• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEREMPUAN DALAM ISLAM docx 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEREMPUAN DALAM ISLAM docx 1"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

PEREMPUAN DALAM ISLAM (Refkeksi Atas Pemikiran Amina Wadud)

Salah satu topik yang selalu hangat untuk di bahas adalah persoalan status perempuan dan posisinya dalam Islam. Karena persepsi masyarakat dan masyarakat muslim terhadap perempuan sangat beragam dan tidak dapat diidentifikasi. Orang yang berpersepsi semacam itu meyakini bahwa ada perbedaan esensial antara perempuan dan laki-laki yang tampak dari cara penciptaan, kapasitas, dan fungsi perempuan dalam masyarakat. Hal ini membuktikan bahwa perempuan itu makhluk yang sangat luar biasa. Namun, di sisi lain perempuan sering dianggap sebagai makhluk yang lemah dan sebagai sosok pelengkap atau pendamping laki-laki. Pandangan demikian, tidak hanya padangan laki-laki akan tetapiada beberapa perempuan yang berpandangan demikian bahwa perempuan sebenarnya tidak diciptakan berbeda dengan laki-laki. Ada beberapa alasan yang mendorong bangkitnya perempuan di antaranya kesadaran posisi perempuan yang terinspirasinya oleh gerakan feminis yang menyuarakan persamaan perempuan dengan laki-laki atau pemahaman keagamaan dan sejarah mereka cenderung membaik.1

Dalam hubungan antara perempuan dengan laki-laki, kesadaran akan perlunya reformasi hubungan antara keduanya akan terus berlanjut dan tetap menjadi isu yang menarik untuk dibahas.2 Sebab, secara historis telah terjadi dominasi laki-laki dalam

semua kalangan masyarakat dan perempuan diperlakukan tidak adil, di mana sering di anggap rendah dari laki-laki. Perempuan termakan oleh pola pikir bahwanya seorang perempuan hanya berkutik atau terbatas di dapur, sumur, dan tempat tidur, sehingga hal di luar tidak terfikirkan. Sosok perempuan berprestasi dan menyeimbangkan keluarga dengan karir atau kerja sangat sulit atau langka untuk ditemukan. Mereka merasa takut karena tuntutan sebagai ibu rumah tangga yang mengharuskan mereka dan untuk keharmonisan keluarganya.

Dengan persoalan atau polemik dewasa ini para mufassir berargumen sesuai pandangan mereka masing-masing. Salah satunya tokoh kontemporer yang menaggapi persoalan tersebut adalah Amina Wadud. Amina Wadud berargumen bahwa dirinya tidak sependapat dengan persepsi msyarakat umum dan masyarakat muslim terhadap perempuan. Perempuan bukan hanya mempengaruhi posisi perempuan dalam masyarakat tetapi juga berpengaruh dalam kedudukan perempuan dalam al-Qur’an.

Hal yang berbeda antara laki-laki dan perempuan bukanlah hal yang esensial, meskipun antara laki-laki dan perempuan terdapat perbedaan antara keduanya. Pendapat ini merupakan pendapat yang dikemukakan oleh Amina Wadud sebagai argumen yang menentang nilai-nilai yang diartibutkan terhadap perbedaan tersebut. Karena gambaran bahwa perempuan sebagai makhluk yang lemah, inferior, mewarisi kejahatan, tidak mempunyai kemampuan intelektual, dan lemah di bidang spiritual merupakan nilai-nilai

1 Peny TO Ihromi, “ Timbulnya Perkembangan Gerakan Wanita Indonesia” dalam Kajian Wanita dalam Pembangunan, (Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 1995), hlm 30.

2 Khoirunnuddin Nasution, Fazurahman Tentang Wanita, ed. Any Nurul Aini, (Yogyakarta : Tazzafa, 2002), hlm 2.

(2)

yang merujuk pada perempuan. Perempuan tidak cocok memikul tugas-tugas tertentu atau tidak pantas mempunyai jabatan dan peranan dalam berbagai bidang dalam masyarakat. Hal ini merupakan beberapa penilaian yang digunakan untuk mengatakan kepada masyarakat terhadap perempuan. Sedangkan di pihak lain laki-laki dinilai sebagai makhluk yang lebih superior dan lebih penting dibanding perempuan, yang mewrisi kepemimpinan, pejabat, dan memiliki kapasitas yang besar untuk melakukan tugas-tugas yang tidak dapat dilakukan oleh perempuan. Hal tersebut berakibat bahwa laki-laki dianggap lebih manusia bebas menikmati pilihan untuk mengambil berbagai bidang bagian yang tersedia.3

Pada dasarnya al-Qur’an bersifat fleksibel, karena al-Qur’an sendirilah yang menyatakan bahwa ia universal bagi setiap umat yang mengimaninya, sehingga dapat mengokomodir sejumlah situasi kultur yang berbeda. Namun terjadinya limitasi dalam penerapannya yang berlawanan denngan tujuan universal al-Qur’an itu sendiri disebabkan oleh mamaksanya al-Qur’an dari perspektif kebudayaan tunggal (termasuk juga perspektif masyarakat Islam pertama di zaman Nabi Muhammad SAW).4 Maka dari

itu dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan jenis kelamin, Amina Wadud tidak memprioritaskan terhadap jenis kelamin tertentu. Hal ini dilakukan sesuai dengan prtunjuk al-Qur’an yang bersifat universal.

