FORMULASI SEDIAAN CAIR DAN SEMIPADAT
“SUSPENSI”
Pharmacy of Buana Perjuangan University
Pharmacy of Buana Perjuangan University
Karawang
2017
SUSPENSI
Farmakope Indonesia V, 2014, hal 51
• Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair.
• Suspensi oral adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai, dan ditujukan untuk penggunaan oral.
penggunaan oral.
• Suspensi topikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukan untuk penggunaan pada kulit.
• Suspensi tetes telinga Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair mengandung partikel-partikel halus yang ditujukan untuk diteteskan pada telinga bagian luar. • Suspensi optalmik Seperti tertera pada Ophthalmicae Praeparationes.
Farmakope Indonesia IV, 1995, hal 17
SUSPENSI
Farmakope Indonesia IV, 1995, hlm 18
• Suspensi Oral : sediaaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai, dan ditujukan untuk penggunaan oral.
Farmakope Indonesia IV, 1995, hlm 18
• Suspensi Topikal : Sediaan cair yang mengandung partikel padat yang
terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukan untuk penggunaan pada kulit.
Farmakope Indonesia IV, 1995, hlm 18
• Suspensi Tetes Telinga : Sediaan cair yang mengandung partikel-partikel halus yang ditujukan untuk diteteskan pada telinga bagian luar.
Farmakope Indonesia IV, 1995, hlm 14
SUSPENSI
USP32 NF 27, 2009, hal 672
• Suspensi oral: sediaan cair yang mengandung partikel-partikel padat terdispersi dalam suatu pembawa cair dengan flavouring agent yang sesuai yang dimaksudkan untuk
pemberian oral. (usp 30 nf 25 sama)
• Suspensi topikal: sediaan cair yang mengandung partikel-partikel padat yang
terdispersi dalam suatu pembawa cair yang dimaksudkan untuk pemakaian pada kulit. terdispersi dalam suatu pembawa cair yang dimaksudkan untuk pemakaian pada kulit. • Suspensi otic: sediaan cair yang mengandung partikel-partikel termikronisasi dengan
maksuddigunakan di luar telinga.
• Suspensi optalmik : sediaan cair steril yang mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair, dimaksudkan untuk diaplikasikan pada mata.
Fornas Edisi 2, 1978 hal 333
• Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung obat padat, tidak melarut dan
terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa, atau sediaan padat terdiri dari obat dalam bentuk serbuk halus, dengan atau tanpa zat tambahan, yang akan
KARAKTERISTIKSYARAT SUSPENSI
Suspensi dapat ditambahkan zat yang sesuai untuk meningkatkan kekentalan dan bentuk Suspensi yang dinyatakan untuk digunakan dengan cara tertentu harus mengandung zat antimikroba yang sesuai untuk melindungi kontaminasi bakteri, ragi dan jamur seperti yang tertera pada Emulsi
dengan beberapa pertimbangan penggunaan pengawet antimikroba juga berlaku untuk suspensi. Suspensi tidak boleh diinjeksikan secara intravena dan intratekal.
Suspensi harus disimpan dalam wadah tertutup rapat.
suspensi harus dikocok baik sebelum digunakan untuk menjamin distribusi bahan padat yang merata dalam pembawa, hingga menjamin keseragaman dan dosis yang tepat.
Suspensi dapat ditambahkan zat yang sesuai untuk meningkatkan kekentalan dan bentuk gel suspensi seperti tanah liat, surfaktan, poliol, polimer atau gula.
