• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Etika Bisnis (1). docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tugas Etika Bisnis (1). docx"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas Etika Bisnis

TV ONE VS METRO TV

Profile :

tvOne adalah salah satu saluran televisi swasta di Indonesia. Saluran yang dulunya bernama Lativi ini mulai diluncurkan sejak tanggal 30 Juli 2002 oleh pengusaha Abdul Latief. Sebelum saham perusahaan dimiliki Grup Bakrie pada tahun 2006, konsep penyusunan acara saluran ini menonjolkan masalah yang berbau klenik, erotisme, berita kriminalitas dan beberapa hiburan ringan lainnya. PT Lativi Media Karya resmi menjadi tvOne pada tanggal 14 Februari 2008 dengan komposisi 70 persen berita, sisanya gabungan program olahraga dan hiburan. Peresmian tvOne juga dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia , Susilo Bambang Yudhoyono. Pendiri awal Lativi, Abdul Latief tidak lagi berada dalam kepemilikan saham tvOne. Komposisi kepemilikan saham tvOne terdiri dari PT Visi Media Asia Tbk sebesar 49%, PT Redal Semesta 31%, Good Response Ltd 10%, dan Promise Result Ltd 10%. Direktur utama perusahaan saat ini adalah Ardiansyah Bakrie.

Pada tahun 2007, tvOne diakuisisi PT Visi Media Asia Tbk yang juga mengelola bisnis penyiaran antv dan Sport One. Dengan akuisisi ini, tvOne menjadi saluran berita nomor satu di Indonesia menurut pangsa pemirsa

http://profil.merdeka.com/indonesia/t/tvone/

METRO TV adalah televisi berita 24 jam pertama di Indonesia yang

mulai mengudara pada tanggal 25 November 2000. METRO TV merupakan

salah satu anak perusahaan dari MEDIA GROUP yang di miliki oleh Surya

Paloh. Surya Paloh merintis usahanya di bidang pers sejak mendirikan surat

kabar harian PRIORITAS, yang di bredel oleh pemerintah pada tanggal 29

Juni 1987 karena dinilai terlalu berani.

Pada tahun 1989, dia mengambil alih Media Indonesia, yang kini

tercatat sebagai surat kabar dengan oplah terbesar setelah Kompas di

Indonesia. Oleh karena kemajuan teknologi, Surya Paloh memutuskan untuk

(2)

media cetak ke media elektronik. METRO TV bertujuan untuk menyebarkan

berita dan informasi ke seluruh pelosok Indonesia. Selain bermuatan berita,

METRO TV juga menayangkan beragam program informasi mengenai

kemajuan teknologi, kesehatan, pengetahuan umum, seni dan budaya guna

mencerdaskan bangsa. METRO TV terdiri dari 70% berita (news), yang

ditayangkan dalam 3 bahasa, yaitu Indonesia, Inggris, dan Mandarin,

ditambah dengan 30% program non berita (non news) yang edukatif.

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/487/jbptunikompp-gdl-yaserdwiya-24311-1-unikom_y-1.pdf

Keberpihakan TV One VS Metro TV

OPINI | 30 May 2014 | 10:00 Dibaca: 821 Komentar: 10 3

BEBERAPA kali TV One menayangkan video wawancara JK tentang Jokowi. Juga

menampilkan video perbandingan kemampuan berbahasa Inggris Jokowi dan Prabowo. Video yang pada awalnya hanya familiar oleh kalangan netizen pun akhirnya diketahui lebih banyak orang (masyarakat televisi).

TV One menampilkan hal tersebut sebagaimana menayangkan video reportase. Tidak ada keberpihakan dari ucapan host-nya. Kalaupun mengomentari, respons pun mewakili

masyarakat umum. Misalnya, bagaimana kemampuan berbahasa Inggris amat penting karena presiden akan selalu dihadapkan pada hubungan internasional. Atau dengan bijak seorang anchor berkata bahwa cukup banyak waktu untuk belajar berbahasa Inggris bagi keduanya. Yang kurang (lancar) akan menjadi lancar, yang sudah lancar akan menjadi lebih lancar. Video yang beredar itu tentu kurang menyenangkan pihak/kubu/pendukung Jokowi. Banyak yang mengkritisi video tersebut tapi sebagai simpatisan sejati, tentu masih akan mendukung Jokowi. Kemampuan berbahasa Inggris misalnya, dinilai tidak begitu penting karena yang paling penting adalah kinerja. Bahkan beberapa pendukung (Jokowi) responsif sekali menanggapi hal ini. Padahal idealnya menyarankan sang capres untuk katakanlah lebih banyak belajar lagi. Baru pada saat video JK mengemuka beberapa minggu kemudian, pendukung Jokowi sempat terkena “Shock culture” atau beku sementara. Bahkan setidaknya dalam dua hari, Kompasiana mengangkat isu tersebut dan menunjukkan netralitasnya.

