• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sudut pandang dan narasi kewirausahaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sudut pandang dan narasi kewirausahaan"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Sudut pandang kewirausahaan

Kewirausahaan dilihat dari berbagai sudut pandang

Terlepas dari berbagai definisi kewirausahaan yang dikemukakan oleh para ahli,

wirausaha dapat dipandang dari berbagai sudut dan konteks, yaitu ahli ekonomi,

manajemen, pelaku bisnis, psikolog dan pemodal.

Pandangan Ahli Ekonomi

Menurut ahli ekonomi, wirausaha adalah orang yang mengkombinasikan factorfaktor

produksi seperti sumber daya alam, tenaga kerja, material, dan peralatan lainnya untuk meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari sebelumnya. Wirausaha

juga merupakan orang yang memperkenalkan perubahan-perubahan,

inovasi dan

perbaikan produksi lainnya. Dengan kata lain, wirausaha adalah seseorang atau

sekelompok orang yang mengorganisasikan factor-faktor produksi, sumber daya

alam, tenaga, modal dan keahlian untuk tujuan memproduksi barang dan jasa.

Pandangan Ahli Manajemen

Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam

menggunakan dan

mengkombinasikan sumber daya seperti keuangan, material, tenaga kerja, keterampilan untuk menghasilkan produk, proses produksi, bisnis dan

Menurut Scarborough dan Zimmerer (1993 : 35), wirausaha adalah orang yang

menciptakan suatu bisnis baru dalam menghadapi resiko dan ketidakpastian

dengan maksud untuk memperoleh keuntungan dan pertumbuhan dengan cara

(2)

diperlukan

untuk memanfaatkan peluang tersebut.

Menurut Dun Steinhoff dan John F. Burgess (1993 : 35), pengusaha adalah orang

yang mengorganisasikan, mengelola dan berani menanggung resiko sebuah usaha

atau perusahaan. Sedang wirausaha adalah orang yang menanggung resiko keuangan, material, dan sumber daya manusia, cara menciptakan konsep usaha

yang baru atau peluang dalam perusahaan yang sudah ada. Dalam konteks bisnis menurut Sri Edi Swasono (1978 : 38), wirausaha adalah

pengusaha, tetapi tidak semua pengusaha adalah wirausaha. Wirausaha adalah

pelopor dalam bisnis, innovator, penanggung resiko yang mempunyai visi ke depan dan memiliki keunggulan dalam prestasi di bidang usaha.

Pandangan Psikolog

Wirausaha adalah orang memiliki dorongan kekuatan dari dalam dirinya untuk

memperoleh suatu tujuan serta suka bereksperimen untuk menampilkan kebebasan dirinya di luar kekuasaan orang lain.

Pandangan Pemodal

Wirausaha adalah orang yang menciptakan kesejahteraan untuk orang lain, menemukan cara-cara baru untuk menggunakan sumber daya, mengurangi pemborosan dan membuka lapangan kerja yang disenangi masyarakat.

(3)

Kewirausahaan dilihat dari Berbagai Sudut

Pandang dan Konteks

(4)

Menurut ahli Ekonomi, wrausaha adalah orang yang

mengombinasikan factor-faktor produksi sepertii sumber daya alam, tenaga kerja, material, dan peralatan lainnya untuk meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari nilai sebelumnya. Wirausaha juga merupakan orang yang memperkenalkan

perubahan-perubahan, inovasi, dan perbaikan produksi lainnya. Dengan kata lain, wirausaha adalah seseorang atau sekelompok orang yang mengorganisasikan factor-faktor produski , sumber daya alam, tenaga, modal dan keahlian untuk tujuan

memproduksi barang dan jasa.

Pandangan ahli manajemen

Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan dan mengombinasikan sumber daya seperti keuangan, material, tenaga kerja, keterampilan untuk

menghasilkan produk, proses produksi, bisnis, dan organisasi usaha baru (Marzui Usman, 1997 :3). Wirausaha adalah

seseorang yang memiliki kombinas unsure-unsur internal yang meliputi inovasi, visi, komunikasi, optimism, dorongan, semangat dan kemampuan memanfaatkan peluang usaha.

