ANALISIS KUALITAS PELAYANAN DAN HARGA SERTA
PENGARUHNYA TERHADAP LOYALITAS AKSEPTOR IUD
DENGAN KEPUASAN SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING
Oleh
AZAN PUTRA
NPM. 1210018212097
Analisis Kualitas Pelayanan dan Harga serta Pengaruhnya terhadap Loyalitas Akseptor IUD dengan Kepuasan sebagai Variabel Intervening
1
Azan Putra., Sefnedi, Ph.D., Dr. Haryanto 1
Program Pascasarjana Magister Ilmu Manajemen Universitas Bung Hatta
email:azanputra44@yahoo.co.id ABSTRACT
The purpose of this study was to inversigate the intervening role of customer satisfaction on the relationship between service quality, price and customer loyalty. The study population is all customers used IUD contraceptive in Sungai Penuh city and number of sample was accounted for 110 customers. This study performed proportional cluster sampling to get the sample. In order to test hypotheses, this study conducted multiple, single and hierarchical regression analyses by using Statistical Package for Social Science (SPSS) version 16.0. The results of analysis displayed that a) Service quality and price decision positively and significantly explained customer loyalty. b) Service quality and price decision positively and significantly explained customer satisfaction. 3) Customer satisfaction was found to have positive and significant effect customer loyalty. 4) Customer satisfaction played as intervening variable on the relationship between service quality, price and customer loyalty. The findings of this study provided practical contribution and recommendation to enhancing customer satisfaction, service quality, and price decision.
Keywords:Service Quality, Price, Customer Satisfaction, and Customer Loyalty.
PENDAHULUAN
Dalam rangka upaya pengendalian
jumlah penduduk, pemerintah
menerapkan program Keluarga
Berencana (KB). Sejak
dilaksanakannya otonomi daerah, KB
secara penuh dilimpahkan kepada
daerah. Salah satu daerah kota yang
memiliki kepedulian terhadap
pertumbuhan penduduk adalah Kota
Sungai Penuh.
Upaya pengendalian lajunya
pertumbuhan penduduk, pemerintah
Kota Sungai Penuh menerapkan
program Keluarga Berencana (KB).
Berdasarkan data skunder yang
diterbitkan oleh Dinas Kesehatan Kota
Sungai Penuh dapat dilihat bahwa
kebanyakan akseptor memilih klinik
sebagai tempat pemasangan alat
kontrasepsi (1.932 orang), sedangkan
di Puskesmas (805 orang). Namun, jika
diperhatikan secara keseluruhan
terlihat bahwa jumlah akseptor yang
menggunakan IUD / Spiral menempati
posisi terendah yaitu sebanyak 151
akseptor atau hanya 5,52%. Rendahnya
IUD/Spiral dapat dijadikan sebagai
fenomena bahwa masih rendahnya
loyalitas akseptor dalam menggunakan
alat kontrasepsi IUD/Spiral di Kota
Sungai Penuh.
Dalam literatur pemasaran
dijelaskan bahwa loyalitas konsumen
yang dalam hal ini adalah akseptor KB
dipengaruhi kepuasan konsumen
(Fornel, 1994; Kotler & Keller, 2011).
Kepuasan konsumen merupakan
perasaan senang atau kecewa yang
dirasakan oleh seorang konsumen
setelah membandingkan antara harapan
dan kenyataan (Kotler dan Keller,
2011).
Disisi lain, kepuasan konsumen
sering menjadi pusat perhatian baik
bagi para praktisi manajemen
pemasaran maupun para peneliti
empiris. Secara konsep teoritis,
kepuasan konsumen dipengaruhi
diantaranya adalah kualitas pelayanan
(Fornel, 1994; Parasuraman, Barry &
Zeithalm, 1991). Kualitas pelayanan
merupakan keseluruhan ciri serta sifat
suatu produk atau pelayanan yang
berpengaruh pada kemampuan untuk
memuaskan kebutuhan dan keinginan
konsumen yang dinyatakan atau yang
tersirat (Kotler dan Keller, 2011).
Variabel lain yang dapat
mempengaruhi kepuasan konsumen
adalah harga (Lopiyoadi & Hamdani,
2008; Kotler & Keller, 2011). Harga
merupakan kepantasan biaya atau nilai
ekonomis yang dikorbankan atau
dikeluarkan oleh konsumen untuk
mendapatkan suatu produk atau jasa
dalam memenuhi kebutuhan dan
keinginannya (Kotler dan Keller,
2011).
Berdasarkan uraian yang telah
disampaikan sebelumnya, maka dapat
penulis kemukakan gap literatur
dimana loyalitas konsumen
dipengaruhi oleh kepuasan konsumen
(Fornel, 1994; Kotler & Keller, 2011),
sementara kepuasan konsumen
dipengaruhi oleh kualitas pelayanan
(Fornel, 1994; Parasuraman, Barry &
Zeithalm, 1991) dan harga (Lopiyoadi
& Hamdani, 2008; Kotler & Keller,
2011). Dengan demikian maka jelaslah
bahwa kepuasan kosumen berperan
sebagai variabel intervening (variabel
perantara) antara kualitas pelayanan,
harga dan loyalitas konsumen.
