Pajak dan Retribusi
Daerah
Pertemuan Ke 3
Administrasi Keuangan Daerah
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Cimahi
Elemen Penerimaan
Daerah
• Pendapatan Asli Daerah;
• Dana Perimbangan;
• Pinjaman Daerah; dan
Unsur Pendapatan Asli
Daerah
• Pajak Daerah
• Retribusi Daerah
• Hasil Perusahaan Milik Daerah
• Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Lainnya yang Dipisahkan
Sumber Andalan PAD
• Pajak Daerah
Pajak
Pajak adalah : iuran wajib yang dibayar oleh wajib pajak berdasarkan norma-norma hukum untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran kolektif guna meningkatkan kesejahteraan umum yang balas jasanya tidak diterima secara langsung.
Berdasarkan pengertian tersebut, pajak mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
•Iuran wajib dikenakan kepada masyarakat wajib pajak.
•Iuran wajib yang ditetapkan dengan norma-norma atau aturan hukum.
•Digunakan untuk membiayai kepentingan umum/bersama.
•Bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Retribusi
Retribusi adalah pungutan yang dikenakan kepada masyarakat yang menggunakan fasilitas yang disediakan oleh negara. Di sini terlihat bahwa bagi mereka yang membayar retribusi akan menerima balas jasanya secara langsung berupa fasilitas negara yang digunakannya.
Pungutan retribusi antara lain adalah :
•Retribusi kebersihan
•Retribusi masuk terminal
•Retribusi tontonan
•Retribusi iklan
Dasar Hukum Pajak &
Retribusi Daerah
• Undang-Undang No. 28 tahun 2009 tentang
Jenis Pajak Provinsi
•
Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan
di Atas Air, dengan tarif maksimum 5%.
•
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan
Kendaraan di Atas Air, dengan tarif
maksimum 10%.
•
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor,
dengan tarif maksimum 5%.
Bagian Pajak Provinsi Untuk
Kabupaten/Kota
• Hasil penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air diserahkan kepada Daerah Kabupaten/Kota
paling sedikit 30%;
• Hasil penerimaan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor diserahkan kepada Daerah
Kabupaten/Kota paling sedikit 70%;
Jenis pajak Kabupaten/Kota
terdiri atas:
•
Pajak Hotel, dengan tarif maksimum 10%.
•
Pajak Restoran, dengan tarif maksimum
10%.
•
Pajak Hiburan, dengan tarif maksimum 35%.
•
Pajak Reklame, dengan tarif maksimum 25%.
•
Pajak Penerangan Jalan, dengan tarif
maksimum 10%.
•
Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan
C, dengan tarif maksimum 20%.
Jenis Retribusi Daerah dibagi
menjadi tiga golongan, yaitu:
• Retribusi Jasa Umum
• Retribusi Jasa Usaha
Retribusi Jasa Umum
• Kriteria Retribusi Jasa Umum
• Retribusi Jasa Umum bersifat bukan pajak dan bersifat
bukan Retribusi Jasa Usaha atau Retribusi Perizinan Tertentu;
• Jasa yang bersangkutan merupakan kewenangan daerah
dalam rangka pelaksanaan desentralisasi;
• Jasa tersebut memberi manfaat khusus bagi orang pribadi
atau badan yang diharuskan membayar retribusi, di
samping untuk melayani kepentingan dan kemanfaatan umum;
• Jasa tersebut layak untuk dikenakan retribusi;
• Retribusi tidak bertentangan dengan kebijakan nasional
mengenai penyelenggaraannya;
• Retribusi dapat dipanggul secara efektif dan efsien, serta
merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang potensial; dan
• Pemungutan Retribusi memungkinkan penyediaan jasa
Jenis-jenis Retribusi Jasa
Umum adalah:
• Retribusi Pelayanan Kesehatan;
• Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan;
• Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akte Catatan Sipil;
• Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat;
• Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum;
• Retribusi Pelayanan Pasar;
• Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor;
• Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran;
• Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta;
Retribusi Jasa Usaha
•
Retribusi Jasa Usaha ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah dengan
kriteria-kriteria sebagai berikut:
• Retribusi Jasa Usaha bersifat bukan pajak dan bersifat bukan Retribusi Jasa Umum atau
Retribusi Perizinan Tertentu; dan
• Jasa yang bersangkutan adalah jasa yang bersifat komersial yang seyogyanya
disediakan oleh sektor swasta tetapi belum memadai atau terdapatnya harta yang
dimiliki/dikuasai daerah yang belum
Jenis Retribusi Jasa Usaha
adalah:
• Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah; • Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan; • Retribusi Tempat Pelelangan;
• Retribusi Terminal;
• Retribusi Tempat Khusus Parkir;
• Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa; • Retribusi Penyedotan Kakus;
• Retribusi Rumah Potong Hewan;
• Retribusi Pelayanan Pelabuhan Kapal;
• Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga; • Retribusi Penyeberangan di Atas Air;
Retribusi Perizinan
Tertentu
•
Retribusi Perizinan Tertentu ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah dengan
kriteria-kriteria sebagai berikut:
• perizinan tersebut termasuk kewenangan
pemerintahan yang diserahkan kepada daerah dalam rangka asas desentralisasi;
• perizinan tersebut benar-benar diperlukan guna melindungi kepentingan umum; dan
• biaya yang menjadi beban daerah dalam
Jenis Retribusi Perizinan
Tertentu adalah:
• Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;
• Retribusi Tempat Penjualan Minuman Beralkohol;
• Retribusi Izin Gangguan;
Objek Retribusi Daerah
• Jasa Umum, yaitu berupa pelayanan yang
disediakan atau diberikan Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan
umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
• Jasa Usaha, yaitu berupa pelayanan yang
disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial.
