• Tidak ada hasil yang ditemukan

teknik teknik penilaian perilaku kerja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "teknik teknik penilaian perilaku kerja "

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBAHASAN

2.1 Tehnik – Tehnik Penilaian

2.1.1. Penilaian Unjuk Kerja a. Pengertian

Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktek di laboratorium, praktek sholat, praktek olahraga, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/ deklamasi dll.

Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:

 langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.

 Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut.

 Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesai-kan tugas.

 Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua dapat diamati.

 kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan pengamatan.

b. Teknik Penilaian Unjuk Kerja

Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk menilai kemampuan berbicara peserta didik, dapat dilakukan melalui pengamatan atau observasi berbicara yang beragam, seperti: diskusi dalam kelompok kecil, berpidato, bercerita dan melakukan wawancara, agar gambaran kemampuan peserta didik akan lebih utuh. Untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrumen sebagai berikut:

▸ Baca selengkapnya: kelebihan teknik asesmen penilaian diri

(2)

Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya-tidak).Penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai.Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah, namun daftar cek lebih praktis digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar.Berikut contoh daftar cek.

Format penilaian

Nama peserta didik: ________ Kelas: _____

No .

Aspek Yang Dinilai Baik Tidak baik

1.

2.

3.

4.

Skor yang dicapai

Skor maksimum

Keterangan :

Baik mendapat skor 1 Tidak baik mendapat skor 0

(3)

Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 1 = tidak kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten dan 4 = sangat kompeten.Untuk memperkecil faktor subjektivitas, perlu dilakukan penilaian oleh lebih dari satu orang, agar hasil penilaian lebih akurat.

Format penilaian

Nama Siswa: ________ Kelas: _____

No Aspek Yang Dinilai Nilai

1 2 3 4

(4)

menggunakan

Mata Pelajaran : Matematika

Indikator Pembelajaran : Menggunakan Skala Dalam Memecahkan Masalah.

Aspek : Penalaran Dan Komunikasi

Tujuan : peserta didik dapat menghitung tinggi dan jarak dengan gambar skala dan sudut elevasi atau sudut depresi. Nama peserta didik : ...

Kelas/semester : VII/I

Contoh soal

Seorang peerta didik dengan tinggi 140 cm berdiri pada jarak 10 m dari tiang bendera ia memandang kearah puncak tiang bendera dengan sudut elevasi 40 derajat.Berapakah tinggi sebenarnya tiang bendera itu ?

Alternatif cara penyelesaian

Langkah-langkah untuk menghitung tiang bendera adalah:

1. menentukan skala yang akan dipergunakan (misal skala 1:250) 2. membuat sketsa gambar dengan menggunakan skala 1:250

P

400

A 4 cm B

3. gambar garis AB = 4 cm (jarak 10 m dibagi skala)

(5)

5. dari titik B buat garis keatas hingga memotong garis pada langkah 4 dititik P (PB tegak lurus AB)

6. ukurlah jarak titik P ke titik B

7. hasil pada langkah (6) kalikan dengan skala

8. tinggi tiang bendera sebenarnya adalah hasil yang diperoleh pada langkah (7) ditambah dengan tinggi peserta didik

Prosedur penilaian

Menggunakan : kartu evaluasi, kartu standar, dan rubrik penskoran. Kartu evaluasi

sko

r Kriteria

8 Langkah-langkah menggambar dan hasil yang diperoleh benar 7 Langkah-langkah menggambar benar, hasil yangdiperoleh salah 6 Langkah-langkah menggambar benar, jarak PB salah

5 Menggambar garis PB tidak tegak lurus AB 4 Besar sudut pada titik A tidak 400

3 Panjang garis AB tidak 4 cm 2 Membuat sketsanya salah 1 Tidak bias menentukan skala

Kartu standar sko

r Artinya

8 Peserta didik dapat mengerjakan dengan benar dan sempurna 7 Pekerjaan peserta didik mendekati benar dan sempurna 6 Pekerjan pesertadidik baik

