• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA DZIKIR ALLAH DENGAN KESEHATAN FISIK DAN KESEHATAN MENTAL (Studi Kasus Jama'ah Dzikir di Bawah Bimbingan Ustadz Haryono, Di Kota Bekasi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA DZIKIR ALLAH DENGAN KESEHATAN FISIK DAN KESEHATAN MENTAL (Studi Kasus Jama'ah Dzikir di Bawah Bimbingan Ustadz Haryono, Di Kota Bekasi)"

Copied!
282
0
0

Teks penuh

(1)

DENGAN KESEHATAN FISIK DAN KESEHATAN MENTAL

(Studi Kasus Jama'ah Dzikir di Bawah Bimbingan

Ustadz Haryono, Di Kota Bekasi)

Oleh: N

NUURR AARRFFIIYYAAHH FFEEBBRRIIAANNII

NIM: 04.2.00.1.05.01.0001

Dosen Pembimbing: Dr. Bambang Suryadi

KONSENTRASI TAFSIR HADITS

PROGRAM PASCA SARJANA S2

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tesis dengan judul "HUBUNGAN ANTARA DZIKIR ALLAH DENGAN

KESEHATAN FISIK DAN KESEHATAN MENTAL (STUDI KASUS

TERHADAP MAJLIS DZIKIR DIBAWAH BIMBINGAN USTADZ HARYONO, DI KOTA BEKASI), yang ditulis oleh: Nur Arfiyah Febriani, dengan nomor induk: 04.2.00.1.05.01.0001. konsentrasi Tafsir Hadits telah disetujui untuk dibawa ke dalam ujian tesis.

Pembimbing

(3)

iii

Tesis dengan judul: "Hubungan antara Dzikir Allah dengan Kesehatan Fisik dan Kesehatan Mental, Studi Kasus Jama'ah Dzikir Di bawah Bimbingan Ustadz. Haryono di Kota Bekasi", yang ditulis oleh saudara Nur Arfiyah Febriani, NIM: 04.2.00.1.05.01.0001, telah diperbaiki sesuai dengan permintaan tim penguji tesis pada ujian tesis yang berlangsung pada tanggal 30 Agustus 2007.

Jakarta,

Ketua /Anggota Tim Penguji

(4)

iv

KETERANGAN

Tesis dengan judul: "Hubungan antara Dzikir Allah dengan Kesehatan Fisik dan Kesehatan Mental, Studi Kasus Jama'ah Dzikir Di bawah Bimbingan Ustadz. Haryono di Kota Bekasi", yang ditulis oleh saudara Nur Arfiyah Febriani, NIM: 04.2.00.1.05.01.0001, telah diperbaiki sesuai dengan permintaan tim penguji tesis pada ujian tesis yang berlangsung pada tanggal 30 Agustus 2007.

Jakarta, Pembimbing

(5)

v

Tesis dengan judul: "Hubungan antara Dzikir Allah dengan Kesehatan Fisik dan Kesehatan Mental, Studi Kasus Jama'ah Dzikir Di bawah Bimbingan Ustadz. Haryono di Kota Bekasi", yang ditulis oleh saudara Nur Arfiyah Febriani, NIM: 04.2.00.1.05.01.0001, telah diperbaiki sesuai dengan permintaan tim penguji tesis pada ujian tesis yang berlangsung pada tanggal 30 Agustus 2007.

Jakarta,

Anggota Tim Penguji

(6)

vi

ABSTRAK

Tesis ini berjudul "Hubungan antara Dzikir Allah dengan Kesehatan Fisik dan Kesehatan Mental (Studi Kasus Terhadap Majlis Dzikir Di Bawah Bimbingan Ustadz Haryono, Di Kota Bekasi), ditulis oleh Nur Arfiyah Febriani, dengan NIM: 04.2.00.1.05.01.0001, di bawah bimbingan Dr. Bambang Suryadi. Tesis ini bertujuan untuk memaparkan kajian tentang dzikir dalam perspektif al-Quran dan hadits yang dihubungkan dengan kesehatan fisik dan kesehatan mental manusia.

Dzikir adalah sebagai salah sat u cara hamba yang beriman unt uk meref leksikankan bent uk keingat an, kerinduan, dan kebut uhan kepada Allah swt . Karena sebagai makhluk dependent , dalam mengemban skenario kehidupan yang dipercayakan kepadanya, manusia membut uhkan sesuat u yang bersif at adi-manusia, t ent u saj a dalam hal ini adalah Allah swt . yang dapat memberikan inner st r ange, sehingga manusia t ermot ivasi agar senant iasa melaksanakan amal ma'r uf nahi munkar.

Komunit as manusia yang dikat akan homo rel igius t ernyat a semakin menyadari bahwa dzikir bukan hanya sekedar aj aran agama belaka, akan t et api merupakan sebuah solusi yang ef ekt if dalam menanggulangi berbagai permasalahan yang menghimpit bat in manusia. Hal ini t ent u saj a dapat memberikan efek pada kesehat an ment al yang berimbas kepada kesehat an f isik mereka.

Kesadaran ini salah sat unya t erbukt i dengan berlombanya media inf ormasi dan elekt ronik yang mensosialisasikan kepada masyarakat t ent ang program acara yang mengungkap t ent ang keist imewaan dzikir yang dapat memberikan pengaruh pada kesehat an ment al dan kesehat an fisik manusia. Fenomena t ersebut begit u eksponensial, banyak t ampil dan kit a dapat i di berbagai macam media dengan cara yang begit u ekspresif.

Di dalam al-Quran dan hadit s keist imewaan t ent ang dzikir senyat anya memang t elah banyak diungkapkan. Dari manfaat nya secara vert ical kepada Sang Maha Khalik sampai manfaat nya secara horizont al kepada sesama makhluk, begit u j uga manfaat nya bagi individu yang int ent melaksanakannya, benefit nya dapat diraih ket ika masih hidup di dunia sampai kelak di akhirat .

Dzikir dalam perspektif al-Quran dan hadits dapat disimpulkan dalam artian:

Akt if it as hamba dalam mengingat dan menghadirkan Tuhan dalam seluruh ruang gerak kehidupannya dengan seluruh anggot a t ubuh sert a mengimplement asikan keingat an it u ke dalam bent uk perilaku, sikap, gerak dan akhlak yang mulia, baik di hadapan-Nya maupun di hadapan makhluk-Nya sepanj ang wakt u. Dan, senant iasa bert af akur akan hikmah dibalik pencipt aan seluruh makhluk-Nya dalam marcapada ini

Sedangkan kesehatan Fisik adalah: 1) Suat u keadaan sej aht era badan,

(7)

vii

menyeluruh mencakup aspek j asmani, ruhaniah, dan social yang dimiliki manusia sebagai karunia Allah yang waj ib disyukuri dengan mengamalkan (t unt unan-Nya) dan memelihara sert a mengembangkannya (Maj elis Ulama

Indonesia (MUI) dalam Musyawarah Nasioanal Ulama t ahun 1983).

Untuk kesehatan mental, manusia dapat dikatakan memiliki kesehatan mental

apabila t erwuj udnya lima aspek dalam kehidupannya, yait u: aspek spirit ualit as (èablu min Al lah), int elekt ualias, sosial (èabl u min al -nãs), emosi (emot ional at t achment/ ikat an emosi) dan fisik. Bambang Suryadi j uga menambahkan bahwa: "There is no heal t h wit hout ment al heal t h."

Dalam menjawab permasalahan yang terdapat dalam penulisan tesis ini adalah dengan menggunakan metodologi library research dan field research. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui sejauhmana variasi pada satu variable berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih dari variable yang lain berdasarkan standar koefisien korelasi. Selain itu perlu ditegaskan bahwa: penelitian ini adalah studi tentang "sikap" responden terhadap dzikir Allah, yang dihubungkan dengan kesehatan fisik dan kesehatan mental responden. Oleh sebab itu hasil penelitian ini adalah hanya berdasarkan pengalaman responden semata.

Hasil yang didapat setelah penulis melakukan penelitian selama kurang lebih satu tahun membuktikan bahwa:

1. Ada hubungan yang signifikan antara dzikir dengan kesehatan fisik. Diketahui juga dari kelima aspek variabel zikir, hanya 1 aspek yang tidak memiliki kontribusi yang signifikan terhadap variabel kesehatan fisik, yaitu: aspek aspek tempat dan waktu berdzikir. Dengan demikian, terdapat 4 aspek yang dapat dikatakan memiliki kontribusi yang signifikan, ke-empat aspek tersebut adalah: aspek zikir untuk mengingat Allah, aspek adab dalam berzikir, aspek memuji Allah dengan bermacam bentuk zikir, dan aspek manfaat zikir

2. Ada hubungan yang signifikan antara dzikir dengan kesehatan mental. Didapati juga dari kelima aspek variabel zikir, terdapat satu aspek yang tidak dapat dikatakan sebagai aspek yang memiliki kontribusi yang signifikan terhadap kesehatan mental yaitu aspek waktu dan tempat dzikir (berdzikir dalam berbagai situasi dan kondisi), karena nilai t hitung pada aspek ini tidak memenuhi standar. Maka dengan demikian, terdapat empat aspek yang memiliki kontribusi paling signifikan terhadap variabel kesehatan fisik, yaitu: aspek adab dalam berzikir, aspek zikir untuk mengingat Allah, aspek manfaat zikir dan aspek memuji Allah dengan bermacam zikir.