Pandangan Psikolog

Wirausaha adalah orang yang memiliki dorongan kekuatan dari dalam dirinya untuk memperoleh suatu tujuan serta suka

bereksperimen untuk menampilkan kebebasan dirinya di luar kekuasaan orang lain.

(5)

Sumber: http://id.shvoong.com/business-management/2000474-kewirausahaan-dilihat-dari-berbagai-sudut

Apa inti dan karakteristik wirausaha?

(6)

tambahan di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara yang baru dan berbeda, seperti :

 Pengembangan teknologi

 Penemuan pengetahuan ilmiah

 Perbaikan produk barang dan jasa yang ada

 Menemukan cara-cara baru untuk mendapatkan produk yang lebih

banyak dengan sumber daya yang lebih efisien.

Karakteristik wirausaha

Sikap dan Perilaku sangat dipengaruhi oleh sifat dan watak yang dimiliki oleh seseorang. Sifat dan watak yang baik, berorientasi pada kemajuan dan positif merupakan sifat dan watak yang dibutuhkan oleh seorang wirausahawan agar wirausahawan tersebut dapat maju/sukses. Gooffrey G. Meredith (1996; 5-6) mengemungkakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan seperti berikut :

No Ciri-Ciri Watak

1 Percaya diri Keyakinan, kemandirian, individualitas, danoptimisme.

2 Berorientasikantugas dan hasil

Kebutuhan akan prestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki

inisiatif.

3 Pengambil resiko Memiliki kemampuan mengambil resiko dan suka pada tantangan.

4 Kepemimpinan

Bertingkah laku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, suka terhadap kritik dan saran yang

membangun.

5 Keorisinilan Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel,serta bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.

(7)

7 Jujur dan tekun Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengankerja.

Menurut pendapat M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993; 6-7 ) mengemukakan 8 karakteristik yang meliputi :

(1) Desire for responsibility, yaitu rasa memiliki tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya. Seseorang yang memiliki rasa tanggung jawab akan selalu mawas diri.

(2) Preferene for moderate risk, yaitu lebih memilih risiko yang moderat, artinya ia selalu menghindari resiko yang rendah dan menghindari risiko yang lebih tinggi.

(3) Confidence in their ability to success, yaitu percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil.

(4) Desire for immediate feedback, yaitu selalu menghendaki umpan balik yang segera.

(5) High level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.

(6) Future orientation, yaitu berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan.

(7) Skill at organizing, yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah.

(8) Value of achievement over money, yaitu selalu menilai prestasi dengan uang.

2. Bagaimana mengidentifikasikan potensi kewirausahaan?

Wirausahawan yang berhasil mempunyai standar prestasi (n Ach) tinggi. Potensi kewirausahaan tersebut dapat dilihat sebagai berikut : (Masykur, Winardi)

1. Kemampuan inovatif

2. Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity) 3. Keinginan untuk berprestasi

4. Kemampuan perencanaan realistis 5. Kepemimpinan berorientasi pada tujuan 6. Obyektivitas

7. Tanggung jawab pribadi

8. Kemampuan beradaptasi (flexibility)

9. Kemampuan sebagai pengorganisator dan administrator 10. Tingkat komitmen tinggi (survival)

(8)

Kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam memghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya.

Menurut Soeharto Prawirokusumo, pendidikan kewirausahaan telah diajarkan sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri yang independen, karena :

1. Kewirausahaan berisi bidang pengetahuan yang utuh dan nyata, yaitu terdapat teori, konsep, dan metode ilmiah yang lengkap.

2. Kewirausahaan memiliki 2 konsep, yaitu posisi permulaan dan perkembangan usaha, yang jelas tidak masuk dalam kerangka pendidikan manajemen umum yang memisahkan antara meejemen dan kepemilikan usaha

3. Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memiliki objek tersendiri, yaitu kemmpuan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.

4. Kewirausahaan merupakan alat untuk menciptakan pemerataan usaha dn pendapatan, atau kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur.

