusat St at ist ik Lampung Barat . 2007. Lampung Barat Dalam Angka, Kabupat en Lampung Barat .

Badan Ket ahanan Pangan Lampung Barat . 2008. Laporan Perkembangan Harga Pa- ngan Pokok St rat egis. BKP, Lampung Barat .

Badan Ket ahanan Pangan Lampung Barat . 2008. Neraca Bahan Makanan 2007. BKP, Kabupat en Lampung Barat .

Badan Ket ahanan Pangan Provinsi Lampung. 2007. Laporan Analisis dan Pemet aan Pola Konsumsi Pangan Kabupat en Lam- pung Barat Tahun 2007. BKP, Lampung Barat .

Dewan Ket ahanan Pangan. 2006. Kebij akan Umum Ket ahanan Pangan 2006–2009. Dewan Ket ahanan Pangan, Jakart a.

Dinas Kesehat an Lampung Barat . 2007. Prof il Kesehat an Kabupat en Lampung Barat . Dinkes, Lampung Barat

Marimin. 2004. Pengambilan Keput usan Krit e- ria Maj emuk. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakart a.

[ PERDA] Perat uran Daerah Kabupat en Lampung Barat Nomor 7 Tahun 2008. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupat en Lampung Barat 2007-2012.

[ PP No. 38/ 2007] Perat uran Pemerint ah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 t ent ang Pembagian Urusan Pemerint ah- an Daerah Provinsi dan Pemerint ahan Kabupat en/ kot a; Jakart a.

[ PP No. 68/ 2002] Perat uran Pemerint ah Repub- lik Indonesia Nomor 68 Tahun 2002 t en- t ang Ket ahanan Pangan, Jakart a.

Gambar

Tabel 1. Perbandingan Ketersedian Kalori Ideal              dan Aktual Kabupaten Lampung Barat               Tahun 2007
Tabel 2. Skor Pola Pangan Harapan Aktual berdasarkan Survei Konsumsi Pangan Lampung Barat               Tahun 2007
Tabel 3. Indikator Status Gizi Tahun 2004 – 2007
Tabel  5. Urutan Prioritas Alternatif Kebij akan

Referensi

Dokumen terkait

Peneliti Muhamad Fajar Dismawan yang berjudul “ Model Project Based Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar ” Berdasarkan hasil penelitian tindakan

Problematika atas ledakan informasi dapat dilihat dari meningkatnya kebutuhan perangkat keras komputer dan gawai yang memadai atas informasi merupakan

Bilang isang mag-aaral, mapapaunlad ko ang aklat na ito sa pamamagitan ng pag- rekomenda sa iba pang mambabasa na tangkilikin o basahin ang aklat na ito na nilathala ni

Kromatografi lapis tipis (KLT) merupakan suatu metode yang dapat memisahkan suatu senyawa dari campurannya dengan menggunakan 2 fase yaitu fase diam dan fase gerak.. Fase

Abstrak: Topik penelitian ini adalah resitance to change yang telah diketahui sebagai salah satu konsekuensi adanya perubahan yang terjadi di organisasi dalam bentuk yang

(2009) yang menemukan penurunan yang signifikan terhadap body mass index (BMI), LDL kolesterol, dan tekanan darah, setelah diberikan latihan yoga dan meditasi selama 3

prediksi simulasi numerik dengan hasil uji empiris, maka diperoleh fakta yang sebenarnya, sehingga mekanisme yang diusulkan dapat menjelaskan fenomena yang terjadi pada keruntuhan

Perkembangan dana transfer sejak tahun 2002-2011 yang berupa Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) meningkat cukup tajam baik