FORMULASI SEDIAAN CAIR DAN
SEMIPADAT
Anggun Hari Kusumawati S.Farm.,M.Si.,Apt
Pharmacy of Buana Perjuangan University Karawang
LARUTAN
Definisi Larutan
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung
bahan kimia terlarut, kecuali dinyatakan lain,
sebagai pelarut digunakan air suling (
FI III, hal 32)
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung
SIRUP
Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa,
kecuali dinyatakan lain, kadar sakarosa, C
12H
22O
11, tidak kurang dari
64,0% dan tidak lebih dari 66,0% (
FI Ed III, hal 31)
Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain
dengan kadar tinggi. Larutan sukrosa hampir jenuh dalam air dikenal
sebagai Sirup atau Sirup Simpleks
(FI Ed IV, hal 15
SAMA SEPERTI FI V, hal
sebagai Sirup atau Sirup Simpleks
(FI Ed IV, hal 15
SAMA SEPERTI FI V, hal
46)
Sirup tidak mengandung zat aktif, bukan merupakan suatu bentuk
sediaan, tetapi merupakan campuran yang seringkali digunakan
ATURAN UMUM/PERSYARATAN/KARAKTERISTIK
LARUTAN
Larutan merupakan sistem satu fase sehingga
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Kestabilan
Kelarutan
zat aktif
Kestabilan
zat aktif
dalam
larutan
Dosis
takaran
Penyimpanan
Penggolongan Larutan
• sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu
atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis,
atau pewarna yang larut dalam air atau campuran kosolven-air
(FI IV, hal 15). Sama Seperti FI V hal 46
Larutan oral
• larutan yang biasanya mengandung air tetapi seringkali
mengandung pelarut lain, seperti etanol dan poliol, untuk
penggunaan topikal pada kulit (atau dalam kasus larutan lidokain
oral topical untuk penggunaanpada permukaan mukosa mulut).
Istilah Lotio adalah larutan atau suspensi yang digunakan
Larutan Topikal
Istilah Lotio adalah larutan atau suspensi yang digunakan
secara topikal (FI IV, hal 15). Sama Seperti FI V hal 46
• larutan yang mengandung air atau gliserin atau pelarut lain
dan bahan pendispersi, untuk pengunaan dalam telinga luar (FI IV,
hal 15). Sama Seperti FI V hal 46
Larutan Otik
• larutan yang mengandung etanol atau hidroalkohol dari zat
mudah menguap, umumnya merupakan larutan tunggal atau
campuran bahan (FI IV, hal 16). Sama Seperti FI V hal 46
Penggolongan Larutan
Tingtur
• larutan yang mengandung etanol atau hidroalkohol dibuat dari bahan
tumbuhan atau senyawa kimia (FI IV, hal 16)
.Sama Seperti
FI V hal 47
Air aromatik
• larutan jernih dan jenuh dalam air, dari minyak mudah menguap/senyawa
aromatik/ bahan mudah menguap lain; yang dibuat secara destilasi atau
dari larutan senyawa aromatik dengan/tanpa menggunakan bahan pendispersi
(FI IV, hal 16).
Sama Seperti
FI V hal 47
(FI IV, hal 16).
Sama Seperti
FI V hal 47
Cairan oral
• sediaan cair untuk penggunaan oral yang biasanya merupakan larutan,
suspensi atau emulsi dengan satu atau lebih zat aktif di dalam pembawa yang
cocok. Namun demikian, dapat pula dipergunakan zat pembawa dimana zat
aktifnya adalah pembawanya tersebut. (BP 2008, hal 2360 -2361). (BP ebook
2009 vol III, general monograph “Oral Liquids”, hal 6530).
Larutan oral
Keuntungan Dan Kerugian Sediaan Larutan
Keuntungan
• Lebih mudah ditelan dibanding bentuk padat sehingga dapat digunakan untuk bayi, anak-anak, dan usia lanjut.
• Segera diabsorpsi karena sudah berada dalam bentuk larutan (tidak mengalami proses disintegrasi dan pelarutan).