¿5 peserta didik harus belajar lebih giat agar siap pada tugas berikutnya

Rubrik penskoran

Level Deskripsi

3 (Superior)  Menggunakan alat secara trampil, tepat dan benar

 Proses pengerjaan secara berurutan

 Besar sudut pada titik A tepat 400

 Hasil yang diperoleh benar, rapih dan bersih 2

(Memuasakn)

Menggunakan alat secara trampil, tepat dan benar

Proses pengerjaan secara berurutan

(6)

Hasil yang diperoleh benar, tetapi tidak rapih dan kotor 1(Cukup

Memuaskan)

Menggunakan alat cukup trampil, tepat dan benar

Proses pengerjaan secara berurutan

 Besar sudut pada titik A tepat 400

 Hasil yang diperoleh cukup baik, rapih dan bersih 0( Tidak

Memuaskan)

Menggunakan alat belum trampil, belum tepat dan salah

Proses pengerjaan tidak berurutan

 Besar sudut pada titik A tidak tepat 400

 Hasil yang diperoleh belum baik, tidak rapih dan kotor

2.1.2. Penilaian Sikap Ilmiah a. Pengertian

Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) seseorang pada sesuatu. Sikap juga dapat diartikan sebagai pandangan positif, negatif, atau netral terhadap objek sikap, seperti manusia perilaku, atau kejadian. Seseorang pun dapat menjadi ambivalen terhadap suatu target, yang berarti ia terus mengalami bias positif dan negatif terhadap sikap tertentu.

Sikap muncul dari berbagai bentuk penilaian. Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: afektif, kognitif, dan konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.

Penilaian sikap ilmiah (assessment atitude) adalah suatu teknik penilaian, dimana subjek yang ingin dinilai itu sendiri berkaitan dengan status proses dan tingkat pencapaian kopempetensi yang dipelajarinya terhadap perilaku dan keyakinan siswaterhadap objek sikap dalam mata pelajaran tertentu.

Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut.

Sikap terhadap materi pelajaran.

(7)

minat belajar, akan lebih mudah diberi motivasi, dan akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diajarkan.

Sikap terhadap guru/pengajar.

Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap guru. Peserta didik yang tidak memiliki sikap positif terhadap guru akan cenderung mengabaikan hal-hal yang diajarkan. Dengan demikian, peserta didik yang memiliki sikap negatif terhadap guru/pengajar akan sukar menyerap materi pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut.

Sikap terhadap proses pembelajaran.

Peserta didik juga perlu memiliki sikap positif terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Proses pembelajaran mencakup suasana pembelajaran, strategi, metodologi, dan teknik pembelajaran yang digunakan. Proses pembelajaran yang menarik, nyaman dan menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.

Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran.

Misalnya kasus atau masalah lingkungan hidup, berkaitan dengan materi Biologi atau Geografi. Peserta didik juga perlu memiliki sikap yang tepat, yang dilandasi oleh nilai-nilai positif terhadap kasus lingkungan tertentu (kegiatan pelestarian/kasus perusakan lingkungan hidup). Misalnya, peserta didik memiliki sikap positif terhadap program perlindungan satwa liar. Dalam kasus yang lain, peserta didik memiliki sikap negatif terhadap kegiatan ekspor kayu glondongan ke luar negeri.

b. Teknik Penilaian Sikap

(8)

berikut.

a). Observasi perilaku

Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan seseorang dalam sesuatu hal. Misalnya orang yang biasa minum kopi dapat dipahami sebagai kecenderungannya yang senang kepada kopi. Oleh karena itu, guru dapat melakukan observasi terhadap peserta didik yang dibinanya. Hasil observasi dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam pembinaan.

Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta didik selama di sekolah.

b). Pertanyaan langsung

Kita juga dapat menanyakan secara langsung tentang sikap seseorang berkaitan dengan sesuatu hal. Misalnya, bagaimana tanggapan peserta didik tentang kebijakan yang baru diberlakukan di sekolah mengenai "Peningkatan Ketertiban".

Berdasarkan jawaban dan reaksi lain yang tampil dalam memberi jawaban dapat dipahami sikap peserta didik itu terhadap objek sikap. Dalam penilaian sikap peserta didik di sekolah, guru juga dapat menggunakan teknik ini dalam menilai sikap dan membina peserta didik. c). Laporan pribadi

Melalui penggunaan teknik ini di sekolah, peserta didik diminta membuat ulasan yang berisi pandangan atau tanggapannya tentang suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap. Misalnya, peserta didik diminta menulis pandangannya tentang "Kerusuhan Antaretnis" yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia. Dari ulasan yang dibuat oleh peserta didik tersebut dapat dibaca dan dipahami kecenderungan sikap yang dimilikinya.

d). penggunaan skala sikap

(9)

contoh lembar observasi untuk menilai sikap ilmiah secara individu dapat

Contoh format lembar pengamatan sikap ilmiah

skort untuk masing-masing sikap diatas dirata-ratakan dan dikonversikan kedalam bentuk kualitatif. Skala penilaian dibuat dengan rentangan dari 1 sampai dengan 5. Penafsiran angka-angka tersebut adalah sebagai berikut: 1 = sangat kurang, 2 = kurang, 3 = cukup, 4 = baik, dan 5 = amat baik.

Skort maksimum perangkat tes = 5 (skor max. setiap indicator pembelajaran × 7 indicator pembelajaran)

= 35

Nilai sikap ilmiah dapat diberikan dalam bentuk huruf, oleh karena itu total skor yang telah diperoleh harus dikomversi.

konversi nilai=skor total jawaban benar peserta didik

skor maksimum perangkat tes ×100

Jadi peserta didik yang memperoleh skor 28 setelah dikonversi nilainya menjadi:

28

35×100=80

(10)

Skor

Total NILAI KONVERSIAngka Huruf Kategori

29 – 35

Nilai sikap ilmiah hasil konversi untuk peserta didik yang memperoleh skor 80 adalah B.

2.1.3. Penilaian Tertulis a. Pengertian

Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar dan lain sebagainya.

Materi ini akan dijelaskan secara khusus alat-alat penilaian hasil belajar, yakni tes, baik tes uraian (esay) maupun objek objektif. Tes adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada peserta didik untuk mendapat jawaban dari peserta didik dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan).Te pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar peserta didik, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran.

Ada dua jenis tes yaitu :

1. tes uraian atau tes essei yang terdiri dari uraian bebas,uraian terbatas, dan uraian berstruktur

2. tes objektif yang terdiri dari beberapa bentuk yaitu bentuk benar-salah, pilihan berganda dengan berbagai variasinya, menjodohkan dan isian pendek.

b. Teknik Penilaian

(11)

a). Soal dengan memilih jawaban

 Pilihan Ganda

 Dua Pilihan (Benar-Salah, Ya-Tidak)

 Menjodohkan

b). Soal dengan mensuplai-jawaban.

 isian singkat atau melengkapi

 uraian terbatas

 uraian obyektif / non obyektif

 uraian terstruktur / nonterstruktur .

Dari berbagai alat penilaian tertulis, tes memilih jawaban benar-salah, isian singkat, dan menjodohkan merupakan alat yang hanya menilai kemampuan berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan). Tes pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan mengingat dan memahami. Pilihan ganda mempunyai kelemahan, yaitu peserta didik tidak mengembangkan sendiri jawabannya tetapi cenderung hanya memilih jawaban yang benar dan jika peserta didik tidak mengetahui jawaban yang benar, maka peserta didik akan menerka.