Beranjak dari uraian diatas maka
penulis mengemukakan gap literatur
bahwa masih relatif terbatasnya
penelitian terdahulu yang melakukan
penelitian secara komprehensif dimana
kepuasan pelangga berperan sebagai
variabel intervening antara sualitas
pelayanan, harga dan loyalitas
pelanggan terutama dalam sektor KB.
kerangka konseptual penelitian sebagai
berikut.
Gambar 1.Theoretical Framework
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah seluruh
akseptor yang menggunakan alat
kontrasepsi IUD baik pemasangannya
di Puskesmas mupun di Klinik pada
Kota Sungai Penuh selama periode
Tahun 2013 yang berjumlah 151 orang
dan jumlah sampel adalah 110 orang
dengan teknik penarikan sampel
menggunakan motode proportional
cluster random sampling yaitu
penarikan sampel berdasarkan acak
sederhana secara klaster (Puskesmas
dan Klinik) dan proporsional.
Definisi dan Operasional Variabel
Loyalitas akseptor merupakan
derajat sejauh mana seorang akseptor
menunjukkan perilaku positif tentang
penggunaan alat kontrasepsi IUD di
Kota Sungai Penuh. Loyalitas akseptor
diukur dengan menggunaka lima item
pernyataa (Oliver, 2009) dan diukur
dengan menggunakan 5 item
pernyataan (Oliver, 2009). Kepuasan
akseptor adalah Perasaan senang atau
kecewa yang dirasakan oleh akseptor
IUD dengan membandingkan antara
harapan dan kenyataan (Kotler &
Keller, 2011) dan diukur dengan
menggunakan 5 item pernyataan
(Anthanassopoulos dkk, 2001).
Kualitas pelayanan adalah segala
aktivitas yang dilaksanakan oleh
Puskesmas dan Klinik dalam
memenuhi kebutuhan dan keinginan
akseptor IUD (Parasuraman, Barry dan
Zeithalm, 1991) dan diukur dengan
menggunakan lima indikator yaitu
tangibles, empathy, reliability,
responsiveness dan assurance yang
keseluruhannya memiliki 22 item
pernyataan (Parasuraman, Barry dan
Zeithalm, 1991). Sementara harga
adalah nilai ekonomis yang
dikorbankan oleh akseptor untuk
memperoleh pemasangan alat
kontrasepsi IUD pada Puskesmas dan
Klinik Kota Sungai Penuh guna
memenuhi kebutuhan dan
keinginannya (Kotler & Keller, 2011)
yang diukur dengan menggunakan 4
item pernyataan (Hendri & Sumanto,
2010; Aprih & Bambang, 2009).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Profil Responden
Mayoritas responden melakukan
pemasangan alat kontrasepsi IUD di
klinik (86,4%), usia antara 28-38 tahun
(50%), pendidikan SLTA (50,9%),
frekuensi menggunakan IUD 1 kali
(61,8%) dan jenis pekerjaan adalah
pegawai swasta (23,6%).
Uji Validitas dan Reliabilitas
Validitas merupakan alat uji untuk
mengetahui apakah suatu butir
pertanyaan dinyatakan valid atau tidak
(Sekaran dan Bougie, 2010). Untuk
mengetahui apakah
pertanyaan-pertanyaan valid atau tidak, maka
digunakan nilai corrected item-total
correlation. Apabila suatu butir
pertanyaan memiliki nilai corrected
item-total correlation lebih besar dari
0,30 maka butir pertanyaan tersebut
dinyatakan valid, dan sebaliknya
(Maholtra, 2009).
Sedangkan reliabilitas merupakan
alat uji untuk mengetahui kehandalan
variabel. Uji reliabilitas menggunakan
cronbach alpha lebih lebih besar dari
0,70 (Sekaran dan Bougie, 2010).
Ringkasan hasil uji validitas dan
reliabilitas dapat dilihat sebagai
berikut:
Tabel 1. Ringkasan Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Variabel Jumlah
item
Tidak Valid
Valid Cronbach’s
Alpha
Keterangan
Loyalitas Akseptor (Y) 5 1 4 0,795 Reliabel Kepuasan Akseptor (I) 5 - 5 0,907 Reliabel Kualitas Pelayanan (X1) 22 - 22 0,971 Reliabel
Harga (X2) 4 - 4 0,870 Reliabel
Sumber:Data Primer yang diolah, 2014
Tabel diatas menunjukkan bahwa
terdapat 1 item pernyataan yang tidak
valid pada variabel loyalitas akseptor,
sedangan untuk variabel kepuasan
akseptor, kualitas pelayanan dan harga
semua item pernyataan yang
digunakan adalah valid. Disamping itu
semua variabel penelitian dinyatakan
reliabel atau andal karena memiliki
cronbach’s alpha lebih besar dari 0,70.
