Umur Relatif Nyamuk
Anopheles
di Desa Rejeki Kecamatan Palolo,
Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah
Yuyun Srikandi*, Yusran Udin, Risti, Hasrida Mustafa, Malonda Maksud,
Ade Kurniawan
Balai Litbang P2B2 Donggala, Badan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI Jl. Masitudju No.58 Labuan Panimba, Labuan, Donggala, Sulawesi Tengah, Indonesia
The longevity of the mosquito is one of factors that determines a species becomes as malaria vector. The research was conducted to determine the longevity of Anopheles mosquitoes in Rejeki Village, Palolo District, Sigi Regency with a cross-sectional design. The longevity was estimated by using parity proportion. The results showed that longevity of An. nigerrimus was 20,96 days, An. barbirostris was 11,64 days, An. indefinitus was 7,02 days and An. tesselatus was 5,32 days. From the results can be concluded that the longevity of An. barbirostris and An. nigerrimus is eligible to be malaria vector in Rejeki Village and needs to be confirmed by ELISA test furthermore.
A B S T R A C T / A B S T R A K INFO ARTIKEL
Umur relatif nyamuk merupakan salah satu faktor yang menentukan suatu spesies nyamuk bisa menjadi vektor. Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui umur relatif nyamuk Anopheles di Desa Rejeki, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi dengan desain studi potong lintang. Umur relatif nyamuk diperkirakan dengan menghitung proporsi parous. Hasil penelitian menunjukan bahwa An. nigerrimus memiliki umur relatif 20,96 hari, An. barbirostris = 11,64 hari, An. vagus = 7, 63 hari, An. indefinitus = 7,02 hari, dan An. tesselatus = 5,32 hari. Umur relatif An. barbirostris dan An. nigerrimus di Desa Rejeki memenuhi syarat untuk merefleksikan potensi penularan malaria di wilayah tersebut. Perlu dilakukan konfirmasi melalui uji ELISA.
© 2016 Jurnal Vektor Penyakit. All rights reserved Kata kunci:
umur relatif, nyamuk, Anopheles, malaria
Article History: Received: 26 Oct. 2015 Revised: 7 June 2016 Accepted: 8 June 2016
*Alamat Korespondensi : email : srikandiyuyun@gmail.com
The Longevity of
Anopheles
in Palolo Sub Distric, Sigi Regency,
Central Sulawesi Province
Keywords: longevity, mosquitoes, anopheles, malaria
Untuk menjadi vektor, nyamuk Anopheles
ditentukan oleh beberapa aspek. Diantaranya, yaitu kerentanan nyamuk Anopheles terhadap parasit, kesukaan nyamuk mengisap darah manusia, rentang umur nyamuk, dan kepadatan nyamuk relatif terhadap
4,5
manusia. Pemahaman bionomik vektor malaria sangat penting hubungannya dengan epidemiologi dan pengendalian vektor. Dengan mengetahui bionomik vektor maka dapat menentukan intervensi pengendalian yang tepat sasaran dan meminimalisir dampak negatif terhadap manusia dan
4
lingkungan.
PENDAHULUAN
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh Protozoa dari genus Plasmodium yang
1
ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Ada 90 spesies nyamuk Anopheles yang telah berhasil diidentifikasi di Indonesia dan 20 diantaranya telah dinyatakan sebagai vektor
2
malaria. Tidak semua nyamuk Anopheles
berperan sebagai vektor malaria, hal ini disebabkan oleh perbedaan faktor bionomik penentu kompetensi vektor. Meskipun spesiesnya sama, namun bila kompetensi vektor atau daerah penyebaran geografis berbeda, maka peranannya sebagai vektor
3
Umur relatif (longevity) nyamuk merupakan salah satu faktor yang menentukan, suatu spesies nyamuk bisa
5
menjadi vektor malaria. Nyamuk yang memiliki umur cukup lama dapat mendukung parasit menyelesaikan siklus hidupnya di
4-6
dalam tubuh nyamuk. Umur nyamuk di alam bebas dapat diperkirakan dengan beberapa cara, yang paling umum dilakukan adalah dengan pembedahan kelenjar indung telur
5
(ovarium). Selain itu perkiraan umur nyamuk dapat dilakukan dengan menghitung probabilitas (peluang) hidup nyamuk setiap
7
hari.