• Obat secara homogen terdistribusi ke seluruh sediaan (dosis seragam)
• Mengurangi resiko iritasi pada lambung oleh zat-zat iritan (cth: Aspirin, KCl), karena larutan akan segera diencerkan oleh isi lambung.
Kerugian
• Larutan bersifat voluminous, sehingga kurang menyenangkan untuk diangkut dan disimpan. Apabila kemasan rusak, keseluruhan sediaan tidak dapat
dipergunakan.
• Stabilitas dalam bentuk larutan biasanya kurang baik dibandingkan bentuk sediaan tablet atau kapsul, terutama jika bahan mudah terhidrolisis.
• Larutan merupakan media ideal untuk pertumbuhan mikroorganisme, oleh karena itu memerlukan penambahan pengawet.
• Ketepatan dosis tergantung kepada kemampuan pasien untuk menakar.
• Rasa obat yang kurang menyenangkan akan lebih terasa jika diberikan dalam larutan dibandingkan dalam bentuk padat. Walaupun demikian, larutan dapat diberi pemanis dan perasa agar penggunaannya lebih nyaman.
Formula Baku
R/ Zat aktif
Pelarut/pembawa
Pemanis
Pengental
Anti cap-locking agent
Pengawet
Pengawet
Dapar
(jika perlu)
Pembasah
(jika perlu)
Solubilizer
(jika perlu)
Antioksidan
(jika perlu)
BP 2008 ORAL DROPS
Sodium fluoride,3078*
Vitamin A, C & D oral drops, paediatric,3156*
SYRUP
Black currant, 2468 Invert,3105
Lemon,2831 Orange, 2953 Syrup, 3105 Tolu,3130 ORAL SOLUTION (OS)
Aciclovir*
Alimemazine OS, 2400* Amantadine,2408* Atenolol, 2432 Baclofen, 2438 Bumetanide, 2474 Chlorpheniramine, 2526
Ferrous sulphate OS, Paed., 2697 Flucloxacillin, 2703
Fluoxetine, 2714 Haloperidol, 2759
Haloperidol OS, Strong, 2760 Iodine OS, aqueous, 2802 Lithium citrate, 2848 Chlorpheniramine, 2526
Chlorpromazine, 2528 Cimetidine, 2534 Clemastine, 2542 Clomethiazole, 2552 Codein phosphate, 2576 Diazepam, 2619*
Dicycloverine/Dicyclomine, 2626 Digoxin OS, Paed. 2632
Dihydrocodein, 2634 Diphenhydramine,2636 Docusate, 2647*
Docusate OS, Paed., 2648* Ethosuximide, 2683
Lithium citrate, 2848
Methadone OS (1 mg per ml), 2876 Metoclopramide, 2887
Orciprenaline,2953
Paracetamol OS, Paed., 2966 Phenoxymethylpenicillin, 2988 Prochlorperazin, 3020
Promethazine,3026 Ranitidine, 3045* Selegiline,3061
Sodium feredetate, 3077 Sodium fluoride*
Contoh Monografi dan Formula Sediaan Larutan di Buku
FI IV (MONOGRAFI) Solutio, 15
Acetylcystein solutio, 30 Acidi valproici sirupus,56 Albumin humani solutio, 69
Calcii hydroxidi solutio topicalis, 164 Chloramphenicoli solutio oralis, 193 Chlorhexidine gluconatis solutio,204 Clotrimazoli solutio topicalis, 249 Cyanocobalamini37Co solutio, 265 Cyclosporini solutio oralis, 271
Dextromethorphani hydrobromidi sirupus, 300 Hydrogeni peroxydi solutio topicalis, 439 Indii111In oxyquinolini solutio, 460
Lidocaini hydrochloridi solutio orale topicalis, 498 Metoclopramidi hydrochloridi solutio oralis, 558 Natrii iodide123I solutio, 590
Natrii iodide131I solutio, 592 Paracetamoli solutio oralis, 651 Piperazini citrates sirupus, 681 Povidoni iodii solutio topicalis, 688 Proteini plasma solutio, 716 FI III (MONOGRAFI)
(yang sudah dihapus di FI IV)
Fornas 1978 (FORMULA)
Aethyl morphini ephetonini sirupus, hal 17 (yang sudah dihapus di FI IV)
