EVALUASI PRAKTIKUM MANAJEMEN TERNAK POTONG DAN KERJA N
o
Aspek dan kondisi Observasi Evaluasi Solusi refereensi
1 Lokasi peternakan
a. Alamat : dusun jangleng, desa telogowungu, kec kaloran, kab temanggung
b. Suhu : 17, 19, 23 c. Kelembapan : d. Ketinggian : 547 m
e. Jarak dengan pemukiman: 200m f. Jarak dengan pemasaran : 30km g. Sumber mata air : sumur bor h. Jarak dengan mata air : 28 meter i. Jarak dengan pengolahan limbah :
2m
j. Jarak dengan tempat pakan: 10m
Peternakan yang kami amati memiliki tata letak yang setrategis, berada pada jalur alternatif temanggung dan semarang, ditunjang dengan tanah yang datar, walau berada di perbukitan. Kandang berada pada posisi lebih tnggi dibandingkan sekitarnya. Pengambilan air juga sudah cukup memenuhi ketentuan yang hanya 28 meter. Ditambah pemilihan tempat yang jauh dari pemukiman sehingga antara manusia dan ternak tidak saling terganggu. Tetapi untuk limbah pada kandang I kurang baik karena tempat limbah yang terlalu dekat akan dapat mengundang penyakit.
Untuk tempat
pengolahan limbah hendaknya agak jauh paling tidak 10 meter agar tidak mengganggu
Dalam penentuan lokasi hendaknya dapat melihat segi-segi yang harus ada pada penentuan sehari-hari. Topografi adalah aspek yang harus diperhatikan berikutya yang membahas ketinggian permukaan tanah, ketinggian permukaan tanah yang lebih tinggi dari sekitarnya dan lingkungan yang sehat diusahakan jauh dari pemukiman dan untuk banguna yang tidak sejenis diusahakan berjarak 10-15m ( Rianto, 2010)
2 Identitas peternakan
a. Nama perusahaan : Rencang Gesang
b. Pemilik peternakan : Pak Iswanto c. Tahun berdirinya : 2004
d. Jumlah tenaga kerja : 3 e. Jumlah gaji pekerja : Rp
800.000/bulan
f. UMR : Rp 799.000,00
g. Fasilitas pekerja : makan 3 kali dan mess
h. Jarak mess dengan kandang : 13m i. Pembagian kerja : semua pekerja
merumput juga memberi pakan dengan 2 kariawan di kandang I dan 1 kariyawan di kandang II.
Dilihat dari gaji sudah memenuhi UMR kab. Temanggung ditambah mess yang diperuntukan untuk pagi hingga sore sudah terjadwal. Walau awal berdirinya hanya tetapi tidak terlalu jauh dengan kandang I.
j. Jadwal kerja
Pagi : sanitasi, memberi pakan, mencari pakan hijauan.
Siang : pemberian pakan Sore : pemberian pakan k. Jumlah ternak awal : 10 ekor l. Jumlah ternak sekarang : 38 ekor m. Sejarah berdiri : pada tahun 2004
bingung untuk memenfaatkan telur yang rusak juga lahan kosong disekitar kandang ayam. n. Perijinan : Perijinan Kepihak
Desa
o. Modal awal : 120.000.000 p. Tujuan usaha : untuk
memanfaatkan lahan yang luas dan telur yang rusak
penempatan rumah mess belum baik karena hanya sekitar 13 meter dari kandang II. Mess yang dibangun terlalu dekat dengan kandang II tetapi terlalu jauh dari kandang I itu akan menyulitkan dalam pengawasan ternak pada kandang I
3 Perkandangan
a. Jumlah kandang : 2 b. Luas tiap kandang
Kandang 1 : 275 Kandang II: 115
c. Posisi kandang menghadap : Kandang I : Timur
Kandang II : Selatan
d. Tipe kandang : tertutup dengan stall tunggal
e. Ukuran perkandangan : 110 x250 f. Kepadatan kandang
Kandang : 28 ekor Kandang : 10 ekor
g. Biaya pembangunan kandang Kandang I = 25 juta
Lama pemakaian Kandang 1 dan 2 = 12 th
h. Bahan dinding kandang : papan
Berdasarkan hasil observasi dalam praktikum menejemen ternak potong dan kerja yang dilakukan di kaloran didapat hasil disamping. Pada dasarnya semua sudah berjalan baik, baik sehingga dapat menghemat biaya.
