36
Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Suharsimi (Arikunto, 2006) penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Sehingga penelitian ini difokuskan pada tindakan-tindakan sebagai usaha untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Dalam penelitian tindakan kelas terdapat tiga tahapan yang harus dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan dan pengamatan, (3) refleksi.
3.2. Setting Penelitian 3.2.1. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN 1 Kemloko, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung.
3.2.2. Waktu Penelitian
Tabel 3.1
Alokasi Waktu Penelitian
No Keterangan Januari Februari Maret April Mei 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Persiapan
2 Pelaksanaan 3 Pelaporan
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan yang dimulai dari observasi awal, penyusunan proposal, penyusunan instrumen (RPP, lembar evaluasi, dan media pembelajaran), uji coba instrumen, pengumpulan data atau pelaksanaan penelitian, analisis data, dan penyusunan laporan hasil penelitian.
3.2.3. Subjek Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini subyek yang akan diteliti adalah siswa kelas II SDN 1 Kemloko, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung dengan jumlah 36 siswa terdiri dari 23 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.
3.3. Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas (Independent)
b. Variabel Terikat (Dependent)
Variabel terikat pada penelitian ini yaitu motivasi dan hasil belajar siswa. Variabel ini dilambangkan dengan variabel (Y). Dimana motivasi dan hasil belajar siswa akan dipengaruhi oleh adanya model cooperative script berbantuan permainan pelangi tac tic toe.
3.4. Rencana Tindakan
Rancangan penelitian tindakan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah model spiral, yang di kemukakan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc.Taggart, melalui dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 3 tahap yakni rencana tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi serta refleksi.
a. Rencana Tindakan
Dalam tahap perencanaan ini peneliti membuat perencanaan sebagai berikut : 1) Menelaah materi pembelajaran dan indikatornya.
2) Menyusun RPP sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. 3) Menyiapkan media dan alat peraga.
4) Menyiapkan lembar observasi yang digunakan dalam penelitian. 5) Menyiapkan alat evaluasi : pre test, post test, dan lembar kerja siswa. b. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Penelitian ini dilaksanakan dengan pelaksanaan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya, yaitu :
1) Melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran cooperative script berbantuan permainan tac tic toe.
3) Kegiatan observasi dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru pengamat untuk mengamati tingkah laku dan sikap siswa dalam pembelajaran matematika.
4) Kegiatan observasi terhadap guru yang menerapkan model pembelajaran cooperative script berbantuan permainan tac tic toe.
c. Refleksi
1) Mengkaji motivasi dan hasil belajar siswa, hasil pengamatan aktifitas guru, dan pencapaian indikator kinerja.
2) Melakukan perbaikan pada siklus ke dua agar pelaksanaannya lebih efektif serta indikator kinerjanya tercapai.
1. Siklus Pertama
a. Perencanaan Tindakan
Perencanaan pembelajaran pada siklus pertama yang dilakukan adalah membuat instrumen yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, yang terdiri dari :
1) Rencana pelaksanaan pembelajaran. 2) Lembar observasi
3) Media dan alat peraga.
4) Daftar kelompok siswa yang heterogen
5) Soal evaluasi yang digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang baru saja diajarkan.
b. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan penelitian siklus pertama dilakukan dengan langkah– langkah sebagai berikut :
a) Pendahuluan
2) Mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi pelajaran yang akan dipelajari.
3) Guru mengkorelasikan jawaban siswa dengan materi yang akan dipelajari yaitu perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka.
4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b) Kegiatan Inti
1) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Satu kelompok beranggotakan 2 orang/berpasangan.
2) Guru menyiapkan kelengkapan peralatan permainan dan membagi kelompok untuk melakukan permainan (misalnya kelompok 1 melawan kelompok 2, kelompok 3 melawan kelompok 4, dst).
3) Guru membagikan kelengkapan peralatan permainan dan membacakan panduan permainan level 1 dan level 2.
4) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama menggulirkan dadu dan siapa yang menentukan hasil kali pada angka yang keluar dari dua buah dadu, kemudian meletakkan bidak catur dalam papan permainan pada setiap kelompok.