Chlorpromazini hydrochloridi sirupus, 158 Chlorpheniramini maleas sirupus, 155 Cyproheptadini hydrochloridi sirupus, 187 Glucosi natrii citratis solutio, 270
Isoniazidi sirupus, 321
Methdilanizi hydrochloridi sirupus, 372 Methoxaleni solutio, 377
Radiocyanocobalamini (57Co) solutio, 551 Prometazini hydrochloridi sirupus, 528
Aethyl morphini ephetonini sirupus, hal 17 Bromidi thymi sirupus, hal 53
Chlorpheniramini sirupus, hal 70 Chlorpromazini sirupus, hal 72 Cyproheptadini sirupus, hal 92 Dexchlopheniramini sirupus, hal 97 Dextromethorphani sirupus, hal 100 Dimethindeni sirupus, hal 110 Diphenhydramini sirupus, hal 113 Ephetonini sirupus, hal 120
Glycerilis guaiacolatis sirupus, hal 142 Hydroxyzini sirupus, hal 159
USP 32/NF 27(MONOGRAFI) Acetaminophen, 1389
Amantadine HCl, 1505
Aminobenzoate potassium, 1515 Aminocaproic acid, 1518 Aminophylline, 1524 Amprolium, 1556 Ascorbic acid, 1581 Betamethasone, 1657
Betamethasone chloride, 1671 Bromodiphenhydramine HCl, 1711 Brompheniramine maleate, 1712 Butabarbital sodium, 1729 Captopril, 1780
Chloral hydrate, 1883 Chloramphenicol, 1887
Chlorpheniramine maleate, 1909 Clindamycin HCl, 1968
Clindamycin palmitate HCl, 1969 Cloxacillin sodium, 2005
Ferrous gluconate, 2365 Ferrous sulfate, 2365 - 2366 Fluoxetine, 2417
Fluphenazine HCl, 2424 Furosemide, 2461 Glycerin, 2515 Guaifenesin, 2535 Haloperidol, 2548 Hydralazine HCl, 2565 Hydroxyzine HCl, 2597 Hyoscyamine sulfate, 2604 Isoniazid, 2701
Isosorbide, 2712 Lincomycin, 2770 Lithium, 2800
Loperamide HCl, 2802 Loratadine, 2807 Magnesium citrate, 2832 Meperidine HCl, 2882 Mesoridazine besylate, 2899 Cloxacillin sodium, 2005
Cyanocobalamin Co 57, 2008 Cyclosporine, 2047
Dextromethorphan HBr, 2106 Dexamethasone, 2086
Dexchlorpheniramine maleate, 2095 Dicyclomine HCl, 2130
Digoxin, 2149
Dihydrotachysterol, 2155 Dimenhydrinate, 2166 Diphenhydramine HCl, 2176 Diltiazem HCl, 2163
Docusate sodium, 2196 Doxepin HCl, 2208 Dyphylline, 2224 Ephedrine sulfate, 2260 Ergocalciferol, 2270 Ergoloid mesylates, 2273 Ethosuximide, 2328
Ferric ammonium citrate, 1535
Mesoridazine besylate, 2899 Metaproterenol sulfate, 2903 Methadon HCl, 2915
Methdilazine HCl, 2919 Methenamine, 2921
Phenylpropanolamine HCl, 3289 Piperazine citrate, 3315
Prednisolone, 3369 Prednisone, 3377
Promazine HCl, 3405 - 3406 Ranitidine, 3477
USP 32/NF 27(MONOGRAFI) Acetaminophen, 1389
Amantadine HCl, 1505
Aminobenzoate potassium, 1515 Aminocaproic acid, 1518 Aminophylline, 1524 Amprolium, 1556 Ascorbic acid, 1581 Betamethasone, 1657
Betamethasone chloride, 1671 Bromodiphenhydramine HCl, 1711 Brompheniramine maleate, 1712 Butabarbital sodium, 1729 Captopril, 1780
Chloral hydrate, 1883 Chloramphenicol, 1887
Chlorpheniramine maleate, 1909 Clindamycin HCl, 1968
Clindamycin palmitate HCl, 1969
Ferrous gluconate, 2365 Ferrous sulfate, 2365 - 2366 Fluoxetine, 2417
Fluphenazine HCl, 2424 Furosemide, 2461 Glycerin, 2515 Guaifenesin, 2535 Haloperidol, 2548 Hydralazine HCl, 2565 Hydroxyzine HCl, 2597 Hyoscyamine sulfate, 2604 Isoniazid, 2701