Kandang yang ada di daerah dataran tinggi dan udaranya dingin atau daerah pinggir pantai yang anginnya kencang, dinding kandang harus lebih tertutup atau rapat (Rasyid, 2007). Gudang pakan untuk konsentrat hendaknya terhindar dari serangan hama gudang seperti tikus, kecoak, dan jenis serangga lainya (Rianto, 2010)
kayu
i. Bahan atap : asbes
j. Perlengkapan kandang: palung, tempat drainase, bak
penampungan air, dan peralatan kandang.
k. Bahan lantai : beton
l. Gudang pakan : 2 buah dengan luas 600 m2
Tetapi satu gudang masih dalam pengerjaan.
Bahan atap yang terbuat dari asbes juga cukup baik karena juga dapat menyerap panas. Lantai kandang yang terbuat dari beton sudah baik karena dapat
mempermudah dalam
pembersihan, jadi dapat terhindar dari penyakit-penyakit yang timbul akibat kurangnya kebersihan. Perlengkapan kandang masih dirasa kurang karena penampungan kotoran hanya dibiarakan ditumpuk dibelakang kandang. Untuk gudang pakan yang sudah beroperasi, walau bercampur dengan pakan untuk ayam tetapi sudah baik dengan sirkulasi yang baik, sehingga kelembapan dalam gudang dapat ditekan. Hama
gudang yang biyasanya
menyerang gudang pakan tidak kami ketemukan hal ini mengindikasikan bahwa gudang ini sudah baik
penampungan air yang terletak diatas (tangki air) yang dihubungkan dengan pipa ke seluruh kandang (Rasyid, 2007)
4 Populasi ternak
a. Jumlah ternak awal : 10 ekor b. Jumlah ternak sekarang : 38 ekor c. Jenis kelamin : Pejantan
d. Jenis Ternak : Brahma Cross e. Asal Ternak : Pasar Hewan
Ambarawa
Dari data yang kami peroleh didapati pada awal berdirinya pada 8 tahun silam ternak awal 10 ekor penjantan dan sekarang jumlah sapi menjadi 38 ekor. Pemilihan ternak pejantan sudah benar karenaakan digemukan. Ditunjang dengan pemilihan sapi brahma yang memiliki darah dari sapi zebu yang tahan terhadap iklim tropis. Sapi brahma diambil di pasar hewan ambarawa yang relatif lebih dekat dan ada
beberapa langganan pemasok. 5 Pakan
a. Bahan pakan : konsentrat
( bekatul), hijauan ( rumput gajah) Aditif : Telur
Mineral : Garam b. Asal pakan pakan:
Konsentart ( bekatul ) dari demak Hijaun dari lahan sendiri seluas 4 ha
c. Ketersedian pakan : Hijaun diambil setiap pagi Bekatul didatangkan setiap 3 minggu
d. Harga bahan pakan :Rp 2600/kg e. Jumlah pemberian air : 20
liter/hari
f. Jumlah pakan yang diberikan : Hijauan : 50kg/ hari
Konsentrat : ± 4,28 segar Adiktif : 5 kg telur Mineral : 0,142 kg g. Frekunsi pemberian
Pagi jam 6: konsentrat Pagi jam 11: hijauan Siang jam 13: konsentrat Sore jam 16: hijauan h. Cara pemberian pakan :
konsentrat diberikan bersama air minum, baru setelah itu diberi hijauan.
Ditinjau darai pakan yang diberikan kami mendapati pakan yang diberikan adalah berupa sebagai konsentrat itu bekatul dan telur yang rusak, untuk hijauan itu rumput gajah dan lapang, untuk adiktif itu garam. Untuk sapi yang merupakan ruminsia yang dapat mencerna serat kasar, ditambah konsentrat yang merupakan sumber energi (bekatul), untuk pemberian telur mentah dirasa kurang efektif karena protein hanya akan dirombak oleh mikroba oleh rumen. Pakan berupa konsentrat didatangkan setiap 3minggu sekali dari demak, hal ini bukan tanpa alasan pengambilan pakan dilakukan dengan pengambilan pakan untuk ayam layer, sehingga dapat menghemat biata trasportasai. Mekanisme pemberian pakan sudah baik dengan mengambil pakan hijauan pagi hari, kemudian dilayukan. Pemberian pakan dilakuakan sudah baik tetapi dengan pemberian seperti ini dapat berakibat pada penurunan kadar pH rumen.