Setelah mengungkap beberapa bahasan yang menjadi topik dari penelitian ini, maka penulis memberikan saran agar dzikir dapat difahami bukan hanya sebatas perintah Allah kepada hamba yang beriman, akan tetapi juga bisa dij adikan salah

(8)

viii

(9)

ix

ﻢﯿﺣﺮﻟا

ﻦﻤﺣﺮﻟا

ﷲا

ﻢﺴﺑ

Al-Èamdulill ah, segala puj i dan syukur ke hadirat Allah swt at as Rahmat, Hidayah dan Inayah yang senant iasa dilimpahkan kepada penulis, sehingga penelit ian yang penulis beri j udul: "Hubungan Dzikir dengan Kesehat an Fisik dan Kesehat an Ment al, St udi Kasus Maj lis Dzikir di bawah Bimbingan Ust adz. Haryono, di Kot a Bekasi" ini, dapat penulis selesaikan set elah sekian lama penulis menghadapi berbagai t ant angan, mengingat penulisan t esis ini adalah kali pert ama dalam Konsent rasi Taf sir Hadit s, yang mencoba mengkombinasikan ant ara kaj ian t eorit is yang t erdapat dalam al-Quran dan hadit s dengan menghubungkannya dengan kesehat an f isik dan ment al manusia. Êalawat sert a salam, semoga senant iasa t erlimpahkan kepada j unj ungan Nabi Muhammad saw. besert a keluarganya yang mulia dan para sahabat nya yang set ia dalam mensyiarkan agama Islam dan aj aran yang t erkandung di dalamnya demi kemaslahat an umat manusia. Sungguh merupakan sebuah hasil karya yang t idak mungkin penulis berhasil hant arkan, t anpa bant uan moril dan met eriil, mot ivasi sert a cambukan dari berbagai pihak, yang membuat penulis t idak akan melupakan budi baik mereka dalam penulisan t esis ini. Unt uk it ulah, penulis menyampaikan rasa t erimakasih yang t idak t erhingga kepada mereka yang sangat berj asa, t erut ama:

(10)

x

selamanya sebelum karya ini rampung, semoga Allah membalas segala j asa Babah dengan t empat yang t erindah di sisi-Nya, Ämîn. Begit u j uga kepada Emak Hj . Alsih dan Bapak H. Wakt ar, yang t elah memberikan rest u bagi penulis unt uk melanj ut kan hidup dengan seorang pasangan yang t erbaik, yang mendukung penuh penulis dalam penulisan ini, t erimakasih banyak unt uk Emak dan Bapak karena memberikan keluarga baru yang harmonis sehingga menguat kan penulis unt uk t erus berj uang menyelesaikan kuliah ini.

Kepada sebelas saudaraku: Dra. H. Nunung, Husnawat i, Hj . Umi Kulsum, S. Pd. , H. Suryo Harj o, Amd. , Wasliat i, Rahmawat i, Amd. , Eel Aliyah, S. Ag. Diana Vit a, S.E., H. Eko Abdurrahman, Solihah Januart i, S.E dan Mairo Dzikriana, t erimakasih at as kepercayaan dan dorongan yang diberikan kepada penulis, begit u j uga at as kenangan indah masa kecil kit a sehingga kit a semua menj adi dewasa.

(11)

xi

dan st af civit as akademika Sekolah Pasca Sarj ana Universit as Islam Negeri Syarif Hidayat ullah Jakart a, yang t elah memberikan pendidikan yang baru kepada penulis, sehingga penulis dapat lebih konsen dalam mengkaj i ilmu penget ahuan yang dipilih meski t idak akan pernah cukup.

Kepada Bapak kepala besert a st af Perpust akaan Ut ama, dan Perpust akaan Pasca Sarj ana UIN (Mr. Suali and Mr. Syukron), Perpust akaan Iman Jama, Perpust akaan Ut ama UI, Perpust akaan Psikologi UI at as penyediaan buku-buku yang menj adi referensi ot orit at if dalam penulisan ini.

Kepada semua Ibu dan Bapak guru, Kiayi dan Ust adzah, sert a para dosen sej awat yang t elah berj asa menghant arkan penulis unt uk belaj ar dari nol wakt u di t aman kanak-kanak sampai menyelesaikan j enj ang pendidikan ini. Terimakasih yang sebesar-besarnya at as ilmu, diskusi, mot ivasi dan do'a yang selalu penulis dapat kan dari mereka.

Kepada Ust adz Haryono, K. H. Muchlis Thaib, M. A. , Hj . At ifah Hasan, Lc. besert a seluruh Ust adz dan Ust adzah, para st af dan anggot a maj lis dzikir yang selalu membuka pint u bagi penulis dengan sambut an yang hangat , sehingga penulis dapat mengikut i kegiat an dalam maj lis dzikir, dan melakukan observasi yang sangat mendukung hasil penelit ian selama lebih dari 1 t ahun.

(12)

xii

berdiskusi, meski konsult asi t erkadang dilakukan lewat t engah malam, maka dari it u kesuksesan ini milik kit a bersama.

Kepada Kak Agus dan Kak Masykur yang disela-sela kesibukannya t et ap membant u penulis dalam berkut at dengan rumus-rumus st at ist ik. Terimakasih at as penj elasan dan saran yang diberikan sehingga penulis lebih mudah memahami t ent ang met ode penelit ian dan hasil penelit ian ini dapat t ersaj i dengan rapih.

Penulis hanya dapat memanj at kan doa, memohon kepada Allah swt . Semoga Ia berkenan menerima dan membalas segala j asa dan budi baik mereka kepada penulis sert a memberikan balasan yang hanya kepada-Nya penulis serahkan, Ämîn Yã Rabb al-'Äl amîn,.

Jakart a, Juli 2007

(13)

xiii

PERSETUJUAN PEMBIMBING. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. ii

PENGESAHAN PANITIA

UJIAN.. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . . iii

ABSTRAK.. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. vi

KATA PENGANTAR.. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. viii

DAFTAR ISI. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. xi

PEDOMAN TRANSLITERASI. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. xv

DAFTAR SINGKATAN………. .. xvi

BAB I PENDAHULUAN.. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 1

A. Lat ar Belakang Masalah . .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. 1 B. Ident ifikasi Masalah .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 6 C. Pembat asan dan Perumusan Masalah .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. 7 D. Tuj uan Penelit ian dan Manfaat Penelit ian .. .. .. .. . .. .. .. .. 8 E. Definisi Operasional .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 9 F. Penelit ian Terdahulu . .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. 14 G. Sist emat ika Penulisan.. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 17

BAB II KAJIAN TEORITIS. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 19

A. Dzikir dalam Perspektif al-Quran dan Hadits. . .. .. .. .. .. 19

A. 1. Definisi Dzikir . .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. 19

A. 2. Dzikir dalam Perspektif al-Quran dan Hadits. .. .. 22

(14)

xiv

A. 2. 5. Berdzikir dalam Berbagai Sit uasi dan Kondisi 58

A. 2. 6. Akibat Lalai dan Melupakan Dzikir Allah

bagi Manusia . . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 59

A. 3. Bentuk-Bentuk Dzikir dan Lafadz Dzikir

yang Diutamakan.. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 61

A. 3. 1. Bent uk-bent uk Dzikir . .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 61 A. 3. 2. Lafadz-laf adz Dzikir yang Diut amakan .. .. .. 73

A. 4. Fadhilah Majlis Dzikir . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 84

B. Kesehatan Fisik. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. 85

B. 1. Konsep Kesehatan Fisik. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 85

B. 2. Faktor-Fakt or yang Mendukung Kesehat an Fisik 90

B. 3. Dzikir Allah dan Pengobat an Fisik.. .. .. .. . .. .. .. .. .. 103

C. Kesehatan Mental.. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. 105

C. 1. Definisi Kesehatan Mental dan Indikator

Kesehatan Mental.. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 105

C. 2. Peran Agama dalam Kesehatan Mental.. . .. .. .. .. .. 112

C. 3. Kesehatan Mental dan Kesehat an Fisik . . .. .. .. .. .. 119

C. 4. Dzikir Allah dan Kesehat an Ment al. .. .. .. . .. .. .. .. .. 123

D. Hipot esis. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 128

BAB III Met ode Penelit ian.. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 129

A. Jenis Penelit ian.. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 129

B. Variabel Penelitian . .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. 129

C. Populasi dan Sampel .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 131

D. Teknik Pengambilan Sampel . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 133

E. Prosedur Pengambilan Data.. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. 134

F. Inst rumen Penelit ian.. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 134

(15)

xv

BAB IV Analisis Hasil Penelitian .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 142

A. Gambaran Umum Subyek .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. 142

A. 1. Gambaran Umum Maj lis Dzikir .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 142 A. 1. 1. Let ak Geografis.. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 142 A. 1. 2. Kegiat an Jama'ah Dzikir Ust adz Haryono .. .. 142 A. 1. 3. Met ode Pengobat an Ust adz Haryono . .. .. .. .. 144

B. Deskripsi Dat a .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 147

B. 1. Gambaran Umum Responden . .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 147 B. 2. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pengalaman

Berdzikir.. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. 152

C. Hubungan Antara Dzikir dengan Kesehat an Fisik

dan Kesehat an Mental .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 159

C. 1. Hubungan ant ara Dzikir dengan Kesehat an Fisik.. .. 159 C. 2. Hubungan ant ara Dzikir dengan Kesehat an Ment al . 160

