• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PABRIK DI PABRIK ROTI BOBO BAKERY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PABRIK DI PABRIK ROTI BOBO BAKERY"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

83

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PABRIK DI PABRIK ROTI BOBO

BAKERY

1

Tengku Nurainun,

2

Misra Hartati,

3

Arif Sulistyawan

1,2 Dosen Jurusan Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau

Email: t.ainun@uin-suska.ac.id, misrahartati@uin-suska.ac.id

3Mahasiswa Jurusan Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau

Email: arifsulisbg@gmail.com

ABSTRACT

engine cooling fan packaging. Increasing the number of these machines is based on the calculation of the engine needs. Distance total displacement of material before improvement of 21.5 meters, while the total distance of the proposed improvements obtained material displacement by 19 meters.

Keywords: Layout Facility, Machine Setup, Layout Production Process Flow, Material Flow, Proposed Improvements.

Pendahuluan

Sekarang ini pertumbuhan industri di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat. Tidak hanya industri dalam skala massal, bahkan industri rumahan sudah mulai banyak menyebar di hampir seluruh wilayah Indonesia. Pabrik roti Bobo Bakery adalah salah satu pabrik yang bergerak dalam bidang pembuatan roti yang sudah cukup dikenal oleh masyarakat Pekanbaru Bobo Bakery ini masih memanfaatkan ruang ruko, pada kondisi sekarang ini kondisi pabrik masih terkendala oleh pengaturan tata letak fasilitasnya tidak teratur dan adanya penumpukan material work in process yang tidak pada tempatnya, sehingga produktifitasnya tidak dapat meningkat. Berikut gambar 1.1 grafik yang menunjukkan rata-rata produksi roti per hari selama periode tahun 2012.

Berdasarkan observasi dengan melihat langsung kondisi pabrik roti Bobo Bakery, terlihat bahwa tata letak fasilitas pabrik belum dapat dikatakan efektif dan efisien dalam hal koordinasi dari fasilitas fisik. Hal ini terjadi karena adanya proses perpindahan material yang bolak balik yaitu pada proses pencampuran bahan baku, dimana

13000

(2)

84

posisi mesin mixer berada bersebebrangan dengan

meja penakaran, sehingga material dari gudang memotong proses pencampuran ketika diangkut. Maka dapat mengganggu proses pencampuran bahan baku.

Dilihat pada perpindahan material work in process pembuatan roti ini. Terdapat penumpukan yang berada tidak pada tempatnya dengan jumlah yang banyak. Hal ini dikarenakan pengangkutan material menggunakan troli dengan tenaga manusia yang kurang tepat. Sehingga tumpukan di jalur perpindahan material terjadi. Berikut gambar 1.3 yang menunjukkan penumpukan material work in process di jalur perpindahan material.

Gudang Bahan Baku A

Ruang Istirahat Toilet

Gudang Produk Jadi

Kantor Bahan Baku B

pencampuran

1.50m. 4.00m. 5.00m. 4.00m. 2.00m.

4. DEPT./NRP: TEKNIK INDUSTRI DILIHAT : SKALA : UKURAN : m TANGGAL : 10 -01-2013

PERINGATAN :

No. A4 LAYOUT AWAL BOBO BAKERY

PEKANBARU LAB GAMBAR UIN SUSKA

RIAU 1 : 100

6.00m.

Ruang Genset

Aliran bahan baku Aliran Adonan Aliran produk jadi Perpotongan aliran

material Material pada aliran proses

Maka diambil rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu bagaimana melakukan perancangan ulang tata letak fasilitas yang tepat agar tujuan dan manfaat yang diinginkan dapat tercapai semaksimal mungkin.

Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksankan selama kegiatan penelitian berlangsung dari awal proses penelitian

sampai akhir penelitian. Tahapan- tahapan dalam penelitian ini dapat dilihat dari gambar berikut ini:

Tujuan Mulai

Perumusan Masalah Identifikasi Masalah

Studi Literatur Survei Pendahuluan

Pengolahan Data

1. Membuat Peta Proses Operasi.

2. Membuat Production Routing

3. Membuat Multy Product Process Chart.

4. Menghitung Kebutuhan Bahan

5. Menghitung Kebutuhan Mesin

6. Menghitung Kebutuhan Operator

7. Evaluasi Lintasan Produksi

8. Menghitung Luas Area Gudang.

9. Menghitung Luas Area Lantai Produksi.

10. Menghitung Luas Area Pelayanan Pabrik.

11. Menghitung Material Handling (FTC)

12. Membuat Activity Relationship Chart (ARC).

13. Membuat Block Template.

14. Membuat Activity Relationship Diagram (ARD).

15. Membuat Area Allocating Diagram(AAD)

16. Menggambarkan Layout Usulan Tata Letak

Fasilitas Pabrik Bobo Bakery

Selesai Analisa

Kesimpulan dan Saran Pengumpulan Data

1. Layout awal

2. Profil perusahaan

3. Jumlah produksi

4. Target produksi

5. Penjadwalan produksi

6. OPC

7. Material handling yang digunakan

8. Jumlah dan jenis produk.

9. Ukuran luas tanah dan bangunan.

10.Jumlah departemen dan stasiun Kerja.

