• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENTINGNYA PELESTARIAN NILAI BUDAYA DAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENTINGNYA PELESTARIAN NILAI BUDAYA DAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENTINGNYA PELESTARIAN NILAI BUDAYA DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ADAT

kebudayaan adalah satu keseluruhan yang kompleks, yang terkandung di dalamnya pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan kemampuan-kemampuan yang lain serta kebiasaan-kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota dari suatu masyarakat.Untuk itu nilai-nilai budaya merupakan suatu bagian yang sangat penting untuk dilestarikan.Banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari melestarikan nilai-nilai budaya,salah satunya yaitu bidaya sebagai perekat bangsa.

(2)

PENDAHULUAN

Dalam buku "Primitive Cultur" karangan E.B.Tylor dikutip oleh Prof. Harsojo (1967:13),bahwa kebudayaan adalah satu keseluruhan yang kompleks, yang terkandung di dalamnya pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan kemampuankemampuan yang lain serta kebiasaan-kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota dari suatu masyarakat. R.Linton (1947) dalam bukunya "The cultural background of personality" mengatakan bahwa kebudayaan adalah konfigurasi dari tingkah laku yang dipelajari dan hasil-hasil dari tingkah laku, yang unsur-unsur pembentuknya didukung dan diteruskan oleh anggota dari masyarakat tertentu. Kebudayaan juga dapat diartikan sebagai keseluruhan bentuk kesenian, yang meliputi sastra, musik, pahat/ukir, rupa, tari, dan berbagai bentuk karya cipta yang mengutamakan keindahan (estetika) sebagai kebutuhan hidup manusia. Pihak lain mengartikan kebudayaan sebagai lambang, benda atau obyek material yang mengandung nilai tertentu. Lambang ini dapat berbentuk gerakan, warna, suara atau aroma yang melekat pada lambang itu. Masyarakat tertentu (tidak semua) memberi nilai pada warna hitam sebagai lambang duka cita, suara lembut (tutur kata) melambangkan kesopanan (meskipun didaerah lain suara lantang berarti keterbukaan), dan seterusnya. Koentjaraningrat (1982) memperinci kebudayaan kedalam tiga wujud dari keseluruhan hasil budi dan karya manusia, yaitu:

a. sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan-gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.

(3)

Abdulkadir Muhammad (1987), menyebutkan tiga unsur budaya dalam diri manusia, yaitu: a. Unsur cipta (budi), berkenaan dengan akal (rasio), yang menimbulkan ilmu dan teknologi

(science and technology). Dengan akal itu manusia menilai mana yang benar dan mana yang tidak benar menurut kenyataan yang diterima oleh akal (nilai kebenaran atau nilai kenyataan).

b. Unsur rasa (Estetika), yang menimbulkan kesenian, dengan rasa itu manusia menilai mana yang indah dan mana yang tidak indah (nilai keindahan).

c. Unsur karsa (etika), yang menimbulkan kebaikan, dengan karsa itu manusia menilai mana yang baik dan mana yang tidak baik (nilai kebaikan atau nilai moral).

Secara umum kita mengakui bahwa Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai macam kebudayaan dari Sabang sampai Merauke.Budaya tersebut merupakan peninggalan dari nenek moyang kita yang semestinya pasti akan diturunkan kepada kita sebagai generasi penerus agar budaya itu tidak punah.Akan tetapi,dalam kenyataannya banyak sekali generasi muda yang kurang peduli dengan budaya peninggalan nenek moyang tersebut.Untuk itu perlu diadakannya sosialisasi tentang betapa pentingnya melestarikan nilai-nilai budaya didalam suatau masyarakat agar budaya yang kita miliki ini tidak punah.

(4)

PEMBAHASAN

1. Nilai-Nilai Budaya Sebagai Perekat Bangsa

(5)

universal. Ada dimana-mana. Ada di Jawa, ada di Sunda, pun ada di Minang, di Kalimantan, di Sulawesi dan di Nusa Tenggara.

