• Tidak ada hasil yang ditemukan

kimia Ilmu yang Adalah Cahaya.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "kimia Ilmu yang Adalah Cahaya.pdf"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

11/11/2016 Pelita Online ­ Ilmu Adalah Cahaya

file:///D:/Artikelku/yg%20sdh%20terbit/Pelita%20Online%20­%20Ilmu%20Adalah%20Cahaya.htm 2/6

PENDIDIKAN GAYA HIDUP OLAH RAGA HIBURAN IPTEK

ANALISIS BERITA HIKMAH

METROPOLITAN SELEBRITI

HUKUM & KRIMINALITAS KELUARGA & FESYEN KESEHATAN & KULINER SEPAK BOLA

PROPERTI

HARIAN PELITA LAPSUS

SURAT PEMBACA & JURNALISME WARGA

KURSBELIJUAL USD 9,3819,475 selasa, 3­Jul­2012

19:17:18 WIB

Tiga warga Jakarta menggugat Pemprov DKI Jakarta, PT Taman Impian Jaya Ancol, dan PT Pembangunan Jaya Ancol ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Menurut mereka, Ancol adalah pantai milik publik, bukan milik perorangan atau swasta. Sehingga tiket masuk ke pantai seharga Rp15.000 tak berhak diberlakukan. Setujukah Anda jika akses ke Pantai Ancol digratiskan?

Setuju Tidak Setuju

Vote Result

Senin, 09 April 2012

(2)

11/11/2016 Pelita Online ­ Ilmu Adalah Cahaya

file:///D:/Artikelku/yg%20sdh%20terbit/Pelita%20Online%20­%20Ilmu%20Adalah%20Cahaya.htm 3/6

Ilmu yang kokoh adalah ilmu yang dibangun atas dasar iman. Ibarat bangunan, ilmu ini

merupakan bangunan megah yang memiliki pondasi menancap kuat dalam bumi. Ilmu

seperti inilah yang bisa memancarkan cahaya keilahian dalam pribadi pemiliknya.

Ilmu Adalah Cahaya

Al­`Ilmu nuurun, Ilmu itu cahaya. Demikian pepatah Arab menggambarkan kemuliaan dan manfaat  ilmu bagi kehidupan.  Kehidupan akan berhenti jika tidak ada cahaya di sana. Kehidupan  tanpa cahaya hanya dipenuhi dengan kegelapan dan kesesatan. Demikian pula jika hidup tanpa ilmu; gelap dan sesat.

Sedemikian tinggi nilai ilmu sehingga Rasulullah Saw mengibaratkan orang yang berilmu bagaikan bulan purnama di tengah kegelapan malam. Maka wajar jika Rasulullah Saw menjadikan ulama' (orang­orang yang berilmu) sebagai pewaris risalah kenabian.

Sementara itu, Al­Hasan Al­Bashri mengatakan: “Kalaulah bukan karena adanya ulama niscaya manusia akan seperti binatang.”

Mengaitkan ilmu dengan cahaya sama dengan menghubungkan ilmu dengan Tuhan sebagai sumber dari segala cahaya. Surat An­Nur [24]: 35 menyebutkan bahwa Allah adalah "(pemberi) cahaya bagi langit dan bumi...".  Di ayat tersebut juga disebutkan Allah merupakan "cahaya di atas cahaya (nur `ala nur)".

Semua ini menunjukkan betapa sesungguhnya ilmu itu sakral karena memiliki sumber dari nilai­nilai keilahian. Titik kesucian ilmu terletak pada sumbernya yang berasal dari Tuhan dan fungsinya sebagai pemberi petunjuk bagi kehidupan. Dengan demikian, orang yang berilmu sudah seharusnya memerankan dirinya sebagai pemberi cahaya bagi lingkungannya sebagaimana Allah menjadi sumber cahaya bagi langit dan bumi.

Namun sayang, seringkali kita melihat orang­orang berilmu yang jauh dari nilai­nilai keilahian, bahkan justru menjadi masalah bagi masyarakat sekitarnya. Lihat saja, betapa banyak orang­orang yang terlibat dalam masalah korupsi di negeri ini memiliki gelar akademik yang panjang; profesor, doktor, master, insinyur, atau sarjana.

Lihat pula, betapa banyak  cerdik pandai di negeri ini  yang hanya asyik dengan ilmu yang digelutinya tanpa peduli dengan berbagai problem yang dihadapi masyarakat. Mereka lebih suka hidup di menara gading intelektualisme daripada menjadi cahaya bagi masyarakatnya. Yang lebih parah lagi, sebagian dari mereka begitu asyik mencari argumentasi ilmiah untuk melegitimasi kebijakan­kebijakan penguasa yang lalim.