Isosorbide, 2712 Lincomycin, 2770 Lithium, 2800
Loperamide HCl, 2802 Loratadine, 2807 Magnesium citrate, 2832 Meperidine HCl, 2882 Clindamycin palmitate HCl, 1969
Cloxacillin sodium, 2005 Cyanocobalamin Co 57, 2008 Cyclosporine, 2047
Dextromethorphan HBr, 2106 Dexamethasone, 2086
Dexchlorpheniramine maleate, 2095 Dicyclomine HCl, 2130
Digoxin, 2149
Dihydrotachysterol, 2155 Dimenhydrinate, 2166 Diphenhydramine HCl, 2176 Diltiazem HCl, 2163
Docusate sodium, 2196 Doxepin HCl, 2208 Dyphylline, 2224 Ephedrine sulfate, 2260 Ergocalciferol, 2270 Ergoloid mesylates, 2273 Ethosuximide, 2328
Ferric ammonium citrate, 1535
Meperidine HCl, 2882 Mesoridazine besylate, 2899 Metaproterenol sulfate, 2903 Methadon HCl, 2915
Methdilazine HCl, 2919 Methenamine, 2921
Phenylpropanolamine HCl, 3289 Piperazine citrate, 3315
Prednisolone, 3369 Prednisone, 3377
Promazine HCl, 3405 - 3406 Ranitidine, 3477
EKSIPIEN
Pelarut / pembawa
• Pelarut/pembawa yang biasa digunakan adalah air, air aromatik, sirup,
juice
(dari buah, dimana pemilihannya tergantung tujuan penggunaan sediaan dan
sifat fisika-kimia zat aktif), spirits, dan minyak
(
TPC, 1994, hal 32-34
).
• Selain itu dapat juga digunakan: alkohol
USP,
alkohol yang diencerkan
(diluted alcohol
NF
), rubbing alcohol (70% etil alkohol), gliserin
USP
, isopropyl
rubbing alcohol (70% isopropil alkohol), propilen glikol
USP
, dan air murni
USP (
Ansel’s Pharmaceutical dosage forms and drug delivery system 9th ed
rubbing alcohol (70% isopropil alkohol), propilen glikol
USP
, dan air murni
USP (
Ansel’s Pharmaceutical dosage forms and drug delivery system 9th ed
(2011), hal 336-337
)
Anticaplocking agent
EKSIPIEN
Flavouring agent
(TPC,1994, hal 35-36)
• Flavour digunakan untuk menutupi rasa tidak enak dan
membuat agar obat dapat diterima oleh pasien terutama
membuat agar obat dapat diterima oleh pasien terutama
anak-anak. Dalam pemilihan pewangi harus
Pertimbangan Pemilihan FA
Harus mempunyai kelarutan dalam air yang cukup
Kadang-kadang sejumlah kecil alkoholditambahkan ke
dalam sirup untuk menjamin kelarutan flavouring agent
yang kelarutannya buruk dalam air. (
Ansel’s
dalam sirup untuk menjamin kelarutan flavouring agent
yang kelarutannya buruk dalam air. (
Ansel’s
Pharmaceutical dosage forms and drug delivery system 9th
ed (2011), hal 350
)
Disesuaikan dengan tujuan pemberian
FLAVOURING AGENT
Flavour
Rasa obat
Buah-buahan (lemon, lime, jeruk, cherry, anggur, raspberry)
Butterscotch, liquorice, cinnamon, nut butter, butterscotch, spice,
maple
Coklat, anisi, sirup buah-buahan, gentian, licorice, kopi, mint
Asam
Asin
Pahit
Manis
Coklat, anisi, sirup buah-buahan, gentian, licorice, kopi, mint
Vanilla, buah, anggur, bubblegum, berry
Manis
EKSIPIEN
Zat Pewarna
(TPC, 1994, hal 36-37)• Zat pewarna ditambahkan ke dalam sediaan oral cair untuk
menutupi penampilan yang tidak menarik atau meningkatkan
penerimaan pasien. Zat warna yang ditambahkan harus sesuai dengan
flavour sediaan tersebut. Zat warna harus nontoksik, non-iritan, dan
dapat tersatukan dengan zat aktif serta zat tambahan lainnya.