Deskripsi Variabel
Berdasarkan hasil analisis deskriptif
ditemukan skor rata-rata variabel
loyalitas aseptor sebesar 2,88 dengan
TCR sebesar 57,60% sehingga dapat
diartikan bahwa loyalitas akseptor
tergolong kedalam tidak loyal.
Sedangkan kepuasan akseptor
tergolong kedalam kategori cukup puas
(skor rata-rata 3,75 dan TCR 75,09%),
kualitas pelayanan termasuk kedalam
kategori baik (skor rata-rata 4,02 dan
TCR 80,40%), dan harga termasuk
kedalam kategori cukup baik (skor
rata-rata 3,95 dan TCR 79,05%).
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik terdiri dari uji
multikolonearitas dan uji
heteroskedastisitas (Suliyanto, 2011).
Uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi
residual terdistribusi secara normal.
Menurut Santoso (2002) pedoman
yang gunakan untuk uji normalitas
adalah uji Kolmogorov Smirnov,
dimana kriteria uji
Kolmogorov-Smirnov adalah jika nilai signifikasi
lebih besar dari 0,05 maka disimpulkan
bahwa residual terdisitribusi secara
normal, sebaliknya jika nilai signifikasi
lebih kecil dari 0,05 maka disimpulkan
bahwa residual terdistribusi tidak
normal. Hasil uji normalitas dapat
dilihat sebagai berikut
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas
No Variabel Signifikan Keterangan
1 Loyalitas Akseptor (Y) 0,197 Normal 2 Kepuasan Akseptor (I) 0,183 Normal 3 Kualitas Pelayanan (X1) 0,078 Normal
4 Harga (X2) 0,101 Normal
Sumber:Data Primer yang diolah, 2014
Uji linearitas digunakan untuk
melihat apakah fungsi persamaan
regresi yang digunakan berbentuk
liner. Uji linearitas ini dapat dilakukan
dengan teknik compare means dimana
kriteria uji linearitas (Santoso, 2002)
adalah jika nilai signifikasi lebih kecil
dari 0,05 maka disimpulkan bahwa
persamaan regresi berbentuk linear,
sebaliknya jika nilai signifikasi lebih
besar dari 0,05 maka disimpulkan
bahwa persamaan regresi tidak linear.
Hasil uji linearitas dapat dilihat sebagai
berikut:
Tabel 3. Hasil Uji Linearitas
No Hubungan Variabel Signifikan Keterangan
1 Kualitas pelayanan Loyalitas 0,000 Linear 2 Harga Loyalitas 0,000 Linear 3 Kepuasan Loyalitas 0,000 Linear Sumber:Data Primer yang diolah, 2014
Uji multikolinearitas digunakan
untuk menentukan apakah terdapat
korelasi yang tinggi antar variabel
bebas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi yang
kuat diantara variabel bebas (Ghozali,
2007). Uji multikolonieritas dapat
dilakukan dengan melihat nilai
tolerance dan variance inflation factor
(VIF). Apabila nilai tolerence lebih
kecil dari 0,10 atau nilai VIF lebih
besar dari 10, maka terdapat gejala
Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat sebagai berikut
Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Bebas Tolerance VIF Keterangan
Kualitas Pelayanan (X1) 0,428 2,335 Tidak ada multikolinearitas
Harga (X2) 0,428 2,335 Tidak ada multikolinearitas
Sumber:Data Primer yang diolah, 2014
Uji Heteroskedastisitas bertujuan
menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari
residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan Uji Glejser. Uji Glajser ini
dilakukan dengan cara meregres
variabel bebas terhadap nilai
residualnya yang telah unstandardized.
Bila nilai signifikannya lebih besar dari
0,05 maka berarti tidak terdapat gejala
heteroskedatisitas (Suliyanto, 2011).
Hasil uji heterokedastisitas dapat
dilihat sebagai berikut:
Tabel 5. Hasil Uji Multikolinearitas
Unstandardized Residual
No Variabel
Signifikan Keterangan
1 Kualitas Pelayanan (X1) 1,000 Tidak terjadi heteroskedastisitas 2 Harga (X2) 1,000 Tidak terjadi heteroskedastisitas 3 Kepuasan Akseptor (I) 1,000 Tidak terjadi heteroskedastisitas
Sumber:Data Primer yang diolah, 2014
Pengujian Hipotesis
Uji H1 dan H2
Hipotesis H1 dalam penelitian ini
adalah kualitas pelayanan berpangaruh
positif dan signifikan terhadap
loyalitas akseptor IUD di Kota Sungai
Penuh, dan Hipotesis H2 adalah harga
berpangaruh positif dan signifikan
terhadap loyalitas akseptor IUD di
Kota Sungai Penuh. Hasil uji H1 dan
H2 dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 6. Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Harga terhadap Loyalitas Akseptor Konstanta dan Variabel Bebas Koefisien
Regresi
Signifikan Keputusan
Konstanta (a) -1,390 0,000 -Kualitas Pelayanan (X1) 0,502 0,001 H1 diterima
Harga (X2) 0,592 0,000 H2 diterima
F hitung 63,959 0,000
R square 0,545
Sumber:Data Primer yang diolah, 2014
Tabel 6 diatas dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Koefisien regresi variabel kualitas
signifikan 0,001 (lebih kecil dari
0,05), sehingga H1 diterima.
