MEKANISME SISTEM EKONOMI ISLAM
Diajukan guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Prinsip-Prinsip Ekonomi Syariah
Dosen Pengampu:
Masruchin, M. E. I Oleh:
Ahmad Fauzan Nizar
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM BANI FATTAH (IAI BAFA)
TAMBAKBERAS JOMBANG
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Masalah perekonomian itu sudah ada sejak adanya manusia itu sendiri. Berbagai penjelasan mengenai alam
semesta dan hakikat serta makna kehidupan dan penjelasan itu telah menimbulkan berbagai ragam pandangan hidup sistem ekonomi masing-masing secara implisit (tersirat, terkandung halus) maupun eksplisit (tegas, gamblang) mendasarkan penjelasan problem ekonomi.1
Kehadiran Islam ditujukan untuk memenuhi semua
tuntutan kehidupan, memerangi kemiskinan dan merealisasikan kemakmuran dalam semua sisi kehidupan manusia. Islam
merupakan Akidah, moral, ibadah, syari’at, hukum, keputusan dan perdagangan. Islam juga sekaligus konsepsi dan aksi, mushaf dan kekuatan. Islam telah menggariskan bahwa
implementasi hukum-hukum itu tidak lain adalah ibadah kepada Allah SWT.2
Sistem ekonomi Islam adalah suatu sistem ekonomi yang didasarkan pada ajaran dan nilai-nilai Islam. Sumber dari
keseluruhan nilai tersebut sudah tentu Al Qur’a>n, As-Sunnah, Ijma>’ dan Qiya>s. Nilai-nilai sistem ekonomi Islam ini
merupakan bagian integral dari keseluruhan ajaran Islam yang komprehensif dan telah dinyatakan Allah SWT Sebagai ajaran
1 Ismail Nawawi, Ekonomi Islam (Surabaya: ITS Press, 2009), 23.
yang sempurna, seperti disebutkan pada Surat Al-Ma>idah ayat 33
Sistem Ekonomi juga merupakan perangkat atau alat-alat yang digunakan untuk menjawab secara tuntas masalah apa, bagaimana dan untuk siapa barang di produksi. Efektif atau tidaknya jawaban yang diberikan sangat tergantung kepada sistem ekonomi yang dipilih.4
B. Rumusan Masalah
1. Apa kriteria sistem ekonomi yang baik?
2. Bagaimana prinsip dasar sistem ekonomi Syariah? 3. Bagaimana mekanisme sistem ekonomi Syariah? C. Tujuan Pembahasan
1.
Mengetahui tentang kriteria sistem ekonomi yang baik;2.
Memahami Prinsip Dasar Sistem ekonomi Syariah;3.
Memahami Mekanisme Sistem Ekonomi Syariah3 Mustafa Edwin Nasution, dkk. Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam (Jakarta:Kencana, 2007) 11.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kriteria Ekonomi yang baikDalam hakikatnya nilai-nilai dasar ekonomi syariah dengan background tauhid harus meliputi: kepemilikan (ownership), keseimbangan (equilibrium), dan keadilan (justice). Ketiga nilai dasar tersebut dapat diperincikan sebagai berikut:5
1. Kepemilikan (ownership)
a. Pemilikan terletak pada kemanfaatannya dan bukan menguasai secara mutlak terhadap sumber-sumber ekonomi
b. Kepemilikan terbatas sepanjang usia hidup manusia, jika orang itu mati maka harus didistribusikan kepada ahli warisnya menurut ketentuan Islam. Sebagaimana firman Allah :
نيبرقلا و نيدلاولل ةيصولا اريخ كرت نا توملا مكدحا رضح اذا مكيلع بتك
.
نيقتملا ىلع اقح فورعملاب
Artinya: Diwajibkan atas kamu, jika seseorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu bapak dan karib kerabatnya secara adil dan baik, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertaqwa.6
c. Kepemilikan perorangan tidak dibolehkan terhadap sumber-sumber ekonomi yang menyangkut kepentingan umum atau hajat hidup orang banyak. Sumber-sumber ini menjadi milik umum atau dikuasai negara.
2. Keseimbangan (equilibrium), yang pengaruhnya terlihat pada berbagai aspek tingkah laku ekonomi muslim, misalnya
5 Mariyah Ulfah, Kapita Selekta Ekonomi Islam Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2010), 21
kesederhanaan (moderation), berhemat (parsimory), dan menjauhi pemborosan (extravagance).
3. Keadilan (justice). Keadilan dalam masalah ekonomi:
a. Keadilan berarti kebebasan yang bersyarat akhlak Islam; b. Keadilan harus ditetapkan pada semua fase kegiatan
ekonomi. Artinya keadilan dalam produksi dan konsumsi.
B.