D. Analisis Tambahan: Hubungan ant ara Aspek-aspek Dzikir

dengan Kesehatan Fisik dan Kesehatan Mental. .. .. .. .. 161

BAB V Penut up . . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. 165

A. Diskusi.. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 165

B. Kesimpulan.. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 168

C. Implikasi.. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 169

D. Saran. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. 170 LAMPIRAN

(16)

xvi

Lampiran VI. Kunci Jawaban Skala Penelit ian .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. 191 Lampiran VII. Skor Skala Dzikir, Kesehat an Fisik dan Ment al (Uj i Coba)

192

Lampiran VIII. Skor Skala Dzikir, Kesehat an Fisik dan Ment al (Penelit ian) .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 195 Lampiran IX. Reliabilit as dan Validit as Skala Dzikir . .. .. .. .. .. . .. .. .. .. 213 Lampiran X. Reliabilit as dan Validit as Skala Kesehat an Fisik .. .. .. .. 215 Lampiran XI. Reliabilit as dan Validit as Skala Kesehat an Ment al .. .. 217 Lampiran XII. Reliabilit as dan Korelasi ant ar Variabel . .. .. .. . .. .. .. .. .. 219 Lampiran XIII. Korelasi dan Regresi Dzikir dengan Kesehat an Fisik .. 223 Lampiran XIV. Korelasi dan Regresi Dzikir dengan Kesehat an Ment al 228 Lampiran XV. Tunt unan Dzikir Ust adz. Haryono .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 233

(17)

xvii

Hij aiyah

أ

= a

ب

= b

ت

= t

ث

= ê

ج

= j

ح

= è

خ

= kh د = d

ذ

= í

ر

= r

ز

= z

س

= s

ش

= sy

ص

= é

ض

= ç

ط

= ë

ظ

= ì

ع

= `

غ

= g

ف

= f

ق

= q

ك

= k

ل

= l

م

= m

ن

= n

و

= w

ه

= h

ء

= ‘

ي

= y

Saddah

Penulisan saddah menggunakan konsonan rangkap seperti

فﺎّﺸﻜﻟا

ditulis

al-kasysy

ã

f

Maddah

ﺎَـــ

= ã

ْﻲِــ

= î

ْﻮُــ

= ü

Kata Sandang

لا

Kata sandang

لا

baik diikuti huruf syamsiah maupun qamariah ditulis

dengan

al

seperti

لﺎﺟﺮﻟا

ditulis al-rijal,

ﺖﯿﺒﻟا

ditulis al-bait.

Diftong

(18)

xviii

DAFTAR SINGKATAN

swt . Subhãnah wa t a` ãa

saw. Éal la Al lah ` alaihi wa sallam

t .t h. t anpa t ahun

t .p. t anpa penerbit

t .t p. t anpa t empat

as. ` Alaihi salam

ra. Raçia Al lah ` anh

H.R. Hadis Riwayat

M. Masehi

H. Hij riyah

(19)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dzikir adalah sebagai salah sat u cara hamba yang beriman unt uk meref leksikankan bent uk keingat an, kerinduan, dan kebut uhan kepada Allah swt . Karena sebagai makhluk dependent , dalam mengemban skenario kehidupan yang dipercayakan kepadanya, manusia membut uhkan sesuat u yang bersifat adi-manusia, t ent u saj a dalam hal ini adalah Allah swt . Dengan sugest i yang kuat , melalui dzikir yang int ent dilakukannya manusia akan dapat merasakan dalam ruang kalbunya, nuansa ket enangan, kedamaian dan kebahagiaan hakiki yang diinginkannya. Karena dengan berdzikir kepada-Nya manusia merasakan kedekat an dengan Allah swt dalam set iap hembusan naf as dan akt ivit asnya.

(20)

dari siksa neraka. (Q.S Ali Imran [ 3] : 191).

Ayat ini menj elaskan t ent ang krit eria dari siapa saj a unt uk orang yang dinamai dengan Ülu al -Albãb, mereka adalah: orang-orang baik laki-laki dan perempuan yang t erus menerus mengingat Al l ah, dengan ucapan, dan at au hat i dalam seluruh sit uasi dan kondisi saat bekerj a at au ist irahat , sambil berdiri at au duduk at au dal am keadaan ber bar ing, at au bagaimanapun. Dan mer eka memikirkan t ent ang pencipt aan, yakni kej adian dan sist em kerj a l angit dan bumi dan set elah it u berkat a sebagai kesimpulan: "Tuhan Kami, t idakl ah Engkau mencipt akan alam raya dan segala isinya ini dengan sia-sia, t anpa t uj uan yang hak. Apa yang kami alami, at au lihat at au dengar dari keburukan at au kekurangan. Maha suci Engkau dari semua it u. It u adalah ulah, at au dosa dari kekurangan kami yang dapat menj erumuskan kami ke dalam siksa neraka maka pel iharal ah kami dari siksa api ner aka.

Quraish menambahkan penj elasan t ent ang obyek dzikir pada ayat ini adalah Allah. Sedang obyek f ikir adalah makhluk Allah yang berupa f enomena alam. Ini berart i pengenalan kepada Allah lebih banyak didasarkan kepada kalbu, sedang pengenalan alam raya oleh penggunaan akal, yakni berfikir. Akal memiliki kebebasan seluas-luasnya unt uk memikirkan f enomena alam, t et api ia memiliki ket erbat asan dalam memikirkan Dzat Allah.1

Dalam al-Quran, Allah mengingat kan kepada manusia t ent ang pent ingnya senant iasa berdzikir kepadanya. Allah menyert akan dalam al-Quran 268 ayat yang di dalamnya t erdapat kat a dzikir dengan semua bent uk derivasinya2. Begit u j uga dalam hadit s Rasulullah, dzikir dikat akan

1M. Quraish Shihab, Tafsir al-Miébaè Pesan, Kesan dan Keserasian al-Quran (Jakarta:

Lentera Hati, 2005), Volume II, h. 308-311. Lihat j uga: Q.S al-Baqarah [2]: 152.

2Muhammad Fuad 'Abd al-Bãqi, al-Mu'j am al -Muf ahras l i Al f aì al-Quran al-Karîm,

(21)

dzikir memiliki begit u banyak keist imewaan dan manf aat bagi yang mengamalkannya baik di mat a Allah maupun makhluk-Nya3.

Set iap makhluk Allah berdzikir dengan caranya sendiri. Manusia sebagai makhluk Allah yang memiliki berbagai macam keist imewaan j uga berdzikir dengan cara yang lebih variat if (sepert i yang diungkapkan dalam

disebut sebanyak 268 kali, terdapat delapan belas kat a di ant aranya berarti laki-laki (dzukur). Disamping kata dzikir, dalam al-Quran j uga terdapat kata muddakkir (memakai

huruf dal), yang oleh Muhammad Fuad al-Baqi, dimasukkan ke dalam kelompok kata dzi kr.

Dzikir dalam al-Quran memiliki art i yang beragam, dari art i kata dzikir adalah al-Quran itu sendiri (Q.S. al-Hij r [ 15] : 6 dan 9, Ali Imran [3]: 58) sampai mengandung pengertian lain 168), dan lain-lain. Toni Victor Mandawini Wanggai, menyert akan dalam tesisnya 14 (empat belas) arti dzikir lengkap dengan semua bentuk derivasinya. Lihat lebih lengkap: Toni

Victor Mandawini Wanggai,Mahasiswa Program Pascasarj ana Universit as Islam Negeri Syarif

Hidayat ullah, Jakarta. Judul Tesis: Dzi ki r Al lah dalam Perspekt i f al -Quran, 2002 M.

3Lihat j uga lebih j auh, hadit s yang berkenaan dengan dzikir dalam kit ab: Muslim bin

al-Èaj j aj al-Nasaibury, Éaèiè Musl i m, (Beirut , Dar al Fikr, 1993) j uz II, h. 566-587. Dalam kitab ini terdapat 25 bab pembahasan yang berhubungan dengan dzikir Allah, doa, taubat dan ist ighfar. Bab-bab tersebut menj elaskan t entang: 1) Anj uran untuk berdzikir, 2) Asma

Allah dan orang yang mengamalkannya, 3) Kesungguhan dalam berdoa, dan j angan mengucap: “ Jika Engkau Menginginkan” , 4) Dimakruhkan memohon kematian, 5) Orang yang sangat menyukai berj umpa dengan Allah dan Allah j uga sangat menyukai berj umpa dengannya. Dan barang siapa yang tidak menyukai berj umpa dengan Allah maka Allah j uga t idak suka berj umpa dengannya, 6) Bab keutamaan dzikir dan do’ a dan mendekatkan diri kepada Allah, 7) Dimakruhkan berdoa dengan memohon dikabulkan dengan segera di dunia, 8) Fadhilah maj lis dzikir, 9) Keut amaan doa dengan mengucapkan “Al l ahumma Ät i nã f i al -dunyã èasanat i n wa f i al -ãkhirat i èasanat i n wa qi nã ‘ adzãba al-nãri ” , 10) Keut amaan

t ahli l , t aébi è, dan doa, 11) Keut amaan berj ama’ ah dalam membaca al-Quran dan berdzikir, 12) Dianj urkan unt uk membaca ist ighfar dan memperbanyak melafaìkannya, 13) Dianj urkan unt uk merendahkan suara ket ika berdzikir, 14) Memohon perlindungan dari keburukan fitnah dan selainnya, 15) Memohon perlindungan dari kelemahan dan kemalasan j uga selainnya, 16) Memohon perlindungan dari taqdir yang buruk dan kesengsaraan serta selainnya, 17) Doa ket ika hendak naik ke t empat tidur, 18) Memohon perlindugan dari perbuatan buruk dan dari keburukan apa yang belum dikerj akan, 19) Bertaêbiè pada waktu awal pagi dan ketika t idur. 20) Dianj urkan membaca do’ a ket ika ayam berkokok, 21) Doa diwakt u kesuasahan, 22) Keut amaan lafaì “ Subèanal l ah wa bi èamdi hi ”, 23) Keut amaan

berdo’ a bagi sesama muslim meski (mereka) tidak bersama, 24) Keut amaan mengucap “al

(22)

Q.S. Ali Imran [ 3] : 191). Manusia dikat akan memiliki banyak keist imewaan yang t idak dimiliki makhluk cipt aan Allah yang lain, karena dalam diri manusia t idak t erlepas dari beberapa unsur. Yait u, unsur ruhaniyah (spirit ualit as), akal dan fisik. Menurut Imam Ghazali, ket iga unsur ini dapat saling mempengaruhi4.