dapat tersatukan dengan zat aktif serta zat tambahan lainnya.
• Dalam pemilihan zat warna harus dipertimbangkan juga masalah:
Kelarutan zat pewarna tersebut dalam air, Stabilitas warnanya stabil
pada kisaran pH sediaan, di bawah cahaya yang intensif dan masa
penyimpanan, Ketercampuran tidak bereaksi dengan komponen lain dari
sirup, Konsentrasi zat warna dalam sediaan
• Zat warna yang digunakan adalah zat warna yang diizinkan untuk
obat oral. Kebanyakan pewarna yang biasa digunakan pada sediaan
farmasi mempunyai Nomor E100-180 dan Nomor FD&C, contoh:
EKSIPIEN
Pengawet
• Pengawet yang digunakan dalam
sediaan larutan harus nontoxic, tidak
sediaan larutan harus nontoxic, tidak
berbau, stabil, dan dapat bercampur
dengan komponen formula lain yang
digunakan selama pengawet ini
Pengawet
Pengawet yang banyak digunakan untuk oral diantaranya:
Kloroform: karsinogen dan mempunyai beberapa kekurangan seperti: cepat menguap, bereaksi dengan
plastik sehingga bisa menyebabkan distorsi wadah (TPC, 1994, hal 34-35).
Etanol seringkali digunakan dalam pembuatan sirup untuk membantu kelarutan bahan-bahan yang
larut alkohol. Tapi secara normal, kandungan alkohol dalam produk akhir tidak berada dalam jumlah yang cukup untuk dianggap sebagai pengawet (15-20%) (Ansel’s Pharmaceutical dosage forms and drug delivery system 9th ed (2011), hal 350).
Asam benzoat (aktif pada pH rendah) (TPC, 1994, hal 34-35) Asam benzoat (aktif pada pH rendah) (TPC, 1994, hal 34-35) Asam sorbat (aktif pada pH rendah) (TPC, 1994, hal 34-35) Ester hidroksibenzoat
Syrup, dengan konsentrasi sukrosa lebih dari 65 %, bisa terjadi kristalisasi sukrosa (TPC, 1994, hal
34-35).