11.Ukuran dan dimensi mesin.

12.Jenis, jumlah mesin dan peralatan.

13.Jenis dan jumlah bahan baku yang

digunakan.

(3)

85

Hasil Dan Pembahasan

Peta Proses Operasi (OPC)

Untuk mempermudah dalam mengetahui proses pembuatan roti isi Bobo dapat dilihat operation process chart(OPC) pada gambar 4.10.

DIGAMBAR: DEPT./NRP: TEKNIK INDUSTRI DILIHAT : SKALA :

UKURAN : TANGGAL : 10 -07-2013

PERINGATAN :

No. A4 OPC ROTI BOBO BAKERY

LAB GAMBAR UIN SUSKA RIAU

0-7Mesin mixer

Pencampuran Bahan Baku 0,015 menit

0-9Mesin Moulding

Pencetakan roti 0,027 menit

0-10

Ruangan fermentasi

Fermentasi

0-11Oven Kegiatan Jumlah Waktu

Total

0,428 menit

0-13Mesin packing

Packing

Gudang Bahan Baku A

Ruang Istirahat Toilet

Gudang Produk Jadi

Kantor Bahan Baku B

pencampuran

1.50m. 4.00m. 5.00m. 4.00m. 2.00m.

4. DEPT./NRP: TEKNIK INDUSTRI DILIHAT : SKALA : UKURAN: m TANGGAL: 10 -01-2013

PERINGATAN :

No. A4

LAYOUT AWAL BOBO BAKERY PEKANBARU LAB GAMBAR UIN SUSKA

RIAU 1 : 100 6.00m.

Ruang Genset

Aliran bahan baku Aliran Adonan Aliran produk jadi

Perpotongan aliran material Material pada aliran proses

Gambar 4.9 Layout Awal Pabrik Roti Bobo Bakery

Perencanaan ARC (Activity Relationship Chart) ARC digunakan sebagai alat untuk melakukan pengukuran aliran secara kualitatif menggunakan nilai hubungan kedekatan keterkaitan kegiatan, Secara umum ARC dibutuhkan hanya jika

terdapat faktor-faktor “aliran (other-than-flow)”

yang mempengaruhi kebutuhan tata letak.

Tabel 4.30 Derajat Kedekatan

Value Closeness

A Mutlak Perlu

E Sangat Penting

I Penting

O Biasa

U Tidak Perlu

X Tidak Diharapkan

Gambar 4.11 ARC Roti Bobo

Keterangan Sandi alasan :

A = Mutlak 1. Hubungan Tata Letak E = Sangat Penting 2. Hubungan Produksi I = Penting 3. Tidak ada Hubungan O = Biasa/Tidak Masalah 4. Menyebabkan kebiasaan / menggangu

(4)

86

Gudang Bahan Baku A

Ruang Istirahat Toilet

Gudang Produk Jadi Kantor Bahan Baku B pencampuran

1.50m. 4.00m. 5.00m. 4.00m. 2.00m.

5 DEPT./NRP: TEKNIK INDUSTRI DILIHAT : SKALA : UKURAN : m TANGGAL: 10 -01-2013

PERINGATAN :

No. A4 LAYOUT USULAN BOBO BAKERY

PEKANBARU LAB GAMBAR UIN SUSKA

RIAU 1 : 100 6.00m.

Aliran bahan baku Aliran Adonan Aliran produk jadi

p

Kesimpulan Dan Saran

Kesimpulan

Setelah dilakukan pengumpulan data dan pengolahan data yang diperoleh dari Pabrik Bobo Bakery, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Rancangan tata letak fasilitas pabrik yang diusulkan memiliki jarak perpindahan material handling yaitu 19 m dimana jarak perpindahan tersebut lebih kecil dibandingkan jarak perpindahan material handling pada tata letak fasilitas pabrik awal. Hasil ini menunjukan bahwa perancangan ulang tata letak fasilitas pabrik dapat mengefisiensikan aliran material handling. Diman pada layout usulan ini dapat menurunkan 11,63% panjang lintasan material handling dari kondisi aliran material handling awal. Selain itu, penambahan ruang pendukung fasilitas pabrik juga ditambahkan guna memberikan keamanan dan kenyamanan pekerja dalam pabrik. Rancangan tata letak fasilitas pabrik yang diusulkan dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 6.1 Perbandingan Panjang Lintasan Material Handling

Lintasan Material Handling

Panjang Lintasan Material Handling

Awal 21,5 meter

Usulan 19 meter

Persentase Penurunan Panjang

Lintasan Material Handling

(!",!!!")