Desa Rejeki merupakan salah satu wilayah di Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi yang masih mengalami kejadian malaria. Pada tahun 2012 Annual Parasite Insidence (API) di Desa Rezeki mencapai 8,3 per 1000
8
penduduk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui umur relatif nyamuk Anopheles di Desa Rezeki, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi.
BAHAN DAN METODE
Penelitian dilakukan di Desa Rejeki, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah
selama delapan bulan dari Maret
sampai dengan Oktober 2014.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan rancangan crosssectional. Populasi dalam penelitian ini adalah
nyamuk Anopheles spp. dewasa yang tertangkap di Desa Rejeki, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi.
Perhitungan peluang umur hidup nyamuk setiap hari dapat dihitung dengan
5,9
menggunakan rumus Mac Donald:
Keterangan:
P = peluang hidup nyamuk setiap hari
b = lama siklus gonotropik (hari)
PR = proporsi parous dari sejumlah nyamuk spesies tertentu yang dibedah ovariumnya
Perkiraan umur nyamuk dapat dihitung
5,7
dengan rumus:
Penangkapan nyamuk dilakukan oleh enam orang kolektor sepanjang malam, mulai pukul 18.00 sampai pukul 06.00 (selama 12 jam). Dilakukan dengan metode Umpan Orang Dalam (UOD), Umpan Orang Luar (UOL), dan penangkapan sekitar kandang ternak.
S e te l a h d i i d e n t i f i ka s i , nya m u k vektor/diduga vektor hasil penangkapan UOD dan UOL dibedah indung telurnya. Nyamuk dimatikan dengan menggunakan kloroform dan diletakkan di atas kaca objek yang ditetesi larutan garam fisiologis, bagian atas abdomen nyamuk di sebelah kanan. Jarum pada tangan kiri ke bagian dada nyamuk, jarum ditangan kanan menarik ruas ke-7 segmen abdomen nyamuk. Ujung abdomen ditarik perlahan-lahan ke belakang, sampai indung telur keluar. Dua kantong ovarium ditarik keluar dari garam fisiologis kemudian dikeringkan
(dibreak terlebih dahulu). Kemudian
pemeriksaan parousitas dilakukan dengan menggunakan mikroskop compound dengan perbesaran 10 kali.
Nyamuk yang tertangkap diidentifikasi
10
dengan menggunakan kunci identifikasi. Proporsi parous/Paraus rate (PR) dihitung
5,9
dengan rumus :
Proporsi parous didapatkan dari nyamuk yang dibedah yang ditangkap melalui umpan orang ataupun dengan penangkapan yang menggunakan metode lain.
HASIL
Fauna Nyamuk Anopheles
Ada enam spesies nyamuk Anopheles yang tertangkap dari metode umpan orang (Human Landing Collection) dan di sekitar kandang, yaitu: An. barbirostris, An. nigerrimus, An. tesselatus, An. vagus, An. indefinitus, dan An. umbrosus, seperti terlihat pada Tabel 1.
Dari Tabel 1 nampak bahwa nyamuk yang paling melimpah tertangkap dengan metode umpan orang adalah An. barbirostris dengan proporsi 45,8%, kemudian disusul oleh An.
nigerrimus dengan proporsi 40,6%. Nyamuk
yang paling sedikit hinggap di badan adalah
Dari hasil penangkapan di sekitar kandang, nyamuk yang paling melimpah tertangkap adalah An. vagus dengan proporsi 61,1%, dan yang paling sedikit adalah An.