Seperti halnya ilmu manajemen yang awalnya berkembang di bidang industry, kemudian berkembang dan diterapkan diberbagai bidang lainnya, maka disiplin ilmu kewirausahaan dalam perkembangannya mengalami evolusi yang pesat. Pada awalnya kewirausahaan berkembang dalam bidang perdagangan, namun kemudian diterapkan di berbagai bidang lain seperti industry, perdagangan, pendidikan, kesehatan dan institusi lain seperti lembaga pemerintah, perguruan tinggi, dan lembaga swadaya lainnya. Dalam bidang-bidang tertentu, kewirausahaan telah dijadikan kompetensi inti dalam menciptakan perubahan, pembaharuan, dan kemajuan. Kewirausahaan tidak hanya dapat digunakan sebagai kiat-kiat bisnis jangka pendek, tetapi juga sebagai kiat kehidupan secara umum dalam jangka panjang untuk menciptakan peluang.

4. Jelaskan hal - hal yang menjadi objek kewirausahaan?

Kewirausahaan mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam berkreasi dan berinovasi. Menurut Soeparman Soemahdimidjaja ( 1997 ), objek studi kewirausahaan adalah nilai-nilai dan kemampuan ( ability ) seseorang yang diwujudkan dalam bentuk perilaku, meliputi:

(9)

dibaca dan diamati berulang - ulang sampai dipahami apa yang menjadi setelah dibiasakan berulang-ulang akan melahirkan motivasi.

5. Kemampuan membentuk modal material, sosial dan intelektual.

6. Kemampuan mengatur waktu dan membiasakan diri, yaitu untuk selalu tepat waktu dalam segala tindakan melalui kebiasaan dan tidak menunda pekerjaan.

7. Kemampuan mental yang dilandasi agama.

8. Kemampuan membiasakan diri dalam mengambil hikmah dari pengalaman yang baik maupun menyakitkan.

5. Apa yang dimaksud dengan hakikat dari kewirausahaan?

Yang dimaksud dengan hakikat kewirausahaan adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif.

Dengan demikian, ada enam hakekat pentingnya Kewirausahaan, yaitu:

 Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku

yang dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis (Ahmad Sanusi, 1994)

 Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai

sebuah usaha dan mengembangkan usaha (Soeharto Prawiro, 1997)

 Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang

baru (kreatif) dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam memberikan nilai lebih.

 Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang

baru dan berbeda (Drucker, 1959)

 Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreatifitas dan

(10)

 Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan

mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan.

6. Jelaskan pandangan berbagai ahli mengenai definisi faktor-faktor produksi seperti sumber daya alam, tenaga kerja, material, dan peralatan lainnya untuk meningkatkan nilai lebih tinggi dari sebelumnya. Wirausaha juga merupakan orang yang memperkenalkan perubahan-[erubahan, inovasi, perbaikan produksi lainnya.

· Pandangan Ahli Manajemen

Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan dan mengkombinasikan sumber daya seperti keuangan, material, tenaga kerja, ketrampilan untuk menghasilkan produk, proses produksi, bisnis, dan organisasi usaha baru.

· Pandangan Pelaku Bisnis

Wirausaha adalah orang yang menciptakan suatu bisnis baru dalam menghadapi resiko dan ketidakpastian dengan maksud memperoleh keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengenali peluang dan mengkombinasikan sumber-sumber daya yang diperlukan untuk memanfaatkan peluang tersebut. Wirausaha adalah pengusaha, tetapi tidak semua pengusaha adalah wirausaha. Wirausaha adalah pelopor dalam bisnis, innovator, penanggung resiko yang mempunyai visi ke depan dan memiliki keunggulan dalam prestasi di bidang usaha.

· Pandangan Psikolog

Wirausaha adalah orang yang memiliki dorongan kekuatan dari dalam dirinya untuk memperoleh suatu tujuan serta suka bereksperimen untuk menampilkan kebebasan dirinya diluar kekuasan orang lain.

· Pandangan Pemodal

(11)

Ruang Lingkup dan Proses Terbentuknya Kewirausahaan

(12)

sehingga memengaruhi ekonomi agregat.

