• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN POS INDONESIA (Studi tentang Kantor Pos Solo dan Peranannya dalam Bidang Jasa bagi Masyarakat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERANAN POS INDONESIA (Studi tentang Kantor Pos Solo dan Peranannya dalam Bidang Jasa bagi Masyarakat)"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN POS INDONESIA

(Studi tentang Kantor Pos Solo dan Peranannya dalam Bidang Jasa bagi Masyarakat)

Skripsi Oleh :

SUSIANA YUHIDA K4407005

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

ii

PERANAN POS INDONESIA

(Studi tentang Kantor Pos Solo dan Peranannya dalam Bidang Jasa Bagi Masyarakat)

Oleh:

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Progam Studi Pendidikan Sejarah

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011

SUSIANA YUHIDA NIM K4407005

(3)
(4)
(5)

v ABSTRAK

Susiana Yuhida. PERANAN POS INDONESIA (Studi tentang Perkembangan Kantor Pos Solo dan Peranannya dalam Bidang Jasa bagi Masyarakat), Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, November 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan: (1) perkembangan Pos Indonesia. (2) peran pemerintah dalam perkembangan Pos Indonesia. (3) peran Kantor Pos Solo dalam bidang jasa bagi masyarakat.

Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian deskriptif kualitatif. Sample yang digunakan bersifat purposive sampling. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Untuk menguji keabsahan data penulis menggunakan trianggulasi sumber data dan trianggulasi metode. Teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisa kualitatif dan analisa interaktif.

Berdasarkan pada hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan: (1) Kantor Pos pertama didirikan di Jakarta oleh Gubernur Jenderal G.W Baron van Imhoff pada tanggal 26 Agustus 1746. Pos Indonesia telah mengalami berbagai perkembangan sejak masa kolonial, masa kemerdekaan hingga sekarang. Perkembangan Pos disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang kian komplek seiring dengan kemajuan teknologi yang tak terbatas. Pada tanggal 20 Juni 1995 Pos menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Pos Indonesia (Persero). (2) peran pemerintah bagi perkembangan Pos Indonesia antara lain, berperan dalam pembuatan Undang-undang tentang pos yang mengatur tentang pembinaan pos, penyelenggaraan pos, ketentuan pidana serta ketentuan-ketentuan lain yang mengandung pemberian sangsi pidana. Untuk mendukung pelayanan universal Pos Indonesia, sejak tahun 2003 pemerintah memberikan kompensasi dalam penyelenggaraan PSO (Public Service Obligation), dengan memberikan dana kompensasi pada kantor pos cabang luar kota yang secara ekonomis sudah tidak mungkin beroperasi, namun masih diperlukan masyarakat dengan tarif yang terjangkau. (3) layanan publik Kantor Pos Solo meliputi layanan jasa komunikasi, layanan jasa pengiriman barang dan layanan jasa keuangan. Layanan publik Kantor Pos Solo menjangkau hingga wilayah terluar Indonesia yang tak terjangkau oleh sinyal teknologi dan alat transportasi canggih. Pos Indonesia hadir sebagai sarana perekat ikatan ke-Indonesiaan yang kian renggang dan pudar. Jasa layanan Pos Indonesia mampu menjadi perekat hubungan antar-masyarakat di antaranya dengan cara menampilkan perangko kebudayaan, penggerak perekonomian masyarakat, alat komunikasi untuk keselarasan politik dan persatuan nasional, perantara efektif hubungan dengan berbagai institusi dan alat pertahanan/kedaulatan Negara.

(6)

vi ABSTRACT

Susiana Yuhida. THE ROLE OF INDONESIAN POST (Research about the Role of Solo Post Office as a Public Services), Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University Surakarta, November 2011.

The purpose of this research was to describe: (1) development of Pos Indonesia. (2) the role of government in the development of Pos Indonesia. (3) the role Solo Post Office as a public services.

This research is a qualitative descriptive research. The samples used in research are purposive sampling. Meanwhile, the technique of collecting data is done by interview, observation, and document analysis. To test the data validity, the writer is using data source triangulation and triangulation method. The analyzing techniques in this research are using qualitative and interactive analyzing method.

Based on the results of this research can be concluded: (1) The first Post Office was built in Jakarta by the General Governor GW Baron van Imhoff on August 26, 1746. Pos Indonesia has a various developments since the colonial period, independence period until now. The Postal developments adjusted to the complicated growing of society needs as the unlimited technological progress. On June 20, 1995 The Post became a Limited Liability Company under the name of PT Pos Indonesia (Persero). (2) the roles of government for the development of Pos Indonesia are play a role in making postal law on regulating the guidance postal, the postal administration, the criminal provisions and other regulatory provisions that contain the provision of criminal sanctions. To support universal service of Pos Indonesia, since 2003 the government give a compensation in the implementation of PSO (Public Service Obligation), by giving a compensation fund to the suburban branch post office that economically was impossible to operate, but still needed by public with affordable cost. (3) public service Post Office Solo includes the communication services, freight services and financial services. Public Service Post Office Solo reach up to the outermost regions of Indonesia that is not covered by the signal of advanced technologies and transportations. Pos Indonesia is present as a medium to strengthen the unity of Indonesia is increasingly loose and faded. Pos Indonesia services are able to strengthen between-public relations, with featuring the culture stamp, public economy mover, communication tools for political harmony and national unity, effective intermediary to connect with various institutions and defense tool / The Sovereignty.

(7)

vii MOTTO

“Sejarah adalah pedoman untuk membangun masa depan” (Mr. Sjafrudin Prawiranegara)

” Kesuksesan yang diraih dengan usaha dan cucuran keringat akan lebih membanggakan dan akan selalu megingatkan kita agar tidak lupa diri ketika

berada di atas.” (Penulis)

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini, penulis persembahkan kepada : Bapak dan Ibu tercinta, atas semua doa,

kasih sayang, bimbingan dan pengorbanan yang terus mengalir untukku.

Adikku Ajis dan Enjen tersayang, kelucuan

dan keceriaan kalian membuatku selalu bersemangat.

Adi, teman terdekatku yang selalu setia

menemani dan memberiku motivasi.

Sahabat-sahabatku; Bety, Iis, Nora, Ayu, Tisa, Sinta, Perdana, Lambang, Margi. Teman-teman Pendidikan Sejarah angkatan

2007 Almamater

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kasihNya sehingga penulisan skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan, untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hambatan dan rintangan yang penulis hadapi dalam penyelesaian penulisan skripsi ini telah hilang berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah menyetujui atas permohonan penyusunan skripsi ini.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah memberikan pengarahan dan ijin atas penyusunan skripsi ini.

4. Drs. Leo Agung S., M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Drs. Djono, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Wakil Kepala Kantor Pos Solo dan Manajer Sumber Daya Manusia Kantor Pos Solo, yang telah memberikan ijin dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini. 7. Semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak mungkin penulis

sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.

Surakarta, November 2011

(10)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGAJUAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ... ... v

ABSTRACT ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI... ... x

DAFTAR SKEMA ... xii

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II. LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ... 7

1. Kantor Pos ... 7

2. Kebijakan Pemerintah ... 9

3. Perusahaan Negara ... 13

4. Jasa ... 18

B. Kerangka Berfikir ... 22

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

(11)

xi

D. Teknik Sampling ... 31

E. Teknik Pengumpulan Data ... 33

F. Validitas Data ... 36

G. Teknis Analisis Data ... 37

H. Prosedur Penelitian ... 39

BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Perkembangan Pos Indonesia ... 41

1. Perkembangan Pos pada Masa Penjajahan ... 41

2. Perkembangan Pos pada Masa Kemerdekaan ... 47

3. Perkembangan Kantor Pos Solo ... 52

B. Peran Pemerintah dalam Perkembangan Pos Indonesia... 54

C. Kantor Pos Solo ... 57

1. Lokasi dan Pelayanan Kantor Pos Solo ... 57

2. Visi Misi, Tugas Tujuan dan Logo Pos Indonesia ... 58

3. Struktur Organisasi Kantor Pos Solo ... 60

4. Produk Kantor Pos Solo ... 65

5. Sistem Operasi ... 69

D. Peran Kantor Pos Solo dalam Bidang Jasa bagi Masya-rakat Solo... 75

1. Kantor Pos Solo sebagai Media komunikasi Jasa bagi masyarakat ... 76

2. Kantor Pos Solo sebagai Media Layanan Jasa Bagi Masyarakat ... 81

3. Perkembangan Kantor Pos Solo sebagai Media Layanan Jasa Keuangan bagi Masyarakat ... 83

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan ... 86

B. Implikasi ... 88

C. Saran ... 89

(12)

xii

DAFTAR SKEMA

Skema 1 : Kerangka Berfikir... 22 Skema 2 : Analisis Data Menurut Milles & Huberman ... 39 Skema 3 : Prosedur Penelitian ... 40