Hendaknya sebelum
memberi makan
konsentrat, diberikan hijauan yang telah disiapkan pada hari sebelumnya untuk dapat merangsang kelurnya saliva.
Pakan berupa ransum hendaknya tidak diberikan dalam sekali banyak, tetapi dibagi, sebaiknya pada pemberian ransum pada pagi hari diberikan sedikit hijauan agar dapat merangsang saliva. Saliva akan menjadi buffer didalam rumen agar pH rumen tetap setabil. Ransum yang mengndung karbohidrat tinggi dapat menurunkan pH dan untuk ransum yang mengandung protein tinggi akan dapat meningkatkan pH rumen (Rianto,2010)
6 Peforma ternak
a. Umur : ± 2,5 tahun b. Berat bakalan : 318 kg c. Berat jual : 536 kg d. Pbbh : 1,19 kg e. Berat badan : 430 kg f. FCR : 12, 18
Dalam pemilihan umur bakalan sudah tepat karena saat umur 2,5 tahun terjadi perkembangan daging atau otot yang cepat, dibandingkan pada umur-umur diatas 2,5 tahun. Effisiensi dan FCR dapat dipengaruhi pakan
Lebih baik
penimbangan dilakuan setiap bulan agar dapat diketahui
perkembangan peternak tiapbulanya.
g. Efisiensi pakan : 8,2 %
h. Feed Cost per Gain : Rp 9.440,00
yang berkualitas rendah dapat dikarenakan dari ternak seperti organ pencernaan yang kurang baik. Pada peternakan Rencang Gesang PBBH, FCR dan efisiensi pakan sudah baik sudah memenuhi setandar.
efisiensi penggunaan pakan antara lain disebabkan oleh kapasitas retensi protein atau pertumbuhan urat daging, komposisi pertambahan berat badan, dan distribusi konsumsi energi antara untuk hidup pokok dan produksi (Parakkasi, 1995). Daya cerna ternak yang bersangkutan, kualitas pakan serta keserasian
nutrien pakan dapat
mempengaruhi besar kecilnya
angka konversi pakan
(Anggorodi, 1984) Konversi pakan yang baik adalah 8,56 13,29 dan efisiensi penggunaan pakan untuk sapi berkisar 7,52-11,29% (Siregar, 2001).Sapi peranakan Simental merupakan bangsa sapi persilangan dengan pertambahan bobot badan berkisar antara 0,6 sampai 1,5 kg/hari (Ngadiyono, 2007).
7 Penyakit
a. Jenis penyakit : kembung
Gejala penyakit : napas bau, perut seperti gendang
Penangan penyakit : dengan memberi munum soda pada ternak yang sakit
b. Jenis penyakit : cacingan Gejala penyakit : ternak lesu, mata layu, makan berkurang. Penangan penyakit : memberikan obat cacing
Obat yang digunakan : flukicide
Jenis penyakit yang sering menjangkit ternak adalah berupa kembung dan cacingan. Penangan untuk kembung masih belum layim tetapi efektif yaitu dengan memberikan soda yang akan merangsang sapi sendawa dan mengeluarkan gas yang ada pada perut sapi. Tetapi ini kurang efisien mengingat harga soda mahan untuk sapi. Untuk penangan akibat cacing sudah sesuai anjuran dimana sapi yang terindikasi terkena cacing diberi obat cacing berupa flukicide
Untuk kembung dapat diberikan minyak sayur agar dapat memmecah busa yang ada di dalam rumen dan merangsang untuk sendawa.