b. Koefisien regresi variabel harga
(X2) adalah 0,592 dan signifikan
0,000 (lebih kecil dari 0,05),
sehingga H2 diterima.
c. F hitung sebesar 63,959 dan
signifikan 0,000 (lebih kecil dari
0,05). Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa model
peneltian tentang pengaruh kualitas
pelayanan dan harga terhadap
loyalitas akseptor adalah layak
d. R Square (R2) adalah 0,545 yang
berarti bahwa kontribusi variabel
kualitas pelayanan (X1) dan harga
(X2) terhadap loyalitas akseptor
(Y) adalah 54,5% dengan asumsi
variabel lain dianggap konstan atau
tetap.
Uji H3 dan H4
Hipotesis H3 dalam penelitian ini
adalah kualitas pelayanan berpangaruh
positif dan signifikan terhadap
kepuasan akseptor IUD di Kota Sungai
Penuh, dan Hipotesis H4 adalah harga
berpangaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan akseptor IUD di
Kota Sungai Penuh. Hasil uji H3 dan
H4 dapat dilihat pada Tabel 7 yang
dapat dijelaskan sebegai berikut:
a. Koefisien regresi variabel kualitas
pelayanan (X1) adalah 0,317 dan
signifikan 0,005 (lebih kecil dari
0,05), sehingga H3 diterima.
Tabel 7. Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Harga terhadap Kepuasan Akseptor Konstanta dan Variabel Bebas Koefisien
Regresi
Signifikan Keputusan
Konstanta (a) 0,092 0,760
-Kualitas Pelayanan (X1) 0,317 0,005 H3 diterima
Harga (X2) 0,631 0,000 H4 diterima
F hitung 80,120 0,000
R square 0,600
Sumber:Data Primer yang diolah, 2014
b. Koefisien regresi variabel harga
(X2) adalah 0,631 dan signifikan
0,000 (lebih kecil dari 0,05),
sehingga H4 diterima.
c. F hitung sebesar 80,120 dan
signifikan 0,000 (lebih kecil dari
0,05). Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa model
peneltian tentang pengaruh kualitas
pelayanan dan harga terhadap
d. R Square (R2) adalah 0,600 yang
berarti bahwa kontribusi variabel
kualitas pelayanan (X1) dan harga
(X2) terhadap kepuasan akseptor
(Y) adalah 60% dengan asumsi
variabel lain dianggap konstan atau
tetap.
Uji H5
Hipotesis H5 dalam penelitian ini
adalah kepuasan akseptor berpangaruh
positif dan signifikan terhadap
loyalitas akseptor IUD di Kota Sungai
Penuh. Hasil uji H5 dapat dilihat
sebagai berikut:
Tabel 8. Pengaruh Kepuasan Akseptor terhadap Loyalitas Akseptor Konstanta dan Variabel
Intervening
Koefisien Regresi
Signifikan Keputusan
Konstanta (a) -0,114 0,734
-Kepuasan Akseptor (I) 0,791 0,000 H5 diterima
F hitung 83,701 0,000
R square 0,437
Sumber:Data Primer, 2014
Tabel 8 diatas dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Koefisien regresi variabel
kepuasan akseptor (I) adalah 0,791
dan signifikan 0,000 (lebih kecil
dari 0,05), sehingga H5 diterima.
b. F hitung sebesar 83,701 dan
signifikan 0,000 (lebih kecil dari
0,05). Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa model
peneltian tentang pengaruh
kepuasan akseptor terhadap
loyalitas akseptor adalah layak
c. R Square (R2) adalah 0,437
yang berarti bahwa kontribusi
variabel kepuasan akseptor (I)
terhadap loyalitas akseptor (Y)
adalah 43,7% dengan asumsi
variabel lain dianggap konstan atau
tetap.
Pengaruh Kepuasan Akseptor Sebagai Variabel Intervening
Hipotesis H6 dalam penelitian ini
adalah kepuasan akseptor berperan
sebagai variabel intervening antara
kualitas pelayanan dan loyalitas
akseptor IUD di Kota Sungai Penuh
sedangkan Hipotesis H7 adalah
kepuasan akseptor berperan sebagai
variabel intervening antara harga dan
loyalitas akseptor IUD di Kota Sungai
Penuh.