5) Setiap anggota kelompok bekerja sama (menyimak dan mengoreksi) dalam menentukan hasil kali pada angka yang keluar dari dua buah dadu agar tidak salah menghitung.
6) Bertukar peran, semula sebagai penggulir dadu ditukar menjadi penentu hasil kali dan sebaliknya.
7) Guru dan siswa memberikan kesimpulan. c) Kegiatan Penutup
2) Guru bersama siswa membuat kesimpulan rangkuman hasil belajar selama sehari.
3) Guru memberikan soal evaluasi kepada peserta didik. 4) Tindak lanjut (perbaikan dan pengayaan).
c. Refleksi
1) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasi mutu, jumlah, dan waktu dari setiap macam tindakan.
2) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada pertemuan berikutnya.
2. Siklus Kedua
a. Perencanaan Tindakan
Perencanaan pembelajaran pada siklus kedua yang dilakukan adalah membuat instrumen yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, yang terdiri dari :
1) Rencana pembelajaran. 2) Media dan alat peraga.
3) Soal evaluasi yang digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang baru saja diajarkan.
b. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan penelitian siklus kedua dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut :
a) Pendahuluan
1) Review, apersepsi, motivasi
2) Penjelasan guru kepada siswa tentang tujuan pembelajaran 3) Pembentukan kelompok baru, setiap kelompok beranggotakan 2
siswa dengan kemampuan yang berbeda.
kelompok 1 melawan kelompok 2, kelompok 3 melawan kelompok 4, dst).
5) Guru membagikan kelengkapan peralatan dan membacakan panduan permainan.
6) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama menggulirkan dadu dan siapa yang menentukan hasil kali pada angka yang keluar dari dua buah dadu, kemudian meletakkan bidak catur dalam papan permainan pada setiap kelompok.
b) Kegiatan Inti Tahap Pemahaman
1. Siswa dengan kelompok barunya berusaha menguasai serta memahami topik materi yang diterimannya.
2. Guru memberikan bantuan seperlunya. Tahap Penularan
1) Tiap siswa dalam kelompok saling bekerjasama memberikan penjelasan dan menerima materi untuk mendapatkan pemahaman. Kegiatan ini dilakukan oleh setiap anggota kelompok bekerja sama (menyimak dan mengoreksi) dalam menentukan hasil kali pada angka yang keluar dari dua buah dadu agar tidak salah menghitung.
2) Bertukar peran sampai semua siswa dalam kelompok tersebut sudah berperan sebagai penggulir dadu dan penentu hasil kali. 3) Guru memonitoring kerja tiap - tiap kelompok.
c) Kegiatan Penutup
1) Memberikan soal evaluasi berupa tes formatif. 2) Kesimpulan dari proses pembelajaran.
c. Refleksi
2) Membahas hasil evaluasi tentang scenario pembelajaran pada siklus kedua.
3) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi.
3.5. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Adapun teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan motivasi dan hasil belajar khususnya tentang mata pelajaran matematika sebelum dan sesudah diberi tindakan, peneliti menggunakan:
1. Dokumentasi
Berdasarkan Sukmadinata (2005) studi dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen– dokumen baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik metode ini peneliti gunakan untuk memperoleh data awal tentang nama siswa, no induk, nilai hasil ulangan siswa kelas II SDN 1 Kemloko Kabupaten Temanggung. 2. Wawancara
Berdasarkan Denzin dalam Rochiati Wiriatmaja (2005) wawancara merupakan pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dapat memberikan informasi / penjelasan hal-hal yang dianggap perlu. Pada penelitian ini yang diwawancara adalah kepala sekolah, guru dan beberapa siswa.