(13)

xiii

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Tabel 1 : Jadwal Penelitian ... 26

Tabel 2 : Perkembangan Pos Indonesia ... 50

Gambar 1 : Logo Pos Indonesia ... 60

Tabel 3 : Daftar pelanggan Korporat Kantor Pos Solo ... 78

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Foto dokumentasi ... 94

Lampiran 2 : Blanko Pelayanan Kantor pos Solo ... 102

Lampiran 3 : Daftar Informan ... 106

Lampiran 4 : Pedoman Wawancara ... 108

Lampiran 5 : Hasil Wawancara ... 113

Lampiran 6 : Surat Keputusan Dekan tentang Izin Menyusun Skripsi ... 126

Lampiran 7 : Surat Permohonan tentang Izin Menyususn Skripsi ... 127

Lampiran 8 : Surat Permohonan Ijin Research ... 128

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tujuan dari kemerdekaan adalah mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Untuk mencapai masyarakat yang demikian, maka perombakan ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional menjadi keharusan. Selain mendirikan perusahaan-perusahaan negara, upaya mewujudkan ekonomi nasional juga dilakukan dengan mengambil alih perusahaan-perusahaan asing yang memiliki usaha terkait kepentingan umum. Salah satu kepentingan umum yang diambil alih dalam rangka mewujudkan kedaulatan politik ialah jawatan Pos Telegram dan Telekomunikasi (PTT) (Bondan Kanuyoso. 2001: 35).

Terbukanya masyarakat desa untuk perhubungan perniagaan dengan kota secara luas, dirasakan perlu adanya hubungan yang tetap dan langsung antara kedua masyarakat tersebut secara timbal balik. Untuk keperluan ini, maka segala usaha dilakukan Jawatan Pos Telegram dan Telekomunikasi (PTT) sejalan dengan perkembangan zaman yang ada. Sejak kemerdekaan, pendidikan rakyat tumbuh dengan pesatnya, menambah dan memperbesar kesadaran masyarakat dalam mempergunakan badan-badan pemerintahan khususnya badan pelayanan publik yang diperuntukkan bagi kepentingan masyarakat. Demikian halnya dengan Jawatan Pos Telegram dan Telekomunikasi (PTT) yang sebagian besar dinas-dinas yang diselenggrakannya pada dasarnya ditujukan untuk melayani publik, tidak luput dari pengaruh ini, sehingga mau tidak mau untuk dapat melayani publik, sebaik-baiknya lalu lintas dan perhubungan pos perlu diperluas dan dibangun. Dan memang usaha pengluasan dan pembangunan Jawatan Pos Telegram dan Telekomunikasi (PTT) diselenggrakan sedapat-dapatnya untuk bisa memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat (Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi. 1980 : 12).

Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan dasar umat manusia. Tanpa adanya komunikasi masyarakat tidak akan pernah berubah dan masyarakat modern seperti saat ini tidak akan pernaha ada. Pos telah menandai peradaban

(16)

manusia serta menjadi bagian kehidupan manusia karena komunikasi dan peranan besar pos mewarnai kehidupan bangsa, membuat masyarakat maju dan berkembang memasuki tahap yang lebih maju (Metro files, 5/11/2011)

Pembangunan di bidang Pos dan telekomunikasi diarahkan oleh negara sebagai salah satu upaya mendukung peningkatan pembangunan nasional dan pemenuhan kebutuhan masyarakat. Semakin lancar arus surat, barang dan jasa, maka semakin luas pula jangkauan jasa ke penjuru tanah air maupun ke negara lain. Salah satu lembaga yang ditunjukan oleh pemerintah untuk bergerak di bidang pengangkutan adalah PT Pos Indonesia (persero), yang pembinaan, penyelenggaraan, pengelolaan, dan pengawasannya diatur dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1984 tentang Pos. Pengaturan ini bertujuan agar sesuai dengan perkembangan kehidupan rakyat dan bangsa Indonesia serta lebih berhasil guna dan berdaya guna, agar jasa pengangkutan pos dapat dimanfatkan oleh seluruh masyarakat di Indonesia. Hal ini sesuai dengan tujuan pos yang diselenggarakan oleh negara demi kepentingan umum.

Kantor Pos dibangun pemerintah sebagai sarana layanan komunikasi dan informasi yang diselenggarakan lembaga industri jasa pos, yaitu: PT Pos Indonesia mempunyai jaringan di seluruh tanah air, dan membuka isolasi daerah terpencil. Jangkauan layanan pos yang hampir menyentuh 24.000 titik layanan yang menjangkau 100 persen kota/kabupaten, hampir 100 persen kecamatan dan 42 persen kelurahan/desa, dan 940 lokasi transmigrasi terpencil di Indonesia. Pos Indonesia merupakan BUMN dengan jejaring terluas di Indonesia memiliki 3.792 Kantor Pos dan 1.811 Mobil Pos yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Saat ini terdapat 4.006 Kantor Pos dan Mobil Pos yang sudah dilengkapi dengan teknologi secara On-Line, sehingga satu sama lainnya terhubung secara real time. Semua titik merupakan rantai yang terhubung satu sama lain secara solid dan terintegrasi. Sistem Kode Pos diciptakan untuk mempermudah processing

kiriman pos dimana tiap jengkal daerah di Indonesia mampu diidentifikasi dengan akurat (http://surabayawebs.com/index.php/2011/07/27/menjelang-265-tahun-pos-indonesia-melayani-bangsa-dan-negara/).

(17)

Pos Indonesia dianggap sebagai satu-satunya pilihan yang tepat bagi seluruh elemen masyarakat karena Pos Indonesia memiliki beberapa keunggulan, yang salah satunya PT Pos Indonesia memiliki fasilitas fisik pelayanan pos di seluruh ibukota kecamatan dan seluruh desa yang ada. Dengan fasilitas yang maksimal maka jangkauannya juga dapat dipastikan lebih luas. Selain itu biaya yang dikeluarkan untuk menggunakan jasa pos terbilang relatif lebih murah apabila dibandingkan dengan penyedia jasa pengangkutan lainnya. Hal ini dikarenakan PT Pos Indonesia memiliki ketentuan tarif yang sama secara nasional.

Posisi PT Pos Indonesia sesungguhnya punya keleluasaan dalam pengembangan dan inovasi layanannya. Sebagai perusahaan tujuan utamanya tetap mengejar keuntungan, namun tetap memegang norma yang berangkat dari posisi PT Pos Indonesia sebagi BUMN. Dengan melakukan restrukturisasi, diharapkan akan mampu mengubah paradigma, menjadi perusahaan yang kompetitif dengan menggali daya saing perusahaan untuk menghadapi persaingan global. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi bagi industri jasa pos berdampak terhadap penurunan jasa pengiriman surat, namun pada sisi lain dapat menjadi pendukung pengembangan industri jasa pos karena penggunaan teknologi informasi mendorong terjadinya efisiensi, memperbaiki kualitas layanan jasa pos sehingga dapat meningkatkan produktivitas (Sri Wahyuningsih, 2009:130).

(18)

umumnya lebih memilih menggunakan ponsel yang tentunya lebih praktis untuk sekedar berkirim kabar dengan sanak keluarga. Meski demikian Pos Indonesia melakukan berbagai perombakan agar mampu mengimbangi perkembangan teknologi yang ada, begitu pula Kantor pos Solo menjawab kebutuhan masyarakat dengan tidak lagi memprioritaskan pelayanan berkirim surat saja melainkan beberapa jasa lainnya seperti: melayani pembayaran-pembayaran pajak, rekening listrik, kredit. Dengan demikian meskipun tergerus perkembangan zaman dan teknologi yang tak ada batasnya Pos Indonesia khusunya Kantor Pos Solo masih mampu bertahan dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.