Untuk pengujian H6 dan H7
digunakan hierarchical regression
terhadap hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat (Baron
dan Kenny, 1986).
Tabel 9. Pengaruh Kepuasan Akseptor Sebagai Variabel Intervening
Model 1 Model 2
Kontansta, Variabel
Bebas dan Intervening Koefisien Regresi
Sig. Koefisien Regresi
Sig.
Keterangan
Konstanta -1,390 0,000 -1,415 0,000
-Kualitas Pelayanan (X1) 0,502 0,001 0,415 0,005 H6 Diterima
Harga (X2) 0,592 0,000 0,394 0,000 H7 Diterima
Kepuasan Akseptor (I) - - 0,274 0,026
F Hitung 63,959 0,000 45,994 0,000
R Square 0,454 0,566
Sumber:Data Primer yang diolah, 2014
Hasil analisis regersi bertingkat
pada Tabel 9 dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Model 1
Menjelaskan pengaruh langsung
kualitas pelayanan (X1) dan harga
(X2) terhadap loyalitas akseptor (Y)
dimana. Hasil analisis menemukan
kualitas pelayanan (X1) dan harga
(X2) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap loyalitas akseptor
(Y) karena nilai signifikannya lebih
kecil dari 0,05, dimana besar
pengaruhnya adalah 54,4% (R2 Model
1 = 0,545).
Model 2
Menjelaskan pengaruh tidak
langsung kualitas pelayanan (X1) dan
harga (X2) terhadap loyalitas akseptor
(Y) yaitu melalui kepuasan akseptor (I)
sebagai variabel intervening. Hasil
analisis menemukan:
a. Kualitas pelayanan (X1) masih
berpengaruh signifikan terhadap
loyalitas akseptor (Y) karena nilai
signifikannnya 0,005 (lebih kecil
dari 0,05), Hal ini dapat diartikan
bahwa kepuasan akseptor (I)
berperan sebagai partial
intervening antara kualitas
pelayanan (X1) dan loyalitas
akseptor IUD (Y), sehingga H6
diterima.
b. Harga (X2) masih berpengaruh
signifikan terhadap loyalitas
akseptor (Y) karena nilai
signifikannnya 0,000 (lebih kecil
dari 0,05), Hal ini dapat diartikan
bahwa kepuasan akseptor (I)
berperan sebagai partial
intervening antara harga (X2) dan
loyalitas akseptor IUD (Y),
sehinggaH7 diterima.
Menjelaskan peranan kepuasan
kaseptor sebagai variabel intervening
sebagai berikut:
a. Pada Model 1 (Tingkat 1)
ditemukan R Square (R2) sebesar
0,545 yang bermakna bahwa
besarnya pengaruh langsung
variabel kualitas pelayanan (X1)
dan harga (X2) terhadap loyalitas
akseptor (Y) adalah 54,5%.
b. Pada Model 2 (Tingkat 2)
ditemukan R Square (R2) sebesar
0,566 yang bermakna bahwa
besarnya pengaruh tidak langsung
variabel kualitas pelayanan (X1)
dan harga (X2) terhadap loyalitas
akseptor (Y) yaitu melalui
kepuasan akseptor (I) adalah
56,6%.
c. Berdasarkan penjelasan a dan b
diatas, maka keberadaan kepuasan
kaseptor (I) sebagai variabel
intervening telah meningkatkan
pengaruh kualitas pelayanan (X1)
dan harga (X2) terhadap loyalitas
akseptor (Y) sebesar 2,1% (naik
dari 54,5% menjadi 56.6%).
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengujian
hipotesis pertama diketahui bahwa
kualitas pelayanan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap loyalitas
akseptor IUD. Temuan ini bermakna
bahwa jika dimasa yang akan datang
pihak Puskesmas dan Klinik
pemasangan alat kontrasepi IUD dapat
memberikan pelayanan yang lebih baik
lagi maka akan dapat meningkatkan
loyalitas aseptor IUD. Sebaliknya, jika
dimasa yang akan datang pihak
Puskesmas dan Klinik pemasangan alat
kontrasepi IUD tidak mampu
memberikan pelayanan yang lebih baik
maka akan dapat menyebabkan
akseptor IUD semakin tidak loyal atau
sangat tidak loyal. Hasil penelitian ini
sejalan dengan temuan penelitian
terdahulu (Woro & Naili, 2013; Rinda
& Nur, 2012; Ketut & Sundring, 2012;
Rachmad, 2009).
Berdasarkan hasil pengujian
hipotesis kedua diketahui bahwa harga
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap loyalitas akseptor IUD.
Temuan ini bermakna bahwa jika
dimasa yang akan datang pihak
Puskesmas dan Klinik dapat
menetapkan kebijakan harga dalam
pemasangan alat kontrasepi IUD
secara lebih baik lagi maka akan dapat
meningkatkan loyalitas aseptor IUD.