Kembung yang terjadi pada sapi ada dua jenis adalah rumen bloat dan abomasum bloat. Sebagai tindakan yang dapat dilakukan jika sapi telah terserang dengan memberikan ± 300ml minyak goreng melalui mulut agar dapat mengurai gas yang ada didalam rumen (Rionto, 2010)
a. Jenis limbah : feses b. Cara pengolahan limbah:
Kandang I limbah dibiarkan dibelakang kandang hingga kering, dijual saat musim kemarau. Hasil penjualan diserahkan ke kas desa
Kandang II limbah ditampung disuatu penampungan untuk dijadikan biogas untuk bahan bakar kompor di dapur peternakan
berupa feses sebagian sudah ditangani dengan benar, pada kandang II sudah diolah untuk biogas guna keperluan bahan bakar kompor di dapur peternakan, guna memenuhi makan para pekerja saat jam-jam kerja. Pada kandang I penangan limbah kurang baik dengan hanya di tumpuk dibelakan kandang dan dijual setiap musim kemarau. Hasil penjualan diserahkan pada desa guan mengisi kas desa.
tidak baik dapat menyebabkan
terserangnya penyakit, baik penyakit parasit ataupun virus yang dapat menyerang ternak hendaknya dibangun bak kusus minimal 10 meter dari bangun-bangun sekitar
peternakan yang sehat diusahakan jauh dari pemukiman dan untuk banguna yang tidak sejenis diusahakan berjarak 10-15m agar bila ada sesuatu yang
membahayakan tidak
mengontaminasi tempat lainya dan akan mempengaruhi dari performa ternak ( Rianto. 2010)
9 Pemasaran
a. Bentuk produk yang dipasarkan : ternak hidup, feses
b. Tempat pemasaran : temanggung dan semarang selatan
c. Kesulitan pemasaran : persaingan antar peternak
d. Akses jalan : jalan telah di cor hingga sampae peternakan . e. Alat transportasi : truk f. Waktu yang tepat untuk
pemasaran : saat hari-hari raya keagamaan
g. Harga jual : 13jt-15jt
h. Metode penjualan : belantik datang ke peternakan,
menawarkan pada teman yang ada di pasar hewan ambarawa.
Cara pemasaran yang digunakan cukup efisien dengan blantik datang sendiri, juga menawarkan pada teman yang sudah menjadi langganan yang ada di pasar hewan dapat mempercepat penjualan dengan hanya membawa contoh. Bahkan kadang ada pembeli yang datang langsung untuk membeli sapi guna kebutuhan pernikahan atau acara-acara lain.Dengan cara ini dapat menghemat biaya tranportasi. Dengan jalan yang sudah tersedia maka truk juga dapat masuk. Apalagi pengangkutan sapi potong adalah bagian yang sangat penting dalam pemasaran
Pada pemasaran terdapat beberapa pola antara lain saluran langsung ini peternak lansung ke perantara. Saluran semilangsung diaman terdapat pedagang eceran yang bukan milik dari produsen dan berdiri sendiri. Saluran yang berikutnya adalah saluran tidak langsung dimana produsen dibantu perantara untuk
menyampaikan barang
kekonsumen (Rianto,2010)
10 Evaluasi usaha
a. Frekunsi pantauan : setiap hari b. Kendala yang dirasakan : harga
yang naik turun
c. Tindakan jika mengalami kerugian adalah mengalihkan keuntungan dari peternakan ayam
Dengan pantauan yang dilakukan setiap hari akan dapat mempertahankan kualitas dari ternak. Pada saat penjualan selalu dipilih hari-hari yang dekan dengan hari raya keagamaan sehingga harga sedang naik, jika
petelur ke peternakan sapi potong seandainya terjadi kerugian maka keuntungan dari peternakan ayam petelur yang relatif setabil digunakan untuk menutup kerugian sementara.