Pos merupakan layanan perhubungan komunikasi yang pertama dan tertua di Indonesia. Pos Indonesia menjadi satu-satunya layanan publik yang mampu menjangkau hingga wilayah terluar Indonesia yang tak terjangkau oleh sinyal teknologi dan alat transportasi canggih. Pos Indonesia hadir sebagai sarana perekat ikatan ke-Indonesiaan yang kian renggang dan pudar. Cakupan bisnis, layanan, dan keunggulan kompetensi yang dimiliki, maka peran Pos Indonesia sangat strategis. Jasa layanan Pos Indonesia mampu menjadi perekat hubungan antar-masyarakat di antaranya dengan cara menampilkan prangko kebudayaan, penggerak perekonomian masyarakat, alat komunikasi untuk keselarasan politik dan persatuan nasional, perantara efektif hubungan dengan berbagai institusi dan alat pertahanan/kedaulatan Negara.

(19)

bergerak di bidang jasa maupun pengiriman barang memiliki peran yang strategis, diantaranya sebagai perekat hubungan antar masyarakat, perantara yang efektif dengan berbagai institusi dan penggerak ekonomi masyarakat. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian di Kantor Pos Solo, dengan mengambil judul “Perkembangan Pos Indonesia (Studi tentang Kantor Pos Solo dan Peranannya dalam Bidang Jasa Bagi Masyarakat )”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah ini berguna untuk mempermudah dalam melaksanakan penelitian. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah antara lain:

1. Bagaimana perkembangan Pos Indonesia ?

2. Bagaimana peran pemerintah dalam perkembangan Pos Indonesia ? 3. Bagaimana peran Kantor Pos Solo dalam bidang jasa bagi masyarakat ?

C. Tujuan Penelitian

Dengan perumusan masalah tersebut dapat diketahui tujuan yang akan dicapai dari penelitian, yaitu untuk memeperoleh jawaban atas masalah yang telah dirumuskan. Adapun tujuan penelitian tersebut adalah :

1. Untuk mengetahui perkembangan Pos Indonesia.

2. Untuk mengetahui peran pemerintah dalam perkembangan Pos Indonesia. 3. Untuk mengetahui peran Kantor Pos Solo dalam bidang jasa bagi

masyarakat.

D. Manfaat

Manfaat penelitian yang diharapakan adalah manfaat penelitian secara teoritis dan manfaat penelitian secara praktis.

1.Manfaat Teoritis

(20)

b. Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi para pembaca tentang peran Kantor Pos solo dalam bidang jasa bagi masyarakat.

2.Manfaat Praktis

a. Memberi sumbangan penelitian lebih lanjut bagi masyarakat Surakarta pada umumnya dan pelajar serta mahasiswa pada khususnya.

b. Memenuhi salah satu syarat guna meraih gelar sarjana Kependidikan Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

c. Memberikan gambaran mengenai Kantor Pos Solo kepada pembaca.

(21)

7 BAB II KAJIAN TEORI

A.Kajian Teori 1. Kantor Pos a. Pengertian Kantor Pos

Kata pos berasal dari bahasa latin positus yang berarti menempatkan, yang dimaksud disini adalah menempatkan sesuatu (surat/orang) atau tempat-tempat tertentu di mana ditempat tersebut diletakkan kuda sebagai pengangkut (Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 13, 1994). Pengertian pos menurut Purwosutjipto (1995 : 83) adalah lembaga umum yang bertugas mengurus pengantaran dan pengangkutan surat-surat, termasuk barang-barang kecil yang dibungkus dan disebut paket. Kantor adalah tempat di mana kegiatan sesuatu usaha dilaksanakan tetapi harus dengan pengertian bahwa usaha yang dimaksud kegiatan menangani informasi, proses menangani informasi mulai dari menerima, mengumpulkan, mengolah, menyimpan hingga menyalurkan (Pelajaran Pengetahuan Perkantoran Jilid II, 1981) .

Kantor Pos adalah fasilitas fisik tidak bergerak, untuk melayani penerimaan, pengumpulan, penyortiran, transmisi, dan pengantaran surat dan paket pos” (http;//id.wikipedia.org/wiki/kantorpos). Sedangkan menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2005: 503) bahwa “ Kantor Pos adalah kantor yang mengurus pengiriman surat, paket, dan sebagainya dengan pos”. Pengertian PT Pos Indonesia menurut Undang-Undang No. 6 tahun 1984 tentang pos merupakan badan usaha milik negara yang diberi wewenang secara luas menyelenggarakan jasa perposan nasional yang bertugas menerima membawa dan atau menyampaikan surat, warkatpos, kartu pos dan pelayanan postel lainnya dengan memungut biaya (Djakaria, 1996 : 3).

(22)

beberapa kebutuhan pelanggan diantaranya: menjual benda-benda pos dan filateli, seperti perangko, kartu pos, amplop dan perlengkapan untuk membungkus paket. Di dalam kantor pos terdapat berbagai loket yang dibagi-bagi menurut jenis layanannya, seperti loket pengiriman surat dalam negeri, loket surat luar negeri, dan loket wesel pos. Dalam sistem layanan pos Indonesia, kantor pos dibantu bis surat dan unit layanan bergerak seperti pos keliling kota atau desa. Kantor pos juga memiliki layanan penyewaan komputer yang terhubung ke internet.

b. Kelembagaan Kantor Pos

Berdasarkan Beijing Postal Strategy, yang merupakan hasil keputusan strategi kongres UPU (Universal Postal Union) penanganan penyelenggaraan pos terkait dengan keberadaan tiga lembaga yang berhak menanganinya, yaitu pemerintah, administrasi pos, dan perhimpunan pos regional. Kewenangan lembaga-lembaga tersebut adalah sebagai berikut:

1) Pemerintah

Disesuaikan dengan kondisi situasional setiap negara, yang identik dengan pemerintah yang bersangkutan, departemen yang membidangi setiap pembina atau badan pemerintah yang memiliki kewenangan atas penyelenggaraan pos nasional.

2) Administrasi Pos

Suatu lembaga yang diberi tanggung jawab oleh suatu negara untuk memenuhi kewajiban dalam berhubungan dengan jaringan internasional.

3) Perhimpunan Pos Regonal

Suatu forum lembaga kerjasama pos regional yang beranggotakan sejumlah administrasi pos pada suatu kawasan tertentu (Sri, tt : 15).

c. Penyelenggaraan Pos

Penyelenggaraan pelayanan pos ini dibedakan antara kantor pos sebagai BUMN dan kantor pos sebagai BUMS yang mempunyai kewenangan dan tugas masing-masing.

1) Kantor pos sebagai BUMN (Badan Usaha Milik Negara)

(23)

mampu bersaing dengan pos global. Obyek yang disampaikan oleh kedua pihak baik kantor pos maupun pelanggan adalah informasi, baik itu berwujud maupun secara virtual yang menyangkut ruang dan waktu bernilai tinggi. Untuk itu dalam era globalisasi yang memanfaatkan informasi ini, teknologi memegang peranan yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan perusahaan pemberian jasa berbasis informasi yang memungkinkan perusahaan dapat mengembangkan data pos sebagai bentuk layanan yang dapat memberikan nilai tambah bagi pelanggan serta menjadi sumber pendapatan baru bagi perusahaan. Adapun tugas PT. Pos Indonesia sebagai BUMN adalah: melaksanakan misi bisnis dengan menyediakan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat, baik dipasar dalam negeri maupun pasar luar internasional serta memupuk keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan.

2) Kantor pos sebagai BUMS (Badan Usaha Milik Swasta)

Kantor pos sebagai BUMS pada dasarnya hampir sama dengan fungsi kantor pos sebagai BUMN hanya bedanya lebih melihat kepada keuntungan yang diterima oleh perusahaan, sebagai peningkatan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) maka ijin penyelenggaran jasa titipan diklasifilkasikan sebagai berikut : Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi menetapkan ijin Intra Kota dan ijin agen, selain itu juga diperlukan masa laku ijin penyelenggaraan jasa titipan (http://www.postel.go.id/utama.aspx?MenuID=4&MenuItem=1).

Kantor Pos Solo merupakan Kantor pos BUMN, sedangkan Kantor Pos BUMS ialah perusahaan jasa titipan swasta yang melakukan bisnis yang sama seperti Pos Indonesia. Munculnya berbagai perusahaan jasa titipan swasta yang menyerupai pos telah menimbulkan persaingan dengan Pos Indonesia. Agar Pos Indonesia tetap bertahan di masyarakat, Pos Indonesia harus mengikuti perkembangan teknologi dan mengembangkan layanannya.