!",! ×100%=

11,63 % Sumber: Pengolahan (2015)

Saran

Sebagai saran yang sifatnya sangat membangun dan berguna untuk mahasiswa maupun untuk Pabrik Roti Bobo Bakery, dapat melakukan pengolahan data serta penganalisaan lebih spesifik agar hasil penelitian tata letak fasilitas pabriknya lebih baik. Kondisi tata letak yang ada pada saat ini cukup baik

Daftar Pustaka

Assauri, Sofjan. “Manajemen Produksi dan Operasi”. Edisi Revisi halaman 119-123. LP-FEUI, Jakarta. 2008

Apple, James M. “Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan”. Edisi ke tiga, halaman 1, 154-156, 222-232, 279. ITB, Bandung. 1990.

Hadiguna, R. A, Heri Setiawan. “Tata Letak Pabrik”, halaman 33, 63-67, 77-78, 92-98. Andi, Yogyakarta. 2008.

Kusuma, Hendra. “Manajemen Produksi: Perencanaan & Pengendalian Produksi”, halaman 95-109. Penerbit Andi, Yogyakarta. 2009.

Nugroho, Rangga O. “Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama pada CV. Massitoh Catering Services”. [Online] Available http://repository.ipb. ac.id/7059/1/IMG. pdf. Jurnal Institut Pertanian Bogor, 2010. (Diakses 6 Januari 2013)

(5)

87

Santy Sila.” Usulan Perbaikan Tata Letak Produksi

Keripik Kentang Di Industri Kecil Menengah Bencok 26”. [Online] Available http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream /123456789/5552/1/Jurnal.pdf. Jurnal Universitas Gunadarma, 2012. (Diakses 17 Februari 2013)

Sutrisno Ong, Moses L. Singgih.Perancangan tata letak dan investasi mesin produksi crank case di PT. TRI RATNA DIESEL untuk meningkatkan kapasitas produksi”.

[Online] Available

http://www.its.ac.id/personal/files/pub/337

1-mosesiOng%20Sutrisno,Moses%20L%20S inggih.pdf .Jurnal Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 2010. (Diakses 15 Februari 2013)

Wignjosoebroto, Sritomo, “Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan”. Edisi ke empat, halaman 67, 95-96, 133-140, 148-159, 196-197, 199-205, 269-271, 286-292. ITS, Surabaya. 2009.

Wignjosoebroto, Sritomo, “Ergonomi Studi Gerak dan Waktu”. Edisi pertama Cetakan ke tiga, halaman 131-137. ITS, Surabaya. 2009.

Gambar

Tabel 4.30 Derajat Kedekatan
Tabel 6.1 Perbandingan Panjang Lintasan Material Handling

Referensi

Dokumen terkait

Pabrik PT Umas Jaya Agrotama merupakan industri tepung tapioka yang harus meningkatkan produktivitasnya, maka dari itu perancangan ulang tataletak adalah salah satu opsi

Penulisan ilmiah ini hanya dibatasi pada penentuan harga pokok produksi terhadap harga jual roti manis isi coklat dengan metode yang diterapkan oleh Pabrik Roti Dee-Dee

Berbanding terbalik dengan pabrik produksi yang terdapat di Karesidenan Surakarta, memiliki layout yang cukup rumit dengan alur proses sebenarnya sudah tertata

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan rancangan tata letak fasilitas pabrik yang efisien dengan menggunakan metode ARC dan menganalisis secara kuantitatif

Artinya konsumen lebih mengutamakan jaminan produk, hal ini yang paling utama yang di cari konsumen meskipun alamat konsumen jauh dari lokasi Toko Roti Bobo

Pabrik pengolahan roti di Lamdingin, terlihat masih banyak terdapat penjamah yang tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) secara lengkap seperti celemek, sarung tangan,

Tata letak fasilitas produksi pabrik tahu Srikandi juga memiliki kekurangan seperti pada penempatan ruang perendaman setelah ruang penggilingan yang tidak sesuai

Dalam penelitian ini metode SQC yang digunakan untuk pengendalian produk cacat di Pabrik Roti The Li No’u Bakery tidak hanya menggunakan 2 tools melainkan lima tools yakni Check Sheet