Pancasila memang digali oleh Bung Karno, kemudian dijabarkan lebih lanjut oleh para pemikir seperti Dewantara, Sanoesi Pane dan lain-lain tetapi sebagaimana diakui oleh sang penggali sendiri, sila-sila itu sudah ada sejak zaman dahulu. Bung Karno tidak menciptakan Pancasila, beliau hanyalah menggalinya dari budaya kita sendiri.Kemudian, berlandaskan pada Budaya Lokal tersebut, dibangunlah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pancasila adalah Landasan yang digunakan untuk membangun NKRI. Landasan ini, jelas sudah ada sebelum adanya bangunan. Sebab itu, setiap upaya untuk merongrongi landasan ini –hanyalah melemahkan bangunan bangsa dan negara kita. Upaya-upaya seperti itu mesti dicegah. Tidak boleh dan tidak bisa menunggu hingga bangunan sudah runtuh, baru beraduh-aduh. Sayang sekali, saat ini anak bangsa yang tidak mengerti perkara budaya, justru meremehkan peran budaya sebagai perekat – dan mencari perekat-perekat lain. Ada yang berusaha untuk mengganti landasan budaya dengan syariah atau peraturan-peraturan agama, ada pula yang menganggap pembangunan dan ekonomi sebagai perekat. Syariah agama “tertentu” jelas tidak bisa menjadi perekat bagi bangsa besar seperti Indonesia, karena kita tidak beragama satu dan sama. Jumlah agama “resmi” sebagaimana terwakili dalam Departmen Agama pun sesungguhnya tidak sesuai dengan semangat Undang-Undang Dasar kita, dimana setiap anak bangsa memiliki hak untuk beragama sesuai dengan keyakinannya. Jadi, jumlah agama dan kepercayaan itu sesungguhnya tidak dapat dibatasi. Istilah agama resmi dan tidak resmi pun hanyalah sebuah lelucon.

(6)

bangsa.Timur Tengah pernah menjadikan peraturan-peraturan agama sebagai perekat. Ternyata gagal jua. Walau mayoritas beragama satu dan sama – akhirnya tetap juga terpecah-belah menjadi sekian banyak negara.Negara Pakistan yang lahir berlandaskan syariat agama tertentu tidak mampu mempertahankan persatuan bangsanya lebih dari 25 tahun. Maka,lahirlah Bangladesh dari rahim Pakistan.Jauh sebelumnya, Eropa pernah bersatu dibawah satu gereja. Tidak lama juga. Negara-negara yang awalnya bersatu itu tidak hanya terpecah-belah menjadi sekian banyak negara gerejanya pun terpecah-belah.Sementara itu, Nusantara dengan jumlah pulaunya yang tak terhitung secara persis, dengan latar belakang yang sangat beragam pula – pernah bersatu selama 1 milenia di masa Sriwijaya. Kemudian selama 4 abad lebih di masa Singasari dan Majapahit. Saat ini pun, lebih dari enam puluh tahun sejak kita memproklamasikan kemerdekaan kita dari penjajah asing – kita masih bersatu. Kenapa? Karena “Kekuatan Budaya”.Ketika Majapahi melemah dan Perekat Budaya diganti dengan Akidah Agama oleh Raden Patah dan mereka yang mendukungnya – maka kita tidak mampu bertahan lebih dari 1 abad. Dalam 1 abad saja, terjadilah perang saudara, yang kemudian dimanfaatkan oleh para sudagar asing untuk menguasai kepulauan kita.

Maka, jelas sudah bahwasanya Budaya sebagai perekat Bangsa memang tak tertandingi oleh perekat-perekat lain.

2. Pengenalam Peninggalan Sejarah dan Budaya

(7)

sehingga tidak heran jika di daerah lain banyak situs-situs sejarah beralih fungsi menjadi kawasan pemukiman atau industri.Hal ini terjadi karena kurangnya rasa peduli pemerintah,termasuk pemerintah daerah untuk mempertahankan dan melestarikan keberadaan situs sejarah tersebut.Mereka lebih mengedepankan kepentingan ekonomi sesaat dan kepentingan segelintir orang tanpa berfikir untuk jangka panjang bagi generasi berikutnya.

