1
Sediaan Likuid-Semisolid Non-Steril
FK3131
Dasar-dasar Teknologi Sediaan Farmasi Dr. apt. Satrialdi
KK Farmasetika
Sekolah Farmasi ITB
2
Jadwal Kuliah
Suspensi & Emulsi 5 Oktober 2021 Larutan & Eliksir 28 September 2021
Salep & Pasta
19 Oktober 2021 Krim & Gel
26 Oktober 2021
3
LARUTAN DAN ELIKSIR
FK3131
Dasar-dasar Teknologi Sediaan Farmasi Dr. apt. Satrialdi
KK Farmasetika
Sekolah Farmasi ITB
4
Capaian Pembelajaran
Menjelaskan teknik pembuatan larutan &
eliksir
Membuat formula umum larutan &
eliksir
Menjelaskan evaluasi in process control (IPC) sediaan larutan (oral & non-oral)
Image source: https://www.pharmacy-tech-test.com/liquid-dosage-forms.html
Mahasiswa mampu:
5
Pendahuluan
67,9% 47,5% 18,3%
Hasil studi tren preferensi jenis sediaan farmasi oral pada responden anak berusia 0-18 tahun
Alessandrini E., et. al., 2021, Pharmaceutics, 13, 730
6
Klasifikasi Sediaan Cair
Sediaan Cair
Dispersi Molekular
(homogen) Dispersi Makromolekular
(heterogen) Larutan
Eliksir
Suspensi Emulsi
*Sediaan rekonstitusi berbentuk larutan atau suspensi
Monofasik Bifasik
7
Sediaan Larutan
“Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut (terdispersi secara molekuler) dalam pelarut yang sesuai atau campuran
pelarut yang saling bercampur”
Farmakope Indonesia Edisi V, 2014
Administrasi Rute
Oral, Rongga mulut, Topikal, Otik, Okular, Nasal,
Pulmonari, Rektal, Vaginal, Parenteral
Sistem Pelarut dan Zat Terlarut
Sirup: larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain dalam kadar tinggi
Eliksir: larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven Spirit: larutan yang mengandung bahan aromatik di dalam etanol Air aromatik: sama seperti spirit dengan air sebagai pelarut
Tingtur: larutan mengandung etanol atau hidroalkohol dibuat dari
bahan tumbuhan atau senyawa kimia
8
Sediaan Larutan
✓ Mudah digunakan untuk pasien yang kesulitan menelan (lansia dan anak- anak)
✓ Mudah dalam pengaturan dosis dengan mengubah volume pemberian
✓ Zat aktif dalam kondisi terlarut → dapat segera diabsorpsi
✓ Rasa pahit zat aktif dapat ditutupi
❖ Tidak cocok untuk zat aktif yang tidak stabil dalam larutan
❖ Kelarutan zat aktif yang sangat rendah menyulitkan proses formulasi
❖ Sediaan berbentuk bulky dan sulit untuk dibawa
❖ Membutuhkan keakuratan dalam mengukur dosis pemberian
[KEUNGGULAN] [KEKURANGAN]
9
Sediaan Larutan
Preformulasi
• Sifat fisikokimia
• Permasalahan farmasetika
Formulasi
• Bentuk sediaan
• Eksipien
Manufaktur
• IPC
• Evaluasi
*Dosis/kekuatan sediaan, tujuan penggunaan, rute administrasi
10
Preformulasi
❖ Organoleptik: bau, rasa→ penutup bau/rasa ( sweetening, flavouring, colouring agent )
❖ Kelarutan, terutama di dalam air→ upaya peningkatan kelarutan
❖ Stabilitas, terhadap cahaya, panas, dan reaksi kimia (oksidasi, hidrolisis)
→ kondisi optimum pembuatan, penyimpanan, kemasan, pH, dan penambahan antioksidan, dll.
