MODEL ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI
PENGEMBANGAN PASAR TRADISIONAL DAERAH
SURAKARTA DAN SEKITARNYA
A Construction Cost Estimation of Traditional Market Development Model in
Surakarta and Surrounding Areas
SKRIPSI
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun Oleh :
ABSTRAK
Ari Andri Mardana, 2012. Model Estimasi Biaya Konstruksi Pengembangan Pasar Tradisional Daerah Surakarta dan Sekitarnya, Skripsi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret.
Kota Surakarta yang merupakan salah satu pusat wilayah pengembangan yang strategis untuk perkembangan propinsi Jawa Tengah. Salah satunya dilakukan pembangunan pengembangan pasar tradisional kota Surakarta dan sekitarnya. Di dalam pembangunan pengembangan pasar tradisional terdapat aspek manajemen konstruksi. Manajemen konstruksi itu sendiri terdapat aspek perencanaan, salah satunya mengestimasi biaya konstruksi. Mengestimasi merupakan penyusunan untuk memperkirakan anggaran yang diperlukan dalam proyek konstruksi.Dari berbagai estimasi biaya konstruksi diperlukan suatu model estimasi biaya konstruksi agar dapat diketahui secara signifikan dalam wilayah tertentu. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui komponen-komponen apa saja yang diperlukan dalam mengestimasi biaya konstruksi pengembangan pasar tradisional daerah Surakarta dan sekitarnya serta mengetahui model estimasi biaya konstruksi pengembangan pasar tradisional daerah Surakarta dan sekitarnya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil dari daerah Surakarta dan sekitarnya. Dari data tersebut dilakukan analisis regresi linier berganda menggunakan bantuan program computer SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 17 kemudian dilakukan uji klasikal regresi linier dengan pengujian uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi dan uji multikolinieritas.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, serta menuntun di dalam penyusunan Skripsi ini dengan
judul “Model Estimasi Biaya Konstruksi Pengembangan Pasar Tradisional Daerah
Surakarta dan Sekitarnya” sehingga penyusun dapat menyelesaikannya.
Selama penyusunan skripsi ini, penyusun banyak menerima bimbingan, bantuan
dan dorongan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Pimpinan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Meret Surakarta.
2. Pimpinan Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Pimpinan Program S-1 Non Reguler, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Ir. Suyatno K, MT selaku pembimbing Akademik
5. Widi Hartono, ST, MT dan Ir. Sugiyarto, MT selaku dosen pembimbing yang
memberikan pengarahan dalam penyusunan laporan ini.
6. Ir. Delan Soeharto, MT dan Ir. Suyatno K, MT selaku dosen penguji yang telah
memberikan saran dan masukan dalam menyusun laporan ini.
7. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu hingga selesainya skripsi
ini dimana tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis dengan segala keterbatasannya menyadari bahwa laporan ini masih jauh
dari kesempurnaan dan masih banyak terdapat kekurangan di setiap sisinya. Oleh
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah... 4
1.3. Batasan Masalah ... 4
1.4. Tujuan Penelitian ... 4
1.5. Manfaat Penelitian ... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI ... 6
2.1. Tinjauan Pustaka... 6
2.2.7. Klasifikasi Dari Estimasi Biaya Selama Siklus Proyek ... 16
2.2.8. Konsep Estimasi Biaya dan Faktor Yang Diperlukan Estimator ... 19
2.2.9. Sampel dan Populasi ... 20
2.2.10.Statistik Deskriptif ... 21
2.2.11.Regresi Linier ... 24
2.2.12.Uji Klasikal Regresi Linier ... 26
2.2.13.SPSS (Statistical Product and Service Solution) ... 28
BAB 3 METODE PENELITIAN ... 30
3.1. Uraian Umum ... 30
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30
3.2.1. Tempat Penelitian... 30
3.2.2. Waktu Penelitian ... 30
3.3. Metode Penelitian ... 31
3.4. Tahapan Penelitian ... 31
3.5. Sampel ... 33
3.6. Teknik Pengumpulan Data ... 33
3.6.1. Data Sekunder ... 33
3.7. Metode Analisi Data ... 33
3.7.1. Analisis Regresi Linier ... 34
3.7.2. Uji Klasikal Regresi Linier ... 35
3.7.3. Cara Kerja SPSS... 37
BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 39
4.1. Deskripsi Objek Penelitian... 39
4.1.1. Nilai Kontrak Pasar ... 41
4.1.5. Prosentase Luas Pembangunan Parkir Pasar Terhadap Luas
Pembangunan ... 45
4.1.6. Prosentase Luas Pembangunan Bangunan Pelengkap Pasar Terhadap Luas Pembangunan ... 46
4.2. Statisti Deskriptif Variabel Peneliti ... 47
4.3. Hasil Analisa Data ... 47
4.3.1. Analisis Regresi Linier Berganda ... 47
4.3.1.1. Koefisien Determinasi... 49
4.3.1.2. Uji Statistik F ... 50
4.3.1.3. Uji Parsial / Uji Statistik t ... 50
4.3.2. Uji Klasikal Regresi Linier ... 52
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 57
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 61
5.1. Kesimpulan ... 61
5.2. Saran ... 62
DAFTAR PUSTAKA ... 63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Kota Surakarta yang juga sangat dikenal sebagai Kota Solo, adalah kota yang terletak
di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia yang berpenduduk 503.421 jiwa pada tahun 2010
dan kepadatan penduduk 13.636/km2. Kota dengan luas 44 km2 ini berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di sebelah utara, Kabupaten
Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah timur dan barat, dan Kabupaten
Sukoharjo di sebelah selatan. Secara geografis wilayah Kota Surakarta berada antara
110º45’15”- 110º45’35” BT dan 7º36’00”- 7º56’00” LS dengan luas wilayah 44,04
km2. Kota Surakarta merupakan sebuah dataran rendah yang terletak di cekungan lereng pegunungan Lawu dan pegunungan Merapi dengan ketinggian sekitar 92 m
diatas permukaan air laut. Solo ditetapkan menjadi tempat kedudukan dari residen,
yang membawahi Karesidenan Surakarta (Residentie Soerakarta) dengan luas daerah
5.677 km². Karesidenan Surakarta terdiri dari daerah-daerah Kota Praja Surakarta,
Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten
Sukoharjo, Kabupaten Klaten, Kabupaten Boyolali.
Kota Surakarta juga sebagai salah satu pusat wilayah pengembangan yang strategis
untuk perkembangan Provinsi Jawa Tengah. Kota Surakarta mempunyai tingkat
pertumbuhan kota yang sangat pesat yang ditinjau dari segi ekonomi. Oleh karena
itu, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat maka banyak pembangunan yang
dilakukan di daerah sekitar Kota Surakarta. Salah satunya dilakukan pengembangan
pasar tradisional yang dilakukan di daerah Surakarta. (Badan Pusat Statistik Kota
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pasar merupakan tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi
jual-beli barang dan jasa. Pasar juga merupakan tempat seseorang ataupun kelompok
yang mempunyai permintaan terhadap barang tertentu, berdaya beli, dan berniat
merealisasikan barang tersebut. Pasar sendiri terbagi menjadi pasar modern dan pasar
tradisional. Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli
serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya
ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los
dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Pasar
tradisional biasanya beraktifitas dalam batas-batas waktu tertentu. Pasar tradisional
sendiri di kelola oleh pemerintah maupun swasta.
Pasar sendiri memiliki tiga fungsi, yaitu: fungsi distribusi, fungsi pembentukan
harga, dan fungsi promosi. Interaksi yang terjadi antara penjual dan pembeli akan
menentukan tingkat harga suatu komoditas (barang atau jasa) dan jumlah komoditas
yang diperjual belikan. Sehingga dalam ilmu ekonomi bila kita berbicara tentang
pasar, maka secara otomatis kita akan membicarakan mengenai pertemuan antara
penjual dan pembeli, barang/jasa yang dijual, serta harga tertentu atas barang/jasa
yang dijual tersebut.