11. AnalisisUsaha
1. Investasi :
- Penyusutan Gudang Rp. 1.000.000,00/5tahun Rp. 548,00/hari - Penyusutan Kandang Rp. 20.000.000,00/5 tahun Rp. 10.959 ,00 /hari
Rp. 11.507/hari
2. Biaya Produksi Penggemukan Sapi Selama 90 hari :
1. Pembelian bakalan Rp.8.750.000,00 x 67ekor Rp.586.250.000,00
2. Pembelian Pakan :
Wheat bran Rp. 2.900,00 x 3 kg x 250 hari x 67 ekor Rp. 145.725.000,00
Ketela Rp. 1.100,00 x 2 kg x 250 hari x 67 ekor Rp. 36.850.000,00
Jerami Rp. 200,00 x 3 kg x 250 hari x 67 ekor Rp. 10.050.000,00
Rumput gajah Rp. 100,00 x 4 kg x 250 hari x 67 ekor Rp. 6.700.000,00
3. Tenagakerja Rp. 33.333,00 x 250 hari x 5 orang Rp. 41.666.250,00
4. Transportasi Rp. 5.555,00 x 250 hari Rp. 1.388.750,00
5. Biaya listrik Rp. 16.667,00 x 250 hari Rp. 4.166.500,00
6. Peralatan (Troli) Rp. 250.000,00 x @2 Rp. 5 0 0 .000,00
Rp. 835.596.638,00 Penerimaan Kotor Usaha:
7. Penjualan bobot hidup Rp. 12.250.000,00 kg x 67 ekor (@ Rp.35.000/kg ) Rp. 820.750.000,00 PenerimaanBersihUsaha
8. Penerimaan Rp. 820.750.000,00
9. Pengeluaran Rp. 835.596.638 ,00_
Total: Rp -14.846.638,00 Jadi rugi per ekor per hari :
DAFTAR PUSTAKA
A, Dewi A. 2009. Petunjuk praktis mengemukan domba, kambing, dan sapi potong. Agromedia pustaka. Jakarta Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Hartadi, H., S. Reksohadiprodjo dan A.D. Tillman. 1993. Tabel Komposisi Pakan untuk Indonesia. Cetakan ke-3. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Ngadiyono, N. 2007.BeternakSapi. P.T Citra AjiPratama, Yogyakarta.
Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta
Rasyid, A dan hartati. 2007. Petunjuk teknis perkandangan sapi potong. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Peternakan Departemen Pertanian. Bogor Rianto, E dan E purbowati. 2010. Panduan lengkap sapi potong. Penebar swadaya. Jakarta
Lampiran 1. Perhitungan BK Pakan
1. BK Ketela
Bahan pakan Berat loyang (g) Sampel sebelum di oven (g) Loyang dan sampel setelah dioven (g) Ketela 1 2. BK Rumput gajah
Bahan pakan Berat loyang (g)
Rata-rata = BK Rumput gajah 1 + BK Rumput gajah 2 2
= 18,08 % + 39,95 % 2
= 29,01 % 3. BK Jerami padi
Sampel =
BK Jerami1 = 36,967 -30,637 x 100% BK Jerami 2 = 25,660 -18,582 x 100% 10, 003 10,003
= 63,28 % = 70,76 %
Rata-rata = BK Jerami padi 1 + BK Jerami padi2 2
= 36,72% + 29,24% 2
= 67,02 %
% 100 x sampel
Berat
loyang berat -oven setelah sampel
dan loyang Berat
Bahan pakan Berat Loyang (g) Sampel sebelum di oven (g) Loyang dan sampel setelah oven (g)
Jerami padi 1 30,637 10,003 36,967
Lampiran 2. Perhitungan kebutuhan BK, PK, dan TDN
3. Kebutuhan BK, PK, TDN Sapi
Bobot Badan ( kg) PBBH ( kg ) Kebutuhan BK (kg) Kebutuhan PK (g) Kebutuhan TDN (kg) 300
300
1,0 1,1 1,11
7,5 7,6 X
819 847 X
5,0 5,3 X Sumber : (Kearl, 1982)
Kebutuhan BK sapi dengan BB 300 kg dan PBBH 1,11 kg = 7,5 + x ( 7,6 – 7,5)
= 7,61 kg BK
Kebutuhan PK sapi potong dengan BB 300 dan PBBH 0,6 kg = 819+ x ( 847 - 819)
= 849,8 gram
Kebutuhan TDN sapi potong dengan BB 300 kg dan PBBH 0,6 kg