Asam dan garam benzoate untuk larutan oral: 0,01-0,1% ;untuk sirup oral: 0,15% (HOPE Ed.6,hal 61) Asam dan garam sorbat 0,05-0,2 % (umumnya digunakan kombinasi dengan pengawet lain/glikol)
(HOPE Ed.6, hal 672)
Methylparaben/nipagin : 0,015-0,2% (HOPE Ed.6 hal 441); 0,1–0,25 % (RPS, 2005, 748) Propylparaben/nipasol : 0,01-0,02% (HOPE Ed. 6, hal 596) ; 0,1–0,25 % (RPS, 2005, 748)
Methylparaben (nipagin) 0,18% dan propylparaben (nipasol) 0,02% b/v (HOPE Ed.6, hal 441,
EKSIPIEN
Antioksidan
Banyak obat dalam larutan mengalami penguraian secara oksidasi. Reaksi tersebut dimediasi oleh radikal bebas
atau molekul oksigen dari hidrogen yang hilang. Antioksidan adalah agen denganpotensial oksidasi lebih
Antioksidan ditambahkan ke dalam larutan tersendiri atau dalam bentuk kombinasi dengan zat pengkhelat atau oksidan lain dan berfungsi sebagai oksidasi preferensial yang secara bertahap dikonsumsi atau memblokir reaksi
Antioksidan
Antioksidan di dalam sediaan larutan berfungsi sebagai proteksi terhadap bahan aktif
yang mudah teroksidasi. Antioksidan yang ideal bersifat: nontoksik, noniritan, efektif pada
konsentrasi rendah (pada kondisi penggunaan dan penyimpanan), larut dalam fase pembawa,
stabil, tidak berbau dan tidak berasa
(
TPC, 1998, hal 35
).
Antioksidan adalah agen denganpotensial oksidasi lebih
EKSIPIEN
Contoh antioksidan adalah
(
TPC, 1998, hal 35
):
asam askorbat (pH stabilitas 5,4 ; penggunaan
0,01-0,1% b/v)
(
HOPE Ed.6,hal 43
)
asam sitrat 0,3 – 2,0 % sebagai sequestering
agent dan antioxidant sinergist
(
HOPE Ed.6 hal 181
)
Na-metabisulfit 0,01 – 1,0 % b/v untuk formulasi
sediaan oral, parenteral, topikal
(
HOPE, Ed. 6 hal
654
)
EKSIPIEN
Pemanis (Sweetening Agent)
Pemanis yang umum digunakan adalah glukosa, sukrosa, sirup, dan
madu, serta beberapa jenis pemanis sintetik
(
TPC, 1994, hal 35)
.
a. Sukrosa
Sukrosa membentuk larutan tidak berwarna yang stabil di pH 4-8,
konsentrasi tinggi memberikan rasa manis yang dapat menutupi rasa
pahit/asin dari beberapa senyawa obat, tidak hanya dapat meningkatkan
pahit/asin dari beberapa senyawa obat, tidak hanya dapat meningkatkan
viskositas, tapi juga memberi tekstur yang menyenangkan di mulut
(TPC,
1994, hal 35).
Pemakaian sukrosa sering dikombinasikan dengan sorbitol, gliserin, dan
poliol yang lain untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kristal gula dalam
penyimpanan.
Sediaan sirup itu banyak digunakan untuk obat batuk. Namun
kekurangannya adalah, pada obat yang bergula yang digunakan dalam
jangka waktu lama pada anak-anak bisa merusak gigi. Hati-hati untuk
EKSIPIEN
b.Sorbitol, manitol, xylitol
Pada dosis tinggi bisa menyebabkan diare
(
TPC, 1994, hal
35)
.
c. Sirup
adalah sediaan pekat dalam air dari gula/pengganti gula dengan
atau tanpa penambahan bahan pewangidan zat aktif
obat.Contoh:sirup ceri, sirup coklat, akasia, raspberry, sirup jeruk.
EKSIPIEN
Pemanis sintetik.
Penggunaan pemanis sintetik cenderung memberikan rasa pahit dan rasa logam setelah mengkonsumsinya sehingga penggunaannya kadang dikombinasikan dengan gula (TPC, 1994, hal 35).
Pemanis sintetik yang sering digunakan antara lain:
Garam Na dan Ca dari sakarin
Pemanis ini digunakan untuk larutan. Sakarin larut di air, stabil pada range pH yang luas Pemanis ini digunakan untuk larutan. Sakarin larut di air, stabil pada range pH yang luas
(TPC, 1994, hal 35). Dosis kecil bisa memberikan rasa manis. Kadar kemanisan 250-500 kali sukrosa, penggunaan terbatas karena memberikan rasa pahit setelah pemakaian.