3. Observasi
Tabel 3.2
Kisi – Kisi Observasi Kegiatan Guru Dalam Pembelajaran Cooperative Script Berbantuan Permainan Pelangi Tac Tic Toe
Tahap Indikator Item
I. Melakukan Kegiatan Pendahuluan
a. Melakukan kegiatan apersepsi
b. Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan rencana kegiatan
c. Menjelaskan langkah-langkah model cooperative script berbantuan permainan pelangi tac tic toe yang akan digunakan
a. Membimbing siswa membentuk kelompok b. Menyiapkan kelengkapan peralatan permainan c. Membagikan kelengkapan peralatan permainan d. Membimbing siswa dalam pembagian peran pada
tiap-tiap kelompok
e. Membimbing siswa bekerja sama dalam menentukan hasil kali pada angka yang keluar dari dua buah dadu f. Membimbing siswa dalam bertukar peran, semula
sebagai penggulir dadu ditukar menjadi penentu hasil kali dan sebaliknya
g. Membimbing siswa untuk menyimpulkan atas pembelajaran yang sudah dilakukan
4
a. Memberikan motivasi kepada siswa
b. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa
c. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa d. Melaksanakan tindak lanjut
11 12
13 14
Tabel 3.3
Kisi – Kisi Observsi Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran Cooperative Script Berbantuan Permainan Pelangi Tac Tic Toe
Tahap Indikator Item
I. Melakukan Kegiatan Pendahuluan
a. Kesiapan menerima pelajaran matematika 1
II. Melakukan
b. Membentuk kelompok
c. Menyimak materi yang dijelaskan guru d. Melakukan tanya jawab
e. Mendapatkan kelengkapan peralatan permainan f. Melakukan pembagian peran pada kelompoknya
masing – masing
g. Bekerja sama dalam menentukan hasil kali pada angka yang keluar dari dua buah dadu
h. Bertukar peran, semula sebagai penggulir dadu ditukar menjadi penentu hasil kali dan sebaliknya i. Mengerjakan tes individu (post tes)
j. Menyimpulkan atas pembelajaran yang sudah dilakukan
a. Mendengarkan motvasi yang diberikan oleh guru b. Melakukan refleksi pembelajaran
c. Menyusun rangkuman d. Melaksanakan tindak lanjut
11 12 13 14
4. Angket
Angket yang digunakan disini merupakan angket tertutup, artinya angket yang pengisianya memberikan centang atau menyilang dari beberapa item yang telah ditentukan oleh peneliti.
Tabel 3.4
Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Siswa
No Aspek Indikator No item Jumlah
Positif Negatif 1. Minat dan
guru matematika. - Senang matri pelajaran
memperoleh nilai baik
15
4. Rasa senang dalam mengerjakan tugas dari guru
- Kesadaran siswa untuk tidak mencontek
16 1
5. Reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru
- Dorongan untuk berprestasi.
19, 20 2
Jumlah Total 13 7 20
Tabel 3.5
Skala Penilaian Angket Motivasi Belajar Siswa No. Pilihan Jawaban Jenis Soal dan Skor
Positif Negatif
1. Sangat tidak setuju 1 4
2. Tidak setuju 2 3
3. Setuju 3 2
4. Sangat setuju 4 1
5. Tes
Tabel 3.6
Kisi-kisi Soal Tes Formatif Siklus 1 Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi
Pokok Indikator
Bentuk
Kisi-kisi Soal Tes Formatif Siklus 2 Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi
Pokok Indikator
bilangan
3.6. Uji Coba Instrumen Penelitian
Uji coba instrumen penelitian ini meliputi uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dan uji reliabilitas dalam penelitiaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan sudah valid dan reabel atau belum. Jika instrumen sudah valid dan reabel, maka instrumen tersebut dapat digunakan untuk menguji tingkat keberhasilan suatu pembelajaran. Adapun uji validitas dan reliabilitas adalah sebagai berikut.
3.6.1. Uji Validitas
Instrumen tes dan angket diujikan terlebih dahulu di SD Negeri 1 Gandulan Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung dengan jumlah 23 siswa. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan IBM SPSS Statistic 20 dengan teknik Corrected Item Total Correlation yang dinotasikan dengan (r). Jika r hitung > r tabel maka dapat dikatakan bahwa tes hasil belajar mengukur keadaan yang ingin diukurnya (valid). Harga tabel untuk jumlah siswa (N) 23 dengan taraf signifikan 5% menunjukkan angka sebesar 0,413 (Sugiyono, 2011).