Sebaliknya, jika dimasa yang akan
datang pihak Puskesmas dan Klinik
tidak mampu menetapkan kebijakan
harga dalam pemasangan alat
kontrasepi IUD secara lebih baik maka
akan dapat menyebabkan akseptor IUD
ini sejalan dengan temuan penelitian
terdahulu (Arlina & Martin, 2009;
Suwarni & Septina, 2011).
Berdasarkan hasil pengujian
hipotesis ketiga diketahui bahwa
kualitas pelayanan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kepuasan
akseptor IUD. Temuan ini bermakna
bahwa jika dimasa yang akan datang
pihak Puskesmas dan Klinik
pemasangan alat kontrasepi IUD dapat
memberikan pelayanan yang lebih baik
lagi maka akan dapat meningkatkan
kepuasan aseptor IUD. Sebaliknya,
jika dimasa yang akan datang pihak
Puskesmas dan Klinik pemasangan alat
kontrasepi IUD tidak mampu
memberikan pelayanan yang lebih baik
maka akan dapat menurunkan
kepuasan akseptor IUD. Hasil
penelitian ini sejalan dengan temuan
penelitian terdahulu (Nurul, 2012;
Diskha, Jumilah & Teddy, 2010;
Rachmad, 2009; Yuliarni & Riyasa,
2007).
Berdasarkan hasil pengujian
hipotesis empat diketahui bahwa harga
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan akseptor IUD.
Temuan ini bermakna bahwa jika
dimasa yang akan datang pihak
Puskesmas dan Klinik dapat
menetapkan kebijakan harga dalam
pemasangan alat kontrasepi IUD
secara lebih baik lagi maka akan dapat
meningkatkan kepuasan aseptor IUD.
Sebaliknya, jika dimasa yang akan
datang pihak Puskesmas dan Klinik
tidak mampu menetapkan kebijakan
harga dalam pemasangan alat
kontrasepi IUD secara lebih baik maka
akan dapat menurunkan kepuasan
akseptor IUD. Hasil penelitian ini
sejalan dengan temuan penelitian
terdahulu (Arlina & Martin, 2009;
Asmai & Zhafiri, 2011; Suwarni &
Septina, 2011).
Berdasarkan hasil pengujian
hipotesis kelima diketahui bahwa
kepuasan kaseptor berpengaruh positif
dan signifikan terhadap loyalitas
akseptor IUD. Temuan ini bermakna
bahwa jika dimasa yang akan datang
pihak Puskesmas dan Klinik dapat
meningkatkan kepuasan akseptor IUD
maka kondisi tersebut akan dapat
meningkatkan loyalitas aseptor IUD.
Sebaliknya, jika dimasa yang akan
datang pihak Puskesmas dan Klinik
tidak mampu meningkatkan kepuasan
akseptor IUD maka kondisi tersebut
akan dapat menyebabkan akseptor IUD
semakin tidak loyal. Hasil penelitian
ini sejalan dengan temuan penelitian
terdahulu (Caruana, 2002; Alida, 2007;
Indrianawati & Ricky, 2009).
Hasil pengujian hipotesis keenam
kaseptor (I) berperan sebagai variabel
intervening antara kualitas pelayanan
(X1) dan loyalitas akseptor IUD (Y).
Dengan kata lain, temuan penelitian ini
memberikan makna bahwa pengaruh
variabel kualitas pelayanan (X1) secara
langsung terhadap loyalitas akseptor
IUD (Y) lebih kecil daripada pengaruh
tidak langsungnya yaitu melalui
variabel kepuasan akseptor (I).
Temuan penelitian ini didukung oleh
hasil penelitian terdahulu dimana
penelitian terdahulu (Caruana, 2002;
Woro & Naili, 2013).
Hasil pengujian hipotesis ketujuh
membuktikan bahwa kepuasan
kaseptor (I) berperan sebagai variabel
intervening antara harga (X2) dan
loyalitas akseptor IUD (Y). Dengan
kata lain, temuan penelitian ini
memberikan makna bahwa pengaruh
variabel harga (X2) secara langsung
terhadap loyalitas akseptor IUD (Y)
lebih kecil daripada pengaruh tidak
langsungnya yaitu melalui variabel
kepuasan akseptor (I). Temuan
penelitian ini didukung oleh hasil
penelitian terdahulu dimana penelitian
terdahulu (Asmai & Zhafiri, 2011;
Suwarni & Septina, 2011).
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
Simpulan
1. Akseptor IUD di Kota Sungai
Penuh termasuk kedalam kategori
tidak loyal, sementara tingkat
kepuasan akseptor IUD masuk
kedalam kategori cukup puas
(belum puas), kualitas pelayanan
termasuk kedalam kategori baik,
namun belum sangat baik, dan
harga termasuk kedalam kategori
cukup baik dan masih jauh dari
kategori sangat baik.