umbrosus dengan proporsi 0,1%. Sementara
An. barbirostris dan An. nigerrimus, masing-masing hanya 3,2% dan 16,1%. Dari lima spesies nyamuk sembilan yang tertangkap melalui metode umpan orang, hanya empat
Tabel 1. Persentase Nyamuk Anopheles spp. yang Tertangkap di Desa Rejeki, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi
nyamuk yang dapat diprediksi umurnya, yaitu
An. barbirostris, An. nigerrimus, An. tesselatus, dan An. vagus. Sedangkan An. indefinitus tidak dapat diprediksi umurnya, karena hanya satu ekor yang diperoleh. Dari empat spesies nyamuk tersebut, An. barbirostris merupakan nyamuk dengan umur terlama, yaitu 11,64 hari, kemudian disusul oleh An. nigerrimus
dengan 9,05 hari, seperti tersaji dalam Tabel 2.
Tabel 2. Umur Relatif Nyamuk Anopheles spp. yang Tertangkap melalui Umpan Orang (Human Landing Collection) di Desa Rejeki, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi
Tabel 3. Umur Relatif Nyamuk Anopheles spp. yang Tertangkap di Sekitar Kandang di Desa Rejeki, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi
Spesies Umpan Orang Kandang
n % n %
An. barbirostris 88 45,8 41 3,2
An. nigerrimus 7³ 40,6 207 16,1
An. tesselatus 6 2,1 181 14,1
An. vagus 54 10,4 784 61,1
An. indefinitus
An. umbrosus 5 0 1,1 0,0 69 1 5,4 0,1
³ ⁰ 100,0 1283 100
Σ
Spesies Dibedah Parous PR P Umur (hari)
An. barbirostris 88 34 0,77 0,92 11,64
An. nigerrimus 7³ 28 0,72 0,90 9,05
An. tesselatus 6 1 0,50 0,79 4,33
An. vagus 54 3 0,30 0,67 2,49
An. indefinitus 5 0 - - -
Spesies Dibedah Parous PR P Umur (hari)
An. barbirostris 85 25 0,61 0,85 6,06
An. nigerrimus 59 13 0,87 0,95 20,96
An. tesselatus 5² 5 103 0,57 0,83 5,32
An. vagus ¹ ² 8 529 0,67 0,88 7,63
An. indefinitus ⁰ ³ 45 0,65 0,87 7,02
An. umbrosus 5 0 0 0 0
Dari Tabel 3 terdapat enam spesies nyamuk Anopheles yang tertangkap melalui metode penangkapan di sekitar kandang. Dari enam spesies tersebut, hanya lima spesies yang dapat diprediksi umurnya, yaitu
An. barbirostris, An. nigerrimus, An. tesselatus, dan An. vagus serta An. indefinitus. Dari lima spesies tersebut, An. nigerrimus merupakan nyamuk dengan umur terlama, yaitu 20,96 hari. Sedangkan An. barbirostris hanya mencapai 6,06 hari.
PEMBAHASAN
Pengamatan umur relatif nyamuk
Anopheles di Desa Rejeki, Kecamatan Palolo,
Kabupaten Sigi, menunjukan bahwa ada dua spesies nyamuk Anopheles yang menggigit orang memiliki tingkat parousitas tergolong tinggi, yaitu An. barbirostris dan An.
negerrimus. Sedangkan An. tesselattus, An.
vagus, dan An. indefinite parousitasnya
tergolong rendah. Parousitas tinggi mengindikasikan umur nyamuk relatif lebih
5
panjang.
Berdasarkan tingkat parousitas dengan asumsi bahwa rata-rata siklus gonotropik tiga hari, maka umur nyamuk An. barbaristris di alam diperkirakan mencapai 11,64 hari, hasil ini relatif sama dengan penelitian di Nusa
7
Tenggara Timur (NTT), tetapi berbeda dengan penelitian di Sukabumi yang mengungkapkan bahwa umur nyamuk An.
5
barbirostris hanya bisa mencapai 3,4 hari. An.
barbirostris sendiri merupakan vektor
malaria di Sulawesi, namun bukan vektor
2
malaria di Jawa dan Sumatera. Umur relatif
An. vagus di alam bisa mencapai tujuh hari, hasil ini relatif sama dengan penelitian di Jawa Tengah, namun berbeda dengan penelitian di NTT yang menyatakan bahwa umur relatif An.