Manajemen konstruksi adalah bagaimana sumber daya yang terlibat dalam proyek
dapat diaplikasikan secara tepat. Definisi ini mengandung arti bahwa para
manajemen mencapai tujuan organisasi melalui pengaturan orang lain untuk
melaksanakan berbagai pekerjaan yang diperlukan, atau dengan kata lain tidak
melakukan pekerjaan–pekerjaan itu sendiri. Manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi
dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan. Manajemen Proyek Konstruksi adalah suatu cara/metode
untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk bangunan/infrastruktur yang dibatasi oleh
waktu dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif melalui
tindakan-tindakan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pembangunan suatu proyek kontruksi untuk pengembangan pasar tradisional dapat
dilaksanakan karena adanya beberapa tahapan dan aspek-aspek yang mendukung.
Salah satu diantaranya adalah aspek perencanaan, dimana dalam aspek ini terdapat
beberapa tahapan dalam merencanakan suatu rancangan konstruksi dan estimasi
biaya konstruksi. Dengan adanya perencanaan diharapkan proyek dapat dikendalikan
dan terkoodinir saat pelaksanaan proyek berlangsung.
Estimasi biaya konstruksi merupakan penyusunan untuk memperkirakan anggaran
yang diperlukan dalam proyek konstruksi. Perkiraan anggaran merupakan salah satu
fungsi yang paling penting dilakukan dalam setiap proyek konstruksi. Dengan
penyusunan perkiraan anggaran biaya diharapkan dapat mengetahui seberapa besar
anggaran yang dikeluarkan untuk suatu proyek. Mengestimasi adalah proses
kompleks yang melibatkan pengumpulan berbagai informasi yang tersedia dan
relevan yang berkaitan dengan ruang lingkup proyek, sumber daya yang diharapkan.
Seorang perencana harus mengubah informasi menjadi perkiraan dari komponen dan
biaya kolektif yang akan dikeluarkan dalam memberikan proyek atau fasilitas. .
(Istimawan Dipohusodo, 1996:335)
Mengestimasi banyak terdapat kendala dan keterbatasan dalam penyusunannya
karena terdapat beberapa faktor. Oleh sebab itu, diperlukan metode-metode yang
benar dan tepat berdasarkan ketentuan yang berlaku sesuai peraturan yang
ditetapkan. Sehingga dalam penyusunannya dapat memenuhi harapan dan memenuhi
standar pembangunan dalam suatu proyek kontruksi. Dari hal ini dapat diketahui
nilai kontrak dan biaya yang harus di keluarkan dalam suatu pengerjaan suatu proyek
kontruksi. Dalam kasus ini maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui anggaran
kontruksi dengan menggunakan model estimasi biaya kontruksi dari pengambilan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1.2.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat disimpulkan dari latar belakang :
A. Komponen apakah yang berpengaruh dalam mengestimasi biaya konstruksi
pengembangan pasar tradisional daerah Surakarta dan sekitarnya ?
B. Bagaimana model estimasi biaya konstruksi pengembangan pasar tradisional
daerah Surakarta dan sekitarnya ?
1.3.
Batasan Masalah
Batasan masalah guna membatasi ruang lingkup penelitian, sebagai berikut :
A. Pengambilan data berasal dari proyek-proyek pembangunan kontruksi pada
pengembangan pasar tradisional yang sudah ada di daerah Surakarta dan
sekitarnya minimal sebanyak 30 data proyek.
B. Penelitian yang ditinjau mengenai besarnya nilai kontrak dengan luas bangunan
dan denah pada tahun 2006-2012.
C. Pengolahan data berdasarkan acuan dan referensi mengenai estimasi suatu
pembangunan kontruksi yang telah di standarkan.
D. Teknik dalam pengolahan data ini menggunakan bantuan program computer
dengan menggunakan pogram SPSS.
1.4.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukan penelitian adalah :
A. Mencari komponen-komponen yang berpengaruh dalam mengestimasi biaya
konstruksi pengembangan pasar tradisional daerah Surakarta dan sekitarnya.
B. Mengetahui model estimasi biaya konstruksi pengembangan pasar tradisional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1.5.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian adalah :
A. Memperdalam pengetahuan mahasiswa tentang ilmu manajemen dalam hal
implementasi proyek yang berkaitan dengan model estimasi biaya konstruksi
gedung.
B. Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi
agar dapat meminimalkan estimasi biaya dalam penyelesaian proyek.
C. Mengetahui model estimasi biaya pembangunan pengembangan pasar tradisional.
D. Mengetahui komponen dalam mengestimasi biaya kontruksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2.1.
Tinjauan Pustaka
Menurut Yusuf Latief (2008) proyek adalah berbagai kegiatan yang dibatasi oleh
dimensi biaya, waktu dan mutu. Hasil akhir yang optimal membutuhkan metode
optimalisasi biaya, waktu dan mutu. Metode yang telah dikenal adalah metode
Manajemen Konstruksi (MK). Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui
faktor-faktor yang berpengaruh dalam penerapan metode MK pada tahap desain guna
meningkatan kinerja biaya akhir proyek. Data diperoleh berdasarkan kuesioner dan
diolah secara statistik dengan software SPSS, menghasilkan hubungan antara
peningkatan kinerja biaya akhir proyek dengan pelaksanaan metode MK pada tahap
desain. Ada tiga variabel penentu utama yaitu: penyusunan jadwal, modifikasi desain
dan pembuatan estimasi biaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan
metode MK Profesional pada tahap desain proyek akan mengakibatkan peningkatan
kinerja biaya akhir proyek.
Tujuan dari penelitian Diyan Herwansyah (2005) merencanakan perhitungan atau
estimasi anggaran biaya tahap desain dan merencanakan jadwal pelaksanaan
pekerjaan pada Proyek Pembangunan Kampus Bina Sarana Informatika (BSI), yang
berlokasikan di Jalan Margonda Raya no. 8 Margonda – Depok. Perencanaan
Anggaran Biaya berdasarkan analisa standar PU (Pekerjaan Umum) pada daerah
setempat dengan menggunakan program Ms. Excell . Untuk pembahasan disini tidak
membicarakan tentang biaya pajak PPN, IMB, sambungan listrik, telephone,
Dackting, PAM (Perusahaan Air Minum) dan furniture. Struktur bangunan
menggunakan struktur baja komposit dengan luas bangunan ± 2119 m2 dan luas lahan ± 1035 m2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dalam Artikel I Gusti Agung Adnyana Putera (2009) ini menyajikan model biaya
proyek yang mengintegrasikan estimasi jadwal pelaksanaan aktifitas dan biaya
langsung proyek. Estimasi tersebut berdasarkan metode pelaksanaan konstruksi dan
kebutuhan harian sumberdaya yang terkait dengan metode pelaksanaan serta jadwal
pelaksanaan aktifitas. Karena menurutnya estimasi durasi dan biaya suatu proyek
merupakan dua masalah klasik yang selalu muncul dalam pelaksanaan proyek
konstruksi. Biaya dan waktu biasanya dianalisa secara terpisah oleh estimator
proyek. Kenyataannya, waktu dan biaya suatu proyek konstruksi tergantung pada
jenis konstruksi, bagaimana cara melaksanakan, dimana dan kapan konstruksi itu
dilaksanakan. Hasil simulasi model ini juga ditampilkan pada bagian akhir artikel ini.
Model ini sangat bermanfaat untuk membuat simulasi biaya langsung proyek
berdasarkan berbagai alternative jadwal pelaksanaan sebelum mulai melaksanakan
proyek. Akurasi hasilnya sangat tergantung kepada keakuratan jadwal pelaksanaan
dan database yang terkait dengan estimasi waktu dan biaya elemen kegiatan.
Menurut Wahyu Wuryanti (2006) dalam industri konstruksi, tahapan estimasi biaya
merupakan masalah penting karena merupakan salah satu tolok ukur kesuksesan
proyek. Dalam tulisan ini membahas penelitian model estimasi pada tahap awal
berbasis pada faktor kapasitas untuk bangunan fungsi hunian. Model estimasi
dikembangkan dengan analisis regresi untuk memodelkan suatu formula matematis
korelasi antara biaya per luas bangunan dengan luasan. Hasil penelitian menunjukan
bahwa untuk hunian terjadi increasing return to scale pada perubahan kapasitas
artinya biaya per unit luasnya akan semakin tinggi seiring dengan meningkatnya luas
bangunan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2.2.