Hal ini menimbulkan kecenderungan peserta didik tidak belajar untuk memahami pelajaran tetapi menghafalkan soal dan jawabannya. Selain itu pilihan ganda kurang mampu memberikan informasi yang cukup untuk dijadikan umpan balik guna mendiagnosis atau memodifikasi pengalaman belajar. Karena itu kurang dianjurkan pemakaiannya dalam penilaian kelas yang otentik dan berkesinambungan. Namun tes bentuk tersebut banyak digunakan untuk penilaian keterampilan berbahasa yang dilakukan secara formal.

(12)

Dalam menyusun instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal berikut.

 Karakteritik mata pelajaran dan keluasan ruang lingkup materi yang akan diuji;

 Materi, misalnya kesesuian soal dengan kompetensi dasar dan indikator pencapaian pada kurikulum tingkat satuan pendidikan;

 Konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas.

 Bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/ kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda.

 Kaidah penulisan , harus berpedoman pada kaidah penulisan soal yang baku dari berbagai bentuk soal penilaian

.

1. Tes Uraian a. Pengertian

Tes uraian, disebut juga essay examination, merupakan alat penelitian hasil belajar yang paling tua. Secara umum tes uraian ini adalah pertanyaan yang menuntut peserta didik menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri.

Dengan demikian, dalam tes ini dituntut kemampuan peserta didik dalam hal mengekspresasikan gagasannya melalui bahasa tulisan. Ada semacam kecenderungan di kalangan para pendidik dan guru untuk kembali menggunakan tes uraian sebagai alat penilaian hasil belajar, harus diakui bahwa tes uraian dalam banyak hal mempunyai kelebihan daripada tes objektif, terutama dalam hal meningkatkan kemampuan menalar dikalangan peserta didik.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahawa kelebihan atau keunggulan tes uraian ini antara lain:

a. Dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat tinggi,

(13)

c. Dapat melihat kemampuan berpikir teratur atau penalaran, yakni berpikir logis, analitis, dan sistematis

d. Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah (problem solving) e. Adanya keuntungan teknis seperti mudah membuat soalnya sehingga tanpa

memakan waktu yang lama, guru dapat secara langsung melihat proses berpikir peserta didik.

Dilain pihak pihak kelemahan atau kekurangan yang terdapat dalam tes ini antara lain:

a. Sampel tes sangat terbatas sebab dengan tes ini tidak mungkin dapat menguji semua bahan yang telah diberikan, tidak seperti pada tes objektif yang dapat menanyakan banyak hal melalui sejumlah pertanyaan.

b. Sifatnya ubjektif, baik dalam menanyakan, dalam membuat pertanyaan, maupun dalam cara memeriksanya. Guru bisa saja bertanya tentang hal-hal menarik baginya, dan jawabannya juga berdasarkan apa yang dikehendakinya.

c. Tes ini biasanya kurang reliabel, mengungkap aspek yang terbatas, pemeriksanya memerlukan waktu lama sehingga tidak praktis bagi kelas yang jumlah peserta didiknya relatif besar.

Bentuk tes uraian dibedakan menjadi: a. Uraian bebas

Jawaban peserta didik tidak dibatasi, bergantung pada pandangan peserta didik itu sendiri.Hal ini disebabkan oseleh isi pertanyaan uraian bebas yang sifatnya umum.Melihat kriterianya, pertanyaan bentuk uraian bebas ini tepat digunakan apabila bertujuan untuk :

1. Menggungkapakan pandangan para peserta didik terhadap suatu maalah sehingga dapat diketahui luas dan intenitasnya.

2. Mengupas suatu persoalan yang kemungkinan jawabannya beraneka ragam sehingga tidak ada satu pun jawaban yang pasti.

(14)

Kelemahan tes ini ialah sukar menilainya karena jawaban peserta didik bervariasi, sulit menentukan kriteria penilaian, sangat subjektif karena bergantung pada pendidik sebagai penilainya.