Lampiran 3. Perbandingan Antara Konsumsi Pakan dan Kebutuhan
4. Standar Kandungan BK, TDN dan Bahan Pakan
Kandunga Dalam 100% BK
BK (%) Kandungan TDN
(%) Kandungan PK (%)
Rumput gajah 28 46 4,6
Wheat bran 90,93 76,63 17,21
Singkong Jerami padi
35 86
69 43
4,6 3,2 Sumber : Hartadi et al., 1993
5. Konsumsi pakan
Bahan Pakan BK% Konsumsi (kg BS) Konsumsi BK (kg) Konsumsi TDN (kg) Konsumsi PK(kg)
Kadar BK x pemberian BS Kadar TDN x Pemberian BK Kadar PK x pemberian BK
Rumput gajah 29,01 4 29,01 x 4 = 1,1604 46% x 1,1604 = 0,6266 4,6 % x 1,1604= 0,0534
Wheat bran* 90,93 3 90,93 x 3 =2,7279 76,63% x 2,7279 = 2,0903 17,21% x 2,7279 = 0,4695
Singkong 34,36 2 34,36 x 2 = 0,6872 69% x 0,6872= 0,4741 4,6% x 0,6872 = 0,0316
Jerami padi 67,01 3 67,01 x 3 = 2,0103 43% x 2,0103 = 0,8644 3,2% x2,0103 = 0,0643
Total 12 6,5858 4,0554 0,6188
* Sumber : Hartadi et al., 1993
Bobot nyata dengan konsumsi BK 6,5858 kg BK dengan BB rata-rata 300 kg Bobot Badan ( kg) PBBH ( kg ) Kebutuhan BK (kg)
300 300
0,25 0,50 X
6 7 6,5858 Sumber: (Kearl, 1982)
6,59-6
7-6
=
X-0,25
0,50-0,25
0,59
1
=
X-0,25
0,25
0,1475 = X – 0,25 X = 0,3975 kg
6. Perbandingan Antara Konsumsi Pakan Dengan Kebutuhan
Sampel Sapi BK (kg) TDN (kg BK) PK ( gram BK )
Konsumsi Kebutuhan kekurangan Konsumsi Kebutuhan Kekurangan Konsums i
kebutuhan Kekuranga n
Lampiran 4. Optimalisasi Penyusunan Ransum Pakan
Perhitungan kebutuhan PK
× 100% = × 100%
= 11,17%
Perhitungankebutuhan TDN
× 100% = × 100% = 70,039%
Perhitungan pakan berdasarkan person’s square Pakan campuran I
rumput gajah + jerami 4,18 6,04 11,17
wheat bran 17,21 6,99+
rumput gajah + jerami=
6,04
13,03
x 100% =46,35 %Wheat bran =
6,99
13,03
x 100% = 53,65% Kandungan TDN dalam pakan campuran IRumputgajah + jerami = 46,35% x 45,1% = 20,9% Wheat bran = 53,65% x 76,63% = 41,11 % +
62,01% Pakan campuran II
Wheat bran 17,21 6,57
11,17
Singkong 4,6 6,04 + 12,61
Singkong = x 100% = 47,90 %
Wheat bran = x 100% = 52,10% Kandungan TDN dalam pakan campuran II Singkong = 47,90 % x 69% = 33,051 % Wheat bran = 52,10% x 76,63% = 39,924% +
12,61 6,04
72,975 %
Pakan campuran III
Campuran I 62,01 2,936 70,039
Campuran II 72,975 8,029+
10,965
Campuran I =
2,936
10,965
x 100% = 26,776%Campuran II =
8,029
10,965
x 100% = 73,224% Komposisi setiap bahan pakanRumput gajah = 70% x 46,35% x 26,776% = 8,69%
Jerami = 30% x46,35% x 26,776% = 3,72%
+ 100%
Komposisi BK pakan
Rumput gajah = 8,69% x 7,61 kg bk = 0,661 kg bk Jerami = 3,72% x 7,61 kg bk = 0,283 kg bk Wheat bran = 52,52% x 7,61 kg bk = 3,997 kg bk Singkong = 35,07% x 7,61 kg bk = 2,669 kg bk +
7,61 kg bk Komposisi TDN
Rumput gajah = 46% × 0,661 g bk=0,304 kg bk Jerami = 43% × 0,283 kg bk= 0,122 kg bk Wheat bran = 76,63% x 3,997 kg bk= 3,063 kg bk Singkong = 69% x 2,669 kg bk = 1,842 kg bk+
5,33 kg bk
Komposisi pk
0,8501 kg bk
Komposisi pakan dalam BS
Rumput gajah =
100
29,01
× 0,661 kg = 2,278 kg BSJerami =
100
67,01
× 0,283 kg = 0,422 kg BSWheat bran = × 3,997 kg = 4,396 kg BS
Singkong =
100
34,36
× 2,669 kg = 7,768 kg BS 14,864 kg BS.
