• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sifat Mekanik dan Volumetrik dari Materi (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sifat Mekanik dan Volumetrik dari Materi (1)"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

Sifat Mekanik dan

Volumetrik dari Material

(2)

Sifat Mekanik Material

Sifat mekanik dari material menentukan perilakunya ketika diberikan

beban mekanis

Sifat ini meliputi modulus elastisitas, ductility, hardness, dan berbagai

ukuran kekuatan.

Dalam desain , tujuan umumnya adalah agar produk dan komponen dapat

bertahan terhadap beban ini tanpa terjadi perubahan yang signifikan di geometry.

Kemampuan ini bergantung pada sifat seperti modulus elastisitas dan

(3)

Sifat Mekanik Material

Dalam manufaktur , tujuannya agar beban dapat melebihi yield strength

sehingga material dapat dibentuk.

Proses mekanikal seperti forming dan machining diikuti dengan

penambahan gaya yang melebihi resistansi material untuk berubah bentuk.

Sehingga terdapat dilema, sifat mekanis yang diinginkan oleh desainer

seperti strength, umumnya membuat benda tersebut sulit di manufaktur.

Akan sangat membantu jika insinyur manufaktur dan desain dapat

(4)

 Hubungan tegangan dan regangan

Jika sebuah beban statis diberikan secara merata pada

permukaan sebuah material, perilaku mekanik dapat

ditentukan dengan menggunakan tes strain-stress(tes

regangan-tegangan) sederhana.

Tes ini biasanya dilakukan pada logam pada temperatur

ruangan

Tiga cara dasar untuk memberikan beban statis adalah :

(5)
(6)

 Beban dan perubahan panjang dari spesimen dicatat sehingga dapat digambarkan kurva stress-strain.

 Terdapat 2 tipe kurva stress-strain, yaitu :

1. Engineering stress–strain

2. True stress–strain

Poin pertama lebih penting bagi desain, dan yang kedua lebih penting bagi

manufaktur.

 Engineering stress dapat dihitung :

0

A

F

(7)

F = beban yg diberikan tegak lurus luas penampang ( N )  A0 = luas penampang sebelum dibebani ( m2)

 σ = engineering stress ( 1MPa = 106 N/m2 )

Engineering (Є) strain dapat dihitung :

(8)
(9)

 Terdapat dua daerah pada kurva yaitu daerah elastis dan plastis.

 Pada daerah elastis, perubahan geometri akibat beban dapat kembali ke bentuk awal jika beban dihilangkan.

Perubahan ini dapat dirumuskan :

σ =єE

 E = modulus elastisiatas (MPa)

 Rumus di atas disebut hukum Hooke

 Modulus elastisitas adalah ukuran kekakuan dari benda.

 Semakin besar nilainya semakin kaku benda tersebut.

(10)
(11)

 Necking adalah pembentukan deformasi terkonsentrasi pada bagian tengah spesimen

 Seberapa banyak regangan yang dapat ditahan oleh material sebelum putus /hancur juga merupakan data penting bagi proses manufaktur.

Ukuran regangan ini disebut ductility / keliatan, dapat dihitung dengan rumus :

(12)

Material yang mengalami deformasi plastis sangat sedikit atau tidak sama sekali

(13)

 Salah satu besaran lain yang penting bagi proses manufaktur adalah true stress dan strain.

 True stress dapat dihitung sbb :

True strain dapat dihitung sbb :

(14)

Dimana A

i

adalah luas penampang pd beban gaya yg sedang diberikan

Sementara l

i

adalah panjang benda pd bebadn gaya yg sedang

(15)
(16)
(17)

 Karena hubungan true stress dan strain berbentuk garis lurus, maka hubungan ini dapat dirumuskan sbb :

Persamaan ini disebut kurva aliran, dan memberikan sebuah estimasi yang baik

terhadap perilaku logam dalam daerah plastis, termasuk kapasitas logam untuk strain hardening.

 Konstanta K disebut koefisien strenght (Mpa)

 Parameter n disebut eksponen strain hardening dan merupakan kemiringan dari grafik di atas.

Nilai n yg besar meyatakan material dapat diberikan beban tarikan yg besar

sebelum pembentukan necking terjadi

n

T

T

K

(18)

Tipe hubungan antara stress-strain

Banyak informasi mengenai perilaku elastis-plastis diberikan oleh kurva true

stress-strain

Sperti yg telah dijelaskan hokum hooke mengatur perilaku logam pada daerah

elastis, sementara kurva aliran menentukan perilaku di daerah plastis

Terdapat tiga bentuk dasar dari hubungan stress-strain yg menggambarkan

(19)

1.

Elastis Sempurna

Perilaku dari material ini didefinisikan seluruhnya oleh kekakuannya,

diindikasikan umumnya oleh modulus elastisitas yg tinggi

Material ini akan hancur daripada mengikuti aliran plastis

Material getas seperti keramik, kebanyakan baja cor dan polimer

thermosetting memiliki kurva stress-strain yg masuk ke dalam kategori ini

(20)
(21)

2.