PENGGUNAAN SUSPENSI DALAM FARMASI BESERTA
ALASAN/TUJUANNYA
Sediaan suspensi dapat diberikan dengan rute oral, IM, SC, intranasal, inhalasi, topikal, dan suspensi optalmik (RPS, 21st
ed. Hal. 320)
Beberapa orang terutama anak-anak sukar menelan obat Beberapa orang terutama anak-anak sukar menelan obat
yang berbentuk tablet / zat padat. Oleh karena itu diusahakan dalam bentuk larutan. Jika zat berkhasiat tidak larut dalam air, maka bentuk suspensi merupakan alternatif
terutama jika konsentrasi terlalu besar untuk dibuat elixir, dimana zat aktif yang tidak larut terdispersi di dalam medium
cair.`
Mengurangi proses penguraian zat aktif didalam air. Untuk zat yang sangat mudah terurai dalam air, dibuat bentuk yang
tidak larut. Dengan demikian, penguraian dapat dicegah. Contoh : untuk menstabilkan Oxytetrasiklin HCl di dalam sediaan cair, dipakai garam Ca karena sifat Oxytetrasiklin
PENGGUNAAN SUSPENSI DALAM FARMASI BESERTA
ALASAN/TUJUANNYA
Kontak zat padat dengan medium pendispersi dapat dipersingkat dengan mengencerkan zat padat medium
dispersi pada saat akan digunakan. Contoh : Ampisilin dikemas dalam bentuk granul, kemudian pada saat akan dipakai disuspensikan dahulu dalam medium pendispersi. Dengan demikian maka stabilitas ampisilin untuk 7 hari pada
temperatur kamar masih dapat dipenuhi.(aulton)
Apabila zat aktif sangat tidak stabil dalam air, maka digunakan medium non-air sebagai medium pendispersi. Contoh : Injeksi Penisilin dalam minyak dan Phenoxy penisilin
dalam minyak kelapa untuk oral.
Sediaan suspensi yang terdiri dari partikel halus yang terdispersi dapat menaikkan luas permukaan di dalam saluran pencernaan, sehingga dapat mengabsorpsi toksin-toksin atau menetralkan asam yang diproduksi oleh lambung.
PENGGUNAAN SUSPENSI DALAM FARMASI BESERTA
ALASAN/TUJUANNYA
Sifat adsorpsi daripada serbuk halus yang terdispersi dapat digunakan untuk sediaan yang berbentuk inhalasi. Zat yang mudah menguap seperti mentol, Ol. Eucaliptus,
ditahan dengan menambah Mg-Karbonat yang dapat mengadsorpsi zat tersebut.
Dapat menutup rasa zat berkhasiat yang tidak enak atau Dapat menutup rasa zat berkhasiat yang tidak enak atau
pahit dengan lebih baik dibandingkan dalam bentuk larutan (karena rasa baru akan keluar jika zat aktif dalam keadaan terlarut). Untuk suspensi Kloramfenikol dipakai Kloramfenikol Palmitas yang rasanya tidak pahit.
PENGGUNAAN SUSPENSI DALAM FARMASI BESERTA
ALASAN/TUJUANNYA
Suspensi untuk sediaan bentuk aerosol.
Suspensi Topikal : (Pharmaceutics, The Science of Dosage Form Design, Michael E. Aulton, hlm 336)
• Dapat berada dalam bentuk suspensi cair, missal calamine lotion, didesain untuk mendeposit ringan zat aktif setelah evaporasi yang cepat dari medium pendispersi.
zat aktif setelah evaporasi yang cepat dari medium pendispersi.
• Beberapa suspensi seperti pasta merupakan semisolid dengan konsistensi tinggi dan mengandung serbuk zat aktif dengan konsentrasi tinggi, biasanya dalam basis parafin.
• Mungkin juga dilakukan untuk mensuspensikan serbuk obat dalam basis emulsi seperti dalam Zinc cream
Suspensi untuk tujuan parenteral dan inhalasi (Pharmaceutics, The Science of Dosage Form Design, Michael E. Aulton, hlm 336)
• Digunakan di sediaan parenteral dengan tujuan untuk mengontrol kecepatan pelepasan obat dengan cara memvariasikan ukuran partikel dispers dari zat aktif dalam suspensi, sehingga durasi aktivitas obat dapat dikontrol.
PENGGOLONGAN SUSPENSI
Berdasarkan
Penggunaan
(FI IV, 1995,
hal 18)
Berdasarkan Istilah
Berdasarkan
Sifat
(Sediaan Farmasi
Likuida-Semisolida,Goeswin Agoes
hal 124-129, Remington
Berdasarkan Penggunaan
Suspensi oral, sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam
pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukan untuk penggunaan oral.
Suspensi topikal, sediaan cair mengandung partikel-partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukan untuk penggunaan kulit.
Suspensi tetes telinga, sediaan cair mengandung partikel-partikel halus yang ditujukan untuk diteteskan pada telinga bagian luar.
Suspensi obat mata, sediaan cair steril yang mengandung partikel-partikel yang terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian pada mata.
• Syarat suspensi optalmik (hal 14):
• Obat dalam suspensi harus dalam bentuk termikronisasi agar tidak menimbulkan iritasi dan atau goresan pada kornea.