Aspartam
Umum digunakan untuk makanan dan minuman. Aspartam ini bisa terhidrolisis ketika dipanaskan pada suhu tinggi sehingga rasa manisnya bisa hilang. Penggunaan aspartam tidak boleh berlebihan untuk pasien yang mengalami fenilketonuria (TPC, 1994, hal 35).
Kadar kemanisan 200 kali sukrosa, tanpa rasa pahit setelah pemakaian.
EKSIPIEN
Pembasah
Contoh pembasah (humektan) antara lain :
Gliserin
: ≤30 % (HOPE Ed.6, 283)
Propilen glikol : 15% sbg humektan sed. topikal,
10-
Propilen glikol : 15% sbg humektan sed. topikal,
10-25 % sbg kosolven larutan oral (HOPE Ed.6, 592)
Sorbitol
: 3-15% (humektan), 20-35 % (pada
EKSIPIEN
Dapar
Zat yang memiliki rentang pH stabilitasnya sempit,sebaiknya didapar dengan larutan dapar
yang sesuai, dengan memperhatikan:
-ketercampuran dengan kandungan larutan -inert
-tidak toksik
-kapasitas dapar yang bersangkutan -kapasitas dapar yang bersangkutan
Larutan yang mengandung asam kuat atau basa kuat adalah larutan yang mempunyai
kapasitas dapar.
Kebanyakan dapar terdiri dari campuran asam lemah dan garamnya atau basa lemah dan
garamnya.
Larutan dapar seharusnya disiapkan segar.
Harus disimpan pada wadah gelas bebas alkali dan tidak lebih dari tiga bulan setelah
tanggal pembuatan.
METODE PEMBUATAN
(Pengembangan Sediaan Farmasi, 2008, hal 99)
Larutan encer dapat dibuat dengan cara melarutkan secara cepat dengan menambahkan
solut ke dalam solven dan diaduk sampai larut. Untuk zat yang tidak mudah larut atau konsentrasi tinggi, kemungkinan diperlukan pemanasan (jangan pakai api langsung).
Eksipien biasanya ditambahkan menurut urutan tertentu untuk meningkatkan kecepatan
disolusi dan untuk mempermudah agar dapat cepat mencapai kesetimbangan.
Mentol dan flavor ditambahkan dalam bentuk larutan alkohol pada bets (penambahan
terakhir). terakhir).
Solut yang berada dalam konsentrasi kecil, sebelum ditambahkan harus dilarutkan terlebih
dahulu sebelum dicampurkan untuk menjamin bahwa zat telah terdisolusi secara sempurna.
Aturan umum: kelarutan sempurna harus dikonfirmasikan pada setiap proses menufactur
sediaan homogen. Unit dalam proses skala industri adalah unit volume atau unit berat.
Larutan harus disaring/klarifikasi untuk penyaringan digunakan ukuran 3 µm. Larutan tidak
boleh mengandung serat. Oleh karena itu, penyaring yang digunakan tidak boleh melepas serat. Kadang-kadang digunakan dua macam penyaring untuk mengatasi masalah serat.
Catatan : penyaringan di sini dimaksudkan untuk menghilangkan serat, BUKAN untuk
PROSEDUR PEMBUATAN
Air sebagai pelarut atau pembawa harus dididihkan, kemudian didinginkan dalam keadaan
tertutup.
Penimbangan zat aktif dan bahan pembantu yang diperlukan.
Pembuatan sirupus simpleks sebagai pengental dan pemanis (sukrosa yang telah
ditimbang dilarutkan dalam sebagian air, panaskan hingga larut, kemudian disaring)
Zat aktif dan bahan pembantu berbentuk serbuk dihaluskan dalam mortir.
Melarutkan zat aktif dengan cara penambahan zat aktif sedikit-sedikit ke dalam
sejumlah volume pelarut, sambil diaduk sampai larut sempurna. sejumlah volume pelarut, sambil diaduk sampai larut sempurna.
Bahan pembantu dilarutkan dengan cara yang sama ke dalam sebagian pelarut yang
diperlukan, volume pelarut ditentukan berdasarkan kelarutan eksipien yang ditambahkan.