Elastis dan plastis sempurna

Material ini memiliki kekakuan yg ditentukan oleh E

Ketika yield strength Y dicapai, material terdeformasi secara plastis pada

tingkat stress yg sama

Kurva aliran akan memiliki K = Y dan n = 0.

Logam berprilaku seperti ini ketika telah dipanaskan pada temperature tinggi

sehigga terjadi rekristalisasi daripada strain hardening pd saat deformasi

Timbal memiliki perilaku ini pada temperature ruang karena temperature

(22)
(23)

3.

Elastis dan strain hardening

Material ini mematuhi hokum hooke pada daerah elastis

Mulai mengalir pd yield strength Y

Deformasi lanjutan membutuhkan beban yg ters meningkat, yg ditunjukkan

pd kurva aliran dg K lebih besar dari Y dan n lebih besar dari nol

(24)
(25)

Sifat Tensile

Resilience

Adalah kapasitas sebuah bahan untuk menyerap energi ketika benda tsb

terdeformasi secara elastis, dan kemudian ketika beban dilepaskan bisa merekover energinya.

Disimbolkan Ur modulus of resilliance

Material yang resiliance adalah material yang memiliki yield strength yang

tinggi dan modulus elastisitas yang rendah

(26)
(27)

Sifat Tensile

Toughness / keuletan

Adalah kemampuan setiap material untk menyerap energi sampai hancur

(fracture)

Geometri spesimen dan jenis beban penting dalam pengukuran toughness

Untuk situasi statis ( tingkat strain rendah), toughness adalah area dibawah

(28)

Sifat Tensile

Material yang memiliki toughness tinggi mempunyai strenght dan ductility

yang tinggi juga.

(29)

Beban Kompresi /Tekanan

Rumus untuk engineering stress :

 Rumus untuk enginering strain :

Pada beban tekanan yang terjadi adalah kebalikan dari beban tarik, luas

(30)
(31)

Tes untuk material rapuh/getas

(32)

Tes untuk material rapuh/getas

Nilai strenght yang dihasilkan dari tes ini disebut transverse rupture strength

dengan satuan MPa.

Tes puntir (shear)

(33)

Tes puntir (shear)

Shear stress dapat dihitung dengan rumus :

 Shear strain dapat dihitung dengan rumus :

0

A

F

(34)
(35)

Tes puntir (shear)

Hubungan antara shear stress-strain di daerah elastis dapat dirumuskan sbb :

 Dimana G adalah modulus elastisitas shear (MPa)

 Untuk kebanyakan material G = 0.4E , dimana E adalah modulus elastisitas konvensional

(36)

Hardness

 Hardness adalah ukuran dari resitansi material terhadap deformasi plastis yang terlokalisasi.

Teknik pengukuran kuantitatif dikembangkan dengan menggunakan sebuah

indenter/penekan kecil.

(37)
(38)
(39)

Prinsip dasar tes hardness tidak jauh berbeda satu dengan yg lainnya

yang berbeda adalah metoda pengukuran dan bentuk indenter.

Untuk logam tes rockwell dan brinell dapat digunakan sementara tes

(40)

Hardness

Rockwell Hardness Test

 Tes tipe ini sangat umum digunakan untuk mengukur hardness, karena sederhana dan tidak membutuhkan keahlian khusus.

Beberapa ukuran yang berbeda dapat digunakan dan kombinasi dari berbagai

bentuk indenter dan beban yang berbeda dapat digunakan untuk mengetes berbagai macam material.

(41)

 Kedalaman dan ukuran dari bekas indenter diukur, yang kemudian dihubungkan pada angka hardness

 Jika didasarkan kepada besarnya beban ringan dan berat, maka tes rockwell terbagi 2:

 Tes Rockwell; dengan beban ringan 10 kg, dan beban berat 60, 100 dan 150kg.

Tes Superficial Rockwell; dengan beban ringan 3 kg, dan beban berat 15, 30 , dan 45 kg.

(untuk spesimen tipis)

 Tahapan tes rockwell :

 Indenter didekatkan pada spesimen, lalu ditekan pada spesimen menggunakan gaya awal (beban ringan )

(42)

 Tahapan tes rockwell :

Langkah selanjutnya gaya tambahan digunakan terus ditingkatkan sampai mencapai beban

maksimum ( major load ). Gaya ini dipertahankan untuk jangka waktu tertentu, lalu diturunkan sampai kepada beban awal kembali.

Beban awal ini dipertahankan untuk jangka waktu tertentu, lalu indenter diangkat dari

spesimen dan pengukuran kedalaman dilakukan

Perbedaan antara kedalaman pertama dan kedua (h) dijadikan acuan untuk perhitungan

(43)
(44)
(45)

 Perhitungan kedalaman dapat dirumuskan :

Untuk indenter berbentuk diamond sphericonical :

 Ketika melakukan spesifikasi tes Rockwell angka hardness dan simbol skala harus digunakan. Skala ini menggunakan simbol HR diikuti oleh indentifikasi skala.