Prinsip Dasar Ekonomi SyariahDalam prinsip-prinsip Ekonomi etika pada umumnya, berkaitan dengan dasar-dasar yang menjadi pegangan
berjalan sesuai dengan kodrat dan aturan yang ada. Prinsip itu antara lain sebagai berikut:
1. Prinsip Falsafi7
Menurut pendapat Nurul Huda, dia mengemukakan adat tiga Azas filsafat dan nilai Islam, yaitu:
a. Azas Filsafati
Azas Filsafati ini hampir sama dengan paradigma yang dikemukakan oleh Chapra8, akan tetapi
penekanannya saja yang berbeda. Azas filsafati ini sebagai berikut:
1) Semua yang ada di Alam semesta ini adalah milik Allah SWT, manusia hanyalah Khilafah yang memang
amanah dari Allah untuk menggunakan hak miliknya. Sehingga statusnya harus tunduk kepada Allah.
2) Untuk dapat melaksanakan tugasnya sebagai Khalifah Allah, manusia wajib tolong menolong dan saling bantu membantu dalam melaksanakan kegiatan ekonomi yang bertujuan ibadah kepada Allah.
7 Ismail Nawawi, Ibid, hal 90-96
8 Didasarkan pada tiga konsep fundamental , yaitu Tauhid (Ke-Esaan Allah), Khila>fah dan ‘Ada>lah (keadilan), merupakan paradigma yang berlandaskan nilai-nilai keislaman. Tauhid adalah konsep yang paling
3) Pertanggungjawaban. Beriman pada Hari Kiamat, yang merupakan Azas penting dalam satu Sistem Ekonomi Islam, karena dengan keyakinan ini tingkat perilaku ekonomi manusia akan dapat terkendali sebab ia sadar bahwa semua perbuatannya akan dimintai
pertanggungjawaban kelak di sisi Allah. b. Azas Nilai-Nilai
Selain Filsafat tersebut diatas, ekonomi Islam juga memiliki nilai-nilai tertentu:
1) Nilai dasar pemilikan menurut Sistem Ekonomi Islam. a) kepemilikan bukanlah penguasaan mutlak atas
sumber-sumber ekonomi, akan tetapi setiap orang atau individu dituntut kemampuannya untuk
memanfaatkan sumber-sumber ekonomi tersebut. b) Lama kepemilikan manusia atas satu benda terbatas
lamanya manusia tersebut hidup di Dunia.
c) Sumber daya menyangkut kepentingan umum atau yang menjadi hajat hidup orang banyak harus menjadi milik umum.
2) Keseimbangan.
Keseimbangan yang terwujud dalam kesederhanaan, hemat dan menjauhi sikap pemborosan.
3) Keadilan.
Nilai keadilan sangat penting dalam ajaran Islam terutama dalam kehidupan hukum sosial politik dan ekonomi. Untuk itu keadilan harus diterapkan dalam kehidupan ekonomi seperti proses distribusi, produksi, konsumsi dan lain sebagainya.
2. Prinsip Etika.9
Berkaitan dengan prinsip etika ekonomi, al-Ghazali, Yusuf Qardhawi mengemukakan mengenai etika ekonomi pada umumnya. Prinsip etika tersebut berkaitan dengan dasar-dasar yang dapat dijadikan pegangan agar kegiatan
ekonomi berjalan sesuai kodrat dan aturan yang ada. Prinsip-prinsip itu antara lain:
a. Prinsip Otonomi, yaitu sikap dan kemampuan manusia untuk bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. Kemampuan yang sempurna memberikan tanggung jawab yang penuh pada pelaksanaan setiap aktivitas ekonomi. Kemampuan ini baru dapat berfungsi secara maksimal jika sifat otonom dimiliki.
b. Prinsip Kejujuran.
Dasar setiap usaha untuk menjadi orang baik kuat secara moral adalah kejujuran. Tanpa kejujuran, keutamaan-keutamaan moral lainnya akan hilang. Bersikap baik terhadap orang lain tetapi tanpa kejujuran adalah kemunafikan dan tidak jarang hal demikian beracun. c.Prinsip tidak berbuat jahat dan prinsip berbuat baik.
Kebaikan merupakan nilai esensial dalam ajaran Islam sebagai wahana untuk mencapai peringkat yang lebih tinggi.
d. Prinsip hormat terhadap diri sendiri, yaitu tidak etis jika seseorang membiarkan dirinya sendiri diperlakukan tidak adil, tidak jujur, ditindas, diperas dan sebagainya. e. Prinsip keadilan yang menuntut manusia
memperlakukan orang lain sesuai dengan haknya.