Studi kewirausahaan kemudian berkembang dalam disiplin ilmu lain yang penekanannya pada sang

wirausaha sendiri. Dalam bidang ilmu psikologi, misalnya studi kewirausahaan meneliti karakteristik kepribadian wirausaha, sedangkan pada ilmu sosiologi penelitian ditekankan pada pengaruh dari lingkungan sosial dan kebudayaan dalam pembentukan masyarakat

wirausaha. Ray dan Ranachandran (1996) menandaskan, walau terdapat perbedaan sudut pandang, penelitian yang dilakukan baik oleh ahli ekonomi, psikologi, dan sosiologi harus tetap bepijak pada kegiatan

kewirausahaan serta sebab akibatnya pada tingkat mikro dan makro. Dengan demikian adalah wajar jika studi kewirausahaan dengan penekanan keilmuan yang

berbeda itu pada akhirnya akan saling berhubungan dan memengaruhi.

Sementara itu fenomena kewirausahaan ini masih terus diteliti dan belum terdapat satu pengertian baku yang dianut oleh semua ahli (Shapero, 1982). Ini menunjukkan perkembangan teori ini masih dalam perjalanan panjang serta dari adanya perubahan-perubahan ekonomi dunia diharapkan memberi banyak masukan bagi peneliti. Muculnya banyak wirausaha atau pebisnis, telah

menarik perhatian para pakar untuk meneliti bagaimana mereka terbantuk. Bagian ini menjelaskan teori-teori mengenai proses pembentukan wirausaha. Teori tersebut antara lain: life path change, goal directed behavior, teori outcome expectancy. Terakhir, terdapat acuan komprehensif mengenai teori pembetukan

(13)

Kewirausahaan dilihat dari berbagai sudut pandang Terlepas dari berbagai definisi kewirausahaan yang

dikemukakan oleh para ahli, wirausaha dapat dipandang dari berbagai sudut dan konteks, yaitu ahli ekonomi, manajemen, pelaku bisnis, psikolog dan pemodal.

Pandangan Ahli Ekonomi

Menurut ahli ekonomi, wirausaha adalah orang yang

mengkombinasikan factor-faktor produksi seperti sumber daya alam, tenaga kerja, material, dan peralatan lainnya untuk meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari sebelumnya. Wirausaha juga merupakan orang yang memperkenalkan perubahan-perubahan, inovasi dan perbaikan produksi

lainnya. Dengan kata lain, wirausaha adalah seseorang atau sekelompok orang yang mengorganisasikan factor-faktor produksi, sumber daya alam, tenaga, modal dan keahlian untuk tujuan memproduksi barang dan jasa.

Pandangan Ahli Manajemen

Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan dan mengkombinasikan sumber daya seperti keuangan, material, tenaga kerja, keterampilan untuk menghasilkan produk, proses produksi, bisnis dan orgasisasi usaha baru (Marzuki Usman, 1997:3). Wirausaha adalah

seseorang yang memiliki kombinasi unsur-unsur internal yang meliputi motivasi, visi, komunikasi, optimism, dorongan,

semangat dan kemampuan memanfaatkan peluang usaha.

Pandangan Pelaku Bisnis

(14)

daya yang diperlukan untuk memanfaatkan peluang tersebut. Menurut Dun Steinhoff dan John F. Burgess (1993 : 35),

pengusaha adalah orang yang mengorganisasikan,

mengelola dan berani menanggung resiko sebuah usaha atau perusahaan. Sedang wirausaha adalah orang yang

menanggung resiko keuangan, material, dan sumber daya manusia, cara menciptakan konsep usaha yang baru atau peluang dalam perusahaan yang sudah ada.

Dalam konteks bisnis menurut Sri Edi Swasono (1978 : 38), wirausaha adalah pengusaha, tetapi tidak semua pengusaha adalah wirausaha. Wirausaha adalah pelopor dalam bisnis, innovator, penanggung resiko yang mempunyai visi ke depan dan memiliki keunggulan dalam prestasi di bidang usaha.