2. Kebijakan Pemerintah a. Pengertian Kebijakan Pemerintah

(24)

yang bermaksud menyuruh melakukan sesuatu, pemerintah adalah kekuasaan memerintah suatu negara (daerah-daerah) atau badan yang tertinggi yang memerintah suatu negara (seperti suatu kabinet merupakan suatu pemerintah); sedangkan yang dimaksud pemerintah adalah perbuatan (cara, hal dan urusan) memerintah.

Samuel Edward Finer yang dikutip oleh S. Pamudji (1982: 5) menyatakan istilah “goverment” paling sedikit mempunyai empat arti yaitu: menunjukkan kegiatan atau proses memerintah yaitu melaksanakan kontrol atas pihak lain (the activity or the process of governing); menunjukkan masalah-masalah (hal ikhwal) negara dalam mana kegiatan atau proses dijumpai (states of affairs); menunjukkan orang-orang (maksudnya pejabat-pejabat) yang dibebani tugas-tugas untuk memerintah (people charged with the duty of governing); menunjukkan cara, metode atau sistem dimana suatu masyarakat tertentu diperintah (the manner, method or system by which a particular society is governed).

Setiap pemerintahan akan membuat kebijkan untuk mencapai tujuan. Menurut Mirriam Budiarjo (1982: 12) bahwa kebijaksanaan (policy) adalah suatu kumpulan keputusan yang diambil oleh seorang pelaku atau kelompok politik dalam usaha-usaha memilih tujuan dan cara mencapai tujuan itu. Kebijaksanaan memiliki makna yang hampir sama dengan kebijakan. Kebijakan dan keputusan merupakan bagian penting dari sistem politik suatu negara.

Menurut Dror yang dikutip oleh Miriam Budiarjo dan Tri Nuke Pudjiastuti (1996;229), “kajian tentang kebijakan akan menyangkut pemahaman terhadap pembuatan dan penyempurnaan suatu kebijakan. Lingkup studi kebijakan sangat luas dari sebab-sebab diterapkan suatu kebijakan yang meliputi isi kebijakan, luas dari sebab-sebab diterapkan suatu kebijakan yang meliputi isi kebijakan, proses pelaksanaan kebijakan serta dampak suatu kebijakan”. Kebijakan juga mengandung komponen tindakan, yakni hal yang dilakukan pemerintah kepada pihak lain untuk menghasilkan orientasi, memenuhi peran atau mencapai dan mempertahankan tujuan tertentu (Holsti, 1988:158)

(25)

yang mempunyai kekuatan legislatif, yudikatif dan eksekutif dalam upaya mengatur dan memecahkan permasalahan negara dalam berbagai aspek kehidupan. Kebijakan pemerintah mencakup semua aspek kehidupan, seperti dalam bidang politik, sosial dan ekonomi. Dalam kajian ini tentang kebijakan pengambilalihan kepemilikan kantor pos dan berbagai kebijakan yang menyangkut perkembangan kantor pos.

b. Penentu Kebijakan

Aktor-aktor atau pemeran dalam proses pembuatan kebijakan dapat dibagi ke dalam berbagai pemeran resmi dalam proses pembuatan kebijakan yang meliputi: badan-badan administrasi (agen-agen pemerintah atau birokrasi), presiden (eksekutif), lembaga legislatif dan lembaga yudikatif. Menurut Budi Winarno (2002:85) aktor-aktor perumusan kebijakan antara lain:

1) Badan-badan Administrasi (agen-agen pemerintah)

Badan-badan administrasi dianggap sebagai badan pelaksana telah diakui secara umum dalam ilmu politik mengenai pemerintahan di suatu negara. 2) Presiden (eksekutif)

Presiden sebagai kepala eksekutif mempunyai peran penting dalam perumusan kebijakan. Keterlibatan presiden dalam perumusan kebijakan dapat dilihat dalam komisi-komisi presidential, maupun dalam rapat-rapat kabinet.

3) Lembaga Yudikatif

Lembaga yudikatif mempunyai kekuasaan yang cukup besar untuk mempengaruhi kebijakan publik melalui pengujian kembali suatu undang-undang dan peraturan. Tinjauan yudisial merupakan kekuasaan pengadilan untuk menentukan tindakan-tindakan yang diambil oleh eksekutif maupun legislatif sesuai konstitusi. Keputusan yang bertentangan dengan konstitusi negara, maka badan yudikatif berhak membatalkan atau menyatakan tidak sah peraturan tersebut.

4) Lembaga legislatif

(26)

perumusan atau pembuatan kebijakan. Setiap undang-undang yang menyangkut kepentingan publik harus mendapatkan persetujuan dari lembaga legislatif.

c. Kebijakan Pemerintah Indonesia terhadap Kantor Pos

UUD 1945 merupakan landasan konstitusional Negara Republik Indonesia. Konstitusi merupakan hukum dasar pedoman dalam penyelenggaraan pemerintah, yang terdiri dari Undang-Undang Dasar (konstitusi tertulis) dan konvensi (konstitusi tidak tertulis). Pembukaan UUD 1945 dalam alinea keempat disebutkan tujuan Negara adalah: “...Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut melaksanakan ketertiban dunia…”

Amanat yang tersirat dalam UUD 1945 tersebut salah satunya adalah membangun perekonomian negara khususnya dalam usaha memajukan kesejahteraan umum. Pasca kemerdekaan RI bahwa persoalan kesejahteraan, perbaikan keadaan dan penciptaan struktur ekonomi nasional harus segera diatasi untuk kepentingan perekonomian nasional.

Berdasarkan UUD 1945 tersebut, pemerintah menerapkan perekonomian yang sesuai dengan kepentingan rakyat atau hajat hidup orang banyak. Pemikiran membangun suatu perekonomian nasional, dengan mendasarkan pada : “ Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat” (pasal 33 UUD 1945 ayat 2 dan 3).

(27)

bersumber pada peraturan I.B.W (Indische Bedrijven Wet). Sebagai pelaksanaan Undang-Undang No. 19 Prp tahun 1960 yang dimaksud di atas, maka pada tanggal 21 Desember 1961 dikeluarkanlah Peraturan Pemerintah No.240 Tahun 1961 tentang pendirian Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi, disingkat P.N. Postel. Peraturan pemerintah itu mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1962. Sejak saat itu berubahlah status Jawatan pada Jawatan P.T.T. (Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi. 1980 : 13). Tahun 1965 Perusahaan Negara Pos dan Telekomunkasi dipecah menjadi dua, yaitu:

1) Perusahaan Negara Pos dan Giro, berdasar PP No. 29 tahun 1965 2) Perusahaan Negara Telekomunikasi, berdasar PP No. 30 tahun 1965. Berdasarkan hal tersebut Perusahaan Negara pos dan Giro statusnya berubah menjadi Perum pos dan Giro, dengan PP No. 9 Tahun 1978. Kemudian dengan dasar PP No.5 tahun 1995 pada tanggal 27 Februari 1995, Perum Pos dan Giro diubah lagi menjadi PT Pos Indonesia Persero (http://www.posindonesia .co.id/profile.php?id=2).

Kebijakan pemerintah terhadap PTT (Pos Telegrap dan Telepon) pasca kemerdekaan telah menyebabkan perubahan kepemilikan Kantor Pos sebagai perusahaan negara. Sejak perubahan status dari Perum Pos dan Giro diubah menjadi PT Pos Indonesia (Persero) itulah, perkembangan Pos Indonesia seperti anak panah yang dilepas dari busurnya segalanya bergerak amat cepat. Bukan saja pengembangan produk yang layanan yang terkait langsung dengan bisnis intinya, tetapi juga ekspansi ke berbagai bidang usaha lainnya.

3. Perusahaan Negara a. Pengertian Perusahaan Negara

(28)

masyarakat dengan motif mendapat keuntungan memberikan definisi perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisasi dan dijalankan untuk masyarakat dengan motif mendapatkan keuntungan. Sementara Abdul Kadir Muhammad (1999 : 13) mendefinisikan perusahaan sebagai badan usaha yang menjalankan kegiatan dalam bidang perekonomian secara terus menerus, bersifat tetap dan terang-terangan dengan tujuan memperoleh keuntungan atau laba yang dibuktikan dengan catatan.

Faisal Afif (1994:1) menjelaskan tentang perusahaan dilihat dari sudut pandang ekonomi diartikan sebagai suatu komunikasi alat-alat produksi dengan tujuan untuk mewujudkan sebagian dari pemuas kebutuhan masyarakat. Hal ini disebut sebagai satuan tekhnis ekonomi karena menyangkut sekumpulan alat-alat produksi material (dapat diamati secara fisik), dan disebut ekonomi karena kombinasi tersebut terjadi secara rasional (dapat dipertanggungjawabkan secara ekonomis). Dengan istilah lain, perusahaan dalam arti ekonomis dapat diartikan sebagai suatu organisasi dengan segala usaha untuk mencapai suatu tujuan yang diusakan agar memperoleh perimbangan yang paling menguntungkan (optimal) antara biaya dan pendapatan atau cost dan sale, serta antara usaha dan hasilnya.

Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan perusahaan adalah suatu organisasi yang mengolah sumber ekonomi menjadi barang dan jasa untuk memenuhi sebagian kebutuhan masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh laba atau keuntungan yang sebesar-besarnya dari proses produksi yang dilakukan.

Setelah diuraikan mengenai pengertian perusahaan, selanjutnya dikemukakan pengertian negara. Negara menurut Miriam Budiarjo adalah agen (alat) dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat (1982 : 38). Selanjutnya pengertian negara menurut Roger H. Soltau yang dikutip oleh Miriam Budiarjo (1982 : 39) negara adalah alat (agency)

(29)

menyelenggarakan penertiban di dalam suatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang untuk maksud tersebut diberi kekuasaan memaksa.

Perusahaan negara menurut Undang-Undang No. 19 Prp.Tahun 1960 ialah semua perusahaan dalam bentuk apapun yang modalnya untuk seluruhnya merupakan kekayanaan Republik Indonesia, baik yang terjadi karena pemisahan dari kekayaaan negara maupun yang terjadi berdasarkan Undang-Undang No. 86 tahun 1958 (C. S. T. Kansil 1995 : 102).

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian perusahaan negara adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis badan usaha milik negara yang bersifat tetap dan terus menerus dengan tujuan memperoleh keuntungan dan laba. Perusahaan negara merupakan kesatuan produksi dalam arti yang luas meliputi perusahaan yang memberi jasa, menyelenggarakan kesejahteraan umum dan memupuk pendapatan baik dalam bidang industri dan pertambangan maupun perdagangan. Perusahaan negara bertujuan untuk turut membangun ekonomi nasional menuju masyarakat yang adil dan makmur, material dan spiritual.

b. Bentuk Perusahaan Negara

Bentuk Perusahaan Negara; antara lain Perusahaan Jawatan (Perjan), Perusahaan Umum (Perum) dan Perusahaan Perseroan (Persero). Ketiga bentuk perusahaan negara ditentukan dengan wadah hukum yang berbeda-beda agar pengaturan selanjutnya baik mengenai susunan organisasi, personalia hubungan pertanggungjawaban dapat dilakukan lebih sempurna. Seperti yang dikemukakan Pariata westra (2002 : 85-90) bentuk Perusahaaan Negara terbagi menjadi 3 bentuk sebagai berikut:

1). Perusahaan Jawatan (Perjan)

(30)

tidak bertentangan dengan IBW. Menurut Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 17 Tahun 1967 Perjan dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab kepada Menteri atau Direktur Jenderal, berkedudukan serendah-rendahnya setingkat dengan Direktorat. Perjan melakukan tugas-tugas perusahaan sekaligus tugas pemerintah yang tercermin dalam APBN. Biaya eksploitasi ditutup dengan pendapatan jawatan dan tarif ditetapkan oleh menteri yang bersangkutan bersama-sama dengan Menteri Keuangan. Oleh karena modal perjan merupakan kekayaan negara yang tidak dipisahkan maka hasil-hasil perusahaan harus tampak dalam APBN.

Pegawai Perjan adalah pegawai negeri yang penghasilannya disesuaikan dengan kemampuan perusahaan. Makna usaha adalah pelayanan masyarakat (public service) sehingga setiap subsidi yang diberikan kepada masyarakat selalu diketahui dan dicatat. Barang atau jasa yang dihasilkan oleh Perjan merupakan kewajiban pemerintah dalam rangka pelayanan masyarakat karena barang dan jasa itu besar dan penting artinya bagi kehidupan masyarakat banyak. Bidang usahanya merupakan monopoli pemerintah dan tidak menarik swasta, karena usahanya mempunyai rate of return yang kecil sedangkan investasi dan resikonya besar.

2). Perusahaan Umum ( Perum)

Menurut Inpres No. 17 Th. 1967 dipimpin oleh direksi yang bertanggung jawab kepada menteri yang bersangkutan. Dalam hal Perum Otorita, Direksi Perusahaan tersebut menjalankan tugas pemerintahan, dan pelaksanaan pimpinan perusahaan diserahkan kepada General Manager. Perusahaan dapat dituntut dan menuntut, dan hubungan hukumnya diatur secara hubungan hukum perdata. Perum bertugas melayani kepentingan umum dan sekaligus untuk memupuk keuntungan dan bergerak dibidang yang oleh pemerintah dianggap vital. Perum pada umumnya menjalankan tugas pemerintahan. Dalam hal perum dibebani tugas pemerintahan di departemen yang bersangkutan, tidak ada lagi unit organisasi yang menjalankan tugas pemerintahan yang telah diserahkan kepada perum tersebut.

(31)

Modal perusahaan seluruhnya dimiliki oleh negara dari kekayaan negara yang dipisahkan. Modal perusahaan tidak terbagi atas saham-saham. Perum tidak diperkenankan mempunyai anak perusahaan atau menyertakan kekayaannya dalam permodalan perusahaan lain. Perusahaan mempunyai nama dan kekayaan sendiri serta mempunyai kebebasan untuk mengadakan perjanjian, kontrak-kontrak dan mengadakan hubungan dengan perusahaan lainnya, kecuali dalam hal penyertaan modal. Secara finansial perusahaan harus dapat berdiri sendiri dan jika politik pemerintah menetapkan tarif dan harga untuk golongan konsumen tertentu lebih rendah dari tarif dan harga menurut yang berlaku pada Perum, maka pemerintah memberikan subsidi untuk pemakaian jasa-jasa oleh golongan konsumen tersebut. Status dan penghasilan pegawai Perum diatur tersendiri dengan Peraturan Pemerintah diluar ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi pegawai negeri. Direktur diangkat dan diberhentikan oleh direksi atas persetujuan menteri.

3). Perusahaan Perseroan (Persero)

(32)

Modal uasaha perusahaan adalah dipisahkan dari saham-saham yang sebagian atau seluruhnya milik negera yang merupakan kekayaan negara yang dipisahkan. Hal ini berarti bahwa modal perusahaan dapat merupakan campuran antara modal negara dan modal swasta. Perusahaan dapat melakukan penyertaan modal/pemilikan saham pada perusahaan lain. Negara dapat mengurangi, menambah atau melepaskan pemilikan saham Persero dari perusahaan.

Pegawai Persero berstatus sebagai pegawai perusahaan swasta biasa. Hubungan kerja antara pegawai dan perusahaan diatur dalam kontrak kerja dengan pemilik Persero. Gaji dan pensiun pegawai ditetapkan dalam kontrak kerja berdasarkan persetujuan kolektif. Barang-barang atau jasa-jasa yang dihasilkan bukan merupakan kewajiban negara untuk menghasilkannya bidang usahanya harus dapat memberikan keuntungan finansial kepada negara baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Persero pada prinsipnya tidak diberi hak monopoli atau perlakuan khusus lainnya oleh pemerintah (Pariata Westra, 2002: 85-90).

4. JASA a. Pengertian Jasa

Jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produksi jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak (Philip Kotler dalam Husein Umar, 2003: 2). Menurut Farida Jasfer (2005: 15) jasa merupakan pelayanan dari seseorang kepada orang lain, baik yang dapat dilihat, yang hanya bisa dirasakan sampai kepada fasilitas-fasilitas pendukung yang harus tersedia dalam penjualan jasa dan benda-benda lainnya.

(33)

kesehatan) atau pemecahan masalah yang dihadapi konsumen. Jadi dapat disimpulkan pengertian jasa adalah setiap tindakan atau aktivitas yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak lain yang bersifat tidak berwujud fisik.

b. Karakteristik Jasa

Karakteristik jasa menurut Lovelock dan Gummesson (dalam Tjiptono, 2004:22) yaitu :

1. Tidak berwujud (intangibility)

Jasa bersifat intangibility, artinya jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi. Sehingga seorang konsumen jasa tidak dapat menilai hasil dari sebuah jasa sebelum ia mengalami atau mengkonsumsinya sendiri.

2. Variabel (Heterogenity/ Variability)

Jasa bersifat variabel karena merupakan non-standarized output, artinya terdapat banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi.