Dalam Islam sendiri, keist imewaan manusia j uga t erdapat dalam konsep “ Insan Kamil” , yang indikat ornya ant ara lain adalah seseorang yang seimbang dalam kesehat an j asmani dan rohanimya5. Ini mengindikasikan

bahwa, Islam sangat memperdulikan perkembangan dan keseimbangan kesehat an j asmani dan ment al seseorang. Tidak mendikot omikan salah sat u dari 2 (dua) f akt or ur gent t ersebut bagi diri manusia.

Dalam kaj ian t eori kesehat an ment al misalnya, lebih eksplisit lagi dikat akan: manusia dapat dikat akan sehat ment alnya apabila t erwuj udnya keseimbangan di ant ara lima aspek dalam kehidupannya, ke lima aspek t ersebut adalah: aspek spirit ualit as (èabl u min Al lah),6 int elekt ualias, sosial

4Lihat Q. S. al-Isrã [17] : 70. Imam Ghazali melihat keist imewaan perangkat potensi

yang dimiliki manusia, sehingga dia menj adi "makhluk t erhormat" t erut ama keistimewaan yang berwuj ud: an-Nafs (j iwa/ pribadi), al-Qalb (hat i nurani), ar-Ruh (ruh/ nyawa) & al-'Aql (pikiran/ nalar). Al-Ghazali memandang 4 pot ensi t ersebut mempunyai art i fisik dan non fisik. Dikat akannya, potensi yang empat t ersebut mencakup lima makna l aëif yyah

(supernat ural) yang didefinisikan sebagai:

نﺎﺴﻧﻹاﻦﻣﺔﻛرﺪﻤﻟاﺔﻤﻟﺎﻌﻟاﺔﻔﯿﻄﻠﻟاﻲﻫ

Yaitu: kekuatan mist eri pada diri manusia yang menj adikannya t ahu dan mengerti. Jika para Filosof (termasuk umumnya filsafat muslim), menempatkan "akal" pada kedudukan t ertinggi diantara empat potensi manusia tersebut, maka kalangan sufi menempatkan "kalbu" dalam kedudukan ut ama. Dalam pandangan mut aéawwi fîn (ahli-ahli t asawuf) hat ilah yang bergerak menuj u Tuhan, dan hat i pula yang t erbuka unt uk melihat kepada apa yang ada pada Tuhan. (al-Mukasyaf bi mã 'inda All ah). Lihat . M. Ëolhah Hasan,

Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Lant abora Press, Juli 2005)

5Lihat. Murt aça Mut ahhari, The Perf ect Man, dalam edisi t erj emahan oleh: M.

Hashem, Manusia Sempurna Pandangan Isl am t ent ang Haki kat Manusi a, (Jakarta: Lent era, 1994).

6

Defenisi dari spiritual di antara lain adalah: 1) kejiwaan, rohani, batin, mental dan moral. Lihat: Departemen Pembinaan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, t.th.), h. 857. 2) sesuatu yang bersifat kejiwaan atau rohani. Lihat: Pusat Pembinaan & Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Bahasa Indonesia II,

(23)

Bambang Suryadi j uga menambahkan bahwa: "Ther e is no heal t h wit hout ment al heal t h"7. Jelas, bahwa kesehat an fisik seseorang banyak t erkait dengan f akt or-f akt or lain yang berhubungan int ent dalam kehidupannya sehari-hari.

Kaj ian t ent ang berbagai bidang ilmu, khususnya kaj ian t ent ang pengobat an penyakit pada fisik dan ment al manusia memang t idak akan pernah berhent i, karena akan selalu berkembang sesuai dengan perkembangan manusia it u sendiri. Para ahli dan cendikiawan baik dari kalangan akademis maupun agamis mengembangkan berbagai t eori melalui prakt ek-prakt ek yang mereka lakukan demi kemaj uan penget ahuan dan kesej aht eraan umat manusia.

Tidak ket inggalan pula bagi media informasi dan elekt ronik, mereka mencoba t urut andil dalam mensosialisasikan kepada masyarakat t ent ang program-program acara yang banyak mengupas sisi-sisi kehidupan manusia, dalam hal ini t ent unya t erkait dengan kaj ian kesehat an fisik dan ment al manusia dengan menghadirkan narasumber yang berkompet en di bidangnya. Dari program berit a t ent ang kemaj uan pengobat an melalui t eknologi t inggi sampai pada acara yang menget engahkan pengobat an dengan cara t radisional dilengkapi dengan pendekat an keagamaan8.

berhubungan dengan kerohanian dan berkenaan dengan ruh dan hal-hal ghaib. Lihat: Peter Salim,

Advanced English, Indonesian Dictionary (Jakarta: Modern Englih Press, 1988), h. 818. dan 4) Dalam Longman Dictionary, spiritual didefinisikan sebagai: 1) Connected with your spirit rather than with your body or mind: As a priest. 2) Connected with religion: The spiritual authority of the church.

Lihat: Longman Dictionary of Contemporary of English, (England: British Library, 2001), h. 1386 7Dr. Bambang Suryadi, diskusi kelas pada mat a kuliah "Kesehat an Mental",

konsent rasi Pendidikan, Program Pascasarj ana, Universit as Islam Negeri Syarif Hidayat ullah. Jakarta, 19 Mei 2006.

8

(24)

Pada set iap hari Minggu siang misalnya, TVRI menayangkan acara “ Terapi Sehat ” , dimana Ust adz Haryono j uga dit ampilkan sebagai narasumber. Acara ini menj adi menarik, karena pasien yang didat angkan dari berbagai daerah di nusant ara ini, mengucapkan syukur at as kesembuhan yang mereka alami bukan hanya pada penyakit ment al mereka akan t et api pada penyakit fisik yang diderit a set elah melaksanakan t erapi kesehat an dengan melakukan dzikir dan do’ a bersama disert ai dengan pengobat an t radisional.

Selain it u, di kediaman Ust adz Haryono j uga diadakan dzikir berj amaah secara rut in pada set iap malam Jum’ at , pernyat aan senada j uga diungkapkan oleh audiens yang hadir, bahwa dzikir yang dilakukan secara berj ama'ah it u t ernyat a dapat menyembuhkan bukan hanya pada "penyakit rohani" mereka akan t et api j uga pada "penyakit j asmani" mereka. Hal ini j uga diamini berbagai macam kalangan masyarakat yang mencoba mengikut i pengobat an alt ernat if ini9. Beberapa penyakit kronis dan paramedis yang

sudah “ angkat t angan” dalam menanganinya, t ernyat a dapat disembuhkan

set iap hari minggu pagi selepas adzan Subuh. Dari tema acara-acara tersebut tentunya dapat kita fahami bahwa, acara tersebut banyak menyentuh pemahaman akan ajaran agama yang mampu menggugah mata batin pemirsa. Interaksi yang disiarkan li ve dari t elevisi, membuat pemirsa

ingin tahu lebih banyak akan mat eri yang disampaikan at au sekedar mengungkap pendapat mereka t entang kaj ian yang dibahas.

9Pengobat an alt ernat if yang dilakukan Ust . Haryono adalah pengobat an dengan

metode yang dilakukan oleh Rasulullah saw, selain melaui doa dan dzikir yang terdapat dalam al-Quran dan hadit s j uga dibarengi dengan ikhtiar pengobat an dengan menggunakan bahan alami seperti air, minyak dan tumbuhan, seperti buah j ahe, kunyit dan pinang. Beliau berpedoman pada kit ab Tib al-Nabawiy. Lihat: Muèyi al-Dîn Abd al Èamid, 'Al li j Naf saka bi Mã'i Zam-zam (Jeddah, Dar al Qãdisiyyah, 1415 H/ 1994 ). Lihat : Syeikh Muhammad Nabiih, 'Ali j Nafsaka bi al -Quran wa al-A'syãb (Qahirah, Dar al Bayan al-'Arabiy, t . th). Lihat : Dr. Yasin Muèammad Yaèya, Mi n Waèyi al-Quran Qirã'at i n fi Ayãt al -Du'ã',

(25)

dipanj at kan10.

Fenomena di at as begit u eksponensial, banyak t ampil dan kit a dapat i di berbagai macam media dengan cara yang begit u ekspresif. Kehausan spirit ual pada masyarakat urban ini bisa kit a f ahami sebagai akibat dari paradigma modernisme yang mat erialist is. Ther e's so much uncer t aint y in l if e, people will always want t o discover what it is t hey'r e missing. Banyak ket idak past ian dalam hidup yang membuat manusia mest i bersandar pada sebuah nilai yang bisa memberikan pencerahan bat in at au insight , suat u nilai yang dapat mendamaikan hidup.