Pandangan Psikolog

Wirausaha adalah orang memiliki dorongan kekuatan dari dalam dirinya untuk memperoleh suatu tujuan serta suka bereksperimen untuk menampilkan kebebasan dirinya di luar kekuasaan orang lain.

Pandangan Pemodal

Wirausaha adalah orang yang menciptakan kesejahteraan untuk orang lain, menemukan cara-cara baru untuk

(15)

3. Teori Life Path Change

Menurut Shapero dan Sokol (1982) dalam Sundjaja (1990), tidak semua wirausaha lahir dan berkembang mengikuti jalur yang sistematis dan terencana. Banyak orang yang menjadi wirausaha justru tidak memaluli proses yang direncanakan. Antara lain disebabkan oleh:

a. Negative displacement

Seseorang bisa saja menjadi wirausaha gara-gara dipecat dari tempatnya bekerja, tertekan, terhina atau mengalami kebosanan selam bekerja, dipaksa/terpaksa pindah dari daerah asal. Atau bisa juga karena sudah memasuki usia pensiun atau cerai perkawinan dan sejenisnya.

Banyaknya hambatan yang dialami keturunan Cina untuk memasuki bidang pekerjaan tertentu (misalnya menjadi

(16)

terbaik karena sifatnya yang bebas dan tidak bergantung pada birokrasi yang diskriminatif.

b. Being between things

Orang-orang yang baru keluar dari ketentaan, sekolah, atau penjara, kadangkala merasa seperti memasuki dunia baru yang belum mereka mengerti dan kuasai. Keadaan ini

membuat mereka seakan berada di tengah-tengah dari dua dunia yang berbeda, namun mereka tetap harus berjuanfa menjaga kealngsungan hidupnya. Di sinilah biasanya pilihan menjadi wirausahaa muncul karena dengan menjadi

wirausahan mereka bekerja dengan mengandalkan diri sendiri.

c. Having positive pull

Terdapat juga orang-orang yang mendapat dukungan

membuka usaha dari mitra kerja, investor, pelanggan, atau mentor. Dukungan memudahkan mereka dalam

mengantisipasi peluang usaha, selain itu juga menciptakan rasa aman dari risiko usaha. Seorang mantan manajer di sebuah perusahan otomotif, misalnya, yang memutuskan untuk masuk ke bisnis suku cadang otomotif, misalnya dengan bahan baku ban bekas, seperti stopper back door, engine mounting, atau mufler mounting. Perusahaan otomotif tersebut memberi dukungan dengan menampung produk mantan manajernya tersebut.

4. Teori Goal Directed Behavior

Menurut Wolman (1973), seseorang dapat saja menjadi wirausaha karena termotivasi untuk mencapai tujuan tertentu. Teori ini disebut dengan Goal Directed Behavior. Teori ini hendak menggambarkan bagaimana seseorang tergerak menjadi wirausaha, motivasinya dapat terlihat langkah-langkahnya dalam emncapai tujuan (goal directed behavior). Diawali dari adanya dorongan need, kemudian goal directed behavior, hingga tercapainya tujuan.

(17)

adanya deficit dan ketidakseimbangan tertentu pada diri individu yang bersangkutan (wirausaha).

Seseorang terjun dalam dunia wirausaha diawali dengan adanya kebutuhan-kebutuhan, ini mendorong kegiatan-kegiatan tertentu, yang ditujukan pada pencapaian tujuan. Dari kacaata teori need dan motivasi tingkah laku, seperti menemukan kesempatan berusaha, sampai mendirikan dan melembagakan usahanya merupakan goal directed behavior. Sedangkan goal tujuannya adalah mempertahankan dan memperbaiki kelangsungan hidu wirausaha.

5. Teori Outcome Expectancy

Bandura (1986) menyatakan bahwa outcome expectancy bukan suatu perilaku tetapi keyakinan tentang konskuensi yang diterima setelah seseorang melakukan suatu tindakan tertentu.

…judgement about likely consequences of specific behaviors in particular situations.