Keberadaan situs sejarah yang banyak tersebar memang secara perhitungan ekonomi sesaat tidaklah menguntungkan,tetapi nilai yang terkandung di dalamnya merupakan suatu potensi yang besar melebihi potensi ekonomi sesaat. Keberadaannya akan menjadi suatu kebanggaan bagi masyarakat dan tentunya menjadi modal bagi pendidikan generasi muda hingga mereka tidak “pareumeun obor” akan sejarah masa lalunya.Salah satu bentuk pelestarian nilai sejarah pada situs-situs sejarah yang tersebar di seluruh Indonesia adalah dengan melalui kegiatan widya wisata bagi para pelajar. Selama kegiatan kunjungan tersebut siswa akan memperoleh informasi berkenaan dengan sejarah panjang leluhur mereka dan akan terjadi tranformasi nilai dari generasi terdahulu ke generasi sekarang.

3. Pentingnya Keberadaan Museum Umum

Perjalanan panjang sejarah Banten telah meninggalkan banyak benda yang

(8)

Selain memamerkan benda-benda yang mengandung nilai sejarah, pada Museum ini dapat juga dipamerkan potensi yang dimiliki oleh Daerah,seperti potensi adat istiadat dan budaya masyarakat, potensi Sumberdaya Alam, potensi penduduk serta berbagai potensi yang dapat dijadikan modal bagi pembangunan daerah. Akibatnya keberadaan Museum tidak hanya berfungsi sebagai “album Sejarah” melainkan juga dapat dijadikan sebagai tempat untuk memperkenalkan berbagai potensi yang dimiliki daerah sebagai modal bagi terlaksananya pembangunan.Keberadaan Museum tidak hanya berfungsi sebagai lembaga yang mengumpulkan dan memamerkan benda-benda yang berkaitan dengan sejarah perkembangan kehidupan manusia dan lingkungan, tetapi mempunyai fungsi yang sangat mulia yaitu merupakan suatu lembaga yang mempunyai tugas untuk melakukan pembinaan dan pengembangan nilai budaya bangsa guna memperkuat kepribadian dan jati diri bangsa, mempertebal keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan, serta meningkatkan rasa harga diri dan kebanggaan nasional sehingga melalui transformasi nilai yang terjadi di Museum diharapkan budaya lokal yang berkembang di masyarakat dapat tetap lestari di tengah serbuan budaya asing yang masuk tidak terbendung.

(9)

mewujudkannya. Manfaat yang sangat besar telah menanti melebihi dari sekedar manfaat jangka pendek berupa pertumbuhan ekonomi. Setelah Museum berdiri, keberadaannya akan menjadi aset yang sangat tinggi nilainya untuk jangka waktu yang panjang terutama berkaitan dengan penumbuhan nilai-nilai kebangsaan dan pelestarian budaya nasional pada siri generasi muda di tengah terjangan budaya global.

Untuk lebih memahami betapa pentingnya keberadaan sebuah museum,perlu kita renungkan tulisan berikut ini :

(10)

4 . Stategi Pemberdayaan Masyarakat Adat

(11)