(3)

TV One tentunya hanya sekadar mengabarkan dengan respons dan narasi yang berusaha obyektif. Tapi kalau dicermati, jelas-jelas stasiun TV-nya Aburizal Bakrie ini menayangkan “kelemahan” dan kasus yang membelit lawan capres (Jokowi) dengan lumayan intens. Bagaimana dengan Metro TV? Stasiun yang lebih tua milik Surya Paloh ini juga punya cara tersendiri. Sekira sebulan yang lalu, terutama saat Nasdem resmi bergabung dengan PDI P, pemberitaan di Metro TV mulai mengalami perubahan.

Kabar mengenai Jokowi ditayangkan lebih banyak, kerap menghias news-news program. Jika TV One mendapatkan banyak “bahan” untuk menyentil kubu Jokowi, maka Metro TV menguak “Peristiwa masa lalu” Prabowo.

Mulai dari pemberitaan mengenai isu kewarganegaraan Yordania, tema Kerusuhan Mei 1998 dan pelanggaran HAM saat itu, hingga yang terbaru: Lumpur Lapindo. Dalam pemberitaan feature kasus lapindo ini bahkan ditayangkan secara spesifik sehingga masyarakat akan kembali mengingat musibah yang terjadi delapan tahun silam ini.

Dalam hal ini TV One “melemahkan” kubu Jokowi dengan data-data yang lebih gamblang dan jelas. Bagaimanapun gambar bergerak (video) lebih bermakna dari deretan kalimat (asumsi). Dimana masyarakat akan lebih menilai dan semakin mempertimbangkan pilihannya untuk pilpres nanti. Sementara apa yang diangkat Metro TV cenderung isu yang sudah “basi”. Usaha untuk mengangkat-ngangkat kembali ditujukan agar isu tersebut menjadi aktual dan faktual kembali. Tentu saja di luar kalau pemberitaan tersebut sangatlah berguna untuk diketahui masyarakat.

Metro TV dan TV One akhirnya semakin kelihatan memberikan dukungan sekaligus terlihat intens “menjegal” lawan politik kubu masing-masing. Contoh terbaru adalah tampilnya keua kubu dalam Mata Najwa. Selintas, jika itu sebuah pertandingan, kubu “moncong putih” menang telak. Namun jika berpikir jernih, ternyata kubu “garuda/Gerindra” punya sifat politik yang lebih matang dan santun.

Sekali lagi kesemuanya itu tergantung pada cara seseorang menilai. Pemberitaan TV One pasti tak akan menyenangkan Jokowi Lover. Barangkali juga Metro TV yang akan terlihat membosankan bagi pendukung Pak Prabowo.

Beginilah kalau media televisi disusupi kepentingan politik. Namun karena sifatnya media, maka konsumen (masyarakat)lah yang menentukan. Silakan tinggalkan media yang tak membuat nyaman, dan ikuti media yang membuat kita nyaman. Atau lebih memilih untuk menyikapinya dengan bijak. Dan meski terindikasi kuat mempunya keberpihakan pada capres tertntu, baik TV One maupun Metro TV masih konsisten menjaga kode etik jurnalistik. http://hiburan.kompasiana.com/televisi/2014/05/30/-keberpihakan-tv-one-dan-metro-tv-kian-pekat-655596.html

(4)

Kemenangan Jokowi tak bisa dilepaskan dari andilnya Metro TV. Jauh sebelum Jokowi mencalonkan diri jadi capres. Metro TV dengan gencarnya memberitakan setiap kegiatan Jokowi sebagai gubernur DKI Jakarta. Dukungan Metro TV kian aktif setelah bos Metro TV, Surya Paloh, melalui partai Nasdem turut serta mengusung Jokowi sebagai capres.

Metro TV memang bukan lagi menjadi berita yang netral karena dengan terbuka menjadikan media informasi bagi pendukung dan relawan Jokowi. Hal-hal apa saja yang menyangkut dengan Jokowi dijadikan referensi informasi yang bermanfaat buat pendukungnya meski harus menabrak kaidah dan etika jurnalisme. Selain itu Metro TV dengan semangat yang membabi buta menjadi media yang mampu menangkis serangan-serangan dari TV One, media pendukung Prabowo.

Baik Metro TV dan TV One sama-sama tidak netral pada pilpres kemarin. Mereka lebih layak sebagai televisi partisan. Padahal sebelumnya, kita mengacungkan jempol untuk kedua TV yang mengklaim berita karena berani mengobrak-abrik kasus-kasus besar, seperti Hambalang dan Century. Baik Hambalang maupun Century sudah menjatuhkan reputasi Partai Demokrat, sehingga perolehan suara Partai Demokrat jatuh tersungkur pada pileg 2014.