b. Uraian terbatas

Dalam bentuk ini pertanyaan telah diarahkan kepada hal-hal tertentu atau ada pembatasan tertentu. Pembatasan bisa dari segi: (a) ruang lingkupnya, (b) sudut pandang menjawabnya, (c) indikator pembelajarannya.

c. Uraian berstruktur

soal berstruktur dipandang sebagai bentuk antara soal-soal objektif dan soal-soal essay. Soal-soal berstruktur merupakan serangkaian soal jawaban singkat sekalipun bersifat terbuka dan bebas menjawabnya. Soal yang berstruktur berisi unsur-unsur : pengantar soal, seperangkat data, dan serangkaian subsoal.

Keuntungan soal bentuk berstruktur antara lain ialah:

 Satu soal biasa terdiri atas beberapa sub soal atau pertanyaan.

 Setiap pertanyaan yang di ajukan mengacu kepada suatu data tertentu sehingga lebih jelas dan terarah.

 Soal-soal berkaitan satu sama lain dan bias di urutkan berdasarkan tingkat kesulitannya.

d. Menyusun soal bentuk uraian

Agar diperoleh soal-soal bentuk uraian yang dikatakan memadai sebagai alat penilaian hasil belajar, hendaknya diperhatikan hal-hal berikut.

 Dari segi isi yang diukur.

Segi yang diukur hendaknya ditentukan secara jelas abilitasnya, misalnya pemahaman konsep, aplikasi suatu konsep, analisis suatu permasalahan, dan aspek kognitif lainnya. Dengan kejelasan apa yang akan di ungkapkan maka soal atau pertanyaan yang akan di buat hendaknya mengungkapkan kemampuan peserta didik dalam abilitas tersebut.

 Dari segi bahasa

(15)

singkat, tetapi jelas apa yang ditanyakan. Hindari bahasa yang berbelit-belit membingungkn atau mengecoh peserta didik.

 Dari segi teknis penyajian soal

Hendaknya jangan mengulang-ulang pertanyaan terhadap materi yang sama sekalipun untuk abilitas yang berbeda sehingga soal atau pertanyaan yang diajukan lebih komprehensip daripada segi lingkup materinya. Perhatikan waktu yang tersedia untuk mengerjakan soal tersebut sehingga soal tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit.

 Dari segi jawaban

Setiap pertanyaan yang hendak diajukan sebaiknya telah ditentukan jawaban yang di harapkan, minimal pokok-pokoknya.tentukan pula besarnya skor maksimal untuk setiap soal yang dijawab benar dan skor minimal bila jawaban dianggap salah atau kurang memadai.

e. Pemeriksaan, skoring, dan penilaian tes uraian

Memeriksa jawaban soal-soal uraian tidak semudah tes objektif sekalipun sudah tes jawabannya.Setiap jawaban soal uraian harus dibaca nomor seluruhnya ebelum diberi skor sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.

Ada dua cara pemeriksaan jawaban oal uraian. Cara pertama ialah diperiksa seorang demi seorang untuk semua soal, kemudian diberi skor.Cara kedua ialah diperiksa nomor demi nomor untuk setiap peserta didik. Artinya diperiksa dulu nomor satu untuk semua peserta didik, kemudian diberi skor, dan setelah selesai baru soal nomor dua, dst.

(16)

2. Tes objektif

a. Bentuk jawaban singkat

Bentuk soal jawaban singkat merupakan soal yang menghendaki jawaban dari bentuk kata, bilangan, kalimat, atau symbol dan jawabannya hanya dapat dinilai benar atau salah.Ada dua bentuk soal jawaban singkat, yakni bentuk pertanyaan langsung dan bentuk pertanyaan tidak lengkap.

Tes bentuk soal jawaban singkat cocok untuk mengukur pengetahuan yang berhubungan dengan istilah terminology, fakta, prinsip, metode, prosedur, dan penafsiran data sederhana.