Editor Nurdin HK., 1983) adalah dengan pendekatan kultural, sebab hanya manusia budayalah yang suatu hari bisa berhenti dari kegiatannya, lalu melihat sekitar, merenung, lalu timbul dalam sanubarinya desakan yang kuat untuk meninjau kembali segala yang telah dijalaninya. Lalu ia merubah sikap atau memperbaiki apa yang selama ini diyakini, atau bahkan merubah dan meninggalkannya. Dan merintis horizon keyakinan yang baru, lebih matang dan lebih memadai. Solidaritas sosial diharapkan dapat mempererat persatuan dan kesatuan dalam setiap derap langkah upaya pencapaian sasaran dan tujuan pembangunan. Prinsip hidup sering menjadi penengah yang adil dapat dijadikan modal dasar dalam pendekatan sosial budaya dalam rangka meningkatkan kwalitas pembangunan hukum, sosial budaya dan stabilitas masyarakat. Pendekatan fungsional juga nampaknya tidak kalah penting untuk memonitor perkembangan budaya dan pembangunan daerah, terutama jika kita hendak mengetahui keselarasan kepentingan masyarakat dengan unsur-unsur kebudayaan yang dianutnya. Dengan pendekatan ini diharapkan berbagai kegiatan dapat diarahkan, diperbaiki atau dikembangkan, unsur-unsur budaya mana yang merugikan atau menyimpang dari keharusan tuntutan stabilitas sosial, keamanan dan kesejahteraan sosial masa kini. Kita belum perlu mencari dan membentuk budaya baru, yang penting adalah meningkatkan kualitas kemanfaatannya secara rasional dan adaptif. Oleh karena masyarakat adat memiliki keragaman sifat, sikap, etnis dan kebudayaan, maka dalam pengambilan langkah kebijakan pemberdayaan masyarakat adat perlu adanya pendekatan secara strategis terhadap nilai-nilai budaya yang dianut. Berbagai keputusan diambil dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan harus benar-benar dapat memenuhi aspirasi masyarakat adat. Untuk itu dibutuhkan strategi yang efektif berdasarkan norma-norma dan nilai-nilai budaya yang sesuai dengan kepribadian dan pandangan hidup masyarakat adat.

(12)

masyarakat, suatu bangsa, untuk mencapai tujuannya. Lebih lanjut Moertopo memperinci pendekatan strategis ke dalam lima ciri, yaitu:

a. Memusatkan perhatian kepada kekuatan, kepada power. Kekuatan adalah bagaikan fokus pokok di dalam pendekatan strategis.

b. Memusatkan perhatian kepada analisis dinamik, analisa gerak, analisa aksi.

c. Strategi memusatkan perhatian kepada tujuan yang ingin dicapai serta gerak untuk mencapai tujuan tersebut.

d. Strategi memperhitungkan faktor-faktor waktu (sejarah: masa lampau, masa kini dan terutama masa depan) dan faktor lingkungan.\

e. Strategi berusaha menemukan masalah-masalah yang terjadi dari peristiwa-peristiwa yang ditafsirkan berdasarkan konteks kekuatan, kemudian mengadakan analisa mengenai kemungkinan-kemungkinan serta memperhitungkan pilihan-pilihan dan langkah-langkah yang dapat diambil, dalam rangka bergerak menuju kepada tujuan itu.

(13)
(14)

keras sesuai dengan tuntunan nilai-nilai luhur budaya daerah yang tertuang dalam pandangan hidupnya. Pelaksanaan pembangunan ekonomi harus dilaksanakan pada setiap lapisan masyarakat adat secara interaktif dengan pola penyederhanaan kondisional pada setiap daerah. Spesifikasi budaya daerah merupakan acuan pendekatan strategis dalam menentukan prioritas pengembangan potensi masyarakat adat. Sasaran yang utamanya adalah melakukan persiapan mengembalikan kekuatan masyarakat melalui partisipasinya dalam pembangunan ekonomi kerakyatan. Langkah-langkah yang sebaiknya ditempuh adalah:

a. Melibatkan masyarakat dalam setiap perencanaan dan pengambilan keputusan program pembangunan sebagai wujud demokrasi sosial

b. Program pembangunan yang dilegitimasi dapat memberikan jaminan terhadap prioritas hak-hak masyarakat, dan pemerataan kesempatan usaha

c. Memberdayakan sikap independensi peranserta masyarakat

d. Membangun kemitraan dengan pemerintah, kaum intelektual, dan lembaga-lembaga terkait.

(15)

a. Pematangan pemahaman masyarakat terhadap sarana material baru yang berhubungan langsung dengan teknologi baru pembangunan

b. Membentuk kebiasaan kehidupan baru yang berhubungan produk-produk baru

c. Membentuk kelompok kerja baru secara rasional ekonomis

d. Membentuk kesadaran baru yang mendukung perubahan dan modernisasi

(16)

dalam menempatkan dan mempertimbangkan nilai-nilai budaya yang dapat bermanfaat bagi perkembangan dan pertumbuhan kesejahteraan hidupnya.