3. Tidak Terpisahkan (Inseparability)

Barang umumnya diproduksi terlebih dahulu, kemudian dijual baru dikonsumsi. Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama. 4. Tidak Tahan lama (Perishability)

Jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama, tidak dapat disimpan untuk pemakaian ulang di waktu datang, dijual kembali atau dikembalikan.

c. Klasifikasi jasa

Jasa dapat diklasifikasikan berdasar beragam kriteria. Menurut Kotler (1997:84) jasa dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Jasa dapat dibedakan apakah berbasis peralatan (pencuci mobil otomatis, mesin penjual) atau berbasis orang (mencuci jendela, jasa akuntansi). Jasa berbasis orang dapat dibedakan dari segi penyedianya, yaitu pekerja tidak terlatih, terlatih, atau profesional.

(34)

2. Mengharuskan kehadiran klien. Misalnya : bedah otak dan salon kecantikan.

3. Jasa berbeda dalam hal memenuhi kebutuhan perorangan (jasa personal) atau kebutuhan bisnis (jasa bisnis). Dokter akan menetapkan harga yang berbeda untuk pasien perorangan dan para karyawan dari perusahaan yang telah membayarkan di muka program kesehatan mereka.

4. Penyedia jasa berbeda dalam tujuannya (laba atau nirlaba) dan kepemilikan (swasta atau masyarakat). Misalnya : rumah sakit swasta, dan rumah sakit yayasan amal swasta.

Menurut Crish Manning dan Tadjuddin (1996 : 13) jasa dapat diklasifikasikan sebagai berikut;

1. Sektor Informal

Merupakan layanan jasa berskala kecil yang dari segi produksi secara ekonomis tidak begitu menguntungkan, kesempatan kerja yang kurang terorganisir dan jarang terjangkau oleh aturan-atura hukum contohnya; seperti pengemudi becak, buruh pengangkut, semir sepatu.

2. Sektor Formal

Merupakan layanan jasa yang secara resmi tercatat dalam statistik perekonomian dan syarat-syarat bekerja dilindungi secara hukum, contohnya; jasa perbankan, asuransi, layanan jasa Kantor Pos.

d. Jasa-Jasa Kantor Pos 1). Jasa Komunikasi

(35)

istimewa serta premium class service dengan harga kompetitif. Suratpos tercatat yaitu saranan pengiriman dokumen dan barang dengan aman dan dalam jangkauan terluas hingga ke luar negeri.

2). Jasa pengiriman barang

Pos Indonesia dituntut untuk memberikan pilihan yang beragam dalam upaya menarik minat pengguna jasa pos. Hal inilah yang kemudian memunculkan berbagai macam produk pos. Pengiriman barang terbagi dalam dua kategori yaitu, pengiriman barang dalam partai besar dan pengiriman barang dalam partai kecil (ritel). Untuk pengiriman barang dalam partai besar, Kantor Pos Solo menyediakan layanan jasa logistic, yang terbagi menjadi layanan cutomized dan layanan kargo. Customized yaitu layanan pengiriman barang dengan spesifikasi dan harga sesuai dengan permintaan/kesepakatan. Layanan Kargo bisa berupa layanan pengiriman barang dari gudang pengirim langsung ke gudang penerima.

Untuk pengiriman barang dalam partai kecil (ritel) Kantor Pos Solo menyediakan layanan paketpos standar dan paketpos kilat khusus. Paketpos standar adalah layanan hemat untuk pengiriman barang dalam negeri. Paketpos kilat khusus adalah layanan prioritas pengiriman barang untuk kota tujuan tertentu di Indonesia. Garansi waktu tempuh kiriman dan ganti rugi jika terjadi keterlambatan. Sedangkan untuk pengiriman barang ke luar negeri, di setiap Kantor Pos tersedia layanan paketpos luar negeri.

3). Jasa keuangan

Layanan jasa keuangan Kantor Pos telah banyak mengalami perkembangan. Tidak hanya wesel, giropos dan tabungan batara, Kantor Pos mengeluarkan terobosan baru dengan membuka layanan SOPP (System Online Payment Point) layanan jasa mudah dan praktis dalam melakukan setoran tabungan, pembayaran tagihan rekening telepon, seluler, asuransi, kredit, penerimaan pajak dan isi ulang pulsa seluler. Kerjasama SOPP pada Kantor Pos Solo dilakukan dengan beberapa perusahaan corporat diantaranya, FIF, Telkom, Adira, BAF, Otto Summit Finance, Ge Cons Finance, ABN Amro, Telkomsel, Indosat, PLN, Setoran Pajak, Bank Muamalat, Indonesia, Suzuki Finance

(36)

Indonesia, BTN, Citi Bank, HSBC, Bakrie, Bhakti, Colombia Finance, Tunas Finance, Nusapro, Wanaartha.

B.Kerangka Berpikir

Skema 1. Kerangka Berpikir Kantor Pos

Perkembangan Kantor Pos Kebijakan

Pemerintah

Perusahaan Jawatan

Perusahaan Umum

Perusahaan Perseroan

Peran Kantor Pos

Komunikasi

(surat)

Pengiriman barang

(paket)

Keuangan

(Wesel, giro, tabungan, SOPP) Jasa

(37)

Keterangan :

Kantor pos pertama didirikan oleh Gubernur Jendral GW Baron van Imhoff di Batavia, 26 Agustus 1746 atau 265 tahun lalu. Berbagai kebijakan pemerintah telah mempengaruhi perkembangan Pos Indonesia baik itu sejak masa kolonial, masa kemerdekaan hingga sekarang. Perkembangan Pos disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang kian komplek seiring dengan kemajuan teknologi yang tak terbatas. Pos Indonesia menjadi saksi sejarah bangsa dalam mengarungi berbagai perubahan politik, ekonomi, sosial dan budaya sejak masa kolonial, masa kemerdekaan hingga sekarang.

Setelah Indonesia merdeka, berbagai kebijakan pemerintah ditujukan pada Pos Indonesia untuk mengatur status dan badan hukum. Sebagai pelaksana Undang-Undang no. 19 prp tahun 1960, maka pada tanggal 21 Desember 1961 dikeluarkan peraturan pemerintah No.240 tahun 1961 tentang Pendirian Perusahan Negara Pos dan Telekomunikasi disingkat P.N. Postel. Peraturan pemerintah itu mulai berlaku pada tanggal 1 januari 1962. Sejak saat itu berubahlah status Jawatan PTT (Pos Telepon dan Telegrap) menjadi Perusahaan Negara. Akhirnya Dinas Pos yang karena fungsinya lebih sosial daripada dinas Telekomunikasi yang lebih melayani dunia bisnis, maka dipisaahkan Dinas Pos dan Telekomunikasi sehingga masing-masing menjadi P.N. Pos Giro dan P.N Telekomunikasi pada tanggal 6 Juli 1965.

Pada tahaun 1978 berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1978, status PN Pos dan Giro diubah menjadi Perusahaan Umum (Perum) Pos dan Giro. Pada Tahun 1995 tepatnya pada tanggal 20 Juni 1995 Perum pos dan Giro diubah menjadi Perseroan PT Pos Indonesia berdasarkan landasan hukum Undang-Undang Nomor 1 tahun 1995 tentang Perusahaan Perseroan, Peraturan Pemerintah RI Nomor 5 Tahun 1995 tentang pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Pos dan Giro menjadi Perusahaan (Persero).

(38)

komunikasi untuk keselarasan politik dan persatuan nasional, perantara efektif hubungan dengan berbagai institusi dan alat pertahanan/kedaulatan Negara.

Perubahan status dari Perum Pos dan Giro menjadi PT Pos Indonesia (Persero) berdampak pada berkembangnya layanan jasa kantor pos diantaranya; jasa komunikasi, jasa pengiriman barang, jasa keuangan. Sebagai penyelenggara jasa komunikasi, pos menyediakan layanan suratpos express, suratpos kilat khusus, dan suratpos tercatat. Pos Indonesia memberikan pilihan yang beragam dalam upaya menarik minat pengguna jasa pos. Hal inilah yang kemudian memunculkan berbagai macam produk pos. Misalnya untuk pengiriman barang, disediakan pelayanan paketpos biasa, paketpos kilat khusus dan paket pos logistik. Pelayanan jasa keuangan kantor pos tidak hanya berupa weselpos, giro dan tabungan namun telah berkembang ke berbagai jasa keuangan lainnya diantaranya; setoran tabungan, pembayaran tagihan, rekening telepon seluler, asuransi, kredit, penerimaan pajak.