(Bandura, 1986:82)

Dari definisi di atas, outcome expectancy dapat diartikan sebagai keyakinan seseorang mengenai hasil yan akan diperolehnya jika ia melaksanakan suatu perilaku tertentu, yaitu perilaku yang menunjukkan keberhasilan. Seseorang memperkirakan bahwa keberhasilannya dalam melakukan tugas tertentu akan mendatangkan imbalan dengan nilai tertentu juga. Imbalan ini berupa juga insentif kerja yang dapat diperoleh dnegan segera atau dalam jangka panjang. Karenanya jika seseorang menganggap profesi wirausaha akan memberikan insentif yang sesuai dengan keinginannya maka dia akan berusaha untuk memenuhi keinginannya

dengan menjadi wirausaha. Michael Dell, seorang mahasiswa teknik komputer di AS, mempunyai keyakinan yang kuat

(18)

Jenis Outcome Expectancy

Menurut bandura (1986) ada berbagai jenis insentif sebagai imbalan kerja yang diharapkan individu dan setiap jenis memiliki kekhasan sendiri. Jenis insentif tersebut adalah: a. Insentif primer

Merupakan imbalan yang berhubungan dengan kebutuhan dengan kebutuhan fisiologis kita seperti makan, minum, kontak fisik, dan sebagainya. Insentif diperkuat nilainya jika seseorang dalam keadaan sangat kekurangan, seperti kurang makan/minum.

b. Insentif sensoris

Beberapa kegiatan manusia ditujukan untk memperoleh umpan balik sensoris yang terdapat di lingkungannya. Misalnya anak kecil melakukan berbagai kegiatan untuk

mendapatkan insemtif sensoris berupa bunyi-bunyi baru atau berupa stimulus baru untuk dilihat atau orang dewasa yang bermain musik untuk memperoleh umpan balik sensoris berupa bunyi musik yang dimainkan.

c. Insentif sosial

Manusia akan melakukan sesuatu untuk mendapatkan penghargaan dan penerimaan dari lingkungan sosialnya. Penerimaan atau penolakan dari sebuah lingkungan sosial akan lebih berfungsi secara efektif sebagai imbalan atau hukuman daripada reaksi yang berasal dari satu individu.

d. Insentif yang berupa token ekonomi

Token ekonomi adalah imbalan yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan ekonomi seperti upah, kenaikan pangkat, penambahan tunjungan, dan lain-lain. Hampir

(19)

jasa hingga pemenuhan kebutuhan fisik, kesehatan, dan lain-lain.

e. Insentif yang berupa aktivitas

Teori-teori mengenai reinforcement yang sangat terikat pada dorongan biologis, mengasumsikan bahwa imbalan akan memengaruhi perilaku dengan cara memuaskan atau mengurangi dorongan fisiologis. Ternyata dari penelitian terbaru diketahui bahwa beberapa aktivitas atau kegiatan fisik justru memberikan nilai insentif yang tersendiri pada individu.

f. Insentif status dan pengaruh

Pada sebagian besar masyarakat, kedudukan individu seringkali dikaitkan dengan status kekuasaan. Kekuasaan yang dimiliki individu dalam lingkungan sosial memberikan kesempatan kepadnya untuk mengontrol perilaku orang lain, baik melalui simbol atau secara nyata. Dengan

kedudukannya yang tinggi dalam masyarakat, mereka dapat menikmati imbalan materi, penghargaan sosial, kepatuhan, dan lain-lain. Keuntungan yang khas ini membawa individu berusaha keras untuk mencapai posisi yang memberikan kekuasaan.

g. Insentif berupa terpenuhinya standar internal

Insentif ini berasal dari tingkat kepuasan diri yang diperoleh individu dari pekerjaanya. Insentif bukan berasal dari hal di luar diri, tetapi berasal dari dalam diri seseorang. Reaksidiri yang berupa rasa puas dan senang merupakan salah satu bentuk imbalan internal yang ingin diperoleh seseorang dari pekerjaannya. Seorang yang merasakan bahwa

kemampuannya tidak akan dapat optimal bila hanya bekerja sebagai karyawan, akan lebih puas bila ia merasa bahwa dengan berwirausaha segenap potensinya dapat tersalurkan.

(20)

primer, insentif sosial, insentif status dan pengaruh, dan insentif terpenuhinya standar iinternal.