Sebagai sesuatu yang terkait erat dengan nilai­nilai ketuhanan, maka ilmu juga harus ditempatkan dalam ruang yang suci yang berasal dari nilai­nilai ketuhanan. Dalam hal ini ilmu tidak bisa dilepaskan dengan iman. Ilmu dan iman ibarat dua sisi dari koin mata uang. Ilmu tanpa iman ibarat

membangun gedung megah tanpa pondasi; rapuh dan membahayakan semua orang.

Ilmu yang tidak berakar dari iman adalah sumber dari kerusakan ilmu; ilmu menjadi kotor dan kehilangan fungsinya sebagai cahaya. Inilah sumber kerusakan di dunia. Orang berilmu yang tidak memiliki iman tidak akan memberikan manfaat apapun kepada kehidupan. Justru, bahaya yang ditimbulkannya bisa  jauh lebih berbahaya daripada kerusakan yang lahir dari kebodohan.

(3)

11/11/2016 Pelita Online ­ Ilmu Adalah Cahaya

file:///D:/Artikelku/yg%20sdh%20terbit/Pelita%20Online%20­%20Ilmu%20Adalah%20Cahaya.htm 4/6

pulalah kita bisa mengetahui, ternyata tidak semua orang berilmu itu otomatis bisa menjadi cahaya bagi kehidupannya, atau menjadi pewaris risalah kenabian; hanya orang­orang yang membangun ilmunya di atas pondasi iman saja yang bisa menjadi cahaya itu.

 

Maka, kita bisa mempertanyakan klaim obyektivitas ilmu sebagaimana yang diyakini kelompok positivisme. Tidak ada ilmu yang obyektif, karena semua ilmu ditentukan oleh paradigma yang menjadi pondasinya. Juga, tidak ada ilmu yang bisa lahir dari keragua­raguan (skeptisisme). Ilmu harus dibangun dari keyakinan. Ilmu yang dibangun dari keraguan itu sendiri pun sesungguhnya telah menjadikan keragu­raguan sebagai keyakinannya.

  Dan ilmu yang seperti ini (yang dibangun atas dasar skeptisisme) adalah ilmu yang berbahaya karena pondasi yang rapuh. Ilmu model ini akan melahirkan pribadi­pribadi lemah yang mudah goyah oleh rayuan kesenangan duniawi. Cahaya pengetahuan yang dimilikinya akan dengan mudah digadaikan dengan harga yang murah (tsamanan qolilan).

 

Ilmu yang kokoh adalah ilmu yang dibangun atas dasar iman. Ibarat bangunan, ilmu  ini merupakan bangunan megah yang memiliki pondasi menancap kuat dalam bumi. Ilmu seperti inilah yang bisa memancarkan cahaya keilahian dalam pribadi pemiliknya sehingga ia mampu menahan terjangan badai kesenangan duniawi.

 

Pribadi­pribadi seperti ini akan menjadi cahaya bagi lingkungannya. Ia akan istiqomah memegang cahaya itu meski kesenangan duniawi datang merayunya dan akan tetap tegar meski ombak kekuasaan datang menghantamnya.

 

Maka tidak ada pilihan lain selain membangun ilmu dengan pondasi iman jika bangsa ini ingin segera keluar dari krisis, dan melahirkan cerdik pandai dengan iman membaja di hati agar Indonesia tidak dipenuhi oleh orang­orang cerdas yang sekedar menjadi sampah kehidupan.

 

Ahmad Khoirul Fata; Dosen pada Jurusan Politik Islam, Fak Ushuluddin & Dakwah, IAIN Sultan Amai Gorontalo.  

Memahami Perbedaan

Masalah­masalah Utama Kita Gotong royong

Referensi

Dokumen terkait

Upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh pihak bank untuk mengatasi kredit bermasalah tersebut pada tahapan pertama adalah upaya penyelamatan kredit, dengan syarat apabila

BADAR BASUKI. MTsS

Sebagaimana dibahas secara lebih detail dalam buku penulis yang lain, Analisis Kebijakan Publik: Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan Kebijakan Sosial (Suharto,

400.000.000 ,- (Empat Ratus Juta Rupiah) Tahun Anggaran 2017, maka bersama ini kami Kelompok Kerja I Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Daerah Kabupaten Lamandau mengundang

adalah hasil karya kami sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang

In all the technical discussion you hear about credit card debt, the best ways to manage it and pay it off and all the rest, one thing goes largely ignored.. Credit card debt

Pendekatan kondisi tempat kerja ini bertentangan dengan prinsip yang diusulkan oleh Heinrich yang mengatakan bahwa sebagian besar kecelakaan disebabkan oleh tindakan manusia..

Berdasarkan dari hasil penelitian disimpulkan bahwa safoty climate dan safety value merupakan faktor yang mempengaruhi safety compliance RSK St.Vincentius .A.. Paulo,