Komunit as manusia yang dikat akan homo r el igius t ernyat a semakin menyadari bahwa Allah Yang Maha Penguasa adalah Sang Penolong Yang senant iasa Mendengar dan Mengabulkan permohonan hambanya. Dan mendekat kan diri kepada-Nya adalah kenikmat an yang bukan hanya sekedar aplikasi dari bent uk cint a kepada-Nya akan t et api j uga suat u kebut uhan yang dapat membawa kit a pada nuansa peace of heart and mind, sert a memberikan efek pada kesehat an fisik dan ment al.

Set elah menilik realit a keist imewaan dzikir di at as yang layak unt uk dit elit i, dan adanya legit imasi t ent ang keist imewaan dzikir yang banyak t erdapat dalam al-Quran dan Hadit s, menj adikan penulis memilih j udul : "Hubungan Ant ara Dzikir Allah dengan Kesehat an Fisik dan Ment al, St udi Kasus Terhadap Maj lis Dzikir Dibawah Bimbingan Ust adz Haryono, di Kot a Bekasi".

B. Identifikasi Masalah

10Ust . Haryono mengisi berbagai macam acara di televisi, diant ara lain yait u: acara

(26)

Berdasarkan uraian lat ar belakang masalah di at as t imbul beberapa masalah yang dapat diident if ikasi sebagai berikut :

1. Apakah keist imewaan dzikir yang t erdapat dalam al-Quran dan Hadit s j ika diamalkan oleh manusia?

2. Apakah manf aat dzikir bagi kehidupan manusia?

3. Apakah dzikir dapat membant u proses penyembuhan penyakit fisik dan ment al seseorang?

4. Adakah hubungan ant ara int ensit as dzikir yang dilakukan seseorang dengan kesehat an f isik?

5. Adakah hubungan ant ara int ensit as dzikir yang dilakukan seseorang dengan kesehat an ment al?

6. Adakah pengaruh ant ara int ensit as dzikir yang dilakukan seseorang dengan kesehat an f isik dan ment al seseorang secara bersamaan?

7. Apakah dzikir dapat memperkuat hubungan spirit ual seorang hamba kepada Sang Khalik dan mempererat hubungannya dengan sesama manusia?

8. Dengan met ode apa Ust adz Haryono dapat membant u j ama’ ah unt uk menyembuhkan penyakit fisik dan ment al j ama’ ahnya?

C. Pembat asan dan Perumusan Masalah

Mengingat banyaknya masalah yang diident ifikasikan di at as, sert a luasnya cakupan permasalahan, dalam penelit ian ini agar lebih f okus dan akurat , maka masalah yang akan dibahas dibat asi pada hubungan dzikir yang dihubungkan dengan kesehat an fisik dan ment al pada j ama’ ah maj lis dzikir Ust adz Haryono di Kot a Bekasi.

(27)

dzikir?

2. Adakah hubungan ant ara dzikir dengan kesehat an ment al pada j ama’ ah dzikir?

(28)

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

D.1. Tujuan Penelitian

Tuj uan Penelit ian ini adalah unt uk menj awab pert anyaan yang t erdapat dalam perumusan masalah. Tuj uan penelit ian ini secara operasional unt uk menget ahui secara empiris ant ara lain:

1. Hubungan ant ara dzikir dengan kesehat an fisik 2. Hubungan ant ara dzikir dengan kesehat an ment al

D.2. Manfaat penelitian

Penelit ian ini diharapkan dapat bermanf aat baik secara t eorit is maupun prakt is yang dapat berguna sebagai bahan informasi at au masukan bagi berbagai pihak ant ara lain:

D.2. 1. Manfaat Teorit is.

Penelit ian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan lit erat ur mengenai dzikir dan hubungannya bagi kesehat an f isik dan ment al, bagi hazanah ilmu penget ahuan secara umum dan bagi kaj ian keilmuan Taf sir al-Quran, Hadit s sert a Kesehat an Fisik dan Kesehat Ment al pada khususnya.

Selain it u penelit an ini diharapkan dapat menj adi bahan perbandingan bagi penelit i lain yang ingin melakukan penelit ian yang sama.

D.2. 1. Manfaat Prakt is

Secara aplikat if penelit ian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi para j ama'ah maj lis dzikir khususnya dan bagi masyarakat pada umumnya, agar menambah wawasan t ent ang dzikir bukan hanya sekadar perint ah dan rit ual agama belaka akan t et api dapat menj adikan dzikir sebagai salah sat u met ode yang bermanfaat unt uk dapat menj aga kesehat an f isik dan ment al mereka.

(29)

sert a pelayanan kepada para j ama'ah dan pasien.

Semoga penelit ian ini j uga dapat menambah wawasan bagi penulis dalam memperkaya khasanah ilmu penget ahuan.

E. Definisi Operasional

E.1. Dzikir

Secara leksikal, kat a "dzikir " berasal dari bahasa Arab اﺮ ﻛذ-ﺮﻛﺬ ﯾ-ﺮ ﻛذ

yang mengandung art i menyebut , mengucap, menut urkan.11 Dzikir diart ikan j uga mencerit akan, memuj i dan mengingat12.

Ibnu Manzur mendef inisikan dzikir, sebagai menyebut sesuat u yang diingat , sesuat u yang t erucap lewat lisan.13 Sement ara Fairuzi Abadiy mendef inisikan art i dzikir dengan mengingat sesuat u.14 Dan dzikir adalah lawanan lupa15

Dalam Shor t er Encyclopedia of Isl am, disebut kan secara t erminologi: dzikr in t he mind (bi al-kal b) means “ r ememberance” and wit h t he t ongue (bi al -l isan), “ ment ioning” , r el at ing t hen, as ar degiious t echnical t er m (pr onoun dzikr ) t he glor if ying of Al lah wit h cert ain f ixed phases, repeat ed in a rit ual or der , eit her aloud or in t he mind, wit h pecul iar breat hings and physical movement s. Maksudnya, dzikir dalam hat i ( bi al -qalb) dan dengan lisan (bi al-lisan) adalah penyebut an, di mana keduanya berhubungan,

11Ahmad Warson al-Munawir, Kamus al -Munawi r Arab-Indonesia Terl engkap,

(Yogyakart a: Unit Pengadaan Buku-buku Ilmiah Keagamaan Pondok Pesant ren al-Munawwir Krapyak Yogyakart a, 1984) h. 482. Lihat j uga, Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhçor, Kamus al-'Iériy (Yogyakart a: Multi Karya Grafika, 1999), h. 933.

12Husein al-Habsyi, Kamus al -Kaut sar Arab Indonesi a, (Bangil: Yayasan Pesantren

Islam Bangil, 1992), h. 113

13

Abu al-Façl Jamãl al-Dîn Muèammad bin MakromIbn Manìür al-Afriqiyy al-Miériy, Li sãn al -'Arab, (Beirut: Dãr Éãdir, 2000), Vol. VI, h. 36

14

Majid al-Dîn Muèammad bin Ya'qub al-Fairuz Abadiy, al -Qamus al -Muèîë, (Beirut :

Dãr Ièyã Turãts al-Arabiy, 1420 H-2000 M), Vol. 2. h. 560

15Muèammad

bin Abi Bakar bin 'Abd al-Qadîr al-Rãzi, Mukht ãr al -Éièãè, (Beirut: Dãr

(30)

sebagai cara dzikir yang khusus, penyembahan kepada Allah dengan bent uk t ert ent u yang past i diaj arkan dalam suat u perint ah agama, bisa keras at au dalam hat i, dengan pernafasan khusus dan gerakan j asmani.16

Dzikir secara t erminologi j uga dikat akan: In t he mind (bi al -Qalb), means “ r emembering” , and wit h t he t ongue (bi al-Lisan), “ ment ioning” , “ rel at ion” , t hen as religious t echnical t erm (pr onounced dzikir), t he Glor if ying of Al lah wit h cert ain f ixed phr ases, repeat es in a r it ual order, eit her aloud, it is a dzikir dj al i, when in war dl y, a dzikir khaf i.17

Definisi lain mengat akan bahwa dzikir adalah: “Most commonly associat ed wit h Suf ism, dhikr (“ remembrance, reminder, evocat ion” ) is bot h a concept and a medit at ive pract ice. It is al so a unif ying t heme across t he diver sit y of cul t ur al f orms in Islam, appearing in each f orm in a dist inct ive expression. It s specif ic appearance in Suf ism can best be underst ood against it s wider backgr ound as a key t heme in Islamic cult ures. In poet r y, dzikir is t he r emembr ance of t he l ost be-l oved18

Dhikr “ remembrance, ment ion” , is an import ant Isl amic concept and pract ice best known in t he West as a f or m of Suf i rit ual. Because it signif ies a kind of pr ayer , t he t er m dhikr is usuall y t ransl at ed as invocat ion, since it invol ves t he repet it ion of a name or names of God, of t en wit hin a set phrase such as “ Pr aise belongs t o God” . 19

Dapat kit a f ahami esensi dari seluruh definisi dzikir di at as dalam art ian dzikir adalah akt ivit as seseorang dalam mengingat Tuhannya sebagai manifest asi kecint aan kepada-Nya, dengan berbagai macam bent uk dzikir,

16H. A. R Gibb dan J. H. Kramers, Short er Encycl opedi a of Isl am, (Leiden: EJ Bril,

1961), h, 75

17

H. A. R. Gibb dan J. H. Kramers, Conci se Encycl opedi a of Isl am, (Bost on: Brill

Academic Publisher, 2001), h. 75

18

John L. Esposito, The Oxford Encyclopedia of The Modern Islamic World, (New York: Oxford University Press, 1995), h. 372.