6. Tujuan Pembentukan Wirausaha

Teori-teori diatas sudah menjelaskan mengenai bagaimana proses seseorang dapat menjadi wirausaha. Walau teori

tersebut masing-masing berdiri sendiri, sebenarnya ke empat teori tersebut saling mengisi. Dengan memadukan ke empat teori tersebut dapat menjadi model tahapan pembentukan yang sifatnya lebih komprehensif. Tahapan tersebut adalah: a. Deficit equilibrium

Seseorang merasa adanya kekurangan dalam dirinya dan berusaha untk mengatasinya. Kekurangan tersebut tidak harus berupa materi saja, namun dapat juga berupa

ketidakpuasan terhadap dirinya sendiri (motivasi, standar internal, dan lain-lain). Deficit equilibrium dapat pula terjadi karena berubahnya jalur hidup, seperti jika seseorang

mendapat tekanan atau hinaan, misalnya baru keluar dari penjara, serta mendapat dukungan dari orang lain (Shapero & Sokol, 1982).

b. Pengambilan keputusan menjadi wirausaha

Perasaan kekurangan mendorong dia untuk mencari pemecahannya, untuk itu dia mengevaluasi alternatif pemecahan yang dimiliki. Dalam hal ini kemampuan

perseptual, kapasitas informasi yang diterima, keberanian mengambil resiko, dan, tingkat aspirasinya terhadap suatu alternatif keputusan memeiliki peran yang sangat besar (Reitman, 1976) dalam usahanya mengambil keputusan untuk menjadi wirausaha.

c. Goal Directed Behavior

(21)

tertentu. Insentif ini menjadi rangsangan atau tujuan sehingga mendorong tindakan dan perilakunya sebagai seorang wirausaha (Wolman, 1973).

d. Pencapaian Tujuan

Seperti dijelaskan sebelumnya, tujuan sangat penting untuk pengambilan keputusan menjadi wirausaha. Tujuan ini berupa insentif yang diyakini akan dinikmati jika seseorang melaukan kegiatan tertentu.

7. Peran Pendidikan dalam Pembentukan Wirausaha

Bagaimana peran pendidikan dalam proses pembetukan kewirausahaan? Masih ada perdebatan mengenai pertanyan ini. Meskipun seorang wirausaha belajar dari lingkungannya dalam memahami dunia wirausaha, namn ada pendapat yang mengatakan bahwa seorang wirausaha lebih memiliki streetsmart daripada booksmart, maksudnya adalah seorang wirausaha lebih mengutamakan untuk belajar dari

pengalaman (streetsmart) dibandingkan dengan belajar dari buku dan pendidikan formal (booksmart). Pandangan ini

masih perlu dibuktikan kebenarannya. Jika pendapat tersebut benar maka secara tidak langsung usaha-usaha yang

dilakukan untuk mendorong lahirnya jiwa kewirausahaan leat jalur pendidikan formal pada akhirnya sukar untuk berhasil. Terhadap pendangan di atas, Chruchill (1987) memberi sanggahan terhadap pendapat ini, menurutnya masalah pendidikan sangatlah penting bagi keberhasilan wirausaha. Bahkan dia mengatakan bahwa kegagalan pertama dari seorang wirausaha adalah karena dia lebih mengandalkan pengalaman daripada pendidikan. Namun dia juga tidak menganggap remeh arti pengalaman bagi seoranga

wirausaha, baginya sumber kegagalan kedua adalah jika seorang wirausaha hanya bermodalkan pendidikan tapi miskin pengalamam lapangan. Oleh karena itu perpaduan antara pendidikan dan pengalaman adalah faktor utaman yang menentukan keberhasilan wirausaha.