3.6.1.1. Uji Validitas Angket Motivasi
Uji validitas angket motivasi ini untuk menguji kevaliditasan angket motivasi yang digunakan untuk mengukur tingkat motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan model cooperative script berbantuan permainan pelangi tac tic toe. Setelah diujicobakan kemudian peneliti menganalisis tingkat kevaliditasannya
dengan bantuan IBM SPSS Statistic 20. Hal ini dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam menguji validitas angket motivasi. Adapun hasil uji validitas instrumen angket motivasi dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.8
Hasil Uji Validitas Angket Motivasi
No. Item R (0,413) Keterangan
Valid Tidak Valid
1 0.686 √
2 0.469 √
3 0.650 √
4 0.569 √
5 0.618 √
6 0.618 √
7 0.463 √
9 0.598 √
10 0.649 √
11 0.460 √
12 0.492 √
13 0.657 √
14 0.816 √
15 0.650 √
16 0.498 √
17 0.427 √
18 0.510 √
19 0.499 √
20 0.572 √
Jumlah 20
Berdasarkan tabel 3.8 tampak bahwa dari jumlah 20 instrumen soal semuanya dinyatakan valid dan dapat digunakan, karena hasil perhitungan dari kolom Corrected Item Total Correlation menunjukkan nilai ≥ 0,413. Sehingga instrumen angket motivasi tersebut dapat digunakan untuk menguji tingkat motivasi siswa.
3.6.1.2. Uji Validitas Soal Evaluasi
Tabel 3.9
Hasil Uji Validitas Butir Soal Siklus I
No. Item R (0,413) Keterangan
Valid Tidak Valid
1 0.577 √
2 0.577 √
3 0.534 √
4 0.577 √
5 0.534 √
6 0.534 √
7 0.470 √
8 0.534 √
9 0.000 √
10 0.577 √
11 0.734 √
12 0.734 √
13 0.734 √
14 0.486 √
15 0.486 √
16 0.734 √
17 0.486 √
18 0.734 √
19 0.734 √
20 0.486 √
21 0.215 √
22 0.058 √
23 0.497 √
25 0.470 √
26 0.708 √
27 0.629 √
28 0.590 √
29 0.573 √
30 0.241 √
Jumlah 25 5
Berdasarkan tabel 3.9 tampak bahwa dari jumlah soal sebayak 30 terdapat 25 butir soal yang valid, sedangkan soal yang tidak valid terdapat 5 butir soal. Selanjutnya dalam siklus 2 juga dilakukan pengujian butir soal. Hasil uji validitas butir soal pada siklus 2 secara rinci disajikan melalui tabel berikut.
Tabel 3.10
Hasil Uji Validitas Butir Soal Siklus 2
No. Item R (0,413) Keterangan
Valid Tidak Valid
1 0.776 √
2 0.628 √
3 0.769 √
4 0.780 √
5 0.732 √
6 0.821 √
7 0.843 √
8 0.769 √
9 0.843 √
10 0.723 √
11 0.385 √
13 0.777 √
14 0.332 √
15 0.552 √
16 0.682 √
17 0.422 √
18 0.521 √
19 0.824 √
20 0.595 √
21 0.511 √
22 0.692 √
23 0.337 √
24 0.231 √
25 0.521 √
26 0.410 √
27 0.550 √
28 0.521 √
29 0.511 √
30 0.627 √
Jumlah 25 5
Berdasarkan tabel 3.10 tampak bahwa dari jumlah soal sebayak 30 terdapat 25 butir soal yang valid, sedangkan soal yang tidak valid terdapat 5 butir soal.
3.6.2. Uji Reliabilitias
beberapa kali untuk mengukur objek yang sama. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan program IBM SPSS Statistic 20 dengan teknik Reliability Analysis untuk mengetahui nilai koefisien Alpha Cronbach. Apabila Alpha hitung > r tabel dan Alpha hitung bernilai positif, maka instrumen dapat dikatakan reliabel. Berikut ini merupakan tabel tingkat koefisien Alpha Cronbach.