Contoh: luas daerah segitiga yang panjang alasnya 8 cm dan tingginya 6 cm adalah….

b. Bentuk soal benar salah

Bentuk soal benar salah adalah bentuk tes yang soal-soalnya berupa pertanyaan.Sebagian dari pernyataan itu merupakan pernyataan yang benar dan sebagian lagi merupakan pernyataan yang salah.Pada umumnya bentuk soal benar salah dapat dipaakai untuk mengukur pengetahuan peserta didik tentang fakta, definisi, dan prinsip.

Contoh: (B)-S danau toba di Sumatera Utara dari segi pembentukkannya merupakan danau tektonik.

c. Bentuk soal menjodohkan

Bentuk soal menjodohkan terdiri atas dua kelompok pernyataan yang paralel. Kedua kelompok pernyataan ini berada dalam satu kesatuan.Kelompok sebelah kiri merupakan bagian yang berisi soal-soal yang harus dicari jawabannya. Dalam bentuk yang paling sederhana, jumlah soal sama dengan jumlah jawabannya, tetap sebaiknya jumlah jawaban yang disediakan dibuat lebih banyak dari pada soalnya karena hal ini akan mengurangi kemungkinan peserta didik menjawab betul dan hanya menebak.

Contoh:

Kelompok A Kelompok B

(17)

2. Kekurangan vit A 2. Pertumbuhan badan lambat

3. Kekurangan vit D 3. Sariawan

d. Bentuk soal pilihan ganda

Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat. Dilihat dari strukturnya, bentuk soal pilihan ganda terdiri atas:

 Stem adalah pertanyaan atau pernyataan yang berisi permasalahan yang

akan ditanyakan

 Option adalah sejumlah pilihan atau alternatif jawaban

 Kunci adalah jawaban yang benar atau paling tepat

 Distraktor adalah jawaban-jawaban lain selain kunci jawaban

Contoh Penilaian Tertulis:

Mata Pelajaran : Matematika/ SMP Aspek : Pemahaman Konsep Kelas/Semester : VII / 1

(18)

variabel dan perbandingan dalam

masalah asi

KK= Kriteria Ketuntaan

2.1.4. Penilaian Proyek a. Pengertian

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu.Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.

Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.

Dalam penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:

 Kemampuan pengelolaan

Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.

 Relevansi

Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.

 Keaslian

(19)

b. Teknik Penilaian Proyek

Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek.Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis.Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster.Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian.

Beberapa contoh kegiatan peserta didik dalam penilaian proyek: a). penelitian sederhana tentang air yang dirumah

b). penelitian sederhana tentang perkembangan harga sembako. Contoh penilaian proyek

Mata pelajaran : Nama Proyek :

Alokasi waktu : Satu Semester

Kelas : XI

Nama Peserta didik :

No Aspek* Skor(1-5)**

1 Perencanaan: a. Persiapan b. Rumusan Judul 2 Pelaksanaan

a. Sistematika Penulisan

b. Keakuratan Sumber Data/Informasi c. Analisis Data

d. Penarikan Kesimpulan 3 Laporan Proyek

a. Performans

b. Prensentasi/Penugasaan Total Skor

* Aspek yang dinilai disesuaikan dengan proyek dan kondisi peserta didik/sekolah

** Skor diberikan kepada peserta didik tergantung dari ketepatan dan kelengkapan jawaban yang diberikan. Semakin lengkap dan tepat jawaban, semakin tinggi perolehan skor.

(20)

standar kompetensi

kompetensi

dasar indikator pembelajaran KK aspek

tehnik penilaian

Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam.

Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:

 Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.

 Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta

didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.

(21)

b. Teknik Penilaian Produk

Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.

 Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada tahap appraisal.

 Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan.