(22)

dengan tenaga lain tenaga terdidik S1 memiliki potensi lebih besar untuk berhasil menjadi seorang wirausaha karena

memiliki kemampuan penalaran yang telah berkembang dan wawasan berpikir yang lebih luas. Seorang sarjana juga

memiliki dua peran pokok, pertama sebagai manajer dan kedua sebagai pencetus gagasan. Peran pertama berupa tindakan untuk menyelesaikan masalah, sehingga

pegnetahuan manajemen dan keteknikan yang memadai mutalk diperlukan. Peran kedua menekankan pada perlunya kemampuan merangkai alternatif-alternatif. Dalam hal ini bekal yang diperlukan berupa pengetahuan keilmuan yang lengkap.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa seorang wirausaha yang memiliki potensi sukses adalah mereka yang mengerti kegunaan pendidikan untuk menunjang kegiatan seta mau belajar untuk meningkatkan pengetahuan.

Lingkungan pendidikan dimanfaatkan oleh wirausaha sebagai sarana untuk mencapai tujuan, pendidikan disini berarti

pemahaman suatu masalah yang dilihat dari sudut keilmuan atau teori sebagai landasan berpikir.

8. Faktor-faktor pemicu kewirausahaan

David C. McClelland (1961 : 207) mengemukakan bahwa

kewirausahaan ditentukan oleh motif berprestasi, optimisme, sikap nilai dan status keswirausahaan. Perilaku

kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan

eksternal. Faktor-faktor internal meliputi hak kepemilikan (property right), kemampuan/kompetensi

(ability/competency) dan insentif, sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan (environment).

(23)

Tahap imitasi dan duplikasi

Tahap duplikasi dan penembangan

Tahap mencitakan sendiri barang dan jasa baru yang berbeda

10. Langkah menuju keberhasilan berwirausaha

Untuk menjadi wirausaha yang sukses, seseorang harus memiliki ide atau visi bisnis yang jelas serta kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko, baik waktu maupun uang. Apabila ada kesiapan dalam menghadapi resiko, langkah berikutnya adalah membuat perencanaan usaha, mengorganisasikan dan menjalankannya.

11. Faktor penyebab keberhasilan dan kegagalan berwirausaha

Penyebab keberhasilah berwirausaha

Keberhasilan seorang wirausaha ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu ;

Kemapuan dan kemauan

Tekad yang kuat dan kerja keras

Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada kesempatan.

Penyebab kegagalan berwirausaha

Zimmerer (1996 : 14-15) mengemukakan beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya, yaitu :

Tidak kompeten dalam hal manajerial

Kurang berpengalaman

Kurang dapat mengendalikan keuangan

Gagal dalam perencanan

Lokasi yang kurang memadai

Kurangnya pengawan peralatan

(24)

Kemampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan

Share this:

 Twitter

 Facebook

SEPTEMBER 1, 2013BY SAMSUDIN1712

POST NAVIGATION

PREVIOUS POST

Referensi

Dokumen terkait

Selain pada masa awal perkuliahan, assessment terhadap prior knowledge dapat dilakukan kembali di tengah-tengah masa perkuliahan (tengah semester) untuk melihat

Higiene sanitasi dalam peralatan perlengkapan banquet merupakan hal yang penting untuk dilaksanakan guna menjaga mutu dan kuantitas dari makanan dan minuman yang akan disajikan

Dosis EDS dalam penelitian ini yang paling efektif memperbaiki kerusakan struktur mikroanatomi hepar dan menurunkan kadar GPT serum mencit yang terpapar diazinon adalah dosis

korporasi termasuk perumusan visi dan misi serta strategi Bulog, menganalisa core business dan tahapan transformasi lembaga Bulog untuk berubah menjadi lembaga

Penelitian yang dilakukan oleh Masbhahah (2014) yaitu berisi tentang tingkat efektifitas pelaksanaan sistem blok lebih tinggi dari pada sistem non blok di SMK yang

merupakan kesetimbangan energi dari pemanfaatan panas biomassa dimana energi yang masuk yaitu bahan bakar dan udara akan sama dengan energi yang keluar, yaitu berupa energi

meminta kepada ketua panitia untuk melakukan pengabdian-pengabdian yang sejenis dilevel-level lainnya seperti guru-guru SMP, SMA dan SMK. Setelah acara pembukaan dilanjutkan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor yang paling besar pengaruhnya dalam meningkatkan kinerja perusahaan adalah penilaian kinerja dengan