(39)

25 BAB III

METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian sangat menentukan diperolehnya informasi untuk menyampaikan kebenaran dari suatu penelitian. Tempat yang akan digunakan untuk penelitian adalah Kantor Pos Solo yang terletak ditengah kota Surakarta tepatnya di Jalan Jenderal Sudirman No. 8 Surakarta 57100. Dipilihnya obyek Kantor Pos Solo sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan bahwa obyek tersebut merupakan alat komunikasi yang pertama dan tertua di Indonesia dan masih bertahan hingga saat ini. Untuk menunjang penelitian ini, maka peneliti juga membaca buku-buku referensi di Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan Monumen Pers Surakarta, Perpustakaan Rekso Pustoko Mangkunegaran Surakarta, Kantor Pos Solo di Jalan Jenderal Sudirman No. 8 Surakarta 57100.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian merupakan jangka waktu yang digunakan peneliti untuk keperluan penelitian. Penelitian ini berlangsung dari bulan Februari 2011 sampai dengan Oktober 2011 yaitu terhitung sejak penyusunan judul, penyusunan proposal, mengurus perijinan sampai pengumpulan data dan penulisan akhir. Secara rinci jadwal kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut:

(40)

Tabel 1. Waktu Penelitian

No Kegiatan

Bulan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop

1. Pengajuan judul

2. Proposal

3. Perijinan

4 Pengumpulan Data

5. Analisis data

6. Penulisan Laporan

B. Bentuk dan Strategi Penelitian 1. Bentuk Penelitian

(41)

menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu kegiatan untuk menjawab beberapa pertanyaan yang memusatkan pada pemecahan masalah-masalah yang ada masa sekarang.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka bentuk penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini dipilih jenis penelitian kualitatif karena dalam penelitian kualitatif proses untuk memperoleh makna digali lebih luas, sehingga diperoleh makna yang dalam. Sesuai dengan sifatnya, penelitian kualitatif ini bersifat holistic, jadi memandang suatu masalah sebagai sebuah kesatuan dari proses sosial. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian (seseorang, lembaga, dan masyarakat) pada saat sekarang berdasarkan pada fakta-fakta yang tampak (Hadari Nawawi, 1985: 63).

Metode deskriptif mempunyai ciri-ciri pokok yaitu a) memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada saat penelitian dilakukan atau masalah-masalah yang aktual, b) menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki, diiringi dengan interprestasi Nasional (Nawawi, 1985: 64). Menurut Sutopo (1998: 26) penelitian deskriptif adalah penelitian yang meliputi potret subjek, rekonstruksi dialog, deskripsi keadaan fisik tentang tempat dan barang-barang lain dan catatan tentang peristiwa khusus. Dalam pendekatan deskriptif lebih mementingkan pada saat penelitian atau masalah yang sedang diteliti.

(42)

permasalahannya dengan mengumpulkan, menyusun, menganalisis dan menginterpretasikan ke dalam bentuk laporan.

2. Strategi Penelitian

Strategi merupakan suatu cara untuk melaksanakan suatu kegiatan atau cara dalam mencapai tujuan sehingga strategi bisa diartikan sama dengan metode. Metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu methodos yang berarti jalan atau cara. Sehubungan dengan karya ilmiah, maka yang dimaksud dengan metode adalah cara kerja yang sistematis mengacu pada aturan baku yang sesuai dengan permasalahan ilmiah yang bersangkutan dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah (Koentjaraningrat, 1977:16).

Ditinjau dari aspek yang diteliti, penelitian ini merupakan penelitian studi kasus. Menurut Kartini Kartono (1996: 236), studi kasus adalah satu metode studi eksploratif dan analisis yang sangat cermat dan intensif mengenai keadaan suatu unit (kesatuan) sosial, yaitu berupa pribadi atau person, suatu keluarga, suatu institut, kelompok kebudayaan, ataupun suatu kelompok masyarakat. Mulyana (2003:201), studi kasus adalah “uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagi aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program, atau suatu situasi sosial”. Dalam hal ini terpancang artinya terfokus, maksudnya dalam penelitian ini memfokuskan pada suatu masalah yang sudah ditetapkan sebelum peneliti terjun ke tempat penelitian. Disebut tunggal karena penelitian ini merupakan penataan secara rinci aspek-aspek tunggal. H.B Sutopo (2002:112-113) mengungkapkan “aspek tunggal bisa dilakukan pada sasaran satu orang atau lebih, satu desa, kecamatan, kabupaten, propinsi, negara, bangsa atau lebih, tergantung adanya kesamaan karakteristiknya atau adanya keseragaman”. Jadi dalam studi kasus yang terpenting adalah bagaimana menyajikan pandangan subjektif dari peneliti. Hal ini dapat dilakukan atau dapat dicapai dengan menggunakan metode wawancara, pengamatan, telaah dokumen atau arsip.

(43)

antara fenomena dan konteks tidak tampak dengan tegas dan dimana multi sumber dimanfaatkan. Untuk penelitian studi kasus ini menggunakan pendekatan tunggal terpancang karena sasaran dan tujuan serta masalah yang akan diteliti sudah ditetapkan sebelum terjun ke lapangan. Studi kasus merupakan salah satu metode penelitian ilmu sosial.

Studi kasus terpancang merupakan suatu perangkat penting untuk memfokuskan suatu inkuiri pada studi kasus. Tunggal karena kasus tersebut menyatakan kasus penting dalam menguji teori yang telah disusun dengan baik. Penelitian yang memusatkan diri pada pencatatan secara rinci dengan aspek-aspek suatu fenomena tunggal. Tunggal dalam penelitian ini mengandung pengertian bahwa hanya ada satu lokasi yaitu Kantor Pos Solo.

C. Sumber Data

Penelitian ilmiah memerlukan data atau informasi yang relevan dengan persoalan yang dihadapi sehingga mengena dan tepat. Sumber data merupakan segala sesuatu yang digunakan sebagai data dalam suatu penelitian. Untuk memperkuat kajian dalam penelitian ini, penulis menggunakan sumber data. Sumber data merupakan bagian yang sangat penting bagi peneliti karena ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan menentukan ketepatan dan kekayaan data atau informasi yang diperoleh (Sutopo, 2002: 57).

Menurut Sutopo (2002:50-53) mengatakan bahwa “Sumber data dalam penelitian kualitatif bisa berupa narasumber (informan), peristiwa atau aktivitas, tempat atau lokasi, benda, beragam gambar atau rekaman”. Sedangkan menurut Lofland yang dikutip oleh Moleong (2002:112) mengemukakan bahwa : “Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain”. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah informan, tempat dan peristiwa serta arsip dan dokumen, lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut :

1. Informan

Informan yaitu individu-individu tertentu yang dapat memberikan keterangan dan data atau informasi untuk kepentingan penelitian. ”Dalam penelitian kualitatif posisi sumber data manusia (narasumber) sangat penting

(44)

perannya sebagai individu yang memiliki informasinya” (Sutopo, 2002 : 90). Narasumber bukan sekedar memberikan tanggapan yang diminta peneliti tetapi bisa lebih memilih arah dan selera dalam menyajikan informasi yang ia miliki.

Menurut pendapat Moleong (2002 : 90) ”informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian”. Jadi informan adalah orang yang dapat memberikan informasi dalam penelitian yang digunakan sebagai sumber data. Dengan sumber data informan ini maka akan diperoleh informasi, pernyataan maupun kata-kata yang diperoleh dari sumber data primer yaitu orang yang tahu dan dapat dipercaya serta mengetahui secara mendalam mengenai data-data yang diperlukan. Informan dalam penelitian ini meliputi : pegawai Kantor Pos Solo, pengguna jasa Kantor Pos Solo, penjual benda-benda pos di sekitar Kantor Pos Solo.

2. Tempat dan Peristiwa

Tempat dan peristiwa dapat dijadikan sebagai sumber informasi karena

dalam pengamatan harus ada kesesuaian dengan konteksnya, dan setiap situasi

sosial selalu melibatkan pelaku, tempat dan aktifitas. Dari pengamatan tempat

dengan keseragaman benda yang berada di lokasi, peneliti sering memperoleh

informasi yang berkaitan dengan sikap dan pandangan pelakunya (Sutopo,

2002:51-52). Pengamatan pada peristiwa atau aktifitas, peneliti bisa mengetahui

proses bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri

secara langsung.