2. Rendahnya tingkat loyalitas
akseptor IUD di Kota Sungai
Penuh (tidak loyal) disebebkan
karena akseptor IUD belum merasa
puas atau harapan tidak sama
dengan kenyataan yang dirasakan.
3. Belum puasnya akseptor IUD di
Kota Sungai Penuh sebagaimana
yang dijelaskan diatas disebebkan
karena kualitas pelayanan yang
diberikan baik oleh klinik maupun
Puskesmas belum sangat baik dan
disamping itu kebijakan penetapan
harga yang dilakukan oleh pihak
Klinik dan Puskesmas di Kota
Sungai penuh belum dapat
diklasifikasikan kedalam kategori
baik.
4. Tinggi rendahnya tingkat loyalitas
akseptor IUD di Kota Sungai
Penuh sangat ditentukan oleh
tinggi rendahnya tingkat kepuasan
sementara puas atau tidak puasnya
akseptor IUD sangat bergantung
kepada baik buruknya kualitas
pelayanan yang diberikan serta
baik buruknya kebijakan harga
dalam pemasangan alat kontrasepsi
IUD
Implikasi
a. Hasil penelitian mengungkapkan
bahwa akseptor IUD di Kota
Sungai Penuh termasuk kedalam
kategori tidak loyal. Oleh karena
itu, dimasa yang akan datang pihak
Puskesmas dan Klinik di Kota
Sungai Penuh dituntut agar mampu
merubah loyalitas akseptir IUD
dari kategori tidak loyal menjadi
sangat loyal.
b. Upaya yang dapat dilakukan oleh
pihak Puskesmas dan Klinik di
Kota Sungai Penuh dalam rangka
meningkatkan loyalitas akseptor
IUD dimasa yang akan datang
adalah dengan memperbaiki atau
meningkatkan kepuasan akseptor.
Hal ini disebabkan karena hasil
penelitian ini membuktikan bahwa
variabel kepuasan akseptor
merupakan variabel penentu
terhadap loyalitas akseptor IUD di
Kota Sungai Penuh.
c. Upaya yang dapat
dilakukan oleh pihak Puskesmas
dan Klinik di Kota Sungai Penuh
dalam rangka meningkatkan
kepuasan akseptor IUD adalah 1)
memberikan kepuasan secara
menyeluruh kepada akseptor IUD
dalam melayani pemasangan alat
kontraseksi IUD, 2) Pihak
Puskesmas dan Klinik di Kota
Sungai Penuh hendak selalu
menyediakan semua jenis alat
kontrasepsi, 3) Pihak Puskesmas
dan Klinik di Kota Sungai Penuh
hendaknya memilih lokasi yang
strategis dalam melayani akseptor.
d. Selain meningkatkan kepuasan
akseptor sebagaimana yang
dijelaskan pada poin diatas, pihak
Puskesmas dan Klinik di Kota
Sungai Penuh harus mampu
meningkatkan kualitas pelayanan
dan penetapan harga. Hal ini
disebabkan karena hasil penelitian
ini telah membuktikan bahwa
kualitas pelayanan dan harga
memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kepuasan akseptor.
e. Fakta penelitian menemukan
bahwa saat ini kebijakan penatapan
harga dalam pemasangan alat
kontrasepsi IUD di Kota Sungai
Penuh masuk kedalam kategori
cukup baik dan belum masuk
kedalam kategori sangat baik.
Perbaikan kebijakan penatapan
kontrasepsi IUD di Kota Sungai
Penuh sebagaimana yang
dimaksudkan dapat dilakukan
dengan cara 1) Besar biaya
pemasangan alat kontrasepsi IUD
hendaknya memperhatikan
kemampuan akseptor sehingga
terjangkau bagi akseptor, 2) Biaya
pemasangan IUD hendaknya
memiliki azas kepantasan atau
kewajaran, dan 3) Puskesmas dan
Klinik hendaknya memberikan
kemudahan dalam cara
pembayaran seperti boleh dicicil.
Saran Peneliti Berikutnya
1. Peneliti yang akan datang dapat
menggunakan seluruh akseptor
jenis kontrasepsi yaitu IUD,
Implant, Suntik KB, Pil KB, dan
Kondom sebagai responden
penelitian
2. Peneliti berikutnya juga dapat mengembangkan model penelitian
ini dengan mempertimbangkan
atau menambahkan variabel lain
yang mempengaruhi loyalitas
akseptor seperti penanganan
keluhan, switching barriers, dan
karakteristik konsumen.
REFERENSI
Alida, Palilati (2007). Pengaruh Nilai Pelanggan. Kepuasan terhadap Loyalitas Nasabah Tabungan
Perbankan Di Sulawesi Selatan.
Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan. Vol 9 No 1.
Asmai, I dan Zhafiri, L. (2011).