Menurut Amina Wadud akar permasalahan ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan adalah dari penciptaan manusia sebagaimana tercamtum dalam al-Qur’an. Amina Wadud ingin menarik benang merah bahwasanya hal yang berpusat dalam penciptaan manusia yaitu pada pentingnya berpasangan dalam penciptaan segala hal.

Al-Qur’an tidak mengusulkan atau mendukung peran atau definisi tunggal mengenai seperangkat peran bagi setiap jenis kelamin dalam setiap kebudayaan. Al-Qur’an tidak berusaha menghapus antara laki-laki dan perempuan atau menghilangkan pentingnya perbedaan jenis kelamin yang akan membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dan berjalan dengan mulus.5 Tidak ada fungsi eksklusif bagi kedua jenis

kelamin yang digambarkan oleh al-Qur’an. Antara laki-laki dan perempuan memiliki potensi sama untuk berpartisipasi secara konkret dalam menjalankan fungsi-fungsinya.

Atas dasar pemikiran inilah Amina Wadud secara implisit bahwa penciptaan manusia antara laki-laki dan perempuan dilihat sebagai aksentuasi dari paham tauhid (bersatu), saling melengkapi dan saling mengisi antara satu dengan yang lainnya.

Dalam pandangan saya Amina Wadud sangat berani dalam mengambil gagasan dalam menyuarakan terhadap perempuan, yang mana dulu perempuan sangat direndahkan sedangkan laki-laki sangat mendominasi dalam berbagai bidang. Hal tersebut merupakan persepsi tertentu dan persepsi yang keliru mengenai perempuan dan

3 Amina Wadud Muhsin, Wnita di Dalam al-Qur’an, ed. Ammar Haryono, (Bandung : Pustaka, 1994), hlm 11.

4 Amina Wadud Muhsin, Wnita di Dalam al-Qur’an.. Hlm 13 5Amina Wadud Muhsin, Wnita di Dalam al-Qur’an.. Hlm 12

(3)

terbiasa dengan praktek-praktek gatal khas terhadap kaum perempuan yang menghasilkan peraturan khas pula dalam kebudayaan pada masa tersebut.

Dari pemikiran Amina Wadud memberikan pandangan bahwa kemanusian perempuan adalah kemanusian yang untuh bukan hanya pelengkap dan pelayan laki-laki. Bahkan bisa menjadi pelengkap antara satu dengan lainnya. Selain itu juga bisa menyuarakan pendapatnya d khalayak umum dengsan kemampuan intelektualnya masing-masing tidak hanya sebagai ibu rumah tangga yang hanya terpeangaruh oleh pola pikir klasik dapur, sumur, dan tempat tidur. Dengan pemikiran Amina Wadud demikian kedudukan perempuan lebih semakin maju.

Sumber :

1. Peny TO Ihromi, “ Timbulnya Perkembangan Gerakan Wanita Indonesia” dalam Kajian Wanita dalam Pembangunan, (Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 1995). 2. Khoirunnuddin Nasution, Fazurahman Tentang Wanita, ed. Any Nurul Aini,

(Yogyakarta : Tazzafa, 2002).

3. Amina Wadud Muhsin, Wnita di Dalam al-Qur’an, ed. Ammar Haryono, (Bandung : Pustaka, 1994).

Oleh : MUSLIKHAH NURBAITI

Referensi

Dokumen terkait

1) Tabel isian dan semua peralatan yang akan digunakan, disiapkan. 2) Bingkai/kuadran ukuran 1m x 1m dilempar secara acak di petak pengamatan sesuai dengan jumlah cuplikan yang

Hasil yang didapat adalah terjadi interaksi pada rata-rata jumlah daun akibat perlakuan pemberian urea dan urine kelinci pada pengamatan ke-5, pemberian urea

Definisi Islam dirumuskan dengan “Islam agama rahmatan lil’ālamîn” (agama yang mengayomi seluruh alam), yang maknanya, umat Islam sadar bahwa adanya keragaman memang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang pemanfaatan dana infak BAZNAS ( Badan Amil Zakat Nasional ) Kota dalam program pinjaman modal usaha terhadap

Adapun hubungan antar entitas yang terbentuk pada diagram ER desain logikal dalam perancangan basis data ini, disesuaikan dengan informasi yang akan dihasilkan dari sistem

selaku Ketua Jurusan Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknologi UIN Suska Riau serta Pembimbing Akademis Penulis, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

Hal ini juga menjadi faktor penghambat bagi advokat mendampingi klien dalam perkara perceraian di Pengadilan Agama Kota Pekanbaru dikarenakan SDM advokatnya bukan

Dalam penelitian ini, waktu aerasi yang digunakan adalah 30 menit, tetapi pada penggunaan bubble aerator kadar Mn rata-rata turun menjadi 0,43 mg/l, hasil ini belum sesuai