Lampiran 5. Perhitungan Performa Ternak
Efisiensi Pakan (kebutuhan) =
=
= 14,586%
Efisiensi Pakan (konsumsi) =
=
1,11
6,5858
= 16,85 %konversi pakan (konsumsi)=
=
6,5858
1,11
= 5,933 konversi pakan (kebutuhan)==
PBBH kosumsi BK
Konsumsi BK
PBBH
x 100%
x 100%
X 100% kosumsi BK
PBBH x 100%
PBBH Konsumsi BK 7,61
1,11
= 7,090
Feed Cost Per Gain =
(konsumsi pakan)
=
= Rp
10.720,-Feed Cost Per Gain = (Evaluasi Pakan)
228)+(844)+(12748)+(8545)
=
(
2,278x100
)+(
0,422x200
)+(
4,396x2900
)+(
7,768x1100
)
1,11
=
(
228
)+(
844
)+(
12748
)+(
8545
)
1,11
=20.184
Jumlah pakan x Harga pakan PBBH
PBBH
Lampiran 6. Optimalisasi
1. Pakan
BB awal = 250 kg
BB target = 358 kg
PBBH = 1,2 kg
BB rata-rata = 304 kg BB 300 kg dengan PBBH 1,2 kg
BK=
1,2
−
1
1,1
−
1
=
x-7,5
7,6-7,5
0,2
0,1
=
x- 7,5
0,1
BK dari BB 350 kg dengan PBBH 1,2 adalah 8,5 kgBK BK dari BB 304 dengan PBBH 1,2
304
−
300
350
−
300
=
x-7,7
8,5-7,7
4
50
=
x-7,7
0,8
3,2 = 50x – 385 388,2 = 50x X = 7,764 kgTDN BB 304 kg PBBH 1,2 kg
=
1,2
−
1
1,1
−
1
=
x-5
5,3 - 5
0,2
0,1
=
x-5
5,3-5
0,56 = 0,1 x X = 5,6TDN BB 304 kg PBBH 1,2 kg
304
−
300
350
−
300
=
x-56
6,2-5,6
4
50
=
x- 5,6
0,6
2,4 = 50x – 280 282,4 = 50x X =5,648 kg1,2
−
1
1,1
−
1
=
x-819
847-819
0,2
0,1
=
x-819
28
5,5 = 0,1x – 81,9 87,5 = 0,1x X =875 gramPK BB 350 kg dengan PBBH 1,2 = 923 gram PK BB 304 kg dengan PBBH 1,2
304
−
300
350-300
=
x-875
923-873
4
50
=
x-875
50
200 = 50x – 43750 43950 = 50x X = 879 gram
% TDN = 5,648 x 100 % 7,764
= 72,7 % % PK = 8,879 x 100%
7,764 = 11,32 %
Perhitungan pakan berdasarkan person’s square Pakan campuran I
Jerami 3,2 0,18+ 8,3
rumput gajah =
8,12
8,3
x 100% =97,83 %Jerami =
0,18
8,3
x 100% = 2,17% Kandungan TDN dalam pakan campuran I Rumputgajah = 97,83% x 52% = 20,9 jerami = 2,17% x 43% = 0,93 % +51,8% Pakan campuran II
Bekatul 14 6,72
11,32
Singkong 4,6 2,68 + 9,4
Bekatul =
6,72
89,4
x 100% = 60,77 %Singkong =
2,68
Kandungan TDN dalam pakan campuran II Bekatul = 60,77 % x 86% = 60,77 % Singkong = 28,51% x 34,36% = 19,67 % +
80,44 %
Pakan campuran III
Campuran I 51,8 7,74 72,7
Campuran II 80,44 20,9+
28,64
Campuran I =
7,74
28,64
x 100% = 27,02 %Campuran II =
20,9
28,64
x 100% = 72,97 % Komposisi setiap bahan pakanJerami = 27,02% x2,17% = 0,59%
Bekatul = 72,97% x 71,49% = 52,17%
Singkong = 72,97% x 28,51% = 20,81%
+ 100%
Komposisi BK pakan
Rumput gajah =26,43 % x 7,764 kg bk = 2,052 kg bk Jerami = 0,59 % x 7,764 kg bk = 0,045 kg bk Bekatul = 52,17 % x 7,764 kg bk = 4,051 kg bk Singkong = 20,81% x 7,764 kg bk = 1,161 kg bk +
7,764 kg bk Komposisi TDN