Dasar Teori
2.2.1. Definisi Pasar
Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan
infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang
dengan imbalan uang. Barang dan jasa yang dijual menggunakan alat pembayaran
yang sah seperti uang fiat. Kegiatan ini merupakan bagian dari perekonomian. Ini
adalah pengaturan yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk item pertukaran.
Persaingan sangat penting dalam pasar, dan memisahkan pasar dari perdagangan.
Dua orang mungkin melakukan perdagangan, tetapi dibutuhkan setidaknya tiga
orang untuk memiliki pasar, sehingga ada persaingan pada setidaknya satu dari dua
belah pihak. Pasar bervariasi dalam ukuran, jangkauan, skala geografis, lokasi jenis
dan berbagai komunitas manusia, serta jenis barang dan jasa yang diperdagangkan.
Beberapa contoh termasuk pasar petani lokal yang diadakan di alun-alun kota atau
tempat parkir, pusat perbelanjaan dan pusat perbelanjaan, mata uang internasional
dan pasar komoditas, hukum menciptakan pasar seperti untuk izin polusi, dan pasar
ilegal seperti pasar untuk obat-obatan terlarang.
2.2.2. Klasifikasi Pasar
Pada dasarnya klasifikasi pasar dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu sebagai
berikut:
A. Klasifikasi pasar berdasarkan barang yang diperjualbelikan dibedakan menjadi
dua pasar yaitu sebagai berikut:
1) Pasar barang konsumsi
Pasar barang konsumsi adalah pasar yang memperjualbelikan barang-barang
konsumsi untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Barang yang berada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Contoh pasar barang konsumsi yaitu pasar beras, pasar tekstil, pasar sayur
mayur, pasar buah - buahan dan pasar kelontong.
2) Pasar faktor produksi
Pasar barang produksi adalah pasar yang memperjualbelikan beberapa faktor
produksi yang berguna bagi kelancaran proses produksi, seperti tembakau,
beras, kopi, minyak bumi, tembaga, balai latihan kerja, mesin cetak, mesin
tekstil, dan bursa efek. Pada pasar ini, para pemilik usaha (pengusaha)
berperan sebagai pembeli, sedangkan penjualnya adalah pemilik faktor
produksi. Berdasarkan pemilikan faktor produksi, pasar barang produksi
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu pasar faktor produksi alam, pasar faktor
produksi tenaga kerja dan pasar faktor produksi modal.
B. Klasifikasi pasar berdasarkan waktu bertemunya penjual dan pembeli dibedakan
menjadi lima pasar yaitu sebagai berikut:
1) Pasar kaget
Pasar kaget adalah pasar sesaat yang terjadi ketika terdapat sebuah keramaian
atau perayaan. Contoh pasar kaget antara lain pada saat merayakan ulang
tahun suatu daerah terdapat pasar malam dan sebagainya.
2) Pasar harian
Pasar harian adalah kegiatan pertemuan antara penjual dan pembeli yang
berlangsung setiap hari dan barang - barang yang diperjualbelikanmerupakan
barang-barang kebutuhan sehari - hari. Contoh pasar sayur mayur, pasar
beras, pasar buah dan pasar daging.
3) Pasar mingguan
Pasar mingguan adalah kegiatan pertemuan antara penjual dan pembeli yang
berlangsung seminggu sekali. Contoh pasar mingguan yaitu pasar kliwon,
pasar pon, pasar wage, pasar pahing dan pasar legi.
4) Pasar bulanan
Pasar bulanan adalah pasar yang diselenggarakan satu kali dalam satu bulan
dan biasanya menjual barang - barang tertentu. Pasar jenis ini sudah jarang
ditemukan. Meskipun ada itu hanya terdapat pada daerah tertentu saja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5) Pasar tahunan
Pasar tahunan adalah pasar yang diselenggarakan satu kali dalam satu tahun,
dan biasanya bertujuan untuk memperkenalkan produk baru. Biasanya pasar
ini dilakukan pada saat menjelang hari - hari besar. Contoh pasar tahunan:
Pekan Raya Jakarta, Pasar Malam Sekaten di Surakarta dan Yogyakarta, dan
Pekan Semalam dilaksanakan setiap bulan Syawal.
C. Klasifikasi pasar berdasarkan luasnya kegiatan distribusi dibedakan menjadi
empat pasar yaitu sebagai berikut:
1) Pasar setempat
Pasar setempat adalah kegiatan pertemuan antara penjual dan pembeli yang
hanya meliputi tempat tertentu. Barang-barang yang diperjualbelikan di pasar
tersebut berupa barang-barang konsumsi atau barang - barang keperluan
seharihari. Pasar setempat disebut juga pasar lokal atau pasar tradisional.
Contoh: pasar sayur mayur di Tawangmangu, pasar ikan di tempat pelelangan
ikan dan pasar buah di Malang.
2) Pasar daerah
Pasar daerah adalah kegiatan pertemuan antara penjual dan pembeli yang
meliputi wilayah tertentu, misalnya wilayah kabupaten atau provinsi.
Pedagang - pedagang yang ada di pasar daerah biasanya para pedagang besar
yang melayani pedagang - pedagang eceran. Barang yang diperdagangkan
sebagian besar adalah barang konsumsi dari hasil industri seperti
perlengkapan mandi, alat-alat dapur, pakaian, dan kebutuhan perlengkapan
sekolah. Contoh: Pasar Johar (Semarang), Pasar Kliwon (Kudus), Pasar Baru
(Jakarta) dan Pasar Klewer (Solo).
3) Pasar nasional
Pasar nasional adalah kegiatan pertemuan antara penjual dan pembeli yang
meliputi wilayah suatu negara. Barang - barang yang dikonsumsi masyarakat
seluruh negara seperti barang konsumsi, barang produksi, surat berharga,
saham, valuta asing, dan modal. Contoh: pasar modal, pasar valas dan pasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4) Pasar international
Pasar internasional adalah kegiatan pertemuan antara penjual dan pembeli
dari berbagai negara di seluruh dunia. Barang-barang yang diperdagangkan di
pasar tersebut berupa komoditi yang diminati konsumen internasional.
Contoh: pasar karet di New York, pasar tembakau di Bremen, pasar intan di
Amsterdam, pasar minyak bumi di Uni Emirat Arab dan pasar kopi di Sao
Paulo.
D. Klasifikasi pasar berdasarkan bentuk dan strukturnya dibedakan menjadi dua
pasar yaitu sebagai berikut:
1) Pasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurna disebut juga pasar persaingan murni adalah pasar
di mana terdapat banyak penjual dan pembeli dan mereka sudah sama - sama
mengetahui keadaan pasar. Contoh pasar persaingan sempurna antara lain
pasar hasil - hasil pertanian.
2) Pasar persaingan tidak sempurna
Pasar persaingan tidak sempurna adalah kebalikan dari pasar persaingan
sempurna yaitu pasar yang terdiri atas sedikit penjual dan banyak pembeli.
Pada pasar ini penjual dapat menentukan harga barang. Barang yang
diperjualbelikan jenisnya heterogen (berbagai jenis barang). Pasar persaingan
tidak sempurna mempunyai beberapa bentuk pasar yaitu:
(A)Pasar monopoli
Pasar monopoli adalah pasar yang terjadi apabila seluruh penawaran
terhadap sejenis barang pada pasar dikuasai oleh seorang penjual atau
sejumlah penjual tertentu.
(B)Pasar persaingan monopolistis
Pasar persaingan monopolistis adalah pasar dengan banyak penjual yang
menghasilkan barang yang berbeda corak. Pasar ini banyak dijumpai pada
sektor jasa dan perdagangan eceran. Misalnya jasa salon, angkutan, toko
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(C)Pasar oligopoly
Pasar oligopoli adalah pasar yang hanya terdiri atas beberapa penjual
untuk suatu barang tertentu, sehingga antara penjual yang satu dengan
yang lainnya bisa memengaruhi harga. Contoh: perusahaan menjual mobil
dan sepeda motor, perusahaan rokok, industri telekomunikasi, dan
perusahaan semen.