Setelah Jokowi menang pilpres 2004, Metro TV tetap ada di barisan terdepan memberitakan Jokowi, sehingga berita perang Gaza dan Informasi Mudik 2014 seperti hanya pelengkap, berbeda dengan TV One yang sudah balik kandang (Netral) kembali pada berita yang aktual tidak terlena dengan berita pilpres lagi, meskipun kalau mau, bisa saja TV One pun memberitakan kekalahan Prabowo secara terus-menerus dengan segala konflik permasalahannya. Tapi inilah yang tidak dilakukan TV One. Itulah sebabnya kenapa TV One memang beda.

(5)

Jika kejadian berita keburukan Jokowi ditutupi, sementara publik melalui TV One tahu sendiri. Ini akan menjadi pukulan yang berat untuk Metro TV. Publik akan menghukum dan membullynya bahwa Metro TV bukan lagi sebagai TV berita, tetapi dianggap sebagai sarana pembohongan berita. Akhirnya Metro TV menjadi Metro Mini. Wassalam.

http://media.kompasiana.com/mainstream-media/2014/07/24/nasib-metro-tv-setelah-pilpres-676238.html

Netralitas Dikeluhkan Warga,

Metro TV & TVOne Dipanggil KPI

Nograhany Widhi K - detikNews

Jakarta - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menerima banyak pengaduan masyarakat tentang netralitas isi siaran dua televisi, Metro TV dan TVOne. KPI pun menegur dan memanggil mereka hari Kamis (20/1/2011).

"Iya, jadi hari ini kami memanggil 2 stasiun TV, Metro dan TVOne terkait netralitas isi siaran. Aspek netralitas bukan hanya hasil pengaduan masyarakat, tapi juga dari hasil pemantauan analisis kami tentang isi siaran mereka," ujar Wakil Ketua KPI Nina Mutmainnah ketika dikonfirmasi detikcom, Kamis (20/1/2011).

Menurut Nina, dalam pemberitaan, framing kedua TV tersebut terlihat jelas kepentingan pemilik dalam politik dan hal lainnya. Framing itu bahwa bisa dilihat oleh masyarakat awam.

"Banyak pengaduan masyarakat, secara awam bisa kelihatan bagaimana kepentingan dari pihak tertentu dalam lembaga penyiaran itu. Begitu muncul kami berusaha membicarakan dan memperbaiki, kami ajak dialog," jelas Nina.

KPI ingin kedua stasiun TV itu tidak ada kepentingan tertentu yang terlihat masuk, serta mengutamakan aspek jurnalistik yang benar, profesional dan obyektif. "Keberpihakan bukan pada kepentingan pemilik atau golongan tertentu tapi kepentingan publik," tegas Nina.

Dalam pertemuan pada siang ini, hanya TVOne yang hadir. TVOne, menurut Nina, diwakili oleh GM Programming, Manajer Legal dan Manajer Produksi Berita. Sedangkan dari pihak Metro TV berhalangan hadir dengan beberapa alasan.

"Alasannya beberapa, karena kesiapan mereka yang belum tuntas. Undangan sudah kami layangkan hari Senin. Kami tentu kecewa," jelasnya.

(6)

Referensi

Dokumen terkait

Objek sasaran dari Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-M) ini adalah masyarakat desa Cindaga khususnya siswa SD N 3 Cindaga. SD N 3 Cindaga merupakan

empat area yang layak untuk dibangun fasilitas penyeberangan bagi pejalan kaki yaitu pada area sekitar gerbang kedua Pontianak Mall berupa pelican crossing, area di

Berdasarkan analisis citra satelit, setidaknya ada 18 Sistem Penggunaan Lahan (SPL) yang ada di DAS Balantieng. Jika dilihat dari letaknya di DAS Balantieng, maka jenis-jenis SPL

Tunas-tunas yang terbentuk tersebut berwarna hijau dengan pertumbuhan sempurna (Gambar 3), sedangkan pada eksplan kalus embrionik hasil persilangan antara jeruk siem x

2. Masyarakat berhak memberikan tanggapan atas daftar calon desa sasaran ini sampai dengan tanggal ……….. Tanggapan yang disampaikan setelah tanggal ……….. tersebut tidak

terpengaruh oleh kepentingan pribadi dalam penyusunan perencanaan pengawasan dengan cara mengalokasikan auditor yang telah melakukan kegiatan pengawasan selama 3

Apabila terjadi kondisi fuel filter block sehingga terjadi perbedaan pressure yang di deteksi oleh fuel filter, maka defferential switch akan bekerja pada 10-11,5 psi

bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk mengikatkan diri dalam Kesepakatan Bersama tentang Kerja Sama Pengawasan Obat dan Makanan, dengan ketentuan