19 Mircea Eliade, The Encyclopedia of Islam an Islamic Version of The Encyclopedia of

(31)

masing masing individu j uga mengekspresikan bent uk dzikir dengan cara yang variat if , t erlebih lagi dzikir j uga ident ik dengan salah sat u t radisi kaum suf i unt uk mencapai maqam-maqam kewalian. Maka t ent u saj a makna dzikir dalam penulisan t esis ini perlu dibat asi dalam art ian secara umum bahwa: dzikir adalah akt ifit as hamba dalam mengingat dan menghadirkan Tuhan dalam seluruh ruang gerak kehidupannya dengan seluruh anggot a t ubuh sert a mengimplement asikan keingat an it u ke dalam bent uk perilaku, sikap, gerak dan akhlak yang mulia, baik di hadapan-Nya maupun dihadapan makhluk-Nya sepanj ang wakt u, sert a senant iasa bert af akur akan hikmah dibalik pencipt aan seluruh makhluk-Nya dalam marcapada ini21.

E.2. Kesehatan Fisik

Ada dua ist ilah lit erat ur keagamaan yang digunakan unt uk menunj uk t ent ang pent ingnya kesehat an dalam pandangan Islam. Kedua ist ilah t ersebut adalah sehat dan af iat .

Kedua ist ilah t ersebut dalam bahasa Indonesia sering menj adi kat a maj emuk sehat wal af iat . Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kat a afiat

20 Menurut Sa'id Agil Siraj, dzikir adalah bentuk komitmen dan kontinuitas untuk meninggalkan

kondisi lupa kepada Allah dan memasuki wilayah musyahadah (persaksian), dan untuk mengalahkan rasa takut bersamaan dengan rasa cinta yang mendalam. Secara umum ada dua kutub dzikir. pertama

dzikir dengan lisan dan kedua dzikir dengan hati, dikalangan kaum sufi dzikir dengan pola yang kedua ini lebih diistimewakan karena implikasinya yang hakiki. Dan sang dzãkir dapat mencapai

kesempurnaan apabila ia mampu berdzikir dengan lisan sekaligus dengan hat inya. Menurutnya, dalam praktik kesufian ada t uj uh j enis dzikir, yaitu: dzikr bi al-l isan (yang ditut urkan dan bersuara), dzi kr al -naf s (tanpa suara dan terdiri dari gerak dan rasa di dalam hati), dzi kr al -qal b (perenungan hati), dzi kr al -rüh (tembus cahaya dan sifat-sifat ilahiyah), dzi kr al-sirr (penyingkapan rahasia ilahi), dzikr khafy (penglihatan cahaya keindahan), dan

dzikr akhfa al-khafy (pengelihatan realitas kebenaran yang mutlak). Siraj juga mengatakan, bahwa kita dapat melihat bermacam-macam ekspresi manusia dalam mengingat Allah. Ada yang menangis, berdiam diri, menyanyi, menari, dan adapula yang bertutur kata. Lihat: Sa'id Agil Siraj, Tasawuf Sebagai Kritik Sosial. Mengendapkan Islam sebagai Inspirasi, Bukan Aspirasi, (Bandung: Mizan, 2006), h. 85-87

21 Hamdan Bakran Adz-Dzakiey, Prophetic Intellegence, Kecerdasan Kenabian Menumbuhka

(32)

dipersamakan dengan kat a sehat . Afiat diart ikan sehat dengan kuat , sedangkan sehat (sendiri) ant ara lain diart ikan sebagai keadaan baik segenap badan sert a bagian-bagiannya bebas dari sakit . Dalam Munj id Fu’ ad Ifram al-Bust amy berpendapat bahwa sehat adalah hilangnya penyakit , dan berart i pula sesuat u yang t erbebas, dan selamat dari segala yang t ercela.22.

Kat a-kat a sehat selanj ut nya menj adi sif at at au keadaan yang menggambarkan bukan hanya yang menyangkut kesehat an j asmani dan rohani saj a, melainkan kesehat an sosial (masyarakat ), kesehat an lingkungan, kesehat an laut an, kesehat an kerj a dan kesehat an gizi. Maj elis Ulama Indonesia (MUI) misalnya, dalam Musyawarah Nasioanal Ulama t ahun 1983 merumuskan kesehat an sebagai “ kesehat an j asmani, ruhaniah, dan sosial yang dimiliki manusia sebagai karunia Allah yang waj ib disyukuri dengan mengamalkan (t unt unan-Nya) dan memelihara sert a

mengembangkannya.23

Terwuj udnya keadaan sehat t ent u saj a adalah kehendak semua pihak, t idak hanya oleh perorangan, t et api j uga oleh kelompok dan bahkan oleh masyarakat . Dikenal beberapa definisi sehat , Arif Mansj oer dan kawan-kawan mengut ip beberapa def inisi sehat ant ara lain adalah:

1. Sehat adalah suat u keadaan seimbang yang dinamis ant ara bent uk dan f ungsi t ubuh dengan berbagai f akt or yang berusaha mempengaruhinya” . (Perkin, 1938).

2. Sehat adalah suat u keadaan sej aht era sempurna f isik, ment al dan sosial yang t idak hanya t erbat as pada bebas dari penyakit at au kelemahan saj a (WHO, 1947 dan UU Pokok Kesehat an No.9 t ahun 1960)

22Fuad Ifram al-Bustamy, Munj id al-Ëulab, ( Beirut : Dar al-Masyriq, 1956), cet . III, h.

395

(33)

secara waj ar dengan segala f akt or ket urunan dan lingkungan yang dipunyainya (WHO, 1957).

4. Sehat adalah keadaan di mana seseorang pada wakt u diperiksa oleh ahlinya t idak mempunyai keluhan at au t idak t erdapat t anda-t anda penyakit at au kelainan (Whit e, 1977)

5. Sehat adalah suat u keadaan sej aht era badan, j iwa, dan sosial yang memungkinkan set iap orang hidup produkt if secara sosial dan ekonomi (UU Kesehat an No. 23 t ahun 1992).24

Dengan demikian, dapat disimpulkan kesehat an f isik yang dimaksud dalam penelit ian ini adalah: keadaan kesehat an fisik seseorang yang sempurna dalam art i t idak t erdet eksi adanya penyakit pada j asmaninya, didukung dengan pola hidup sehat dan memiliki energi yang cukup opt imal, sehingga ia dapat menj alani kehidupannya menj adi manusia yang produkt if secara ekonomi dan sosial.

E.3. Kesehatan Mental

Zakiyah Daraj at dalam pengukuhannya sebagai guru besar di IAIN Syarif Hidayat ullah Jakart a, mengemukakan lima buah rumusan kesehat an ment al, yait u:

1. Terhindarnya orang dari gej ala gangguan j iwa (neurose) dari gej ala-gej ala penyakit j iwa (psichose).

2. Kemampuan unt uk menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri, dengan orang lain dan masyarakat sert a lingkungan t empat ia hidup.

24 Arif Mansjoer dkk, Kapita Selekta Kedokteran, (Jakarta: Media Aesculapius Fakultas

(34)

3. Terwuj udnya keharmonisan yang sungguh-sungguh ant ara f ungsi-f ungsi j iwa, sert a mempunyai kesanggupan unt uk menghadapi problema-problema yang biasa t erj adi, sert a t erhindar dari kegelisahan dan pert ent angan bat in (konflik).

4. Penget ahuan dan perbuat an yang bert uj uan unt uk mengembangkan dan memanf aat kan pot ensi, bakat dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa kepada kebahagiaan diri dan orang lain, sert a t erhindar dari gangguan dan penyakit kej iwaan.

5. Terwuj udnya keserasian yang sungguh-sungguh ant ara f ungsi-f ungsi kej iwaan dan t ercipt anya persesuaian diri ant ara manusia dengan dirinya dan lingkungannya, berlandaskan keimanan dan ket aqwaan sert a bert uj uan unt uk mencapai hidup yang bermakna dan bahagia dunia dan akhirat25

Dengan demikian, kesehat an ment al yang dimaksud dalam penelit ian ini adalah:

1. Sikap opt imisme (posit ive t hinking) dalam seluruh keadaan dan akt ivit as hidup unt uk mencapai kebahagiaan lahir dan bat in (yang t erakt ualisasikan dalam int eraksinya secara vert ikal kepada Sang Pencipt a dan harmonisasi hubungan horizont alnya dengan makhluk cipt aan-Nya yang lain).

2. Mengopt imalisasi pot ensi lat en yang t erdapat dalam dirinya.

3. Dapat menj alani t ugasnya sesuai dengan kemampuan, hak dan kewaj ibannya, unt uk diri sendiri, keluarga, masyarakat dan lingkungannya.