❖ Inkompatibilitas → bahan tambahan di dalam formula
11
Definisi Kelarutan
Kuantitatif:
Konsentrasi zat terlarut (solute) dalam larutan jenuh pada suhu tertentu
*Larutan jenuh: zat terlarut di dalam larutan berada dalam kondisi kesetimbangan dengan fase padatnya
Kualitatif:
Interaksi spontan antara dua atau lebih bahan untuk membentuk dispersi
molekular yang homogen
12
Pernyataan kelarutan
Istilah kelarutan Jumlah bagian pelarut yang diperlukan
untuk melarutkan 1 bagian zat Rentang kelarutan (mg/mL)
Sangat mudah larut/ very soluble Kurang dari 1 ≥ 1000
Mudah larut/ freely soluble 1-10 100-1000
Larut/ soluble 10-30 33-100
Agak sukar larut/ sparingly soluble 30-100 10-33
Sukar larut/ slightly soluble 100-1000 1-10
Sangat sukar larut/ very slightly soluble 1000-10.000 0,1-1
Praktis tidak larut/ practically insoluble Lebih dari 10.000 ≤ 0,1 Chloramphenicol : sukar larut dalam air (1 dalam 400)
Ibuprofen : Praktis tidak larut dalam air (0,021 mg/mL in 20 °C)
13
Kelarutan dan Kekuatan Sediaan
Kelarutan dan kekuatan sediaan pada sediaan cair
❑ Kelarutan tinggi, kelarutan > kekuatan sediaan → Larutan Sejati
❑ Kelarutan sedang, kelarutan < kekuatan sediaan → Eliksir
❑ Kelarutan rendah, kelarutan << kekuatan sediaan → Suspensi
Parasetamol ( acetaminophen )
✓ Larut 1 dalam 70 air dingin; 1 dalam 20 air
mendidih; 1 dalam 7 etanol; 1 dalam 9 propilen glikol
✓ pH 4,0-6,9 (Farmakope Indonesia V, hal. 1000)
Eliksir: kekuatan 120 mg/5 mL
Suspensi: kekuatan 250 mg/5 mL
14
Formulasi
❑ Zat aktif
❑ Pelarut
❑ Bahan pengawet
❑ Antioksidan
❑ Agen pengkhelat
❑ Dapar atau pH adjuster
❑ Bahan pemanis
❑ Bahan peningkat viskositas
❑ Perasa
❑ Pewarna
“Menjaga keamanan, efikasi, dan kualitas produk selama usia simpan”
16
Pelarut
➢ Air murni ( Purified Water, USP ) -- air minum yang dimurnikan dengan cara deionisasi, destilasi, penukar ion ( ion exchange ), osmosis balik ( reverse osmosis ), filtrasi, atau cara purifikasi lain yang cocok; residu zat padat tidak lebih dari 0,001%
➢ Faktor yang mempengaruhi kelarutan:
▪ Jenis pelarut & Konstanta dielektrik (K d )
▪ pH
▪ Suhu
▪ Bentuk & ukuran partikel zat
▪ Kehadiran zat lain seperti surfaktan, pembentuk kompleks, ion sejenis, dll
17
Jenis Pelarut dan Konstanta Dielektrik
❑ Kelarutan suatu zat sangat dipengaruhi oleh polaritas pelarut -- “like dissolves like”
❑ Kelarutan molekul elektrolit lemah dan non-polar rendah di dalam air
❑ Strategi: penggunaan pelarut campur ( co-solvent ) → Co-solvency
❑ Contoh pelarut campur: etanol, gliserin (gliserol), propilen glikol, polietilen glikol (PEG) berbobot molekul rendah
❑ Penambahan pelarut campur dengan polaritas berbeda dapat mengubah nilai konstanta dielektrik
❑ Pertimbangan pemilihan: ketercampuran, kelarutan dan stabilita zat
aktif, toksisitas, nilai Kd, dan harga
18
❑ Larutkan zat di dalam pelarut yang paling melarutkan → catat volume pelarut yang digunakan (V
P)
❑ Titrasi larutan tersebut menggunakan air hingga diperoleh suatu larutan yang keruh → catat jumlah air yang digunakan (V
A)
❑ Hitung nilai Kd zat menggunakan persamaan berikut ini:
❑ Cara lain: zat didispersikan dalam air kemudian dititrasi menggunakan pelarut yang paling melarutkan hingga terbentuk larutan jernih
𝑲
𝒅= 𝑽
𝑷𝑽
𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍× 𝑲
𝒅 𝑷+ 𝑽
𝑨𝑽
𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍× 𝑲
𝒅 𝑨Cara menentukan K d suatu zat
EDUNEX ITB
19
Jenis Pelarut dan Konstanta Dielektrik
❑ Batasan penggunaan etanol pada produk OTC menurut FDA:
❖ Pasien < 6 tahun : ≤ 0,5%
❖ Pasien 6 hingga <12 tahun : ≤ 5%
❖ Pasien ≥ 12 tahun : ≤ 10%
❑ Kadar etanol dalam sediaan harus tercantum
dalam etiket produk dan harus ditentukan sebagai
salah satu spesifikasi produk (1041 Penetapan
Kadar Etanol)
20
Pengaruh pH
✓ Kelarutan asam lemah dan basa lemah dipengaruhi oleh pH -- Persamaan Henderson-Hasselbach Asam lemah: pH > pKa → Kelarutan (↑)
𝑝𝐻 = 𝑝𝐾 𝑎 + 𝑙𝑜𝑔 𝑆 − 𝑆 0 𝑆 0
Basa lemah: pH < pKa → Kelarutan (↑) 𝑝𝐻 = 𝑝𝐾 𝑎 + 𝑙𝑜𝑔 𝑆 0
𝑆 − 𝑆 0
S = kelarutan total
S
0= kelarutan bentuk tidak terionisasi
21
Pengaruh Keberadaan Surfaktan
Critical Micelle Concentration CMC
Hydrophilic head Hydrophobic tail
Amphiphilic molecule
Surf ace tensi on
C surfactant
Hydrophobic drugs