Pengaruh Kepuasan dan
Kepercayaan Konsumen terhadap Loyalitas: Studi tentang Peran Mediasi Switching Costs. Jurnal Siasat Bisnis. Vol 15 No 1.
Anthanassopoulos, Antreas, Spiros
Gaounaris dan Vlassis
Stathakopoulos (2001). Behavioral
Responses to Customer
Satisfaction: An Empirical Study.
European Journal of Marketing, Vol 35, No 5/6 687-707.
Aprih, Santoso dan Bambang, Kunarto.(2009). “Analisis Pengaruh Faktor Internal Mahasiswa dan Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh (Studi Kasus Mahasiswa Kos di Semarang). Jurnal Dinamika Sosbud Volume 11 Juni 2009:1-14 ISSN 1410-9859
Arlina, N. L dan Martin (2009). Pengaruh Harga (Price) dan Kualitas Pelayanan (Service Qualitiy) Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSU Medan. Jurnal Manajemen Bisnis. Vol. 2 No. 2.
Baron, R.M dan Kenny, D.A (1986). The Moderator-Mediator Variable Distinction in Social Psychological Research: Conceptual, Strategic, and Statistical Considerations.
Journal of Personality and Social Psychology. Vol. 51 No.6. pp 1173-1182.
Caruana, Albert (2002). Service Loyalty: The Effects of Service Quality and The Mediating Role of Customer Satisfaction. European Journal of Marketing, Vol 36 No 8
pp 811-828.
Citra Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Arifin Achmad
Pekanbaru. Jurnal Aplikasi Manajemen Vol 10. No 3.
Fornell, C. (1994). Customer Satisfaction Barometer: The Swedish Experience. Journal of Marketing. Vol 56.
Ghozali, Imam (2007). Analisis Multivariate dengan program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Hendri, Sukotjo dan Sumanto, Radix, A. (2010). Analisa Marketing Mix (Produck, Price, Promotion, Place, Partisipant, Process, dan Physical Evidence) Terhadap Keputusan Pembelian Produk Klinik Kecantikan Teta di Surabaya.
Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisinis Vol. 1, No. 2, Oktober 2010, 216-228 ISSN 2087-1090.
Indrianawati, U dan Ricky, G.S (2009). Peran Switching Costs sebagai Variabel Moderasi pada Pengaruh Kepuasan atas Kualitas Jasa terhadap Loyalitas Nasabah PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Unair di Surabaya.
Jurnal Manajemen Teori dan Terapan. Tahun 2 No. 3
Ketut, G dan Sundaring, P. D (2011). Kualitas Layanan dan Loyalitas Pasien (Studi pada Rumah Sakit Umum Swasta di Kota Singaraja– Bali). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol 13 No 1.
Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. (2011). Manjemen Pemasaran. Jilid 1 dan II. Jakarta : PT. Erlangga
Lupiyoadi, Rambat dan Hamdani, A. (2008). Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Malhotra K. N. (2009). Aplikasi Riset Pemasaran. Terjemahan. Bumi Aksara, Jakarta.
Nurul, Qomariah (2012). Pengaruh Kualitas Layanan dan Citra Institusi terhadap Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan. Jurnal Aplikasi Manajemen Vol. 10 No.1
Oliver, Richard L (2009). Pemasaran: Loyalitas sebagai Strategi Bersaing. Terjemahan Susanto. Alfabeta, Bandung.
Parasuraman, V.A. Zeithalm., & Leonard, L. B (1991). Refinement and Reassessment of SERVQUAL Scale. Journal of Retailing, 67, 4, pp 420-450
Rahmat, Hidayat (2009). Pengaruh Kualitas Layanan, Kualitas Produk dan Nilai Nasabah terhadap Loyalitas Nasabah Bank Mandiri.
Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan. Vol 11 No 1.
Rinda, N dan Nur, Irawan (2012). Analisis Pengaruh Kualitas Layanan, Kepuasan Pelanggan, dan Kepercayaan terhadap Loyalitas Pelanggan Flexi Mobile Broadband di Wilayah Surabaya dengan Pendekatan SEM Bayesian. Jurnal Sains dan Seni ITS. Vol 1 No 1.
Santoso, Singgih. (2002). Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo
Sekaran, Uma dan Bougie, Roger. (2010). Research Methods for Business. A Skill Building Approach. Fifth Edition. A John Wiley and Sons, Ltd, Publication. Suliyanto. (2011). Ekonometrika
Terapan: Teori & Aplikasi dengan SPSS. Penerbit ANDI Yogyakarta. Woro, M dan Naili, F (2013).
Pengaruh Nilai Pelanggan dan Kualitas Pelayanan terhadap Loyalitas Pelanggan Melalui Kepuasan Pelanggan. Jurnal Administrasi Bisnis Vol 2 No 1. Yuliarni, N.N dan Riyasa, P. (2007).
Analsisi Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kepuasan