E. Klasifikasi pasar berdasarkan fisik pasar dan cara bertransaksi dibedakan menjadi
dua pasar yaitu sebagai berikut:
1) Pasar abstrak
Pasar abstrak (pasar tidak nyata) adalah pasar yang kegiatan jual beli barang
atau jasa yang diperdagangkannya dilakukan berdasarkan contoh - contoh
yang kualitasnya sudah ditentukan. Barang yang dijualnya pun tidak tersedia
di tempat. Transaksi yang dilakukan antara penjual dan pembeli juga tidak
harus bertemu secara langsung. Mereka dapat melakukannya melalui telepon,
surat, internet, dan telegram. Contoh dan bentuk barang bisa dilihat melalui
brosur, internet, televisi, majalah, koran, tabloid dan lain - lain.
2) Pasar konkrit
Pasar konkrit (pasar nyata) adalah tempat pertemuan antara penjual dan
pembeli yang dilakukan secara langsung. Penjual dan pembeli bertemu untuk
melakukan transaksi jual beli (tawar menawar). Barang - barang yang
diperjualbelikan di pasar konkrit terdiri atas berbagai jenis barang yang ada di
tempat tersebut. Pasar konkrit dibedakan menjadi dua yaitu:
(A)Pasar tradisional
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta
ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan
biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari
kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun
suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti
bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Pasar seperti ini masih
banyak ditemukan di Indonesia.
(B)Pasar modern
Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar
jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung
melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang
(barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara
mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yang
dijual, selain bahan makanan makanan seperti; buah, sayuran, daging;
sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat
bertahan lama. Contoh dari pasar modern adalah hypermart, pasar
swalayan (supermarket), dan minimarket.
2.2.3. Definisi Estimasi
Estimasi dalam arti luas pada hakekatnya adalah upaya untuk menilai atau
memperkirakan suatu nilai melalui analisis perhitungan dan berlandaskan pada
pengalaman. Estimasi biaya dalam proses kontruksi tersebut pada umumnya
ditujukan untuk memperkirakan nilai pembiayaan suatu proyek bukannya biaya tepat
yang harus dibelanjakan. Estimasi pada hakikatnya merupakan upaya penerapan
konsep rekayasa berlandaskan pada dokumen pelelangan, kondisi lapangan dan
sumber daya kontraktor. (Istimawan Dipohusodo, 1996:335)
Estimasi biaya proyek adalah nilai prediksi yang didasarkan pada factor-faktor utama
yaitu keadaan proyek, rencana kontrak, jadwal konstruksi, teknologi yang digunakan,
dasar produksivitas tenaga kerja, metode estimasi biaya.
Manajer proyek penting sekali mengetahui lebih banyak segi-segi penentuan biaya
dari suatu proyek, sesuai dengan tahapan-tahapan awal dan akhir dari proyek. Pada
tahap awal penentuan biaya sangat diperlukan dalam mengambil keputusan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
besarnya biaya proyek. Penentuan biaya juga berguna untuk menerbitkan biaya
laporan bulanan. Hal tersebut sesuai dengan tujuan utama dari Manajeer Proyek yaitu
menyelesaikan proyek sesuai kwalitas, pada jadwal yang ditentukan didalam rencana
anggaran.
Perkiraan biaya memegang peranan penting dalam penyelenggaraan proyek. Pada
taraf pertama digunakan untuk mengetahui berapa besar yang diperlukan untuk
membangun proyek atau investasi, selanjutnya memiliki fungsi dengan spectrum
yang luas yaitu merencanakan dan mengendalikan sumber daya. (Imam Soeharto,
1997:126)
2.2.4. Kegunaan Estimasi Biaya Proyek
Adapun kegunaan dari estimasi biaya proyek bagi masing-masing professional
sebagai berikut :
A. Kegunaan bagi pemilik adalah untuk mempelajari kelayakan proyek, kelanjutan
investasi, mendapatkan nilai ekonomis dari proyek dan kebutuhan untuk
menetapkan arus kas masuk maupun arus kas keluar.
B. Kegunaan bagi perencana adalah berpengaruh pada pelaksanaan desain atau
pengetrapan desain terhadap investasi proyek. Merupakan hal yang penting bagi
perencana untuk memilih material dan menetapkan besar kecilnya proyek yang
berada di dalam batas anggaran dari pemilik, dan menetapkan alternatif terbaik
untuk penghematan biaya bagi pemilik.
C. Kegunaan bagi kontraktor adalah menentukan besarnya nilai tender dan
mendapatkan keuntungan potensial untuk bias merealisasikan proyek sesuai yang
diharapkan.
D. Bagi manajer proyek mempunyai kepentingan didalam penentuan estimasi untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2.2.5. Jenis Estimasi Biaya Proyek
Macam estimasi yang diperlukan ditentukan oleh maksud penggunaan dan
peruntukannya. Untuk pelaksanaan kontruksi bangunan gedung secara umum
terdapat lima macam estimasi yaitu estimasi biaya dipandang sebagai fungsi
peruntukannya, estimasi berdasarkan jumlah biaya setiap meter persegi luas lantai,
estimasi berdasarkan semua komponen bangunan, estimasi berdasarkan survey dan
perhitungan kuantitas pendahuluan dengan penerapan harga satuan hanya pada
pekerjaan terpasang dan estimasi berdasar analisis perhitungan kuantitas volume
pekerjaan. (Istimawan Dipohusodo, 1996:340)
Estimasi biaya konstruksi dibagi menjadi 4 dasar klasifikasi berdasarkan pada tujuan
estimasi yaitu tahapan kelayakan, tahapan apropriasi, tahapan biaya modal atau
anggaran dan tahapan devinitif dimana perbedaan dari tipe klasifikasi tersebut adalah
ketelitian setiap estimasi. Persentase ketelitian tergantung dari strategi dan tujuan
perusahaan, besar kecilnya proyek dan tersedianya waktu estimasi, ketetapan dan
kelengkapan dari data dan informasi, keahlian dan keputusan dari perkiraan biaya,
data proyek yang lalu, daerah-daerah yang perlu mendapat penelitian, jenis-jenis
perlengkapan proyek dan sisi-sisi lain dari variable seperti pengetahuan dan
pengalaman dari estimator.
2.2.6. Tingkat Ketelitian Estimasi
Tingkat ketelitian adalah ketidak cocokkan estimasi dengan biaya kenyataan pada
akhir pelaksanaan proyek konstruksi (yang bukan merupakan persentase dari biaya
tak terduga), tetapi menunjukkan adanya kemungkinan overruns biaya ataupun
terjadinya penghematan biaya dari suatu estimasi proyek (Tabel 2.1). Tingkat
ketelitian rendah berarti menunjukkan kemungkinan terjadinya pembengkaan atau
penghematan dari perkiraan biaya adalah rendah. Tingkat ketelitiean tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sehingga angka-angka estimasi tidak realistis untuk dipakai sebagai tolak ukur
pengendalian biaya.
Tabel 2.1
Jenis Estimasi Biaya
Type of estmate purpose Accuracy
1. Feasibility
Sumber : Penelitian Estimasi Biaya dari Universitas Petra.
2.2.7. Klasifikasi Dari Estimasi Biaya Selama Siklus Proyek
Klasifikasi 1 : Estimasi Kelayakan
Perkiraan kelayakan menentukan masukan data perencanaan minimum seperti
produk, tata guna lahan, urut kapasitas dari fasilitas dan lokasi proyek. Pada tahapan
ini karena tersediannya masukan data perencanaan yang minimum dan singkatnya
waktu estimasi maka estimasi dalam tahapan ini mempunyai tingkat ketelitian
70-75%, (table 2.1). Estimasi kelayakan termasuk dalam tahapan evaluasi dan
perencanaan. Kegunaan dari estimasi ini adalah untuk mengkaji kelayakan ekonomi
dan keuangan, juga menentukan urutan priotitas dari beberapa proyek dan
menentukan dilanjutkan atau tidaknya kelayakan proyek. Pada tahapan ini pemilik
ingin mengetahui berapa modal investasi untuk menyiapkan keuangan dari proyek.