• Perizinan Tertentu, yaitu kegiatan tertentu
Subjek Retribusi Daerah
•
Retribusi Jasa Umum adalah orang pribadi
atau badan yang mengunakan/menikmati
pelayanan jasa umum yang
bersangkutan.
•
Retribusi Jasa Usaha adalah orang pribadi
atau badan yang
menggunakan/menikmati pelayanan jasa
usaha yang bersangkutan.
•
Retribusi Perizinan Tertentu adalah orang
Prinsip dan sasaran penetapan
tarif jenis Retribusi Daerah
sebagai berikut:
• Retribusi Jasa Umum, berdasarkan kebijakandaerah dengan mempertimbangkan biaya
penyediaan jasa yang bersangkutan, kemampuan masyarakat, dan aspek keadilan;
• Retribusi Jasa Usaha, berdasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak
sebagaimana keuntungan yang pantas diterima oleh pengusaha swasta sejenis yang beroperasi secara efsien dan berorientasi pada harga pasar;
• untuk Retribusi Perizinan Tertentu, berdasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian atau
Tata Cara Pelaksanaan
Pemungutan Retribusi dan
Tata Cara Penghapusan
Piutang Retribusi Yang
Kadaluwarsa
• Tata cara pelaksanaan pemungutan retribusi ditetapkan
oleh Kepala Daerah.
• Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi
karena hak untuk melakukan penagihan sudah kadaluwarsa dapat dihapuskan.
• Penghapusan Piutang Retribusi Daerah Propinsi dan
Piutang Retribusi Daerah Kabupaten/Kota yang sudah kadaluwarsa dilakukan dengan Keputusan yang masing-masing ditetapkan oleh Gubernur dan Bupati/Walikota.
• Tata cara penghapusan piutang retribusi yang sudah
Permasalahan Umum
Pemerintah Daerah
• Ketidakcukupan sumber daya fnansial
• Minimnya jumlah pegawai yang memiliki ketrampilan
dan keahlian
• Sistem pengendalian manajemen yang tidak memadai • Rendahnya produktivitas pegawai
• Inefsiensi
• Infrastruktur yang kurang mendukung
• Lemahnya perangkat hukum (aparat penegak hukum
dan peraturan hukum) serta kesadaran masyarakat terhadap penegakan hukum
• Adanya benturan budaya (SARA) yang destruktif • Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN)
Masalah yang dihadapi
pemerintah daerah terkait
dengan kurangnya sumber daya
finansial antara lain:
• Tingginya tingkat kebutuhan daerah (fscal need)
sementara penerimaan daerah (fscal capasity) tidak cukup untuk membiayai kebutuhan daerah, sehingga keadaan
tersebut menimbulkan fscal gap;
• Rendahnya kualitas sarana dan prasarana (seperti: jalan,
pasar, terminal, dan sebagainya) sehingga menyebabkan kelesuan ekonomi daerah;
Strategi Optimalisasi Pajak dan
Retribusi Daerah
• Adalah cara atau sistem dalam rangka
Kebijakan dan strategi yang
dapat ditempuh pemerintah
daerah untuk meningkatkan PAD,
antara lain:
•
Menghitung potensi PAD yang riil dimiliki
daerah;
•
Evaluasi pajak daerah dan retribusi daerah;
•
Menjadikan Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB) sebagai pajak daerah;
•
Memperbaiki sistem perpajakan daerah;
dan
Menghitung Potensi
PAD
• Untuk mengoptimalkan penerimaan PAD, langkah pertama yang harus dilakukan pemerintah daerah adalah menghitung potensi Pendapatan Asli
Daerah secara sistematis.
Fokus Optimalisasi Retribusi Di
daerah
• Retribusi Pasar
• Retribusi Terminal
• Retribusi Parkir
Evaluasi Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah
• Masih banyak yang beranggapan bahwa otonomi daerah berarti pemerintah daerah harus mencukupi kebutuhan daerahnya dengan Pendapatan Asli
•
Harus dipahami bahwa otonomi daerah
tidak berarti eksploitasi daerah untuk
menghasilkan PAD setinggi-tingginya.
Jika otonomi diartikan sebagai
eksploitasi PAD, maka justru masyarakat
daerahlah yang akan terbebani.
Maksimisasi PAD akan berimplikasi pada
peningkatan pungutan pajak daerah dan
retribusi daerah, karena penyumbang
Kebijakan untuk tidak menambah
pungutan pajak dan
meningkatkan retribusi
didasarkan atas beberapa
pertimbangan.
• Pertama, pungutan retribusi langsung berhubungan dengan masyarakat pengguna layanan publik (public service).
Kriteria Pajak untuk
dikembangkan
• Bersifat pajak dan bukan retribusi;
• Objek pajak terletak atau terdapat di wilayah Daerah
Kabupaten/Kota yang bersangkutan dan mempunyai mobilitas yang cukup rendah serta hanya melayani masyarakat di wilayah Daerah Kabupaten/Kota yang bersangkutan;
• Objek dan dasar pengenaan pajak tidak
bertentangan dengan kepentingan umum;
• Objek pajak bukan merupakan objek pajak Propinsi
dan/atau objek pajak Pusat;
• Potensinya memadai;
• Tidak memberikan dampak yang negatif terhadap
perekonomian;
• Memperhatikan aspek keadilan dan kemampuan
masyarakat;