Rumput gajah = 52 % × 2,052 g bk=1,07 kg bk Jerami = 43% × 0,04 kg bk= 0,019 kg bk Bekatul = 85% x 4,051 kg bk= 3,44 kg bk Singkong = 69% x 1,616 kg bk = 1, 12 kg bk+
5,649 kg bk
Rumput gajah = 11,5 % x 2,052 kg bk = 0,236 kg bk Jerami =3,2% x 0,045 kg bk = 0,002 kg bk Bekatul = 14 % x 4,051 kg bk = 0,567 kg bk Singkong = 4,6% x 1,616 kg bk = 0, 074 kg bk +
0,879 kg bk
Komposisi pakan dalam BS
Rumput gajah =
100
16
× 2,052 kg = 12,825 kg BSJerami =
100
67,01
× 0,045 kg = 0,067 kg BSBekatul =
100
86
× 4,051 kg = 4,71 kg BSSingkong =
100
34,36
× 1,616 kg = 2,91 kg BS 20,512 kg BSFeed Cost Per Gain =
(konsumsi pakan)
=
PBBH
= Rp
10.720,-Feed Cost Per Gain = (Optimalisasi Pakan)
=
(
2,91x1100
)+(
4,71x2000
)+(
0,067x200
)+(
12,825x100
)
1,2
=
(
3201
)+(
9420
)+(
13,4
)+(
1282
)
1,2
= Rp.11.597,00
1. Penyusutan Kandang Rp.20.000.000,00/5 tahun Rp. 10.959 ,00 /hari Rp. 11.507/hari
2. Biaya Produksi Penggemukan Sapi Selama 90 hari :
3. Pembelian bakalan Rp.8.750.000,00 x 150 ekor Rp. 1.312.500.000,00
4. PembelianPakan :
Singkong Rp. 1.100 x 2,91 kg x 90 hari x 150 ekor Rp. 43.213.500,00
Bekatul Rp. 2.000 x 4,71 kg x 90 hari x 150 ekor Rp. 127.170.000,00
Jerami Rp. 200,00 x 0,067 kg x 90 hari x 150 ekor Rp. 175.500,00
Rumput gajah Rp. 100,00 x 12,825 kg x 90 hari x 150 ekor Rp. 17.307.000,00
5. Tenaga kerja Rp. 1.000.000 x 3bln x 11 orang Rp. 33.000.000,00
6. Transportasi Rp. 500.000,00
7. Biaya listrik Rp. 500.000,00 x 3 bulan Rp. 1.500.000,00
8. Peralatan Rp. 1.119 .000,00
Rp. 1.536.485.000
Penerimaan Kotor Usaha:
9. Penjualan bobot hidup Rp. 12.530.000,00 kg x 150 ekor (@ Rp.35.000/kg ) Rp.1.879.500.000,00 PenerimaanBersihUsaha
10. Penerimaan Rp. 1.879.500.000,00
11. Pengeluaran Rp. 1.536.485.000,00_
Total: Rp. 343.015.000,00 Jadi laba per ekor per hari :
= Rp247.624.000 ,00 : 150 ekor 90
= Rp.25.408, 00/ekor/hari
Tabel perbandingan keuntungan
Real Koreksi Optimalisasi
PBBH 0.3975 kg 1,11 kg 1,2 kg
BB awal – akhir 250 – 350 250 – 350 kg 250 – 358 kg
Biaya Pakan Rp. 11.900,00 Rp. 22.363,00 Rp. 13.916,00
Keuntungan /hari/ekor Rp. 24.086, 00/ekor/hari - Rp.25.408, 00/ekor/hari
Evaluasi Koreksi Optimalisasi
Jumlah ternak 67 ekor 67 ekor 150 ekor
BB awal 250 250 250
BB akhir 350 350 358
PBBH 0,3975 1,11 1,2
Konversi 5,933 7,90
FCG 10.720 20.184 11.597
Analisis usaha
Biaya produksi / pengeluaran Rp.835.596.638 Rp. 1.536.485.000
Pemasukan Rp. 820.750.000 Rp. 1.879.500.000
Laba Rp – 886 Rp. 25.408
Jalan Jalan
M1
M2
R
P
M3
W
G 2
D
A2
K2
U
Keterangan :
: Kandang Sapi Potong : Gudang Pakan
: Rumah Penangung Jawab Ternak Ayam : Gudang Peralatan
: Mess Pekerja : Kantin Peternakan : Dapur