Lain halnya dengan prinsip ekonomi yang dipaparkan oleh UII Yogyakarta, menjelaskan bahwa prinsip-prinsip yang akan menjadi kaidah pokok yang membangun struktur atau
kerangka ekonomi ada 11, yakni:10
1. Kerja (Resources utilization) 2. Kompensasi (Compensation) 3. Efisiensi (efficiency)
4. Profesionalisme (preofessionalism) 5. Kecukupan (sufficiency)
6. Pemerataan kesempatan (equal opportunity)
7. Kebebasan (freedom) 8. Kerja sama (Cooperation) 9. Persaingan (competition)
10. Keseimbangan (ekuilibrium) 11. Solidaritas (solidarity)
C.
Mekanisme Sistem Ekonomi Syariah 1. Mekanisme EkonomiMekanisme ekonomi adalah mekanisme melalui aktivitas ekonomi yang bersifat produktif, berupa berbagai kegiatan pengembangan harta (tanmiyat al- ma>l) dalam akad-akad mu’a>malah dan sebab-sebab kepemilikan (asba>b at-tamalluk). Berbagai cara dala mekanisme ekonomi ini, antara lain :
a. Membuka kesempatan seluas-luasnya bagi
berlangsungnya sebab-sebab kepemilikan dalam kepemilikan individu (misalnya, bekerja di sektor pertanian, industru, dan perdagangan)
b. Memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi
berlangsungnya pengembangan harta (tanmiy al-ma>l) melalui kegiatan investasi (misalnya, dengan shirkah ‘inan, mudha>rabah, dan sebagainya).
c. Larangan menimbun harta benda (uang, emas, dan perak) walaupun telah dikeluarkan zakatnya. Harta yang
ditimbun tidak akan berfungsi ekonomi. Pada gilirannya akan menghambat distribusi karena tidak terjadi
perputaran harta.
d. Mengatasi peredaran dan pemusatan kekayaan di satu daerah tertentu saja misalnya dengan memeratakan peredaran modal dan mendorong tersebarnya pusat-pusat pertumbuhan.
e. Larangan kegiatan monopoli, serta berbagai penipuan yang dapat mendistorsi pasar.
mengakumulasikan kekayaan pada pihak yang kuat semata (seperti penguasa atau konglomerat).
g. Memberikan kepada rakyat hak pemanfaatan barang-barang (SDA) milik umum (al-milkiyyah al-a>mah) yang dikelola negara seperti hasil hutan, barang tambang, minyak, listrik, air dan sebagainya demi kesejahteraan rakyat.
2. Mekanisme Non-Ekonomi
Mekanisme non-ekonomi adalah mekanisme yang tidak melalui aktivitas ekonomi yang produktif, melainkan melalui aktivitas non-produktif, misalnya pemberian (hibah,
shadakah, zakat, dll) atau warisan.
Mekanisme non-ekonomi bertujuan agar di tengah masyarakat segera terwujud keseimbangan (al-tawa>zun) ekonomi, yang akan ditempuh dengan beberapa cara. Pendistribusian harta dengan mekanisme non-ekonomi antara lain adalah :
a. Pemberian harta negara kepada warga negara yang dinilai memerlukan.
b. Pemberian harta zakat yang dibayarkan oleh muzakki kepada para mustahik.
c. Pemberian infaq, s}adaqah, wakaf, hibah dan hadiah dari orang yang mampu kepada yang memerlukan.
d. Pembagian harta waris kepada ahli waris dan lain-lain.11
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Nilai-nilai dasar ekonomi syariah dengan background
tauhid harus meliputi: kepemilikan (ownership), keseimbangan (equilibrium), dan keadilan (justice).
Sedangkan Prinsip-prinsip ekonomi shariah meliputi prinsip Falsafi yang berisi azas filsafati dan azas nilai-nilai. Sedangkan prinsip yang kedua adalah prinsip etika yang berisi tentang prinsip otonom; prinsip kejujuran; prinsip tidak berbuat jahat; prinsip hormat terhadap diri sendiri; dan prinsip keadilan terhadap hak orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, Ekonomi Islam: Prinsip, Dasar dan Tujuan, Yogyakarta: Magistra Insania Press, 2004.
Departemen Agama RI, Al-Qur’a>n dan Terjemahnya, Bandung: CV Penebit Jumanatul ‘Ali, 2007.
Ismail Nawawi, Ekonomi Islam, Surabaya: ITS Press, 2009. Julian Sigit, Mekanisme Ekonomi Syariah dalam
https://konneiyogyakarta2012.
wordpress.com/tsaqofah/islam/ diakses 18 Februari 2015 M. Umer Chapra, Islam dan Pembangunan Ekonomi, Jakarta:
Gema Insani, 2000.
Mariyah Ulfah, Kapita Selekta Ekonomi Islam Kontemporer, Bandung: Alfabeta, 2010.
Mustafa Edwin Nasution, dkk. Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam, Jakarta:Kencana, 2007.
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam UII