2.1.6. Penilaian Portofolio a. Pengertian

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian portofolio di sekolah, antara lain:

a. Karya peserta didik adalah benar-benar karya mereka sendiri. b. Saling percaya antara guru dan peserta didik

c. Kerahasiaan bersama antara guru dan peserta didik

d. Milik bersama (joint ownership) antara peserta didik dan guru e. Kepuasan

f. Kesesuaian

g. Penilaian proses dan hasil h. Penilaian dan pembelajaran

b. Teknik Penilaian Portofolio

Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah sebagai berikut:

(22)

 Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat. Portofolio antara peserta didik yang satu dan yang lain bias sama bias berbeda.

 Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap peserta didik dalam satu map atau folder di rumah masing-masing atau loker masing-masing di sekolah.

 Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan peserta didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.

 Sebaiknya tentukan kriteria penilaian sampel portofolio dan bobotnya dengan para peserta didik sebelum mereka membuat karyanya.

 Minta peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan.

 Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, maka peserta didik diberi kesempatan untuk memperbaiki.

 Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio.

2.1.7. Penilaian Diri a. Pengertian

Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya pada mata pelajaran tertentu didasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Tujuan utama dari penilaian diri adalah untuk mendukung atau memperbaiki proses dan hasil belajar. Hasil penilaian diri dapat digunakan guru sebagai vahan pertimbangan untuk memberikan nilai.

Ada beberapa jenis penilaian diri, diantaranya :

a. Penilaian Langsung dan Spesifik, yaitu penilaian secara langsung, pada saat atau setelah selesai melakukan tugas, untuk menilai aspek-aspek kompotensi tertentu dari suatu mata peajaran.

(23)

c. Penilaian Sosio-Afektif, yaitu penilaian terhadap unsur-unsur afektif atau emocional. Misalnya, peserta didik diminta untuk membuat tulisan yang memuat curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu.

b. Teknik Penilaian

Ada kecendurungan peserta didik akan menilai diri terlalu tinggi dan subyektif. Karena itu, penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif. Penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.

a) Menjelaskan kepada peserta didik tujuan penilaian diri.

b) Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai. c) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.

d) Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda cek, atau skala penilaian.

e) Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri.

f) Guru mengkaji hasil penilaian, untuk mendorong peserta didik agar supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif.

g) Lakukan tindakan lanjutan, antara lain guru memberikan balikan tertulis, guru dan peserta didik membahas bersama proses dan hasil penilaian.

Contoh penilaian diri:

Mata pelajaran : Matematika

Aspek : Penalaran

Alokasi waktu : 1 Semester Nama peserta didik :

Kelas : X/1

No S. Kompetensi / K. Dasar Tanggapan1 0 Keterangan 1. Aljabar

a. Menggunakan aturan pangkat

b. Menggunakan aturan akar c. Menggunakan aturan

logaritma

d. Memanipulasi aljabar

(24)

Gambar

gambar  skala dan sudut elevasi atau sudut depresi.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan menganalisis status kerentanan Aedes aegypti terhadap insektisida yang sering digunakan program untuk pengendalian vektor DBD yaitu kelompok

Selain menawarkan objek seperti ekosistem laut yang bisa ditawarkan sebagai daya tarik wisata, hal itu saat ini sudah dikemas dalam berbagai event yang diselenggarakan di

Kedapatan pemineralan U di Sektor Kayu Ara pada batuan kuarsit serisit terakumulasi dalam fraktur berarah NW - SE dan NE - SW berbentuk urat dan kadang-kadang menipis seperti

On the whole, the study showed that the integrated crop-livestock farming was an alternative to mitigate the impact of climatic change through: 1) the return of

The Study on Cultural Untranslatability: The Accuracy, the Acceptability, and the Translation Strategies in Translating The Joy Luck Club into Perkumpulan Kebahagiaan

Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang ditangani. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti

Kondisi ini cukup memprihatinkan karena produktivitas kerja pekerja wanita tersebut selalu diangga lebih rendah dari pekerja pria, padahal mereka kenyataannya