Perkiraan biaya ini dikenal dengan estimaasi perkiraan.
Karena terbatasnya dana untuk type proyek konstruksi pada tahapan ini hanya
mempunyai informasi umum, antara lain sebagai berikut : proses perkiraan biaya dan
perkiraan lokasi yang akan dipilih dalam perencanaan.Karena terbatasnya data untuk
type proyek konstruksi pada tahapan ini hanya mempunyai informasi umum, anatara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A. Total luas bangunan dan luas efektif bangunan
B. Harga dan keadaan tanah
C. Biaya kapasitas perlengkapan
D. Indikasi jadwal pelaksanaan dan indikasi standart mutu
E. Masalah yang berhubungan dengan analisa dampak lingkungan
Klasifikasi 2. Estimasi Apropriasi (Appropriation estimate)
Pada tahapan ini masukan data perencanaan yang tersedia bertambah banyak, dan
dalam tahapan ini termasuk disain pendahuluan (preliminary design) dan tingkatan
ketelitian pada estimasi ini + 75-85%. Tersedianya data yang lebih banyak antara lain
seperti :
A. Layout proyek, ukuran bangunan, lokasi proyek.
B. Perlengkapan analisa pendahuluan seperti harga tanah, luas tanah, luas bangunan,
efisiensi bangunan, biaya bangunan.
C. Garis besar data spesifikasi peralatan
Untuk type proyek konstruksi perkiraan biaya ini dapat dilengkapi dengan data dan
informasi dari kegiatan, mengenai elemen-elemen utama biaya proyek seperti :
A. Jumlah perkiraan kasar kebutuhan material
B. Perkembangan lokasi
C. Fondasi dan struktur bangunan
D. HVAC (Heating Ventilation Air Conditioning )
E. Electrikal, mekanikal, pemipaan
F. Penyelesaian khusus (special finishing)
Klasifikasi 3 : Estimasi Biaya Modal atau Anggaran.
Pada klasifikasi ini termasuk tahapan perencanaan detail teknik dan merupakan
penyempurnaan dari estimasi apropriasi. Tersedianya masukan data makin lengkap
dan benar, sehingga akan didapat estimasi yang tingkatan ketelitian +/- 85-90 %
(tabel 2.1). Pada tahapan ini diusahakan untuk menetapkan estimasi dengan sedikit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Penyusunan anggaran biaya proyek memerlukan waktu relative lebih lama dan usaha
intensif untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan agar dapat dicapai
tingkatan ketelitian sesuai yang diinginkan. Untuk perencanaan arsitek danteknik
sangat berperan dalam mendukung ketelitian dari estimasi ini untuk mendapatkan
datayang berhubungan dengan:
A. Kualitas dan kuantitas produk dan material.
B. Survey lokasi, letak geografis, keadaan dan sifat tanah.
C. Masalah pengadaan dan penyediaan perlengkapan.
D. Peralatan utama, tenaga ahli dan tenaga kerja.
E. Bangunan dan fasilitas pendukung.
Klasifikasi 4: Estimasi Definitif
Estimasi definitif adalah estimasi akhir didalam beberapa tahapan estimasi biaya
proyek dan merupakan estimasi yang dihasilkan dari usaha optimal dengan fungsi
utama bagi pemilik dan kontraktor untuk patokan kegiatan pengendalian biaya.
Tahapan ini dimulai pada desain pendirian bangunan, dimana desain sudah hamper
selesai dan dilanjutkan dengan detail teknik. Pada tahapan ini sudah dilengkapi
dengan desain data mengenai material yang dipakai dan informasi harga, juga harga
perlengkapan dan anggaran untuk material. Detail estimasi yang diperoleh lebih teliti
karena ditunjang oleh desain data yang lengkap dan dapat dipakai sebagai control
terhadap biaya kontruksi dan tingkat ketelitian pada estimasiini +/- 90-95 % dari total
biaya proyek (tabel 2.1).
Kegiatan-kegiatan terinci yang diperlukan dalam tahapan ini antara lain adalah:
A. Perincian desain proyek dan kebutuhan material, tenaga kerja dan peralatan.
B. Disain mekanik, elektrik, spesifikasi mekanis peralatan.
C. Denah dan elevasi peralatan instalasi.
D. Penawaran harga dari rekaan untuk peralatan utama dan harga satuan material.
E. Site survey dan test tanah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
G. Kuantitas dari material.
H. Perincian tingkat upah tenaga kerja.
I. Perincian keperluan alat-alat konstruksi dan fasilitas sementara.
J. Perhitungan kebutuhan jam orang proyek dan staf kantor.
K. Rencana pelaksanaan jadwal proyek.
Pada tahapan ini seluruh desain teknik ditargetkan telah selesai 70-80 % perlunya
mengetahui estimasi biaya melalui tahapan-tahapan sampai diperoleh estimasi
definitif adalah untuk mengetahui perkembangan dan kelengkapan dari masukan data
perencanaan dan informasi yang menunjang tercapainya ketelitian akhir dari suatu
estimasi, sehingga estimasi definitive merupakan alat yang bias digunakan untuk
pengendalian biaya proyek karena merupakan estimasi yang akurat dan ketelitian
yang terjamin, sehingga mendekati dengan langkah-langkah tahapan dan
perkembangan cara estimasi sampai didapatkan estimasi akhir dari suatu proyek.
2.2.8. Konsep Estimasi Biaya dan Faktor Yang Diperlukan oleh
Estimator
Untuk mendapatkan ketelitian dari estimasi, maka estimator harus mengetahui
konsep-konsep estimasi sebagai berikut :
A. Estimasi dari pembelian peralatan proyek yang diijinkan.
B. Kuantitas dari penyesuaian tenaga kerja dan material.
C. Penyesuaian adanya kemungkinan terjadinya inflasi dan ekskalasi, dimana
diperlukan pengetahuan dari disain dan konstruksi sesuai dengan ukuran dan type
dari proyek.
D. Kontigensi, hal ini diperlukan untuk menutup kemungkinan adanya kesalahan
perhitungan (human error calculation) atau keputusan yang tidak tepat didalam
estimasi dari biaya proyek.
E. Factor resiko, untuk menutup kemungkinan adanya resiko yang dapat terjadi
selama proses konstruksi sesuai dengan karakteristik pekerjaan, kondisi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Factor-faktor yang diperlukan dari estimator agar supaya dicapai tingkat keberhasilan
adalah estimator harus mempunyai pengalaman pada keadaan-keadaan yang sulit
diperkiraan dan mempunyai keputusan yang bernilai (Sold A Ward,1992).
Disamping itu estimator harus mempunyai informasi situasi persaingan dengan
pesaing lain dan juga mempunyai keahlian untuk mendapatkan keuntungan dari
pengalaman-pengalaman proyek yang lalu dan melakukan perbaikan pada
proyek-proyek yang akan datang. Data yang baik dari pengalaman proyek-proyek yang lalu adalah
sangat penting untuk menunjang ketepatan dan keakuratan dari estimasi
(Frederick,1997).
2.2.9. Sampel dan Populasi
Sampel merupakan proses pemilihan proses pemilihan unsur-unsur yang mewakili
suatu populasi secara sistematis dengan tujuan mempelajari unsur tersebut. Empat
tahapan untuk merancang sampel yang baik :
A. Menentukan data-data yang dikumpulkan atau digambarkan.
Mengidentifikasi variabel, atribut, dan item-item yang berhubungan yang perlu
dikumpulkan dalam sampel dan juga memperti mbangkan tujuan studinya berikut
jenis metode pengumpulan data yang digunakan.
B. Menentukan populasi yang dijadikan sampel.
Untuk hard data penganalisis sistem perlu memutuskan, contoh apakah waktu
dua bulan sudah cukup atau setahun. Sama halnya ketika memutuskan siapa yang
diwawancarai contoh apakah populasinya mencakup satu level dalam organisasi
atau semua level atau perlu keluar daris sistem misalnya reaksi konsumen,
pemasok.