7
vagus bisa mencapai 21 hari. Umur relatif An.
nigerrimus bisa mencapai 20,96 hari,
sementara An. indefinitus hanya mencapai sekitar tujuh hari, An. tesselatus hanya bisa mencapai umur sekitar lima hari. Umur relatif nyamuk An. nigerrimus tidak banyak diketahui di daerah lainnya, demikian pula dengan An. indefinitus, dan An. tesselatus, karena belum pernah dilaporkan sebelumnya.
Rentang umur relatif nyamuk yang panjang akan memberikan peluang nyamuk
tersebut untuk menjadi vektor malaria. Semakin panjang umur nyamuk, semakin besar pula kesempatan untuk menularkan malaria. Rentang umur yang panjang akan sangat mendukung Plasmodium dalam menyelesaikan siklus hidupnya dari gametosit sampai sporozoit di kelenjar ludah yang siap
5,11
untuk menginfeksi manusia. Namun, proses ini juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan,
11
seperti suhu dan kelembaban relatif. Suhu ideal perkembangan Plasmodium dalam
11,12
tubuh nyamuk berkisar antara 20-30°C. Artinya, bila suhu ideal tersebut terpenuhi, maka perkembangan Plasmodium dalam tubuh nyamuk akan semakin cepat, bahkan
12
lebih cepat dari biasanya.
Nyamuk Anopheles sekurang-kurangnya memiliki rentang umur 8 hari untuk menjadi vektor. Pada umur nyamuk 8–10 hari
Plasmodium vivax sudah dapat menyelesaikan
siklus sporogoni dalam tubuh nyamuk. Sementara Plasmodium falciparum
memerlukan waktu lebih panjang yaitu 10-12 hari untuk menyelesaikan siklus sporogoni dalam tubuh nyamuk, setelah itu siap untuk
5
menginfeksi manusia. Bila melihat perkiraan umur relatif nyamuk Anopheles di Desa Rejeki, Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi, maka An.
barbirostris dan An. nigerrimus yang bisa
memenuhi syarat untuk menjadi host definitif dari Plasmodium vivax maupun Plasmodium falciparum.
An. barbirostris dan An. nigerrimus juga merupakan spesies nyamuk dengan kelimpahan nisbih tertinggi yang tertangkap melalui umpan orang sepanjang penelitian ini. Hal ini sama dengan penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan di Donggala, Parigi
13-15
Moutong, dan Sigi. Namun, penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan di Pulau Sumba, NTT dan di Banjarnegara, Jawa
16,17
Tengah. Faktor dominansi atau kelimpahan spesies dan kesukaan menggigit, merupakan faktor penentu suatu spesies nyamuk
Anopheles bisa menjadi vektor malaria,
disamping faktor rentang umur yang panjang
4,6
dan kecocokan fisiologis parasit. Dengan demikian diduga kuat bahwa An. barbirostris
dan An. nigerrimus merupakan vektor malaria
KESIMPULAN
Umur relatif nyamuk Anopheles tertinggi adalah An. nigerrimus dengan perkiraan 20,96 hari dan terendah adalah An. tesselatus
dengan perkiraan umur relatif mencapai 5,32 hari.
An. barbirostris dan An. nigerrimus
memiliki rentang umur yang memungkinkan
untuk perkembangan periode ekstrinsik
P. vivax dan P. falciparum sehingga dapat
diduga kuat merupakan vektor malaria di Desa Rejeki, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi.
SARAN
Perlu dilakukan pemetaan spesies yang berpotensi sebagai vektor dan tempat perkembiangbiakannya untuk mendukung data lingkungan yang bermanfaat bagi pengendalian vektor malaria di wilayah tersebut. Penelitian selanjutnya dapat melakukan deteksi sporozoit pada nyamuk
Anopheles dan melakukan pengamatan
bionomik terhadap nyamuk Anopheles yang pernah terkonfimasi positif parasit malaria.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah, Kepala Puskesmas Palolo Kabupaten Sigi, Kepala Desa dan warga Desa Rejeki Kecamatan Palolo yang membantu kegiatan selama di lapangan, serta semua peneliti dan litkayasa Balai Litbang P2B2 Donggala yang terlibat dan membantu proses penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Nugroho A. Patogenesisi malaria berat. In: Harijanto PN, Nugroho A, Gunawan CA, eds. Malaria Dari Molekuler Ke Klinis. 2nd ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2010.