Berdasarkan Istilah
Susu, untuk suspensi dalam pembawa yang mengandung air
yang ditujukan untuk pemakaian oral. (contoh : Susu Magnesia)
Magma, suspensi zat padat anorganik dalam air seperti lumpur,
jika zat padatnya mempunyai kecenderungan terhidrasi dan
teragregasi kuat yang
menghasilkan konsistensi seperti gel dan sifat reologi tiksotropik (contoh
: Magma Bentonit). : Magma Bentonit).
Lotio, untuk golongan suspensi topikal dan emulsi untuk pemakaian
Berdasarkan Sifat
Suspensi Deflokulasi
(Pharmaceutical Dosage Forms, Disperse System
Vol.2, Robert A. Nash, hal19-20)
• Partikel yang terdispersi merupakan unit tersendiri
• Kecepatan sedimentasi lambat,setiap partikel mengendap secara terpisah, dan ukuran partikel minimal.
• Endapan terbentuk secara lambat • Endapan terbentuk secara lambat
• Endapan cepat menjadi kompak, karena berat pada lapisan atas material endapan. Endapan yang sudah mengeras akan sulit untuk di redispersikan.
• Zat tersuspensi dalam waktu yang cukup lama, supernatannya keruh, walaupun pengendapan mulai terlihat.
• Keunggulannya : sistem deflokulasi akan menampilkan dosis yang relatif homogen pada waktu yang lama karena kecepatan sedimentasinya yang lambat.
• Kekurangannya : apabila sudah terjadi endapan sukar sekali diredispersi karena terbentuk masa yang kompak.
• Sistem deflokulasi dengan viskositas tinggi akan mencegah sedimentasi tetapi
Berdasarkan Sifat
Suspensi Flokulasi
(Pharmaceutical Dosage Forms, Disperse System Vol.2,
Robert A. Nash, hal19-20)
• Partikel sistem flokulasi berbentuk agregat
• Kecepatan pengendapan tinggi. Hal ini disebabkan karena setiap unit partikel dibentuk oleh kelompok partikel sehingga ukurang agregat relatif besar.
• Endapan terbentuk cepat. • Endapan terbentuk cepat.
• Endapan yang terbentuk longgar, tidak kompak. Partikel tidak terikat kuat satu sama lain, mudah didispersikan kembali.
• Cairan supernatan pada sistem flokulasi cepat sekali bening yang disebabkan flokul-flokul yang terbentuk cepat sekali mengendap dengan ukuran yang bermacam-macam.
• Keunggulannya: Sedimen pada tahap akhir penyimpanan akan tetap besar dan mudahdiredispersi.
• Kekurangannya: Dosis tidak akurat dan produk tidak elegan karena kecepatan sedimentasinya tinggi.
• Flokulasi dapat dikendalikan dengan (disperse system, Aulton, 339) : • Kombinasi ukuran partikel
• Penggunaan elektrolit untuk kontrol potensial zeta.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN SEDIAAN
SUSPENSI
Baik digunakan untuk pasien yang sukar
menerima tablet / kapsul, terutama anak-anak dan geriatri.
Digunakan untuk formulasi sediaan yang sukar
larut dalam air yang tidak bisa di formulasikan sebagai larutan.
Kestabilan rendah (pertumbuhan kristal jika jenuh,
degradasi, dll)
Sediaannya mengambil tempat yang cukup
banyak sehingga sulit untuk dibawa oleh pasien
Sulit untuk mendapatkan formulasi estetis yang
KEUNTUNGAN
KERUGIAN
formulasikan sebagai larutan.
Lebih mudah diabsorpsi daripada tablet /
kapsul (karena luas permukaan kontak antara zat aktif dan saluran cerna meningkat).
Dapat menutupi rasa tidak enak / pahit obat
karena mengurangi interaksi antara obat dan reseptor di mulut
Karena obat yang tersuspensi harus terdisolusi
terlebih dahulu sebelum melewati membran biologis, suspensi memberikan penyediaan obat sustain release melalui administrasi parenteral, topikal, dan oral.
Sulit untuk mendapatkan formulasi estetis yang tepat
Jika membentuk “cacking” akan sulit terdispersi
kembali sehingga homogenitasnya turun.