Tempat dan peristiwa dimaksudkan untuk memperkuat keterangan yang diberikan oleh informasi. Dalam penelitian ini tempat yang akan diobservasi adalah Kantor Pos Solo terletak ditengah kota Surakarta tepatnya di Jalan Jenderal Sudirman No. 8 Surakarta 57100. Dari tempat penelitian akan muncul berbagai fenomena dan data yang sangat diperlukan dalam penelitian. Peristiwa sendiri merupakan fenomena yang terjadi di tempat penelitian tersebut, peristiwa yang dimaksud adalah semua kegiatan yang terjadi di Kantor Pos Solo dan kaitannya dengan peranannya sebagai media komunikasi jasa bagi masyarakat.

(45)

3. Dokumen

Dokumen dan arsip merupakan sumber data yang tidak kalah penting

dalam penelitian kualitatif. Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda yang

berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktivitas, tetapi juga berupa gambaran atau

benda peninggalan yang berhubungan dengan suatu peristiwa tertentu. Sedangkan

arsip merupakan suatu dokumen berupa catatan rekaman yang lebih bersifat

formal dan terencana (Sutopo, 2002:61).

Menurut Sutopo (1988: 64) dokumen merupakan sumber penelitian di luar

manusia, dapat berupa surat-surat, proposal-proposal,pengumuman-pengumuman,

agenda, catatan rapat, laporan studi yang dilakukan di tempat yang sama dan juga

artikel yang ada di media yang berhubungan dengan masalah-masalah yang

diteliti. Dalam penelitian ini dokumen dan arsip yang akan digunakan adalah

berupa dokumen dan arsip yang ada di Kantor Pos Solo serta buku-buku yang ada

kaitannya dengan permasalah penelitian ini yang diperoleh dari perpustakaan.

D. Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan kegiatan untuk merumuskan tentang siapa dan berapa jumlah orang yang akan dijadikan sebagai sumber informasi. Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sample yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sample yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebarannya populasi agar diperoleh sampel yang representatif atau benar-benar mewakili populasi (Hadari Nawawi 1985: 152). Untuk memperoleh data yang lengkap dalam penelitian kualitatif perlu dilakukan teknik sampling, sehingga dalam penelitian kualitatif sampel yang ditujukan oleh peneliti sendiri sesuai dengan pertimbangan bahwa sampel tersebut tahu betul terhadap masalah yang diteliti, dapat dipercaya dan datanya obyektif

(46)

yaitu Wakil Kepala Kantor Pos Solo yang mengetahui tentang seluk beluk Kantor Pos Solo. Dalam purposive sampling, dengan kecenderungan peneliti untuk memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap (H. B. Sutopo, 2006: 64). Menurut Hadari Nawari (1985:152) teknik purposive sampling

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Bersifat selektif, di mana peneliti menguraikan berbagai pertimbangan berdasarkan konsep teoritis, keingintahuan pribadi, dan empiris serta diarahkan bagi usaha generalisasi teoritis bukan karakteristik populasi.

2. Pengambilan sampel, peneliti lebih cenderung memilih informan yang dianggap mengetahui secara mendalam serta dapat dipercaya sebagai sumber data yang menetap.

3. Dalam teknik tersebut juga dikenal istilah time sampling dan snowball sampling. Time sampling adalah waktu yang dipilih oleh peneliti yang paling tepat untuk mengunjungi informan, snowball sampling merupakan cara pemilihan informan pada waktu dilokasi penelitian berdasarkan petunjuk dari informan lain.

Di lapangan, informan dapat berkembang sebagai bola salju atau snowball. Snowball sampling menurut Yin ”digunakan bilamana peneliti ingin mengumpulkan data, yang berupa informasi dari informan dalam salah satu lokasi, tetapi peneliti tidak tahu siapa yang paling tepat untuk dipilih, karena tidak mengetahui kondisi dan struktur warga masyarakat dalam lokasi tersebut” (HB. Sutopo, 2002:57). Dalam penelitian ini cara peneliti melakukan snowball yaitu menemukan informan dengan cara bertanya pada orang pertama misalnya Wakil Kepala Kantor Pos Solo untuk selanjutnya bergulir ke orang kedua misalnya para pegawai Kantor Pos, kemudian orang ketiga misalnya para pelanggan yang menggunakan jasa Kantor pos dan seterusnya sehingga diperoleh data yang lengkap, akurat dan mendalam.

(47)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang ditempuh untuk memperoleh data yang diperlukan sehingga data yang diperoleh menjadi sempurna dan dapat dipertanggungjawabkan. Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut :

1.Wawancara

Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan seseorang untuk mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari responden, dengan bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (Koentjaraningrat, 1990 : 129). Menurut Lexy J Moleong (2002: 135) wawancara diartikan sebagai percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancara, orang yang memberi jawaban atas pertanyaan tersebut. Adapun tujuan wawancara menurut Lincoln dan Guba yang dikutip oleh Lexy J Moleong (2002 : 153) antara lain untuk merekonstruksikan mengenai orang, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti lain.

Penelitian kualitatif pada umumnya mengenai dua bentuk wawancara yaitu wawancara berencana dan wawancara tak berencana. Wawancara berencana selalu terdiri dari suatu daftar pertanyaan yang telah direncanakan dan disusun sebelumnya. Semua responden yang diseleksi untuk diwawancarai diajukan pertanyaan yang sama. Dengan kata-kata dan urutan yang seragam. Sebaliknya, wawancara tidak berencana merupakan wawancara yang tidak mempunyai satu persiapan sebelumnya.

Dipandang dari sudut pertanyaan wawancara dibagi menjadi dua golongan yaitu wawancara tertutup dan wawancara terbuka. Wawancara tertutup terdiri dari pertanyaan yang bentuknya sedemikian rupa sehingga kemungkinan jawaban dari informan terbatas. “Adapun wawancara terbuka adalah terdiri dari pertanyaan-pertanyaan dari responden secara panjang lebar” (Lexi J. Moleong, 1990: 138).

(48)

Dalam penelitian ini menggunakan bentuk wawancara terbuka artinya wawancara terdiri dari berbagai pertanyaan sehingga informan tidak terbatas menjawab dalam beberapa kata saja, tetapi dapat memberikan keterangan yang panjang. Sedangkan teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terbuka berencana yaitu wawancara yang selalu direncanakan dan disusun sebelumnya, semua responden yang diseleksi untuk wawancara diajukan pertanyaan yang sama. Wawancara dimaksudkan untuk menggali informasi yang belum diketahui. Informan yang dipilih adalah informan yang dianggap tahu tentang topik permasalahan yang bersangkutan. Peneliti mencatat informasi yang diberikan oleh informan dan mendiskusikan yang belum jelas tanpa memberikan pengaruh terhadap informan mengenai jawaban yang diberikan. Peneliti menggunakan instrumen penelitian dengan pedoman.

2.Observasi

Observasi adalah suatu cara untuk memperoleh data dengan pengamatan langsung. Dengan teknik ini dapat dilihat secara langsung keadaan, suasana, atau kenyataan yang ada dalam masyarakat yang diteliti dan berfungsi menambah data yang belum diperoleh melalui wawancara (Moleong, 2002:25). Teknik observasi diharapkan akan dapat dihindari adanya informasi semu yang kadang-kadang muncul dan ditemui dalam suatu penelitian. Observasi ini akan dilakukan secara non formal dengan melihat dan melakukan kunjungan ke lapangan untuk melihat apa yang terjadi dengan maksud agar dapat memacu pengertian, baik mengenai konteks maupun gejala yang sedang dikaji.

Sutopo (2002:64) menjelaskan bahwa ”Teknik observasi digunakan untuk

menggali data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda serta rekaman gambar-gambar”. Menurut Kartono (1996:182-188), kegiatan observasi ditinjau dari cara pelaksanaan dan tujuannya dibedakan menjadi tiga yaitu :

a. Teknik observasi partisipatif dan non partisipatif. Teknik observasi partisipasif yaitu teknik dimana observer ikut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para subyek yang diobservasi. Dan teknik non partisipatif adalah teknik observasi dimana observer tidak terlibat langsung dalam kegiatan.

Gambar

Tabel 3 : Daftar pelanggan Korporat Kantor Pos Solo ...............................
Tabel 1. Waktu Penelitian
Tabel. 2 Perkembangan Pos Indonesia
Gambar 1. Logo Pos Indonesia
+2

Referensi

Dokumen terkait