E.4. Majlis Dzikir

(35)

et imologi, kat a maj l is t erambil dari kat a bahasa arab dengan asal kat a j al asa yang berart i duduk. Sedang maj l is adalah bent uk isim makan dari kat a j al asa yang berart i t empat duduk26

Secara t erminologi, maj lis dzikir diart ikan dengan: sekolompok orang yang duduk bersama di dalam sat u t empat seraya berdzikir kepada Allah swt . Definisi ini berdasarkan sebuah hadit s Rasulullah saw yang berbunyi:

ﻰﱠﻠﺻ

ﻲِﺒﻨﻟﺍ

ﻰﹶﻠﻋ

ﺍﺪِﻬﺷ

ﺎﻤﻬﻧﹶﺃ

ﻱِﺭﺪﺨﹾﻟﺍ

ٍﺪﻴِﻌﺳ

ﻲِﺑﹶﺃﻭ

ﹶﺓﺮﻳﺮﻫ

ﻲِﺑﹶﺃ

ﻰﹶﻠﻋ

ﺪﻬﺷﹶﺃ

ﹶﻝﺎﹶﻗ

ﻪﻧﹶﺃ

ٍﻢِﻠﺴﻣ

ﻲِﺑﹶﺃ

ﺮﹶﻏﹶﺄﹾﻟﺍ

ﻦﻋ

ﱠﻔﺣ

ﺎﱠﻟِﺇ

ﱠﻞﺟﻭ

ﺰﻋ

ﻪﱠﻠﻟﺍ

ﹶﻥﻭﺮﹸﻛﹾﺬﻳ

ﻡﻮﹶﻗ

ﺪﻌﹾﻘﻳ

ﺎﹶﻟ

ﹶﻝﺎﹶﻗ

ﻪﻧﹶﺃ

ﻢﱠﻠﺳﻭ

ِﻪﻴﹶﻠﻋ

ﻪﱠﻠﻟﺍ

ﹸﺔـﻤﺣﺮﻟﺍ

ﻢﻬﺘﻴِﺸـﹶﻏﻭ

ﹸﺔﹶﻜِﺋﺎﹶﻠﻤﹾﻟﺍ

ﻢﻬﺘ

ﻩﺪﻨِﻋ

ﻦﻤﻴِﻓ

ﻪﱠﻠﻟﺍ

ﻢﻫﺮﹶﻛﹶﺫﻭ

ﹸﺔﻨﻴِﻜﺴﻟﺍ

ﻢِﻬﻴﹶﻠﻋ

ﺖﹶﻟﺰﻧﻭ

27

Dari al-Agharri Abi Muslim dia berkat a: Aku bersaksi bahwa Abu Hurairah dan Abu Sa'ad bersaksi bahwa Rasulullah saw bersabda: "Manakala suat u kelompok duduk bersama seraya berdzikir kepada Allah swt , niscaya para malaikat mengelilingi mereka dan mereka pun akan diliput i rahmat , dan Allah swt akan menyebut mereka di ant ara siapa yang berada di sisi-Nya.

Dengan demikian, maj lis dzikir yang dimaksud dalam penelit ian ini adalah: sekelompok orang yang berkumpul di sat u t empat melakukan dzikir secara berj ama’ ah unt uk memohon ampun kepada Allah at as segala kesalahan dan mendekat kan diri kepada Allah sert a berdoa memohon bant uan Allah dalam menj alani kehidupan baik di dunia dan akhirat .

F. Penelit ian Terdahulu

Sej auh pengamat an penulis, t erdapat beberapa t esis dan desert asi

26Ibn Manìür, Li sãn al -'Arab, (Beirut, Dãr Éãdir, 2000), Vol. III, h. 176-177.

27

H.R. Muslim, Mausu'ah al-Hadît s al-Syarîf , Kit ab: alDziki r wa al Du’ a wa al -Taubah wa al-Ist ighf ar, Bab: Façlu al-Ij t i ma’ ‘ ala Ti lãwat al-Qur'ãn wa ‘ ala al -Dzikr,

(36)

yang menulis secara spesifik t ent ang dzikir dalam al-Quran dan beberapa bahasan yang menget engahkan t ent ang dzikir. Di ant aranya sebuah t esis dengan j udul “ Dzikir Allah dalam Perspekt if al-Quran” yang t elah dit ulis oleh Toni Vict or Mandawini Wanggai. Dalam t esisinya Toni membahas, seput ar bent uk-bent uk pengungkapan dzikir dan sebab-sebab perint ahnya, ruang lingkup pengert ian dzikir, hubungan dzikir dengan ibadah, et ika wakt u dan t empat nya, sert a fungsi dan manfaat dzikir28.

Disert asi Hamdan Rasyid j uga berfokus pada hakikat dzikir Allah dalam al-Quran. Dengan j udul “ Konsep Dzikir Allah dalam Al-Quran dan Urgensinya bagi masyarakat modern” , Hamdan membahas t ent ang; pengert ian dzikir Allah, beberapa bent uk dzikir dalam al-Quran, kedudukan dan hukum dzikir Allah, maksud dan t uj uan dzikir Allah, sert a wakt u dan t empat bilangan dzikir. Selanj ut nya Hamdan menget engahkan manfaat dzikir dan bahaya ghuf l ah, sert a respon umat Islam t erhadap dzikir. Terakhir Hamdan menulis t ent ang urgensi dzikir bagi masyarakat modern, pada pembahasan ini Hamdan memaparkan t ent ang; pengert ian masyarakat , f akt or-f akt or penyebab t erbent uknya masyarakat modern, karakt erist ik masyarakat modern, dan problemat ika masyarakat modern.29

Teungku Muhammad Hasbi Al-Éiddieqy, menulis sebuah buku dengan j udul: “ Pedoman Dzikir dan Doa” , di dalam buku dengan t ebal 662 halaman ini t erdapat 28 bab, yang di dalamnya membahas t ent ang: hukum dan kedudukan dzikir dalam rangka Iman dan Islam, shalawat unt uk Rasulullah saw dan hukum-hukum dan adab-adabnya, doa dan adab-adabnya, berist ighf ar, t ilawat al-Quran, dzikir dan doa pagi dan pet ang, dzikir dan doa siang hari dan malam hari, dzikir dan doa ket ika hendak t idur, dzikir

28Toni Vict or Mandawini Wanggai, Mahasiswa Program Pascasarj ana Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayat ullah, Jakart a. Judul Tesis Dziki r Al lah dal am Perspekt if al-Quran, 2002 M.

29Hamdan Rasyid, Mahasiswa Program Pascasarj ana Universit as Islam Negeri Syarif

(37)

dan do’ a berkenaan dengan orang-orang mat i, dzikir dan do’ a yang t idak diwakt ukan. Do’ a Rasulullah saw dalam berbagai keadaan masa dan t empat , dzikir dan do’ a sekit ar wuçu dan salat , dzikir dan do’ a dalam salat malam, dzikir dan do’ a sesudah éalat , sert a pembahasan pada bab t erakhirnya yait u wirid dan wakt unya.30

Al-Adzkãr karangan Imam Nawawi al-Damsyiqi, membahas t ema-t ema t ent ang dzikir dan hal-hal yang berkait an dengannya. Dalam kit ab ini, dibahas 382 t ema yang t erdapat dalam 16 bab.31 Namun belum penulis

t emukan kaj ian t ent ang dzikir yang dihubungkan dengan kesehat an ment al dan kesehat an f isik manusia.

Unt uk lebih j elas, dalam penelit ian ini ref erensi ot orit at if yang dipakai oleh penulis adalah:

1. Referensi dari Kit ab-kit ab Tafsir:

a. Ibnu Kat sïr (Tafsîr al-Qur'ãn al-'Azîm)

b. Ëabãriy (Tafsîr Jamî' al-Bayãn f î Ta'wîl al-Qur'ãn) c. Zamakhsyari (Taf sîr al-Kasyãf )

d. M. Quraish Shihab (al-Miébãh, Kesan, Pesan dan Keserasian dalam Al-Quran)

2. Selain menggunakan fasilit as program Mausu'ah al-Hadît s al-Syariîf edisi kedua32, penulis j uga menggunakan ref erensi dari Kut ub al -Sit t ah,yait u:

a. Éaèîè Bukhãri b. Éaèîè Muslim c. Sunan Tirmidziy d. Sunan Abu Dãud

30Lihat , Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Pedoman Dzi ki r dan Doa,

(Semarang: PT. Pustaka Rizki Put ra, 2005), cet . Ke-5.

31Lihat ,Abu Zakariya bin Syaraf al-Nawawi al-Damsyiqi, al -Adzkãr, (Indonesia: Dar

Ihya al-Kut ub al-‘ Arabiyah, t. th)

32

(38)

e. Sunan Nasã’ iy f. Sunan Ibnu Mãj ah33

3. Referensi dari Kesehat an Ment al dan Fisik

a. Imam Ghazali (Ihya ‘ Ul üm al-Dîn dan Mukasyaf at al-Qul ub) b. Zakiyah Daradj at (Kesehat an Ment al)

c. Ibnu Qayyim al-Jauziyyah (Ëibb al -Qul üb dan Ëibb al-Nabawiy) d. ‘ Abd al Malik bin Habib al-Andalusi al-Albariy (Ëibb al -Nabawiy) e. Dadang Hawari (al-Quran Ilmu Kedokt eran Jiwa dan Kesehat an Jiwa) f . Arif Mansj oer, dkk ( Kapit a Selekt a Kedokt eran)

G. Sistemat ika Penulisan

Unt uk mendapat gambaran yang ut uh dan menyeluruh, t esis ini dit ulis dengan menggunakan sist emat ika pembahasan sebagai berikut :

33

Dalam pengutipan hadits, penulis sengaja hanya mengambil hadits-hadits yang terdapat dalam Kutub al-Sittah, ini tentu saja untuk menghindari terlalu luasnya kajian yang akan dibahas dalam penulisan tesis ini, mengingat peneletian tesis ini memang tidak spesifik untuk meneliti kualitas hadits dari segi matan dan sanad. Penulis juga lebih memprioritaskan hadits yang terdapat dalamÉaèîèBukhãri dan ÉaèîèMuslim, dengan alasan karena kualitas matan dan sanad hadits yang terdapat dalam kedua kitab ini sudah tidak perlu dipermasalahkan. Maka dengan demikian, pada kajian teoritis di dalam bab II, penulis hanya akan melakukan penelitian atas kualitas sanad dan matan yang di ambil dari hadits yang terdapat dalam kitab Sunan Tirmidziy, Sunan Abu Daud, Sunan Nasã'i, dan Sunan Ibnu Majah. Selanj utnya, karena menilik hadits yang cukup

banyak dalam tesis ini, maka tidak semua periwayat hadits diungkap secara eksplisit, penulis hanya menuliskan periwayat yang bermasalah dan kontroversial.