2. Elyazar IRF, Sinka ME, Gething PW, et al. The Distribution and Bionomics of Anopheles Malaria Vector Mosquitoes in Indonesia. Adv P a r a s i t o l. 2 0 1 3 ; 8 3 : 1 7 3 - 2 6 6 . doi:10.1016/B978-0-12-407705-8.00003-3. 3. Sukowati S. Sumbangan Ilmu Genetika
Populer untuk Penelitian Nyamuk sebagai Vektor Penyakit. Media Litbang Kesehat. 1993;III(01):4-16.
4. Widyastuti U, Boewono DT, Widiarti, Supargiyono, Satoto TBT. Kompetensi Vektorial Anopheles maculatus , Theobald di Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo. Media Litbang Kesehat. 2013;23(2):47-57. 5. Mardiana, Munif A. Komposisi Umur Nyamuk
Anopheles Sp Yang Diduga Sebagai Vektor Di Daerah Pegunungan Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi. J Ekol Kesehat. 2009;8(2):946-952.
6. Munif A, Rusmiarto S, Aryati Y, Andris H, Stoops CA. Konfirmasi Status Anopheles vagus Sebagai Vektor Pendamping Saat Kejadian Luar Biasa Malaria di Kabupaten Sukabumi, Indonesia. J Ekol Kesehat. 2008;7(April):689-696.
7. Ndoen E, Wild C, Dale P, Sipe N, Dale M. Mosquito Longevity , Vector Capacity , and Malaria Incidence in West Timor and Central Java , Indonesia. ISRN Publich Heal. 2012;2012. doi:10.5402/2012/143863.
8. Dinkes Kab. Sigi. Data Dasar Malaria Kabupaten Sigi Tahun 2010 – 2012. Sigi; 2013. 9. Munif A, Imron T, Imron TA M, Imron M.
Panduan Pengamatan Nyamuk Vektor Malaria. Jakarta: CV. Agung Seto; 2010.
10. O'Connor C, Soepanto A. Kunci Bergambar Nyamuk Anopheles Dewasa Di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal P2PL, Kemenkes RI; 1999.
11. Dhewantara PW, Astuti EP, Pradani FY. Studi Bioekologi Nyamuk Anopheles sundaicus di Desa Sukaresik Kecamatan Sidamulih Kabupaten Ciamis. Bul Penelit Kesehat. 2013;41(1):26-36.
12. Susanna D, Eryando T. The longevity of Anopheles sundaicus in a small area : Nongsa Pantai Villages , Batam City , Indonesia. Malar J. 2012;11(Suppl 1):1-2. doi:10.1186/1475-2875-3-13.2.
13. Jastal, Widjaja J, Lili. Fauna Nyamuk Anopheles Pada Beberapa Tempat di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah dan Peranannya Dalam Penularan Penyakit Malaria. Media Litbang Kesehat. 2001;11(2):14-20.
14. Garjito TA, Jastal, Widjaja J, et al. Studi Bioekologi Nyamuk Anopheles di Wilayah Pantai Timur Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Bul Penelit Kesehat. 2004;32(2):49-61.
15. Jastal, Labatjo Y, Maksud M. Bionomik Nyamuk Anopheles spp. Pada Daerah Perkebunan Cokelat di Desa Malino Kecamatan Marawola
16. Kazwaini M, Mading M. Jenis dan Status Anopheles spp. Sebagai Vektor Potensial Malaria di Pulau Sumba Provinsi Nusa Te n g g a r a T i m u r. J E k o l Ke s e h a t. 2015;14(2):96-105.
17. Ikawati B, Ustiawan A, Yusuf MU. Survei