 Contoh :

 80 HRB = Rockwell hardness pada 80 pada skala B

60 HR30W = superficial hardness 60 pada skala 30W

(46)
(47)

Hardness

Korelasi antara Hardness dan Tensile Strength

Tensile strength dan hardness merupakan indikator dari resistansi logam

terhadap deformasi plastis. Sehingga kedua ukuran ini proporsional.

Dapat dirumuskan sebagai :

(48)
(49)

Variabilitas Sifat dan Faktor

Keselamatan Desain

Faktor Keamanan Desain

Akibat variasi dari data maka penyesuaian desain harus dilakukan.

Salah satu caranya adalah dengan mengaplikasikan design stress (σd)  Untuk beban yang statis dan ketika ductile material digunakan, σd dapat dirumuskan :

Dimana N’ merupakan faktor desain dan σc merupakan stress yang dihitung

c

d

N

(50)

Variabilitas Sifat dan Faktor

Keselamatan Desain

Nilai N’ lebih besar dari 1.

Sehingga material yang digunakan dipilih agar memiliki yield strength

minimum σd.

 Selain itu juga terdapat safe stress σw atau working stress juga dapat digunakan.

 Dimana N merupakan faktor keamanan dan σy merupakan yield strength.

N

y w

(51)

Variabilitas Sifat dan Faktor

Keselamatan Desain

Penggunaan design stress lebih disukai karena didasarkan kepada stress

maksimum yang diaplikaskan daripada yield strength material.

Pemilihan nilai N sangat penting. Nilai N berkisar antara 1.2 sampai 4

Pemilihan nilai N bergantung pada berbagai faktor, seperti ekonomis,

(52)
(53)

Sifat Volumetrik dan pelelehan

Sifat sifat ini bergantung pada volume dari benda padat dan bagaimana

pengaruh suhu terhadap benda-benda tersebut.

(54)
(55)

Dimana :

a = karakteristik pelelehan baja bergantung pd komposisi

b = Melunak pd peningkatan temperature dan tidak memiliki titik leleh

yg pasti

c = terdegradasi secara kimiawi pd temperature tinggi

(56)

6.1

DENSITY / Kerapatan

Dalam ilmu teknik, kerapatan sebuah material adalah massanya per unit

volume

Memiliki symbol

ρ

dan satuannya adalah g/cm

3

(lb/in

3

)

Kerapatan dari sebuah elemen ditentukan oleh nomor atom dan factor

lain, seperti jarak antar atom dan APF

Sebuah istilah

specific gravity

menyatakan kerapatan material relative

terhadap kerapatan air dan merupakan rasio tanpa satuan

Kerapatan adalah sifat yg cukup penting untuk dipertimbangkan dlm

(57)

Kekuatan / strength juga penting, dan kedua sifat sering dihubungkan

dlm rasio kekuatan thd berat (

strength to weight ratio

), yg merupakan

tensile strength

dari material dibagi dg kerapatannya

Rasio ini berguna dlm membandingkan material untuk penggunaan

Gambar

grafik di atas.
Grafik elastis sempurna
Grafik Elastis dan strain hardening
Grafik Tes Rockwell
+2

Referensi

Dokumen terkait

dari plastik campuran polypropylene bekas dan pati sagu dengan sifat mekanik

Untuk hampir semua logam, pada tahap sangat awal dari uji tarik, hubungan antara beban atau gaya yang diberikan berbanding lurus dengan perubahan panjang bahan tersebut.. Ini

dan jika dipergunakan pada konstruksi yang tidak terlindung, maka kekuatan paku harus dikalikan dengan angka 5/6.. • Jika beban yang didukung bersifat sementara (termasuk

Cedera bisa bermacam-macam, mulai dari luka gores dan luka bakar ringan yang memerlukan sedikit perawatan sampai cedera-cedera berat yang memerlukan perawatan rumah sakit dengan

Kesimpulan Dari hasil pengujian mekanik dan analisis deformasi material dapat disimpulkan bahwa struktur seluler Cubic mempunyai kekuatan dan penyerapan energi terbaik, diikuti

Kedua, setelah terjadi perpindahan, permukaan batuan mengalami kontak kemudian kekuatan dari bidang diskontinu ditentukan oleh kekasaran dan kekuatan bidang geser itu sendiri...

Penambahan filler nanoclay dalam sistem komposit PET/PP/PP-g-MA pada konsentrasi 7 % (rasio berat) berpengaruh terhadap sifat mekanik, termal dan sifat mikronya. Dari

Tujuan dari kegiatan ini untuk mengetahui apakah media pembelajaran dengan bahan bekas dapat mempermudah siswa memahami materi cahaya dan sifat- sifatnya.. Metode pelaksaan