C. Jenis-jenis sampel.
1) Sampel sesuai adalah sampel yang tidak terbatas, dan merupakan sampel
non-probabilitas, misalnya penganalisis sistem menempatkan sebuah
pengumuman di internet berisi, perusahaan meminta siapapun yang tertarik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
selasa tanggal 12 jam 13.00. Sampel semacam ini sangat mudah tetapi tidak
layak.
2) Sampel purposif didasarkan atas pertimbangan-pertimban gan tertentu,
misalnya dengan contoh pada bagian (a) dengan memilih suat u kelompok
tertentu individu yang berpengetahuan dan tertarik dengan sistem tersebut
3) Sampel random sederhana Sampel ini perlu memiliki sejumlah daftar
populasi untuk memastikan bahwa setiap dokumen atau orang-orang di dalam
populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih.
4) Sampel random kompleks sampel random kompleks sangat sesuai untuk
penganalisis sistem ialah :
(A)sampling sistematis, sampling probabilitas yang paling sederhana,
misalnya memilih mewawancarai setiap orang ke- k dari daftar pegawai
perusahaan.
(B) sampling mewakili, adalah proses meng identifikasi subpopulasi dan
kemudian menyeleksi objek atau orang yang dibuat sampling di dalam
subpopulasi tersebut, sehingga pengumpulan data secara efisien.
(C) sampling kelompok, menyeleksi sekumpulan dokumen atau orang untuk
studi yang dilakukan, misalnya sebuah or ganisasi mempunyai 20 cabang
yang tersebar, kemudian dipilih satu atau dua diantaranya berdasarkan
asumsi keduanya memiliki kekhasan sendiri.
D. Memutuskan ukuran sampel
Ukuran sampel tergantung pada beberapa faktor, beberapa diantaranya disusun
oleh penganalisis sistem, beberapa diantaranya di susun oleh apa yang kita
ketahui tentang populasi itu sendiri.
2.2.10. Statistik Deskriptif
Jenis statistik berdasarkan kegunaan dan teknik yang di gunakan, statistik di bagi
menjadi dua yaitu, statistik deskriptif, merupakan bidang statistik yang berhubungan
dengan metode pengelompokkan, peringkasan, dan penyajian data dalam cara yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dengan penyajian data statistik dalam bentuk gambaran angka-angka. Teknik yang
umum di gunakan yaitu analisis deskriptif yang meliputi rata-rata , median, modus
dan varian. Sedangkan yang kedua adalah statistik inferensial adalah tekhnik statistik
yang berhubungan dengan analisis data untuk penarikan kesimpulan atas data,
tekhnik ini berhubungan dengan pengolahan statistik yang menggunakan hasil analis
sehingga kita dapat menarik hasil kesimpulan atas karakteristik populasi. Teknik
yang di gunakan meliputi: uji hipotesis, analisis varian, teknik regresi dan korelasi.
Ada 2 jenis data yang di gunakan untuk statistik yang di temukan dalam kehidupan
sehari-hari yaitu:
A. Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka. Pada data jenis ini sifat
informasi yang di kandung oleh data berupa angka-angka, misalnya: data
jumlah penduduk, jumlah mahasiswa yang masuk, jumlah hasil penjualan
komputer. Data kuantitatif bisa berupa variabel diskrit yang berasal dari
penghitungan dan bersifat bulat, tidak dalam bentuk pecahan. Yang kedua adalah
variabel kontinyu berupa data yang berasal dari hasil pengukuran terhadap
sesuatu. Hasil pengukuran ini tergantung dari keakuratan alat ukur yang di
gunakan.
B. Data kualitatif adalah jenis data yang mempunyai sifat non-angka. Informasi
yang dihasilkan oleh data adalah informasi yang bukan angka-angka misalnya:
data jenis kelamin, data tingkat pendidikan, data agama seseorang. Pada statistik
kita menganalisis dengan menggunakan teknik dan rumus matematika, maka data
tersebut harus di ubah dalam bentuk data kuantitatif.
Skala pengukuran dalam statistik ,pengukuran adalah pemberian angka-angka pada
suatu peristiwa sesuai dengan aturan tertentu. Dalam pengamatan kita membentuk
suatu skala kemudian mentransfer pengamatan terhadap ciri-ciri kepada skala tsb.
Ada 4 tipe skala yang digunakan yaitu: skala nominal, ordinal, interval dan rasio.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A. Skala nominal
Skala ini paling banyak di pakai dalam penelitian ilmu-ilmu sosial. Skala
nominal merupakan pemberian skala dimana skala di gunakan hanya
untuk membedakan suatu ukuran dari ukuran yang lain tanpa memberi atribut
besar atau kecil yang sifatnya sama atau sejajar untuk masing-masing skala.
Sebagai contoh: pemberian skala 1 untuk laki-laki dan 2 untuk jenis kelamin
perempuan
B. Skala ordinal
Pada skala ordinal kita dapat membedakan urutan dari skala, skala ini lebih
baik daripada skala nominal karna memberikan nilai lebih besar dan lebih kecil,
tetapi kita tidak dapat mencari selisih antar skala. Contohnya pada kuisioner
dimana pendapat sangat setuju di beri nilai 5, setuju 4, ragu-ragu 3 , tidak setuju 2
dan sangat tidak setuju di beri nilai 1. Kekurangan dari skala ini kita tidak dapat
melakukan operasi penjumlahan, pengurangan dan perkalian dan kita hanya dapat
membedakan urutan masing-masing skala dari skala ordinal.
C. Skala interval
Skala interval adalah skala yang memiliki ciri-ciri skala ordinal tetapi jarak dari
masing-masing data bisa diukur. Dengan skala ini kita bisa mencari perbedaan
atau jarak dari masing-masing skala. Pengukurannya menggunakan alat
ukur sehingga jarak masing-masing bisa di ukur. Kelemahan skala ini kita tidak
dapat mengatakan bahwa suatu skala adalah dua kali skala yang lain, kelemahan
yang lain dari skala ini adalah karena nilai nol bukan merupakan nilai mutlak.
D. Skala rasio
Skala rasio merupakan jenis skala yang tertinggi dimana skala ini memiliki
ciri-ciri skala interval ditambah dengan ciri-ciri memiliki nilai nol sebagai nilai yang
mutlak. Skala rasio mencerminkan nilai sabenarnya dari data.Pada skala ini kita
bisa melakukan operasi matematis. Jumlah gaji yang diterima misalnya,
merupakan skala rasio. Di sini jumlah gaji Rp50.000 merupakan dua kali dari gaji
Rp25.000 dan jika jumlah gaji nol bisa diartikan bahwa tidak ada gaji sama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2.2.11. Regresi Linier
Regresi linier adalah metode statistika yang digunakan untuk membentuk model
hubungan antara variabel terikat (dependen; respon; Y) dengan satu atau lebih
variabel bebas (independen, prediktor, X). Apabila banyaknya variabel bebas hanya
ada satu, disebut sebagai regresi linier sederhana, sedangkan apabila terdapat lebih
dari 1 variabel bebas, disebut sebagai regresi linier berganda.
Analisis regresi setidak-tidaknya memiliki 3 kegunaan, yaitu untuk tujuan deskripsi
dari fenomena data atau kasus yang sedang diteliti, untuk tujuan kontrol, serta untuk
tujuan prediksi. Regresi mampu mendeskripsikan fenomena data melalui
terbentuknya suatu model hubungan yang bersifatnya numerik. Regresi juga dapat
digunakan untuk melakukan pengendalian (kontrol) terhadap suatu kasus atau hal-hal
yang sedang diamati melalui penggunaan model regresi yang diperoleh. Selain itu,
model regresi juga dapat dimanfaatkan untuk melakukan prediksi untuk variabel
terikat. Namun yang perlu diingat, prediksi di dalam konsep regresi hanya boleh
dilakukan di dalam rentang data dari variabel-variabel bebas yang digunakan untuk
membentuk model regresi tersebut.