Alirannya menyebabkan sukar dituang
Ketepatan dosis lebih rendah daripada bentuk
sediaan larutan
Pada saat penyimpanan, kemungkinan terjadi
perubahan sistem dispersi (cacking,
flokulasideflokulasi) terutama jika terjadi fluktuasi / perubahan temperatur.
Sediaan suspensi harus dikocok terlebih dahulu
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM SUSPENSI
(Teori dan Praktek Farmasi Industri, lachman, 986-1001)
• Untuk sediaan farmasi tidak mutlak berlaku,
tetapi dapat dipakai sebagai pegangan
supaya suspensi stabil, tidak cepat
mengendap, maka :
• Perbedaan antara fase terdispersi dan fase
Kecepatan
• Perbedaan antara fase terdispersi dan fase
pendispersi harus kecil, dapat menggunakan
sorbitol atau sukrosa. BJ medium meningkat
• Diameter partikel diperkecil, dapat
dihaluskan dengan blender/koloid mill
• Memperbesar viskositas dengan menambah
suspending agent
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM SUSPENSI
• Ada zat padat yang mudah dibasahi oleh cairan dan ada pula yang tidak. Dalam batasan suspensi air, zat padat ada yang dikatakan hidrofilik (liofilik atau suka pelarut) dan hidrofobik (liofobik).
• Zat Hidrofilik dibasahi dengan mudah oleh air dan cairan polar lainnya. Zat-zat hidrofobik menolak air, tapi biasanya dapat dibasahi menolak air, tapi biasanya dapat dibasahi dengan cairan nonpolar.
• Dalam suspensi air, zat padat hidrofilik dapat digabung tanpa pembasah, sedangkan zat padat hidrofobik, untuk menurunkan tegangan permukaan, dipakai wetting agent atau
surfaktan, misal : polimer hidrofilik seperti Natrium Hidroksimetilselulosa, bentonit,
aluminium-magnesium silikat, dan silika koloid. • Bahan-bahan ini dapat mempengaruhi
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM
SUSPENSI
Interaksi Partikel dan Perilaku Partikel
• Perbedaan perilaku utama dari Zat Hidrofilik dan zat
hidrofobik adalah sensitivitas terhadap adanya elektrolit.
Bahan Liofobik (hidrofilik) dalam suspensi sensitif terhadap
penambahan garam-garam, sedangkan bahan liofilik
penambahan garam-garam, sedangkan bahan liofilik
(hidrofobik) tidak.
• Peningkatan konsentrasi ion dapat mengurangi ketebalan
lapisan difusi rangkap, adsorpsi spesifik dari ion dengan
sistem tersebut akan menetralkan muatan permukaan
partikel dan menyebabkan agregasi.
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM
SUSPENSI
Flotasi (terapung), disebabkan oleh :
• Perbedaan densitas
• Partikel padat hanya sebagian terbasahi dan tetap
pada permukaan
pada permukaan
• Adanya adsorpsi gas pada permukaan zat padat.
Hal ini dapat diatasi dengan penambahan humektan.
Humektan
ialah zat yang digunakan untuk
membasahi zat padat.
• Mekanisme humektan : mengganti lapisan udara yang
ada di permukaan partikel sehingga zat mudah
Pertumbuhan Kristal
(Sediaan Farmasi Likuida-Semisolida,Goeswin Agoes hal 131)
Larutan air suatu suspensi sebenarnya merupakan larutan jernih. Bila
terjadi perubahan suhu dapat terjadi pertumbuhan kristal yaitu
perpindahan spektrum ukuran partikel kearah yang lebih besar. Ini dapat
dihalangi dengan penambahan surfaktan dan polimer koloidal. Adanya
polimorfisme dapat mempercepat pertumbuhan kristal.