Tabel 3.11
Rentang Indeks Reliabilitas
No. Indeks Kategori
1. 0,81 – 1,00 Sangat Tinggi
2. 0,61 – 0,80 Tinggi
3. 0,41 – 0,60 Cukup
4. 0,21 – 0,40 Rendah
5. 0,00 – 0,20 Sangat Rendah
3.6.2.1. Uji Reliabilitas Angket Motivasi
Peneliti mengujicobakan instrumen angket motivasi tersebut dengan tujuan untuk mengetahui apakah instrumen angket tersebut reabel atau tidak. Setelah diujicobakan kemudian peneliti menganalisisnya dengan bantuan IBM SPSS Statistic 20. Hal ini dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam menguji reliabilitas angket
motivasi. Adapun hasil uji reliabilitas instrumen angket motivasi dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.12
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Angket Motivasi Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
Berdasarkan perhitungan SPSS versi 20, maka hasil reliabilitas instrumen angket motivasi dinyatakan reliabel nilai koefisien Alpha menunjukkan lebih dari 0,9. Dengan melihat nilai Cronbach’s Alpha yaitu .917 masuk dalam kategori sangat tinggi, maka instrumen motivasi belajar dinyatakan reabel dan dapat digunakan.
3.6.2.2. Uji Reliabilitas Soal Evaluasi
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan program IBM SPSS Statistic 20 dengan teknik Reliability Analysis untuk mengetahui nilai koefisien Cronbach’s
Alpha. Hasil uji reliabilitas soal siklus I dan siklus 2 dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel 3.13
Hasil Uji Reliabilitas Butir Soal Siklus 1 Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.937 25
Berdasarkan tabel 3.13 hasil uji reliabilitas soal pada siklus 1 yang terdiri dari 25 soal valid dinyatakan reliabel dengan nilai koefisien Cronbach’s Alpha sebesar 0,937 dan masuk pada kategori sangat tinggi. Selanjutnya dalam siklus 2 juga dilakukan pengujian butir soal. Secara rinci disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3.14
Hasil Uji Reliabilitas Butir Soal Siklus 2 Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
Berdasarkan tabel 3.14 hasil uji reliabilitas soal pada siklus 2 yang terdiri dari 25 soal valid dinyatakan reliabel dengan nilai koefisien Cronbach’s Alpha sebesar 0,956 dan masuk pada kategori sangat tinggi.
3.6.3. Taraf Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran soal adalah angka yang menunjukkan proporsi peserta didik yang menjawab betul suatu butir soal menurut Slameto (Wardani Naniek Sulistya, dkk, 2012).
Rumus mencari indeks kesukaran menurut Arikunto (2006).
Keterangan :
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar. JS = jumlah seluruh peserta tes
Tabel 3.15
Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Rentang Nilai Tingkat Kesukaran
0,00 – 0,39 Tinggi
0,40 – 0,80 Sedang
0,81 – 1,00 Rendah
Tabel 3.16
Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus 1 Tingkat
Kesukaran No. Butir Soal Jumlah
Tinggi 29 1
Sedang 11, 12, 13, 16, 18, 19, 23, 26, 27, 28 10 Rendah 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 14, 15, 17, 20, 25 14
Berdasarkan tabel 3.16 nampak bahwa tingkat kesukaran pada soal siklus 1 menunjukkan soal dengan tingkat kesukaran rendah sebanyak 14 butir soal yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 14, 15, 17, 20, dan 25, untuk soal dengan tingkat kesukaran sedang terdapat 10 butir soal yaitu soal nomor 11, 12, 13, 16, 18, 19, 23, 26, 27, dan 28, sedangkan untuk soal dengan tingkat kesukaran tinggi terdapat 1 butir soal yaitu soal nomor 29. Selanjutnya tingkat kesukaran butir soal pada siklus 2 secara rinci disajikan melalui tabel 3.17 berikut ini.
Tabel 3.17
Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus 2 Tingkat
Kesukaran No. Butir Soal Jumlah
Tinggi 1, 6, 7, 9, 10, 13, 17, 18, 25, 28 10 Sedang 2, 3, 4, 5, 8, 12, 15, 16, 19, 20, 22 11
Rendah 21, 27, 29, 30 4
10, 13, 17, 18, 25, dan 28.