Dalam pendekatan kritik sanad, mengacu pada kaidah atau standar kesahihan sanad hadits, yaitu dengan kriteria hadits yang harus bersambung sanadnya sampai ke Rasulullah saw, perawi harus punya sifat 'ãdil dan çabit, tidak mengandung unsur syadz dan tidak mengandung unsur illat. Lihat: Nuruddin

'Iër, Manhaj al-Naqd fî 'Ulum al-Èadît s, (Beirut: Dãr al Fikr al-Mu'aéir, 1997), h. 242. Begitu j uga definisi hadits sahih menurut Ibnu Éalãh yang mengatakan bahwa, hadits éahih adalah: musnad yang bersambung sanadnya, dan di terima dari perawi yang adil lagi çabit dan dari orang yang

adil lagi çabit pula sampai uj ungnya, dan tidak ada syadz serta muallal (terkena 'illat) sedikitpun. Lihat: Abu 'Amru 'Utsman bin 'Abd al-Rahmãn, Muqaddimah Ibn Éalãh fî 'Ulüm al-Hadîts, (Beirut: Dãr al-Kutub al-'Ilmiyyah, 1416 H- 1995 M), h. 16.

Dalam hal pendekatan kritik matan hadits j uga mengacu kepada kaidah keéaèîèan matan hadits yang telah disepakati oleh para muhadit sîn dalam empat kategori: matan hadits tersebut tidak bertentangan dengan al-Quran, tidak bertentangan dengan hadits éaèîè, tidak bertentangan dengan sunnah yang tetap, tidak bertentangan dengan sirah nabawiyah dan tidak bertentangan dengan akal, bukti empirik j uga kenyataan sej arah. Lihat: Éalahuddin ibn Aèmad al-Adlibi,

Manhaj al-Naqd Mat an 'inda 'Ulamã' al-Èadîts al-Nabawiy, (Beirut: Dãar al-Afaq, t.t), h. 239-329. Abu Bakar Ibn Fark, menambahkan bahwa hadits tidak bersumber dari periwayat yang sangat fanatik terhadap mazhabnya, hadits tidak mengandung pahala yang berlebihan atas amalan yang kecil atau siksa yang berlebihan atas dosa yang rendah, suatu hadits tidak hanya diriwayatkan oleh seorang mengenai suatu peristiwa yang seandainya benar terj adi dapat dipastikan akan diketahui masyarakat umum dan diriwayatkan oleh banyak orang. Lihat: Abu Bakar ibn Fark,

(39)

ident ifikasi masalah, pembat asan dan perumusan masalah, t uj uan penelit ian dan manf aat penelit ian, def inisi operasional, kaj ian t erdahulu dan sist emat ika penulisan.

Bab II membahas t ent ang kaj ian t eorit is, yang t erbagi dalam t iga pokok bahasan, yait u: per t ama dzikir dalam al-Quran dan hadit s. Pada bab ini dipaparkan t ent ang 4 sub bahasan. Pert ama, t ent ang definisi dzikir. Kedua, dzikir dalam perspekt if al-Quran dan hadiê, menget engahkan t ent ang: adab berdzikir, berdzikir dengan anggot a t ubuh, berdzikir dengan f enomena alam, dzikir sebagai salah sat u karakt er oleh yang beriman dan bert aqwa, dzikir dalam set iap sit uasi dan kondisi dan t erakhir akibat dari lalai dan melupakan dzikir Allah bagi manusia. Ket iga, bent uk-bent uk dzikir dan lafadz-lafadz dzikir yang diut amakan. Dan keempat yait u, f adhilah dari maj lis dzikir. Pokok bahasan yang kedua adalah, t ent ang kesehat an f isik, yang berisi t ent ang konsep kesehat an fisik, f akt or-fakt or pendukung kesehat an f isik, dan t erakhir pembahasan t ent ang dzikir Allah dan pengobat an penyakit fisik. Dan pokok pembahasan ket iga, t ent ang kesehat an ment al. Menj elaskan t ent ang pengert ian kesehat an ment al, peran agama dalam kesehat an ment al, kesehat an ment al dan kesehat an f isik, dit ut up dengan pembahasan t erakhir dalam kaj ian t eorit is ini yang menj elaskan t ent ang dzikir Allah dan kesehat an ment al.

Bab III menget engahkan t ent ang met ode penelit ian, didalamnya t erdapat Jenis penelit ian, variable penelit ian, populasi dan sampel, t ehnik pengambilan sampel, prosedur pengambilan dat a, inst rumen penelit ian, prosedur penelit ian, dan t erakhir analisis dat a.

(40)
(41)

23

KAJIAN TEORITIS

A. Dzikir dalam Perspekt if al-Quran dan Hadits

A.1. Definisi Dzikir

Secara leksikal, kat a "dzikir " berasal dari bahasa Arab dalam bent uk maédar (kat a kerj a benda) dari kat a kerj a (اﺮ ﻛذ– ﺮﻛﺬ ﯾ– ﺮ ﻛذ) yang berakar

kat a dari huruf dzãl , kãf dan rã, mengikut i wazan ﻼ ﻌﻓﻞ ﻌﻘﯾ– ﻞ ﻌﻓ . Di sini dzikir mengandung art i menyebut sesuat u yang diingat . Dzikir j uga berart i sesuat u yang keluar (t erucap) dan mengalir dari lisan1. Selain it u dzikir

j uga berart i menyebut , mengucap menut urkan,2 mencerit akan, memuj i dan ingat3.

Di dalam al-Quran, kat a al-dzikr dan kat a-kat a yang musyt aq ( dibent uk) dari kat a al -dzikir diulang sebanyak 268 kali; dalam bent uk f i'il mãçi (kat a kerj a yang menggunakan wakt u lampau) sebanyak 24 kali, dalam bent uk f i'il muçãri' (kat a kerj a yang menunj ukkan wakt u sekarang dan at au akan dat ang) sebanyak 68 kali, f i'il amr (kat a kerj a yang mengandung art i perint ah) sebanyak 56 kali, maédar (infinit if) sebanyak 109 kali, sedangkan dalam bent uk isim f i'il (kat a kerj a yang mengandung art i obyek yang diperlakukan) kat a al-dzikr hanya t erdapat 1 kali.4

1Ibnu Manìür, Lisãn al-Arab (Beirut : Dãr Éadir, 1990 H/ 1410 M)Jil. IV. h. 308

2Ahmad Warson al-Munawir, Kamus al -Munawi r Arab-Indonesia Terl engkap,

(Yogyakart a: Unit Pengadaan Buku-buku Ilmiah Keagamaan Pondok Pesant ren al-Munawwir Krapyak Yogyakart a, tt ., ) h. 482. Lihat j uga, Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus al-'Ishri y (Yogyakarta: Mult i Karya Grafika, 1999), h. 933.

3Husein al-Habsyi, Kamus al-Kaut sar Arab Indonesia, (Bangil: Yayasan Pesantren

Islam Bangil, 1992), h. 113

4Muhammad Fuad 'Abd al-Bãqi, al -Mu'j am al-Mufahras l i Al f aì al-Quran al -Karîm,

Gambar

Tabel I. Skor Item Skala
Tabel II Kisi-Kisi Skala Pemahaman dan Kecenderungan Sikap Jama'ah Terhadap
Tabel III.
Tabel IV Kisi-Kisi Skala Kesehatan Mental Setelah Try Out
+4

Referensi

Dokumen terkait

The data were taken from Mark Twain's novel entitled The Adventures of Huckleberry Finn and were analysed using the parameters of language variations (standard

Kesimpulan dari hasil penelitian tentang brand image dan harga terhadap pengambilan keputusan Pembelian dalam perspektif ekonomi Islam studi pada toko Jaya Bakery di

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan manajemen kelas terhadap motivasi belajar siswa pada mata

Lakukan pencegahan terjadinya serangan akut, stabilisasi kondisi terutama untuk mempertahankan fungsi paru sebaik atau seoptimal mungkin, mempertahankan dan atau meningkatkan

[r]

dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan laporan penelitian dengan judul “ Hubungan antara Kedisiplinan Menjalankan Sholat Tahajjud dengan Kecerdasan Emosional

diadakan dengan menyebut nama, jabatan/pekerjaan dan kapasitasnya dalam pemeriksaan pendahuluan, yang disampaikan langsung kepada Nakhoda atau Pemimpin Kapal, Perwira Kapal, Anak

A mediációs folyamat eljárási garanciáinak megteremtése az irányelv következő követelménye.. cikke rögzíti, hogy bizonyítékszolgáltatásra, így tanúvallomásra