KELAHIRAN DAN PERKEMBANGAN NASIONALISME INDONESIA A. Faktor Pendorong Lahirnya Nasionalisme Indonesia 1. Faktor Intern
• kejayaan bangsa Indonesia sebelum kedatangan Bangsa Barat, • Penderitaan rakyat Indonesia,
• Adanya diskriminasi rasial, • Munculnya golongan terpelajar 2. Faktor Ekstern
• Kemenangan Jepang terhadap Rusia (1905),
• Kebangkitan Nasionalisme Negara-negara Asia Afrika, • Masuknya paham-paham baru.
B. Organisasi-Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia. 1. Boedi Oetomo
Didirikan oleh mahasiswa-mahasiswa Stovia, Sutomo, Gunawan, Suraji dsb., pada tanggal 20 Mei 1908. Inspirasi pendiriannya datang dari dokter Wahidin Sudirohusodo dari Yogyakarta, 1906 mendirikan Yayasan Bea Siswa (Studie-fonds), maksudnya merupakan "budi ingkang utani". Begitulah kemudian nama organisasi pemuda-pemuda tadi mendapatkan namanya "Budi Utomo". Berdirinya Budi Utomo menandai perkembangan baru dalam sejarah bangsa Indonesia.
Tanggal berdirinya selalu diperingati bangsa Indonesia sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Pada bulan Oktober 1908 di kota Yogyakarta diadakan kongres pertama. Kongres ini menghasilkan beberapa keputusan, yaitu sebagai berikut :
a. Budi Utomo tidak ikut dalam kegiatan politik
b. Kegiatan diutamakan kepada bidang pendidikan dan budaya c. Cakupan organisasi dibatasi pada daerah Jawa dan Madura.
2. Serekat Islam (SI)
Organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI) didirikan pada tahun 1911 di kota Solo oleh Haji Samanhudi. Latar belakang organisasi ini adalah keinginan untuk mengadakan perlawanan kepada para pedagang Cina, merebut front melawan semua penghinaan terhadap rakyat bumiputra.
Bila ditinjau anggaran dasarnya, makan tujuan SDI yaitu : a. Mengembangkan jiwa berdagang,
b. Memberi bantuan kepada anggota-anggota yang menderita kesukaran,
c. Memajukan pengajaran dan semua yang mempercepat naiknya derajat bumiputera,
Pada tahun 1912 oleh pimpinannya yang baru yaitu HOS Cokroaminoto, nama organisasi ini diubah menjadi Sarekat Islam (SI).Pada akhirnya, SI berubah menjadi partai politik dan mengirimkan wakilnya ke Volksraad. Pada tahun 1918 terjadi pergolakan dalam tubuh SI, yaitu masuknya ajaran Marxis di bawah Semaun dan Darsono. Hal ini menimbulkan debat yang seru antara H.A Agus Salim-Abdul Muis dan Semaun-Tan Malaka. Pada tahun 1921, organisasi ini terpecah menjadi dua yaitu SI Putih dan SI Merah (Sarekat Rakyat).Sarekat Rakyat kemudian menjadi Partai Komunis Indonesia pada tahun 1924 dan SI Putih berubah nama menjadi Partai Komunis Sarekat Islam (PSI).
Pada kongres PSI tahun 1927, organisasi ini menyatakan tujuannya yaitu untuk mencapai kemerdekaan nasional PSI pun diubah lagi menjadi Partai Serikat Indonesia (PSII).
3. Indische Partij (IP) 1912
Organisasi pendukung gagasan revolusioner nasional itu ialah Indische Partij (IP) yang didirikan pada tanggal 25 Desember 1912 di Bandung. Pendirinya adalah Tiga Serangkai Yaitu Dauwes Dekker (Dr. Danudirja Seriabudi), R.M Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) serta dr. Tjipto Mangunkusumo. Tujuan IP adalah menghapuskan kolonialisme yang mengeksploitasi rakyat membangunkan patriotisme, dan mempersiapkan kehidupan rakyat yang merdeka.
Perkembangan IP ini membuat para pemimpinnya diawasi dan akibat tulisan tulisan seperti Als Ik eens Nederlander Was (seandainya saya seorang Belanda dan Het Tijdscrift), mereka ditangkap serta dibuang ke Negeri Belanda pada bulan Agustus 1913. pengasingan ini membuat IP melemah, kemudian IP berganti nama menjadi Partai Insulinde dan pada tahun 1919 berganti lagi menjadi National Indische Partij (NIP).
4. Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan pada tanggal 18 november 1912 oleh K.H Ahmad Dahlan. Tujuannya untuk memajukan pengajaran modern berdasarkan Islam yang benar menurut peraturan agama. Organisasi ini kemudian mendirikan sekolah-sekolah sebagai pusat pendidikan dan membantu sekolah-sekolah Islam yang memerlukannya. Pada bidang sosial, Muhammadiyah mendirikan rumah sakit, rumah yatim piatu, dan meningkatkan dakwah.
5. Perhimpunan Indonesia (PI) 1925
Asas pokok perkumpulan ini yaitu sebagai berikut :
a. Mengusahakan suatu pemerintahan untuk Indonesia, yang bertanggung jawab hanya kepada rakyat Indonesia,
b. Indonesia harus menentukan nasibnya sendiri, c. Persatuan dalam menghadapi Belanda.
Pada tahun 1925, perkumpulan ini berubah nama menjadi Perhimpunan Indonesia (PI) dan 2 tahun sebelumnya yaitu tahun 1923 majalah mereka Hindia Putra menjadi Indonesia Merdeka.
6. Partai Nasional Indonesia (PNI) 1927
Pendirian Partai Nasional Indonesia (PNI) bermula dari pemikiran orang-orang Algemenee Studie Club di Bandung, diantaranya Ir. Sukarno, Mr. Sumaryo, Ali Sastroamijoyo dan Mr. Sartono. Setelah Partai Komunis Indonesia (PKI) dilarang Belanda akibat pemberontakan tahun 1926-1927, maka dirasakan perlunya wadah baru untuk menyalurkan hasrat dan aspirasi rakyat yang sudah tidak tertampung oleh organisasi politik pada zaman ini.
Pada tanggal 4 Juli 1927 terbentuk, dalam asasnya PNI menyatakan bahwa syarat yang sangat penting untuk perbaikan nasib bangsa Indonesia yaitu kemerdekaan nasional.
Perjuangan PNI mencapai titik cerah ketika pada tanggal 17-18 Desember 1927 berhasil memelopori terbentuknya Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPKI).
Sepak terjang PNI dianggap membahayakan kedudukan Belanda, oleh sebab itu, pada tanggal 29 Desember 1929, Ir. Sukarno (ketua PNI), R. Gatot Mangkupradja (Sekretaris II PB. PNI), Markun Sumadiredja (Sekretaris II PNI Cabang Bandung) dan Supriadinata (Anggota PNI Cabang Bandung) ditangkap oleh Belanda.