Campurkan bahan-bahan yang sudah larut satu per satu, dan aduk sampai homogen. Penambahan flavour dalam keadaan terlarut dalam pelarut yang dapat bercampur
dengan pelarut yang digunakan.
Tambahkan sisa pelarut sampai volume sediaan yang dibuat.
Masukkan ke dalam botol coklat yang telah ditara sebelumnya, penambahan volume
PERHITUNGAN
Perhitungan jumlah sediaan yang akan dibuat:
Jumlah sediaan yang akan dibuat Z botol @ A ml. Untuk keperluan evaluasi sediaan akhir sebagai berikut:
Organoleptik 1 botol
Penentuan bobot jenis 1 botol
Penetapan pH 1 botol
Penetapan viskositas (~120 ml)Hoppler … botol
Volume terpindahkan 10 botol (+20 botol jika TMS) Volume terpindahkan 10 botol (+20 botol jika TMS)
Uji kejernihan semua
Identifikasi 3 botol
Penetapan kadar 3 botol
Penetapan kandungan pengawet 1 botol
Uji efektivitas pengawet 5 botol
Penetapan potensi antibiotik (bila ZA antibiotik) 2 botol +
Total 30 botol
Karena dari seluruh uji diatas ada uji yg tidak destruktif shg dapat digunakan untuk evaluasi yg lain.
Jadi jumlah sirup yg akan dibuat adalah Z + 30 = Y botol
Volume tiap botol dilebihkan 3% untuk menjamin ketepatan volume sediaan setelah dituang dari botol. Volume sediaan tiap botol = A mL+(3% x A mL)= BmL
EVALUASI SEDIAAN
A. Evaluasi Fisik
Evaluasi organoleptik sediaan
: bau, rasa, warna.
Evaluasi sediaan
: etiket, brosur, wadah dan peralatan pelengkap seperti
sendok, no batch dan leaflet.
Evaluasi kejernihan
:
FI IV hal 998 <881>, dibutuhkan 5 Ml
Penentuan Bobot jenis larutan dengan Piknometer
:
Penentuan Bobot jenis larutan dengan Piknometer
:
FI IV hal 1030 <981>,
dibutuhkan 10 Ml
Penentuan Volume terpindahkan
FI IV hal 1089 <1261>,
dibutuhkan 30 wadah (dapat dipakai untuk
uji-uji lain).
Penentuan Viskositas
Penentuan viskositas (sifat aliran) larutan dengan alat Hoppler : Petunjuk
EVALUASI SEDIAAN
B. Evaluasi Kimia
Penentuan stabilitas sediaan
dalam kemasan primer
dengan menyimpan Retained Sample sesuai petunjuk
penyimpanan yang tertera pada etiket.
Identifikasi dan Penetapan kadar zat aktif dalam sediaan
(sesuai monografi masing-masing zat
pada FI 4/USP/ BP)
.
(sesuai monografi masing-masing zat
pada FI 4/USP/ BP)
.
Untuk keterangan identifikasi dan penetapan dengan
metode kromatografi, lihat
Suplemen FI4 hal 1550
Kromatografi <931>.
Penentuan pH larutan
:
FI IV hal 1039 <1071>, Suplemen I
FI IV hal 1572
, dibutuhkan 1 botol.
pH meter dikalibrasi menggunakan buffer standar(atau disesuaikan
dengan alat pH meter yang digunakan)
EVALUASI SEDIAAN
Evaluasi Biologi
Jumlah cemaran mikroba
(Uji Batas Mikroba):
FI IV hal
847 - 854 <51>FI V hal 1325-1330
Untuk sediaan antibiotik dilakukan
Penetapan Potensi
Antibiotik
secara Mikrobiologi:
FI IV hal 891- 899 <131>,
Antibiotik
secara Mikrobiologi:
FI IV hal 891- 899 <131>,
suplemen I FI IV hal. 1519
Uji Efektivitas Pengawet
:
FI IV hal 854 – 855 <61>FI V