3.7. Indikator Kinerja
Berdasarkan latar belakang permasalahan dan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, maka dipergunakan indikator sebagai berikut :
1. ≥ 80% siswa memperoleh skor angket motivasi dari keseluruhan kegiatan dengan kategori tinggi.
2. 90% dari jumlah siswa dapat menguasai materi perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka yaitu mendapatkan nilai ≥ 60 (KKM).
3.8. Teknik Analisis Data
Tehnik análisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kualitatif dan Deskripsi Kuantitatif, karena data yang diperoleh akan di analisis adalah berbentuk kata-kata atau penjelasan (Deskriptif Kualitatif) dan berbentuk angka-angka (Deskripsi Kuantitatif). Untuk keperluan analisis data kualitatif diperoleh dari lembar observasi, sedangkan untuk keperluan analisis data kuantitatif diperoleh dari lembar penilaian hasil kerja.
3.8.1. Data Kuantitatif
Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Data berupa hasil belajar matematika yang dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dengan cara menghitung persentase ketuntasan belajar sebagai berikut.
Jumlah siswa yang tuntas belajar Jumlah siswa
Dikatakan tuntas belajar secara klasikal jika 90% populasi kelas telah tuntas belajar. Kriteria ketuntasan belajar siswa dikelompokkan kedalam 2 kategori tuntas dan tidak tuntas, dengan kriteria sebagai berikut.
Hasil belajar (%) =
Tabel 3.18
Kriteria Ketuntasan Belajar Kriteria ketuntasan Kualifikasi
≥ 60 Tuntas
< 60 Tidak Tuntas
Sumber : KKM mata pelajaran matematika kelas II SDN 1 Kemloko.
3.8.2. Data Kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian ini adalah data observasi dari hasil observasi dan refleksi dari setiap siklus. Data kualitatif yang diperoleh dari observasi guru dan siswa selama proses pembelajaran matematika berlangsung dengan cara deskriptif. Data observasi ini menggunakan skala penilaian dengan rentang nilai antara (4, 3, 2, 1) yang berarti angka 4 = baik sekali, 3 = baik, 2 = cukup, 1 = kurang (Sudjana, 2006) dengan cara memberi ( √ ) pada kolom skala nilai.
Menurut Widoyoko (2012) konvensi skor keterlaksanaan pembelajaran dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut :
skor tertinggi – skor terendah
Skor kelas interval
Skala nilai dikonversikan untuk menilai keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan observer. Konversi keterlaksanaan pembelajaran tersebut dapat dilihat tabel 3.19.
Tabel 3.19
Konversi Nilai Keterlaksanaan Pembelajaran Interval Skor Kategori
≤ 21 Sangat kurang
22 – 34 Kurang
35 – 47 Cukup
48 – 60 Baik
Observasi motivaasi siswa ini dilakukan dengan angket motivasi belajar yang dibuat dengan memperhatikan beberapa indikator. Menurut Sudjana (2005) motivasi belajar siswa dapat dilihat dalam hal :
a. Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran
b. Semangat siswa untuk melaksanakan tugas-tugas belajarnya c. Tanggung jawab siswa untuk melaksanakan tugas-tugas belajarnya d. Rasa senang dalam mengerjakan tugas dari guru
e. Reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru.
Data observasi motivasi menggunakan skala penilaian dengan rentang nilai antara (4, 3, 2, 1) untuk penilaian keterlaksanaan guru dalam pembelajaran yang berarti angka 4 = sangat setuju, 3 = setuju, 2 = tidak setuju, 1 = sangat tidak setuju. Menurut Widiyoko (2012) rumus menghitung rentang skor adalah sebagai berikut :
skor tertinggi – skor terendah Skor kelas interval
Jarak interval setelah diketahui kemudian dibuat konversi skor motivasi belajar siswa seperti pada tabel 3.20.
Tabel 3.20
Konversi Nilai Motivasi Belajar Siswa Rentang Nilai Keterngan
≤ 32 Sangat rendah
33 – 48 Rendah
49 – 64 Cukup