PENUTUP

Budaya merupakan suatu komponen yang sangat berarti bagi suatu bangsa karena budaya merupakan perekat bangsa dan menjadi ciri khas dari suatu negara.Dengan adanya kebudayaan maka suatu negara dapat dibedakan dengan negara satu dengan negara yang lainnya karena masing-masing negara mempunyai budaya yang berbeda-beda.Karena peranan budaya sangat penting,maka perlunya pelestarian nilai-nilai budaya dalam masyarakat agar budaya tersebut tidak punah termakan usia karena jika dilihat dalam kenyataanya banyak sekali generasi muda yang kurang bahkan tidak peduli dengan kebudayaannya.Untuk itu perlu adanya sosialisasi dan perhatian dari pemerintah serta kesadaran masyarakat khususnya masyarakat Indonesia untuk melestarikan nilai-nilai budaya dalam kehidupannya dengan cara pemberdayaan masyarakat dalam upaya pelestarian nilai budaya.

KESIMPULAN

1. Kebudayaan merupakan suatu komponen penting dalam suatu negara sehingga kebudayaan penting dan harus dilestarikan.

2. Pelestarian nilai-nilai budaya dapat dilakukan dengan cara pengenalan peninggalan sejarah dan nilai budaya kepada masyarakat.

(17)

4. Pemberdayaan masyarakat khususnya masyarakat adat yang ada di setiap wilayah Indonesia merupakan salah satu upaya pelestarian nilai-nilai budaya.

5. Dibutuhkan strategi yang efektif berdasarkan norma-norma dan nilai-nilai budaya yang sesuai dengan kepribadian dan pandangan hidup masyarakat adat dalam upaya pelestarian nilai-nilai budaya.

DAFTAR PUSTAKA

(http://blog.unila.ac.id/abdulsyani/files/2009/08/artikel-pelestarian-nilai2-budaya lokal.pdf (diakses Sabtu tanggal 25 desember 2010 pukul 18.47 WIB))

(http://fikirjernih.blogspot.com/2010/03/pentingnya-pelestarian-nilai-budaya.htm (diakses Selasa tanggal 28 desember 2010 pukul 19.40 WIB))

(http://www.akcbali.org/index.php?option=com_content&view=article&id=228:nilai nilai-budaya&catid=15&Itemid=56 (diakses Selasa tanggal 28 desember 2010 pukul 19.55 WIB)

Abdulkadir Muhammad, 1987. Ilmu Budaya Dasar (IBD). Jakarta: Fajar Agung Ali Murtopo, 1978. Strategi Kebudayaan. Jakarta: Yayasan Proklamasi

(18)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

PENDAHULUAN... PEMBAHASAN...

1. Nilai-Nilai Budaya Sebagai Perekat Bangsa...1

2. Pengenalan Peninggalan Sejarah dan Budaya...2

3. Pentingnya Keberadaan Museum Umum...3

(19)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam bidang industri farmasi, perkembangan tekhnologi farmasi sangat berperan aktif dalam peningkatan kualitas produksi

Lebih lanjut pada Bab 1 pasal 1 ayat 14 ditegaskan lagi bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai

Setiap sub-bab berisi tentang penjelasan semua aktivitas serta prosedur yang dikerjakan selama Magang Kerja, semua dokumen pendukung yang digunakan, aliran dokumen tersebut,

Untuk judul film, ada beberapa pilihan yaitu “Pembebasan Irian Barat” yang menjelaskan pembebasan dari tangan Kolonial Belanda, “SINGGIREI” julukan tokoh yang berperan

Keamanan suatu informasi begitu sangatlah penting, apalagi jika jaringan komputer terhubung dengan internet.Perkembangan teknologi tidak sebanding dengan sistem

METODOLOGI.

RUMAH SAKIT ERNALDI BAHAR RUMAH SAKIT ERNALDI BAHAR Jln. Tembus Terminal KM.12 No. 02, Kelurahan Alang-Alang Lebar  Jln. Tembus Terminal KM.12 No. 02, Kelurahan Alang-Alang

Tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintah daerah adalah mendorong pengembangan sektor dan kegiatan ekonomi yang menyerap tenaga kerja relatif tinggi seperti