Data untuk variabel independen X pada regresi linier bisa merupakan data
pengamatan yang tidak ditetapkan sebelumnya oleh peneliti (obsevational data)
maupun data yang telah ditetapkan (dikontrol) oleh peneliti sebelumnya
(experimental or fixed data). Perbedaannya adalah bahwa dengan menggunakan
fixed data, informasi yang diperoleh lebih kuat dalam menjelaskan hubungan sebab
akibat antara variabel X dan variabel Y. Sedangkan, pada observational data,
informasi yang diperoleh belum tentu merupakan hubungan sebab-akibat. Untuk
fixed data, peneliti sebelumnya telah memiliki beberapa nilai variabel X yang ingin
diteliti. Sedangkan, pada observational data, variabel X yang diamati bisa berapa
saja, tergantung keadaan di lapangan. Biasanya, fixed data diperoleh dari percobaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Di dalam suatu model regresi kita akan menemukan koefisien-koefisien. Koefisien
pada model regresi sebenarnya adalah nilai duga parameter di dalam model regresi
untuk kondisi yang sebenarnya (true condition), sama halnya dengan statistik mean
(rata-rata) pada konsep statistika dasar. Hanya saja, koefisien-koefisien untuk model
regresi merupakan suatu nilai rata-rata yang berpeluang terjadi pada variabel Y
(variabel terikat) bila suatu nilai X (variabel bebas) diberikan.
Koefisien regresi dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
A. Intersep (intercept)
Intersep, definisi secara metematis adalah suatu titik perpotongan antara suatu
garis dengan sumbu Y pada diagram/sumbu kartesius saat nilai X = 0. Sedangkan
definisi secara statistika adalah nilai rata-rata pada variabel Y apabila nilai pada
variabel X bernilai 0. Dengan kata lain, apabila X tidak memberikan kontribusi,
maka secara rata-rata, variabel Y akan bernilai sebesar intersep. Perlu diingat,
intersep hanyalah suatu konstanta yang memungkinkan munculnya koefisien lain
di dalam model regresi. Intersep tidak selalu dapat atau perlu untuk
diinterpretasikan. Apabila data pengamatan pada variabel X tidak mencakup nilai
0 atau mendekati 0, maka intersep tidak memiliki makna yang berarti, sehingga
tidak perlu diinterpretasikan.
B. Slope
Secara matematis, slope merupakan ukuran kemiringan dari suatu garis. Slope
adalah koefisien regresi untuk variabel X (variabel bebas). Dalam konsep
statistika, slope merupakan suatu nilai yang menunjukkan seberapa besar
kontribusi (sumbangan) yang diberikan suatu variabel X terhadap variabel Y.
Nilai slope dapat pula diartikan sebagai rata-rata pertambahan (atau
pengurangan) yang terjadi pada variabel Y untuk setiap peningkatan satu satuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2.2.12. Uji Klasikal Regresi Linier
Koefisien-koefisien regresi linier sebenarnya adalah nilai duga dari parameter model
regresi. Parameter merupakan keadaan sesungguhnya untuk kasus yang kita amati.
Parameter regresi diduga melalui teknik perhitungan yang disebut Ordinary Least
Square (OLS). Tentu saja, yang namanya menduga, kita tidak mungkin terlepas dari
kesalahan, baik itu sedikit maupun banyak. Namun dengan OLS, kesalahan
pendugaan dijamin yang terkecil (dan merupakan yang terbaik) asal memenuhi
beberapa asumsi. Asumsi-asumsi tersebut biasanya disebut asumsi klasik regresi
linier. Untuk mengetahui apakah koefisien regresi yang kita dapatkan telah sahih
(benar; dapat diterima), maka kita perlu melakukan pengujian terhadap kemungkinan
adanya pelanggaran asumsi klasik tersebut.
Secara manual, dalam melakukan uji asumsi klasik regresi linier, kita harus terlebih
dahulu mendapatkan data residual. Perlu kita ingat, pengujian asumsi klasik
menggunakan data residual, bukan data pengamatan, kecuali uji asumsi
multikolinieritas. Dengan kata lain, penerapan pengujian asumsi klasik regresi linier
dilakukan terhadap data residual, kecuali untuk uji asumsi multikolinieritas.
Memang, untuk memunculkan hasil uji asumsi klasik regresi linier, pengguna paket
software statistika pada umunya tidak diminta untuk memasukkan data residual. Hal
ini disebabkan karena pada umumnya software statistika secara otomatis melakukan
uji asumsi klasik tanpa terlebih dahulu meminta pengguna software memasukkan
data residual. Menurut penulis, hal inilah yang membuat sebagian orang tidak
menyadari bahwa sebenarnya saat melakukan uji asumsi klasik, software statistika
terlebih dahulu mendapatkan data residual dan baru kemudian melakukan
perhitungan uji asumsi klasik regresi linier.
Ada empat uji asumsi klasik yang sering digunakan, yaitu:
A. Uji normalitas
Uji normalitas adalah pengujian asumsi residual yang berdistribusi normal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dilakukan pada nilai residual model. Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji
normal P-P plot, uji Kolmogorov-Smirnov, uji Anderson-Darling, uji
Shapiro-Wilk atau uji Jarque-Bera (Uji Skewness-Kurtosis). Asumsi Nomalitas terpenuhi,
jika nilai kritis Sign. (p-value) ≥ α (taraf signifikan yang biasa ditentukan sebesar
5% atau 1%).
B. Uji heteroskedasitas
Uji heteroskedasitas adalah pengujian asumsi residual dengan varians tidak
konstan. Harapanya, asumsi ini tidak terpenuhi karena model regresi linier
berganda memiliki asumsi residual dengan varians konstan (homoskedasitas).
Deteksi heteroskedasitas dapat dilakukan dengan menampilkan scatter plot dari
nilai ZPRED (nilai prediksi, sumbu X) dengan SRESID (nilai residualnya, sumbu
Y). Model yang baik didapatkan jika tidak terdapat pola tertentu pada grafik. Pola
tertentu yang dimaksud seperti mengumpul di tengah, menyempit kemudian
melebar atau sebaliknya melebar kemudian menyempit. Uji statistik yang dapat
digunakan adalah uji Breusch-Pagan-Godfrey, uji Harvey, uji Glejser atau uji
White.
C. Uji autokorelasi
Uji autokorelasi adalah pengujian asumsi residual yang memiliki korelasi pada
periode ke-t dengan periode sebelumnya (t-1). Harapannya, model regresi linier
berganda memiliki residual yang sifat white noise (tidak ada autokorelasi). Uji
autokorelasi hanya dilakukan pada data time series (runtun waktu) dan tidak
perlu dilakukan pada data cross section (dicatat pada waktu-waktu tertentu/tidak
runtun). Statistik uji yang sering dipergunakan adalah uji Durbin-Watson.
Apabila nilai Durbin-Watson berada di sekitar angka 2, berarti model regresi
aman dari kondisi Autokorelasi.
D. Uji multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah pengujian untuk mengetahui ada atau tidaknya
korelasi yang signifikan antara variabel-variabel prediktor/independen dalam
suatu model regresi linear berganda. Model regresi yang baik memiliki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Harapannya, asumsi multikolinieritas tidak terpenuhi. Statistik uji yang sering
dipergunakan untuk menguji gangguan multikolinearitas adalah dengan variance
inflation factor (VIF) atau korelasi pearson antara variabel-variabel bebas. Pada
uji multikolinieritas, diharapkan nilai VIF < 10 atau korelasi pearson antara
variabel-variabel bebas signifikan (Sign. < α = 5% atau 1%), sehingga asumsi
multikolinieritas tidak terpenuhi.
2.2.13. SPSS (
Statistical Product and Service Solution
)
SPSS adalah sebuah program komputer yang digunakan untuk membuat analisis
statistika. SPSS merupakan program aplikasi yang memiliki kemampuan analisis
statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis dengan
menggunakan menu-menu deskriptif dan kotak-kotak dialog yang sederhana
sehingga mudah untuk dipahami cara pengoperasiannya. Sebelum melakukan uji
statistik langkah awal yang harus dilakukan adalah screening terhadap data yang
akan diolah. Salah satu asumsi penggunaan statistik parametik adalah asumsi
multivariate normality. Multivariate normality merupakan asumsi bawa setiap
variabel dan semua kombinasi linear dari variabel berdistribusi normal. Jika asumsi
ini terpenuhi, maka nilai residual dari analisis juga berdistribusi normal dan
independen.