Hal-hal yang dapat mencegah kristalisasi (Disperse system, Vol.II, Hal 7):
Gunakan partikel dengan range ukuran yang sempit Gunakan partikel dengan range ukuran yang sempit Pilih bentuk kristal obat yang stabil
Cegah penggunaan alat yang membutuhkan energi besar untuk pengecilan ukuran
partikel
Gunakan pembasah
Gunakan colloidal pelindung seperti gelatin, gums, dan lain-lain yang akan membentuk
lapisan pelindung pada partikel
Viskositas ditingkatkan
Hal-hal yang memicu terbentuknya kristal
(Pharmaceutical Dosage Form, Dispersed system, vol.2, hal. 8)
Keadaan super jenuh
Pendinginan yang ekstrim dan pengadukan yang
cepat
Sifat aliran pelarut yang dapat mengkristalkan zat aktif, dalam ukuran dan bentuk yang
bervariasi
Keberadaan cosolutes, cosolvent, dan
adsorbent Kondisi saat proses
pembuatan Distribusi ukuran
partikel
Disolusi dan
Pengaruh Gula (sukrosa)
Suspending agent dengan larutan gula : viskositas
akan naik
Adanya batas konsentrasi gula dalam campuran gula dalam campuran
dengan suspending agent. Bila batas ini dilalui polimer akan menurun viskositasnya
Konsentrasi gula yang besar juga dapat menyebabkan kristalisasi
yang cepat Gula cair 25% mudah
ditumbuhi bakteri, sehingga perlu pengawet
(tidak lebih dari 30% : hati-hati cap locking) Hati-hati jika ada alkohol
Pengaruh Alat-alat Pendispersi, menyebabkan :
Variasi pada ukuran partikel berhubungan dengan
RPM
Shearing Force
Variasi pada viskositas pembawa, berhubungan
dengan hidratasi suspending agent
Stabilitas Kimia
(Pharmaceutical Dosage Form, Dispersed system, vol.2, hal.12-13 ; Pharmaceutical Suspension, hlm. 110)
Hidrolisis
Kurangi kelarutan zat dalam pembawa
Adjust pH untuk menghindari katalisis asam atau basa Turunkan suhu penyimpanan
Buat dalam suspensi kering
Oksidasi
Oksidasi
Gunakan antioksidan sebagai eksipien
Minimalisasi adanya oksigen selama proses pembuatan dan oengemasan Gunakan kemasan yang lebih protektif
Turunkan suhu penyimpanan
Fotodegradasi
Gunakan kemasan dan penyimpanan yang protektif terhadap cahaya
Kurangi kelarutan zat dalam pembawa (bila fotodegradasi terjadi pada obat
SIFAT FISIK UNTUK FORMULASI SUSPENSI YANG BAIK
(Pharmaceutics, The Science of Dosage Form Design, Michael E. Aulton 2ND
Ed., hlm 335)
Suspensi harus tetap homogen pada suatu periode, paling tidak pada periode antara pengocokan dan penuangan sesuai dosis yang dikehendaki
Pengendapan yang terjadi pada saat penyimpanan harus mudah didispersikan kembali pada saat
pengocokan pengocokan
Suspensi harus cukup kental untuk mengurangi
kecepatan pengendapan partikel yang terdispersi. Viskositas tidak boleh terlalu kental sehingga tidak menyulitkan pada saat penuangan dari wadah
Partikel suspensi harus kecil dan seragam sehingga
FORMULA BAKU
(Pharmaceutical Dosage Form, Disperse System vol.2, hal. 26)
R/ Zat aktif
Bahan tambahan :
bahan pensuspensi (suspending agent)
bahan pembasah (wetting agent)/humektan Pemanis
pewarna flavour pewarna flavour Pewangi
Pengawet
dapar atau acidifer antioksidan
Anticaking
floculating agent
antibusa (antifoaming) koloid pelindung
DAPAR FARMASETIK
Jenis Dapar pKa Penggunaan
Dapar Fosfat pKa1 = 2.12 Sediaan oral, parenteral pKa2 = 7.21 dan optalmik
pKa3 = 12.67
Dapar Sitrat pKa1 = 3.15 Sediaan oral, parenteral pKa2 = 4.78 dan optalmik
pKa3 = 6,40 pKa3 = 6,40
Dapar Borat pKa = 9.24 Sediaan optalmik
Dapar asetat pKa = 4,76 Sediaan oral
Dapar karbonat pKa1 = 6,37 Sediaan oral pKa2 = 10,33
Floculating Agent
Bahan Tipe Muatan ion
Natrium lauril sulfat Dokusat natrium Benzalkonium klorida Cetylpiridinum klorida Polisorbat 80 Sorbitan monolaurat Surfaktan Anion Anion Kation Kation Non-ionik Non-ionik CMC-Na
Xantan gum Polimer hidrofil AnionAnion
Xantan gum Tragakan Metil selulosa PEG Anion Anion Non-ionik Non-ionik Magnesium aluminium Silikat Attapulgit Bentonit Clay Anion Anion Anion
Kalium dihidrogen fosfat AlCl3
NaCl
Elektrolit Anion