Data dalam program SPSS harus mempunyai struktur, format dan jenis dan jenis
tertentu. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam analisis adalah pemilihan prosedur
yang sesuai dengan kasus yang sedang dihadapi. Kesalahan dakam memiih prosedur
tentunya akan mengakibatkan hasil analisis yang diperoleh tidak sesuai yang
diharapkan. Untuk lebih jelasnya kita dapat lihat penjelasan mengenai apa yang
harus dimengerti sebagai berikut:
A. Struktur data
Dalam SPSS data yang akan diolah harus dalam bentuk m baris dan n kolom.
Tiap baris data dinamakan case (kasus) dan tiap kolom data mempunyai heading
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
B. Missing value
Missing value atau harga yang hilang adalah istilah yang digunakan oleh SPSS
untuk mendeklarasikan data yang hilang/tidak lengkap. Hal ini diperhatikan
karena data yang hilang akan sangat berpengaruh pada hasil pengolahan maupun
analisis dari keseluruhan data. Ada 2 jenis missing value yang dikenal oleh SPSS
sebagai berikut:
1) User missing value adalah missing value yang nilai ditentukan oleh user
(pemakai).
2) System missing value adalah missing value yang ditentukan secara otomatis
oleh SPSS. System missing value ditentukan bilamana dijumpai harga illegal
seperti terdapat karakter alphabetic pada variabel numerik atau perhitungan
yang menghasilkan nilai tak terdefinisikan pada perintah transformasi data
seperti pembagian dengan 0.
C. Konsep variabel
Dilihat dari bentuknya variabel terdiri dari:
1) Variabel kualitatif, variabel ini berbentuk klasifikasi atau katagori
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3.1.
Uraian Umum
Suatu penelitian akan berhasil dengan baik, jika menggunakan metode penelitian
dengan tepat. Peneliti dituntut untuk memiliki kemampuan menentukan aspek
metode yang tepat dengan rancangan penelitian yang ditetapkan. Metode penelitian
adalah suatu ilmu yang mempelajari cara-cara dalam penelitian untuk menemukan,
mengumpulkan, mengembangkan, menganalisis dan menguji kebenarannya,
dikerjakan dengan hati-hati,sistematis dan berdasarkan ilmu pengetahuan dengan
metode ilmiah. Metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap
penemuan, pengesahan dan penjelasan tentang suatu kebenaran.
3.2.
Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1. Tempat Penelitian
Lokasi pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan di proyek konstruksi
pengembangan pasar tradisional dilingkup Surakarta dan sekitarnya, yang
melingkupi 6 kabupaten dan 1 kotamadya. Data yang diambil dari proyek
pengembangan pasar tradisional yang telah selesai pengerjaan proyek konstruksi
tersebut.
3.2.2. Waktu Penelitian
Waktu pengambilan data penelitian ini dilakukan pada proyek konstruksi tahun
2006-2012. Ini dimaksudkan agar data tidak terlalu lama untuk menentukan model
pengestimasi dalam penelitian yang hubungannya dengan harga satuan per satuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3.3.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis, artinya data
mula-mula dikumpulkan dan disusun. Data proyek minimal 30 data berupa nilai
kontrak dan denah yang digunakan untuk menentukan variabel dependen dan
variabel independen, lalu dijelaskan dan dianalisis menggunakan analisis regresi
linier kemudian diuji memakai uji klasikal regresi linier, kedalam program SPSS
hingga akhirnya ditarik kesimpulan atas permasalahan yang ada.
3.4.
Tahapan Penelitian
Penelitian ini ada beberapa tahapan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram
alir tahap penelitian berikut :
Mulai
Latar belakang, rumusan masalah dan batasan masalah
Tinjauan pustaka
Survey dan pengumpulan data yang meliputi:
A. Denah perlantai untuk mencari luas bangunan (m2) B. Nilai kontrak konstruksi
Analisis data: A. Analisis regresi linier
B. Uji klasikal regresi linier dengan program SPSS
Kesimpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar 3.1. Diagram Tahap Penelitian
Berikut penjelasan tahapan dalam penelitian :
A. Latar belakang rumusan masalah dan batasan masalah:
1)Memilih masalah yang diteliti.
2)Merumuskan, membatasi masalah, menentukan tujuan dan manfaat, kemudian
melakukan studi pendahuluan.
B. Tinjauan Pustaka :
Mencari referensi berkaitan dengan judul.
C. Survey dan pengumpulan data
1)Menentukan populasi dan sampel yang akan diteliti.
2)Menetapkan, merumuskan dan memilih teknik pengumpulan data.
3)Menetapkan dan mengumpulkan sampel (data) serta mengklasifikasikan data.
D. Melakukan analisis data penelitian dengan menggunakan program computer
SPSS (Statistical Product and Service Solution), yaitu :
1)Analisis regresi linier berganda.
2)Uji klasikal regresi linier.
E. Pembahasan
Melakukan pembahasan dari hasil analisis data penelitian yaitu :
Mencari dan menentukan variabel bebas mulai dari rangking tertingggi yang
berkaitan dengan model estimasi yang telah direncanakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3.5.
Sampel
Banyaknya sampel dalam penelitian ini minimal sebanyak 30 data, dimana data yang
diambil berupa nilai kontrak dan denah lantai sebuah pasar tradisional yang berada
dilingkup karesidenan Surakarta.
3.6.
Teknik Pengumpulan Data
Dari uraian diatas, maka dalam penelitian ini teknik pengumpulan datanya peneliti
datang ke kantor Dinas Pengelolaan Pasar di tiap-tiap kabupaten yang masuk dalam
lingkup daerah karesidenan Surakarta seperti kabupaten Klaten, Sukoharjo, Boyolali,
Sragen, Karanganyar, Wonogiri dan kota Surakarta itu sendiri untuk memperoleh
data sekunder berupa nilai kontrak dan denah tiap-tiap proyek minimal sebanyak 30
data sekunder.
3.6.1. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini berupa data real dari sebuah konstruksi
perkembangan pasar yang sudah selesai pada tahun 2006-2012. Data yang di ambil
berupa denah per lantai sebuah bangunan pasar dan nilai kontrak sebuah bangunan
tersebut. Data yang berada dalam lingkup karesidenan Surakarta minimal sebanyak
30 data sekunder.
3.7.
Metode Analisis Data
Dalam menganalisis data perlu didapatkan sampel yang di dapat dari pengumpulan
data berupa besarnya nilai kontrak dengan luas bangunan dan denah yang telah ada.
Data proyek minimal sebanyak 30 data untuk menentukan variabel-variabel, lalu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
memakai uji klasikal regresi linier, kedalam program SPSS hingga akhirnya ditarik
kesimpulan atas permasalahan yang ada. Dari analisis menggunakan SPSS tersebut
didapatkan rumusan untuk menentukan harga tiap luasan berdasarkan statistik
deskriptif sesuai dengan metode yang standar.
3.7.1. Anilisis Regresi Linier
Analisi ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu biaya
luas bangunan kios pasar (X1), luas bangunan loos pasar (X2), luas selasar (X3), luas
parkir (X4), luas bangunan pelengkap (X5), terhadap variabel dependen yaitu nilai
kontrak bangunan konstruksi pengembangan pasar tradisional dilingkup Surakarta
dan sekitarnya(Y) dengan rumus:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5………(1)
Dimana:
Y = Nilai kontrak bangunan konstruksi pengembangan pasar tradisional
+ dilingkup Surakarta dan sekitarnya. X1 = Luas bangunan kios pasar.
X2 = Luas bangunan loos pasar.
X3 = Luas selasar.
X4 = Luas parkir.
X5 = Luas bangunan pelengkap (toilet, tangga, kantor, saluran drainase
fdfddfdfffdan lain-lain.
a = Konstanta.